Tempat Fasum: Bundaran HI

  • Kakak Beradik Jual Ginjal di Bundaran HI Jakarta, Ibu Dilaporkan Kasus Penggelapan Uang – Halaman all

    Kakak Beradik Jual Ginjal di Bundaran HI Jakarta, Ibu Dilaporkan Kasus Penggelapan Uang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus penggelapan yang melibatkan seorang ibu bernama Syafrida Yani, yang ditahan di Polres Tangerang Selatan, telah menarik perhatian publik.

    Dua anaknya, Farrel Mahardika Putra dan Nayaka Rivanno Attalah, melancarkan aksi di Bundaran HI, Jakarta Pusat, dengan harapan bisa mendapatkan keadilan bagi ibunya.

    Syafrida Yani ditahan setelah dilaporkan oleh pemilik rumah yang ia bantu.

    Pemilik rumah merasa dirugikan karena ia mengeklaim bahwa Syafrida telah menggelapkan uang sebesar Rp10 juta dan sebuah handphone.

    Laporan ini muncul setelah Syafrida tidak bisa dihubungi dan pemilik rumah merasa kesulitan memantau pekerjaan ibunya.

    Kasi Humas Polres Tangerang Selatan, AKP Agil Sahril, menjelaskan bahwa keluarga Syafrida telah mengajukan permohonan penangguhan penahanan, yang akhirnya dikabulkan.

    Dengan demikian, Syafrida kini bisa bertemu kembali dengan kedua anaknya.

    Farrel menceritakan bahwa ibunya awalnya diminta oleh keluarga ayahnya untuk menjaga rumah.

    “Ibu saya hanya seorang penjual makanan rumahan,” ujarnya.

    Syafrida awalnya membantu saudara suaminya yang bekerja di sebuah maskapai.

    Ia dibelikan handphone oleh pemilik rumah agar bisa lebih mudah dihubungi.

    Namun, situasi mulai memburuk ketika pemilik rumah merasa marah karena Syafrida sulit dihubungi.

    Pemilik rumah kemudian memberikan uang sebesar Rp10 juta kepada Syafrida untuk kebutuhan sehari-hari seperti listrik dan gaji asisten rumah tangga.

    Farrel menjelaskan bahwa setiap pengeluaran dicatat dengan rapi.

    Namun, setelah sering dimaki oleh pemilik rumah, Syafrida memutuskan untuk berhenti bekerja di sana.

    Keputusan Farrel dan Nayaka untuk menjual ginjal sebagai bentuk protes muncul setelah mereka merasa tidak ada keadilan dalam kasus ibunya.

    “Saya mau melawan orang yang menzalimi ibu saya karena mereka bukan orang biasa, mereka orang berada,” ungkap Farrel.

    Dalam upaya menarik perhatian publik, mereka membentangkan poster yang bertuliskan “Menjual Ginjal untuk Membebaskan Ibu”.

    Meskipun Syafrida telah mengembalikan handphone dan menunjukkan rincian pengeluaran uang Rp10 juta kepada pemilik rumah, laporan tersebut tetap tidak dicabut.

    Farrel dan Nayaka berharap dengan aksi mereka, masyarakat akan lebih memahami situasi yang dihadapi oleh ibunya dan dapat memberikan dukungan.

    Dengan demikian, kasus ini tidak hanya mengenai penggelapan uang, tetapi juga tentang keadilan dan perjuangan seorang anak untuk membela ibunya.

    Farrel dan Nayaka berharap aksi mereka dapat memberikan dampak positif dalam pencarian keadilan untuk Syafrida Yani.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Penahanan Ibu Ditangguhkan, Kakak-Adik yang Mau Jual Ginjal di Bundaran HI Kini Bisa Kumpul Keluarga

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Arya Bima Suci)

  • Awal Mula Farrel dan Nayaka Jual Ginjal di Bundaran HI, Ibu Dituding Gelapkan HP dan Uang Rp10 Juta – Halaman all

    Awal Mula Farrel dan Nayaka Jual Ginjal di Bundaran HI, Ibu Dituding Gelapkan HP dan Uang Rp10 Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang wanita asal Jakarta bernama Syafrida Yani ditahan usai dilaporkan atas kasus penggelapan uang.

    Dua anak laki-laki Syafrida Yani merasa ada yang janggal dengan kasus tersebut dan melakukan aksi di kawasan Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025). 

