Tempat Fasum: Bundaran HI

  • Tenaga Medis Gelar Konvoi Ambulans di Jalanan Jakarta, Bentuk Solidaritas untuk Kondisi di Palestina

    Tenaga Medis Gelar Konvoi Ambulans di Jalanan Jakarta, Bentuk Solidaritas untuk Kondisi di Palestina

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM – Ratusan dokter dan tenaga kesehatan menggelar aksi solidaritas terhadap Palestina di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2025) sore 

    Hal itu sebagai respons mereka terhadap para tenaga kesehatan dan relawan kemanusiaan yang menjadi korban kekerasan di Gaza, Palestina.

    Aksi bertajuk “Protect Them: Lindungi Tenaga Kesehatan dan Relawan Kemanusiaan di Gaza” ini dimulai di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, dan dilanjutkan dengan konvoi ambulans dari Patung Kuda menuju Bundaran HI. 

    Konvoi akan memutar sebanyak tiga kali sebagai bentuk penghormatan simbolik terhadap para tenaga medis yang gugur.

    Peserta aksi juga membawa pesan-pesan kemanusiaan seperti bertuliskan “Lindungi Tenaga Kesehatan, Ambulans Bukan Target, hingga Gaza Urusan Kita Juga sebagai bentuk protes terhadap pelanggaran hukum humaniter internasional.

    Kegiatan yang diinisiasi oleh Aliansi Rakyat Bela Palestina ini menyusul pengakuan Israel yang menyatakan tentaranya menembak 15 petugas medis di Gaza Selatan pada 24 Maret 2025 lalu. 

    Adapun para tenaga medis yang terlibat dalam aksi damai terdiri dari perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kementerian Kesehatan RI, MER-C, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), serta masyarakat umum.

    Menurut Forum Dokter dan Tenaga Kesehatan untuk Palestina (FODKES Palestina) yang diwakili dr. Piprim Basarah Yanuarso, hingga 7 April 2025, jumlah korban meninggal dunia di Gaza telah mencapai 50.669 orang, termasuk 17.954 anak-anak dan 13.365 perempuan.

    Dari jumlah itu,1.516 di antaranya adalah tenaga kesehatan, sementara seluruh rumah sakit di Gaza dalam kondisi lumpuh, dengan hanya 17 yang berfungsi sebagian.

    “Ini adalah bentuk solidaritas sejawat, bahwa kami tidak tinggal diam melihat rekan-rekan medis dibantai saat menjalankan tugas kemanusiaan,” ujar Piprim, Senin.

    Dalam aksinya, FODKES Palestina menyampaikan tujuh pernyataan sikap terhadap kondisi di Gaza, Palestina.

    “Pertama, hentikan genosida Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza maupun Tepi Barat,” kata Piprim.

    Sikap kedua, mengutuk Israel dan Amerika Serikat yang bersama-sama melakukan kejahatan perang dan genosida terhadap rakyat Palestina, terlebih terhadap para tenaga kesehatan dan relawan kemanusiaan.

    Kemudian, poin ketiga yakni mendesak masyarakat dunia agar segera menyeret Israel kembali kepada kesepakatan awal gencatan senjata.

    “Keempat, Mendesak ICC negara-negara yang tergabung di dalamnya untuk meningkatkan upaya penangkapan Benjamin Netanyahu,” ujarnya.

    Selanjutnya poin kelima yakni menyerukan seluruh dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia dan dunia untuk meningkatkan solidaritas pembelaan kepada rekan sejawat di Palestina dan menolak kejahatan Israel terhadap pekerja medis.

    “Keenam, menyesalkan sikap negara-negara Arab yang dekat dengan Palestina yang tetap diam tanpa mengambil langkah eskalatif dalam menyelamatkan rakyat Palestina dan menghentikan kejahatan Israel,” tutur Piprim.

    Ketujuh, mendorong seluruh dokter, tenaga kesehatan, maupun organisasi profesi untuk melakukan aksi serupa yang dilakukan pada hari ini, serta meningkatkan aksi boikot, media sosial, dan doa untuk membela Palestina.

     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Viral Polisi ‘Samsat’ Izinkan Mobil Nyebrang Jalan di Bundaran HI, Begini Pengakuan Sang Sopir

    Viral Polisi ‘Samsat’ Izinkan Mobil Nyebrang Jalan di Bundaran HI, Begini Pengakuan Sang Sopir

    TRIBUNJAKARTA.COM – Beredar video yang menampilkan pengemudi mobil berusaha menyeberang jalan di Bundaran Hotel Indonesia (HI) dari arah Jalan Imam Bonjol menuju Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

    Video itu diunggah oleh sang pengemudi dengan akun TikTok @qiuden13. 

