Tempat Fasum: Bandara Ngurah Rai

  • Penumpang di Bandara Ngurah Rai Naik 2,5 Persen di Agustus Meski Sempat Ada Demo Ricuh

    Penumpang di Bandara Ngurah Rai Naik 2,5 Persen di Agustus Meski Sempat Ada Demo Ricuh

    DENPASAR –  Manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali mencatat aksi demonstrasi pada beberapa hari terakhir Agustus 2025 tidak mempengaruhi jumlah penumpang dibanding hari biasa.

    General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Ahmad Syaugi Shahab mengungkapkan jumlah rata-rata harian penumpang 75.319 orang, dan kondisi pada 30 dan 31 Agustus 2025 masing-masing 74.830 dan 76.356 penumpang, atau tidak jauh dari hari biasa.

    “Tanggal 30 Agustus (saat aksi demonstrasi) pergerakan pesawat 418, penumpang 74.830, tanggal 31 Agustus pergerakan pesawat 423, penumpang 76.356 orang,” kata dia.

    “Secara rata-rata, bandara melayani 75.319 penumpang per hari atau setara dengan 3.138 penumpang setiap jamnya,” sambung Ahmad Syaugi.

    Ia menyampaikan kondisi Agustus termasuk mencatatkan kinerja positif, sebab sepanjang bulan Bandara I Gusti Ngurah Rai melayani 2.334.879 penumpang, meningkat 2,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang saat itu sebanyak 2.278.331 penumpang.

    Jumlah tersebut terdiri dari 1.471.378 penumpang rute internasional dan 863.501 penumpang domestik dengan puncaknya tertinggi terjadi pada 1 Agustus 2025 dengan 79.810 penumpang.

    “Trafik pesawat udara juga menunjukkan adanya pertumbuhan, tercatat 12.893 pergerakan pesawat lepas landas dan mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, dengan rincian 6.889 penerbangan internasional dan 6.004 penerbangan domestik,” kata dia.

    Untuk pergerakan pesawat, kondisi saat aksi demonstrasi dengan hari biasa juga tak berbeda jauh yaitu rata-rata 416 pergerakan pesawat per hari dengan trafik tertinggi 440 pergerakan pada 8 Agustus 2025.

    Pengelola bandara menjelaskan dari total pergerakan pesawat selama Agustus 2025 diketahui adanya pertumbuhan 1,6 persen dibandingkan Agustus 2024 yang sebanyak 12.685 pergerakan pesawat.

    Jika dihitung secara kumulatif, maka dari Januari hingga Agustus 2025, Bandara I Gusti Ngurah Rai telah melayani 16.115.267 penumpang, yang terdiri dari 10.175.470 penumpang internasional dan 5.939.797 penumpang domestik.

    Dari sisi pergerakan pesawat tercatat 94.911 pergerakan pesawat dengan 52.069 penerbangan internasional dan 42.842 penerbangan domestik.

    “Dengan tren penumpang dan penerbangan yang menunjukkan angka yang positif, kami berupaya untuk melakukan langkah perbaikan, peningkatan, dan penguatan pelayanan kepada seluruh pengguna jasa,” ucap Ahmad Syaugi.

    Ia menyebut salah satu upayanya dengan mendukung program pemerintah pemberlakuan sistem pelaporan kedatangan penumpang internasional, All Indonesia.

    “Saat ini 63 persen penumpang Bandara I Gusti Ngurah Rai masih didominasi oleh penumpang internasional, kami bekerja sama dengan Kantor Imigrasi, Bea Cukai dan Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan secara bertahap mulai menerapkan sistem All Indonesia pada Agustus 2025,” ujarnya.

     

  • Pertamina berencana mengekspor avtur dari minyak jelantah

    Pertamina berencana mengekspor avtur dari minyak jelantah

    Tentunya harganya nanti harus bersaing dengan produk-produk yang lainnya. Yang jelas, di ASEAN ini kita yang pertama (mengolah minyak jelantah jadi avtur).

    Cilacap, Jawa Tengah (ANTARA) – PT Pertamina (Persero) berencana mengekspor Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau avtur ramah lingkungan yang berbahan baku minyak jelantah.

