Tempat Fasum: Bundaran HI

  • Jalan Sudirman Jaksel Masih Macet Parah Sejak Sore, Begini Kondisinya

    Jalan Sudirman Jaksel Masih Macet Parah Sejak Sore, Begini Kondisinya

    Jakarta

    Ruas Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan (Jaksel), macet parah sejak sore. Kemacetan terjadi di kedua arah di Jalan Jenderal Sudirman.

    Pantauan detikcom di lokasi, Rabu (28/5/2015) pukul 18.17 WIB, kepadatan kendaraan terlihat di seluruh lajur. Kepadatan kendaraan terlihat terjadi dari arah Bundaran HI menuju Bundaran Senayan maupun arah sebaliknya.

    Kendaraan roda empat maupun roda dua hanya bisa melaju secara perlahan dan dalam kecepatan rendah akibat kemacetan ini. Bunyi klakson juga sempat terdengar dibunyikan beberapa pengendara.

    Pada saat kemacetan terjadi, rombongan iring-iringan tamu negara yakni Presiden Prancis Emmanuel Macron juga melintas. Polisi pun dengan sigap mengupayakan rombongan Presiden Prancis bisa melintas.

    Kemacetan juga terjadi di ruas Jalan Gatot Subroto sejak sore tadi. Kemacetan bahkan sampai ke simpang Kuningan, Jakarta Selatan.

    Sebelumnya, dilihat dari aplikasi Google Maps per pukul 16.15 WIB, kemacetan bahkan sampai ke simpang Kuningan, Jakarta Selatan. Begitu juga di Jalan Jenderal Sudirman, kemacetan sudah terlihat sedari Bundaran HI hingga Bundaran Senayan.

    (jbr/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pelanggan Keluhkan Security Check Hambat Perjalanan, MRT Jakarta Janjikan Evaluasi – Page 3

    Pelanggan Keluhkan Security Check Hambat Perjalanan, MRT Jakarta Janjikan Evaluasi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Moda raya terpadu (MRT) Jakarta menjadi salah satu alternatif transportasi publik favorit bagi publik. Kecanggihannya sudah menyamai kelas dunia, meski jaraknya masih terbatas di fase satu, Lebak Bulus-Bundaran HI.

    Sejak pertama beroperasi tahun 2019, MRT Jakarta memiliki ketepatan waktu yang presisi dan keamanan yang ketat yakni dengan pemeriksaan sebelum penumpang masuk ke dalam peron.

    Seiring berjalannya waktu, tingginya pengguna moda transportasi tersebut membuat publik memilih MRT Jakarta sebagai alternatif utama, khususnya berangkat kerja.

    Anti macet dan jarak tempuh yang singkat menjadi alasan utama, mengapa MRT Jakarta menjadi favorit. Namun demikian, ada sejumlah kritik dari pengguna yang harus menjadi perhatian. Salah satunya security check atau pemeriksaan keamanan.

    Dhika, seorang pekerja swasta yang selalu menggunakan MRT Jakarta mempertanyakan mengapa kebijakan pemeriksaan kemanan untuk tas harus dilakukan. Menurut dia, di saat harus mengejar waktu untuk berangkat kerja, dirinya dan penumpang lain justru harus tertahan karena hal tersebut.

    “Gue bingung sama kebijakan MRT, awal mereka pakai xray tiap mau masuk stasiun yang mana menurut gue agak berlebihan dan bikin antrian panjang. Lalu all of the sudden bulan ini mereka hilangkan tuh xray di tiap stasiun, digantikan garrett (metal detector),” kata Dhika di Jakarta, Senin (26/5/2025).

    Dhika bercerita, dari beberapa stasiun yang disambangi, CSW menjadi stasiun paling sibuk karena menjadi rute transit yang bersinggungan dengan penumpang TransJakarta.

    “CSW notabene salah satu stasiun paling sibuk, mereka bukannya pakai garrett tp cek manual pakai stik, penumpang harus buka tas, pagi-pafi orang lagi incrush malah diribetin,” keluh dia.

    Senada dengan itu, Evi yang bekerja di daerah Sudirman juga merasakan hal senada. Dia memperhatikan, biasanya pemeriksaan keamanan dilakukan dengan metal detector tapi kali ini hanya pakai stick.

