Tanaman: Tomat

  • Petani Kare Madiun Kecewa, Panen Tomat Baru Terserap 2,2 Ton

    Petani Kare Madiun Kecewa, Panen Tomat Baru Terserap 2,2 Ton

    Madiun (beritajatim.com) – Petani tomat di Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, menyampaikan kekecewaannya lantaran hasil panen mereka belum sepenuhnya terserap pasar. Hingga Jumat (3/10/2025), Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Disperdakum) Kabupaten Madiun mencatat baru 2,2 ton tomat yang berhasil dibeli dengan harga Rp4.000 per kilogram.

    Kepala Disperdakum Madiun, Indra Setyawan, menegaskan pemerintah daerah berupaya mencari solusi meski petani tomat bukan binaan langsung dinasnya.

    “Memang petani bukan binaan langsung kami, sehingga perlu koordinasi dengan Dinas Pertanian selaku pembinanya. Akhirnya kita coba fasilitasi siapa yang bisa menyerap hasil panen ini,” ujarnya.

    Indra mengatakan tomat yang sudah terbeli langsung didistribusikan ke pedagang dan rumah tangga. Namun, stok di lahan masih cukup banyak sehingga memerlukan penanganan lebih lanjut agar tidak terbuang percuma.

    “Ke depan akan kita koordinasikan lagi karena ini lintas sektor. Tidak hanya pertanian, mungkin juga ketahanan pangan. Prinsipnya kita bantu agar bisa dipasarkan,” imbuhnya.

    Petani mengaku tetap berharap pemerintah bergerak cepat agar harga tidak semakin jatuh dan panen mereka bisa terserap lebih maksimal. Saat ini, harga Rp4.000 per kilogram dianggap masih lebih baik dibanding risiko tomat menumpuk di lahan tanpa pembeli. [rbr/beq]

  • Pola Makan Sehat yang Bantu Jaga Kesuburan Perempuan di Usia 30-an

    Pola Makan Sehat yang Bantu Jaga Kesuburan Perempuan di Usia 30-an

    JAKARTA – Memasuki usia 30-an, perhatian pada kesehatan reproduksi perempuan semakin mengetat. Ini karena kesuburan bisa menurun secara perlahan jika tidak dirawat dengan baik.

    Selain faktor genetik, gaya hidup dan nutrisi harian sangat berpengaruh pada kualitas sel telur. Mengonsumsi makanan sehat jadi salah satu cara untuk mendukung hormon reproduksi.

    Dengan demikian, melakukan pola diet makan sehat patut diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa pola makan sehat yang dapat membantu jaga kesuburan perempuan di usia 30-an, dikutip dari Mayo Clinic, pada Rabu, 1 Oktober 2025.

    1. Perbanyak konsumsi protein

    Hal utama untuk meningkatkan kesuburan reproduksi perempuan di usia 30-an adalah rutin mengonsumsi protein, baik protein hewani maupun nabati. Protein hewani seperti dari ayam, ikan, dan telur mendukung produksi hormon reproduksi.

    Protein nabati dari kacang-kacangan juga penting untuk keseimbangan tubuh. Oleh karena itu, pastikan setiap kali makan Anda mengonsumsi sumber protein agar tubuh mampu membentuk sel telur yang sehat.

    2. Perbanyak konsumsi antioksidan

    Memenuhi asupan antioksidan pada tubuh juga sangat berpengaruh pada kesuburan. Anda bisa dengan rutin mengonsumsi vitamin C dan vitamin E, yang kaya akan antioksidan.

    Vitamin tersebut dapat meningkatkan kualitas sel telur. Anda juga bisa mendapatkan asupan antioskidan dengan konsumsi buah seperti beri, jeruk, hingga tomat.

    3. Pilih asupan lemak sehat

    Untuk menjaga kesuburan di usia 30-an maka harus memperhatikan asupan lemak sehari-hari. Hindari lemak trans dari makanan olahan yang bisa mengganggu kesuburan.

    Konsumsilah lemak sehat dari alpukat, kacang, dan minyak zaitun yang membantu hormon reproduksi tetap stabil. Omega-3 yang terkandung pada ikan salmon dan biji chia juga baik untuk kualitas sel telur yang baik.

  • Polres Gresik Lakukan Pemeriksaan Keamanan Pangan di SPPG

    Polres Gresik Lakukan Pemeriksaan Keamanan Pangan di SPPG

    Gresik (beritajatim.com)– Guna menjamin kualitas serta keamanan pangan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kemala Bhayangkari sebelum didistribusikan.

    Polres Gresik berkomitmen rutin memeriksa menu makanan yang diproduksi. Langkah ini diambil karena institusi Polri ini tak mau kecolongan menu yang disajikan basi.

    Tujuan pemeriksaan tersebut memastikan makanan yang didistribusikan benar-benar layak konsumsi dan aman bagi penerima manfaat.

    Menggunakan alat food security, tim melakukan uji organoleptik dan kimiawi pada sejumlah menu (Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dari nasi putih, ayam suwir, kentang goreng, kubis, tomat, tempe gimbal, kuah soto, hingga air isi ulang dan buah jeruk.

    Hasil uji organoleptik menyimpulkan semua sampel makanan dalam kondisi normal dari segi bentuk, warna, bau, maupun rasa.