    “Kami akan komunikasikan (rencana ekspor) nanti, untuk bisa menjajaki ekspor. Kalau sudah melihat hasil daripada SAF kita, pasti negara lain akan melirik (SAF) kita,” ujar Komisaris Utama dan Independen Pertamina Mochammad Iriawan dalam acara Jejak Keberlanjutan Series, di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, Rabu.

    Iwan, sapaan akrab Iriawan, belum merinci negara mana saja yang akan menjadi sasaran ekspor dari avtur berbahan minyak jelantah tersebut.

    Meskipun demikian, Iwan berpesan agar harga dari avtur berbahan baku minyak jelantah dapat bersaing dengan harga avtur lainnya di kawasan Asia Tenggara.

    “Tentunya harganya nanti harus bersaing dengan produk-produk yang lainnya. Yang jelas, di ASEAN ini kita yang pertama (mengolah minyak jelantah jadi avtur),” kata Iwan.

    VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menyampaikan bahwa hal-hal terkait penggunaan avtur berbahan minyak jelantah akan menyesuaikan kapasitas produksi.

    Saat ini, avtur dari minyak jelantah tersebut hanya diproduksi di Kilang Cilacap, Jawa Tengah. Adapun kapasitas produksi avtur dari minyak jelantah tersebut sebesar 8.700 barel per hari.

    “Jadi targetnya tentu selain untuk maskapai kami (Pelita), kami juga targetkan untuk ekspor,” ujar Fadjar.

    Fadjar juga menyampaikan penggunaan avtur dari minyak jelantah nantinya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar penerbangan internasional, sebab mengikuti standar yang sudah ditetapkan.

    Oleh karena itu, selain dipilih berdasarkan kesiapan teknis, Kilang Cilacap juga dipilih karena berlokasi dekat dengan bandara internasional, seperti Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, dan Bandara Ngurah Rai di Bali.

    “Karena untuk logistiknya juga supaya dekat ke bandara-bandara internasional, seperti Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai,” kata Fadjar.

    PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berencana untuk memperluas produksi Pertamina Sustainable Aviation Fuel (PertaminaSAF) atau avtur yang diolah dari bahan baku Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah.

    “Ke depan, PertaminaSAF juga akan diujicobakan untuk diproduksi di Kilang Dumai dan Kilang Balongan,” ujar Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman.

    Pertamina juga telah melakukan penerbangan komersial perdana maskapai Pelita Air menggunakan PertaminaSAF dengan rute Jakarta-Denpasar pada Rabu (20/8).

    Menurut Taufik, penerbangan itu bukan sekadar perjalanan udara biasa, melainkan tanda transisi energi yang semakin nyata di Indonesia.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Erick Thohir Pamer 2 Bandara RI Masuk Daftar Terbaik se-Asia Pasifik

    Erick Thohir Pamer 2 Bandara RI Masuk Daftar Terbaik se-Asia Pasifik

    Jakarta

    Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai masuk lima besar bandara terbaik se-Asia Pasifik. Dua bandara besar ini masuk dalam kategori Best Airports yang dibuat berdasarkan 18th Annual Readers Choice Award versi DestinAsian.

    Bandara Ngurah Rai masuk dalam peringkat keempat dan Bandara Soekarno-Hatta berada di bawahnya.

    Menteri BUMN Erick Thohir mengucapkan syukur atas capaian tersebut. Menurutnya, capaian ini menjadi bukti keberhasilan pemerintah untuk membuat bandara menjadi cerminan wajah bangsa, tempat menyambut kedatangan dan melepas kepergian para pengunjung yang datang dan meninggalkan Indonesia.

    “Alhamdulillah Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara I Gusti Ngurah Rai masuk dalam 5 Besar Bandara Terbaik di Asia Pasifik versi 18th Annual Readers’ Choice Awards 2025 oleh DestinAsian,” beber Erick dalam akun Instagram @erickthohir, dikutip Rabu (20/8/2025).

    Dia mengatakan pemerintah saat ini sedang giat melakukan transformasi agar bandara meninggalkan kesan terbaik bagi setiap pengunjung yang datang. Termasuk dengan infrastruktur yang kaya akan budaya dan petugas yang ramah dan sigap untuk melayani pengunjung agar bisa memberikan kualitas pelayanan terbaik kepada publik.

    “Ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat sistem transportasi dan pelayanan publik. Pencapaian ini akan menjadi penyemangat untuk terus melayani masyarakat dan meningkatkan layanan untuk bangsa Indonesia,” kata Erick.

