TRIBUNNEWS.COM – Polisi Turki berupaya membubarkan para demonstran yang menggelar aksi protes atas penahanan wali kota Istanbul Ekrem Imamoglu.
Koresponden AFP melaporkan bahwa ini terjadi ketika ribuan demonstran bentrok dengan para polisi saat berusaha menuju Lapangan Taksim pusat.
Situasi mulai tak terkendali, polisi Turki kemudian menembakkan peluru karet hingga gas air mata ke arah demonstran agar mereka bubar.
“Saat segelintir demonstran berusaha menuju Lapangan Taksim pusat, bentrokan terjadi dengan polisi, yang menembakkan peluru karet, kata seorang koresponden yang melihat senjata tersebut, dikutip dari Al-Arabiya.
Sebagai informasi, Lapangan Taksim biasanya digunakan untuk aksi protes di Turki.
Namun sejak Imamoglu ditangkap, Lapangan Taksim sudah ditutup.
Tidak hanya ditutup, banyak polisi yang berjaga di sekitar lokasi tersebut.
Polisi Diminta Bertanggung Jawab
Keputusan yang dilakukan polisi membuat pemimpin oposisi, Ozgur Ozel geram.
Menurutnya, ini tindakan yang tidak patut dilakukan oleh polisi kepada warga Turki yang memiliki hak untuk protes.
Ia juga mengancam apabila polisi memprovokasi para warga yang demo, maka harus bertanggung jawab.
“Jika itu terjadi, polisi Istanbul akan dimintai pertanggungjawaban,” ia memperingatkan.
“Siapa kamu yang berani menembakkan gas ke arah harapan Turki?” tegasnya.
Ia juga membantah tuduhan terhadap wali kota Istanbul yang diduga terlibat dalam korupsi dan teror.
“Wali Kota Ekrem tidak terlibat korupsi, juga tidak teror. Dia bukan pencuri atau teroris,” kata Ozel.
Ozel kemudian memperingatkan kepada polisi bahwa massa tidak akan berhenti melancarkan aksinya.
“Hai Erdogan: kami akan turun ke jalan mulai sekarang. Takutlah pada kami, jalan adalah milik kami,” jelasnya.
Ia berjanji tidak akan menghentikan aksi protes hingga Imamoglu dibebaskan.
“Kami tidak akan menyerah dalam perjuangan ini sebelum kami membebaskan Imamoglu dan wali kota lain yang ditahan di distrik Istanbul, yang juga ditangkap pada hari Rabu,” tegasnya.
Aksi Demo Berlanjut selama 2 Malam
Ribuan demonstran terus melancarkan aksinya hingga memasuki malam kedua.
Mereka berkumpul di luar Balai Kota untuk mengungkapkan kemarahan mereka atas penangkanan mendadak wali kota.
Atas penangkapan Imamoglu, para demonstran mendesak Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mundur.
“Tayyip, mundur!” teriak ribuan orang, banyak di antaranya mahasiswa.
Sebagai informasi, polisi Turki menahan Ekrem Imamoglu terkait korupsi dan mendukung teror pada hari Rabu (20/3/2025).
Dalam penyelidikan terpisah, jaksa juga menuduhnya membantu Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, dengan diduga membentuk aliansi dengan kelompok Kurdi untuk pemilihan kota Istanbul, dikutip dari Euro News.
Imamoglu adalah saingan politik utama Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Penahanannya terjadi beberapa hari sebelum ia dinobatkan sebagai kandidat partai oposisi utama CHP dalam pemilihan presiden 2028.
Penahanan İmamoglu telah memperdalam kekhawatiran atas demokrasi dan memicu protes di Istanbul dan tempat lain di negara itu, meskipun ada larangan demonstrasi.
Hal ini juga menyebabkan gelombang kejut di pasar keuangan, yang memicu penghentian sementara perdagangan pada hari Rabu.
(Tribunnews.com/Farrah)