Tempat Fasum: Gedung Putih

  • Wall Street Melemah Tertekan Valuasi AI tetapi Nasdaq Menguat

    Wall Street Melemah Tertekan Valuasi AI tetapi Nasdaq Menguat

    Jakarta, Beritasatu.com – Mayoritas bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Jumat (14/11/2025). Namun, Nasdaq Composite justru bangkit setelah investor kembali memburu saham teknologi yang sehari sebelumnya menekan pasar ke koreksi terdalam dalam lebih dari sebulan.

    Mengutip CNBC, Sabtu (15/11/2025), Nasdaq yang sarat emiten teknologi naik 0,13% ke 22.900,59, memutus tren penurunan tiga hari berturut-turut. Sementara S&P 500 melemah tipis 0,05% ke 6.734,11 dan Dow Jones Industrial Average turun 309,74 poin (0,65%) ke 47.147,48.

    Ketiga indeks sempat jatuh dalam pada awal sesi. Nasdaq dan S&P 500 masing-masing anjlok hingga 1,9% dan 1,4%, sedangkan Dow Jones sempat merosot hampir 600 poin sebelum memangkas sebagian pelemahan.

    Pemulihan mulai terlihat ketika investor masuk kembali ke saham teknologi, terutama emiten berbasis artificial intelligence (AI), seperti Nvidia dan Oracle. Saham Palantir serta Tesla, yang sehari sebelumnya melemah lebih dari 6%, juga ikut bangkit. Sektor teknologi melalui ETF XLK menguat 0,5% setelah sehari sebelumnya terkoreksi 2%.

    Pada Kamis (13/11/2025), Wall Street mencatat pelemahan harian terdalam sejak 10 Oktober. Dow Jones merosot sekitar 800 poin, menghapus lonjakan sesi sebelumnya ketika sempat menyentuh 48.000. Nasdaq pun jatuh lebih dari 2% akibat aksi jual besar pada raksasa teknologi.

    “Kita sedang berada pada fase bolak-balik antara sentimen risk on dan risk off,” ujar Client Portfolio Manager Zacks Investment Management Brian Mulberry.

    Menurut Mulberry, investor saat ini sedang melakukan reposisi portofolio jelang akhir tahun di tengah tingginya konsentrasi pada saham-saham teknologi. Ia memperkirakan volatilitas 1%-2% masih akan terjadi hingga akhir 2025.

    Kekhawatiran pasar terhadap valuasi sektor teknologi kembali meningkat, terutama setelah kejatuhan saham Oracle. Investor menyoroti lonjakan valuasi AI, meningkatnya beban utang korporasi, serta kebutuhan belanja modal (capex) yang kian besar.

    “AI benar-benar sedang menguji batas kemampuan model perhitungan Wall Street,” ujar VP Portfolio Management Mercer Advisors David Krakauer.

    Krakauer menjelaskan ekspektasi pertumbuhan yang besar namun belum terukur membuat valuasi teknologi sangat sensitif terhadap perubahan kecil dalam proyeksi laba maupun suku bunga.

    Pada sisi lain, pasar juga mencermati prospek kebijakan moneter menjelang pertemuan The Fed pada Desember. Peluang pemangkasan suku bunga 25 bps kini turun menjadi di bawah 50%, dari 62,9% di awal pekan dan jauh dari 95,5% sebulan sebelumnya, menurut CME FedWatch Tool.

    Penutupan pemerintahan AS selama lebih dari enam minggu yang menjadi yang terpanjang dalam sejarah berakhir pada Rabu malam. 

    Namun, berakhirnya shutdown tidak otomatis menghadirkan kepastian. Sejumlah data ekonomi penting yang seharusnya dirilis selama periode tersebut kemungkinan tidak akan pernah dipublikasikan, menurut juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt.

    Kondisi ini menambah ketidakpastian pasar yang sudah tertekan oleh volatilitas sektor teknologi dan prospek suku bunga.

  • BBC Minta Maaf Soal Suntingan ‘Sesat’ Pidato Trump

    BBC Minta Maaf Soal Suntingan ‘Sesat’ Pidato Trump

    Jakarta

    BBC secara resmi telah meminta maaf kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas suntingan yang dituduh menyesatkan dalam dokumenter Panorama, kata penyiar publik Inggris itu pada Kamis (13/11), tetapi menolak bahwa masalah ini menjadi dasar untuk gugatan pencemaran nama baik.

    Trump sebelumnya mengancam akan menggugat BBC sebesar $1 miliar (sekitar Rp 15 triliun) karena menyesatkan pemirsa mengenai pidatonya. Pidato itu disampaikan kepada para pendukungnya di Washington, DC pada 6 Januari 2021, beberapa saat sebelum kemenangan pemilu Joe Biden pada 2020 resmi disahkan oleh Kongres.

    Program Panorama menyambungkan dua cuplikan dari salah satu pidato Trump yang jaraknya lebih dari 50 menit, sehingga menimbulkan kesan bahwa ia mendorong kerusuhan di Capitol.

    Dokumenter itu, yang disiarkan beberapa hari sebelum pemilihan presiden AS 2024, juga menghapus bagian di mana Trump mengatakan ia ingin para pendukungnya melakukan demonstrasi secara damai.

    Kontroversi ini telah menyebabkan pengunduran diri Direktur Jenderal BBC Tim Davie dan CEO News Deborah Turness.

    Apa yang dikatakan BBC dalam suratnya kepada Trump?

    Dalam pernyataan pada Kamis, BBC mengatakan direkturnya, Samir Shah, telah “mengirim surat pribadi ke Gedung Putih yang menjelaskan kepada Presiden Trump bahwa ia dan perusahaan menyesal atas suntingan pidato presiden pada 6 Januari 2021.”

    “Kami sangat tidak setuju bahwa ada dasar untuk klaim pencemaran nama baik,” tambah pernyataan itu.

    BBC menambahkan bahwa program itu “tidak akan disiarkan lagi dalam bentuk ini di platform BBC manapun.”

    Apa yang dikatakan BBC tentang gugatan pencemaran nama baik Trump?

    Dalam surat tersebut, BBC menjelaskan alasan mengapa mereka tidak percaya tuduhan pencemaran nama baik Trump.

    BBC menjelaskan bahwa mereka tidak menayangkan episode Panorama tersebut di saluran AS, dan juga tidak memiliki hak untuk menayangkannya.

    Lembaga penyiaran Inggris ini juga membantah bahwa suntingan itu dilakukan dengan maksud menyesatkan pemirsa, melainkan hanya untuk mempersingkat pidato yang panjang.

    BBC juga berargumen bahwa dokumenter itu tidak menimbulkan kerugian bagi Trump, seperti yang diklaim Presiden AS, karena pada akhirnya ia terpilih kembali. BBC juga menunjukkan bahwa cuplikan tersebut tidak dimaksudkan untuk ditonton secara terpisah, melainkan bagian dari siaran berdurasi satu jam yang berisi berbagai pendapat yang mendukung Trump.

    Trump sebelumnya menargetkan beberapa organisasi media terkenal lainnya dengan gugatan besar atas apa yang ia anggap liputan yang tidak menguntungkan, termasuk jaringan TV CNN, ABC, dan CBS, serta perusahaan pemilik The New York Times dan Wall Street Journal.

    Apa klaim baru yang dihadapi BBC?

    Penarikan kembali BBC ini muncul saat perusahaan menghadapi tuduhan baru bahwa program lain, Newsnight, yang disiarkan dua tahun sebelumnya, telah menyunting pidato Trump pada 6 Januari dengan cara yang juga dianggap menyesatkan.

    Dalam episode Newsnight yang disiarkan pada Juni 2022, pidato Trump disunting sedemikian rupa sehingga seolah-olah ia secara eksplisit mendorong para pendukungnya melakukan kerusuhan dan menghentikan Kongres dari pengesahan kemenangan Biden.

    Menanggapi tuduhan terbaru ini, yang dilaporkan oleh podcast terkait surat kabar Inggris The Daily Telegraph, BBC mengatakan pihaknya “memegang standar editorial tertinggi” dan sedang “menyelidiki” masalah ini.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Rizki Nugraha

    Lihat juga Video: Momen Pidato Trump soal Gaza Diinterupsi di Parlemen Israel

    (ita/ita)

  • Kenaikan Harga Emas Dunia Berkurang Sore Hari Ini 14 November 2025

    Kenaikan Harga Emas Dunia Berkurang Sore Hari Ini 14 November 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia memangkas kenaikan pada perdagangan sore hari ini, Jumat (14/11/2025), setelah komentar bernada hawkish dari pejabat Federal Reserve (The Fed) kembali memudarkan ekspektasi pemangkasan suku bunga pada Desember 2025. Meski demikian, emas masih mencatatkan kenaikan mingguan berkat meningkatnya ketidakpastian ekonomi global.