    Lihat juga Video: Ketika Indonesia Raya Berkumandang di Bandara Ngurah Rai

    (acd/acd)

  • Terbongkarnya Sextoys Berisi Kokain Senilai Puluhan Miliar di Bandara Bali

    Terbongkarnya Sextoys Berisi Kokain Senilai Puluhan Miliar di Bandara Bali

     

    Liputan6.com, Bali – Pihak Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali kembali menggagalkan upaya penyelundupan narkoba. Seorang warga negara asing (WNA) asal Peru berinisial NS (42) ditangkap setelah mencoba menyelundupkan kokain dengan cara yang tidak biasa, yakni menyembunyikannya di dalam pakaian dalam dan sextoys.

    Direktur Reserse Narkoba Polda Bali, Kombespol Radiant, menjelaskan penangkapan dilakukan pada Selasa (12/8/2025) setelah petugas mencurigai gerak-gerik NS.

    “Dan karena mereka pun juga kelihatan membawa sesuatu barang itu pasti dari CCTV gerak-geriknya sudah kelihatan. Sehingga makanya pada saat itu ditemukan dari gerak-gerik yang bersangkutan dicurigai. Sehingga dari pihak bea cukai melakukan pemeriksaan dan berkoordinasi dengan kami,” ujar Radiant.

    Penyelidikan mengungkapkan bahwa NS direkrut oleh seseorang berinisial PB melalui forum darkweb sekitar April 2025. Ia dijanjikan upah sebesar 20.000 USD atau sekitar Rp320 juta untuk membawa narkoba ke Bali.

    PB mengarahkan NS untuk mengambil paket di Bellvitge Metro, Barcelona, Spanyol, pada Minggu (10/8/2025). Paket tersebut berisi kokain dan sextoys. Keesokan harinya, NS berangkat ke Indonesia setelah menyembunyikan paket di tubuhnya.

    Rinciannya, enam paket plastik klip berisi narkoba dibalut lakban hitam diselipkan di bra, tiga paket lainnya di celana dalam, serta sextoys berisi narkoba dimasukkan ke organ intimnya.

    NS tiba di Bandara Ngurah Rai pada 12 Agustus 2025 pukul 23.30 Wita. Pemeriksaan Bea Cukai menemukan total 1.432,81 gram kokain netto dan 33,9 gram ekstasi netto. Nilai jual barang haram tersebut ditaksir mencapai Rp10 miliar.

     

  • Strategi stimulus pariwisata Indonesia yang berbuah manis

    Strategi stimulus pariwisata Indonesia yang berbuah manis

    Ilustrasi. Sendratari Ramayana berlatar belakang Candi Prambanan yang pertama kali dipentaskan pada 1961 menjadi daya tarik wisata budaya untuk wisatawan domestik dan mancanegara. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/tom.

    Strategi stimulus pariwisata Indonesia yang berbuah manis
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 07 Agustus 2025 – 10:41 WIB

    Elshinta.com – Perekonomian Indonesia kembali tersenyum lebar. Angka pertumbuhan ekonomi nasional kuartal kedua 2025 melonjak 5,12 persen secara tahunan. Sebuah capaian membanggakan, apalagi melampaui ekspektasi banyak pihak. Di balik gemilangnya angka ini, ada satu sektor yang diam-diam, namun pasti, menjadi pahlawan tak terduga: pariwisata.

    Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dengan bangga menyebut bahwa empat sektor penyumbang Produk Domestik Bruto terbesar erat kaitannya dengan pariwisata. Jasa hiburan dan rekreasi melesat 11,31 persen, disusul jasa perusahaan, transportasi, serta akomodasi dan makan minum. Ini jelas sinyal kuat: pariwisata bukan lagi pelengkap, tapi lokomotif pertumbuhan.

    Namun, ada hal menarik yang patut kita renungkan. Di tengah keriuhan angka pertumbuhan ini, kita tidak mendengar banyak narasi tentang promosi pariwisata yang “menggembirakan” atau anggaran fantastis yang digelontorkan untuk menarik turis dari segala penjuru dunia.

    Sebaliknya, yang tercium justru aroma stimulus domestik dan kolaborasi internal. Lantas, bagaimana sektor ini bisa “sekokoh” itu? Apakah kita menemukan formula baru dalam mengembangkan pariwisata, yang mungkin lebih efisien dan berkelanjutan?. Mari kita bedah lebih dalam. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa yang menjadi tulang punggung utama sektor ini adalah gerakan masif wisatawan nusantara (wisnus).