    Sementara itu, hasil uji kimiawi juga memberikan kepastian antara lain formalin, arsenik, sianida nitrat dinyatakan negatif. Setelah melalui uji pemeriksaan berbagai tahap. Seluruh makanan dan minuman yang diperiksa layak disajikan dan aman dikonsumsi.

    Kasidokkes Polres Gresik Iptu Sugioto mengatakan pengawasan kualitas gizi dan keamanan makanan merupakan prioritas utama. Harapanny makanan dari program MBG ini benar-benar memberi manfaat optimal bagi masyarakat.

    “Pengawasan kualitas gizi dan keamanan makanan ini bukan sekadar rutinitas, tapi wujud kepedulian supay masyarakat benar-benar mendapat sajian bergizi yang aman untuk dikonsumsi,” katanya, Senin (29/9/2025).

    Sementara itu, Penanggungjawab SPPG Kemala Bhayangkari Armyati Permana menuturkan, dirinya memastikan standar kebersihan dan pengolahan selalu diterapkan secara ketat demi menjaga kualitas sajian.

    “Kami ingin memastikan setiap piring makanan yang diterima masyarakat tidak hanya bergizi, tetapi juga terjamin kebersihannya, bebas dari bahan berbahaya, dan menyehatkan,” tuturnya.

    Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu menyatakn peran Polri tidak hanya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) saja. Tetapi juga mendukung program kesehatan masyarakat melalui penyediaan pangan bergizi yang terjamin aman.

    “Kami hadir bukan hanya menjaga keamanan saja, tapi juga ikut menjaga kesehatan masyarakat melalui pangan yang aman dan bergizi,” ungkapnya. (dny/ted)

  • Seni Tani Berperang Melawan Food Waste dari Kebun Kota

    Seni Tani Berperang Melawan Food Waste dari Kebun Kota

    Bisnis.com, JAKARTA – Di sebuah pagi cerah di kawasan Cigadung, Kota Bandung, bau tanah basah bercampur aroma ampas kopi menyergap hidung. Di tengah deretan rumah dan jalan sempit yang sibuk, sebuah lahan seluas 1.700 meter persegi menjelma menjadi kebun sayur.

    Bedengan-bedengan rapi berisi sawi, kale, selada, hingga wortel tumbuh subur. Bukan perkebunan luas seperti di pedesaan, melainkan petak-petak kecil yang hidup di tengah kepadatan kota.

    Di sinilah Seni Tani menanam harapan. Mereka bukan hanya menanam sayuran, tetapi juga menumbuhkan kesadaran baru: pangan kota bisa diproduksi, bukan sekadar dikonsumsi. Bahwa setiap helai daun dan setiap umbi yang dipetik, bisa menjadi senjata melawan krisis pangan sekaligus ancaman besar lain—food waste.

    Indonesia, menurut laporan Bappenas (2021), membuang 23–48 juta ton makanan per tahun. Angka itu setara memberi makan 61–125 juta orang, hampir setengah populasi negeri ini. FAO bahkan menempatkan Indonesia sebagai salah satu penyumbang food waste terbesar di dunia.

    Data dan Estimasi Timbulan Sampah Makanan Tahun 2019-2023

    No.

    Tahun

    SIPSN (ribu ton)

    SIPSN dan Estimasi (ribu ton)

    1

    2019

    9.065

    22.354

    2

    2020

    8.701

    22.642

    3

    2021

    8.540

    22.666

    4

    2022

    11.688

    23.001

    5

    2023

    7.053

    23.318

    Catatan : Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)

    Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI (Bappenas) 2024, diolah

    Penyebabnya berlapis. Distribusi pangan yang panjang dan tidak merata, budaya konsumsi yang serba instan, serta standar pasar yang menolak sayuran “jelek”. Wortel bercabang, tomat terlalu kecil, atau kol dengan bentuk tak sempurna kerap langsung disisihkan dari rak supermarket. Padahal, semua itu tetap layak makan.

    Di sisi lain, kota tumbuh menjadi ruang konsumsi raksasa. Lahan hijau menyusut, sementara sampah organik rumah tangga—yang lebih dari 50 persen isinya berupa sisa makanan—menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Alih-alih kembali ke tanah, sisa pangan membusuk menghasilkan gas metana, salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Lalu, siapa yang berani menantang pola ini?

    Jawaban itu datang pada 2020. Pandemi Covid-19 menjadi titik balik. Ketika distribusi pangan sempat terganggu dan fenomena panic buying terjadi di kota-kota besar, Vania Febriyantie—warga Bandung yang resah dengan keterputusan orang kota dari sumber makanannya—memutuskan bertindak.

    “Meski saya tidak kekurangan makanan saat itu, melihat berita tentang distribusi pangan yang terhenti membuat saya berpikir: bagaimana jika kita bisa menanam sendiri di kota? Bukankah ada banyak lahan tidur yang terbengkalai?” ujarnya kepada Bisnis.

    Dari keresahan itu, lahirlah Seni Tani. Mereka menghidupkan lahan tidur seluas 912 meter persegi di Arcamanik menjadi kebun pangan produktif. Lahan itu tersebar di tiga titik berbeda, sebagian milik pribadi, sebagian lagi di bawah jaringan listrik SUTT milik Pemkot Bandung. Dari sinilah gerakan dimulai: membangunkan tanah kota yang “mati” menjadi tanah yang kembali hidup.