    Dikutip dari Reuters, harga emas spot pada pukul 16.30 WIB melemah tipis ke level US$ 4.169,58 per troi ons setelah sempat menyentuh level tertinggi pada sesi di US$ 4.211,06. Sepanjang pekan ini, harga emas sudah naik 4,3%.

    Sementara itu, kontrak emas berjangka AS pengiriman Desember turun tipis 0,2% menjadi US$ 4.185,90 per troi ons. 

    Analis ActivTrades, Ricardo Evangelista, menjelaskan, emas mendapatkan dukungan dari sentimen hati-hati di pasar keuangan, tetapi ruang penguatannya tetap terbatas akibat meningkatnya keraguan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada Desember 2025.

    “The Fed belum memiliki data ekonomi terbaru karena penutupan pemerintah AS yang berlangsung 43 hari, sehingga pasar ragu apakah pemangkasan suku bunga akan terwujud,” ujarnya.

    Pemerintah AS kembali dibuka setelah shutdown terpanjang dalam sejarah, tetapi Gedung Putih menyebut data pengangguran Oktober 2025 kemungkinan tidak akan tersedia.

    Evangelista menambahkan, emas juga tertekan oleh aksi jual akibat kejatuhan pasar saham global.

    Di sisi lain, COO Allegiance Gold, Alex Ebkarian menilai ketidakpastian ekonomi akibat dampak biaya shutdown dan potensi peningkatan belanja pemerintah masih menjadi angin positif bagi emas sebagai aset lindung nilai.

    “Ketidakpastian inflasi dan pertumbuhan ekonomi tetap menjadi katalis kuat bagi aset safe haven seperti logam mulia,” katanya.

    Emas tanpa imbal hasil umumnya berkinerja baik saat tingkat suku bunga rendah dan kondisi ekonomi tidak menentu.

    Sementara itu, harga perak spot naik 0,9% ke level US$ 52,78 per troi ons dan menuju pekan terbaik sejak September 2024 dengan penguatan 9,2%.

  • Nasib Pedagang Elektronik Miris, Warga Ketakutan Beli Barang di Toko

    Nasib Pedagang Elektronik Miris, Warga Ketakutan Beli Barang di Toko

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penggerebekan imigran yang terjadi di Amerika Serikat (AS) membuat banyak masyarakat berdarah Latin takut keluar rumah. Dampaknya, toko-toko fisik sepi pembeli.

    Ini dirasakan Rosa Ludena yang memiliki toko elektronik di Ironbound, Neward yang mengaku sepi pembeli. Mayoritas penduduk di sana merupakan orang Latin.

    “Jika penjualan menurun, bagaimana saya membayar sewa?” keluhnya dikutip dari Reuters, Kamis (13/11/2025).

    Oliver de la Garza dari organisasi nirlaba Texas Selatan bernama Proyecto Azteca mengungkapkan bisnis di pasar loak Alamo merosot setelah adanya penggerebekan di sana. Hanya tersisa setengah dari 500 pedagang yang tetap berjualan.

    CEO Heineken Dolf van den Brink mengungkapkan penjualan produknya di AS tertekan. Khususnya merek yang disukai pelanggan Hispanik, masyarakat berbahasa Spanyol di AS.

    Ramai-ramai Beralih ke Belanja Online, UMKM Kecil Tergusur

    Akhirnya kejadian ini membuat banyak penduduk Amerika-Spanyol beralih ke pembelian secara online. Langkah ini dinilai tak mengejutkan bagi Kepala Ekonom National Retail Federation, Mark Mathews.

    “Peralihan ke pembelian online tidak mengejutkan, mengingat kekhawatiran akan perubahan kebijakan imigrasi dan penegakannya,” jelas Mathews.

    Namun ini juga jadi tantangan bagi para pengusaha dengan skala yang lebih kecil. Mereka tak bisa bersaing dengan perusahaan besar lain di internet.

    “Kami tidak bisa bersaing dengan Walmart di dunia secara harga atau kehadiran online,” kata Shan, manajer Tien Rong Gift Shop di Newark.

    Reuters tak bisa mengonfirmasi angka penjualan kedua bisnis itu. Namun diakui juru bicara Walmart, pelanggan toko itu berasal dari semua demografi yang memilih layanan ambil sendiri dan antar.