    Pada Kuartal II 2025 saja, 331,37 juta perjalanan dilakukan oleh wisnus, melonjak 22,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka kumulatif semester pertama bahkan mencapai 613,78 juta perjalanan! Ini jauh melampaui capaian wisatawan mancanegara (wisman) yang “hanya” 3,89 juta kunjungan di kuartal yang sama.

    Fenomena ini menunjukkan adanya kekuatan pasar domestik yang luar biasa besar dan tangguh. Setelah pandemi mereda, masyarakat kita haus akan perjalanan, ingin menjelajahi indahnya negeri sendiri. Pemerintah dengan cerdas menangkap momentum ini. Kebijakan stimulus ekonomi, seperti diskon tiket pesawat dan kereta api, secara langsung mendorong mobilitas masyarakat.

    Ini bukan promosi dalam artian iklan televisi di Times Square, melainkan promosi yang sangat action-oriented: memberikan insentif langsung kepada calon pelancong.

    Kolaborasi Kementerian Pariwisata dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menyiapkan paket wisata dan diskon di bulan kemerdekaan, serta kampanye liburan akhir tahun, adalah contoh nyata sinergi yang efektif antara regulator dan pelaku usaha.

    Mereka tidak “mengiklankan” destinasi secara umum, melainkan “menjual” pengalaman dan kemudahan berwisata dengan harga menarik. Karisma Event Nusantara (KEN) dengan 58 festival yang direkomendasikan juga menambah daftar panjang atraksi lokal yang siap dikunjungi, menyebarkan manfaat ekonomi ke berbagai daerah.

    Mengukur Dampak

    Efektivitas strategi ini memang patut diacungi jempol. Pertumbuhan tinggi sektor jasa yang berkaitan dengan pariwisata menjadi bukti nyata. Jasa hiburan, transportasi, akomodasi, dan makan minum semuanya menunjukkan kinerja prima. Hal ini menciptakan efek berganda yang luas, tidak hanya di sektor pariwisata inti, tetapi juga ke sektor-sektor pendukung lainnya.

    Ketika orang berwisata, mereka tidak hanya menginap dan makan, tetapi juga berbelanja cenderamata, menggunakan jasa agen perjalanan, hingga menikmati hiburan lokal. Ini adalah rantai ekonomi yang vital. Namun, bukan berarti tidak ada pekerjaan rumah. Penurunan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara per kunjungan adalah alarm kecil yang harus kita perhatikan.

    Pada Kuartal II 2025, rata-rata pengeluaran wisman mencapai 1.199,71 dolar AS, turun dibanding kuartal sebelumnya dan tahun lalu. Ini bisa jadi pertanda bahwa meskipun kita berhasil menarik jumlah wisman, mereka mungkin mencari opsi yang lebih hemat, atau durasi tinggal mereka lebih singkat.

    Kita perlu menemukan cara agar wisman tidak hanya datang, tetapi juga berbelanja lebih banyak dan tinggal lebih lama, sehingga kontribusi devisa semakin optimal. Selain itu, konsentrasi kunjungan wisman di pintu masuk utama seperti Bandara Ngurah Rai, Bali, menjadi tantangan tersendiri.

    Meski Bali adalah “magnet” pariwisata kelas dunia, pemerataan kunjungan ke destinasi lain di Indonesia masih menjadi PR besar. Potensi pariwisata di Labuan Bajo, Danau Toba, Mandalika, dan banyak lagi “surga tersembunyi” lainnya perlu terus dioptimalkan.

    Diversifikasi pasar wisman juga krusial; terlalu bergantung pada Malaysia, Singapura, dan Australia dapat menjadi risiko jika terjadi perubahan kondisi di negara-negara tersebut.

    Meningkatkan Nilai

    Melihat dinamika ini, kita bisa menyimpulkan bahwa pariwisata Indonesia saat ini berada dalam fase yang menarik. Kita mampu tumbuh kuat, bahkan dengan strategi promosi yang mungkin lebih terfokus pada stimulus internal dan optimalisasi pasar domestik ketimbang “gembar-gembor” iklan global. Ini adalah kekuatan yang harus dipertahankan.