    Empat tahun berlalu, perjalanan penuh suka duka itu terus berlanjut. Kini, di Cigadung, kebun baru berdiri. Bagi Vania dan komunitasnya, setiap jengkal tanah yang berhasil ditanami adalah perlawanan kecil melawan krisis pangan dan food waste.

    Tani Sauyunan: Bertani dengan Kebersamaan

    Seni Tani tidak berjalan sendiri. Mereka mengadopsi model Community-Supported Agriculture (CSA), atau pertanian dengan dukungan komunitas, yang diadaptasi menjadi Tani Sauyunan.

    Dalam sistem ini, anggota CSA—keluarga atau individu yang berkomitmen—membayar di muka untuk hasil panen satu musim. Skema ini memberi kepastian finansial bagi petani, tanpa harus tunduk pada fluktuasi pasar. Sebaliknya, anggota mendapatkan paket sayur segar setiap minggu, dikirim menggunakan karung daur ulang yang ditukar kembali.

    “Konsep sauyunan berarti kebersamaan. Produksi dan konsumsi pangan jadi tanggung jawab bersama. Petani tidak sendirian, konsumen juga ikut menanggung risiko dan hasil,” ujar Vania.

    Menurutnya, di balik sistem ini ada manfaat berlapis mulai dari lingkungan dengan emisi transportasi ditekan karena distribusi lokal, plastik berkurang lewat sistem tas daur ulang, dan sampah organik diolah menjadi kompos.

    Lalu, manfaat sosial dengan ada ruang gotong royong, regenerasi petani muda, dan pendidikan berkelanjutan dan ekonomi di mana pendapatan petani lebih stabil, rantai pasok dipotong, dan biaya produksi ditekan lewat ekonomi sirkular berbasis limbah.

    CSA bukan sekadar transaksi, tapi ikatan emosional. Anggota CSA terhubung lewat grup WhatsApp, berbagi resep, cerita kebun, hingga mengunjungi langsung lahan. Konsumen tahu siapa yang menanam sayur mereka, dan petani tahu siapa yang akan mengonsumsinya.

  • Gayung untuk Sepiring Nasi, Kisah Garda Pangan Melawan Sampah Makanan

    Gayung untuk Sepiring Nasi, Kisah Garda Pangan Melawan Sampah Makanan

    Bisnis.com, JAKARTA – Banyak cerita dari piring di kota besar dengan makanannya berlimpah. Restoran berlomba menampilkan menu cantik, pesta hajatan penuh meja prasmanan, dan pasar modern dengan rak yang selalu penuh. 

    Namun di balik gemerlap itu, ada jutaan ton makanan terbuang setiap tahun. Ironisnya, di lorong-lorong kota dan desa terpencil, masih banyak keluarga yang sulit sekadar makan dua kali sehari.

    Kehadiran Garda Pangan menunjukkan bahwa jurang ini bisa dijembatani. Apa yang dianggap sisa di satu tempat, bisa jadi penyelamat di tempat lain. Apa yang dianggap cacat di mata pasar, bisa jadi nutrisi penting bagi tubuh yang lapar.

    Kevin Gani dan para relawan tidak sekadar mengangkut makanan. Mereka mengubah paradigma. Bahwa setiap butir nasi, setiap potong roti, setiap sayuran yang “tidak cantik” punya nilai. Nilai gizi, nilai ekonomi, nilai moral, bahkan nilai spiritual.

    Cerita ini dimulai Kevin dari sebuah sudut di Joyoboyo, Surabaya, seorang perempuan renta menyambut kedatangan relawan Garda Pangan dengan senyum tipis. Rambutnya memutih, tubuhnya ringkih, dan hidupnya sebatang kara di sebuah gubuk reyot. Ketika relawan hendak memindahkan makanan sumbangan ke piringnya, nenek itu kebingungan. 

    Dia tidak punya piring, bahkan mangkuk sederhana pun tak ada. Akhirnya, dia meraih sebuah gayung plastik yang sudah kusam, biasanya dipakai untuk menimba air. Dari situlah makanan itu disajikan—di sebuah gayung kotor yang seharusnya bukan wadah makan.

    Bagi Kevin Gani, pengalaman itu menjadi titik balik. Dia saat itu masih seorang mahasiswa yang menjadi sukarelawan baru di Garda Pangan, sebuah komunitas yang bergerak menyelamatkan pangan berlebih. 

    “Saya kaget, ternyata di kota sebesar Surabaya masih ada orang yang makanannya sangat terbatas, bahkan piring pun tak punya,” kenangnya saat dihubungi Bisnis.

    Tak lama setelah pertemuan itu, si nenek meninggal dunia. Kisah ini membekas dan meneguhkan langkah Kevin untuk terjun lebih dalam, hingga kini dia dipercaya sebagai Ketua Yayasan Garda Pangan.

    Kisah nenek Joyoboyo hanya secuil potret dari ketidakadilan pangan di Indonesia. Di satu sisi, berjuta ton makanan terbuang setiap tahun. Di sisi lain, jutaan orang berjuang keras untuk sekadar bisa makan dua kali sehari. Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2021 memperkirakan Indonesia membuang 23–48 juta ton makanan setiap tahun dalam kurun 2000–2019. Jumlah itu setara memberi makan 61–125 juta orang, atau hampir separuh populasi negeri ini.

    Data dan Estimasi Timbulan Sampah Makanan Tahun 2019-2023

    No.