    Mereka membentangkan poster berisi tulisan menjual ginjal untuk membebaskan Syafrida Yani.

    Kasi Humas Polres Tangerang Selatan, AKP Agil Sahril, mengatakan Syafrida Yani telah dimintai keterangan dan pihak keluarga mengajukan penangguhan penahanan.

    “Hari ini permohonan penangguhan penahanan tersebut dikabulkan,” paparnya, Jumat (21/3/2025), dikutip dari TribunJakarta.com.

    AKP Agil Sahril memastikan Syafrida Yani sudah dapat bertemu dengan dua anaknya, Farrel Mahardika Putra dan Nayaka Rivanno Attalah.

    “Untuk saat ini tersangka Yani sudah bisa berkumpul kembali dengan keluarganya,” imbuhnya.

    Sebelumnya, Farrel Mahardika Putra, menjelaskan kasus tersebut berawal ketika ibunya diminta salah satu keluarga menjaga rumah.

    “Ibu saya hanya seorang penjual makanan rumahan.”

    “Awalnya ibu hanya membantu saudara ayah untuk mengurus rumahnya, karena beliau bekerja di sebuah maskapai sehingga sering keluar negeri,” tuturnya, Kamis (20/3/2025).

    Pemilik rumah kesal Syafrida Yani susah dihubungi karena tak memiliki handphone.

    Syafrida Yani kemudian dibelikan handphone agar pemilik rumah dapat memantau pekerjaannya.

    Pemilik rumah juga memberikan uang Rp10 juta untuk keperluan rumah seperti listrik hingga membayar asisten rumah tangga (ART).

    “Uang diberikan cash dan setiap ada pengeluaran rinciannya selalu dicatat ibu saya,” imbuhnya.

    Lantaran sering dimaki, Syafrida Yani memutuskan untuk berhenti mengurus rumah tersebut.

    Pemilik rumah yang tak terima dengan sikap Syafrida Yani membuat laporan ke Polsek Ciputat atas kasus penggelapan handphone serta uang.

    “Saat diperiksa, ibu saya tak bisa membela diri karena tidak diberikan pendamping. Di sisi lain pelapor ditemani pengacaranya,” jelasnya.

    Syafrida Yani telah menunjukkan rincian pengeluaran uang Rp10 juta yang diberikan pemilih rumah.

    Handphone juga telah dikembalikan, namun pemilik rumah enggan mencabut laporan.

    “Namun tetep saja ibu ditahan Polres Tangerang Selatan sejak kemarin. Padahal ibu tentu salah,” tukasnya.

    Farrel ingin mencari keadilan untuk ibunya dengan membentangkan poster di kawasan Bundaran HI.

    Farrel dan adiknya membutuhkan biaya untuk membebaskan ibu sehingga muncul ide menjual ginjal.

    “Saya mau melawan orang yang menzalimi ibu saya. Karena dia bukan orang biasa, mereka orang berada,” pungkasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Penahanan Ibu Ditangguhkan, Kakak-Adik yang Mau Jual Ginjal di Bundaran HI Kini Bisa Kumpul Keluarga

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Arya Bima Suci)

  • Awal Mula Farrel dan Nayaka Jual Ginjal di Bundaran HI, Ibu Dituding Gelapkan HP dan Uang Rp10 Juta – Halaman all

    Kronologi Farel dan Nayaka Nekat Jual Ginjal, Ibu Ikhlas Bantu Saudara Malah Dijebloskan ke Penjara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berikut ini kronologi kakak adik, Farrel Mahardika Putra dan Nayaka Rivanno Attalah nekat menawarkan jual ginjal di Bundaran HI, Jakarta Pusat.

    Mereka membentangkan poster berwarna biru di trotar kawasan Bundaran HI. 

    Mereka menuliskan bahwa sang ibunda sedang ditahan di Polres Tangerang Selatan.

    “TOLONG KAMI… KAMI INGIN MENJUAL GINJAL UNTUK MEMBEBASKAN BUNDA KAMI YANG DITAHAN DI POLRES TANGSEL” tulisan di poster tersebut.

    Ternyata, ibu mereka yang saat ini ditahan di Polres Tangsel telah dituduh melakukan penggelapan uang.

    Mirisnya aksi dilakukan anggota keluarga mereka sendiri.

