Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Jejak UU Tarif AS Tahun 1930 yang Picu Resesi Ekonomi Global

    Jejak UU Tarif AS Tahun 1930 yang Picu Resesi Ekonomi Global

    Jakarta

    Serangan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini menempatkan dunia di ambang perang dagang baru yang penuh dengan ketidakpastian.

    Sejak kembali ke Gedung Putih pada 20 Januari silam, Trump sudah memberlakukan tarif terhadap berbagai negara dan produk.

    Namun pada 2 April lalu, pada hari yang disebutnya sebagai “Hari Pembebasan,” Trump mengumumkan penerapan tarif sebesar 10% pada semua produk impor yang masuk ke AS.

    Selain itu, dia juga menerapkan tarif yang lebih tinggi untuk puluhan negara, termasuk China (34%) dan Uni Eropa (20%), yang diklaim Trump menyebabkan AS mengalami defisit perdagangan yang besar.

    Tindakan Trump memicu gelombang kritik terhadap Washington, dan tindakan balasan tarif telah mulai bermunculan dari sejumlah negara, termasuk China.

    Bagi sejumlah analis, apa yang terjadi saat ini mengingatkan kita pada momen kritis dalam ekonomi global yang terjadi hampir 100 tahun lalu.

    Nasionalisme

    Pada tahun 1930, era proteksionisme perdagangan dimulai.

    Pada Juni tahun itu, Undang-Undang Tarifjuga dikenal sebagai Undang-Undang Smoot-Hawley diberlakukan di AS setelah dipromosikan oleh Senator Reed Smoot dan politikus Willis Hawley.

    Pada akhirnya Depresi Besar terjadi selama satu dekade ke depan, memicu resesi ekonomi, penurunan tajam dalam pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan jutaan orang menganggur.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Sebuah anekdot yang dilaporkan dalam sebuah artikel mahjalah The Economist menggambarkan dampak undang-undang tersebut.

    “Saya hampir berlutut memohon Herbert Hoover (Presiden AS kala itu) untuk memveto undang-undang tersebut. Undang-undang itu mengintensifkan nasionalisme di seluruh dunia,” kata Thomas Lamont, penasihat presiden dan pemegang saham di bank investasi JP Morgan.

    Beberapa pihak meyakini undang-undang tersebut memainkan peran penting dalam dimulainya Perang Dunia II karena memperkuat posisi seperti yang diambil oleh Adolf Hitler.

    Beberapa analis yakin bahwa undang-undang tersebut memainkan peran penting dalam dimulainya Perang Dunia II karena memperkuat posisi seperti yang diambil oleh Adolf Hitler. (Getty Images)

    Proteksionisme

    Undang-Undang Smoot-Hawley menaikkan tarif impor sekitar 40% hingga 60% terhadap sekitar 900 produk dalam upaya melindungi petani dan sektor bisnis Amerika, menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh Corporate Finance Institute (CFI).

    Editor Encyclopedia Britannica, Adam Augustyn, menjelaskan bahwa pada1920-an, para petani Eropa mulai pulih dari kehancuran yang disebabkan oleh Perang Dunia I.

    Persaingan dan turunnya harga pangan muncul kemudian.

    Baca juga:

    Di sisi lain, para petani terlilit utang dalam upaya meningkatkan produksi mereka.

    Sementara itu, sebagian besar tenaga kerja AS saat itu berada di pedesaansekitar 20%, menurut angka CFI.

    Selama kampanye presiden dalam Pilpres 1928, Herbert Hoover berjanji akan menaikkan harga impor pertanian.

    Namun, begitu ia menjabat, petani Amerika dan pemilik bisnis lainnya mulai melobi pemerintah untuk menerapkan tindakan perlindungan bagi para petani lokal.

    Herbert Hoover adalah Presiden Amerika Serikat saat itu. (Getty Images)

    Undang-Undang Smoot-Hawley diperkenalkan ke Kongres pada Mei 1929 dan ditandatangani oleh Presiden Hoover setahun kemudian, pada 17 Juni 1930.

    Kenaikan tarif ini mempengaruhi berbagai macam impor: telur, pakaian, minyak mentah, dan gula.

    Sulit untuk menghitung persentase kenaikan pajak karena perkiraannya bergantung pada volume atau berat produk, tetapi para ekonom memperkirakan kenaikannya berkisar antara 15% hingga 60%.

    Konsekuensi dari kebijakan tarif AS

    Selama dua tahun setelah penerapan Undang-Undang Smoot-Hawley, impor dan ekspor AS turun sekitar 40%.

    Kanada dan Eropa membalas aksi AS dengan menaikkan tarif pada produk AS.

    Tak hanya itu, beberapa bank mulai bangkrut, dan perdagangan global turun sekitar 65%, menurut beberapa data. Situasi ini menempatkan ekonomi dunia pada titik kritis.