    Tahun

    SIPSN (ribu ton)

    SIPSN dan Estimasi (ribu ton)

    1

    2019

    9.065

    22.354

    2

    2020

    8.701

    22.642

    3

    2021

    8.540

    22.666

    4

    2022

    11.688

    23.001

    5

    2023

    7.053

    23.318

    Catatan : Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)

    Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI (Bappenas) 2024 (diolah)

    Lebih ironis lagi, laporan FAO (Food and Agriculture Organization) menyebutkan, 45 persen sampah rumah tangga Indonesia adalah sisa makanan. Buangan ini bukan sekadar mubazir, tetapi juga berbahaya. Ketika menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA), makanan membusuk dan menghasilkan gas metana. Gas ini 21 kali lebih berbahaya daripada karbon dioksida dalam memicu perubahan iklim. Pada 2005, ledakan TPA Leuwigajah, Jawa Barat, yang disebabkan akumulasi gas metana dari timbunan sampah, menewaskan lebih dari 140 jiwa.

    “Kalau dilihat, TPA-TPA di Indonesia itu sebenarnya bom waktu. Komposisi terbesar sampahnya makanan, dan itu yang paling gampang menghasilkan metana,” ujar Kevin.

    Di tengah kondisi tersebut, lahirlah Garda Pangan—sebuah inisiatif untuk menjembatani jurang besar antara surplus pangan dan kelaparan. Sejak berdiri pada 2017, mereka berkomitmen menyelamatkan makanan berlebih agar tidak masuk ke TPA, lalu menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan.

    Namanya diambil dari kata “garda”—barisan terdepan yang menjaga—dan “pangan”, yang artinya makanan. Harapannya sederhana tetapi visioner: menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan pangan sekaligus melawan kelaparan.

    Deretan Negara Penghasil Sampah Makanan Terbesar di Dunia

    Peringkat

    Negara

    Sampah Makanan Rumah Tangga

    (juta ton/tahun)

    1

    China

    108,67

    2

    India

    78,19

    3

    Pakistan

    30,75

    4

    Nigeria

    24,79

    5

    Amerika Serikat

    24,72

    6

    Brasil

    20,29

    7

    Mesir

    18,09

    8

    Indonesia

    14,73

    Sumber: UNEP Food Waste Index Report 2024

    Dari Gerakan Akar Rumput ke Jaringan Nasional

    Seiring waktu, Garda Pangan semakin dikenal sebagai pionir food bank di Indonesia. Mereka tak hanya beroperasi di Surabaya, tetapi juga menjalin kerja sama dengan komunitas di kota lain. Konsep “rescue food” yang mereka gaungkan mulai diadopsi di berbagai tempat.

    Kevin dan timnya bahkan sering diundang berbicara dalam forum internasional tentang ketahanan pangan dan keberlanjutan. Meski begitu, ia tetap rendah hati.

    “Kami ini hanya memindahkan makanan dari tempat berlebih ke tempat yang kurang. Sederhana, tapi kalau dilakukan terus, dampaknya besar,” ujarnya.

    Bagi Garda Pangan, setiap butir nasi punya makna. Karena itu, strategi utama mereka adalah food rescue—menyelamatkan makanan berlebih dari tempat-tempat yang biasanya membuangnya. Hotel, restoran, toko roti, hingga katering menjadi mitra penting. Setiap hari, relawan menjemput makanan surplus, memilahnya di food bank, lalu mendistribusikan ke komunitas yang membutuhkan.

    Makanan yang diselamatkan biasanya masih layak konsumsi: roti yang mendekati tanggal kadaluarsa, nasi kotak sisa rapat, lauk-pauk pesta, hingga buah dan sayuran segar. 

    “Kami punya standar ketat. Kalau tidak layak makan untuk kami sendiri, ya tidak kami salurkan. Keselamatan penerima tetap nomor satu,” jelas Kevin.

    Tabel Food Waste: Ini 5 makanan yang paling banyak terbuang

    Peringkat

    Jenis Makanan

    Jumlah Terbuang per Tahun

    Penyebab Utama

    1

    Roti

    ± 900.000 ton

    Kelebihan produksi & konsumsi

    2

    Kentang

    ± 750.000 ton

    Pembelian berlebihan, pembusukan, ketidaksempurnaan estetika

    3

    Susu

    ± 490.000 ton

    Kedaluwarsa, penyimpanan tidak tepat, kelebihan produksi

    4

    Pisang

    ± 190.000 ton

    Terlalu matang, cacat kosmetik

    5

    Salad & Sayuran (selada, tomat, mentimun, sayuran berdaun)

    ± 170.000 ton

    Pembusukan, pembelian berlebihan, standar kualitas pengecer

    Sumber: Waste Managed

    Prosesnya sederhana tapi rapi. Begitu makanan tiba, tim melakukan pemeriksaan kualitas: suhu, aroma, tekstur. Setelah lolos, makanan dikemas ulang dengan higienis, kemudian segera dibagikan ke panti asuhan, rumah singgah, warga marjinal, bahkan pemulung di sekitar TPA.

    Selain makanan matang, Garda Pangan juga fokus pada hasil panen yang ditolak pasar. Inilah yang mereka sebut gleaning. Relawan terjun langsung ke lahan petani, memetik sayuran atau buah yang cacat bentuk—wortel terlalu pendek, timun bengkok, atau jeruk bernoda.

