Tempat Fasum: Danau Toba

  • Heboh Air Danau Toba Berubah Jadi Keruh, Bobby Nasution Sebut Tunggu Hasil Laboratorium

    Heboh Air Danau Toba Berubah Jadi Keruh, Bobby Nasution Sebut Tunggu Hasil Laboratorium

    Diketahui, proses rangkaian kegiatan revalidasi Geopark Kaldera Toba yang dilaksanakan mulai 21 Juli 2025 telah berakhir. Gubernur Sumut, Bobby Nasution, optimis mendapat kartu hijau (green card).

    “Mudah-mudahan optimis, kita sudah buat kegiatan dari tingkat kabupaten ke provinsi, hingga proses pengajuan ke tingkat internasional,” kata Bobby Nasution, usai menjamu makan malam asesor UNESCO Geopark Kaldera Toba di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman, Nomor 41, Medan, Kamis malam, 24 Juli 2025.

    Seluruh persiapan revalidasi dilakukan dengan progres cepat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan sinergi semua pihak, mulai dari Pemprov Sumut, pemerintah daerah se-kawasan Danau Toba, kementerian/lembaga dan lainnya.

    “Kita sepakat menjaga alam, menjaga Danau Toba ini menjaga kehidupan, menjaga Danau Toba ini menjaga adat istiadat apa yang sudah diwariskan, bukan hanya dari leluhur tapi menjaga apa yang sudah ditentukan Tuhan pada umat manusia,” kata Bobby.

    Menurut Bobby Nasution, asesor juga memberi sedikit catatan seusai revalidasi. Catatan tersebut akan menjadi modal untuk menjaga Danau Toba ke depan.

    “Kami berterima kasih sudah diberikan masukan, diberikan catatan pada kami, ini bukan hanya catatan untuk mendapat penilaian yang baik, tapi catatan untuk bisa menjaga alam,” kata Bobby.

  • Viral Air Danau Toba Mendadak Keruh, Sampelnya Diuji

    Viral Air Danau Toba Mendadak Keruh, Sampelnya Diuji

    Jakarta

    Sebuah video viral di medsos menarasikan air Danau Toba mendadak keruh. Momen itu bertepatan dengan jadwal revalidasi Toba Caldera Unesco Global Geopark yang berlangsung 21-25 Juli 2025. Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Nasution mengatakan sudah mengambil sampel air Danau Toba untuk diteliti.

    “Air Danau Toba sampai dengan hari ini penelitian airnya, sampel airnya sudah diambil apakah memang ada zat kimia yang tersebar di situ. Apapun kegiatan di atas Danau Toba ini kita nunggu hasil labnya,” kata Bobby Nasution di Stadion Utama Sumatera Utara, Kabupaten Deli Serdang, dilansir detikSumut, Senin (28/7/2025).

    Namun, berdasarkan diskusi dengan beberapa ahli ada kemungkinan air keruh disebabkan oleh menurunnya permukaan air Danau Toba. Meskipun begitu, Bobby masih menunggu hasil penelitian untuk mengetahui penyebab pastinya.

    “Tapi sejauh ini dari pandangan diskusi dengan beberapa ahli ada satu kemungkinan tapi sambil menunggu hasil lab kemungkinan karena menurunnya muka air Danau Toba,” tuturnya.

    Sebelumnya diberitakan, air Danau Toba mendadak keruh viral di media sosial yang bertepatan dengan jadwal revalidasi Toba Caldera Unesco Global Geopark 2025 yang berlangsung 21-25 Juli 2025. Cuaca ekstrem disebut menjadi penyebabnya.

    Dilihat detikcom Senin (21/7) dari video yang beredar, terlihat air Danau Toba berwarna coklat. Peristiwa itu dinarasikan terjadi pada Minggu 20 Juli 2025.

    Simak selengkapnya di sini.

    (yld/imk)

  • Karhutla Kerap Landa Kawasan Danau Toba, Bobby: Pekan Depan Rekayasa Cuaca… 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Juli 2025

    Karhutla Kerap Landa Kawasan Danau Toba, Bobby: Pekan Depan Rekayasa Cuaca… Regional 27 Juli 2025

    Karhutla Kerap Landa Kawasan Danau Toba, Bobby: Pekan Depan Rekayasa Cuaca…
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Gubernur Sumatera Utara,
    Bobby Nasution
    , mengungkapkan bahwa wilayah di sekitar
    Danau Toba
    saat ini sedang mengalami kekeringan yang berpotensi memicu
    kebakaran hutan
    .
    Untuk mengatasi masalah ini, pihaknya bersama Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) berencana melakukan
    rekayasa cuaca
    yang dijadwalkan mulai minggu depan.
    “Mudah-mudahan insya Allah kalau tidak salah saya, Minggu depan akan dilakukan rekayasa cuaca, akan ditaburkan garam ke awan sehingga intensitas hujan bisa sedikit lebih tinggi, untuk mengantisipasi kekeringan dan kebakaran,” ujar Bobby saat memberikan keterangan kepada wartawan usai meninjau Stadion Utama di Kabupaten Deli Serdang, Minggu (27/1/2025).
    Bobby menambahkan bahwa usulan rekayasa cuaca ini tidak hanya datang dari Pemerintah Provinsi Sumut, tetapi juga dari lima kabupaten yang mengelilingi Danau Toba.
    “Kita mengantisipasi kekeringan dan kebakaran. Kita akan lakukan rekayasa cuaca di kawasan Danau Toba yang saat ini sudah ada beberapa titik api, dengan laporan dari 4 sampai 5 kabupaten yang mengusulkan bersama provinsi ke BMKG,” katanya.
    Sebelumnya, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut menunjukkan bahwa dalam periode 1 Januari hingga 13 Juli 2025, sebanyak 1.804,95 hektar lahan hutan di Sumut telah terbakar.
    Dok. ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Pemandangan Danau Toba dari The Kaldera Toba Nomadic Escape, Pardamean Sibisa, Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.
    Kejadian ini memberikan dampak negatif pada berbagai sektor, termasuk keanekaragaman hayati dan pariwisata.
    “Dalam beberapa bulan ini, laporan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus mengancam keberlanjutan kawasan, merusak keanekaragaman hayati, mengganggu pariwisata, dan menurunkan kualitas udara yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Sumut, Togap Simangunsong, dalam Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Kawasan Geopark Danau Toba, Kamis (17/7/2025).
    Togap menjelaskan bahwa kawasan Danau Toba telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark, yang memiliki nilai ekologis, geologis, dan budaya yang sangat tinggi.
    Namun, kawasan ini juga rentan terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas pembakaran lahan, baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak.
    “Oleh karena itu, saya mengimbau pihak yang menangani masalah ini untuk melakukan patroli terpadu secara rutin, pemetaan daerah rawan, penyuluhan kepada masyarakat, dan melibatkan tokoh adat serta agama dalam kampanye pencegahan pembakaran lahan,” katanya.
    Sementara itu, Kepala BPBD Sumut, Tuahta Ramajaya Saragih, melaporkan bahwa selama tujuh bulan terakhir, terjadi 80 kebakaran, di mana 40 di antaranya berada di wilayah Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, yang mencakup tujuh kabupaten.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Air Danau Toba Keruh, Bobby: Dari Diskusi Beberapa Ahli Ada Satu Kemungkinan… 
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        27 Juli 2025

    Air Danau Toba Keruh, Bobby: Dari Diskusi Beberapa Ahli Ada Satu Kemungkinan… Medan 27 Juli 2025

    Air Danau Toba Keruh, Bobby: Dari Diskusi Beberapa Ahli Ada Satu Kemungkinan…
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Gubernur Sumatera Utara,
    Bobby Nasution
    , memberikan tanggapan mengenai fenomena air
    Danau Toba
    yang keruh berwarna kecoklatan dan viral di media sosial.
    Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengambil sampel air untuk memastikan penyebab dari fenomena tersebut.
    “Air Danau Toba untuk hari ini, sampai dengan hari ini kita lagi nunggu penelitian, airnya sampel airnya sudah diambil,” ujar Bobby saat ditanya oleh wartawan, usai meninjau Stadion Utama Sumut di Kabupaten Deli Serdang, Minggu (27/7/2025).
    Bobby menambahkan bahwa hingga saat ini, ia belum dapat memastikan penyebab utamanya, mengingat ada berbagai kemungkinan yang dapat terjadi.
    “Apakah memang karena ada zat kimia yang tersebar di situ? Apapun kegiatan di atas Danau Toba, ini kita nunggu hasil lab-nya,” jelasnya.
    Selain itu, Bobby juga menyebutkan kemungkinan lain yang muncul dari diskusinya dengan para ahli.
    “Dari diskusi dengan beberapa ahli, ada salah satu kemungkinan, tapi sambil menunggu hasil lab, kemungkinannya karena menurunnya muka air Danau Toba. Makanya kita sampaikan, kalau karena pengaruh alam atau cuaca, ini ga ada yang bisa disalahkan,” ungkapnya.