    Sulit untuk mengetahui bagaimana babak baru perang dagang antara AS dan mitra dagang utamanya ini akan berakhir, tetapi studi terkini menunjukkan bahwa tarif akan merugikan pertumbuhan ekonomi dan mendorong inflasi di negara-negara yang terlibat.

    Tarif yang diberlakukan Trump dalam periode pertama pemerintahannya, selain mempengaruhi perusahaan non-AS, juga merugikan perusahaan lokal dan konsumen lokal, menurut beberapa studi akademis.

    Alih-alih membuat warga AS lebih kaya, mereka harus membayar harga yang lebih tinggi.

    Selain itu, penerimaan pajak dari pengenaan tarif sangat rendah dibandingkan dengan apa yang dikumpulkan pemerintah melalui pajak individu dan perusahaan.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Houthi Lancarkan Serangan Drone ke Tel Aviv, AS Beri Peringatkan: Situasi Akan Semakin Buruk! – Halaman all

    Houthi Lancarkan Serangan Drone ke Tel Aviv, AS Beri Peringatkan: Situasi Akan Semakin Buruk! – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi di Yaman kembali meningkatkan tensi konflik dengan meluncurkan serangan terhadap target militer di Tel Aviv, Israel dan dua kapal perang Amerika Serikat (AS) di Laut Merah.

    Pada Senin (7/4/2025), juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menyatakan pasukannya menyerang situs militer di wilayah Yafa, pinggiran Tel Aviv, menggunakan drone “Yafa”, seperti dilaporkan al-Masirah TV.

    “Angkatan bersenjata Yaman melancarkan operasi untuk menghancurkan pangkalan militer Israel di wilayah pendudukan Yafa,” ujar Saree, dikutip dari TASS.

    Drone Yafa disebut sebagai hasil modifikasi dari drone Samad-3 milik Iran, yang memiliki jangkauan jelajah jauh dan mampu menjalankan misi ganda: pengintaian dan serangan.

    Selain menyerang Tel Aviv, Houthi juga mengklaim telah meluncurkan rudal jelajah dan drone ke arah dua kapal perusak milik AS di Laut Merah.

    Serangan ini dikatakan sebagai balasan atas agresi udara AS terhadap Yaman.

    “Serangan ke kapal perang Amerika merupakan tanggapan atas kejahatan AS terhadap rakyat Yaman,” kata Saree.

    Ia merujuk pada serangan udara AS ke sebuah rumah di Sanaa pada Minggu (6/4/2025), yang menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai lebih dari 20 lainnya, termasuk perempuan dan anak-anak.

    Saree menegaskan Houthi akan terus melancarkan operasi hingga agresi Israel ke Jalur Gaza berhenti dan blokade dicabut.

    Kelompok ini menyatakan aksinya sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas dan rakyat Palestina.

    Israel Klaim Tembak Jatuh Drone

    Militer Israel (IDF) mengklaim telah mencegat sebuah drone yang mendekati wilayah udaranya dari arah timur.

    Drone tersebut dihancurkan di atas Gurun Aravah, bagian selatan Israel, menurut laporan The Times of Israel.

    AS Tingkatkan Operasi Militer

    Ketegangan antara Houthi dan AS meningkat sejak 15 Maret, ketika Presiden AS Donald Trump mengizinkan operasi militer untuk menargetkan basis-basis Houthi di Yaman.

    Washington menilai kelompok ini sebagai ancaman terhadap kebebasan navigasi di Laut Merah.

    Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth memperingatkan bahwa operasi militer terhadap Houthi akan terus berlanjut dan menjadi lebih intensif.

    “Ini adalah pekan-pekan yang buruk bagi Houthi, dan akan terus memburuk,” ujarnya dalam konferensi pers usai pertemuan dengan PM Israel Benjamin Netanyahu, seperti dilansir Al Arabiya (8/4/2025).

    Hegseth menyebut serangan udara AS menargetkan bunker senjata, sistem pertahanan udara, dan markas bawah tanah Houthi.

    Ia juga memperingatkan Iran agar menghentikan dukungannya terhadap kelompok tersebut.

    “Kami memiliki lebih banyak opsi dan tekanan untuk diberikan,” tegasnya.

    Dukungan dari Arab Saudi dan Operasi Lanjutan

    Menurut pernyataan Pentagon, Hegseth juga melakukan pembicaraan dengan Menhan Arab Saudi, Pangeran Khalid bin Salman, guna membahas operasi militer terhadap Houthi serta kerja sama pertahanan regional.

    Juru bicara Pentagon Sean Parnell menyatakan bahwa keduanya sepakat pentingnya menegakkan kebebasan navigasi di Laut Merah dan melemahkan kekuatan Houthi.