    “Padahal gizinya sama, cuma penampilannya saja yang tidak sesuai standar pasar modern. Kalau dibiarkan, petani bisa rugi besar,” kata Kevin.

    Hasil gleaning ini kemudian didistribusikan ke penerima manfaat. Ada pula yang diolah menjadi produk turunan, misalnya jus atau selai, sehingga nilai jualnya kembali. Dengan cara ini, Garda Pangan bukan hanya memberi makan orang lapar, tetapi juga menyelamatkan penghasilan petani.

    Meski demikian, tidak semua makanan bisa diselamatkan. Ada yang sudah terlalu basi atau rusak. Untuk sisa-sisa ini, Garda Pangan punya pendekatan inovatif: biokonversi menggunakan larva black soldier fly (BSF), atau yang lebih dikenal sebagai maggot.

    Sisa makanan yang tidak layak konsumsi manusia diberikan ke koloni maggot. Dalam waktu singkat, larva-larva itu mengurai sisa organik menjadi biomassa. Hasilnya, dua manfaat sekaligus: maggot bisa dijadikan pakan ternak, sementara residunya menjadi pupuk organik.

    “Dengan maggot, benar-benar zero waste. Bahkan yang tadinya sampah bisa jadi sumber ekonomi baru,” ujar Kevin.

    Bagi Kevin, perjuangan pangan bukan sekadar soal logistik atau nutrisi. Ia melihatnya sebagai wujud nyata dari nilai-nilai Pancasila. “Keadilan sosial itu ya termasuk soal akses makanan. Jangan ada yang kenyang berlebihan sementara tetangganya lapar,” tegasnya.

    Karena itu, Garda Pangan selalu mengedepankan prinsip inklusif dan kolektif. Mereka percaya bahwa pangan adalah hak, bukan privilese. Dalam setiap distribusi, mereka tidak membedakan latar belakang agama, etnis, atau status sosial. Siapa yang butuh, dialah yang berhak menerima.

    Visi ini tentu ambisius, tetapi Kevin yakin langkah kecil bisa membawa perubahan besar. Ia sering mengutip pepatah: “Mengurangi kelaparan bukan dimulai dari satu juta porsi, tapi dari satu porsi yang diselamatkan.”

    Garda Pangan ingin menjadi katalis, mendorong lebih banyak pihak untuk bergerak. Dari rumah tangga yang mulai menghabiskan makanan, restoran yang menyumbangkan surplus, hingga pemerintah yang membuat regulasi pro-pangan berkelanjutan.

    “Kalau semua pihak bergerak, saya percaya kita bisa menuju Indonesia tanpa lapar,” pungkas Kevin.

    Aktivitas yayasan membawanya menerima 15th SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards di Menara Astra, Jakarta, 29 Oktober 2024. Anugerah ini dari konglomerasi Astra International. Kevin menerima penghargaan bertaraf nasional untuk kategori lingkungan sebagai Pejuang Pangan Berkelanjutan.

  • Pengidap Ginjal Wajib Tahu! Ini Sayuran yang Harus Dihindari

    Pengidap Ginjal Wajib Tahu! Ini Sayuran yang Harus Dihindari

    Jakarta

    Orang dengan penyakit ginjal umumnya perlu mengikuti pola makan rendah natrium, protein, kalium, dan fosfor. Ini berarti harus membatasi atau menghindari makanan tertentu, seperti sayuran tertentu.

    Ginjal memiliki banyak fungsi penting bagi kesehatan, termasuk menyaring produk limbah dan kelebihan cairan dari tubuh untuk dikeluarkan melalui urine. Ginjal juga berperan dalam mengatur keseimbangan mineral tubuh serta menghasilkan hormon yang merangsang pembentukan sel darah merah.

    Ketika seseorang mengidap penyakit ginjal, zat limbah dapat menumpuk di dalam darah. Dokter biasanya menyarankan perubahan pola makan untuk membantu mengendalikan kondisi tersebut sekaligus mendukung fungsi ginjal.

    Sayuran yang Harus Dihindari Pengidap Ginjal

    Dikutip dari Healthline, berikut penjelasannya.

    1. Kentang dan Ubi Jalar

    Kentang dan ubi jalar merupakan sayuran yang kaya kalium. Satu kentang panggang berukuran sedang (156 g) mengandung sekitar 610 mg kalium, sedangkan satu ubi jalar panggang berukuran sedang (114 g) mengandung sekitar 542 mg kalium.

    Beberapa makanan tinggi kalium, termasuk kentang dan ubi jalar, bisa direndam atau dimasak dengan cara tertentu untuk menurunkan kadar kaliumnya.

    Beberapa penelitian menunjukkan, merebus kentang dapat secara signifikan mengurangi kandungan kalium, terutama jika direbus mulai dari air dingin. Merendam kentang dalam air selama 5-10 menit juga dapat menurunkan kadar kalium hingga sekitar 20 persen.

    Metode ini dikenal sebagai pelindihan kalium (potassium leaching) atau metode double-cook.

    Meski begitu, penting diingat bahwa cara ini tidak menghilangkan kalium sepenuhnya. Kentang yang dimasak dengan metode double-cook tetap mengandung cukup banyak kalium, sehingga pengendalian porsi tetap sangat diperlukan untuk menjaga kadar kalium tetap seimbang.

