Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Di Depan Trump, Menkes AS Puji Inovasi Sistem Kesehatan RI

    Di Depan Trump, Menkes AS Puji Inovasi Sistem Kesehatan RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di depan Presiden Donald Trump dalam sebuah konferensi pers, Menteri Kesehatan Amerika Serikat Robert F. Kennedy Jr. memuji kemajuan sistem kesehatan yang ada di Indonesia.

    Pria yang akrab di sapa RFK itu mengatakan bahwa ada dua inovasi besar yang dilakukan Indonesia hingga sukses meningkatkan kualitas kesehatan warganya.

    RFK mengatakan hal ini dalam acara “Making Health Technology Great” di Gedung Putih pada 30 Juli lalu. Ia mengatakannya usai bertemu dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pada April lalu.

    “Sekitar tiga minggu yang lalu, saya bertemu dengan menteri kesehatan Indonesia. Indonesia hari ini dianggap sebagai bangsa dengan perkembangan tertinggi di muka bumi,” kata RFK di hadapan Trump, dikutip dari video di YouTube Forbes, Sabtu (8/11/2025).

    “Sejak tahun 1990, mereka telah meningkatkan usia (harapan hidup) perempuan sebesar delapan tahun dan laki-laki sebesar sembilan tahun. Tidak ada negara lain yang memiliki catatan seperti itu,” lanjutnya.

    RFK menjelaskan inovasi pertama yang memungkinkan Indonesia mencapai hasil luar biasa tersebut yaitu kebijakan yang mendorong masyarakat untuk tidak mengonsumsi makanan olahan.

    Di Indonesia, kata dia, masyarakat tak dibolehkan makan makanan olahan dan akan ‘dihukum’ bila mengonsumsinya.

    “Anda dibayar untuk tidak mengonsumsi makanan olahan dan ‘dihukum’ karena makan makanan olahan,” ujarnya.

    Selanjutnya, ada sistem informasi digital yang memungkinkan masyarakat memantau catatan kesehatan masing-masing.

    Ia menilai, sistem ini benar-benar mengubah Indonesia karena selain memudahkan warga, juga memudahkan tenaga kesehatan (nakes) memberikan layanan kesehatan terbaik dan tepat.

    “Dia (Menkes Budi) menunjukkan aplikasi yang digunakan di Indonesia, di mana setiap orang punya catatan kesehatan seperti tinggi badan, berat badan, golongan darah, BMI, rekam jantung, diabetes, kolesterol, serta catatan kesehatan lain,” kata RFK.

    “Jika seseorang pergi ke dokter di kota lain, mereka tidak perlu melakukan seperti yang kita lakukan di sini, yakni duduk dengan clipboard dan mesin faks untuk memperoleh catatan kesehatan pasien. Semua itu sudah tersedia dan itu memungkinkan tenaga kesehatan memberikan pengobatan yang lebih baik,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, RFK juga mengatakan ada aplikasi di Indonesia yang mirip dengan Yuka milik Prancis, yang memberikan individu sejumlah pilihan makanan sehat saat mendatangi toko.

    “Jika Anda memiliki catatan medis, Anda bisa mendapatkan rekomendasi yang dipersonalisasi dan aplikasi itu juga akan memberi Anda saran mengenai alternatif yang lebih baik,” ucapnya.

    Diketahui pada April lalu, Menkes Budi bertemu RFK di Washington DC. Dalam pertemuan tersebut, kedua Menteri Kesehatan berbagi pandangan mengenai kebijakan dan sistem kesehatan yang tengah dijalankan, serta strategi untuk meningkatkan layanan kesehatan di masing-masing negara.

    Budi saat itu menjelaskan soal program Cek Kesehatan Gratis yang sedang dilakukan di Indonesia.