    Presiden Trump menegaskan bahwa beberapa tokoh senior Houthi telah tewas dalam serangan udara terbaru, meski belum ada bukti publik yang disampaikan oleh Gedung Putih.

    Sebagai bagian dari operasi, militer AS dilaporkan telah mengerahkan pesawat pengebom siluman B-2 di Samudra Hindia, pesawat yang sebelumnya digunakan dalam serangan ke situs bawah tanah Houthi pada Oktober lalu.

    Latar Belakang Konflik dan Eskalasi Terbaru

    Ketegangan ini merupakan kelanjutan dari konflik panjang antara Houthi dan Israel sejak eskalasi di Gaza 2023.

    Meski sempat mereda karena gencatan senjata pada Januari, konflik kembali memanas sejak Maret, ketika Houthi mengancam menyerang kapal dagang dan pangkalan militer Israel.

    Kelompok ini juga memperingatkan akan menyerang kapal komersial yang terkait dengan Israel di perairan Laut Merah dan Selat Bab el-Mandeb.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • 70 Negara Rayu AS, Saling Ajukan Tawaran Menarik Agar Trump Pangkas Tarif Impor – Halaman all

    70 Negara Rayu AS, Saling Ajukan Tawaran Menarik Agar Trump Pangkas Tarif Impor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 70 negara di berbagai belahan dunia saling berlomba merayu AS agar dapat mengajukan negosiasi tarif impor yang diberlakukan Presiden Donald Trump

    Pernyataan itu diungkap  Menteri Keuangan Scott Bessent tepat setelah pemerintahan Trump mengumumkan kebijakan tarif impor mulai dari 10 persen ke 180 negara di seluruh dunia, termasuk ke Indonesia.

    Menkeu Bassent menjelaskan tarif impor diterapkan lantaran negara-negara lain telah memperlakukan AS “dengan buruk” karena mengenakan tarif yang tidak proporsional pada impor AS yang ia sebut sebagai “kecurangan”.

    Sebagai balasannya, Presiden Trump mengenakan tarif kepada negara-negara lain, kira-kira setengah dari tarif yang mereka kenakan kepada AS.

    Agar terhindar dari kebijakan tersebut negara lain harus membayar sejumlah ‘uang’ demi mencabut tarif yang sangat tinggi.

    Trump menggambarkan uang itu digambarkan sebagai obat, yang bisa menahan pertumpahan darah lebih lanjut di pasar keuangan global.

    “Jadi, tarif tersebut tidak akan berlaku secara timbal balik. Saya bisa saja melakukan itu, ya, tetapi akan sulit bagi banyak negara,” kata Trump, dikutip dari Al Jazeera.

    “Kami tidak ingin melakukan itu.” imbuhnya.

    Sementara itu, melansir laman resmi Gedung Putih, tarif resiprokal atau tarif timbal balik Trump dilakukan  dengan cara mengenakan bea ad valorem atau bea masuk tambahan pada barang impor dari semua mitra dagang Amerika Serikat.

    Langkah ini diberlakukan dengan dalih untuk menyeimbangkan kembali arus perdagangan global.

    Imbas kebijakan tersebut kini semua barang yang tidak dibuat di Amerika Serikat akan dikenakan pajak tambahan.

    Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan biaya barang yang akan di dijual ke pasar AS.

    Apabila kenaikan biaya terus terjadi akibatnya, produsen di luar Amerika akan mengalami penurunan dalam volume ekspor mereka, menambah beban suatu negara di tengah ancaman resesi dan gejolak ekonomi pasar global.

    Kekhawatiran ini yang mendorong puluhan negara untuk berbondong-bondong mengajukan negosiasi tarif impor ke pejabat AS. 

    Dengan 70 negara yang tercatat, Bessent menyebut AS akan menghadapi April-Juni yang sibuk dengan negosiasi.

    Dalam hal ini, dia menyinggung Jepang yang akan menjadi prioritas AS. 

    Pasalnya, Jepang dinilai cepat tanggap dan langsung menghubungi Washington untuk mendiskusikan  kesepakatan dalam perdagangan. 

    Negara Asia Lobi Trump Agar Pangkas Tarif Baru AS

    Terbaru, Pemerintah Indonesia dilaporkan tengah mengirimkan tim lobi tingkat tinggi untuk bertandang ke Gedung Putih, usai Presiden AS Donald Trump menjatuhkan tarif impor tinggi sebesar 32 persen kepada barang-barang Indonesia.

    Tak hanya Indonesia, sejumlah negara di Asia termasuk India yang terkena tarif baru Trump juga berupaya keras melobi AS agar memangkas kebijakannya.