    2. Tomat

    Tomat termasuk tinggi kalium sehingga sering kali tidak sesuai dengan pedoman diet untuk pengidap penyakit ginjal.

    Tomat bisa disajikan mentah, direbus, atau diolah menjadi saus. Namun, 1 cangkir (245 g) saus tomat dapat mengandung sekitar 728 mg kalium.

    Meskipun tomat sangat umum digunakan dalam berbagai hidangan, sebenarnya ada beberapa bahan pengganti yang bisa dipilih.

    Alternatif dengan kandungan kalium lebih rendah bergantung pada selera masing-masing. Salah satu pilihan yang lezat adalah mengganti saus tomat dengan saus paprika merah panggang, yang memiliki rasa enak sekaligus kadar kalium lebih rendah per porsi.

    3. Bayam dan daun bit

    Bayam dan daun bit adalah sayuran hijau berdaun yang kaya akan nutrisi dan mineral, termasuk kalium.

    Jika disajikan mentah, kandungan kalium pada sayuran ini bervariasi antara 136-290 mg per cangkir (30-38 g).

    Saat dimasak, sayuran berdaun akan menyusut menjadi porsi yang lebih kecil, tetapi kandungan kaliumnya tetap sama.

    Sebagai contoh, bayam mentah bisa menyusut drastis setelah dimasak. Artinya, setengah cangkir bayam matang akan mengandung jauh lebih banyak kalium dibandingkan setengah cangkir bayam mentah.

    Namun, konsumsi tetap perlu dibatasi karena sayuran tersebut juga mengandung oksalat dalam jumlah tinggi. Pada individu yang sensitif, oksalat dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal dapat semakin merusak jaringan ginjal dan menurunkan fungsi ginjal.

    (elk/kna)

  • Pengidap Penyakit Ginjal Wajib Tahu! Ini Sayuran yang Harus Dihindari

    Pengidap Penyakit Ginjal Wajib Tahu! Ini Sayuran yang Harus Dihindari

    Jakarta

    Orang dengan penyakit ginjal umumnya perlu mengikuti pola makan rendah natrium, protein, kalium, dan fosfor. Ini berarti harus membatasi atau menghindari makanan tertentu, seperti sayuran tertentu.

    Ginjal memiliki banyak fungsi penting bagi kesehatan, termasuk menyaring produk limbah dan kelebihan cairan dari tubuh untuk dikeluarkan melalui urine. Ginjal juga berperan dalam mengatur keseimbangan mineral tubuh serta menghasilkan hormon yang merangsang pembentukan sel darah merah.

    Ketika seseorang mengidap penyakit ginjal, zat limbah dapat menumpuk di dalam darah. Dokter biasanya menyarankan perubahan pola makan untuk membantu mengendalikan kondisi tersebut sekaligus mendukung fungsi ginjal.

    Sayuran yang Harus Dihindari Pengidap Penyakit Ginjal

    Dikutip dari Healthline, berikut penjelasannya.

    1. Kentang dan Ubi Jalar

    Kentang dan ubi jalar merupakan sayuran yang kaya kalium. Satu kentang panggang berukuran sedang (156 g) mengandung sekitar 610 mg kalium, sedangkan satu ubi jalar panggang berukuran sedang (114 g) mengandung sekitar 542 mg kalium.

    Beberapa makanan tinggi kalium, termasuk kentang dan ubi jalar, bisa direndam atau dimasak dengan cara tertentu untuk menurunkan kadar kaliumnya.

    Beberapa penelitian menunjukkan, merebus kentang dapat secara signifikan mengurangi kandungan kalium, terutama jika direbus mulai dari air dingin. Merendam kentang dalam air selama 5-10 menit juga dapat menurunkan kadar kalium hingga sekitar 20 persen.

    Metode ini dikenal sebagai pelindihan kalium (potassium leaching) atau metode double-cook.

    Meski begitu, penting diingat bahwa cara ini tidak menghilangkan kalium sepenuhnya. Kentang yang dimasak dengan metode double-cook tetap mengandung cukup banyak kalium, sehingga pengendalian porsi tetap sangat diperlukan untuk menjaga kadar kalium tetap seimbang.

    2. Tomat

    Tomat termasuk tinggi kalium sehingga sering kali tidak sesuai dengan pedoman diet untuk pengidap penyakit ginjal.

    Tomat bisa disajikan mentah, direbus, atau diolah menjadi saus. Namun, 1 cangkir (245 g) saus tomat dapat mengandung sekitar 728 mg kalium.

    Meskipun tomat sangat umum digunakan dalam berbagai hidangan, sebenarnya ada beberapa bahan pengganti yang bisa dipilih.

    Alternatif dengan kandungan kalium lebih rendah bergantung pada selera masing-masing. Salah satu pilihan yang lezat adalah mengganti saus tomat dengan saus paprika merah panggang, yang memiliki rasa enak sekaligus kadar kalium lebih rendah per porsi.

    3. Bayam Swiss, bayam, dan daun bit

    Bayam Swiss, bayam, dan daun bit adalah sayuran hijau berdaun yang kaya akan nutrisi dan mineral, termasuk kalium.

    Jika disajikan mentah, kandungan kalium pada sayuran ini bervariasi antara 136-290 mg per cangkir (30-38 g).

    Saat dimasak, sayuran berdaun akan menyusut menjadi porsi yang lebih kecil, tetapi kandungan kaliumnya tetap sama.

