Tempat Fasum: Candi Prambanan

  • Hadapi Libur Panjang Nataru, XLSMART Perkuat Jaringan di 13 Ribu Km Jalur Utama Indonesia

    Hadapi Libur Panjang Nataru, XLSMART Perkuat Jaringan di 13 Ribu Km Jalur Utama Indonesia

    Selain jalur utama mudik nasional, XLSMART juga memperkuat jaringan di jalur tol baru Yogyakarta-Solo, yang menjadi bagian dari jaringan Tol Trans Jawa. Jalur ini didukung oleh lebih dari 100 BTS 4G dengan kualitas jaringan yang diklaim sangat baik.

    Group Head Central Region XLSMART, Arif Farhan Budiyanto mengatakan:

    ”Peningkatan kualitas jaringan di sepanjang jalur tol Yogyakarta-Solo merupakan komitmen XLSMART untuk mendukung kenyamanan komunikasi dan menghadirkan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan. XLSMART akan terus melakukan optimasi jaringan, menambah site coverage khusus tol, serta memperkuat kapasitas di area padat pengguna, termasuk destinasi wisata dan pusat kota.”

    Di sepanjang wilayah yang dilintasi tol ini, XLSMART mengoperasikan lebih dari 2.000 BTS. Rinciannya antara lain lebih dari 250 BTS di Kota Yogyakarta, lebih dari 770 BTS di Sleman, lebih dari 390 BTS di Klaten, lebih dari 190 BTS di Solo, serta sekitar 400 BTS di Boyolali.

    Dari jumlah tersebut, lebih dari 200 BTS berdiri di sepanjang jalur tol utama, mencakup 8 BTS di Kota Yogyakarta, lebih dari 100 BTS di Kabupaten Sleman, lebih dari 40 BTS di Kabupaten Klaten, serta lebih dari 50 BTS di Kabupaten Boyolali

    Tidak hanya tol, penguatan jaringan juga dilakukan di destinasi wisata dan pusat keramaian seperti Malioboro, Candi Prambanan, Tebing Breksi, Keraton Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran, hingga Kampung Batik Laweyan.

  • Deretan Bencana Alam Sejak Tahun 1990

    Deretan Bencana Alam Sejak Tahun 1990

    Bisnis.com, JAKARTA — Banjir bandang dan longsor yang menerjang tiga provinsi di Sumatra kembali menjadi pengingat bahwa Indonesia merupakan negara dengan risiko bencana alam yang cukup tinggi.

    Dalam rentang empat dekade terakhir, sejumlah peristiwa besar tidak hanya meluluhlantakkan wilayah terdampak, tetapi juga menyita perhatian dunia internasional.

    Dilansir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (13/12/2025), berikut deretan bencana alam besar yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1990:

    1. Gempa dan Tsunami Flores (1992)

    Gempa mengguncang Flores, NTT, pada 12 Desember 1992 dan langsung memicu tsunami besar yang menyapu kawasan pesisir. Wilayah Sikka, Ende, Ngada hingga Flores Timur mengalami kerusakan parah. Ribuan orang meninggal dunia, ratusan hilang, dan puluhan ribu kehilangan tempat tinggal. Besarnya dampak membuat pemerintah menetapkan peristiwa ini sebagai bencana nasional melalui Keppres Nomor 66 Tahun 1992.

    2. Gempa dan Tsunami Aceh (2004)

    Tanggal 26 Desember 2004 menjadi salah satu hari paling kelam dalam sejarah Indonesia. Gempa megathrust di Samudra Hindia berkekuatan 9 SR memicu tsunami dahsyat yang melanda Aceh dan wilayah sekitarnya, sebelum menjalar hingga Sri Lanka, India, Thailand, hingga Afrika Timur.

    Ratusan ribu korban meninggal dan hilang, sementara lebih dari setengah juta warga kehilangan rumah. Pemerintah menetapkan status bencana nasional melalui Keppres Nomor 112 Tahun 2004.

    3. Gempa Yogyakarta (2006)

    Guncangan kuat di Yogyakarta dan sekitarnya pada pagi hari 27 Mei 2006, ketika banyak warga masih berada di dalam rumah. Sebanyak lebih dari 5.800 orang meninggal dunia dan puluhan ribu lainnya luka-luka. Kerusakan juga merembet hingga situs bersejarah seperti Candi Prambanan. Gempa ini menjadi momentum penguatan edukasi dan mitigasi bencana di wilayah DIY dan nasional.

    4. Gempa Sumatera Barat (2009)

    Gempa besar berkekuatan 7,6 skala richter mengguncang lepas pantai Sumbar pada 30 September 2009. Guncangannya merusak Padang, Pariaman, Agam, Bukittinggi, hingga Solok. Lebih dari seribu orang tewas, ribuan terluka, dan ratusan ribu bangunan rusak. Bantuan internasional mengalir dari berbagai negara, menunjukkan skala bencana yang besar.

