Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Yusab Alfa Ziqin
TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO – Perusahaan Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) merespon demo Forum Komunikasi Masyarakat Banyuurip Jambaran (Forkom Baja), Kamis (21/11/2024) siang.
External Engagement & Socioeconomic Manager EMCL Tezhart Elvandiar secara implisit mengklaim bahwa EMCL tak mengesampingkan masyarakat dan pengusaha lokal.
“Kami (EMCL, red) bertumbuh bersama masyarakat dan pengusaha lokal,” ujarnya melalui keterangan tertulis diterima Tribunjatim.com, Kamis (21/11/2024) malam.
Dia juga menyebut, pihaknya menghargai aneka bentuk ekspresi masyarakat. Selama ekspresi tersebut sesuai hukum dan tidak mengganggu kegiatan operasional EMCL di Objek Vital Nasional.
“Hal (prinsip, red) ini sudah menjadi bagian terpadu dalam cara kami beroperasi,” jelas Tezhart Elvandiar dalam keterangan tertulis yang sama.
Terkait beberapa tuntutan massa Forkomas Baja dalam demo yang dilakukan, Tezhart Elvandiar tak membahasnya secara eksplisit dalam keterangan tertulis itu.
Diberitakan sebelumnya, Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) operator Lapangan Migas Banyuurip di Blok Cepu, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, didemo masyarakat sekitar, Kamis (21/11/2024) siang.
Masyarakat mengatasnamakan Forum Komunikasi Masyarakat Banyuurip Jambaran (Forkomas Baja) itu demo di Fly Over turut Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Akses keluar-masuk Lapangan Migas Banyuurip.
Sambil membentangkan banner-banner berisi kalimat-kalimat penuntutan, para demonstran jumlahnya tak kurang dari 200 orang itu juga menyuarakan beberapa tuntutan senada banner-banner dibentangkan.
Subagyo salah satu orator demo menuntut EMCL lebih melibatkan warga ring 1 Lapangan Migas Banyuurip untuk menjadi tenaga kerja. Itu sesuai amanah Perda Bojonegoro Nomor 23 Tahun 2011 yang jamak disebut Perda Konten Lokal.
Kemudian, Subagyo menuntut agar para produsen barang dan distributor barang untuk EMCL tak berkontrak langsung dengan EMCL. Melainkan, harus melalui vendor-vendor yang diotoritasi warga ring 1 Lapangan Migas Banyuurip.
Subagyo juga menuntut EMCL memenangkan PT Daya Patra dalam lelang NO.069865- Pro Vision of Transport and Personel Movement Services. Itu sebagai bentuk keterlibatan pengusaha ring 1 di Lapangan Migas Banyuurip.
“Dengan meloloskan dan memenangkan PT Daya Patra dalam lelang itu, EMCL akan berpihak pada pengusaha ring 1 Lapangan Migas Banyuurip,” ujarnya, Kamis (21/10/2024) siang.
Jika tuntutan itu tak dipenuhi EMCL, Subagyo mengatakan, pihaknya akan menggelar demo lagi untuk EMCL. Bahkan, dia mengancam demo dimaksud akan berjilid-jilid atau berkelanjutan. Sampai tuntutan dipenuhi oleh EMCL.
Sementara itu, Jaswadi selaku koordinator demo menambahkan, pihaknya menuntut EMCL menyasar desa-desa ring 1 Lapangan Migas Banyuurip dalam menggelontorkan program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Kami menghimbau CSR EMCL hanya menyasar wilayah sekitar tambang atau ring 1. Sebab, desa-desa itu terdampak langsung oleh panas dan kebisingan yang sering terjadi,” tegasnya.
Selesai berorasi, demo terjeda. Lima perwakilan massa demo dipersilahkan masuk ke site Lapangan Migas Banyuurip untuk audiensi. Sekitar 30 menit kemudian, kelimanya keluar. Tak ada hasil memuasakan pendemo dalam audiensi itu.
Dengan kecewa, para pendemo itu meninggalkan lokasi. Mereka bubar menuju arah timur. Tujuannya Gedung DPRD Bojonegoro. Sekitar 40 menit perjalanan, rombongan pendemo berisi pengusaha dan tokoh masyarakat itu sampai di tujuan.
Perwakilan massa demo dipersilahkan masuk beraudiensi dengan Komisi B DPRD Bojonegoro di ruang komisi dimaksud. Perwakilan itu mengadu dan menyuarakan tuntutan sama. Ditanggapi Komisi B DPRD Bojonegoro dengan seksama.
“Setelah audiensi ini, kita agendakan audiensi lagi. Tapi, juga menghadirkan EMCL. Supaya terang nanti duduk perkaranya,” kata Sally Atyasasmi, Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro.