Jakarta, Beritasatu.com – Kebijakan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada Rabu (2/4/2025) dianggap merugikan negara berkembang, seperti Indonesia.
Penerapan tarif impor sebesar 32% terhadap produk Indonesia yang masuk ke pasar AS berpotensi menimbulkan dampak berkepanjangan hingga kuartal IV 2025 dan dapat memperbesar risiko terjadinya resesi.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai kebijakan tarif Trump turut mendorong meningkatnya volatilitas pasar global, termasuk pergerakan IHSG.
“Kita juga harus melihat bagaimana kinerja pergerakan bursa global pada hari Senin terlebih dahulu karena ini akan sangat menentukan,” kata Nafan saat dihubungi Beritasatu.com, Sabtu (5/4/2025).
Menurutnya, jika tekanan sentimen negatif terhadap IHSG masih mendominasi, maka volatilitas pasar berpotensi meningkat pada Selasa (8/4/2025).
Potensi Trading Halt
Menanggapi potensi trading halt pada hari pertama perdagangan bursa pascalebaran, Nafan memperkirakan adanya kemungkinan terbentuknya gap dalam pergerakan IHSG.
“Wajar saja santer dikaitkan dengan potensi trading halt karena kita sudah menghadapi hari libur semenjak 28 Maret yang lalu. Wajar saja nanti pada pembukaan IHSG akan ada potensi gap,” ujarnya.
Namun, ia menekankan bahwa untuk memastikan potensi terjadinya trading halt pada IHSG akibat kebijakan tarif Trump, perlu terlebih dahulu mencermati arah pergerakan pasar global pada awal pekan depan.