    Sebagai contoh, bayam mentah bisa menyusut drastis setelah dimasak. Artinya, setengah cangkir bayam matang akan mengandung jauh lebih banyak kalium dibandingkan setengah cangkir bayam mentah.

    Namun, konsumsi tetap perlu dibatasi karena sayuran tersebut juga mengandung oksalat dalam jumlah tinggi. Pada individu yang sensitif, oksalat dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal dapat semakin merusak jaringan ginjal dan menurunkan fungsi ginjal.

    Ditinjau oleh: Mhd. Aldrian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (suc/suc)

  • Tubuh Cepat Lemes? Ketahui Cara Penuhi Protein Harian dengan Benar

    Tubuh Cepat Lemes? Ketahui Cara Penuhi Protein Harian dengan Benar

    YOGYAKARTA – Tubuh cepat lemes sering jadi sinyal bahwa asupan nutrisi tidak tercukupi, terutama protein. Padahal, ada banyak cara penuhi protein harian yang bisa dilakukan tanpa ribet.

    Ironisnya, banyak masyarakat Indonesia hanya fokus pada karbohidrat, padahal protein berperan penting membangun otot, memperbaiki jaringan, hingga menjaga metabolisme.

    Nah, dengan memenuhi kebutuhan protein secara tepat, tubuh akan lebih bertenaga dan terhindar dari rasa lemas berlebihan.

    6 Cara Penuhi Protein Harian dengan Benar

    Dilansir dari laman Healthline, terdapat rutinitas yang membantu Anda mencukupi protein harian, berikut ini beberapa di antaranya:

    Makan Protein Duluan

    Saat makan, usahakan makan sumber protein lebih dulu, baru kemudian karbohidrat. Mengapa demikian? Perlu Anda ketahui, protein bisa meningkatkan hormon PYY yang membuat perut terasa kenyang dan menurunkan kadar hormon ghrelin (hormon lapar).

    Selain itu, makan protein lebih dulu juga membantu menjaga gula darah dan insulin tetap stabil.

    Dalam sebuah penelitian tahun 2015 pada penderita diabetes tipe 2, kadar gula darah dan insulin meningkat lebih rendah ketika mereka makan protein dan sayuran lebih dulu sebelum makanan tinggi karbohidrat, dibandingkan jika urutannya dibalik.

    Camilan Keju

    Banyak camilan populer seperti keripik atau biskuit rendah protein. Sebagai contoh, 1 cangkir (30 g) tortilla chips mengandung 142 kalori tapi hanya 2,1 g protein. Sebaliknya, camilan tinggi protein bisa membantu menambah asupan harian.

    Sebagai pembanding, satu potong kecil (28 g) keju cheddar mengandung 7 g protein, lebih rendah kalori, dan jauh lebih kaya kalsium. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan keju bisa bermanfaat untuk kesehatan jantung.

    Anda bisa menikmati keju dengan biskuit gandum utuh, tomat, atau irisan apel agar lebih sehat dan mengenyangkan.

    Ganti Sereal dengan Telur

    Banyak menu sarapan seperti roti, bagel, atau sereal mengandung protein rendah. Oatmeal memang lebih baik daripada sereal biasa, tapi 1 cangkir (240 g) hanya memberi 5 g protein.

    Sebaliknya, 3 butir telur besar bisa memberikan 19 g protein plus nutrisi penting seperti selenium dan kolin.

    Penelitian tahun 2017 menemukan bahwa sarapan dengan telur bisa membuat kenyang lebih lama dibanding oatmeal, sehingga membantu mengurangi asupan kalori di jam berikutnya.

    Tambahkan Almond

    Almond kaya magnesium, serat, dan lemak sehat, tapi rendah karbohidrat. Dalam 28 g almond terdapat sekitar 6 g protein, jumlah ini lebih tinggi dibanding kebanyakan kacang lainnya.

    Menariknya, tubuh hanya menyerap sekitar 78,5% energi dari almond. Jadi meski di label tercatat 170 kalori, yang benar-benar diserap tubuh hanya sekitar 133 kalori.

    Untuk tambahan protein, coba taburkan almond cacah di atas yogurt, salad, oatmeal, atau cottage cheese.

    Pilih Greek Yogurt

    Greek yogurt adalah makanan tinggi protein yang dibuat dengan mengurangi cairan whey, sehingga lebih kental dan creamy. Dalam 100 g Greek yogurt terdapat sekitar 10 g protein, atau dua kali lipat yogurt biasa.

    Selain bikin kenyang lebih lama dengan meningkatkan hormon PYY dan GLP-1, Greek yogurt juga mengandung CLA yang bisa membantu pembakaran lemak. Meskipun rasanya agak asam segar, namun enak dimakan dengan buah beri atau bisa juga dijadikan pengganti sour cream untuk saus dan dressing.

    Sertakan Protein di Setiap Makan

    Pastikan setiap kali makan ada makanan tinggi protein. Para ahli menyarankan konsumsi sekitar 30–40 g protein per kali makan, karena jumlah ini bisa membantu kenyang lebih lama dan menjaga massa otot.

    Baca juga artikel di VOI soal kesehatan: Kemampuan Otot untuk Menahan Beban dalam Waktu Lama agar Tubuh Tetap Kuat!