    Kementerian Perdagangan dan Perindustrian India mengatakan dalam sebuah pernyataan pada bahwa mereka sedang melangsungkan penyelesaian cepat lewat Perjanjian Perdagangan Bilateral multi-sektoral yang saling menguntungkan dengan AS, pasca Trump memberlakukan tarif impor 26 persen kepada New Delhi.

    Meski Trump memberlakukan tarif impor 26 persen, namun Kementerian Perdagangan dan Perindustrian India menegaskan bahwa negaranya akan “tetap berhubungan” dengan AS terkait tarif terbaru Trump.

    Langkah serupa juga dilakukan pemerintah Vietnam, pasca Trump menghantam ekonomi Vietnam dengan tarif 46 persen pemimpin Vietnam mulai Gerak cepat, melobi Donald Trump untuk mengurangi tarif.

    Menyusul yang lainnya, Israel juga turut mengajukan perundingan dengan pejabat AS untuk mendapat pengurangan tarif yang diberlakukan Trump.

    Upaya ini dilakukan pemerintah Israel usai sekutu dekat AS ini terdampak tarif baru Trump sebesar 17 persen.

    Asosiasi Produsen Israel (MAI) mengatakan pengumuman tarif Trump benar-benar mengejutkan mereka, lantaran keputusan tersebut menimbulkan “tantangan besar” bagi ekonomi Israel.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Airlangga Sebut Ekspor Tembaga-Emas RI Tidak Kena Tarif Tinggi Trump

    Airlangga Sebut Ekspor Tembaga-Emas RI Tidak Kena Tarif Tinggi Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa ekspor tembaga hingga emas dari Indonesia ke Amerika Serikat (AS) tidak dikenakan tarif impor resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Selain itu, menurutnya ekspor furniture RI ke AS juga tidak akan terdampak tarif timbal balik tersebut.

    “Ada pengecualian, emas dan tembaga, termasuk furniture tidak dikenakan bea masuk setinggi itu,” ungkap Airlangga dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Mengapa ketiga produk itu mendapatkan pengecualian tarif resiprokal? Airlangga menyebut, ini dikarenakan perusahaan AS juga memiliki produksi tembaga dan emas di Indonesia. Sementara untuk furniture karena mereka harus mencari alternatif sumber baku lain selain dari Kanada.

    “Kenapa dikecualikan? karena timber (kayo) mereka sedang perang dengan Kanada, jadi mereka cari alternatif lain dan juga copper dan gold karena mereka juga ada produksi di Indonesia,” tandasnya.

    Seperti diketahui, Indonesia dikenakan tarif resiprokal 32% oleh Pemerintahan Donald Trump, yang diumumkan pada Rabu (2/4/2025) waktu setempat.

    Mengutip lembar fakta dari Gedung Putih, ada enam jenis barang yang tidak kenakan tarif resiprokal tersebut, antara lain:

    (1) barang yang dikenakan 50 USC 1702(b)
    (2) barang dari baja/aluminium dan mobil/suku cadang mobil yang sudah dikenakan tarif Section 232
    (3) barang terkait tembaga, farmasi, semikonduktor, dan kayu
    (4) semua barang yang mungkin dikenakan tarif Section 232 di masa mendatang
    (5) emas batangan
    (6) energi serta mineral tertentu lainnya yang tidak tersedia di Amerika Serikat.

    Adapun khusus Kanada dan Meksiko, menurut perintah International Emergency Economic Powers Act of 1977 (IEEPA) terkait migrasi yang ada tetap berlaku, dan tidak terpengaruh aturan baru ini.

    Artinya, barang yang memenuhi ketentuan USMCA akan tetap dikenakan tarif 0%, barang yang tidak memenuhi ketentuan USMCA akan dikenakan tarif 25%, dan energi serta kalium yang tidak memenuhi ketentuan USMCA akan dikenakan tarif 10%.

    Namun jika perintah IEEPA terkait fentanyl/migrasi yang ada dihentikan, barang yang memenuhi ketentuan USMCA akan tetap mendapatkan perlakuan khusus, sedangkan barang yang tidak memenuhi ketentuan USMCA akan dikenakan tarif timbal balik sebesar 12%.

    (wia)

  • Rusia Terus Bombardir Ukraina, Trump Bilang Gini

    Rusia Terus Bombardir Ukraina, Trump Bilang Gini

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan kembali sikapnya menentang bombardir militer Rusia di Ukraina ketika pemerintahannya berupaya mengakhiri pertempuran. Trump mengatakan dirinya “tidak senang” dengan bombardir yang dilancarkan Moskow terhadap Kyiv beberapa waktu terakhir.

    “Saya tidak senang dengan apa yang terjadi (di Ukraina),” ucap Trump saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dilansir AFP, Selasa (8/4/2025).