    Awalnya sang pengemudi mobil itu bertanya kepada seorang polisi yang sedang berdiri di sekitar Bundaran HI. 

    “Pak nyebrang boleh pak?” tanya pengemudi tersebut. 

    “Boleh pak,” jawabnya. 

    Pengemudi itu pun langsung menyeberang dari Jalan Imam Bonjol untuk memutar balik di Bundaran HI. 

    Namun, ketika begitu hendak memutar balik di bundaran, pengemudi itu diberhentikan oleh seorang petugas polisi di depannya. 

    Polisi itu langsung meminta STNK dan hendak menilang pengemudi tersebut. 

    Namun, sang pengemudi berdalih bahwa ia diizinkan untuk putar balik di bundaran tersebut dari polisi yang ditemui sebelumnya.

    “Bapak itu tidak pernah jaga di situ, itu orang samsat,” kata polisi yang hendak menilang sang pengemudi itu. 

    Ada hal menarik saat pengemudi itu hendak ditilang oleh polisi tersebut. 

    Saat berbincang dengan polisi tersebut, pengemudi itu lalu tiba-tiba menonaktifkan suara di ponselnya. 

    Banyak dugaan dari warga net, bahwa suara itu dimatikan lantaran pengemudi itu hendak ‘berdamai’ dengan polisi agar tidak ditilang. 

    Namun, sepertinya polisi tidak menerima tawaran tersebut. 

    Ia lalu mempersilakan pengemudi untuk melanjutkan perjalanan kembali. 

    “Besok-besok kalau lewat sini lagi saya tilang ya, jangan ngikutin itu (polisi itu) salah itu. Pokoknya sampai jam 10.00 WIB enggak boleh ya,” ujarnya. 

    Penjelasan sang sopir

    Dikonfirmasi secara terpisah, @qiuden13 mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 2 Februari 2024 silam. 

    Ia baru mengunggah video tersebut saat ini lantaran baru bermain TikTok. 

    “Saya mau lurus nyebrang Bundaran HI, karena enggak yakin saya tanya petugas boleh enggak nyebrang? Sudah diizinkan dan dibilang boleh. Saya malah diberhentikan oleh petugas lainnya yang di seberang bundaran,” ujarnya. 

    Terkait dengan suara yang dinonaktfikan saat berbincang dengan polisi yang hendak menilangnya, sang pengemudi enggan menjawab. 

    “No comment mas, kalau yang ini. Memang saya enggak mau share,” ujarnya. 

    Ia berharap agar polisi yang berada di jalan agar berkoordinasi dengan baik antar polisi sehingga tidak menimbulkan kebingungan pengemudi. 

    “Saya berharap koordinasi petugas lapangan lebih baik aja, kan kalau gini jadi rancu padahal kita sebagai pengendara kadang enggak yakin, makanya tanya ke petugas,” pungkasnya. 

     

     

  • Senangnya Warga Nikmati Suasana Jakarta dari Anjungan Halte Bundaran HI 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 April 2025

    Senangnya Warga Nikmati Suasana Jakarta dari Anjungan Halte Bundaran HI Megapolitan 5 April 2025

    Senangnya Warga Nikmati Suasana Jakarta dari Anjungan Halte Bundaran HI
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anjungan Halte TransJakarta Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, menjadi salah satu destinasi favorit warga Jakarta selama libur panjang Lebaran 2025.
    Hal itu terlihat dari banyaknya warga yang menghabiskan waktu bersama keluarga, teman, maupun pasangan di lokasi tersebut. 
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, Sabtu (5/4/2025) siang, halte yang terletak di jantung kota Jakarta itu dipadati pengunjung. Ada yang terlihat duduk santai, ada pula yang sibuk berfoto dengan latar pemandangan Monumen Selamat Datang.
    Anjungan
    Halte Bundaran HI
    sendiri dirancang dengan konsep terbuka dan modern.
    Dari anjungan ini, pengunjung bisa melihat dari dekat Monumen Selamat Datang, air mancur Bundaran HI, serta gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya.
    Hujan yang mengguyur wilayah tersebut tak menghalangi aktivitas para pengunjung. 
    Salah satunya Yuni (37), warga Palmerah, Jakarta Barat yang datang bersama suami dan dua anaknya ke
    Anjungan Halte Bundaran HI
    .
    Yuni dan keluarganya datang ke Anjungan Halte Bundaran HI untuk mengisi waktu libur Lebaran 2025 yang sebentar lagi selesai.
    Ia dan keluarga pun merasa senang lantaran Jakarta memiliki alternatif wisata yang menarik dan gratis untuk publik. 
    “Saya pertama kali datang ke sini. Anak-anak senang bisa lihat patung Selamat Datang dan suasana kota dari atas,” ujar Yuni.
    Yuni juga sempat mengabadikan momen bersama keluarganya di Anjungan Halte Bundaran HI sebelum hujan turun.
    “Tadi kita sudah sempat foto-foto sebelum hujan,” kata dia.
    Hal senada juga disampaikan oleh Dika (25), warga Ciledug, Kota Tangerang. Dika yang merupakan warga pendatang dari Sumatera Barat itu sengaja datang bersama temannya karena penasaran dengan Anjungan Bundaran HI.
    “Ini pertama kali ke sini. Tempatnya bagus, lumayan bisa foto-foto sama teman-teman. Suasananya juga enak,” kata dia.
    Dika yang sudah empat tahun merantau di Jakarta ini mengaku sudah lama penasaran dengan Anjungan Halte Bundaran HI. Biasanya, ia hanya sekadar melihat anjungan tersebut dari bus Transjakarta.
    “Biasanya cuma lewat doang naik bus, sekarang penasaran naik ke atas. Ternyata bagus pemandangannya,” ucap Dika.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pasca Lebaran, kualitas udara Jakarta masuk kategori baik