    “Ibu saya hanya seorang penjual makanan rumahan. Awalnya ibu hanya membantu saudara ayah untuk mengurus rumahnya, karena beliau bekerja di sebuah maskapai sehingga sering keluar negeri,” ucap Farrel saat ditemui di kawasan Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025).

    Dari sinilah kemudian petaka itu datang.

    Pemilik rumah marah lantaran sang ibu yang diketahui bernama Syafrida Yani tidak bisa dihubungi lantaran ponsel miliknya rusak.

    Agar mudah dihubungi, sang pemilik rumah kemudian membelikan sang ibu satu unit ponsel.

    Tak cuma ponsel, Syafrida juga diberikan uang sebesar Rp10 juta untuk mengurus keperluan rumah termasuk membayar seorang asisten rumah tangga.

    “Uang diberikan cash dan setiap ada pengeluaran rinciannya selalu dicatat ibu saya,” ujarnya.

    Tak Bisa Membela Diri

    Seiring berjalannya waktu, Yani memutuskan untuk tak lagi mengurus rumah itu lantaran tak tahan kerap dimaki dengan kata-kata kasar.

    Tak terima dengan sikap Yani, sang pemilik rumah kemudian melapor Polsek Ciputat dengan tuduhan penggelapan barang dan sejumlah uang.

    “Saat diperiksa, ibu saya tak bisa membela diri karena tidak diberikan pendamping. Di sisi lain pelapor ditemani pengacaranya,” tuturnya.

    Sang ibu disebut Farrel, sempat menunjukkan rincian pengeluaran dari uang yang sempat diberikan oleh pemilik rumah.

    Bahkan, Yani juga sudah mengembalikan ponsel dan uang Rp10 juta yang sebelumnya diberikan pemilik rumah.

    “Namun tetap saja ibu ditahan Polres Tangerang Selatan sejak kemarin. Padahal ibu tidak salah,” tuturnya.

    Atas dasar itu, Farrel dan adiknya nekat melakukan aksi di sekitar kawasan Bundaran HI ini dengan menawarkan menjual ginjal mereka sehingga bisa memperoleh uang dalam jumlah banyak.

    Uang tersebut pun bakal digunakan untuk membebaskan sang ibu.

    “Saya mau melawan orang yang menzalimi ibu saya. Karena dia bukan orang biasa, mereka orang berada,” kata dia. (Tribunnews.com/WartaKota/TribunJakarta)

     

  • Kakak Beradik Jual Ginjal di Bundaran HI Jakarta, Ibu Dilaporkan Kasus Penggelapan Uang – Halaman all

    Kisah Farrel-Nayaka, Kakak Adik Jual Ginjal demi Bebaskan Ibu yang Dituduh Gelapkan Uang Keluarga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kisah memilukan dialami oleh kakak beradik bernama Farrel Mahardika Putra dan Nayaka Rivanno Attalah.

    Mereka rela menawarkan menjual ginjalnya demi membebaskan sang ibu yang ditahan di Polres Tangerang Selatan setelah dituduh mencuri barang anggota keluarganya.

    Aksi Farrel dan Nayaka tersebut dilakukan di Bundaran HI, Jakarta Pusat dengan membawa spanduk.

    “Tolong kami. Kami ingin menjual ginjal untuk membebaskan bunda kami yang ditahan di Polres Tangsel,” demikian isi dari spanduk tersebut.

    Ketika dikonfirmasi, Farrel menyebut ibunya yang bernama Safrida Yani berprofesi sebagai penjual makanan.

    Sementara, kronologi Safrida dituduh mencuri berawal ketika dirinya membantu untuk mengurus rumah dari saudara suaminya.

    Farrel mengatakan sang ibu diminta untuk mengurus rumah dari saudara ayahnya karena yang bersangkutan tengah bekerja di luar negeri.

    “Awalnya itu ibu saya membantu saudara ayah saya untuk mengurus rumahnya. Sementara, saudara ayah saya itu tengah bekerja di Saudi Airlines. Sehingga, ibu saya diminta untuk mengurus rumahnya itu,” katanya dikutip dari YouTube Tribunnews, Jumat (21/3/2025).

    Namun, selama membantu anggota keluarga suaminya tersebut, Safrida justru diperlakukan layaknya asisten rumah tangga (ART).

    Setelah itu, Farrel menuturkan ibunya dibelikan handphone oleh saudara ayahnya tersebut karena handphone sebelumnya rusak.