    Sebelumnya, video yang menunjukkan air
    Danau Toba keruh
    diunggah oleh akun Jelajah Sumut di Facebook, dengan narasi yang menunjukkan pengambilan video pada 16 Juli 2025.
    Lokasi pengambilan video tersebut tepat membelakangi patung Yesus Kristus di Bukit Sibea-bea, Desa Harian Boho, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir.
    Unggahan tersebut langsung menarik perhatian publik.
    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir, Edison Pasaribu, juga memberikan penjelasan mengenai fenomena ini.
    Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah faktor alam.
    “Itu faktor alam ya karena beberapa minggu terakhir ini angin sangat kencang dan menyebabkan ombak di perairan Danau Toba itu meningkat,” kata Edison dalam video yang diterima Kompas.com, Jumat (25/7/2025).
    Dengan adanya pengambilan sampel dan penelitian yang sedang dilakukan, diharapkan penyebab dari fenomena ini dapat segera teridentifikasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Komisi VII DPR ingatkan pajak “e-commerce” jangan sampai tekan UMKM

    Komisi VII DPR ingatkan pajak “e-commerce” jangan sampai tekan UMKM

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Novita Hardini mengingatkan agar kebijakan perpajakan digital atau e-commerce jangan sampai menekan pelaku UMKM.

    Saat kunjungan kerja spesifik ke Danau Toba, Sumatera Utara (25/7), dia mengatakan di tengah gencarnya digitalisasi ekonomi, perhatian pemerintah seharusnya tak hanya sebatas pada legalitas dan formalitas, tetapi juga pada keberlanjutan usaha kecil yang rentan terhempas beban regulasi yang tidak proporsional.

    “Jangan sampai UMKM yang baru belajar bernafas melalui digital, langsung ditekan dengan kebijakan pajak tanpa kesiapan ekosistem. Mereka ini bukan perusahaan raksasa, tapi tulang punggung ekonomi rakyat,” kata Novita dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

    Anggota komisi DPR yang membidangi perindustrian, UMKM, ekonomi kreatif, pariwisata, dan sarana publikasi itu menegaskan kebijakan perpajakan harus memperhatikan realitas di lapangan.

    Ia mencontohkan banyak pelaku UMKM yang sudah berusaha mengurus legalitas, seperti sertifikasi halal, hak merek, hingga Perseroan Terbatas (PT) perorangan, namun masih menghadapi kendala birokrasi yang lamban.

    “Dari dua tahun lalu daftar sertifikasi halal, sampai sekarang belum turun. Ini kan ironis, sudah didorong untuk formal tapi tidak difasilitasi dengan cepat, sekarang malah dihadapkan pajak,” ujarnya.

    Novita mengatakan pajak e-commerce yang dibebankan pada pelaku usaha kecil bisa menjadi penghambat, alih-alih pendorong.

    Dia menilai fokus saat ini seharusnya diarahkan pada penguatan kapasitas usaha, keberlanjutan produksi, dan edukasi digital yang konkret.

    UMKM, kata dia, memerlukan perlu kepastian, bukan kejutan, sehingga jangan sampai hari ini bisa berjualan, tetapi besok tidak bisa.

    “Yang mereka butuhkan adalah kestabilan agar bisa menyekolahkan anak, menghidupi keluarga, dan berputar ekonominya,” ucap Novita menambahkan.

    Lebih lanjut, dirinya turut mengingatkan agar berbagai program pemerintah tidak hanya bersifat pada seremoni, sehingga harus ada program nyata yang bisa menyentuh langsung kebutuhan UMKM dari pembiayaan, digitalisasi, hingga penguatan rantai pasok dan pasar.

    Kendati demikian, ia tetap mengapresiasi adanya kolaborasi antar kementerian, seperti Kementerian UMKM, Kementerian Hukum, dan lembaga-lembaga lainnya.