    Pasca Lebaran, kualitas udara Jakarta masuk kategori baik

    Ilustrasi – Lanskap pepohonan dengan latar belakang gedung bertingkat di Karet Kuningan, Jakarta Selatan. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/foc/am.

    Pasca Lebaran, kualitas udara Jakarta masuk kategori baik
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 02 April 2025 – 06:00 WIB

    Elshinta.com – Kualitas udara di Jakarta pada Rabu pagi atau H+1 Lebaran 2025 masuk ke dalam kategori baik berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir. Berdasarkan pantauan pada pukul 06.00 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 50  dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5 sebesar 9 mikrogram per meter kubik.

    Angka tersebut menjadikan Jakarta masuk peringkat ke 50 dalam daftar kota besar paling bersih di dunia. Dengan kualitas udara yang baik, masyarakat bisa menikmati aktivitas luar ruangan. Kendati kualitas udara di Jakarta membaik, indeks kualitas udara di sejumlah kota justru sebaliknya. Kota Tangerang Selatan, Banten, tercatat memiliki indeks kualitas udara buruk dengan rangking PM2.5 134, disusul Depok dengan rangking 129.

    Sementara indeks kualitas udara Pakisaji, Jawa Timur; Medan, Sumatera Utara; Bali; Surabaya, Jawa Timur; dan Tangerang, Banten masuk kategori sedang dengan kisaran rangking 85-55.

    Selanjutnya, berdasarkan Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa kualitas udara di empat lokasi berada pada kategori baik atau nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50, sedangkan satu lokasi berada pada kategori sedang atau nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 50-100.

    Indeks kualitas udara di Kebon Jeruk, Jakarta Barat tercatat di angka 43, Bundaran HI, Jakarta Pusat dengan Indeks di angka 42, sedangkan wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara di angka 28, Lubang Buaya, Jakarta Timur di angka 31, dan Jagakarsa, Jakarta Selatan di angka 56.

    Sumber : Antara

  • Cara Berkunjung ke Museum Nasional di Libur Lebaran 2025, Cek Jam Bukanya!

    Cara Berkunjung ke Museum Nasional di Libur Lebaran 2025, Cek Jam Bukanya!

    Jakarta

    Museum Nasional Indonesia adalah salah satu destinasi wisata edukasi, sejarah, dan budaya yang cocok dikunjungi selama masa liburan panjang Lebaran 2025. Sebelum berkunjung, baiknya cek terlebih dahulu informasi berikut ini.

    Berikut ini adalah informasi seputar jam operasional, harga tiket masuk, hingga cara berkunjung di Museum Nasional Indonesia di Jakarta Pusat.

    Jam Operasional Museum Nasional

    Museum Nasional tetap buka selama periode libur Lebaran pada tanggal 2 sampai dengan 6 April 2025, dengan hari dan jam operasional sebagai berikut:

    Hari: Selasa sampai dengan MingguJam operasional: Pukul 08.00-20.00 WIB

    Sebagai catatan, Museum Nasional tutup layanan setiap hari Senin dan pada hari libur nasional. Seperti sebelumnya pada 28 Maret sampai 1 April 2025.

    Harga Tiket Masuk Museum Nasional

    Untuk harga tiket masuk Museum Nasional Indonesia adalah sebesar Rp25.000 per orang. Tiket dapat dibeli secara online melalui channel mitra resmi maupun secara offline dengan langsung datang dan membeli tiket di loket masuk gerbang Museum Nasional.