    Adapun maksud dibelikannya handphone tersebut agar Safrida mau untuk bekerja dengan saudara ayahnya tersebut.

    “Ibu saya tidak bisa dihubungi karena handphone ibu saya rusak. Lalu, saudara ayah saya itu membelikan handphone untuk ibu saya dengan balasan ibu saya harus bekerja dengannya dan agar bisa berkomunikasi,” jelas Farrel.

    Tak cuma handphone, Farrel mengatakan ibunya juga diberi sejumlah uang untuk menggajinya dan memenuhi kebutuhan rumah milik saudara ayahnya.

    “Jadi, uang itu dalam bentuk cash sehingga ibu saya selalu mencatat setiap peserpun,” kata Farrel.

    Selalu Diperlakukan Kasar

    Namun, selama bekerja dengan saudara ayahnya tersebut, ibu Farrel tidak tahan karena selalu diperlakukan kasar.

    Sehingga, Safrida pun memutuskan untuk berhenti mengurusi rumah saudara ayahnya tersebut.

    “Suatu saat, ibu saya sudah tidak tahan bekerja dengannya karena selalu mendapat tekanan berupa kata-kata kasar dan akhirnya ibu saya berhenti dan tidak pernah menghubungi saudara ayah saya tersebut,” kata Farrel.

    Tak Terima, Ibu Farrel Dilaporkan ke Polisi usai Dituduh Gelapkan Uang

    JUAL GINJAL – Farrel Mahardika Putra, remaja yang rela menjual ginjalnya demi membebaskan ibunya, Syafrida Yani yang dituduh oleh saudara ayahnya telah menggelapkan uang dan sejumlah barang. Dia melakukan aksinya tersebut di Bundaran HI, Jakarta, pada Kamis (20/3/2025).

    Farrel mengatakan keputusan ibunya untuk berhenti ternyata berbuntut panjang.

    Sebab, saudara ayahnya tersebut justru melaporkan Safrida ke Polsek Ciputat dengan tuduhan penggelapan.

    “Saudara ayah saya itu pun tidak terima dan melaporkan ibu saya ke Polsek Ciputat, Tangerang Selatan dengan tuduhan penggelapan uang dan penggelapan sebuah barang,” tuturnya.

    Saat dilaporkan, Farrel menyebut Safrida tidak pernah didampingi penasihat hukum sehingga tak bisa melakukan pembelaan.

    “Namun di sisi lain, pelapor ibu saya ditemani sama pengacaranya dan dua penyidik dari kepolisian,” jelasnya.

    Kendati demikian, Farrel menegaskan sang ibu sudah membantah tuduhan dari saudara ayahnya tersebut.

    Menurut Farrel, sang ibu memberikan bukti berupa catatan rincian uang dari saudara ayahnya.

    Selain itu, dia juga mengungkapkan handphone yang diberikan oleh saudara ayahnya ke ibunya sudah dikembalikan.

    “Bahkan, uang yang dituntut penggelapan uang sebesar Rp10 juta, ibu saya mencarikannya agar masalahnya tidak panjang,” jelas Farrel.

    Namun, meski sudah ada niat mengganti uang, Farrel mengatakan saudara ayahnya tersebut enggan untuk menerimanya.

    “Di saat ibu saya mau mengembalikan uang Rp10 juta, uang itu selalu disanggah oleh pengacara pelapor ibu saya. Jadi, hanya HP saja yang diterima,” jelasnya.

    Kini, Farrel menuturkan ibunya sudah meminta bantuan hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk memberikan pendampingan.

    Hanya saja, Safrida sudah telanjur ditahan di Polres Tangerang Selatan, meski belum terbukti melakukan seperti yang dituduhkan oleh saudara suaminya tersebut.

    Farrel mengatakan ibunya sudah ditahan sejak Rabu (19/3/2025).

    Alasan Jual Ginjal

    Farrel pun menuturkan dirinya dan adiknya rela untuk menjual ginjalnya demi membebaskan ibunya.

    Selain itu, dia juga merasa tidak terima dengan perlakuan saudara ayahnya yang dianggapnya telah berbuat zalim.

    “Jadi, saya rela seperti ini karena ibu yang melahirkan saya dizalimi. (Jadi jual ginjal untuk apa?) Untuk membebaskan ibu saya,” jelasnya.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

  • Awal Mula Farrel dan Nayaka Jual Ginjal di Bundaran HI, Ibu Dituding Gelapkan HP dan Uang Rp10 Juta – Halaman all

    Kronologi sang Ibu Dipenjara hingga Buat Kakak-Adik Farrel dan Nayaka Jual Ginjal, Bantu Saudara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kakak-adik bernama Farrel Mahardika Putra dan Nayaka Rivanno Attalah menawarkan untuk menjual ginjal mereka demi membebaskan sang ibu, Syafrida Yani, dari penjara.

    Farrel dan Nayaka menawarkan ginjal mereka di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025).

    Sembari membawa poster bertuliskan, “Tolong kami, kami ingin menjual ginjal untuk membebaskan Bunda kami yang ditahan di Polres Tangsel,” keduanya berdiri menghadap ke jalan raya.

    Kepada TribunJakarta.com, Farrel dan Nayaka membeberkan kronologi ibunya ditahan.

    Hal ini bermula saat Yani membantu saudara sang suami yang bekerja di sebuah maskapai hingga sering bepergian ke luar negeri.

    Yani diketahui membantu saudara iparnya itu untuk mengurus rumah.

    “Awalnya, Ibu hanya membantu saudara ayah untuk mengurus rumahnya, karena beliau bekerja di sebuah maskapai sehingga sering ke luar negeri,” jelasnya, Kamis.

    Pada suatu kesempatan, lanjut keduanya, pemilik rumah sempat marah lantaran Yani tak bisa dihubungi sebab ponselnya rusak.

    Setelahnya, pemilik rumah pun membelikan ponsel untuk Yani dan memberi uang sebanyak Rp10 juta.

    Uang itu, dikatakan Farrel dan Nayaka, diberikan untuk mengurus keperluan rumah dan membayar seorang asisten rumah tangga.

    Menurut keduanya, sang ibu selalu rutin mencatat pengeluaran dari uang tersebut.

    “Uang diberikan cash dan setiap ada pengeluaran, rinciannya selalu dicatat Ibu saya,” kata mereka.

    Tetapi, karena kerap dimaki-maki menggunakan kata kasar, Yani pun memilih berhenti membantu saudara iparnya mengurus rumah.

    Sayang, Yani justru harus menghadapi pihak kepolisian karena saudara iparnya melapor ke Polsek Ciputat atas tuduhan penggelapan barang dan sejumlah uang.

    Farrel dan Nayaka mengatakan, ibu mereka tidak bisa membela diri karena tak diberikan pendamping.

    Sementara, saudara ipar Yani datang ditemani kuasa hukumnya.

    Meski sang ibu sudah menunjukkan rincian pengeluaran, serta mengembalikan ponsel dan uang dari saudara iparnya, ia tetap ditahan.

    Padahal, menurut Farrel dan Nayaka, ibunda mereka belum tentu salah.

    “Saat diperiksa, Ibu saya tak bisa membela diri karena tidak diberikan pendamping hukum.”

    “Di sisi lain, pelapor ditemani pengacaranya,” ujar keduanya, dilansir Wartakotalive.com.

    “Ibu tetap saja ditahan di Polsek Tangerang Selatan, padahal belum tentu salah,” imbuh mereka.

    Akan Bebaskan Ibu Bagaimanapun Caranya

    Atas hal itu, Farrel dan Nayaka pun memilih menjual ginjal mereka demi membebaskan sang ibu.

    Keduanya sudah bertekat akan melawan saudara mereka sendiri karena telah menzalimi sang ibu.

    “Saya mau melawan orang yang menzalimi Ibu saya. Karena dia bukan orang biasa, mereka orang berada,” ungkap Farrel.

    “Jadi saya rela seperti ini karena Ibu yang melahirkan saya, dizalimi,” imbuh dia.

    Farrel dan adiknya pun memastikan, ia akan membebaskan sang ibu bagaimanapun caranya, menggunakan uang hasil penjualan ginjal mereka.

    “Untuk membebaskan Ibu saya, apapun itu,” pungkasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kakak-adik Nekat Gelar Aksi di Bundaran HI Demi Bebaskan Ibu yang Dituduh Mencuri dan di WartaKotalive.com dengan judul Cerita Kakak-beradik Ingin Menjual Ginjal untuk Menolong Ibu Mereka yang Sedang Ditahan Polisi

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima, Wartakotalive.com/Yolanda Putri)

  • Cara Pakai QRIS Tap di HP Android dan iPhone, Tak Usah Scan Kode QR

    Cara Pakai QRIS Tap di HP Android dan iPhone, Tak Usah Scan Kode QR

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Tap.

