Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Tehyan, Alat Musik Gesek Khas Betawi yang Lahir dari Akulturasi

Tehyan, Alat Musik Gesek Khas Betawi yang Lahir dari Akulturasi

Liputan6.com, Jakarta – Tehyan adalah alat musik gesek khas Betawi. Alat musik ini lahir dari akulturasi budaya Betawi-Tionghoa.

Secara tampilan, tehyan mirip dengan alat musik erhu yang berkembang di China. Konon, erhu menjadi cikal bakal lahirnya tehyan.

Mengutip dari bebagai sumber, tehyan merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari kayu. Alat musik ini memiliki tabung resonansi berbahan batok kelapa dan dilengkapi senar.

Tehyan dirangkai dengan bahan-bahan alam asli, seperti kayu, bambu, dan tempurung kelapa. Fungsi batok kelapa adalah sebagai ruang resonansi.

Adapun jenis tempurung kelapa yang digunakan pada tehyan adalah kelapa puyuh. Ukuran kecil dan lonjong dengan batang pohon yang tidak terlalu tinggi.

Untuk pemilihan kayu, tehyan umumnya menggunakan kayu jati, sonokeling, ulin, meranti, rengas merah, kamper, dan maple. Kayu digunakan untuk bahan membuat uliran, kuda-kuda, dan badan tehyan (body).

Selanjutnya, tehyan membutuhkan bambu sebagai alat penggesek. Bambu dipilih karena memiliki tingkat kelenturan yang tinggi, sehingga dapat digunakan dan dilengkungkan dengan mudah tanpa takut patah.

Tehyan mampu menghasilkan nada-nada tinggi dengan menggunakan tangga nada diatonis. Tangga nada tersebut memungkinkan sebuah alat musik memiliki tujuh nada berbeda dalam satu oktaf dengan interval tertentu.

Tehyan juga memiliki jenis lain, yakni sukong dan kongahyan. Sukong memiliki ukuran paling besar dengan nada dasar G (rendah) dan berperan sebagai bass.

Adapun kongahyan berukuran paling kecil dengan nada dasar D (tinggi) yang berperan sebagai melodi dalam sebuah pertunjukkan kesenian. Sementara tehyan menjadi alat musik dengan ukuran standar yang menghasilkan nada dasar A (sedang) dan berperan sebagai ritme.

Tehyan kerap dimainkan pada pesta pernikahan dan acara pemakaman pada abad ke-18. Alat musik Betawi ini juga biasa dimainkan dalam kesenian gambang kromong, tanjidor, lenong, dan ondel-ondel.

Penulis: Resla

Merangkum Semua Peristiwa