    Program ini bertujuan mengendalikan faktor risiko, mendeteksi penyakit sejak dini, beserta memberikan pengobatan yang lebih cepat. Pada kesempatan tersebut, Budi turut memperkenalkan sistem informasi digital RI yang dirancang untuk mendukung pelaksanaan program tersebut.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tamu Tiba-tiba Pingsan, Acara Trump di Gedung Putih Terhenti

    Tamu Tiba-tiba Pingsan, Acara Trump di Gedung Putih Terhenti

    Washington DC

    Sebuah acara yang digelar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih terhenti saat salah satu tamu undangan, seorang petinggi perusahaan farmasi, tiba-tiba jatuh pingsan. Insiden ini terjadi saat Trump mengumumkan pemotongan harga obat obesitas.

    Imbasnya, Trump terpaksa menunda acara di Gedung Putih tersebut.

    Insiden itu, seperti dilansir AFP dan Anadolu Agency, Jumat (7/11/2025), terjadi ketika salah satu petinggi dari dua perusahaan farmasi yang diundang untuk mengumumkan kesepakatan harga itu sedang berbicara pada Kamis (6/11). Tiba-tiba, seorang pria yang ada di belakangnya tumbang ke lantai.

    Pria yang pingsan di Gedung Putih itu diidentifikasi sebagai Gordon Findlay, yang merupakan perwakilan Novo Nordisk.

    Trump yang saat itu sedang duduk di mejanya di Ruang Oval, segera berdiri dan tetap berada di belakang mejanya, sementara beberapa orang lainnya membantu pria yang pingsan tersebut.

    Salah satu yang memberikan bantuan adalah Mehmet Oz, seorang dokter yang menjabat menjadi administrator Pusat Layanan Medicare dan Medicaid di pemerintahan Trump.

    “Unit Medis Gedung Putih segera bertindak, dan pria itu dalam keadaan baik-baik saja,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, dalam pernyataannya.

    Trump berdiri di belakang mejanya di Ruang Oval Gedung Putih saat salah satu tamu undangan jatuh pingsan Foto: ANDREW CABALLERO-REYNOLDS/AFP

    Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, Robert F Kennedy Jr, juga hadir dalam acara itu namun dengan cepat meninggalkan ruangan saat insiden itu terjadi. Menurut wakil juru bicara Gedung Putih, Kush Desai, Kennedy “bergegas mencari bantuan medis sementara yang lainnya merawat pria tersebut”.

    Para wartawan yang hadir dalam acara itu dikawal keluar ruangan, dan siaran dipotong setelah insiden itu.

    Acara tersebut dilanjutkan sekitar satu jam kemudian. Trump, dalam pernyataannya, mengatakan bahwa Findlay “sedikit pusing” dan “tumbang”. Dia mengatakan sang petinggi farmasi itu “baik-baik saja”.

    “Mereka baru saja membawanya keluar, dan dia mendapatkan dokter di sini. Tapi dia baik-baik saja,” kata Trump mengomentari insiden tersebut saat acara kembali dimulai di Gedung Putih.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Trump Bilang Pasukan Internasional Akan Berada di Gaza Segera

    Trump Bilang Pasukan Internasional Akan Berada di Gaza Segera

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia mengharapkan pasukan stabilisasi internasional yang dikoordinasi AS akan berada di Gaza “segera.”

    Pasukan multinasional tersebut merupakan bagian dari rencana pemerintahan pascaperang Trump untuk Gaza. Pasukan internasional itu kemungkinan mencakup pasukan dari Mesir, Qatar, Turki, dan Uni Emirat Arab.

    Rencana tersebut membantu menghasilkan gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas pada 10 Oktober, tetapi krisis kemanusiaan di Gaza belum mereda.

    “Ini akan segera terjadi. Dan Gaza berjalan dengan sangat baik,” kata Trump dalam sebuah acara di Gedung Putih bersama para pemimpin Asia Tengah pada Kamis (6/11) waktu setempat.

    “Anda belum banyak mendengar tentang masalah-masalah ini, dan saya katakan, kami memiliki negara-negara yang telah menjadi sukarelawan jika ada masalah dengan Hamas,” ujar Trump, dilansir kantor berita AFP, Jumat (7/11/2025).

    Pasukan tersebut seharusnya melatih dan mendukung polisi Palestina yang telah diseleksi di Jalur Gaza, dengan dukungan dari Mesir dan Yordania.