    Tercatat pada kuartal Mei-Juli, penjualan online Walmart naik 26%. Angka itu jadi yang terbesar setelah era pandemi beberapa tahun lalu.

    Terkait kebijakan penegakan hukum imigrasi, Gedung Putih mengatakan fokusnya pada upaya anti-kejahatan. Termasuk membuat AS lebih aman.

    “Menjadikan komunitas Amerika lebih aman, menciptakan lingkungan yang semua bisnis bisa berkembang dalam jangka panjang dan pelanggan merasa aman.” kata Gedung Putih.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Demokrat Rilis Email Jeffrey Epstein yang Sebut Namanya, Trump Berang

    Demokrat Rilis Email Jeffrey Epstein yang Sebut Namanya, Trump Berang

    Washington DC

    Email terbaru Jeffrey Epstein, pelaku kejahatan seksual, yang dirilis Partai Demokrat mengindikasikan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengetahui kejahatan seksual yang dilakukan Epstein. Email itu menyebut Trump “menghabiskan waktu berjam-jam” dengan salah satu korban Epstein.

    Trump memberikan reaksi keras dengan menuduh Partai Demokrat sengaja menggunakan kasus Epstein untuk “mengelak” dari kegagalan besar mereka.

    “Partai Demokrat berupaya mengungkit kembali Hoaks Jeffrey Epstein karena mereka akan melakukan apa pun untuk mengelak dari betapa buruknya kinerja mereka selama shutdown, dan banyak masalah lainnya,” tulis Trump dalam tanggapannya via media sosial Truth Social, seperti dilansir AFP, Kamis (13/11/2025).

    Trump berulang kali membantah klaim yang menyebut dirinya mengetahui aktivitas perdagangan seks yang dilakukan Epstein, mantan temannya. Epstein yang seorang pemodal terkemuka AS ini telah meninggal bunuh diri di sel penjara tempatnya ditahan, tahun 2019 lalu, saat menunggu persidangan kasusnya.

    Namun skandal Epstein terbukti sulit diatasi oleh Trump. Partai Demokrat pada Komite Pengawas DPR AS menyebut tiga email baru Epstein yang dirilis ke publik telah “menimbulkan pertanyaan serius tentang Donald Trump dan pengetahuannya soal kejahatan mengerikan Epstein”.

    Dalam email tertanggal April 2011 yang ditujukan kepada rekan lamanya, Ghislaine Maxwell, Epstein menegaskan bahwa Trump menghabiskan banyak waktu dengan seorang wanita, yang kemudian diidentifikasi Gedung Putih sebagai penuduh utama Epstein, Virginia Giuffre.

    “Saya ingin Anda menyadari bahwa anjing yang tidak menggonggong itu adalah Trump,” tulis Epstein dalam emailnya. Dia menambahkan bahwa korban atau Giuffre “menghabiskan waktu berjam-jam di rumah saya bersamanya, dia tidak pernah disebut-sebut”.

    Maxwell, yang dihukum atas perdagangan seks setelah kematian Epstein, menjawab: “Saya telah memikirkan hal itu…”

    Dalam email lainnya tertanggal 31 Januari 2019 kepada penulis Michael Wolff, Epstein diduga menulis: “Tentu saja dia mengetahui tentang gadis-gadis itu saat dia meminta Ghislaine untuk berhenti.”

    Dirilisnya email Epstein tersebut semakin menambah guncangan terhadap pemerintahan Trump lebih dari empat bulan setelah Departemen Kehakiman AS berusaha menutup kasus tersebut.

    Partai Demokrat, yang berupaya memanfaatkan kontroversi yang memanas, sedang berupaya menggelar pemungutan suara untuk memaksa publikasi berkas lengkap kasus Epstein. Trump telah memperingatkan para politisi Partai Republik untuk tidak jatuh ke dalam “jebakan”.

    “Hanya Republikan yang sangat buruk, atau bodoh, yang akan jatuh ke dalam jebakan itu,” katanya.

    “Partai Demokrat menggunakan Hoaks Jeffrey Epstein untuk mencoba mengalihkan perhatian dari kegagalan besar mereka, khususnya kegagalan terbaru mereka — SHUTDOWN,” sebut Trump.

    Gedung Putih Sebut Trump Tak Lakukan Kesalahan Apa Pun

    Gedung Putih juga memberikan reaksi keras dengan menuduh Partai Demokrat secara selektif membocorkan email-email Epstein untuk “menciptakan narasi palsu guna mencemarkan nama baik Presiden Trump”.

    Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa Giuffre, yang meninggal bunuh diri pada April lalu, telah menyatakan Trump “sangat ramah kepadanya dalam interaksi mereka yang terbatas”.

    “Jeffrey Epstein merupakan anggota di Mar-a-Lago hingga Presiden Trump mengeluarkannya karena Jeffrey Epstein adalah seorang paedofil dan dia orang aneh,” sebut Leavitt saat berbicara kepada wartawan.

    “Email-email ini sama sekali tidak membuktikan apa pun selain fakta bahwa Presiden Trump tidak melakukan kesalahan apa pun,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Momen Tak Terduga, Trump Bercanda Tanya Berapa Istri Presiden Suriah

    Momen Tak Terduga, Trump Bercanda Tanya Berapa Istri Presiden Suriah

    Washington DC

    Momen tak terduga terjadi di Gedung Putih saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan candaan ke Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa, dengan menanyakan berapa banyak istrinya. Momen ini terekam video yang viral di media sosial.

    Dalam langkah diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya, seperti dilansir NDTV dan People, Kamis (13/11/2025), Trump menjamu Al-Sharaa di Gedung Putih pada Senin (10/11) waktu setempat. Al-Sharaa menjadi pemimpin pertama Suriah yang berkunjung ke Gedung Putih sejak negara itu merdeka tahun 1946 silam.

    Pertemuan keduanya sebelumnya tidak terbayangkan. Al-Sharaa, mantan komandan Al-Qaeda yang pernah dicap teroris oleh Washington dan bahkan kepalanya dihargai US$ 10 juta oleh AS, berdiri di samping Trump dalam kunjungan resmi pertamanya sebagai Presiden Suriah.

    Kunjungan ini dilakukan saat AS memperpanjang penangguhan sanksi terhadap Suriah selama 180 hari.

    Video pertemuan itu, yang beredar luas di internet, merekam percakapan ringan antara kedua pemimpin, dengan Trump terlihat memberikan hadiah parfum kepada Al-Sharaa. Dia menyemprotkan parfum itu ke arah Al-Sharaa sambil berkata: “Ini wewangian terbaik… Dan yang satunya lagi untuk istri Anda.”

    Dengan nada bercanda, Trump kemudian bertanya ke Al-Sharaa: “Berapa istri Anda?”

    “Satu,” jawab Al-Sharaa yang disambut tawa.

    Trump lalu membalas: “Dengan kalian, saya tidak pernah tahu.”

    Dalam kunjungannya, Al-Sharaa mengatakan dirinya memberikan hadiah simbolis kepada Trump, berupaya artefak kuno Suriah, termasuk apa yang digambarkannya sebagai “alfabet pertama dalam sejarah, perangko pertama dalam sejarah, not musik pertama, dan tarif bea cukai pertama”.

    Mengakui sejarah masa lalu Al-Shara yang bergejolak, Trump menyampaikan komentar bijak. “Kita semua memiliki masa lalu yang kelam, tetapi dia juga memiliki masa lalu yang kelam. Dan saya pikir, sejujurnya, jika Anda tidak memiliki masa lalu yang kelam, Anda tidak akan memiliki kesempatan,” ucapnya.

    Al-Sharaa yang berusia 43 tahun ini, merebut kekuasaan atas Suriah tahun lalu setelah pasukan oposisi yang dipimpinnya dengan cepat menggulingkan mantan Presiden Bashar al-Assad dalam serangan kilat yang berpuncak pada 8 Desember 2024.

    Pertemuan di Gedung Putih ini menjadi pertemuan ketiga antara Al-Sharaa dan Trump. Mereka sebelumnya bertemu di Arab Saudi pada Mei lalu di sela-sela Dewan Kerja Sama Teluk dan saat Sidang Majelis Umum PBB di New York pada September lalu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Trump Teken RUU Akhiri Shutdown Pemerintah AS

    Trump Teken RUU Akhiri Shutdown Pemerintah AS

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menandatangani rancangan undang-undang (RUU) yang mengakhiri shutdown atau penutupan pemerintah. Ini berarti shutdown pemerintah AS yang berlangsung selama 43 hari terakhir akan berakhir.

    Penandatanganan RUU itu, seperti dilansir AFP, Kamis (13/11/2025), dilakukan Trump di Ruang Oval Gedung Putih pada Rabu (12/11) malam waktu setempat. Dia sempat melontarkan tudingan terhadap Partai Demokrat, yang disebutkan melakukan “pemerasan” selama kebuntuan berlangsung di parlemen.

    “Hari ini, kita memberikan pesan yang jelas bahwa kita tidak akan pernah menyerah pada pemerasan,” tegas Trump sebelum menandatangani RUU tersebut, yang disambut tepuk tangan para anggora parlemen Republik yang hadir di Ruang Oval.

    Penandatanganan oleh Trump ini dilakukan setelah Kongres AS, pada Rabu (12/11), sepakat untuk mengakhiri penutupan pemerintah terlama dalam sejarah AS, yang membuat ratusan ribu pekerja tidak dibayar.

    Dalam voting yang digelar di Kongres AS, para anggota DPR yang didominasi Partai Republik memberikan suara dukungan untuk RUU yang mengatur anggaran terbaru untuk pemerintahan. Senat AS sebelumnya terlebih dahulu menyetujui RUU yang akan membuka kembali departemen dan lembaga federal AS tersebut.

    Meskipun RUU itu diloloskan oleh Kongres AS, banyak anggota Partai Demokrat yang marah atas apa yang mereka anggap sebagai penyerahan diri oleh pemimpin partai.

    “Mereka mengetahui hal itu akan menyakitkan, dan mereka tetap melakukannya,” kata Ketua DPR Mike Johnson dalam pidato tajam di hadapan para anggota DPR AS sebelum voting digelar, menuding partai minoritas sebagai penyebab kebuntuan.

    “Seluruh tindakan itu sia-sia. Itu salah dan kejam,” sebutnya.

    RUU yang ditandatangani Trump itu mengatur pendanaan untuk pembangunan militer, urusan veteran, Departemen Pertanian dan Kongres hingga musim gugur mendatang, serta seluruh pemerintahan AS hingga akhir Januari mendatang.

    Sekitar 670.000 pegawai negeri sipil yang dirumahkan akan kembali bekerja, dan jumlah serupa yang tetap bekerja tanpa kompensasi — termasuk lebih dari 60.000 petugas Kendali Lalu Lintas Udara (ATC) dan staf keamanan di bandara-bandara AS — akan mendapatkan gaji mereka yang tertunggak selama shutdown.

    RUU itu juga memulihkan kondisi para pegawai federal yang dipecat Trump selama shutdown, sementara perjalanan udara yang terganggu di berbagai wilayah AS akan berangsur-angsur normal kembali.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Intelijen AS Ungkap Tentara Israel Gunakan Tameng Manusia di Gaza

    Intelijen AS Ungkap Tentara Israel Gunakan Tameng Manusia di Gaza

    Washington DC

    Informasi intelijen yang dikumpulkan Amerika Serikat (AS) tahun lalu dari para pejabat Israel mengungkapkan adanya pembahasan soal tentara-tentara Tel Aviv yang menggunakan tameng manusia dalam perang Gaza.

    Menurut informasi intelijen yang diungkapkan dua mantan pejabat AS tersebut, seperti dilansir Reuters, Kamis (13/11/2025), para pejabat Israel sempat membahas bagaimana tentara-tentara negara Yahudi itu mengirimkan warga Palestina ke terowongan-terowongan Gaza yang diyakini dipenuhi dengan peledak.

    Informasi tersebut, menurut kedua sumber mantan pejabat AS itu, dibagikan oleh Tel Aviv kepada Gedung Putih, dan dianalisis oleh komunitas intelijen pada minggu-minggu terakhir pemerintahan mantan Presiden Joe Biden.

    Hukum internasional melarang penggunaan warga sipil sebagai tameng selama aktivitas militer.

    Para pejabat era pemerintahan Biden telah sejak lama menyuarakan kekhawatiran mengenai laporan media yang mengindikasikan tentara Israel menggunakan warga sipil Palestina untuk melindungi diri mereka sendiri selama di Jalur Gaza.

    Pengumpulan bukti-bukti oleh Washington sendiri mengenai hal tersebut belum pernah dilaporkan sebelumnya. Menurut dua sumber pejabat AS itu, informasi intelijen yang dikumpulkan pada bulan-bulan terakhir tahun 2024 memicu pertanyaan di dalam Gedung Putih dan di kalangan komunitas intelijen tentang seberapa luas taktik tersebut digunakan dan apakah tentara Israel bertindak berdasarkan arahan yang diberikan para pemimpin militer mereka.

    Reuters tidak dapat memastikan apakah pemerintahan Biden membahas intelijen itu dengan pemerintah Israel.

    Sejauh ini, belum ada tanggapan langsung dari mantan pejabat Gedung Putih era Biden atas laporan tersebut.

    Sementara militer Israel, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa pihaknya “melarang penggunaan warga sipil sebagai tameng manusia atau memaksa mereka dengan cara apa pun untuk berpartisipasi dalam operasi militer”.

    Divisi Investigasi Kriminal Kepolisian Militer, menurut pernyataan militer Israel itu, sedang menyelidiki “kecurigaan yang melibatkan warga Palestina dalam misi militer”.

    Laporan-laporan media sebelumnya juga mengindikasikan bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia, khususnya menempatkan para petempurnya di bangunan-bangunan sipil seperti rumah sakit. Hamas telah membantah tuduhan tersebut.

    Keterlibatan AS dalam Kejahatan Perang Israel?

    Intelijen soal penggunaan tameng manusia oleh tentara Israel di Jalur Gaza merupakan salah satu dari beberapa informasi yang beredar pada masa-masa akhir pemerintahan Biden. Informasi itu muncul ketika komunitas intelijen semakin gencar menganalisis aliran informasi baru yang mengungkap pertimbangan internal Israel dalam operasi militernya di Jalur Gaza.

    Reuters melaporkan pekan lalu bahwa sekitar waktu tersebut, pemerintahan Biden juga mengumpulkan informasi intelijen soal para pengacara Israel memperingatkan adanya bukti yang dapat mendukung tuduhan kejahatan perang terhadap Israel di Jalur Gaza.

    Para mantan pejabat AS yang dikutip Reuters mengatakan bahwa intelijen baru dari Israel sempat memicu kekhawatiran serius di kalangan pejabat tinggi yang meyakini informasi itu mendukung tuduhan soal Israel melakukan kejahatan perang.

    Jika Israel dinyatakan bersalah atas kejahatan perang, maka AS dapat dimintai pertanggungjawaban atas penyediaan senjata kepada militer Tel Aviv.

    Namun pada saat itu, para pengacara dari berbagai firma hukum AS memutuskan pada minggu-minggu akhir pemerintahan Biden bahwa bukti yang ada tidak menunjukkan Israel telah melakukan kejahatan perang dan AS dapat terus mendukung Israel dengan senjata juga intelijen.

    Beberapa mantan pejabat AS mengatakan bahwa serentetan intelijen luas yang diterima hanya menggambarkan insiden-insiden individual di Jalur Gaza dan tidak mencerminkan praktik atau kebijakan Israel secara menyeluruh.

    Lihat juga Video ‘Surati Presiden Israel, Trump Minta Kasus Korupsi Netanyahu Diampuni’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • AS Kaji Bangun Pangkalan Militer Dekat Gaza, Tampung 10.000 Personel

    AS Kaji Bangun Pangkalan Militer Dekat Gaza, Tampung 10.000 Personel

    Washington DC

    Militer Amerika Serikat (AS) sedang menjajaki kemungkinan membangun pangkalan militer sementara di dekat wilayah Jalur Gaza, sebagai bagian dari upayanya mengerahkan pasukan asing dari berbagai negara untuk memantau gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    Pangkalan sementara itu akan mampu menampung sebanyak 10.000 personel, namun tanpa kehadiran tentara AS.

    Informasi tersebut, seperti dilansir Bloomberg dan Al Arabiya, Rabu (12/11/2025), tertuang dalam dokumen Request for Information (RFI) yang dikirimkan kepada kontraktor yang memenuhi syarat dan telah dibaca oleh Bloomberg News.

    RFI merupakan permintaan resmi berdasarkan Undang-undang Kebebasan Informasi yang berlaku di AS, untuk catatan federal atau permintaan informasi yang lebih spesifik dari lembaga pemerintah, bisnis, atau organisasi lainnya.

    Menurut dokumen RFI yang dikutip Bloomberg tersebut, Angkatan Laut AS sedang mencari perkiraan biaya dari daftar perusahaan-perusahaan yang telah memenuhi syarat untuk “pangkalan operasi militer sementara dan mandiri yang mampu mendukung 10.000 personel, dan menyediakan ruang kerja seluas 10.000 kaki persegi selama 12 bulan”.

    Dokumen RFI itu mengidentifikasi lokasi potensial pangkalan sementara itu sebagai “di dekat Gaza, Israel”.

    Menurut dua sumber yang mengetahui persoalan ini, dokumen itu dikirimkan pada 31 Oktober lalu, dengan respons harus diberikan paling lambat 3 November.

    AS sedang mencari dukungan internasional untuk proposal pengiriman pasukan asing ke Jalur Gaza, guna membantu mengamankan gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hamas yang ditandatangani bulan lalu.

    Pasukan tersebut, yang disebut Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF), akan bekerja sama dengan Israel dan Mesir untuk mengamankan wilayah tersebut dan memungkinkan upaya pembangunan kembali setelah lebih dari dua tahun perang antara Tel Aviv dan Hamas.

    “Sebagai organisasi perencanaan, militer AS saat ini sedang bekerja sama dengan mitra-mitra militer internasional untuk mengembangkan opsi-opsi potensial untuk pangkalan pasukan internasional (yang akan menjadi bagian dari pasukan tersebut),” kata juru bicara Komando Pusat AS, Tim Hawkins.

    “Yang jelas, tidak ada pasukan AS yang akan diserahkan ke Gaza,” tegasnya.

    AS telah mengerahkan lebih banyak aset militer ke kawasan itu, sejak Presiden Donald Trump menyaksikan langsung penandatanganan kesepakatan gencatan senjata Gaza. Salah satunya adalah pusat komando dengan 200 tentara AS dan mitra internasional di wilayah Israel bagian selatan.

    Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa Washington belum menyetujui langkah semacam itu. Dia menyebut dokumen tersebut sebagai “selembar kertas yang dibuat oleh orang acak di militer”.

    Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, ketika ditanya soal prospek pembangunan pangkalan AS, mengatakan pada Selasa (11/11) bahwa dirinya tidak memiliki informasi konkret untuk dibagikan.

    Lihat juga Video: Detik-detik Iran Luncurkan Rudal Serang Pangkalan Militer AS di Qatar

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Bos ChatGPT Mendadak Minta Bantuan Trump, Blak-blakan Bilang Begini

    Bos ChatGPT Mendadak Minta Bantuan Trump, Blak-blakan Bilang Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO OpenAI Sam Altman blak-blakan meminta ke pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk memperluas kelayakan untuk kredit pajak di Undang-Undang (UU) Chips. Poin soal kredit pajak diterapkan dalam program Kredit Investasi Manufaktur Canggih (AMIC).

    Secara umum, AMIC merupakan program insentif pajak yang dirancang untuk menggenjot manufaktur semikonduktor domestik. Hal ini merupakan salah satu upaya AS untuk mengamankan posisi sebagai pemimpin global dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).

    Komentar terbaru Altman muncul setelah Kepala Urusan Global OpenAI Chris Lehane pada 27 Oktober lalu mengirim surat ke Direktur Kebijakan Kantor Sains dan Teknologi Gedung Putih, Michael Kratsios.

    Dalam surat itu, Lehane meminta agar program AMIC diperluas untuk produksi server AI, data center AI, dan komponen jaringan.

    “Kami yakin reindustrialisasi AS di seluruh lini, seperti pabrik, turbin, transformator, baja, dan banyak lagi, akan membantu semua orang di industri kami, dan industri lain” kata Altman dalam sebuah postingan di X, dikutip dari Reuters, Selasa (11/11/2025).

    Altman juga menegaskan bahwa kredit pajak berbeda dengan jaminan pinjaman untuk OpenAI. Sebagai informasi, OpenAI juga telah berbicara dengan pemerintah AS terkait kemungkinan pemberian jaminan pinjaman federal dalam rangka menggenjot pembangunan pabrik-pabrik chip di AS. Namun, jaminan pinjaman itu tak termasuk untuk membangun data center.

    OpenAI telah berkomitmen untuk mengeluarkan US$1,4 triliun untuk membangun sumber komputasi selama 8 tahun terakhir.

    Meningkatnya permintaan untuk model dan produk AI, termasuk ChatGPT buatan OpenA, telah mendorong perusahaan teknologi terkemuka mengungkap rencana ambisius untuk membangun lebih banyak data center dan mengembangkan chip canggih.

    Kendati demikian, David Sacks yang merupakan ‘raja’ kripto dan AI Gedung Putih menegaskan bahwa tak akan ada bantuan federal untuk AI.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]