    Trump menuding Rusia “melakukan pengeboman secara gila-gilaan saat ini” bahkan ketika dia mengatakan kedua negara “hampir” mencapai kesepakatan.

    Moskow dan Kyiv terlibat perang yang berkecamuk selama tiga tahun terakhir, dan Trump menggambarkan serangan tanpa henti oleh Rusia itu sebagai “bukan situasi yang baik”.

    “Jadi kami bertemu dengan Rusia, kami bertemu dengan Ukraina, dan kami sudah hampir mencapai kesepakatan, tetapi saya tidak senang dengan semua pengeboman yang terjadi dalam sepekan terakhir atau lebih. Itu hal yang mengerikan,” kata Trump dalam pernyataannya.

    Diakui oleh Trump bahwa pada Maret lalu, dirinya “marah” dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pada Minggu (6/4) kemarin, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa: “Kami ingin mereka (Rusia-red) berhenti. Saya tidak suka pengeboman itu.”

    Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

    Komentar Kremlin itu menepis anggapan AS dan Eropa bahwa Rusia hanya mengulur waktu.

    Rusia terus melancarkan serangan terhadap Ukraina tanpa henti, meskipun Trump pernah berjanji untuk mewujudkan perdamaian dalam waktu “24 jam” setelah kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu.

    Putin sebelumnya menolak usulan bersama AS-Ukraina untuk gencatan senjata tanpa syarat dan menyeluruh pada Maret lalu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Beri Peringatan ke Houthi: Situasi Akan Semakin Buruk!

    AS Beri Peringatan ke Houthi: Situasi Akan Semakin Buruk!

    Washington DC

    Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS), Pete Hegseth, melontarkan peringatan keras kepada kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman. Hegseth mengatakan bahwa operasi gempuran AS terhadap Houthi yang sedang berlangsung “akan semakin buruk”.

    Peringatan itu disampaikan Hegseth saat militer AS terus melancarkan serangan udara terhadap wilayah Yaman, yang berlangsung tiga pekan terakhir dan diklaim bertujuan untuk melemahkan kemampuan militer Houthi. Gempuran AS ini menjadi respons atas serangan Houthi terhadap pelayaran internasional di Laut Merah.

    Setelah pertemuan di Gedung Putih dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (8/4/2025), Hegseth menegaskan kembali sikap tegas pemerintah AS, dengan mengatakan kepada wartawan: “Tiga pekan ini merupakan pekan yang buruk bagi Houthi, dan akan semakin buruk.”

    Dia menggambarkan operasi militer AS itu sebagai operasi yang “menghancurkan”, dengan menargetkan fasilitas-fasilitas bawah tanah, bunker produksi senjata, para petempur Houthi, dan sistem pertahanan udara.

    Hegseth juga melontarkan kritikan terhadap Iran, dengan memperingatkan Teheran agar tidak terus mendukung Houthi.

    “Kami memiliki lebih banyak pilihan dan lebih banyak tekanan untuk diberikan,” tegasnya.

    Sementara itu, menurut pernyataan Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, Hegseth juga berbicara dengan Menhan Arab Saudi Pangeran Khalid bin Salman untuk membahas operasi militer terhadap Houthi dan upaya memperkuat hubungan pertahanan kedua negara.

    Juru bicara Pentagon, Sean Parnell, mengatakan bahwa Hegseth dan Pangeran Khalid saling bertukar pandangan tentang keamanan regional, termasuk soal “kemajuan operasi AS untuk melemahkan kemampuan Houthi dan menegakkan kebebasan navigasi di Laut Merah”.

    Presiden Donald Trump menegaskan kembali klaim pemerintahannya bahwa serangan-serangan udara AS telah menewaskan beberapa tokoh senior dan pakar senjata Houthi yang ada di Yaman. Namun Gedung Putih belum memberikan bukti untuk mendukung pernyataan tersebut.

    Saat ketegangan terus meningkat, Hegseth pekan lalu memerintahkan pengerahan pasukan tambahan dan aset militer AS ke kawasan tersebut. Beberapa pesawat pengebom siluman B-2, yang mampu membawa bom penghancur bunker seberat 30.000 pon, telah disiagakan di Samudra Hindia.

    Sejumlah pesawat jenis tersebut telah dikerahkan dalam serangan menargetkan situs bawah tanah Houthi pada Oktober tahun lalu, dan dikerahkan juga dalam operasi yang diperintahkan Trump sejak 15 Maret lalu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump kepada Netanyahu: Jika Kau Punya Masalah dengan Erdogan, Selesaikan secara Rasional – Halaman all

    Trump kepada Netanyahu: Jika Kau Punya Masalah dengan Erdogan, Selesaikan secara Rasional – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menasehati sekutunya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tentang penolakannya terhadap rencana penempatan pangkalan militer Turki yang baru di Suriah.