    5. Letusan Gunung Merapi (2010)

    Gunung Merapi kembali mengalami erupsi besar pada 2010. Awan panas dan material vulkanik menghantam lereng Merapi, menewaskan ratusan orang. Debu vulkanik bahkan mencapai Jawa Barat dan mengganggu penerbangan serta kegiatan ekonomi. Letusan ini menegaskan kembali ancaman besar gunung api aktif di Indonesia.

    6. Letusan Gunung Kelud (2014)

    Erupsi Gunung Kelud terjadi pada 13 Februari 2014 dan berlangsung sangat eksplosif. Material vulkanik menyelimuti sebagian besar Pulau Jawa hingga aktivitas penerbangan lumpuh di beberapa bandara. Meski korban jiwa relatif lebih sedikit, letusan ini berdampak besar pada transportasi, aktivitas ekonomi, dan kesehatan masyarakat.

    7. Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi Palu–Donggala (2018)

    Sulawesi Tengah diguncang gempa 7,4 magnitudo pada 28 September 2018, yang memicu tsunami dan likuifaksi secara bersamaan. Fenomena tanah mencair menyeret bangunan utuh dan menelan permukiman. Lebih dari dua ribu orang tewas dan ribuan lainnya hilang. Kompleksitas bencana ini membuat Palu menjadi salah satu contoh ekstrem risiko geologi di Indonesia dan menjadi perhatian komunitas ilmiah internasional.

    8. Pandemi Covid-19 (2020)

    Indonesia memasuki masa krisis kesehatan global ketika Covid-19 merebak pada 2020. Pemerintah menetapkan pandemi sebagai bencana nasional melalui Keppres Nomor 12 Tahun 2020. Dalam tiga tahun, jutaan kasus tercatat dan ratusan ribu kematian terjadi. Dampaknya merembet ke sektor ekonomi, pendidikan, hingga sosial, menjadikan pandemi salah satu bencana non-alam terbesar dalam sejarah Indonesia modern.

    9. Letusan Gunung di NTT

    Gunung yang paling sering meletus di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2024-2025 adalah Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur. Aktivitas gunung ini sering sekali mengganggu aktivitas penerbangan.

    Dampak letusan ini juga pernah menyebabkan penutupan bandara dan evakuasi warga karena statusnya naik menjadi Awas (Level IV).

    10. Bencana Banjir dan Longsor di Sumatra

    Korban meninggal pada hingga Sabtu (13/12/2025) yang dicatatkan BNPB mencapai 969 jiwa dan 252 orang hilang. Banjir di 3 provinsi yakni Aceh, Sumut, dan Padang membawa banyak gelondongan kayu hingga ke pemukiman rumah warga. (Angela Keraf)

  • Wellness Tourism ala Desa Wisata Bugisan

    Wellness Tourism ala Desa Wisata Bugisan

    Bisnis.com, KLATEN — Layar telepon seluler menunjukkan informasi cuaca panas mencapai suhu 31 derajat celcius untuk wilayah Prambanan Klaten, Jawa Tengah. Meskipun demikian, kawasan wisata Candi Plaosan yang berjarak 2,4 kilometer dari Candi Prambanan tetap ramai pengunjung, bahkan pada saat bukan hari libur.

    Dua bangunan stupa yang memadukan corak Hindu dan Budha menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Beberapa pengunjung perempuan mengenakan pakaian adat Jawa, berpose di salah satu sudut bangunan candi untuk melakukan pemotretan. Pengunjung lain memilih untuk berlindung dari sengatan matahari.

    Menjelang petang, pengunjung kian bertambah. Pancaran sinar mentari sebelum terbenam menjadi objek foto siluet favorit untuk diabadikan. Tidak sedikit pula rombongan wisatawan domestik yang berpose di atas mobil VW Safari berlatar belakang candi.

    Begitulah suasana lokasi wisata Candi Plaosan pada Selasa (14/10/2025). Kunjungan wisatawan bisa meningkat saat hari libur akhir pekan atau libur panjang karena tidak hanya Candi Plaosan saja yang menjadi tujuan, tetapi juga Desa Wisata Bugisan menjadi pilihan untuk liburan.

    Rudi Riono, Pengelola Desa Wisata Bugisan mengatakan bahwa Bugisan merupakan desa kaya akan warisan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal. Kedekatan lokasi dengan Candi Plaosan yang bercorak Hindu dan Budha merupakan simbol toleransi dan harmoni antara masyarakat, budaya, agama serta alam menjadi identitas kuat dalam pengembangan wisata berbasis edukasi dan wellness tourism.

    Wellness tourism merupakan perjalanan yang dilakukan untuk menjaga atau meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan spiritual secara keseluruhan. Destinasi ini menawarkan pengalaman untuk melepaskan stres, menemukan relaksasi, dan mencapai kesejahteraan holistik.