    “Saya juga bingung awalnya cuma garrett terus sekarang manual check di MRT Bunderan Senayan. Itu bikin ribet,” kritik dia.

    Evi berpandangan, jika hal itu hanya sebatas formalitas harusnya MRT Jakarta bisa lebih bijak untuk menyiasati cara efisien untuk keamanan. Karena dengan cara saat ini, hal itu justru mengganggu kenyamanan pelanggan dan memakan waktu saat sedang terburu-buru.

    “Saya pernah komen ke satpamnya, kalian lihat isi tas gini kalau formalitas doang mending engga usah. Pakai garrett aja. Saya pernah lagi ribet banget barang dibawa banyak, saya bilang buka dan lihat sendiri aja, tangan saya ribet,” keluh dia.

     

  • Menko AHY ingin investasi berkelanjutan bagi MRT Fatmawati-Kp.Rambutan

    Menko AHY ingin investasi berkelanjutan bagi MRT Fatmawati-Kp.Rambutan

    Kita berharap akan hadir investasi yang sustainable berkelanjutan agar proyek ini bisa dituntaskan dengan baik dan dalam waktu yang secepatnya

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berharap investasi berkelanjutan dapat hadir untuk pembangunan proyek MRT Fatmawati ke Kampung Rambutan.

    Ia memastikan proyek pembangunan MRT Fatmawati ke Kampung Rambutan akan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU).

    “Kita berharap akan hadir investasi yang sustainable berkelanjutan agar proyek ini bisa dituntaskan dengan baik dan dalam waktu yang secepatnya,” ujar Menko AHY saat meninjau proyek MRT Fase 2A di kawasan Monas di Jakarta, Senin.

    Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat mengungkapkan proyek MRT Fatmawati ke Kampung Rambutan merupakan inisiator dari swasta, yang ingin mengerjakan dengan skema KPBU Non Availability of Payment.

    Ia menjelaskan, proyek MRT jalur tersebut akan sepanjang 11 kilo meter (KM) dengan sebanyak 10 stasiun pemberhentian.

    “Saat ini progresnya masih sedang dalam progres kajian mendalam oleh pihak inisiator (swasta). Swastanya dari luar negeri, nanti akan kolaborasi dengan lokal,” ujar Tuhiyat.

    MRT Jakarta saat ini tengah mengerjakan proyek MRT Jakarta Fase 2A, yang mencakup pembangunan jalur sepanjang 5,8 kilometer dari Bundaran HI sampai Kota Tua, dengan tujuh stasiun bawah tanah yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota Tua.

    Nilai investasi proyek MRT Jakarta Fase 2A diperkirakan mencapai sekitar Rp25,3 triliun, yang dibiayai melalui pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.

    Kemudian, Fase 2B direncanakan melanjutkan jalur dari Kota Tua hingga Depo Ancol Barat, yang masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). ​

    Secara keseluruhan, nilai investasi untuk proyek MRT Jakarta Fase 2 (Fase 2A dan 2B) diperkirakan sekitar Rp45,4 triliun, dengan skema pendanaan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta pinjaman luar negeri. ​

    Sementara itu, MRT Jakarta Fase 3 Timur-Barat direncanakan memiliki panjang kurang lebih 84,10 kilometer, yang bermula dari Stasiun Balaraja di Kabupaten Tangerang hingga Stasiun Cikarang, Bekasi.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • MRT Jakarta Bundaran HI-Kota Baru 48%, Kapan Tersambung?

    MRT Jakarta Bundaran HI-Kota Baru 48%, Kapan Tersambung?

    Jakarta

    Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat memaparkan progres MRT Fase 2A jalur Bundaran HI ke Kota hingga saat ini sudah tembus 48%. Proyek ini dibagi dalam tiga tahap.

    Pertama, CP201 dari Bundaran HI ke Harmoni, kedua, CP202 dari Harmoni ke Mangga Besar, ketiga, CP203 dari Mangga Besar ke Kota. Tuhiyat mengatakan progres paling maju adalah paket pengerjaan CP201 yang sudah mencapai 87%.