    Ke depan, fokus kita harus bergeser dari sekadar menarik jumlah menjadi meningkatkan nilai dari setiap kunjungan. Bagaimana caranya? Pertama, dengan mengembangkan produk wisata unggulan yang beragam dan berkelanjutan di luar Bali. Kedua, dengan meningkatkan kualitas layanan dan infrastruktur di seluruh destinasi.

    Ketiga, dengan mendorong kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat lokal untuk menciptakan pengalaman wisata yang unik dan otentik. Terakhir, tanpa melupakan pasar domestik yang loyal, kita juga perlu secara cerdas menargetkan segmen wisman dengan daya beli lebih tinggi melalui promosi yang terukur dan value-added.

    Pariwisata Indonesia telah membuktikan kapasitasnya sebagai motor ekonomi. Kini, saatnya kita memastikan pertumbuhan ini tidak hanya kuantitatif, tapi juga kualitatif, berkelanjutan, dan memberikan manfaat yang lebih merata bagi seluruh masyarakat.

    Sumber : Antara

  • MenPAN RB pastikan layanan imigrasi All Indonesia di Bali inklusif

    MenPAN RB pastikan layanan imigrasi All Indonesia di Bali inklusif

    Badung, Bali (ANTARA) –

    Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) Rini Widyantini memastikan layanan keimigrasian All Indonesia di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, telah berjalan secara inklusif.

    “Ini sesuai semangat reformasi birokrasi yang sudah kami jalankan, kami harus melakukan kolaborasi,” kata Menteri PAN RB di sela meninjau layanan keimigrasian di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, Selasa.

    Menurut dia, layanan publik khusus warga negara asing yang mulai uji coba pada Juli 2025 itu memudahkan arus kedatangan wisatawan mancanegara di terminal kedatangan internasional.

    Pasalnya, aplikasi All Indonesia itu mengintegrasikan seluruh layanan dalam satu aplikasi terpadu.

    Dengan begitu, wisatawan asing hanya perlu mengisi data satu kali untuk imigrasi, bea cukai, karantina dan kesehatan.

    Saat ini, layanan tersebut dilaksanakan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Soekarno Hatta Tangerang Banten dan Bandara Juanda Surabaya.

    “Karena Bali adalah pintu gerbang Indonesia, kami harap layanan di Bandara Ngurah Rai bisa dilakukan dengan baik,” ucapnya.

    Untuk itu, Menteri PAN RB pun menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor atau kementerian/lembaga di tanah air untuk menyederhanakan dan memudahkan layanan publik tak hanya untuk warga negara Indonesia tapi juga warga negara asing (WNA).

    Ia juga mengapresiasi inovasi yang dilaksanakan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan yang menghadirkan teknologi dalam autogate atau fasilitas layanan keimigrasian otomatis sehingga memudahkan alur kedatangan wisatawan mancanegara.

    “Ini teknologi sangat luar biasa dan saya dapat informasi bahwa Indonesia itu negara ke-10 terbaik dalam pelayanan keimigrasian,” ucapnya.

    Pemerintah, ucap dia, akan terus mengembangkan layanan berbasis elektronik yang mengintegrasikan layanan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dengan pola yang sama seperti All Indonesia tersebut, salah satunya layanan Mal Pelayanan Publik (MPP) di sejumlah daerah di tanah air.

    “Sekian banyak kementerian/lembaga bersatu padu memberikan layanan kepada masyarakat dan ini membuktikan bahwa arahan Presiden Prabowo Subianto untuk lebih mendekatkan kepada masyarakat, kami akan dorong terus,” ucapnya.

    Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Marsma Fajar Adriyanto dalam Kenangan: Sergap Jet F-18 Hornet US Navy 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Agustus 2025

    Marsma Fajar Adriyanto dalam Kenangan: Sergap Jet F-18 Hornet US Navy Nasional 3 Agustus 2025