    Candi Plaosan yang berjarak 2,4 kilometer dari Candi Prambanan, Jawa Tengah. /Bisnis-Akhirul Anwar

    Desa Wisata Bugisan memiliki lingkungan perkampungan asri dengan kearifan lokal yang kuat, kebudayaan senantiasa terjaga, warisan kuliner dilestarikan sejak zaman Mataram Kuno, fasilitas homestay lengkap, tersedia atraksi kesenian seperti karawitan dan gejog lesung, serta yang terpenting wisata sejarah Candi Plaosan sebagai wujud kejayaan Nusantara.

    Beragam kegiatan wisata di Bugisan tersebut menjadi pilihan bagi masyarakat yang bisa menjadi salah satu cara melupakan sejenak kesibukan keseharian dengan mengenal lebih dekat kearifan lokal atau kehidupan masyarakat di pedesaan.

    “Bugisan menjadi tempat wisata edukasi sekaligus menyediakan paket wellness bagi pengunjung,” ujar Rudi kepada Bisnis.

    Paket makan malam sajian Mataram Kuno..

  • Candi Borobudur dan Prambanan Masih Jadi Destinasi Unggulan Jateng untuk Tarik Wisman
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 Oktober 2025

    Candi Borobudur dan Prambanan Masih Jadi Destinasi Unggulan Jateng untuk Tarik Wisman Regional 23 Oktober 2025

    Candi Borobudur dan Prambanan Masih Jadi Destinasi Unggulan Jateng untuk Tarik Wisman
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com
    – Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) terus berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, hingga akhir tahun 2025.
    Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Disporapar Jateng, Endro Wicaksa, menyampaikan bahwa terdapat beberapa destinasi wisata unggulan yang diandalkan untuk menarik minat wisatawan.
    “Tentunya wisata unggulan kita kan cukup banyak. Paling utama Borobudur. Itu menjadi market wisatawan luar negeri yang paling kuat,” ujar Endro di Solo, Jawa Tengah, Rabu (22/10/2025).
    Selain Borobudur, Endro menambahkan bahwa Candi Prambanan dan Dieng di Kabupaten Wonosobo juga memiliki potensi pasar yang kuat untuk wisatawan.
    “Kota Solo wisatawannya luar biasa, Kota Semarang termasuk Karanganyar. Kalau wisata religi ada Demak, Kudus dan sekitarnya tentunya di Pati juga ada, di Jepara juga ada,” ungkapnya.
    Disporapar juga mengembangkan destinasi wisata di Karimunjawa, Kabupaten Jepara, dan Guci, Kabupaten Tegal, untuk menarik wisatawan dari arah barat.
    “Bagaimana kita bisa menarik wisatawan dari arah barat. Kekuatannya juga luar biasa. Dan potensi dari barat Jakarta ke Jateng perbatasan di daerah Tegal semakin pendek jaraknya. Menarik kunjungan cukup tinggi,” jelas Endro.
    Target kunjungan wisatawan di Jateng hingga Desember 2025 ditetapkan sebanyak 71 juta orang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
    Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai target tersebut, termasuk penyelenggaraan event pariwisata yang melibatkan berbagai stakeholder.
    Salah satu event yang direncanakan adalah Borobudur Travel Mart & Expo 2025, yang akan melibatkan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi Jawa Tengah.
    “Upaya kita bagaimana mendorong di paruh kedua 2025 ini, terutama tiga bulan terakhir ini, juga meningkat dan tentunya dampaknya kegiatan ini meskipun di akhir 2025, tentunya di tahun 2026 juga berdampak,” tambah Endro.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lewat Inovasi, Anak Usaha InJourney Raih Penghargaan di Ajang Ini!

    Lewat Inovasi, Anak Usaha InJourney Raih Penghargaan di Ajang Ini!

    Jakarta, CNBC Indonesia – InJourney Destination Management (IDM), anak perusahaan dari Holding BUMN ekosistem dan pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, meraih penghargaan Winner of Innovation in Tourism & Cultural Heritage dalam ajang bergengsi Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Regional Business Excellence Award (RBEA) 2025 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (26/9/2025).

    Penghargaan ini diterima langsung oleh Corporate Secretary Group Head InJourney Destination Management, Destantiana Nurina. Penghargaan ini merupakan pengakuan internasional atas kontribusi perusahaan dalam bidang Pariwisata dan Warisan Budaya.

    “Penghargaan ini merupakan pencapaian dari konsistensi kami dalam mengelola pariwisata lewat inovasi pariwisata dan pelestarian budaya. Kami tidak hanya sekedar mengelola destinasi, tetapi juga menciptakan pengalaman yang bermakna bagi wisatawan. IDM siap melangkah lebih jauh untuk menjadikan pariwisata Indonesia sebagai kekuatan global sekaligus penjaga identitas budaya Nusantara,” jelas Direktur Utama InJourney Destination Management, Febrina Intan.