    Contoh makanan tinggi protein yang bisa dipilih:

    Daging sapi atau kambingIkanAyamTelurKacang-kacanganProduk kedelai seperti tahu dan tempe

    Jadi, apakah asupan protein harian Anda sudah tercukupi? Selain pembahasan mengenai cara penuhi protein harian, ikuti artikel-artikel menarik lainnya di  VOI, untuk mendapatkan kabar terupdate jangan lupa follow dan pantau terus semua akun sosial media kami! 

  • Bagikan 4 Kuintal Sayur-Mayur, Petani Jember Ini Diserbu Kaum Perempuan

    Bagikan 4 Kuintal Sayur-Mayur, Petani Jember Ini Diserbu Kaum Perempuan

    Jember (beritajatim.com) – Ketua Forum Komunikasi Petani Jember Jumantoro membagikan sayur-mayur gratis untuk masyarakat di depan kantor Pemerintah Kabupaten Jember, dan depan gedung DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (24/9/2025).

    Jumantoro datang dengan mengenakan topi capil khas petani dan membawa kurang lebih empat kuintal tomat, mentimun, kol, terong, bawang prei, cabai. “Ini hasil bumi kelompok tani Sumber Makmur, Desa Candijati, Kecamatan Arjasa. Sementara bawang dan kol sumbangan dari kelompok tani lain,” katanya.

    Tak butuh waktu lama, hasil bumi itu habis diserbu warga yang sebagian besar perempuan. “Silakan ambil gratis ya. Ambil secukupnya, biar yang lain kebagian. Jangan rebutan,” kata Jumantoro.

    Jumantoro mengatakan, aksi bagi-bagi hasil bumi ini untuk memperingati Hari Tani Nasional. “Tuntutan kami tuntaskan reforma agraria, wujudkan kemakmuran dan keadilan untuk petani, dan kami berharap kawasan LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan) di Jember ditata ulang,” katanya.

    Jumantoro menekankan penataan ulang LP2B karena banyak lahan produktif untuk pangan di Jember terlah terkonversi peruntukannya menjadi perumahan dan perkantoran. “Perlu penataan LP2B, tak hanya di Jember tapi juga nasional, kalau kita betul-betul ingin berswasembada pangan,” katanya.

    Peringatan Hari Tani Nasional, menurut Jumantoro, adalah momentum kebangkitan petani. “Sejauh ini kebijakan pemerintah sekadar omon-omon doang dan tidak terimplementasi nyata di lapangan,” katanya.

    Jumantoro berharap pejabat-pejabat di sekitar Presiden Prabowo Subianto memberikan informasi yang benar soal kondisi petani di Indonesia. “Jangan asal bapak senang. Kalau kita ingin mewujudkan ketahanan pangan, perlu adanya keselarasan pemerintah pusat, provinsi, dan daerah untuk mengawal regulasi agar dirasakan manfaatnya oleh petani,” katanya. [wir]

  • Diskon Anggur Muscat & Tomat Ramai Diserbu Warga di Transmart

    Diskon Anggur Muscat & Tomat Ramai Diserbu Warga di Transmart

    Jakarta, CNBC Indonesia – Transmart Full Day Sale (FDS) kembali hadir pada Minggu, (21/9/2025). Sejumlah pelanggan pun antusias menyambut berbagai potongan harga untuk berbelanja.

    Business Leader Transmart Central Park Freshanto mengungkapkan para pengunjung memburu barang kategori fresh, hingga kebutuhan pokok.

    “Hari ini selain Diskon 20% menggunakan kartu kredit bank mega dan Allo Bank yang tentunya sangat besar diskonnya,” ungkap Fresh kepada CNBC Indonesia, Minggu, (21/9/2025).

    Adapun beberapa promo buah segar diantaranya, promo beli 3 pack Anggur Muscat hanya Rp.100.000. Selain itu, Tomat shine Dalkom dengan promo Beli 1 Gratis 1.

    Promo berlangsung mulai dari toko buka hingga tutup pukul 22.00 di seluruh Transmart di Indonesia. Diskon besar-besaran dari Transmart berlaku bagi para pelanggan yang menggunakan Allo Bank atau kartu kredit Bank Mega, kartu kredit Bank Mega Syariah, kartu kredit Bank Syariah Indonesia, dan kartu kredit Bank Mandiri.

    Diskon tersebut berlaku untuk berbagai produk, mulai dari kebutuhan sehari-hari, pakaian, produk segar, hingga barang-barang elektronik.

    Berikut Syarat dan Ketentuan Transmart Full Day Sale

    1. Diskon tambahan 20% berlaku untuk Kartu Kredit Bank Mega, Bank Mega Syariah, Allo Prime, Allo Paylater, dengan minimum pembelanjaan 300 ribu. Tidak berlaku Kartu Mega Corporate, Mega Groserindo, dan Mega Wholesale.

    2. Kategori Televisi, Kulkas, AC, dan Mesin Cuci, maksimal pembelian masing-masing kategori adalah 2 unit per kartu/akun per hari.

    3. Tidak berlaku untuk IT, Laptop dan Gadget, serta produk bertanda “Tidak berlaku Promo FDS”.

    Tunggu apa lagi? Ayo serbu Transmart Full Day Sale dan berburu diskon menarik di seluruh gerai Transmart se-Indonesia pada Minggu ini. Jangan sampai ketinggalan beragam diskonnya!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]