    Marsma Fajar Adriyanto dalam Kenangan: Sergap Jet F-18 Hornet US Navy
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Marsekal Pertama (Marsma) Fajar Adriyanto yang hari ini gugur saat latihan pernah terlibat dalam operasi penyergapan F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) 22 tahun lalu.
    Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma I Nyoman Suadnyana mengungkapkan Marsma Fajar merupakan sosok penting dalam sejarah penerbangan
    TNI AU
    .
    “Termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean tahun 2003,” kata Suadnyana dalam keterangan resminya, Minggu (3/8/2025).
    Pada 5 Juli 2003,
    Harian Kompas
    menerbitkan laporan peristiwa Bawean, operasi militer yang dilakukan TNI AU saat menyergap 5 unit pesawat F/A-18 Hornet yang melintas di wilayah udara Indonesia tanpa izin.
    Peristiwa Bawean terjadi pada 3 Juli 2003. Saat itu, Military Coordination Civil (MCC) Bandara Ngurah Rai, Bali mendeteksi sejumlah sasaran yang muncul tiba-tiba di barat laut Pulau Bawean pukul 11.38 waktu setempat.
    Laporan diterima Pos Sektor (Posek) II dan dipantau Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional (Popunas).
    Hasil pemeriksaan sementara saat itu, sempat diasumsikan diasumsikan sebagai lima pesawat F-5 RSAF yang melaksanakan penerbangan Paya Lebar-Darwin-Amberley- Darwin-Paya Lebar.
    Setelah dipantau selama sekitar 1 jam, manuver pesawat dinilai tidak normal.
    Pada pukul 14.00 hingga 15.00, Popunas dan Posek II menganalisis kegiatan penerbangan yang tidak melakukan kontak radio dengan Air Traffic Controller (ATC) Soekarno-Hatta, Cengkareng, maupun Bali.
    TNI AU kemudian memutuskan mengerahkan dua pesawat F-16 yang siaga di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahyudi, Magetan, Jawa Timur.
    Marsma Fajar mengudara menggunakan Falcon 1 TS-1603 bersama Kapten Ian.
    Sementara, satu F-16 lainnya, Falcon 2 TS-1602 dikendalikan Kapten Tonny/Kapten Satriyo.
    Pada pukul 17.25, Falcon 1 terlbat manuver jarak dekat dengan dua F-18 Hornet.
    Kedua pesawat US Navy itu mengambil posisi menyerang dan membuat F-16 yang ditumpangi Marsma Fajar terancam. Sementara itu, Falcon 2 memposisikan sebagai
    support fighter
    .
    Falcon 1 kemudian melihat, kapal fregat US Navy tengah bergerak ke timur. Falcon 2 lalu melakukan
    rocking the wing
    sebagai pernyataan bahwa Falcon 1 tidak mengancam.
    Falcon 1 kemudian menjalin kontak suara dengan F-19 Hornet di UHF 243.0. Pesawat asing itu lalu mengabarkan bahwa mereka berasal dari satuan US Navy yang terdiri dari beberapa kapal perang.
    Para penerbang dari Paman Sam itu mengeklaim telah mengantongi izin lintas.
    Falcon 1 pun menyatakan pihaknya sedang berpatroli dan datang hanya untuk identifikasi.
    Setelah itu, F-18 Hornet menjauh dan tidak lagi mengancam.
    Kepala Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) saat itu, Marsekal Muda Wresniwiro menyebut, lima pesawat F-18 Hornet itu belum melakukan kontak.
    Mereka terbang dari kapal induk US Navy yang berkonvoi dengan beberapa kapal perang di wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
    Pemberitahuan atau kontak saat itu hanya dilakukan untuk kapal laut, bukan pesawat tempur.
    Buntut peristiwa ini, pemerintah Indonesia menyampaikan protes keras kepada Pemerintah Amerika Serikat melalui Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.
    Pemerintah keberatan pesawat tempur AS bermanuver di atas laut Indonesia.
    “Kita ini tidak selemah yang mereka (AS) duga. Kita memang tidak ingin membuat hubungan kedua negara menjadi buruk, tetapi kita juga tidak ingin mereka tidak mengakui kedaulatan kita,” ujar Menteri Kehakiman dan HAM (Menkeh dan HAM) Yusril Ihza Mahendra dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (8/7/2003), dikutip dari
    Harian Kompas
    edisi 9 Juli 2003.
    Diberitakan sebelumnya, pesawat latih TNI AU jatuh di Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Kecelakaan itu mengakibatkan Marsma Fajar meninggal dunia.
    Sementara, satu penumpang lainnya saat ini masih menjalani perawatan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bandara Ngurah Rai: Penerbangan domestik kembali terdampak Lewotobi

    Bandara Ngurah Rai: Penerbangan domestik kembali terdampak Lewotobi

    Denpasar, Bali (ANTARA) – Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, menyampaikan penerbangan domestik kembali terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Ahmad Syaugi Shahab di Denpasar, Bali, Sabtu, mengatakan setidaknya hingga pukul 12.00 Wita, enam penerbangan mengalami keterlambatan (delay) dan satu penundaan keberangkatan (postpone).