    Tetapi, dia mengajak kolaborasi kementerian/lembaga tersebut bukan hanya soal penandatanganan nota kesepahaman, melainkan mengenai output dan dampak nyata, apalagi jika menyangkut hajat hidup rakyat kecil.

    Legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) 7 Jawa Timur tersebut pun menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kebijakan yang berpihak pada pelaku UMKM.

    Novita juga mengajak seluruh pemangku kebijakan agar tidak menjadikan pajak sebagai instrumen yang membebani pelaku usaha kecil, tetapi sebagai alat pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.

    “Kalau UMKM kita kuat, ekonomi nasional juga kuat. Tapi kalau mereka tersungkur karena kebijakan yang tidak adil, kita semua yang akan rugi,” tuturnya.

    Adapun Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sedang merancang kebijakan baru terkait pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 bagi para pedagang di platform e-commerce.

    Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kemenkeu menjelaskan rencana ini pada dasarnya merupakan pergeseran mekanisme pembayaran pajak.

    Jika sebelumnya pedagang daring wajib membayar PPh secara mandiri, nantinya lokapasar (marketplace) akan ditunjuk sebagai pihak yang memungut PPh 22 atas setiap transaksi pedagang pada e-commerce.

    Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kemenkeu Febrio Kacaribu menjelaskan dalam rancangan kebijakan pemungutan PPh Pasal 22 bagi pedagang e-commerce, pemerintah akan memberikan pengecualian. Pedagang yang memiliki penghasilan di bawah Rp500 juta dalam satu tahun tidak akan dikenakan pungutan PPh 22.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Anggota DPR ingatkan masyarakat dilibatkan dalam pengembangan Toba

    Anggota DPR ingatkan masyarakat dilibatkan dalam pengembangan Toba

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi VII DPR RI Bane Raja Manalu mengingatkan agar masyarakat sekitar harus dilibatkan dalam pelestarian dan pengembangan kawasan Danau Toba bila nantinya kembali mendapat green card (kartu hijau) dari UNESCO.

    “Kita sering bicara stakeholders, tapi lupa share holder. Apa yang kita lakukan tidak akan berguna kalau enggak ada dampak untuk masyarakat,” kata Bane dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

    Hal itu disampaikannya saat kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke Kaldera Toba, Sumatera Utara, Sabtu.

    Dia mendorong pemerintah untuk memastikan kemajuan kawasan Danau Toba sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.

    Untuk itu, menurut dia, harus ditetapkan zonasi wisata di kawasan Danau Toba, seperti kawasan wisata massal atau wisata kekhususan (edukasi-penelitian).

    Hal tersebut, kata dia, agar keanekaragaman hayati kawasan Danau Toba tetap terjaga, namun tetap mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

    “Danau Toba kawasan terintegrasi, harus dibangun sama-sama. Zonasi juga perlu, mana pariwisata massal dan pariwisata kekhususan. Karena kalau biodiversitnya enggak dijaga, percuma juga,” ujarnya.

    Badan Pengelola (BP) Toba Caldera UNESCO Global Geopark (TCUGGp) menyatakan revalidasi (peninjauan kembali) status Geopark Kaldera Toba telah dilakukan pada 21-25 Juli 2025, dengan tim penilai dari Portugal dan Korea Selatan.

    Hasil revalidasi status Geopark Kaldera Toba secara resmi akan diajukan dan direkomendasikan ke UNESCO pada Sidang UNESCO Global Geopark September 2025 di Chile.

    Revalidasi status itu dilakukan setelan pada rapat UNESCO Global Geopark di Maroko pada 4-5 September 2023 menyatakan, kawasan Geopark Kaldera Toba mendapat kartu kuning dari UNESCO.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tol Kutepat Dibuka Nataru, Perjalanan Medan-Toba Tinggal 2 Jam

    Tol Kutepat Dibuka Nataru, Perjalanan Medan-Toba Tinggal 2 Jam

    Jakarta

    Perjalanan dari Medan ke Danau Toba yang biasanya memakan waktu hingga enam jam bakal memangkas waktu tempuh jadi hanya dua jam. Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat (Kutepat) siap dibuka fungsional pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

    PT Hutama Marga Waskita (Hamawas) terus mengejar penyelesaian pembangunan ruas tol sepanjang 103,52 kilometer tersebut. Direktur Utama Hamawas, Dindin Solakhuddin, mengatakan pembangunan Seksi 4 Dolok Merawan-Pematang Siantar segmen Sinaksak-Simpang Panei sudah hampir rampung.

    “Hingga Juli 2025, progres pembangunan Seksi 4 sudah mencapai 99,19% dan diharapkan ruas tol ini dapat dioperasikan secara fungsional pada momen Natal 2025 dan Tahun baru 2026,” ujar Dindin, Senin (21/7/2025).

    Saat ini, Hamawas sudah mengoperasikan Seksi 1 hingga Seksi 3, serta sebagian Seksi 4 yang menghubungkan Tebing Tinggi-Dolok Merawan-Sinaksak sepanjang 90,63 kilometer. Pembangunan tinggal menyisakan segmen Sinaksak-Simpang Panei sepanjang 13 kilometer.

    Tol Kutepat yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) diyakini akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi kawasan. “Jalan tol ini tidak hanya meningkatkan efisiensi perjalanan, tetapi juga memperbesar peluang kunjungan wisatawan ke Danau Toba, baik domestik maupun mancanegara,” ungkap Dindin. Menurutnya, lonjakan wisatawan akan berdampak pada pertumbuhan UMKM, hotel, restoran, hingga industri kreatif lokal.

    Selain faktor ekonomi, pembangunan akses menuju destinasi wisata vulkanik terbesar dunia ini juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan budaya masyarakat sekitar. Hamawas memastikan pengembangan kawasan wisata tetap ramah lingkungan dan melibatkan masyarakat lokal dalam prosesnya.

    Keberlanjutan pembangunan Tol Kutepat disebut akan menjadi game changer bagi distribusi logistik dan pengembangan kawasan industri di Sumatera Utara.

    General Manager Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark (UGG), Azizul Kholis, mengapresiasi percepatan pembangunan ini. Ia menyebut dampak positifnya sudah terasa di daerah sekitar Danau Toba.

    “Hanya dalam waktu satu bulan, selama liburan Juni-Juli 2025, Kabupaten Samosir berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 887 juta,” ungkap Azizul. Ia menegaskan, percepatan konektivitas seperti ini terbukti menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan UMKM, hingga memperkuat ekonomi lokal.

    Tonton juga video “Heboh Polisi Tanya ‘SIM Jakarta’ ke Pemobil di Tol” di sini:

    (shc/rrd)

  • 1.804 Hektar Hutan di Sumut Terbakar, Bobby: Kami Upayakan Rekayasa Cuaca
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        19 Juli 2025

    1.804 Hektar Hutan di Sumut Terbakar, Bobby: Kami Upayakan Rekayasa Cuaca Medan 19 Juli 2025

    1.804 Hektar Hutan di Sumut Terbakar, Bobby: Kami Upayakan Rekayasa Cuaca
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Gubernur
    Sumatera Utara

    Bobby Nasution
    akan berbicara terkait sebanyak 1.804,95 hektar lahan hutan di Sumut yang terbakar dalam tujuh bulan belakangan ini.
    Lokasi paling banyak terbakar berada di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
    Danau Toba
    .
    Bobby mengatakan salah satu faktor penyebab kebakaran adalah musim kemarau.
    Pemprov Sumut kini tengah merekayasa cuaca di kawasan Danau Toba agar bisa turun hujan.
    “Kami lagi akan upayakan dengan modifikasi cuaca karena di daerah kawasan Danau Toba sudah masuk kemarau dan curah hujan di bawah 30 milimeter,” ujar Bobby saat ditanya wartawan di kantor Gubernur Sumut, Jumat (18/7/2025).
    Untuk proses lebih lanjut, pihaknya kini tengah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten yang wilayahnya terbakar hutan untuk mengajukan
    rekayasa cuaca
    ke Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi.
    “Kami lagi mengajukan rekayasa cuaca, cuma kami yang mengajukan, lagi menunggu surat beberapa kabupaten untuk mengusulkan hal serupa,” katanya.
    Sebelumnya, Sekretaris Daerah Sumut Togap Simangunsong mengatakan 1.804,94 hektar lahan hutan yang terbakar terjadi dalam kurun waktu 1 Januari hingga 13 Juli 2025.
    Kondisi ini mengganggu berbagai sektor, mulai dari keanekaragaman hayati hingga pariwisata.
    “Dalam beberapa bulan ini, laporan karhutla terus mengancam keberlanjutan kawasan, merusak keanekaragaman hayati, mengganggu pariwisata, dan menurunkan kualitas udara yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat,” ujar Togap di Kantor Gubernur Sumut, Kamis (17/7/2025).
    Togap menyampaikan itu saat Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Kawasan Geopark Danau Toba.
    Togap lalu menjelaskan kawasan Danau Toba telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark, yang memiliki nilai ekologis, geologis, dan budaya yang sangat tinggi.
    Namun, kawasan ini juga rentan terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas pembakaran lahan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
    Karena itu, Togap mengimbau kepada pihak yang menangani hal tersebut untuk sering melakukan patroli terpadu.
    “Lalu pemetaan daerah rawan, penyuluhan kepada masyarakat, dan melibatkan tokoh adat dan agama dalam kampanye pembakaran lahan,” katanya.
    Sementara itu, Kepala BPBD Sumut Tuahta Ramajaya Saragih mengatakan selama periode 7 bulan tersebut terjadi 80 kebakaran, di mana 40 kejadian di antaranya berada di wilayah KSPN.
    Tuahta lalu mendetailkan wilayah terbakar.
    Rinciannya, di Kabupaten Tapanuli Tengah terjadi 10 kali kebakaran, Padang Lawas Utara 7 kali kebakaran, Sibolga 5 kali kebakaran, Langkat 4 kali kebakaran, Labuhanbatu Utara 2 kali kebakaran, Nias Utara 2 kali kebakaran, Padang Lawas 2 kali kebakaran, Tapanuli Selatan 2 kali kebakaran, Batubara, Deli Serdang, Mandailing Natal, Nias Barat, Sergai, dan Kota Padangsidimpuan masing-masing satu kali kebakaran.
    “Sedangkan Karhutla yang terjadi di wilayah KSPN meliputi Kabupaten Samosir 12 kali kebakaran, Toba 9 kali kebakaran, Karo 1 kali kebakaran, Simalungun 4 kali kebakaran, Humbang Hasundutan dan Dairi 3 kali kebakaran, serta Tapanuli Utara 2 kali kebakaran,” tutur Tuahta.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Konstruksi Seksi 4 Tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat Ditargetkan Rampung Triwulan III-2025

    Konstruksi Seksi 4 Tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat Ditargetkan Rampung Triwulan III-2025

    JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mempercepat penyelesaian Jalan Tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat, guna meningkatkan konektivitas wilayah dan mendukung sektor pariwisata di Sumatera Utara, khususnya menuju kawasan pariwisata Danau Toba.

    Salah satu ruas yang saat ini dalam tahap akhir pembangunan adalah Seksi 4 Serbelawan–Pematang, dengan sisa pekerjaan di Segmen Simpang Susun (SS) Sinaksak–Pematang Siantar. Proyek sepanjang 12,3 kilometer tersebut ditargetkan rampung pada triwulan III-2025.

    Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, kehadiran jalan tol diharapkan memiliki dampak multiplier effect dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya daerah yang dilalui jalan tol serta peningkatan efisiensi waktu tempuh dan menurunkan biaya transportasi.

    “Karena diharapkan dapat memangkas waktu tempuh antar wilayah pada sektor logistik, sehingga diharapkan mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru,” ucap Dody dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 12 Juli.

    Secara terperinci, Tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat memiliki total enam seksi, antara lain Seksi 1 Tebing Tinggi–Indrapura sepanjang 22,85 kilometer, telah beroperasi bersamaan dengan junction Tebing Tinggi sepanjang 7 kilometer. Lalu, Seksi 2 Indrapura–Kuala Tanjung sepanjang 15,6 kilometer telah beroperasi.

    Berikutnya, Seksi 4 Serbelawan–Pematang Siantar sepanjang 28 kilometer. Sebelumnya, ruas sepanjang 15,63 kilometer di antaranya telah beroperasi, yaitu Seksi 4 Dolok Merawan–Sinaksak.

    Akan tetapi, untuk segmen Sinaksak–Pematang Siantar kini progresnya telah mencapai 99,19 persen dan tengah menjalani proses Audit Keselamatan Jalan (AKJ) sebagai bagian dari persetujuan desain akhir.