    Penghargaan ini menegaskan peran IDM dalam mengembangkan pariwisata berbasis inovasi, kelestarian warisan budaya, serta pengalaman berkualitas bagi wisatawan. Hal ini selaras dengan ASEAN Action Roadmap for Sustainable Tourism Development in ASEAN dengan lima bidang prioritas utama yang harus ditangani oleh negara-negara anggota ASEAN, yaitu Sustainable Economic Growth, Social Inclusiveness, Resource Efficiency and Environmental Sustainability, Cultural Diversity and Heritage Protection, dan Resilience Planning and Adaptation.

    Sebagaimana diketahui bahwa IDM saat ini mengelola destinasi wisata Indonesia yang merupakan warisan budaya dalam negeri seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Ratu Boko dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Sebagai pengelola taman wisata dan cagar budaya terkemuka di Indonesia, IDM memiliki empat pilar bisnis utama, yaitu Heritage, Culture, Amenities, dan Attraction.

    IDM berkomitmen untuk terus fokus pada peningkatan kualitas pengalaman wisata, pelestarian budaya, serta inovasi melalui digitalisasi layanan. IDM aktif dalam menjalin kerja sama lintas negara melalui berbagai program antara lain Twin World Heritage yang mempromosikan pariwisata berkelanjutan melalui kolaborasi antarnegara yang memiliki situs warisan dunia serupa. Di sisi lain, IDM aktif mengikuti agenda-agenda business matching di tingkat regional maupun global.

    IDM berharap penghargaan ini bisa turut mendongkrak ekosistem pariwisata regional melalui kolaborasi lintas negara. Kolaborasi ini diharapkan bisa memaksimalkan potensi pariwisata dan meningkatkan daya saing melalui penyelarasan kebijakan nasional dengan tujuan kolektif ASEAN, dan memastikan pertumbuhan pariwisata yang berkualitas, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.

    “IDM berkomitmen untuk tidak hanya menghadirkan destinasi sebagai objek wisata, melainkan sebagai ruang pengalaman yang mendalam melalui storytelling, penguatan identitas budaya, dan pendekatan inovatif dan berkelanjutan. Kami percaya, dengan kolaborasi lintas batas di kawasan IMT-GT, pariwisata dapat menjadi motor penggerak ekonomi regional sekaligus penjaga identitas budaya bangsa,” terang Febrina.

    Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT), merupakan Joint Business Council (JBC) yang sudah dilakukan sejak tahun 1993. Tahun 2025 merupakan pelaksanaan acara yang ke-31 tahun dan sudah dilangsungkan di Putrajaya, Malaysia pada tanggal 25-27 Februari 2025. Pada 27 Februari 2025 pula, IMT-GT meluncurkan IMT-GT Business Excellence Awards 2025 (IMT-GT BEA).

    Untuk diketahui, IMT-GT Business Excellence Awards (IMT-GT BEA) 2025 bertujuan memberikan pengakuan kepada perusahaan-perusahaan unggulan di kawasan ASEAN atas kontribusi mereka dalam hal inovasi, kepemimpinan, dan kolaborasi lintas batas. Seluruh proses penjurian dilakukan dengan ketat, diaudit secara independen, serta disahkan oleh Baker Tilly sebagai lembaga audit terpercaya.

    Acara penghargaan turut dihadiri oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Haji Fadillah bin Haji Yusuf dan Wakil Kepala Perwakilan RI di Kuala Lumpur, Malaysia, Danang Waskito yang memberikan apresiasi atas semangat kolaborasi regional dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di tingkat regional ASEAN.

    Sementara itu, Direktur Utama InJourney, Maya Watono menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan masyarakat kepada IDM sebagai pengelola kawasan candi dan warisan budaya Indonesia.

    Menurut Maya InJourney berkomitmen untuk menghadirkan pariwisata kelas dunia yang tidak hanya meningkatkan daya tarik Indonesia di mata dunia, tetapi juga memberikan multiplier effect yang luas bagi masyarakat. Lebih dari itu, upaya ini juga merupakan bagian dari langkah InJourney dalam membangun tata kelola destinasi pariwisata berkelanjutan yang mampu menjadi kebanggaan bangsa.

    “Penghargaan ini juga menjadi bukti nyata bagaimana pengelolaan heritage destinations dapat mendorong akselerasi pariwisata Indonesia ke panggung dunia. Melalui tata kelola destinasi pariwisata yang berbasis budaya dan inklusif,” tutur Maya.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 10 Ide Perjalanan Wisata Unik Dalam Negeri, Bisa Pelesiran Sambil Jaga Kesehatan – Page 3

    10 Ide Perjalanan Wisata Unik Dalam Negeri, Bisa Pelesiran Sambil Jaga Kesehatan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Indonesia, dengan kekayaan alam dan budayanya, menawarkan beragam destinasi wisata yang memukau. Dari ujung barat hingga timur, setiap daerah menyimpan keunikan yang siap dijelajahi.

    Saat ini, semakin banyak wisatawan yang memaknai liburan bukan hanya sebagai pelarian untuk bersantai, tetapi juga sebagai kesempatan untuk berinvestasi dalam kesehatan dan kesejahteraan mereka.