    Trump, yang menyatakan ia menyukai Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, meminta Netanyahu untuk menyelesaikan masalahnya dengan Erdogan secara rasional.

    “Masalah apa pun yang Anda hadapi dengan Turki, saya rasa saya dapat menyelesaikannya asalkan Anda bersikap masuk akal dalam permintaan Anda,” kata Trump kepada Netanyahu dalam pertemuan mereka di Gedung Putih pada Senin (7/4/2025).

    “Anda harus bersikap masuk akal. Kita semua harus bersikap masuk akal,” ujarnya.

    Sebelumnya, Netanyahu mengatakan dia membahas masalah Suriah dengan Trump selama pertemuan itu.

    Perdana menteri tersebut menekankan, “Israel tidak ingin melihat Turki menggunakan wilayah Suriah sebagai pangkalan untuk melawan kami.”

    “Kami membicarakan cara-cara untuk menghindari bentrokan ini,” tambahnya, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Pada gilirannya, Trump memuji hubungannya dengan Erdogan dan menggambarkannya sebagai hubungan luar biasa.

    “Saya memiliki hubungan yang luar biasa dengan seorang pria bernama Erdogan. Saya mencintainya dan dia mencintai saya, dan hal ini membuat media marah,” kata Trump.

    Sebelumnya, Netanyahu mengatakan hubungan sekutunya dengan Turki dapat membantu Israel untuk mencegah krisis di kawasan itu.

    “Saya memberi tahu Netanyahu bahwa saya mampu menyelesaikan masalah apa pun antara Turki dan Israel terkait Suriah,” ujar Trump, seperti diberitakan Masry Alyoum.

    Setelah runtuhnya rezim Assad di Suriah pada bulan Desember tahun lalu, Trump memberikan ucapan selamat kepada Erdogan.

    Kelompok perlawanan yang berhasil menggulingkan rezim Assad kemudian merombak pemerintahan Suriah dan menggabungkan kelompok lainnya untuk bersatu di bawah kementerian pertahanan.

    Turki, yang diduga mendukung militan di Suriah, bersiap mengambil peran di negara tersebut setelah tumbangnya rezim Assad yang berkuasa selama 53 tahun.

    Pada Februari 2025, Turki dan pemerintah baru Suriah dikabarkan memulai pembicaraan mengenai perjanjian pertahanan bersama yang memungkinkan Turki untuk membangun pangkalan militer baru di Suriah tengah dan menggunakan wilayah udara negara itu.

    Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Turki menggambarkan Israel sebagai ancaman terbesar bagi keamanan regional.

    Namun, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan Turki tidak menginginkan konfrontasi apa pun dengan Israel di Suriah.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Jangan Lupa, Kami Banyak Bantu Israel

    Jangan Lupa, Kami Banyak Bantu Israel

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan kemungkinan besar pihaknya menolak menyetujui keinginan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Hal ini menyangkut permintaan penurunan tarif impor global yang dikenakan AS atas Israel.

    Trump mengatakan kemungkinan AS tidak akan mencabut tarif pada Israel senilai 17 persen. Obrolan ini dibahas dalam pertemuan Trump-Netanyahu di Gedung Putih.

    Pemimpin Israel itu bahkan sempat berjanji untuk menghilangkan defisit perdagangan dengan AS dan melakukannya dengan segera, sebagai kompromi.

    Namun, Trump mengatakan kebijakan itu kemungkinan tidak cukup baginya untuk mencabut tarif 17 persen yang dikenakannya pada negara itu minggu lalu.

    “Mungkin tidak, jangan lupa, kami banyak membantu menjaga Israel,” katanya, dikutip Selasa, 8 April 2025.

    “Kami memberi Israel 4 miliar dolar AS (Rp67.4 Triliun) pertahun, itu banyak,” ucapnya lagi.

    Negosiasi Sebelumnya

    Israel termasuk salah satu negara yang kena dampak dari kebijakan tarif global oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Menteri Keuangan Israel mengaku sedang dalam upaya untuk minta ‘harga sekutu’ kepada AS.

    Dalam keterangan terakhir, ia mengatakan pihaknya sedang melakukan pembicaraan agar tarif itu dikurangi.

    Pekan ini, Trump mengenakan kenaikan tarif baik bagi teman maupun lawan. Kebijakan diumumkan hanya sehari setelah Israel menghapus seluruh bea masuk yang tersisa atas impor dari AS.

    Trump menetapkan sejumlah tarif yang paling berat untuk mitra dagang utama, sementara barang-barang dari Israel, yang merupakan penerima bantuan militer terbesar dari AS, dikenakan tarif sebesar 17 persen saja.