    QRIS Tap adalah layanan pembayaran yang menggabungkan teknologi QRIS Consumer Presented Mode (CPM) dengan Near Field Communication (NFC). Teknologi ini, menggunakan jaringan nirkabel jarak dekat yang menggunakan gelombang radio.

    Fitur baru ini bisa dipakai di transportasi layanan umum, Rumah Sakit (RS), Universitas, hingga parkir mal. Saat ini layanan QRIS Tap sudah bisa dilakukan di 2.353 merchant. Dengan rincian, 1.528 ritel, 134 transport, 550 rumah sakit, 138 UMKM dan 3 parkir.

    Adapun pada Maret 2025, QRIS Tap pada transportasi umum baru berlaku di 120 armada JRConn, MRT untuk Stasiun Bundaran HI-Stasiun Lebak Bulus, dan 12 Royal Trans.

    Pengguna cukup mendekatkan ponsel, yang telah mendukung teknologi NFC, ke perangkat pembayaran contactless.

    Lantas, bagaimana cara menggunakan QRIS Tap di ponsel Android dan iPhone?

    Hal pertama yang diperlukan untuk menggunakan QRIS Tap adalah ponsel yang dilengkapi dengan fitur NFC, dan ingat untuk terlebih dahulu mengaktifkannya.

    Cara mengaktifkan NFC cukup mudah. Anda bisa pergi ke Pengaturan atau Setting HP, lalu cari menu NFC, klik, kemudian geser togel untuk mengaktifkannya.

    Jika NFC sudah dipastikan aktif, berikut adalah langkah-langkah menggunakan QRIS Tap:

    Buka aplikasi mobile banking, dompet digital, atau aplikasi pembayaran lain yang mendukung QRIS
    Pastikan fitur NFC sudah aktif
    Pilih menu “QRIS”, lalu pilih fitur “QRIS Tap”
    Pilih sumber dana
    Masukkan PIN untuk mengonfirmasi transaksi
    Dekatkan ponsel ke terminal pembayaran contactless di merchant
    Transaksi selesai

    Ada kurang lebih 15 bank dan layanan dompet digital yang sudah mendapatkan fitur QRIS Tap. Berikut daftar 15 penyedia jasa pembayaran untuk QRIS Tap:

    – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)
    – PT Bank Mega
    – PT Bank CIMB Niaga
    – PT Bank Mandiri
    – PT Bank Negara Indonesia (BNI)
    – PT Bank Central Asia (BCA)
    – PT Bank DKI
    – PT Bank Permata
    – PT Bank Sinarmas
    – PT Bank BPD Bali
    – PT Bank National Nobu
    – Gopay
    – ShopeePay
    – Dana
    – Netzme

    (dem/dem)

  • Latar Belakang Kakak Adik Farrel dan Nayaka Tawarkan Ginjalnya, Lawan Orang Tajir yang Zalimi Ibu – Halaman all

    Latar Belakang Kakak Adik Farrel dan Nayaka Tawarkan Ginjalnya, Lawan Orang Tajir yang Zalimi Ibu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Aksi kakak adik, Farrel Mahardika Putra dan Nayaka Rivanno Attalah jadi sorotan karena membentangkan poster berisi niat unruk menjual ginjal.

    Ini dilakukan untuk mendapatkan uang untuk menolong sang ibu yang ditahan polisi tepatnya Mapolres Tangsel.

    Keduanya beraksi di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) untuk membebaskan sang ibu usai dituduh melakukan penggelapan uang.

    Mirisnya aksi dilakukan anggota keluarga mereka sendiri.

    “Ibu saya hanya seorang penjual makanan rumahan. Awalnya ibu hanya membantu saudara ayah untuk mengurus rumahnya, karena beliau bekerja di sebuah maskapai sehingga sering keluar negeri,” ucap Farrel saat ditemui di kawasan Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025).

    Dari sinilah kemudian petaka itu datang.

    Pemilik rumah  marah lantaran sang ibu yang diketahui bernama Syafrida Yani tidak bisa dihubungi lantaran ponsel miliknya rumah.

    Agar mudah dihubungi, sang pemilik rumah kemudian membelikan sang ibu satu unit ponsel.