    Dengan rampungnya segmen tersebut, panjang jalan tol operasional Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat akan bertambah, memperkuat konektivitas kawasan Sumatera Utara dari sisi barat hingga menuju kawasan strategis Danau Toba.

    Kemudian, ada Seksi 5 Pematang Siantar–Seribudolok dan Seksi 6 Seribudolok–Parapat merupakan dukungan pemerintah yang masih dalam tahap penetapan trase.

    Sebagai bentuk dukungan terhadap identitas lokal dan pariwisata, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) juga memasang ornamen khas daerah pada gerbang tol (GT). Misalnya, GT Sinaksak menampilkan ornamen kepala kerbau sebagai simbol Kabupaten Simalungun, sedangkan GT Dolok Melawan dihiasi ornamen Melayu.

    “Jalan tol ini diharapkan menjadi penggerak pertumbuhan kawasan serta memperlancar arus barang dan mobilitas masyarakat sekaligus membuka akses menuju pusat-pusat ekonomi dan pariwisata, khususnya kawasan Danau Toba,” pungkas Dody.

  • 10
                    
                        Baru Dilantik Bobby Sehari, Sekda Sumut Langsung Bertemu Luhut
                        Medan

    10 Baru Dilantik Bobby Sehari, Sekda Sumut Langsung Bertemu Luhut Medan

    Baru Dilantik Bobby Sehari, Sekda Sumut Langsung Bertemu Luhut
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, melantik Sekretaris Daerah (Sekda) Sumut,
    Togap Simangunsong
    pada Jumat (11/7/2025).
    Sehari setelah dilantik, Togap langsung mengikuti rapat untuk membahas pembentukan
    Kawasan Ekonomi Khusus
    (KEK)
    Danau Toba
    yang dipimpin Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN),
    Luhut Binsar Pandjaitan
    .
    Rapat ini juga dihadiri oleh para bupati dari daerah yang dikelilingi Danau Toba.
    Dalam rapat tersebut, Togap menekankan pentingnya pembentukan KEK di Danau Toba.
    Menurutnya, tujuan pembentukan ini adalah untuk meningkatkan investasi, optimalisasi ekspor-impor, percepatan pembangunan daerah, serta terobosan dalam pengembangan kawasan industri, pariwisata, dan perdagangan.
    “Penataan kawasan Danau Toba bukan sekadar pembangunan fisik atau destinasi wisata.”
    “Namun merupakan tanggung jawab menjaga warisan alam dan budaya sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumut, khususnya di kawasan sekitar Danau Toba,” ujar Togap Simangunsong melalui keterangan tertulisnya, Minggu (13/7/2025).
    Togap juga menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Sumut saat ini sedang menyiapkan segala kebutuhan terkait lahan, dokumen, dan administrasi untuk pembentukan KEK Danau Toba.
    “Bersama dengan kabupaten/kota dan DEN, kita akan berkolaborasi agar ini terwujud.”
    “Yang perlu diketahui, masing-masing harus tahu tugasnya sehingga pembentukan KEK ini berjalan dengan lancar, karena KEK Danau Toba akan memberikan dampak besar kepada masyarakat kita dan pembangunan,” tambahnya.
    Sementara itu, Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan, menjelaskan bahwa setiap daerah di Kawasan Danau Toba memiliki karakteristik dan potensi yang berbeda-beda.
    Ia menekankan bahwa pembentukan KEK akan mempertimbangkan kedua aspek tersebut, dan daerah diharapkan mengusulkan rencana bisnis yang akan dibangun.
    “Ada beberapa kegiatan usaha di KEK, seperti pariwisata, olahraga, pertanian, energi, pendidikan, dan kesehatan.”
    “Pemerintah daerah melihat itu, mana rencana bisnis yang tepat di daerahnya, kemudian pemerintah pusat memberikan dukungan infrastruktur, kelembagaan, badan usaha, dan evaluasi,” ujar Luhut.
    Luhut berharap pembentukan KEK Danau Toba ke depan dapat berjalan dengan lancar untuk mendorong pembangunan di kawasan ini.
    “Mari kita dukung bersama, semua bekerja keras, bekerja bersama agar ini terwujud, karena bila terwujud hasilnya akan dirasakan masyarakat kita. Lapangan kerja lebih terbuka, investasi meningkat, perekonomian meningkat,” tandasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.