    Rencananya, proyek ini akan beroperasi duluan pada 2027. Hanya saja yang siap lebih dulu beroperasi baru dari Thamrin hingga Monas.

    “Kemudian kita akan coba sekuat tenaga beroperasi sebelum selesai sampai Kota. Jadi step by step. Pertama itu Bundaran HI diteruskan ke Monas, insyaallah di 2027,” papar Tuhiyat ditemui di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

    Lebih lanjut, proyek CP202 dari Harmoni ke Mangga Besar menjadi yang paling lambat progresnya karena pengadaan sempat terhambat pandemi, rata-rata pengerjaan baru selesai 51%. Sementara proyek CP203 dari Mangga Besar ke Kota progresnya sudah 72%.

    Tuhiyat menjabarkan rencananya pada 2029, proyek MRT Jakarta Fase 2A akan tersambung penuh dari Bundaran HI ke Kota. Dia menargetkan dua tahun setelah MRT tersambung sampai Monas, proyek ini bisa selesai sepenuhnya.

    “Nanti dua tahun kemudian (setelah MRT Monas tersambung di 2027) baru sampai Kota,” sebut Tuhiyat.

    (hal/ara)

  • DKI tampilkan musik di CFD setiap minggu sambut HUT ke-498 Jakarta

    DKI tampilkan musik di CFD setiap minggu sambut HUT ke-498 Jakarta

    panggung musik telah dicoba di satu titik sebelumnya yakni daerah Dukuh Atas

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI akan menampilkan panggung musik di Car Free Day (CFD) atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) setiap minggu dalam rangka menyambut HUT ke-498 Jakarta.

    “Coba besok bayangin. Sekarang setiap minggu Car Free Day ada musik. Itu membuat masyarakat Jakarta selain sehat, juga bahagia,” kata Wakil Gubernur DKI Rano Karno usai pencanangan HUT ke-498 Kota Jakarta di Blok M Jakarta Selatan, Sabtu.

    Rano yang akrab disapa Bang Doel menilai hal ini juga bagian dari upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membangun kebudayaan.

    Kebudayaan memang penting untuk dibangun. Selain untuk melestarikan, kebudayaan juga merupakan persyaratan dari kota global.

    Dia menambahkan panggung musik telah dicoba di satu titik sebelumnya yakni daerah Dukuh Atas.

    Pemprov DKI Jakarta akan menggelar panggung musik CFD menjadi tiga titik.

    “Bulan depan kita akan coba di tiga titik yakni Gelora Bung Karno (GBK), Dukuh Atas, dan juga di Bundaran HI,” ucapnya.

    HUT ke-498 Jakarta akan dilaksanakan dalam satu rangkaian panjang mulai dari Jakarta Light Festival di Lapangan Banteng hingga pagelaran wayang Betawi di Museum Fatahillah.

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengundang masyarakat untuk menghadiri pencanangan rangkaian kegiatan menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-498 Kota Jakarta di Taman Literasi, Blok M, Jakarta Selatan.

    Masyarakat akan disuguhi berbagai acara menarik, di antaranya panggung ekspresi seni dan kreativitas anak muda, menampilkan hiburan dari artis Ibu Kota, tarian budaya dan stand up comedy.

    Lalu, bazar produk UMKM dan produk kreatif dari Jakarta dan negara-negara ASEAN, etalase kuliner khas Betawi seperti kerak telor, asinan, dan soto Betawi serta pameran produk inovasi dari PT MRT Jakarta yang diadakan pada 23-26 Mei 2025.

    Kemudian, sebagai wujud kota global, pada acara tersebut juga akan diadakan kegiatan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan Kementerian Luar Negeri dan negara-negara ASEAN.

    Kolaborasi yang dijadwalkan berlangsung pada 23-25 Mei 2025 tersebut bertema “ASEAN Fest”, berisi pameran foto, kuliner dan kriya dari negara-negara ASEAN.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono targetkan Jakarta masuk top 50 kota global pada 2029

    Pramono targetkan Jakarta masuk top 50 kota global pada 2029

    jika pemerintah maupun masyarakat bisa bekerja bersama-sama maka impian tersebut akan terwujud

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Pramono Anung menargetkan kota Jakarta masuk dalam daftar top 50 kota global atau peringkat ke-58 pada 2029 mendatang dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki.