    Misi ini juga akan bertugas mengamankan wilayah perbatasan dan mencegah penyelundupan senjata ke Hamas.

    Sebelumnya pada hari Rabu lalu, Amerika Serikat mengedarkan rancangan atau draf resolusi Dewan Keamanan PBB kepada negara-negara mitra yang bertujuan untuk memperkuat rencana Trump, termasuk dengan memberikan lampu hijau bagi pasukan internasional tersebut.

    Duta Besar (Dubes) AS untuk PBB, Mike Waltz, membagikan rancangan tersebut kepada 10 anggota Dewan Keamanan dan beberapa mitra regional — Mesir, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Turki — kata juru bicara misi AS dalam sebuah pernyataan.

    Menurut sumber-sumber diplomatik, beberapa negara telah menunjukkan kesediaan mereka untuk berpartisipasi dalam pasukan tersebut. Namun, mereka bersikeras harus ada mandat Dewan Keamanan PBB sebelum benar-benar mengerahkan pasukan ke wilayah Palestina.

    Sementara itu, kepala Komando Pusat AS, komando militer yang bertanggung jawab atas Timur Tengah, mengatakan bulan lalu dalam kunjungan ke Gaza, bahwa tidak ada pasukan AS yang akan dikerahkan ke wilayah Palestina itu.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • AS Bersiap Tempatkan Militernya di Pangkalan Udara Damaskus Suriah

    AS Bersiap Tempatkan Militernya di Pangkalan Udara Damaskus Suriah

    Damaskus

    Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang mempersiapkan kehadiran militernya di sebuah pangkalan udara di Damaskus, ibu kota Suriah. Hal tersebut bertujuan untuk membantu mewujudkan pakta keamanan, yang dimediasi oleh Washington, antara Suriah dan Israel.

    Dilansir Reuters, Jumat (7/11/2025), rencana AS untuk menempatkan pasukan militer di ibu kota Suriah, yang belum pernah dilaporkan itu, akan menjadi tanda penyelarasan strategis Suriah dengan AS, setelah lengsernya pemimpin lama negara itu, Bashar al-Assad, tahun lalu.

    Persiapan membangun kehadiran militer AS di Damaskus itu diungkapkan oleh enam sumber yang mengetahui persiapan tersebut, yang berbicara kepada Reuters. Keenam sumber itu termasuk dua pejabat negara Barat dan seorang pejabat pertahanan Suriah.

    Sumber-sumber yang dikutip Reuters itu mengonfirmasi bahwa AS berencana menggunakan pangkalan tersebut untuk membantu memantau potensi perjanjian antara Suriah dan Israel.

    Pangkalan yang akan menampung militer AS itu dilaporkan terletak di gerbang menuju wilayah selatan Suriah, yang diperkirakan akan membentuk zona demiliterisasi sebagai bagian dari pakta non-agresi antara Damaskus dan Tel Aviv. Kesepakatan itu sedang dimediasi oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

    Trump dijadwalkan akan bertemu Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa di Gedung Putih pada Senin (10/11) pekan depan. Itu akan menjadi kunjungan pertama seorang kepala negara Suriah ke Gedung Putih.

    Pentagon dan pemerintah Suriah belum memberikan tanggapan langsung atas laporan tersebut.

    Seorang pejabat pemerintah AS, yang tidak disebut namanya, mengatakan bahwa Washington “terus mengevaluasi postur yang diperlukan di Suriah untuk memerangi ISIS (Islamic State) secara efektif dan (kami) tidak mengomentari lokasi atau kemungkinan lokasi (tempat) pasukan beroperasi”.

    Lebih lanjut, seorang pejabat militer Barat yang dikutip Reuters mengatakan bahwa Pentagon mempercepat rencananya selama dua bulan terakhir dengan beberapa misi pengintaian ke pangkalan tersebut. Misi-misi tersebut menyimpulkan bahwa landasan pacu yang panjang di sana siap untuk segera digunakan.