    “Beberapa penerbangan domestik yang mengalami keterlambatan antara lain Batik Air tujuan Denpasar-Labuan Bajo sebanyak tiga penerbangan, Wings Air tujuan Denpasar-Tambolaka, satu penerbangan, dan Lion Air tujuan Denpasar-Kupang dua penerbangan,” kata dia.

    Sedangkan yang mengalami penundaan keberangkatan adalah satu penerbangan dengan AirAsia tujuan Denpasar-Labuan Bajo.

    Hingga saat ini Bandara Ngurah Rai mengumumkan belum ada penerbangan internasional yang terdampak erupsi sejak Gunung Lewotobi Laki-laki kembali menyemburkan awan panas pada Sabtu pukul 01.05 Wita.

    Di luar itu, Ahmad Syaugi memastikan operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai secara keseluruhan berjalan dengan normal dan lancar.

    “Namun demikian, kami bersama seluruh jajaran komunitas bandara bersama-sama melakukan monitoring secara berkelanjutan guna memastikan keselamatan dan keamanan operasional penerbangan,” ujarnya.

    Guna menjaga pelayanan dan kenyamanan penumpang yang mengalami keterlambatan, pengelola bandara melakukan pengaturan ruang tunggu dan bekerja sama dengan maskapai untuk memberikan edukasi kepada penumpang terkait kondisi penerbangan yang terdampak.

    Selain itu, Syaugi mengatakan pihak maskapai memberikan pelayanan kepada para penumpang yang membutuhkan pengaturan ulang (reschedule) atau pengembalian dana (refund).

    “Kami akan terus melakukan koordinasi secara aktif dengan seluruh stakeholder terkait untuk memastikan kondisi pelayanan penumpang maupun penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai berjalan lancar dan berharap kondisi dapat segera normal kembali,” kata dia.

    Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jumlah Turis Asing Berlibur ke RI Naik, Tembus 1,42 Juta Orang per Juni 2025

    Jumlah Turis Asing Berlibur ke RI Naik, Tembus 1,42 Juta Orang per Juni 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 1,42 juta kunjungan pada Juni 2025. Adapun, wisman berkebangsaan Malaysia mendominasi kunjungan ke Indonesia.

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan 1,42 juta kunjungan wisman didominasi dari pintu masuk utama, yakni sebanyak 1.248.495 kunjungan pada Juni 2025.

    Pada periode yang sama, wisman yang masuk melalui pintu masuk perbatasan mencapai 167.470 kunjungan. Ini artinya, total kunjungan wisman mencapai 1,41 juta kunjungan pada Juni 2025.

    “Dengan demikian, secara total jumlah kunjungan wisman sebanyak 1,42 juta atau naik 8,42% secara bulanan dan naik 18,20% secara tahunan,” kata Pudji dalam Rilis BPS, Jumat (1/8/2025).

    Secara keseluruhan, sepanjang Januari—Juni 2025, total kunjungan wisman mencapai 7,05 juta kunjungan atau meningkat 9,44% dibandingkan dengan periode yang sama 2024.

    Adapun jika ditinjau menurut kebangsaan, wisatawan berkebangsaan Malaysia mendominasi kunjungan ke Tanah Air, yaitu sebesar 16,7% atau sebanyak 236.400 kunjungan.

    Disusul, wisatawan asal Singapura sebesar 13% atau sebanyak 183.700 kunjungan, Australia sebesar 10,9% atau 154.200 kunjungan, serta wisatawan asal China sebanyak 113.500 kunjungan atau setara 8%.

    “Dan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan melalui Bandara Ngurah Rai ini salah satunya dipicu dengan adanya peningkatan jumlah penerbangan menuju Bali,” ungkapnya.

    Di sisi lain, Pudji menuturkan rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan terus mengalami tren menurun.

    Pada kuartal II/2025, rata-rata pengeluaran wisma per kunjungan hanya mencapai US$1.199,71. Nilainya lebih rendah dibandingkan rata-rata pengeluaran pada kuartal I/2025 yang mencapai US$1.277,17.