    “Kita mempunyai target 2029 kita akan berada di 58 atau top 50 kota global,” kata Gubernur DKI Pramono Anung dalam pencanangan HUT ke-498 Kota Jakarta di Blok M Jakarta Selatan, Sabtu.

    Pramono optimis jika pemerintah maupun masyarakat bisa bekerja bersama-sama maka impian tersebut akan terwujud.

    Dia menyoroti saat ini Jakarta berada di peringkat 74 dari 156 kota terbaik di dunia.

    Maka itu, dia menargetkan untuk membangun Jakarta menjadi kota global yang berbudaya yakni mengenalkan budaya Betawi demi dikenal seluruh dunia.

    “Betawi itu merupakan budaya utama yang ada di Jakarta ini. Maka kenapa kami memilih tema utama dalam hari ulang tahun ini menjadi kota global dan berbudaya Jakarta,” ucapnya.

    Berbagai capaian Jakarta guna merumuskan strategi menuju 20 kota besar dunia. Pada sektor ekonomi, Jakarta dalam 10 tahun terakhir mengalami pertumbuhan ekonomi stabil dengan rata-rata 5,2 persen per tahun dan menjadi kontributor utama perekonomian nasional.

    Jakarta juga memiliki lebih dari 2.000 perusahaan rintisan (startup) dan menduduki peringkat 21 di dunia dalam ekosistem perusahaan rintisan pada tahun 2023.

    Selanjutnya, Jakarta juga tercatat mengalami kemajuan dalam pembangunan infrastruktur transportasi massal dalam 20 tahun terakhir. Diantaranya Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta jalur Lebak Bulus – Bundaran HI sepanjang 16 km, lalu berlanjut sampai dengan stasiun Kota atau Ancol.

    Ada juga Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta dengan jalur Velodrome – Kelapa Gading sepanjang 5,8 km, kemudian dilanjutkan hingga Manggarai yang saat ini masih berjalan pembangunannya.

    Selain itu, terdapat Transjakarta yang tercatat sebagai sistem bus rapid transit (BRT) terbesar di dunia dengan 3.500 unit bus, 260 rute, dan 1 juta penumpang per hari.

    Jakarta juga memiliki sumber daya manusia yang dapat bersaing di tingkat global, dengan Indeks pembangunan manusia mencapai nilai 80,67 pada tahun 2022.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polda Metro Jaya kerahkan 2.554 personel untuk amankan unjuk rasa ojol

    Polda Metro Jaya kerahkan 2.554 personel untuk amankan unjuk rasa ojol

    Warga kami minta mengatur waktu dan rute perjalanan untuk menghindari potensi kemacetan dan penutupan arus lalu lintas

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya mengerahkan sebanyak 2.554 personel gabungan untuk mengamankan unjuk rasa para pengemudi ojol (ojek online) yang bakal digelar hari ini.

    “Untuk personel dikerahkan sebanyak 2.554 personel gabungan pada sejumlah titik lokasi unjuk rasa,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.

    Ade Ary menjelaskan personel tersebut terdiri atas unsur Polda Metro Jaya sebanyak 1.913 personel, Polres Metro Jakarta Pusat 230 personel, TNI 320 personel, dan Pemda DKI 91 personel.

    Arsip foto – Massa yang tergabung dalam Koalisi Ojol Nasional (KON) berunjuk rasa di Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (29/8/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/tom/aa.

    Dia menyebutkan pengamanan akan disebar di empat sektor utama meliputi area Monas Utara dan Selatan dikerahkan 1.080 personel, area Bundaran HI dan Kemenhub RI 285 personel, area DPR/MPR RI dan sekitar 989 personel, dan sektor pengaturan lalu lintas melibatkan 200 personel dari Ditlantas.

    Ade Ary juga mengimbau kepada seluruh warga DKI Jakarta dan pengguna jalan agar menghindari kawasan Monas, Bundaran HI, Kementerian Perhubungan, dan Gedung DPR/MPR RI selama kegiatan unjuk rasa berlangsung.

    “Warga kami minta mengatur waktu dan rute perjalanan untuk menghindari potensi kemacetan dan penutupan arus lalu lintas,” katanya.