    Dua sumber militer Suriah menyebut bahwa pembicaraan teknis difokuskan pada penggunaan pangkalan itu untuk logistik, pengintaian, pengisian bahan bakar, dan operasi kemanusiaan, sementara Damaskus akan mempertahankan kedaulatan penuh atas fasilitas tersebut.

    Salah satu pejabat pertahanan Suriah mengungkapkan bahwa pesawat angkut militer C-130 milik AS telah melakukan pendaratan di pangkalan itu sebagai “uji coba”. Namun tidak diketahui secara jelas kapan para personel militer AS akan dikirimkan ke pangkalan tersebut.

    Sebelumnya, Al-Sharaa mengatakan bahwa setiap kehadiran pasukan AS harus disetujui oleh negara Suriah yang baru.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Trump Bilang Pasukan Internasional Akan Berada di Gaza Segera

    Trump Umumkan Kazakhstan Normalisasi Hubungan dengan Israel

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa Kazakhstan akan bergabung dengan Abraham Accords atau Perjanjian Abraham, yang mengatur kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel. Trump juga mengatakan bahwa seremoni penandatangan perjanjian itu akan dilakukan dalam waktu dekat.

    Pengumuman itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/11/2025), disampaikan Trump via postingan media sosial Truth Social pada Kamis (6/11), dengan dia mengatakan dirinya baru saja melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev.

    “Kazakhstan merupakan negara pertama di masa jabatan kedua saya yang bergabung dengan Abraham Accords, yang pertama dari sekian banyak negara lainnya,” kata Trump dalam postingannya.

    “Ini merupakan langkah maju yang besar dalam membangun jembatan di seluruh dunia. Saat ini, semakin banyak negara yang berbaris untuk mewujudkan Perdamaian dan Kemakmuran melalui Abraham Accords,” sebutnya.

    “Kami akan segera mengumumkan Seremoni Penandatanganan untuk meresmikannya, dan masih banyak negara lainnya yang berupaya bergabung dengan klub KEKUATAN ini,” ucap Trump dalam pernyataannya.

    “Masih banyak lagi yang akan datang dalam menyatukan negara-negara untuk Stabilitas dan Pertumbuhan — Kemajuan nyata, hasil nyata. DIBERKATILAH PARA PEMBAWA PERDAMAIAN!” ujar sang Presiden AS dalam postingannya.

    Pengumuman itu disampaikan setelah Trump bertemu Tokayev bersama empat pemimpin negara Asia Tengah lainnya dari Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan di Gedung Putih pada Kamis (6/11), seiring upaya AS memperkuat pengaruh di kawasan yang sejak lama didominasi Rusia dan didekati oleh China.

    Sementara itu, pemerintah Kazakhstan dalam pernyataannya mengatakan bahwa persoalan tersebut berada dalam tahap akhir negosiasi.

    “Aksesi yang kami antisipasi ke dalam Abraham Accords merupakan kelanjutan yang wajar dan logis dari arah kebijakan luar negeri Kazakhstan — yang didasarkan pada dialog, sikap saling menghormati, dan stabilitas regional,” sebut pemerintah Kazakhstan dalam pernyatananya.

    Kazakhstan sebenarnya telah menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi penuh dengan Israel, yang berarti langkah tersebut sebagian besar bersifat simbolis.

    Seorang sumber yang dikutip Reuters mengatakan bahwa AS berharap bergabungnya Kazakhstan akan membantu menghidupkan kembali Abraham Accords, yang perluasannya tertunda selama perang Gaza berkecamuk.

    Trump berulang kali mengatakan bahwa dirinya ingin memperluas perjanjian yang dia mediasi dengan beberapa negara Arab selama masa jabatan pertamanya. Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020 di bawah Abraham Accords yang dimediasi Trump.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Ternyata Trump Doyan Bikin Video AI ‘Palsu’: Jadi Raja hingga Superman

    Ternyata Trump Doyan Bikin Video AI ‘Palsu’: Jadi Raja hingga Superman

    Jakarta CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kini meningkatkan penggunaan konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) sebagai strategi komunikasi inti di Gedung Putih. Pemanfaatan citra hyper-realistis ini menjadi senjata baru sepanjang pemerintahan keduanya, untuk memoles citra mantan pengusaha tersebut.

    Penggunaan AI sangat terlihat terutama di saluran media sosialnya, Truth Social. AI dimanfaatkan untuk mengagungkan dirinya sendiri dan menyerang kritikus-kritikusnya, terutama terkait hal-hal kontroversi.

    Mengutip AFP, Kamis (6/11/2025), sejumlah konten AI yang dipublikasikan oleh Trump atau Gedung Putih telah melewati batas antara kampanye politik dan distorsi realitas.

    Bulan lalu, Trump memposting video palsu yang menunjukkan dirinya mengenakan mahkota dan menerbangkan jet tempur berlabel “King Trump”, yang menjatuhkan sesuatu yang tampak seperti kotoran ke kerumunan pengunjuk rasa penentangnya.

    Klip itu, diiringi lagu “Danger Zone” dari Kenny Loggins. Video diposting pada hari yang sama dengan protes nasional “No Kings” terhadap perilaku otoriter yang dituduhkan padanya.

    Lalu, Gedung Putih juga memposting gambar AI yang menggambarkan Trump sebagai Superman di tengah spekulasi media sosial tentang kesehatannya. Gambar lain menunjukkan dirinya berpakaian seperti Paus, mengaum di samping singa, atau memimpin orkestra di Kennedy Center.

    Selain itu, Trump secara rutin menggunakan AI untuk mengejek lawan-lawan politiknya. Pada bulan Juli, ia memposting video AI mantan Presiden Barack Obama ditangkap dengan mengenakan pakaian tahanan berwarna oranye.

    Ia juga memposting klip AI Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries, politisi AS yang berkulit hitam, mengenakan kumis palsu. Ia pun dikecam Jeffries sebagai seorang rasis.

    Citra palsu yang dibuat ini berhasil menipu beberapa pengguna media sosial yang mempertanyakan keasliannya. Para kritikus menyebut bahwa AI generatif yang tidak diatur adalah alat yang sempurna bagi seseorang seperti Trump untuk menarik perhatian publik dan mendistorsi realitas.

    “Trump memperdagangkan disinformasi secara online dan offline untuk meningkatkan citranya sendiri, menyerang musuh-musuhnya, dan mengendalikan wacana publik,” kata penasihat senior di kelompok advokasi Free Press, Nora Benavidez.

    Beberapa pengamat melihat strategi ini lebih sebagai kampanye melalui “trolling” daripada upaya aktif untuk menyebarkan keyakinan palsu.

    “Saya melihat perilakunya lebih sebagai kampanye melalui trolling daripada upaya aktif untuk menyebarkan keyakinan palsu bahwa gambar-gambar ini menggambarkan realitas,” jelas Joshua Tucker, co-direktur Pusat Media Sosial dan Politik New York University.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Trump Bujuk RI – Arab Saudi Gabung Abraham Accords

    Video: Trump Bujuk RI – Arab Saudi Gabung Abraham Accords

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump tengah membujuk negara lain, terutama Indonesia dan Arab Saudi untuk bergabung dengan Abraham Accords, sebuah perjanjian untuk menjalin hubungan resmi dengan Israel. Menurut seorang pejabat senior pemerintah AS, para pejabat Gedung Putih yakin bahwa kesepakatan gencatan senjata permanen di jalur Gaza, dapat membuka jalan bagi Indonesia dan Arab Saudi, untuk menjalin relasi dengan Israel.

    Selengkapnya dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, Kamis (06/11/2025).

  • Zohran Mamdani Umumkan Tim Transisi, Semua Anggota Diisi Perempuan

    Zohran Mamdani Umumkan Tim Transisi, Semua Anggota Diisi Perempuan

    Jakarta

    Zohran Mamdani mengumumkan tim transisi usai terpilih sebagai Wali Kota New York. Seluruh anggota tim transisi itu diisi oleh perempuan.

    Dilansir The Guardian, Kamis (6/11/2025), pengumuman tim transisi itu disampaikan Zohran di Queens, New York, Amerika Serikat (AS), pada Rabu (5/11) waktu setempat. Tim tersebut dipimpin oleh Elana Leopold sebagai direktur eksekutif.