    Tren wisata olahraga dan wellness semakin berkembang dan mengubah cara orang bepergian, mulai dari yoga, tur bersepeda, trekking di pagi hari, hingga menikmati resor dengan fasilitas wellness menjadi pengalaman yang paling dicari.

    “Perjalanan kini tidak lagi sekadar tentang menjelajahi destinasi, tetapi juga menjadi sarana untuk merawat kesehatan fisik dan mental, serta memperkuat koneksi dengan hal-hal yang bermakna,” kata VP Commercial Traveloka, Baidi Li, Sabtu (27/9/2025).

    Menurut Kementerian Pariwisata Indonesia, sebanyak 56,41% pakar memprediksi wisata kesehatan dan wellness akan menjadi tren utama pada 20251. Hal ini menunjukkan bahwa jenis liburan ini bukan lagi sekadar pasar khusus, melainkan telah menjadi pilihan populer bagi banyak wisatawan.

    Artikel ini akan mengulas 10 ide wisata dalam negeri yang tidak hanya populer, tetapi juga menawarkan pengalaman tak terlupakan bagi para pelancong.

    1. Yoga di Bali: Awali hari dengan yoga dan meditasi di Sunrise Yoga and Meditation di Ubud. tradisional Bali juga dapat mengunjungi Taman Air Spa dan Theta Spa By The Sea Bali di Kuta, yang banyak dipilih pengguna Traveloka.

    2. Bersepeda di Yogyakarta dan sekitarnya: Jelajahi desa-desa, situs bersejarah, dan panorama hijau lewat beragam rute menarik, mulai dari keliling kota Yogyakarta, wisata ke Candi Prambanan dan Borobudur, hingga jalur Kaliurang dan Pantai Parangtritis.

     

     

  • InJourney Group hadirkan nuansa Merah-Putih di bandara hingga Sarinah

    InJourney Group hadirkan nuansa Merah-Putih di bandara hingga Sarinah

    Jakarta (ANTARA) – PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney bersama anak perusahaannya turut memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia dengan menghadirkan nuansa Merah-Putih di bandara hingga Sarinah Festiloka.

    “Rangkaian acara dipersembahkan InJourney Group dalam rangka peringatan HUT ke-80 RI untuk meningkatkan semangat nasionalisme, sekaligus memberikan pengalaman yang istimewa kepada para pengunjung di aset-aset InJourney,” kata Direktur Utama InJourney Maya Watono dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Adapun InJourney Group mengusung tema “Kedaulatan Bersatu, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”.

    Seluruh anak perusahaan InJourney telah menyiapkan serangkaian acara yang meriah selama periode Agustus.

    Aset-aset InJourney seperti bandara, destinasi wisata seperti Taman Wisata Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Ratu Boko, Mandalika, Nusa Dua, Golo Mori, Mall Sarinah, dan hotel-hotel juga telah dipercantik dengan ornamen-ornamen khas HUT RI untuk menambah kemeriahan.

    InJourney Airports menghadirkan nuansa kebangsaan di bandara melalui desain visual dan beragam program aktivasi yang membangkitkan rasa bangga terhadap Tanah Air.

    Di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang yang merupakan bandara terbesar di Indonesia, InJourney Airports menghadirkan instalasi arsitektural Nusantara Heritage bertajuk “Tanah Api, Jejak Jiwa” yang dapat dinikmati mulai tanggal 14 Agustus.

    Sementara InJourney Aviation Services (IAS) menampilkan rangkaian aktivitas yang hangat dan penuh keceriaan di berbagai bandara seperti membagikan boneka edisi khusus kemerdekaan kepada para penumpang.

    Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, PT Hotel Indonesia Natour atau InJourney Hospitality mempersembahkan serangkaian aktivitas spektakuler di wilayah operasionalnya seperti di Bali Beach Hotel The Heritage Collection.

    Lebih lanjut, InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) menggelar parade budaya di The Nusa Dua, sementara Gendang Beliq akan berkumandang di The Mandalika.

    Anak perusahaan InJourney yang bergerak di sektor ritel, Sarinah menghadirkan “Sarinah Festiloka” edisi Kemerdekaan mulai 15-31 Agustus 2025 di Gedung Sarinah Thamrin.

    Tidak hanya itu, pengunjung juga akan dimanjakan dengan trunk show produk kurasi Sarinah, festival kuliner dari berbagai daerah, serta pertunjukan seni dari Mangkunegaran Surakarta yang memadukan tarian klasik, gamelan, dan kekayaan warisan budaya lainnya.

    Pada puncak perayaan tanggal 17 Agustus 2025, Sarinah menyelenggarakan Pesta Rakyat dengan tema “Gemilang Nusantara, Legacy Kita Bersama”.

    “Ini merupakan bakti InJourney sebagai BUMN untuk memberikan kontribusi kepada negara dan juga masyarakat melalui beragam acara di sejumlah destinasi pariwisata dan juga bandara di Tanah Air,” ujar Maya.

    Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Strategi stimulus pariwisata Indonesia yang berbuah manis

    Strategi stimulus pariwisata Indonesia yang berbuah manis

    Ilustrasi. Sendratari Ramayana berlatar belakang Candi Prambanan yang pertama kali dipentaskan pada 1961 menjadi daya tarik wisata budaya untuk wisatawan domestik dan mancanegara. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/tom.

    Strategi stimulus pariwisata Indonesia yang berbuah manis
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 07 Agustus 2025 – 10:41 WIB

    Elshinta.com – Perekonomian Indonesia kembali tersenyum lebar. Angka pertumbuhan ekonomi nasional kuartal kedua 2025 melonjak 5,12 persen secara tahunan. Sebuah capaian membanggakan, apalagi melampaui ekspektasi banyak pihak. Di balik gemilangnya angka ini, ada satu sektor yang diam-diam, namun pasti, menjadi pahlawan tak terduga: pariwisata.

    Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dengan bangga menyebut bahwa empat sektor penyumbang Produk Domestik Bruto terbesar erat kaitannya dengan pariwisata. Jasa hiburan dan rekreasi melesat 11,31 persen, disusul jasa perusahaan, transportasi, serta akomodasi dan makan minum. Ini jelas sinyal kuat: pariwisata bukan lagi pelengkap, tapi lokomotif pertumbuhan.

    Namun, ada hal menarik yang patut kita renungkan. Di tengah keriuhan angka pertumbuhan ini, kita tidak mendengar banyak narasi tentang promosi pariwisata yang “menggembirakan” atau anggaran fantastis yang digelontorkan untuk menarik turis dari segala penjuru dunia.

    Sebaliknya, yang tercium justru aroma stimulus domestik dan kolaborasi internal. Lantas, bagaimana sektor ini bisa “sekokoh” itu? Apakah kita menemukan formula baru dalam mengembangkan pariwisata, yang mungkin lebih efisien dan berkelanjutan?. Mari kita bedah lebih dalam. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa yang menjadi tulang punggung utama sektor ini adalah gerakan masif wisatawan nusantara (wisnus).

    Pada Kuartal II 2025 saja, 331,37 juta perjalanan dilakukan oleh wisnus, melonjak 22,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka kumulatif semester pertama bahkan mencapai 613,78 juta perjalanan! Ini jauh melampaui capaian wisatawan mancanegara (wisman) yang “hanya” 3,89 juta kunjungan di kuartal yang sama.

    Fenomena ini menunjukkan adanya kekuatan pasar domestik yang luar biasa besar dan tangguh. Setelah pandemi mereda, masyarakat kita haus akan perjalanan, ingin menjelajahi indahnya negeri sendiri. Pemerintah dengan cerdas menangkap momentum ini. Kebijakan stimulus ekonomi, seperti diskon tiket pesawat dan kereta api, secara langsung mendorong mobilitas masyarakat.

    Ini bukan promosi dalam artian iklan televisi di Times Square, melainkan promosi yang sangat action-oriented: memberikan insentif langsung kepada calon pelancong.

    Kolaborasi Kementerian Pariwisata dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menyiapkan paket wisata dan diskon di bulan kemerdekaan, serta kampanye liburan akhir tahun, adalah contoh nyata sinergi yang efektif antara regulator dan pelaku usaha.

    Mereka tidak “mengiklankan” destinasi secara umum, melainkan “menjual” pengalaman dan kemudahan berwisata dengan harga menarik. Karisma Event Nusantara (KEN) dengan 58 festival yang direkomendasikan juga menambah daftar panjang atraksi lokal yang siap dikunjungi, menyebarkan manfaat ekonomi ke berbagai daerah.

    Mengukur Dampak

    Efektivitas strategi ini memang patut diacungi jempol. Pertumbuhan tinggi sektor jasa yang berkaitan dengan pariwisata menjadi bukti nyata. Jasa hiburan, transportasi, akomodasi, dan makan minum semuanya menunjukkan kinerja prima. Hal ini menciptakan efek berganda yang luas, tidak hanya di sektor pariwisata inti, tetapi juga ke sektor-sektor pendukung lainnya.

    Ketika orang berwisata, mereka tidak hanya menginap dan makan, tetapi juga berbelanja cenderamata, menggunakan jasa agen perjalanan, hingga menikmati hiburan lokal. Ini adalah rantai ekonomi yang vital. Namun, bukan berarti tidak ada pekerjaan rumah. Penurunan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara per kunjungan adalah alarm kecil yang harus kita perhatikan.

    Pada Kuartal II 2025, rata-rata pengeluaran wisman mencapai 1.199,71 dolar AS, turun dibanding kuartal sebelumnya dan tahun lalu. Ini bisa jadi pertanda bahwa meskipun kita berhasil menarik jumlah wisman, mereka mungkin mencari opsi yang lebih hemat, atau durasi tinggal mereka lebih singkat.

    Kita perlu menemukan cara agar wisman tidak hanya datang, tetapi juga berbelanja lebih banyak dan tinggal lebih lama, sehingga kontribusi devisa semakin optimal. Selain itu, konsentrasi kunjungan wisman di pintu masuk utama seperti Bandara Ngurah Rai, Bali, menjadi tantangan tersendiri.

    Meski Bali adalah “magnet” pariwisata kelas dunia, pemerataan kunjungan ke destinasi lain di Indonesia masih menjadi PR besar. Potensi pariwisata di Labuan Bajo, Danau Toba, Mandalika, dan banyak lagi “surga tersembunyi” lainnya perlu terus dioptimalkan.

    Diversifikasi pasar wisman juga krusial; terlalu bergantung pada Malaysia, Singapura, dan Australia dapat menjadi risiko jika terjadi perubahan kondisi di negara-negara tersebut.

    Meningkatkan Nilai

    Melihat dinamika ini, kita bisa menyimpulkan bahwa pariwisata Indonesia saat ini berada dalam fase yang menarik. Kita mampu tumbuh kuat, bahkan dengan strategi promosi yang mungkin lebih terfokus pada stimulus internal dan optimalisasi pasar domestik ketimbang “gembar-gembor” iklan global. Ini adalah kekuatan yang harus dipertahankan.

    Ke depan, fokus kita harus bergeser dari sekadar menarik jumlah menjadi meningkatkan nilai dari setiap kunjungan. Bagaimana caranya? Pertama, dengan mengembangkan produk wisata unggulan yang beragam dan berkelanjutan di luar Bali. Kedua, dengan meningkatkan kualitas layanan dan infrastruktur di seluruh destinasi.

    Ketiga, dengan mendorong kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat lokal untuk menciptakan pengalaman wisata yang unik dan otentik. Terakhir, tanpa melupakan pasar domestik yang loyal, kita juga perlu secara cerdas menargetkan segmen wisman dengan daya beli lebih tinggi melalui promosi yang terukur dan value-added.

    Pariwisata Indonesia telah membuktikan kapasitasnya sebagai motor ekonomi. Kini, saatnya kita memastikan pertumbuhan ini tidak hanya kuantitatif, tapi juga kualitatif, berkelanjutan, dan memberikan manfaat yang lebih merata bagi seluruh masyarakat.

    Sumber : Antara

  • Sleman Temple Run 2025 diikuti ribuan peserta berbagai negara

    Sleman Temple Run 2025 diikuti ribuan peserta berbagai negara

    Sumber foto: Izan Raharjo/elshinta.com.

    Sleman Temple Run 2025 diikuti ribuan peserta berbagai negara
    Olahraga   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 14 Juli 2025 – 16:08 WIB

    Elshinta.com – Event lari jarak jauh yang menyuguhkan exsotisme alam Sleman Tempel Run (STR) 2025 kembali digelar. Banyaknya candi di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta ini menjadi daya tarik tersendiri yang bakal dapat dinikmati para peserta baik keindahan dan keunikanya.

    Sleman Temple Run yang digelar di kawasan cagar budaya di wilayah Prambanan, Sleman, Yogyakarta ini akan dilaksanakan pada Hari Minggu, 10 Agustus 2025 di kompleks Candi Banyunibo dan akan melewati sejumlah candi-candi di kawasan tersebut, seperti Candi Ijo, Candi Barong, Candi Miri dan Keraton Ratu Boko. Pada pelaksanaan tahun ini, Candi Ratu Boko lebih banyak ditonjolkan untuk mempromosikan bahwa candi di Sleman cukup banyak tidak hanya candi Prambanan. Maka pada gelaran kali ini, Candi Ratu Boko menjadi simbol baik medali, Jersey maupun juga lintasan.

    “Kita ingin lebih mengenalkan Candi Ratu Boko, agar wisatawan juga tahu bahwa di Sleman itu banyak candi. Keberadaanya harus kita promosikan agar mendunia seperti Prambanan dan Borobudur. Banyaknya candi di Sleman menunjukan bahwa dulu wilayah yang gemah Ripah loh jinawi. Ini harus kita lestarikan,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid pada jumpa pers di Kompleks Candi Ratu Boko, Sabtu (12/7/2025).

    Pada kesempatan yang sama, Race Director ajang Sleman Temple Run 2025, Roostian Gamananda, mengungkapkan bahwa sudah 1000 lebih.peserta yang mendaftar baik dari dalam maupun luar negeri. Tahun ini peserta dari negara luar diharapkan mengalami peningkatan. Pelari asing yang telah mendaftar saat ini tercatat dari 15 negara. Seperti dari Belarusia, Kolombia, Rusia, Timor Leste, Palestina, Polandia, Sudan, Yaman, Thailand, Pakistan, Kamboja, Belanda, Jerman serta Gambia. Sedangkan pendaftaran masih terus dibuka sebelum dihelatnya Sleman Temple Run 2025 pada 10 Agustus mendatang.

    “Jika tahun lalu ada pelari dari 15 negara yang turut ambil bagian, kami berharap tahun ini bisa upgrade di angka 18. Tapi target kami sendiri bisa menghadirkan pelari dari 21 negara,” katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo, Senin (14/7).