    Harga tersebut hanya berlaku untuk tiket masuk reguler. Adapun untuk layanan lain di dalam Museum Nasional, pengunjung perlu membayar tiket tambahan sesuai layanan yang hendak dinikmati. Berikut ini informasi daftar harga tiket setiap layanan yang tersedia:

    Tiket masuk regular WNI: Rp25.000Tiket masuk regular WNA: Rp50.000Tiket masuk pameran ImersifA: Rp35.000Tiket masuk pameran Kongsi WNI: Rp25.000Tiket masuk pameran Kongsi WNI: Rp50.000Cara Berkunjung ke Museum NasionalTransJakarta: Naik koridor 1 dan turun di Halte Monas atau Harmoni, lalu jalan kaki sekitar 10 menit.KRL Commuter Line: Turun di Stasiun Juanda atau Gondangdia, lanjut naik ojek online atau mikrotrans.MRT Jakarta: Turun di Stasiun Bundaran HI, lalu transit dengan naik TransJakarta ke Halte Harmoni.Bus Wisata Jakarta Explorer: Pilih rute yang melewati kawasan Monas dan turun di dekat museum.

    (wia/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Begini Cara Mudah Menuju Ancol Pakai Transportasi Umum – Page 3

    Begini Cara Mudah Menuju Ancol Pakai Transportasi Umum – Page 3

    Dari Jakarta Selatan

    1. Menggunakan MRT dan KRL: Naik MRT dari stasiun di Jakarta Selatan (misalnya, Lebak Bulus, Blok M) menuju Stasiun Bundaran HI atau Stasiun Dukuh Atas. Dari Bundaran HI, lanjutkan dengan TransJakarta Koridor 1 ke Halte Kota, lalu naik KRL tujuan Tanjung Priok dan turun di Stasiun Kampung Bandan atau Ancol. Alternatifnya, dari Dukuh Atas, naik KRL Sudirman ke Stasiun Kampung Bandan atau Ancol. 

    2. Menggunakan TransJakarta: Dari Blok M, naik TransJakarta Koridor 1 ke Monas. Transit di Monas ke Koridor 2 (rute 5C Cililitan-Juanda) hingga Halte Lapangan Banteng. Kemudian, naik rute 5 Kampung Melayu-Ancol sampai halte Ancol.

    3. Menggunakan KRL Langsung: Dari stasiun KRL di Jakarta Selatan (misalnya, Tebet atau Cawang), naik KRL tujuan Kota. Transit di Stasiun Kota, lanjut KRL ke Tanjung Priok dan turun di Stasiun Kampung Bandan atau Ancol. 

    Dari Tangerang

    1. Menggunakan KRL: Naik KRL dari Stasiun Tangerang ke Stasiun Duri, lalu transit ke Stasiun Kampung Bandan. Dari Kampung Bandan, lanjut dengan transportasi online atau ojek online ke Ancol.

    2. Menggunakan TransJakarta: Dari halte TransJakarta terdekat (misalnya, Kalideres), naik rute 3F Kalideres-Senayan Bank DKI ke Halte Rawa Buaya. Transit ke rute 2A Pulo Gadung-Rawa Buaya di Halte Pasar Senen. Terakhir, naik rute 5 Kampung Melayu-Ancol.

  • 4
                    
                        Mengapa Pemudik Lebaran Tahun Ini Menurun?
                        Megapolitan

    4 Mengapa Pemudik Lebaran Tahun Ini Menurun? Megapolitan

    Mengapa Pemudik Lebaran Tahun Ini Menurun?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada Lebaran 2025 jumlah pemudik menurun.
    Beberapa pihak menyebut
    penurunan pemudik
    Lebaran tahun ini terjadi karena masalah ekonomi masyarakat Indonesia.
    Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah pemudik pada tahun ini atau Lebaran 1446 Hijriah hanya mencapai 146,48 juta orang.
    Angka ini turun sekitar 24 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta orang.
    Selain itu, data Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) memperkirakan perputaran uang selama libur Lebaran 2025 hanya mencapai Rp 137,975 triliun.
    Angka ini lebih rendah dibandingkan 2024 yang mencapai Rp 157,3 triliun.
    Kemenhub memperkirakan jumlah pemudik sebanyak 193,6 juta orang pada Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 Hijriah.
    Angka tersebut mencapai 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
    Perkiraan ini berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub bersama Badan Pusat Statistik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta melibatkan para pakar dan akademisi.
    Menteri Perhubungan saat itu, Budi Karya Sumadi mengatakan, perkiraan jumlah pemudik 2024 meningkat dibandingkan Lebaran 2023 yang mencapai 123,8 juta orang.
    “Melihat gambaran kondisi tersebut, kami melakukan langkah persiapan baik secara operasional maupun kebijakan dalam pengendalian, pengaturan transportasi, dan penanganan secara komprehensif bersama instansi kementerian dan lembaga pada pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, serta pihak swasta,” kata Budi, dalam keterangan tertulis, Selasa (12/3/2024).
     
    Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, menduga jumlah pemudik yang menurun pada tahun 2025 ini dikarenakan
    faktor ekonomi
    .
    Menurut Rano, hal tersebut membuat warga memilih merayakan Lebaran di Jakarta dibandingkan pulang kampung.
    “Memang enggak banyak yang pulang kampung. Mungkin saja karena faktor ekonomi, atau memang mereka ingin Lebaran di Jakarta saja, jadi banyak faktor,” kata Rano Karno dalam kegiatan open house yang digelar di Warung Bang Doel, Jakarta Selatan, Selasa (1/4/2025).
    Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, merespons soal turunnya jumlah pemudik Lebaran 2025 yang diduga ada kaitannya dengan situasi ekonomi nasional.
    Menurut Muhaimin, pemerintah sudah memberikan banyak bantuan dan stimulus untuk mendukung ekonomi warga.
    Ia yakin berbagai stimulus pemerintah bisa membantu perbaikan ekonomi secara umum.
    “Ya, stimulus sudah terus dikeluarkan. Bantuan-bantuan langsung kita percepat, termasuk berbagai skenario sudah disiapkan,” ujar Cak Imin usai mengikuti shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (31/3/2025).
    Cak Imin berharap ekonomi Indonesia dapat diperbaiki, tetapi hal paling penting adalah kerja sama seluruh elemen masyarakat.
    “Insya Allah (bisa bantu perbaikan ekonomi). Yang paling penting kita bahu-membahu menyadari beratnya tantangan, terutama akibat global, khususnya akibat kebijakan Amerika Serikat,” lanjutnya.
    Cak Imin menambahkan, kebersamaan masyarakat, pemerintah, dan para tokoh juga harus terus dijaga untuk saling bantu menghadapi kesulitan ekonomi.
    Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti jumlah pemudik Lebaran 2025 yang diprediksi mengalami penurunan.
    Hal ini diduga disebabkan oleh kesulitan ekonomi yang dirasakan masyarakat, tak terkecuali kelompok kelas menengah.
    “Saat ini perekonomian memang sedang menghadapi tantangan yang sedemikian rupa,” ujar Puan dalam keterangan resminya, Rabu (26/3/2025).
    “Kondisi ini mencerminkan kesulitan ekonomi yang semakin dirasakan masyarakat, termasuk oleh kelompok kelas menengah,” sambung dia.
    Melihat kondisi tersebut, Puan pun meminta pemerintah untuk memastikan
    bantuan sosial
    (bansos) bagi masyarakat menjelang Lebaran terdistribusi tepat waktu.
    Dia juga berharap bansos tersebut tepat sasaran, dalam rangka mengurangi beban kebutuhan masyarakat menjelang hari Lebaran 2025.
    “Apalagi sebentar lagi Lebaran, pastinya ada banyak kebutuhan yang dirasakan rakyat. Jangan biarkan masyarakat kecil menanggung semua beban ini sendirian. Pemerintah harus hadir dengan solusi nyata dan langkah konkret,” kata Puan.
     
    Meskipun pemudik menurun, jumlah kendaraan di Jakarta telah berkurang.
    Saat Lebaran, Senin (31/3/2025), gemuruh kota Jakarta seolah tertelan bumi.
    Momen Lebaran 2025 kembali menghadirkan pemandangan kontras yang selalu dinanti, yakni jalanan Jakarta yang lengang.
    Hiruk pikuk kendaraan dan aktivitas warga Jakarta yang biasanya mendominasi setiap sudut kota, kini berganti dengan keheningan.
    Pantauan di berbagai ruas jalan utama sejak pagi hari menunjukkan pemandangan yang tak biasa.
    Jalan-jalan arteri yang akrab dengan kemacetan, seperti Jalan Sudirman dan MH Thamrin, tampak lapang.
    Beberapa warga terlihat memanfaatkan kesempatan ini untuk berolahraga santai atau sekadar mengabadikan momen di ikon kota seperti Bundaran HI, tanpa perlu berdesakan dengan kendaraan.
    Kondisi serupa juga terasa di kawasan lain.
    Jalan Tendean yang biasanya padat merayap, kini hanya sesekali dilewati kendaraan.
    Kontrasnya begitu terasa dibandingkan hari-hari kerja yang penuh dengan deru mesin dan klakson bersahutan imbas lalu lintas yang padat.
    Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 1.638.643 kendaraan telah keluar meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-10 hingga H-2 Lebaran 2025 yang jatuh pada periode Jumat-Sabtu (21-29 Maret 2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bertransportasi umum di Jakarta saat libur Lebaran