    Tak cuma ponsel, Syafrida juga diberikan uang sebesar Rp10 juta untuk mengurus keperluan rumah termasuk membayar seorang asisten rumah tangga.

     “Uang diberikan cash dan setiap ada pengeluaran rinciannya selalu dicatat ibu saya,” ujarnya.

    Seiring berjalannya waktu, Yani memutuskan untuk tak lagi mengurus rumah itu lantaran tak tahan kerap dimaki dengan kata-kata kasar.

    Tak terima dengan sikap Yani, sang pemilik rumah kemudian melapor Polsek Ciputat dengan tuduhan penggelapan barang dan sejumlah uang.

    “Saat diperiksa, ibu saya tak bisa membela diri karena tidak diberikan pendamping.

    Di sisi lain pelapor ditemani pengacaranya,” tuturnya.

    Sang ibu disebut Farrel, sempat menunjukkan rincian pengeluaran dari uang yang sempat diberikan oleh pemilik rumah.

    Bahkan, Yani juga sudah mengembalikan ponsel dan uang Rp10 juta yang sebelumnya diberikan pemilik rumah.

    “Namun tetep saja ibu ditahan Polres Tangerang Selatan sejak kemarin. Padahal ibu tidak salah,” tuturnya.

    Atas dasar itu, Farrel dan adiknya nekat melakukan aksi di sekitar kawasan Bundaran HI ini dengan menawarkan menjual ginjal mereka sehingga bisa memperoleh uang dalam jumlah banyak.

    Uang tersebut pun bakal digunakan untuk membebaskan sang ibu.

    “Saya mau melawan orang yang menzalimi ibu saya. Karena dia bukan orang biasa, mereka orang berada,” kata dia.  (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

  • Kakak-adik Nekat Gelar Aksi di Bundaran HI Demi Bebaskan Ibu yang Dituduh Mencuri

    Kakak-adik Nekat Gelar Aksi di Bundaran HI Demi Bebaskan Ibu yang Dituduh Mencuri

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG – Dua remaja melakukan aksi di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) dengan membentangkan poster berisi tawaran menjual ginjal demi menolong sang ibu yang ditahan polisi.

    Mereka bernama Farrel Mahardika Putra dan Nayaka Rivanno Attalah.

    Kakak-adik ini nekat melakukan aksi tersebut untuk membebaskan sang ibu yang dituduh melakukan penggelapan uang oleh anggota keluarga mereka sendiri.

    “Ibu saya hanya seorang penjual makanan rumahan. Awalnya ibu hanya membantu saudara ayah untuk mengurus rumahnya, karena beliau bekerja di sebuah maskapai sehingga sering keluar negeri,” ucapnya saat ditemui di kawasan Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025).

    Dari sinilah kemudian petaka itu datang, sang pemilik rumah sempat marah lantaran sang ibu yang diketahui bernama Syafrida Yani tak bisa dihubungi lantaran ponsel miliknya rumah.

    Agar mudah dihubungi, sang pemilik rumah kemudian membelikan sang ibu satu unit ponsel.

    Tak cuma ponsel, Syafrida juga diberikan uang sebesar Rp10 juta untuk mengurus keperluan rumah, termasuk membayar seorang asisten rumah tangga.

    “Uang diberikan cash dan setiap ada pengeluaran rinciannya selalu dicatat ibu saya,” ujarnya.

    Seiring berjalannya waktu, Yani memutuskan untuk tak lagi mengurus rumah itu lantaran tak tahan kerap dimaki dengan kata-kata kasar.

    Tak terima dengan sikap Yani, sang pemilik rumah kemudian melapor Polsek Ciputat dengan tuduhan penggelapan barang dan sejumlah uang.

    “Saat diperiksa, ibu saya tak bisa membela diri karena tidak diberikan pendamping. Di sisi lain pelapor ditemani pengacaranya,” tuturnya.

    Sang ibu disebut Farrel, sempat menunjukkan rincian pengeluaran dari uang yang sempat diberikan oleh pemilik rumah.

    Bahkan, Yani juga sudah mengembalikan ponsel dan uang Rp10 juta yang sebelumnya diberikan oleh sang pemilik rumah.

    “Namun tetep saja ibu ditahan Polres Tangerang Selatan sejak kemarin. Padahal ibu tidak salah,” tuturnya.

    Atas dasar itu, Farrel dan adiknya nekat melakukan aksi di sekitar kawasan Bundaran HI ini dengan menawarkan menjual ginjal mereka sehingga bisa memperoleh uang dalam jumlah banyak.

    Uang tersebut pun bakal digunakan untuk membebaskan sang ibu.

    “Saya mau melawan orang yang menzalimi ibu saya. Karena dia bukan orang biasa, mereka orang berada,” kata dia.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Transjakarta hadirkan wisata bus tingkat rute situs sejarah di Jakarta

    Transjakarta hadirkan wisata bus tingkat rute situs sejarah di Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menghadirkan wisata menggunakan bus tingkat atap terbuka dengan rute khusus yang melewati situs-situs bersejarah di Jakarta seperti Bundaran HI, Museum Nasional, dan pusat perbelanjaan Sarinah.

    “Transjakarta akan mengoperasikan bus atap terbuka di layanan Jakarta Heritage. Saat ini unit busnya tengah dalam proses produksi. Harapannya, bisa segera dioperasikan jelang libur sekolah pada Juni mendatang,” kata Direktur Bisnis Dan Pemanfaatan Aset Transjakarta, Fadly Hasan dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.

    Wisata ini merupakan program “Open Top Tour of Jakarta rute Jakarta Heritage” untuk mendukung Jakarta sebagai kota global dengan meningkatkan daya tarik wisata kota Jakarta serta memberikan pengalaman berbeda bagi wisatawan.

    Adapun dalam program ini, Transjakarta bekerja sama dengan PT Sarinah (Persero), sekaligus kolaborator kedua untuk rute Jakarta Heritage.

    Sebelumnya, untuk rute perdana, Transjakarta berkolaborasi dengan Brightspot dengan rute Jakarta Skyline.

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Komersial PT Sarinah, Selfie Dewiyanti berharap kerja sama dengan Transjakarta dapat menjadi daya tarik serta memberikan kemudahan transportasi untuk menuju ke Sarinah.

    “Kemitraan ini membuka peluang besar bagi wisatawan untuk menjelajahi Jakarta dengan cara yang lebih menarik dan berkesan. Kami ingin menghadirkan pengalaman wisata yang menyeluruh, menghubungkan perjalanan sejarah dengan kenyamanan berbelanja dan bersantai di Sarinah,” katanya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Cara Bayar MRT Jakarta Pakai QRIS Tap di Aplikasi Gopay – Page 3

    Cara Bayar MRT Jakarta Pakai QRIS Tap di Aplikasi Gopay – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – — Bayar pakai HP kini semakin mudah dengan GoPay QRIS Tap. Fitur terbaru dari GoPay ini memungkinkan pengguna untuk bertransaksi non-tunai hanya dengan menempelkan smartphone mereka ke mesin EDC yang mendukung NFC.

    Cara pembayaran ini memanfaatkan teknologi NFC dan standar QRIS, sehingga transaksi cepat, aman, dan terintegrasi dengan ekosistem GoPay.

    GoPay QRIS Tap merupakan inovasi dari GoPay, unit bisnis Financial Technology PT GoTo Gojek Tokopedia, yang mendukung program pemerintah untuk meningkatkan transaksi digital di Indonesia.

    Sesuai dengan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 dari Bank Indonesia, QRIS Tap dirancang untuk mempercepat transaksi pembayaran, terutama untuk transportasi umum, ritel, UMKM, dan parkir.

    Head of GoPay Wallet Kelvin Timotius, mengatakan, “GoPay terus berinovasi untuk memberikan teknologi terdepan yang akan memudahkan pengguna dalam bertransaksinon-tunai. Harapannya, pengguna kami juga semakin mendapat banyak pilihan bertransaksinon-tunai dengan mudah dan aman.”

    Ia berharap, inovasi QRIS Tap bisa mendukung Bank Indonesia mendorong digitalisasi pembayaran. Sebagai informasi, Gopay juga turut serta menguji coba secara terbatas pembayaran MRT Jakarta melalui QRIS Tap. 

    Berdasarkan keterangan Gopay, Rabu (19/3/2025), metode pembayaran QRIS Tap menjadi salah satu opsi pembayaran tiket MRT Jakarta diujicobakan secara terbatas di MRT Jakarta selama satu bulan. 

     

    Adapun opsi pembayaran tiket melalui QRIS Tap di MRT Jakarta saat ini hanya berlaku untuk rute perjalanan Bundaran HI-Lebak Bulus atau sebaliknya.