    Sementara untuk para peserta unjuk rasa agar menyampaikan aspirasi secara damai, tertib, dan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

    “Tidak membawa benda-benda yang membahayakan keselamatan umum, menghindari tindakan provokatif dan menjaga ketertiban di lokasi unjuk rasa dan juga menghargai petugas di lapangan yang menjalankan tugas pengamanan,” kata Ade Ary.

    Polda Metro Jaya menjamin kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum, namun juga berkewajiban menjaga keamanan dan ketertiban bersama.

    “Dengan kerja sama yang baik antara masyarakat, peserta unjuk rasa, dan aparat keamanan, diharapkan seluruh rangkaian kegiatan dapat berlangsung aman, tertib, dan kondusif,” kata Ade Ary.

    Sekitar 500 ribu pengemudi ojek online (ojol) akan mematikan aplikasi dan menggelar unjuk rasa besar-besaran secara serentak pada Selasa, 20 Mei 2025, sebagai bentuk protes terhadap aplikator yang diduga melanggar regulasi.

    Aksi tersebut akan diikuti pengemudi ojol dan taksi online dari berbagai daerah, termasuk Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Cirebon, hingga Palembang, Lampung dan wilayah Banten Raya.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • DKI belum terapkan sistem jalan berbayar elektronik

    DKI belum terapkan sistem jalan berbayar elektronik

    Ilustrasi – Kendaraan melintas di bawah alat electronic road pricing (ERP) di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (12/11/2018). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.)

    DKI belum terapkan sistem jalan berbayar elektronik
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 07 Mei 2025 – 07:51 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum menerapkan kebijakan sistem jalan berbayar secara elektronik (Electronic Road Pricing/ERP) karena masih fokus pada peningkatan sarana dan prasarana transportasi umum massal.

    “Untuk penerapan ERP, Pemprov DKI Jakarta memastikan kebijakan tersebut belum dilaksanakan,” ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo kepada pers di Jakarta, Rabu.

    ERP merupakan sistem pengendalian kepadatan lalu lintas yang diterapkan melalui pemungutan retribusi secara elektronik terhadap pengguna kendaraan bermotor yang melewati sejumlah ruas jalan di Jakarta pada jam-jam tertentu. Tujuannya agar warga Jakarta dan warga luar Jakarta enggan membawa kendaraan pribadinya masuk ke tengah kota sehingga mengurangi kemacetan. Sistem ini dinilai mampu menjadi pendapatan yang akan dikelola menjadi subsidi transportasi umum.

    Syafrin mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih menerapkan sistem ganjil-genap pada kendaraan pribadi di 25 lokasi Jakarta untuk mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi. Jakarta Pusat meliputi Jalan Gajah Mada, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Majapahit, Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman.

    Kemudian, Jalan Salemba Raya sisi barat dan Jalan Salemba Raya sisi timur (mulai dari Simpang Jalan Paseban Raya sampai Jalan Diponegoro), Jalan Kramat Raya, Jalan Stasiun Senen, Jalan Pintu Besar Selatan dan Jalan Gunung Sahari. Di Jakarta Selatan, yakni Jalan Sisingamangaraja, Jalan Panglima Polim, Jalan Fatmawati, Jalan Balikpapan, Jalan Kyai Caringin, Jalan Suryopranoto, Jalan Gatot Subroto dan Jalan HR Rasuna Said.

    Sedangkan di Jakarta Barat dan Jakarta Timur, yakni Jalan Tomang Raya, Jalan Jenderal S Parman, Jalan MT Haryono, Jalan DI Pandjaitan dan Jalan Jenderal A Yani. Saat ini, Pemprov DKI Jakarta fokus pada peningkatan sarana dan prasarana transportasi umum massal termasuk Transjakarta, Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta serta pengembangan kebijakan transportasi lainnya.

    Beberapa langkah strategis yang sedang dilakukan meliputi pembangunan MRT Fase 2 (Bundaran HI-Kota) untuk memperluas jaringan transportasi cepat di Jakarta. Kemudian, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome-Manggarai) untuk meningkatkan konektivitas antarmoda transportasi serta pengembangan layanan Transjabodetabek untuk memperluas jangkauan angkutan umum ke wilayah penyangga.

    “Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi dalam melakukan perjalanan sehari-hari,” ujar Syafrin.

    Sumber : Antara

  • Bawah Monas Berubah Jadi Stasiun dan Jalur MRT, Begini Penampakannya

    Bawah Monas Berubah Jadi Stasiun dan Jalur MRT, Begini Penampakannya

    Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 Km dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029. (Dok. MRT Jakarta)

  • Tangsel Baru Rencana, MRT di Jakarta Diam-Diam Sudah Tembus Sini

    Tangsel Baru Rencana, MRT di Jakarta Diam-Diam Sudah Tembus Sini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ingin melanjutkan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta hingga tembus ke Tangsel. Moda transportasi MRT diharapkan dapat menjadi solusi Pemkot mengurangi kemacetan serta memberikan layanan transportasi modern bagi warga Tangsel.

    Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie mengumumkan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta tembus Tangsel akan segera diwujudkan. Menurut Benyamin, semua pihak serius agar proyek tersebut segera dibangun.

    “Kami harapkan seperti itu karena pihak-pihak PT MRT dan BSD serius untuk mewujudkannya,” ungkap Benyamin kepada CNBC Indonesia, dikutip Minggu (4/5/2025).

    “Harapan saya tandatangan kerja samanya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan MRT menjadi moda transportasi warga Tangsel ke Jakarta dan sekitarnya sehingga mengurangi penggunaan kendaraan roda 2 atau 4,” bebernya.

    Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan menjelaskan bahwa salah satu aspek penting dalam kajian ini adalah menentukan rute yang paling optimal.

    Berdasarkan kajian sementara PT MRT Jakarta, proyek ini akan mencakup dua koridor potensial, yaitu koridor utara dan selatan. Koridor utara akan melintasi jalur Pondok Aren – Serpong, sedangkan koridor selatan melalui Ciputat – Pondok Cabe. Kedua jalur ini akan terhubung dengan stasiun utama di Lebak Bulus, Jakarta.

    Foto: Proyek Stasiun MRT Jakarta Monas-Thamrin. (Dok. MRT Jakarta)
    Proyek Stasiun MRT Jakarta Monas-Thamrin. (Dok. MRT Jakarta)

    “Jalur belum ditetapkan, masih ada pilihan antara lewat Pondok Cabe atau Ciputat, dan ada pilihan kedua melalui Bintaro. Jadi, kita masih mencari tahu mana yang lebih cepat dan efisien untuk diwujudkan,” jelasnya dikutip dari website Pemerintah Kota Tangsel.

    Pilar optimis bahwa kedua koridor ini akan memberikan manfaat besar bagi mobilitas dan perekonomian di Tangsel.

    “InsyaAllah, dua-duanya bisa dibangun bersamaan. Justru ini akan lebih bagus karena kita akan punya dua jalur yang dapat meningkatkan konektivitas,” tuturnya.

    Kalau di Tangsel, MRT masih sebatas baru rencana lantas bagaimana dengan Jakarta?

    Jakarta saat ini tengah fokus mengerjakan proyek MRT Fase 2 A yang menghubungkan Bundaran HI hingga Kota. Fase 1 dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI sepanjang 16 Km sudah beroperasi sejak Maret 2019 lalu.

    Mengutip keterangan MRT Jakarta, untuk progres pengerjaan proyek MRT Jakarta Fase 2 A mencakup CP205 sistem perkeretaapian dan rel yang per 25 April telah mencapai 14,32%. Seluruh rel telah tiba di Jakarta dan sedang dalam penyelesaian proses pengiriman ke lokasi konstruksi. Tim konstruksi juga memastikan produksi bantalan rel (sleeper) terus dilakukan.

    Sedangkan CP 206 rolling stock (ratangga) sedang proses market sounding dengan calon kandidat potensial untuk melakukan re-bidding. Untuk CP 207 automatic fare collection system (sistem pembayaran), sedang proses klarifikasi dokumen tender.

    Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 Km dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI-Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni-Kota yang ditargetkan selesai pada 2029.

    Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.

    Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit-oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.

    (wur/wur)