    Bertransportasi umum di Jakarta saat libur Lebaran

    Jakarta (ANTARA) – Periode mudik merupakan waktu yang tepat menikmati Jakarta demikian pernah disampaikan Ketua Tim Kerja Sama Terpadu Direktorat Pemasaran Pariwisata Nusantara Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua Kementerian Pariwisata Taufik Nur Hidayat.

    Alasannya bisa dibilang klasik, tak lain dan tak bukan karena arus lalu lintas di dalam kota relatif lancar.

    Data PT Jasa Marga (Persero) Tbk menunjukkan sebanyak 1.765.102 kendaraan telah meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-10 s.d H-1 libur Idul Fitri 1446H/Lebaran 2025 atau Jumat-Minggu, 21-30 Maret 2025.

    Angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat Gerbang Tol (GT) Utama, yaitu GT Cikampek Utama (menuju arah Trans Jawa), GT Kalihurip Utama (menuju arah Bandung), GT Cikupa (menuju arah Merak), dan GT Ciawi (menuju arah Puncak).

    Total volume lalin yang meninggalkan wilayah Jabotabek ini naik 23,2 persen jika dibandingkan dengan lalin normal (1.432.379 kendaraan) dan naik 0,4 persen dari lalin Lebaran 2024 pada periode yang sama (1.757.857 kendaraan).

    Kendaraan tersebut meninggalkan Jabotabek menuju ketiga arah yaitu mayoritas sebanyak 977.801 kendaraan (55,4 persen) menuju arah Timur (Trans Jawa dan Bandung), 450.537 kendaraan (25,5 persen) menuju arah Barat (Merak), dan 336.764 kendaraan (19,1 persen) menuju arah Selatan (Puncak).

    Jakarta tentu saja lengang di periode Lebaran ini, seperti tahun-tahun sebelumnya.

    Walau merujuk data Dinas Perhubungan DKI Jakarta terdapat penurunan jumlah penumpang sebanyak 43,90 persen dibandingkan periode sebelumnya dari lima terminal layanan antarkota antarprovinsi yakni Terminal Pulo Gebang, Terminal Tanjung Priok, Terminal Kampung Rambutan, Terminal Kalideres, dan Terminal Lebak Bulus.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan banyak warga Jakarta yang tak pulang kampung salah satunya karena ingin berlebaran di Jakarta saja. Hal ini disyukuri Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno lantaran angka kecelakaan lalin berkurang.

    Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya sedari Selasa pagi tadi melaporkan berbagai titik termasuk tempat wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur; Jembatan Goyang Ancol, Jakarta Utara hingga menuju pintu utama Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan, ramai lancar.

    Lalu, bagaimana dengan kepadatan penumpang di angkutan umumnya? Untuk Transjakarta rute tempat wisata Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan salah satunya 6B: Ragunan-Balai Kota Via Semanggi misalnya, sekitar pukul 11.30 WIB terpantau padat.

    Kebanyakan penumpang merupakan ibu membawa anak, lansia, dan muda-mudi. Di antara mereka, ada warga DKI salah satunya Imas, asal Rawa Selatan, Jakarta Pusat.

    Perempuan berhijab itu bepergian ke TMR bersama keluarga, kerabat termasuk keponakan-keponakannya. Alasan utama memilih angkutan umum karena bisa hemat biaya. Walau harus merogoh kocek Rp40 ribu per orang untuk membeli satu kartu elektronik.

    Dia berpendapat ini masih lebih murah dibandingkan menyewa mobil angkot, yang dikenai biaya Rp400 ribu per hari. Harga tersebut belum termasuk bahan bakar minyak.

    Imas dan keluarga naik Transjakarta dari halte Balai Kota. Beruntung, dia mendapat kursi. Pun dengan anggota keluarganya yang lain.

    Tapi, semakin jauh bus meninggalkan halte awal, penumpang semakin bertambah, sebagian besar membawa anak-anak atau penumpang berusia lanjut.

    Imas mengalah. Sedari di rumah, sebenarnya dia sudah menguatkan diri tak akan mendapat kursi di bus.

    Di jalan dia sempat teringat pengalamannya bertahun-tahun silam saat ke Ragunan. Saking padatnya lalin arah Ragunan, dia dipaksa turun dari kendaraan dan jalan lebih dari satu km. Padahal saat itu hujan.

    Kini, dia memastikan kejadian serupa tak kembali terulang. Bus relasi Balai Kota-Ragunan dipastikan tiba di Halte Ragunan.

    Perjalanan bus begitu lancar di Jalan MH.Thamrin, kemudian memasuki Jalan Gatot Subroto lalu ke arah Warung Jati Barat.

    Laju baru mulai tersendat setelah melewati Halte Simpang Ragunan. Dari sana membutuhkan sekitar 20 menit untuk tiba di Halte Ragunan. Ini karena volume kendaraan baik roda dua maupun empat yang cukup banyak menuju pintu masuk lokasi wisata.

    Untuk Transjakarta saja, selain 6B, masih ada rute lainnya menuju Ragunan, yakni rute 6: Ragunan-Galunggung (24 jam), 6A: Ragunan-Balai Kota via Kuningan, 6V: Ragunan-Senayan Bank DKI, 5N: Ragunan-Kampung Melayu, 6N: Ragunan-Blok M via Kemang, dan 7E: Kampung Rambutan-Ragunan.

    Sementara itu, kendaraan roda dua dan empat juga memadati jalanan menuju Ragunan. Data dari TMR per 1 April 2025, mencatat sebanyak 8.200 sepeda motor memasuki Ragunan, sementara mobil mencapai 3.288 unit.

    Adapun pengunjung lokasi wisata dengan maskot elang bondol alias Elbo tersebut pada hari ini atau hari kedua Idul Fitri ( H+1) mencapai 67.379 orang.

    Jumlah pengunjung diprediksi lebih banyak pada H+2 Lebaran hingga Sabtu, 6 April 2025.

    Apalagi, ada penambahan jumlah operasional armada bus menuju Ragunan dan rute menuju lokasi wisata lainnya di Jakarta sebanyak 20 persen.

    Kepala Departemen Humas dan CSR Transjakarta Ayu Wardhani mengatakan kebijakan ini untuk memfasilitasi masyarakat yang berlibur di Jakarta, agar lebih nyaman menggunakan armada Transjakarta.

    Selain menambah jumlah armada, Transjakarta juga mengumumkan waktu operasional armada rute tempat wisata yakni dari pukul 05.00-23.00 WIB dan ini berlaku mulai 31 Maret-7 April 2025 WIB.

    Lalu, beranjak dari Transjakarta menuju Ragunan, moda transportasi umum lain yang juga bisa menjadi pilihan untuk menikmati Jakarta, termasuk Moda Raya Terpadu (MRT).

    Penumpang menaiki moda MRT Jakarta di Stasiun Blok M, Jakarta, Selasa (1/4/2025) atau H+1 Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 Masehi. (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)

    Layanan operasional MRT Jakarta selama libur Lebaran 2025 menerapkan pola operasional akhir pekan pada saat Idul Fitri 1446 H dan libur Lebaran 2025, yaitu 28 Maret-7 April 2025.

    Pola operasional yang berlaku ialah grafik perjalanan kereta (gapeka) normal saat akhir pekan atau libur, yaitu pukul 05.00-24.00 WIB dengan selang waktu keberangkatan antarkereta setiap 10 menit.

    PT MRT Jakarta menyiapkan 219 jumlah perjalanan kereta dan tujuh rangkaian kereta untuk melayani masyarakat.

    Adapun pada Selasa sore, kereta relasi Lebak Bulus Grab dari Bundaran HI Bank DKI relatif lengang walau kursi kereta nyaris terisi penuh.

    Seperti halnya Transjakarta, kebanyakan penumpang MRT adalah ibu membawa anak termasuk bayi, anak-anak, orang lanjut usia dan orang dewasa.

    Di antara mereka ada juga pengguna musiman yang memanfaatkan hari libur akhir bersama keluarga, Robi (25) dan Rachman (22) misalnya.

    Kakak beradik asal Bogor itu naik MRT dari Stasiun Bundaran HI sekitar pukul 15.40 WIB menuju Blok M. Sebenarnya, mereka bisa menaiki moda angkutan umum lain menuju Blok M, namun kali ini keduanya ingin menjajal ratangga di masa liburan.

    “Lebih kosong, jadi enggak perlu berdiri,” ujar Rachman yang berkesempatan mengabadikan suasana kota Jakarta dari Stasiun Blok M kala senja.

    Pengamat transportasi Djoko Setijowarno berpendapat berpendapat layanan angkutan umum di Jakarta sudah mencakup 89,5 persen wilayah DKI Jakarta.

    Layanan yang diberikan pun, kata dia sudah setara dengan kota-kota negara maju di dunia sehingga dapat menjadi percontohan nasional.

    Jadi, bukan ide buruk bertransportasi umum di Jakarta saat libur Lebaran, terutama bagi yang enggan bermacet-macet ria di jalanan. Tapi bagi muda-mudi, bersiaplah menikmati Jakarta sembari menjauh dari kursi alias berdiri.

    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

  • Warga Bali Perdana ke Jakarta Saat Lebaran: Ternyata Udaranya Bisa Dinikmati

    Warga Bali Perdana ke Jakarta Saat Lebaran: Ternyata Udaranya Bisa Dinikmati

    Jakarta

    Warga asal Bali, Rani (20), pertama kali ke Jakarta untuk berlibur sekaligus mengunjungi kakaknya di momen Idul Fitri atau Lebaran. Rani mengatakan Jakarta ternyata tak seperti yang didengar dan dilihatnya dari berita.

    Rani memanfaatkan waktu liburannya dengan mengunjungi Bundaran HI, Jakarta Pusat. Dia mengaku sengaja datang untuk melihat pemandangan di pusat kota Jakarta pada pagi hari.

    “Sengaja (datang ke Bundaran HI), karena nantinya mau ada sembayangan, gitu. Jadinya nikmatin pemandangan di HI itu kayak gimana paginya,” ujar Rani di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa (1/4/2025).

    Rani mengaku kagum melihat gedung-gedung tinggi di Jakarta. Dia pun merasa udara di Jakarta masih bisa dinikmati.

    “Pertama kali ke Jakarta, terus kayak wah keren-keren banget sih ini gedung-gedungnya tinggi-tinggi banget gitu. Pemandangannya juga nggak seburuk yang di berita berita. Ternyata udara-udaranya masih bisa dinikmati sih,” tutur Rani.

    Rani mengatakan selama ini dia mengetahui kondisi Jakarta melalui berita. Berdasarkan berita yang dia lihat, Jakarta terkenal dengan keramaian dan macet.

    Sebagai informasi, Jakarta di pagi hari memang lebih sepi saat momen libur Lebaran. Hal tersebut terjadi karena mayoritas perkantoran sedang libur dan para pekerja ibu kota sedang mudik atau berlibur memanfaatkan momen Lebaran. Udara Jakarta pun jadi lebih bersih karena jumlah kendaraan bermotor dan aktivitas pabrik berkurang.

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Polres Jakpus pastikan Idul Fitri berjalan aman dan kondusif

    Polres Jakpus pastikan Idul Fitri berjalan aman dan kondusif

    Pengendara sepeda motor melintas di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (31/3/2025). Arus lalu lintas di kawasan metropolitan Jakarta terpantau lancar di hari pertama Lebaran atau Idul Fitri 1446 H. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nym.

    Polres Jakpus pastikan Idul Fitri berjalan aman dan kondusif
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Senin, 31 Maret 2025 – 22:43 WIB

    Elshinta.com – Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo, memastikan seluruh rangkaian Idul Fitri terutama di daerah itu, berjalan lancar tanpa gangguan keamanan.

    “Kami telah menyiagakan 130 personel untuk memastikan pengamanan optimal. Pelaksanaan Shalat Idul Fitri berlangsung tertib, aman, dan kondusif,” kata Susatyo di Jakarta, Senin.

    Kapolres menegaskan bahwa pengamanan telah dipersiapkan secara matang untuk memastikan kenyamanan para jamaah yang hadir.

    Ia menjelaskan bahwa sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Paspampres dan pengelola Masjid Istiqlal, agar seluruh rangkaian acara berjalan lancar.

    Ia juga mengapresiasi masyarakat yang turut menjaga ketertiban selama pelaksanaan Shalat Idul Fitri.

    “Kami berterima kasih kepada seluruh jamaah yang hadir atas kerja samanya dalam menjaga situasi tetap kondusif. Ini adalah bentuk kebersamaan dalam merayakan hari kemenangan,” ujarnya.

    Kapolres menegaskan pihaknya akan terus meningkatkan pengamanan dalam setiap agenda, terutama di momen-momen penting seperti Idul Fitri.

    “Kami berkomitmen untuk memberikan rasa aman bagi seluruh masyarakat, terutama dalam perayaan hari besar keagamaan,” katanya.

    Sholat Idul Fitri di Masjid Istiqlal dan sejumlah Masjid dan lainnya di Jakarta Pusat tahun ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk berkumpul dan beribadah bersama dalam suasana yang penuh khidmat dan kekeluargaan.

    Sumber : Antara