    Tim ini juga beranggotakan mantan Wakil Wali Kota New York pertama; Maria Torres-Springer, mantan Ketua Komisi Perdagangan Federal AS; Lina Khan, Presiden dan CEO United Way; Grace Bonilla dan mantan Wakil Wali Kota untuk Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan New York; Melanie Hartzog.

    “Dalam beberapa bulan mendatang, saya dan tim saya akan membangun balai kota yang mampu memenuhi janji-janji kampanye ini,” kata Mamdani.

    “Kami akan membentuk pemerintahan yang cakap dan penuh kasih sayang, berintegritas, dan bersedia bekerja keras seperti jutaan warga New York yang menjadikan kota ini sebagai rumah mereka,” sambungnya.

    “Kita punya waktu 57 hari dan itu adalah 57 hari untuk mulai melakukan persiapan,” katanya.

    “Beberapa bulan yang lalu saya meminta para pendukung di seluruh kota untuk berhenti berdonasi, dan hari ini saya meminta mereka untuk mulai lagi,” kata Mamdani.

    Ia menjelaskan bahwa tim transisinya akan membutuhkan staf, penelitian, dan infrastruktur yang semuanya membutuhkan pendanaan.

    “Dan saya senang karena proyek ini akan didanai oleh orang-orang yang membawa kita ke titik ini, para pekerja yang tertinggal akibat politik kota ini,” tambah Mamdani.

    Mamdani mengaku belum mendapatkan pesan dari Gedung Putih usai kemenangannya di Pemilihan Wali Kota New York. Namun, ia mengaku menantikan kesempatan untuk berdiskusi dengan Presiden AS Donald Trump.

    “Saya menantikan untuk berdiskusi dan menegaskan bahwa jika ada sesuatu yang perlu dibicarakan yang dapat bermanfaat bagi warga kota ini, saya siap dan bersedia untuk membicarakannya dengan siapa pun,” katanya.

    (ygs/ygs)

  • Zohran Mamdani Umumkan Tim Transisi, Semua Anggota Diisi Perempuan

    Zohran Mamdani Umumkan Tim Transisi, Semua Anggota Diisi Perempuan

    Jakarta

    Zohran Mamdani mengumumkan tim transisi usai terpilih sebagai Wali Kota New York. Seluruh anggota tim transisi itu diisi oleh perempuan.

    Dilansir The Guardian, Kamis (6/11/2025), pengumuman tim transisi itu disampaikan Zohran di Queens, New York, Amerika Serikat (AS), pada Rabu (5/11) waktu setempat. Tim tersebut dipimpin oleh Elana Leopold sebagai direktur eksekutif.

    Tim ini juga beranggotakan mantan Wakil Wali Kota New York pertama; Maria Torres-Springer, mantan Ketua Komisi Perdagangan Federal AS; Lina Khan, Presiden dan CEO United Way; Grace Bonilla dan mantan Wakil Wali Kota untuk Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan New York; Melanie Hartzog.

    “Dalam beberapa bulan mendatang, saya dan tim saya akan membangun balai kota yang mampu memenuhi janji-janji kampanye ini,” kata Mamdani.

    “Kami akan membentuk pemerintahan yang cakap dan penuh kasih sayang, berintegritas, dan bersedia bekerja keras seperti jutaan warga New York yang menjadikan kota ini sebagai rumah mereka,” sambungnya.

    “Kita punya waktu 57 hari dan itu adalah 57 hari untuk mulai melakukan persiapan,” katanya.

    “Beberapa bulan yang lalu saya meminta para pendukung di seluruh kota untuk berhenti berdonasi, dan hari ini saya meminta mereka untuk mulai lagi,” kata Mamdani.

    Ia menjelaskan bahwa tim transisinya akan membutuhkan staf, penelitian, dan infrastruktur yang semuanya membutuhkan pendanaan.

    “Dan saya senang karena proyek ini akan didanai oleh orang-orang yang membawa kita ke titik ini, para pekerja yang tertinggal akibat politik kota ini,” tambah Mamdani.