    Event STR ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu 7 km, 15 km, dan 30 km. Selain rute lari dengan suguhan pemandangan kawasan pedesaan yang menawan dan juga melewati sejumlah candi-candi yang indah, pelari juga akan disuguhkan sejumlah potensi seni budaya lokal  seperti kesenian srandul, jathilan, gejog lesung, dan reog.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Promotor Buka Suara Terkait Prambanan Jazz yang Dikritik Kurang “Nge-Jazz”

    Promotor Buka Suara Terkait Prambanan Jazz yang Dikritik Kurang “Nge-Jazz”

    JAKARTA – Anas Syahrul Alimi, Founder Prambanan Jazz Festival, buka suara setelah gelaran tahunan yang baru saja rampung itu mendapat kritik karena dinilai tidak mengakomodir para musisi jazz untuk tampil.

    Lewat pernyataan panjang di media sosial, Anas mencoba menjelaskan pembelaannya kepada para pengkritik, yang disebutnya bersembunyi di balik akun anonim atau komentar penuh nyinyir.

    “Maka izinkan saya, sebagai promotor yang sering dituduh ‘menyulap candi jadi panggung pop’, untuk menyampaikan pledoi. Tapi tenang, saya tidak akan membawa saksi ahli. Saya hanya membawa kenangan dan sedikit satire,” kata Anas, mengutip keterangan unggahan, Kamis, 10 Juli.

    Jazz, menurut Anas, bukan hanya soal improvisasi nada dan akor, tapi juga improvisasi konteks. Jazz adalah keberanian melawan pakem, bukan sekadar menuruti textbook di rak yang penuh debu.

    “Maka jika kami menghadirkan Kenny G, itu bukan karena kami tak mengerti Coltrane. Tapi karena Kenny G pernah jadi mimpi anak-anak 90-an yang menggantungkan poster saksofon di tembok kamar sambil berharap bisa menyatakan cinta dengan nada-nada tinggi,” ujar Anas.

    “Dan kalau kami menghadirkan Kahitna, Raisa, atau bahkan musisi Korea-Amerika, itu bukan karena kami lupa sejarah jazz, tapi karena kami ingin menciptakan pertemuan lintas generasi, lintas genre, dan lintas hati,” sambungnya.

    Dia mengatakan, Prambanan Jazz bukan kamus, melainkan ruang tamu di mana musik bertukar cerita, dan bukan bertarung gengsi.

    “Mereka yang menggugat festival ini karena ‘kurang jazz’ sesungguhnya bukan sedang membela jazz. Mereka sedang kehilangan selera humor. Dan sayangnya, selera humor itulah yang paling dibutuhkan untuk memahami jazz dan hidup di negeri ini,” tuturnya. “Maka izinkan Prambanan Jazz terus berdansa di antara nada dan legenda. Biarkan Candi Prambanan menjadi saksi bahwa musik tak pernah lahir untuk dikotak-kotakkan. la lahir untuk menyatukan.

    Lebih lanjut, Anas memberi contoh beberapa festival jazz dunia, di mana tidak semua line up berisi musisi jazz, antara lain John Legend di North Sea Jazz, Prince dan Radiohead di Montreux Jazz Festival, hingga Sting di Umbria Jazz Festival.

    Dengan mengutip Miles Davis yang mengatakan “jazz sebagai payung besar”, Anas memberi contoh di mana para musisi jazz juga menjelajah ke luar pakem.

    “Riset akademik dari Bennett (2012) hingga Turino (2018) menyebut festival musik sebagai ritual budaya dan ekonomi, bukan hanya altar estetika. Festival modern menampung kerja-kerja kolektif: dari pengelola parkir, vendor tenda, juru kamera, desainer lampu, hingga UMKM sosis bakar. Mereka semua bagian dari sustainability map yang menentukan umur panjang festival,” kata sang promotor.

    “Maka jika kami mengundang musisi pop ke panggung jazz, itu bukan pengkhianatan. Itu siasat agar festival ini hidup dan semua yang hidup di baliknya tetap makan. Kami tidak sedang membela. Hanya mencatat: bahwa menjaga keutuhan ekosistem kadang butuh kompromi. Dan kompromi bukan dosa—selama dilakukan dengan cinta dan kesadaran etis.”

    Pada akhir pernyataannya, Anas memastikan dirinya tetap menaruh hormat pada musik jazz, namun ada hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan dan diberi apresiasi.

    “Kami tetap menghormat pada jazz. Tapi kami juga menghormat pada listrik yang menyala, pada nasi kotak crew, pada soundman yang belum tidur 32 jam, dan pada kalian yang datang dari luar kota dengan harapan menemukan sedikit kebahagiaan. Karena itu, sekali lagi: Maafkan kami yang selalu bersalah setiap Juli. Tapi izinkan kami terus bertahan, agar tahun depan kita bisa bersalah bersama-sama,” pungkasnya.