    “Menteri Keuangan terus melakukan dialog dengan pemerintahan AS dengan tujuan untuk mengurangi ruang lingkup tarif tersebut dan mengurangi dampaknya terhadap industri Israel,” kata Menteri Keuangan Bezalel Smotrich di X (dulu Twitter), pada Kamis, dilihat Sabtu, 5 April 2025.

    Smotrich sebelumnya telah bertemu dengan mitranya dari AS, Scott Bessent, di Washington pada Maret lalu.

    Kemudian hari Selasa lalu, ia mengumumkan bahwa Israel telah menghapus seluruh bea masuk yang tersisa atas impor dari AS, yang memengaruhi satu persen barang-barang AS yang masih dikenakan bea.

    Setelah Trump mengumumkan tarifnya, eksekutif Israel menghadapi kritik keras atas penghapusan bea masuk mereka sendiri.

    “Smotrich terburu-buru untuk menghapus semua tarif atas impor dari AS ke Israel, dan sebagai balasannya, ia menerima tarif 17 persen atas impor barang dari Israel ke AS. Jenius,” kata anggota legislatif Israel dari kalangan sentris, Vladimir Beliak, di X.

    Asosiasi Produsen Israel (MAI) juga mengatakan bahwa pengumuman tarif Trump benar-benar mengejutkan mereka.

    “Sepertinya penerapan bea masuk ini kemungkinan terkait dengan defisit perdagangan AS dengan Israel,” kata MAI dalam sebuah pernyataan. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Israel Mulai Pindahkan Warga Palestina ke Luar Gaza, ‘Penerbangan Deportasi’ Dibuka – Halaman all

    Israel Mulai Pindahkan Warga Palestina ke Luar Gaza, ‘Penerbangan Deportasi’ Dibuka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel dilaporkan mulai menjalankan rencana pemindahan warga Palestina dari Jalur Gaza.

    Menteri Dalam Negeri Israel Moshe Arbel pada hari Senin, (7/4/2025), mengatakan penerbangan untuk pemindahan warga Gaza sudah dibuka di Bandara Ramon.

    Menurut dia, sudah ada 16 penerbangan yang membawa warga Palestina keluar dari Gaza. Penerbangan itu diduga merupakan upaya yang didukung pemerintah Israel untuk memindahkan paksa warga Gaza.

    “Saya bisa berkata bahwa penerbangan ini mungkin sekali akan meningkat pada periode mendatanga,” kata Arbel dikutip dari The New Arab.

    Arbel tidak merinci ukuran atau kapasitas “pesawat deportasi itu”, jumlah penumpang dari Gaza, dan negara tujuan.

    Pernyataan pejabat tinggi Israel itu merupakan sinyal terbaru tentang keinginan Israel untuk memindahkan warga Gaza.

    Israel mengklaim rencananya sebagai “migrasi sukarela” warga Gaza. Namun, organisasi HAM mengecamnya sebagai upaya pemindahan paksa dan pembersihan etnis.

    GAZA HANCUR – Foto yang diambil dari kantor berita Wafa tanggal 6 Maret 2025 memperlihatkan bangunan-bangunan di Jalur Gaza hancur karena serangan Israel. Mesir mengusulkan rencana pembangunan kembali Gaza. (Wafa)

    Arbel ditanya apakah usul pemindahan yang pertama kali disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump itu bakal sukses.

    Dia menjawab, “Kami menyediakan layanan untuk Koordinator Aktivitas Pemerintah di Wilayah dan Kementerian Pertahanan.”

    “Kami menyediakan peralatan untuk menjalankan misi ini.”

    Arbel mengklaim ada pergerakan signifikan di antara orang-orang di Gaza yang ingin hidup dan membesarkan anak mereka dalam kedamaian.

    Di samping itu, dia menyebut ada keinginan kuat warga Gaza untuk pergi ke Eropa dan negara-negara lain.

    Menurutnya, Israel kini bekerja sama dengan otoritas perbatasan dan otoritas di Tepi Barat untuk mengurus perlintasan aman dari Gaza ke Bandara Ramon. Negara ketiga, terutama yang ada di Eropa, akan mengambil alih transportasi udara.

    Narasumber dari organisasi HAM Israel menduga banyak dari penumpang pesawat itu punya kewarganegaraan ganda.

    Pekan lalu surat kabar sayap kiri di Israel, Haaretz, mengatakan ada tokoh politik senior yang mendamping Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ke Hungaria. Pejabat itu mengonfirmasi bahwa Israel aktif berunding dengan lebih dari satu negara agar bersedia menerima warga Gaza.

    “Israel sangat serius dalam menerapkan rencana Trump untuk memindahkan penduduk Gaza ke negara lain,” kata narasumber Haaretz itu.