    Mamdani mengaku belum mendapatkan pesan dari Gedung Putih usai kemenangannya di Pemilihan Wali Kota New York. Namun, ia mengaku menantikan kesempatan untuk berdiskusi dengan Presiden AS Donald Trump.

    “Saya menantikan untuk berdiskusi dan menegaskan bahwa jika ada sesuatu yang perlu dibicarakan yang dapat bermanfaat bagi warga kota ini, saya siap dan bersedia untuk membicarakannya dengan siapa pun,” katanya.

    (ygs/ygs)

  • Direstui Trump, Amerika Tanam Uang AI di Negara Arab Rp 250 Triliun

    Direstui Trump, Amerika Tanam Uang AI di Negara Arab Rp 250 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Microsoft resmi menambah investasinya di Uni Emirat Arab (UEA) hingga mencapai US$15 miliar atau sekitar Rp250 triliun hingga akhir 2029.

    Investasi jumbo ini mendapat restu langsung dari pemerintahan Donald Trump untuk mengekspor chip kecerdasan buatan (AI) Nvidia ke pusat data Microsoft di negara Teluk tersebut.

    UEA selama beberapa tahun terakhir gencar menggelontorkan dana miliaran dolar untuk menjadikan dirinya sebagai pusat kecerdasan buatan (AI) global, dengan memanfaatkan hubungan eratnya dengan Washington guna mendapatkan akses ke teknologi Amerika Serikat, termasuk chip-chip tercanggih di dunia.

    “Porsi terbesar dari investasi itu, baik di masa lalu maupun ke depan, adalah untuk perluasan pusat data AI di seluruh UEA,” ujar Brad Smith, Wakil Ketua dan Presiden Microsoft, dikutip dari Reuters, Selasa (4/11/2025).

    Sejak 2023, Microsoft telah menanamkan US$7,3 miliar di UEA, dan akan menambah US$7,9 miliar lagi hingga 2029. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan dan perluasan pusat data AI serta infrastruktur cloud di kawasan tersebut.

    Smith menambahkan, sebagian chip Nvidia yang masuk dalam persetujuan ekspor belum dikirim, namun dipastikan akan tiba dalam beberapa bulan ke depan. Chip-chip tersebut akan digunakan untuk mendukung operasi pusat data milik Microsoft di UEA.

    Izin ekspor itu memungkinkan Microsoft mengakumulasi chip setara 21.500 GPU Nvidia A100, yang mencakup model A100, H100, dan H200. Pada September lalu, Gedung Putih juga menyetujui tambahan ekspor setara 60.400 chip A100, termasuk GPU Nvidia GB300 yang lebih canggih, setelah memperbarui pengamanan teknologinya.

    Tahun lalu, Microsoft menginvestasikan US$1,5 miliar di G42, perusahaan AI asal Abu Dhabi. Kerja sama itu memberi Microsoft kursi di dewan direksi G42 yang kini diisi oleh Brad Smith.

    Namun, hubungan masa lalu G42 dengan China sempat menimbulkan kekhawatiran di Washington. Pemerintah AS menyoroti potensi Beijing mendapatkan akses ke semikonduktor canggih melalui pihak ketiga seperti UEA.

    G42 menyatakan telah bekerja sama dengan mitra AS dan pemerintah UEA untuk mematuhi standar pengembangan dan penerapan AI. Smith menegaskan perusahaan tersebut telah menunjukkan “kemajuan besar” dalam memenuhi regulasi hukum AS.

    Meski disetujui pemerintahan Trump, kesepakatan ini mendapatkan kritik dari parlemen AS. Ketua Komite Seleksi DPR AS untuk Urusan China, John Moolenaar, menyebut UEA masih memiliki hubungan teknologi erat dengan China.

    “Saya menyambut baik prospek kolaborasi teknologi yang lebih dekat dengan UEA, tetapi hal itu hanya bisa terjadi jika UEA secara pasti dan tak dapat dibalik lagi memilih berpihak kepada Amerika,” kata Moolenaar.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]