    Bahkan, rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan turun dari sebelumnya pernah mencapai US$1.443,72 jika dibandingkan kuartal II/2024.

    Sementara itu, rata-rata lama tinggal wisman pada triwulan II/2025 adalah selama 10,12 malam atau sekitar 10 malam. Angkanya turun jika dibandingkan kuartal I/2025 yang mencapai 10,94 malam.

    Kemudian, jika dilihat berdasarkan jenis pengeluaran, proporsi pengeluaran terbesar dari wisman ini masih dialokasikan untuk akomodasi, yakni sebesar 37,48% pada kuartal II//2025. Kendati demikian, angkanya turun dibandingkan kuartal I/2025 yang mencapai 38,07%.

    “Kemudian [pada kuarta II/2025] untuk makan dan minum sebesar 19,53%, serta belanja dan cinderamata sebesar 11,17%. Pola pengeluaran ini relatif tidak berubah jika dibandingkan dengan pola pengeluaran pada kuartal I/2025,” tutupnya.

  • BPS catat jumlah kunjungan wisman capai 1,42 juta orang pada Juni

    BPS catat jumlah kunjungan wisman capai 1,42 juta orang pada Juni

    Kunjungan didominasi oleh wisman berkebangsaan Australia, dan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan melalui Bandara Ngurah Rai ini salah satunya dipicu dengan adanya peningkatan jumlah penerbangan menuju Bali,

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada Juni 2025 sebanyak 1,42 juta kunjungan atau naik 8,42 persen secara bulanan dan naik 18,20 persen secara tahunan.

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, pintu masuk utama, kunjungan wisman paling banyak masuk melalui Bandara Ngurah Rai, Bali.

    “Kunjungan didominasi oleh wisman berkebangsaan Australia, dan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan melalui Bandara Ngurah Rai ini salah satunya dipicu dengan adanya peningkatan jumlah penerbangan menuju Bali,” kata Pudji di Jakarta, Jumat.

    Secara kumulatif sepanjang Januari hingga Juni 2025, total kunjungan wisman mencapai 7,05 juta kunjungan atau meningkat 9,44 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024.

    Kunjungan wisatawan mancanegara ini paling banyak berasal dari Malaysia yaitu sebesar 16,7 persen, Singapura sebesar 13,0 persen dan Australia 10,9 persen.

    Lebih lanjut, Pudji mengatakan, jika dibandingkan dengan Mei 2025, secara bulanan terjadi peningkatan kunjungan wisman dari Singapura dan Australia, sedangkan kunjungan wisman dari Malaysia mengalami penurunan.

    Pada perkembangan pengeluaran wisatawan mancanegara di triwulan 2/2025, rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan mencapai 1,199,71 dolar AS atau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran pada triwulan 1 2025 dan triwulan 2 2024.

    Berdasarkan jenis pengeluaran, pada triwulan 2/2025, proporsi pengeluaran terbesar dari wisman ini dialokasikan untuk akomodasi sebesar 37,48 persen, kemudian untuk makan dan minum sebesar 19,53 persen serta belanja dan cenderamata sebesar 11,17 persen.

    Pola pengeluaran ini relatif tidak berubah jika dibandingkan dengan pola pengeluaran pada triwulan 1/2025.

    BPS juga mencatat jumlah perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan nusantara (wisnus) mencapai 105,12 juta perjalanan atau naik 7,62 persen secara bulanan.

    Jika dibandingkan dengan Juni 2024, perjalanan wisnus mengalami peningkatan sebesar 25,93 persen secara year on year. Secara kumulatif, sepanjang Januari hingga Juni 2025, jumlah perjalanan wisnus mencapai 613,78 juta perjalanan atau meningkat sebesar 17,70 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

    Sementara itu, jumlah perjalanan orang Indonesia yang keluar negeri (wisnas) tercatat sebanyak 727,558 perjalanan. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 24,20 persen secara bulanan.

    “Karena didorong oleh adanya kepulangan jamaah haji Indonesia pada gelombang pertama,” ujarnya.

    Secara tahunan, perjalanan wisnas mengalami penurunan sebesar 15,02 persen.

    Secara kumulatif, jumlah perjalanan wisnas selama Januari hingga Juni 2025 mencapai 4,57 juta perjalanan atau meningkat 3,25 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.