    Dia mengatakan beberapa negara pada dasarnya sudah sepakat, tetapi meminta imbalan strategis, tidak hanya uang.

    “Prioritas kami adalah menyelamatkan sandera, melenyapkan Hamas, dan menciptakan peluang yang nyata untuk pemindahan sukarela,” ujarnya.

    Dia mengklaim jajak pendapat yang dilakukan sebelum perang menunjukkan 60 persen warga Gaza ingin meninggalkan tanah Palestina itu.

    “Kita berbicara mengenai lebih dari sejuta orang.”

    WARGA GAZA BUKBER – Foto merupakan tangkap layar dari YouTube Al Jazeera English yang diambil pada Minggu (2/3/2025), menunjukkan momen warga Gaza berbuka puasa di tengah reruntuhan. (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English)

    Trump dan Netanyahu bahas cara pindahkan warga Gaza

    Trump dan Netanyahu dilaporkan membahas pemindahan warga Gaza ketika PM Israel itu berkunjung ke Gedung Putih.

    Mereka mendiskusikan negara-negara yang mungkin bisa menerima kedatangan warga Gaza.

    Dalam pertemuan itu Trump mengaku ingin melihat perang di Gaza berhenti. Dia juga mengklaim perang itu akan selesai dalam waktu dekat.

    Sementara itu, seorang pakar politik Palestina-Amerika bernama Omar Baddar mengkritik rencana Trump dan Netanyahu.

    Menurut Baddar, pertemuan Trump dengan Netanyahu merupakan hal yang “sangat tercela”. Pertemuan itu menunjukkan bahwa Israel bagi AS adalah sebuah negara yang “berada di atas hukum”.

    Dia mengecam Trump dan Netanyahu karena membuat Gaza “tak bisa ditinggali”.

    “Mereka mengenai Gaza yang menjadi tempat berbahaya, tetapi Gaza hanya berbahaya karena mereka bersikeras mengebom dan menghancurkannya, membuatnya tak cocok untuk kehidupan manusia,” katanya dikutip dari Al Jazeera.

    Adapun Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi sudah menggelar pembicaraan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Raja Yordania Abdullah untuk membahas situasi parah di Gaza.

    Mereka menolak pemindahan paksa warga Palestina dari tanah air mereka dan pencaplokan wilayah Palestina.

  • Trump Ungkap AS-Iran sedang Berunding Bahas Kesepakatan Nuklir

    Trump Ungkap AS-Iran sedang Berunding Bahas Kesepakatan Nuklir

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan bahwa negaranya dan Iran sedang melakukan perundingan langsung membahas kesepakatan nuklir. Trump memperingatkan bahwa Teheran akan berada dalam “bahaya besar” jika perundingan itu gagal.

    Pernyataan ini, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (8/4/2025), disampaikan Trump saat menjamu Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada Senin (7/4) waktu setempat. Iran sebelumnya menolak untuk berunding langsung membahas kesepakatan nuklir dengan AS.

    Namun Trump mengatakan bahwa pertemuan “tingkat sangat tinggi” akan digelar di Oman pada Sabtu (12/4) mendatang.

    “Kami memiliki pertemuan yang sangat besar, dan kita akan melihat nanti apa yang bisa terjadi. Dan saya pikir semua orang setuju bahwa mencapai kesepakatan akan lebih baik,” katanya saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih setelah melakukan pertemuan dengan Netanyahu.

    Trump juga memperingatkan jika perundingan itu tidak berhasil, maka: “Saya pikir Iran akan berada dalam bahaya besar.”

    Lebih lanjut, Trump mengatakan dirinya lebih memilih adanya kesepakatan mengenai program nuklir Iran, daripada konfrontasi militer. Dikatakan juga oleh Trump bahwa dirinya pada 7 Maret lalu telah menulis surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk menyarankan adanya perundingan.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Selama masa jabatan pertamanya, tahun 2017 hingga tahun 2021, Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir tahun 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia, yang dirancang untuk mengekang pengembangan nuklir Teheran dengan imbalan keringanan sanksi-sanksi.

    Trump juga memberlakukan kembali sanksi-sanksi AS yang luas terhadap Iran. Sejak saat itu, Iran telah melanggar batas pengayaan uranium yang ditetapkan dalam kesepakatan tersebut.

    Negara-negara Barat menuduh Teheran memiliki agenda rahasia untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklir dengan memperkaya uranium hingga tingkat kemurnian fisil yang tinggi, di atas apa yang mereka sebut bisa dibenarkan untuk program energi atom sipil.

    Iran menegaskan program nuklirnya sepenuhnya untuk tujuan energi sipil. Sama seperti presiden-presiden AS sebelumnya, Trump mengatakan bahwa Teheran tidak dapat dibiarkan mengembangkan senjata nuklir.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini