Tanaman: Tomat

  • 6 Minuman yang Bisa Bantu Turunkan Kadar Gula Darah, Ada Jus Tomat

    6 Minuman yang Bisa Bantu Turunkan Kadar Gula Darah, Ada Jus Tomat

    Jakarta

    Pemilihan minuman sehari-hari semakin penting bagi yang ingin menjaga kesehatan, termasuk pengidap diabetes yang harus memperhatikan kadar gula darah. Beberapa minuman telah diketahui memiliki manfaat dalam membantu pengelolaan kadar gula darah.

    Selain menjaga asupan gula, pemilihan minuman yang tepat juga dapat berkontribusi dalam mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan mengendalikan gula darah setelah makan. Berikut merupakan minuman yang bantu turunkan kadar gula darah dalam tubuh, dikutip dari Eating Well:

    1. Air Putih

    Air putih merupakan pilihan minuman tanpa kalori yang tidak hanya mengembalikan hidrasi, tetapi juga membantu dalam pengaturan kadar gula darah. Berdasarkan tinjauan sistematis dan meta-analisis tahun 2021 dalam Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research & Reviews minum air putih dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah sebesar 6 persen.

    Air membantu meningkatkan volume darah, yang mendukung pelepasan asam amino yang memengaruhi regulasi gula darah. Manfaat ini bahkan lebih terasa ketika air menggantikan minuman berpemanis, yang mengurangi asupan gula dan kalori, membantu mempertahankan berat badan yang sehat, dan mendukung pengelolaan gula darah.

    Jika air putih dirasa kurang menarik, alternatif lain seperti mengombinasikan air dengan potongan stroberi, kemangi, & jeruk nipis bisa dicoba.

    2. Kopi

    Baik kopi berkafein maupun tanpa kafein, konsumsi kopi secara teratur dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian tahun 2019 di jurnal Nutrients.

    Kandungan fitokimia dalam kopi mendukung kesehatan sel hati dan pankreas, melindungi dari perlemakan hati, dan mendukung fungsi insulin. Namun, penting untuk memperhatikan tambahan dalam kopi.

    Penambahan gula berlebih, seperti dalam minuman es kopi yang manis, bisa mengurangi manfaat ini. Sebagai alternatif, kopi hitam dengan tambahan kayu manis bisa menjadi pilihan lebih sehat.

    3. Teh Hitam

    Untuk yang tidak mengonsumsi kopi, teh hitam juga dapat menjadi pilihan baik yang dikaitkan dengan risiko diabetes yang lebih rendah serta pengurangan komplikasi diabetes. Penelitian tahun 2019 di jurnal Antioxidants menunjukkan bahwa kandungan dalam teh dapat meningkatkan resistensi insulin, mengurangi stres oksidatif, dan menurunkan peradangan.

    Teh hitam dan teh oolong adalah jenis teh yang paling banyak diteliti dalam hal ini. Disarankan untuk memilih teh tanpa tambahan gula atau madu agar tetap mendukung pengendalian gula darah.

    4. Teh Hijau

    Bagi penggemar teh hijau, minuman ini juga memberikan manfaat dalam menurunkan kadar glukosa darah puasa.

    Meta-analisis tahun 2020 yang melibatkan 27 uji coba menemukan bahwa katekin dalam teh hijau membantu mengurangi penyerapan karbohidrat selama pencernaan, meningkatkan metabolisme glukosa, serta mengurangi stres oksidatif.

    Meski tidak semua studi menemukan hasil yang konsisten, teh hijau tetap merupakan minuman tanpa gula dan kalori, sehingga menjadi pilihan yang baik untuk kestabilan gula darah.

    5. Susu

    Meskipun susu nabati semakin populer, protein dalam susu sapi, seperti kasein dan whey, dapat membantu menurunkan respons glukosa darah setelah makan, baik bagi pengidap diabetes maupun yang tidak.

    Menurut penelitian tahun 2018 di Diabetes/Metabolism Research and Reviews, protein ini memperlambat pencernaan dan mendukung respons insulin. Disarankan untuk memilih susu rendah lemak atau tanpa lemak agar lemak jenuh tetap terkontrol. Perlu dicatat, susu mengandung sekitar 12 gram karbohidrat per cangkir, sehingga perlu diperhitungkan dalam asupan karbohidrat harian.

    6. Jus Tomat

    Jus tomat merupakan pilihan minuman ramah kadar gula darah yang kaya rasa. Uji coba kecil tahun 2020 yang dipublikasikan di di Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa konsumsi 7 ons jus tomat 30 menit sebelum sarapan kaya karbohidrat dapat menurunkan kadar gula darah setelah makan.

    Kandungan serat dalam tomat membantu memperlambat pencernaan dan mengurangi lonjakan gula darah setelah makan. Menambahkan seledri atau bahan lain dapat membuat jus ini semakin terasa enak.

    (kna/kna)

  • Dukung Makan Bergizi Gratis, Pemerintah Sebar Benih Cabai hingga Ayam Petelur – Page 3

    Dukung Makan Bergizi Gratis, Pemerintah Sebar Benih Cabai hingga Ayam Petelur – Page 3

    Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes), Yandri Susanto, mengungkapkan kolaborasi ini dilakukan untuk mempercepat swasembada pangan dan mendorong desa seluruh Indonesia untuk memaksimalkan potensi yang ada di wilayahnya.

    ”Di desa itu banyak sekali potensinya. Mari kita petakan potensi desa masing-masing, misalnya nanti ada desa ikan nila, desa tomat, desa kacang tanah, dan sebagainya. Jangan sampai desa dengan potensinya yang luar biasa hanya menjadi penonton,” kata Mendes Yandri.

    Dijabarkan Mendes Yandri, anggaran Dana Desa dari 2015 hingga 2024 mencapai Rp609 triliun. Tahun 2023 capai Rp70 triliun dan 2025 capai Rp71 triliun. Untuk mendukung swasembada pangan, Kemendes PDT mengalokasikan anggaran 20 persen dari dana desa tersebut  untuk pengembangan ekonomi produktif mendukung ketahanan pangan sesuai kearifan lokal. 

    Oleh karena itu, Kementan dan Kemendes PDT menguatkan komitmen mewujudkan swasembada pangan dengan menandatangani nota kesepahamanan (MoU) untuk pencapaian swasembada pangan, pengembangan sarana dan prasarana produksi pertanian, sinergi program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, pendampingan dan penguatan kapasitas masyarakat desa, penguatan dan pengembangan kelembagaan ekonomi desa, serta pertukaran data dan informasi.

    Reporter: Sulaeman

    Sumber: Merdeka.com

  • Wujudkan ketahanan pangan, Polres Tegal tanam pohon buah dan pangan

    Wujudkan ketahanan pangan, Polres Tegal tanam pohon buah dan pangan

    Sumber foto: Hari Nurdiansyah/elshinta.com.

    Wujudkan ketahanan pangan, Polres Tegal tanam pohon buah dan pangan
    Dalam Negeri   
    Sigit Kurniawan   
    Selasa, 05 November 2024 – 20:23 WIB

    Elshinta.com – Sebagai langkah nyata mendukung program ketahanan pangan dalam Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Kapolres Tegal AKBP Andi M. Indra Waspada Amirullah bersama Pejabat Utama (PJU) dan jajaran Kapolsek Polres Tegal serta Ketua dan Pengurus Bhayangkari Cabang Tegal menggelar kegiatan penanaman pohon buah dan tanaman pangan di Desa Dukuhwringin, Kecamatan Slawi, Selasa (5/11).

    Kapolres Tegal menekankan bahwa kegiatan ini merupakan komitmen berkelanjutan Polres Tegal untuk mewujudkan ketahanan pangan yang nyata dan berdampak bagi masyarakat sekitar. “Ini bukan hanya acara seremonial saja, namun kami akan melanjutkan program ini secara berkesinambungan hingga ke seluruh jajaran polsek,” ungkap AKBP Andi.

    Berbagai jenis tanaman ditanam dalam kegiatan tersebut, meliputi 100 batang pohon jambu kristal, ketela pohon (singkong) di lahan seluas 1.000 meter persegi, serta 500 batang cabai dan 500 batang tomat. Tanaman-tanaman ini akan disebar di seluruh jajaran polsek untuk memastikan keberlanjutan dan pemerataan manfaat program ini di wilayah Kabupaten Tegal.

    Program ini diharapkan tidak hanya mendukung ketahanan pangan di tingkat komunitas, tetapi juga mendorong warga untuk turut serta dalam memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam tanaman pangan.

    “Kami ingin program ini menjadi inspirasi bagi masyarakat, agar setiap orang dapat berperan aktif dalam menciptakan kemandirian pangan di lingkungannya masing-masing,” lanjut Kapolres Tegal seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hari Nurdiansyah, Selasa (5/11). 

    Selain mendukung ketahanan pangan, kegiatan ini juga merupakan bentuk kepedulian dan kehadiran Polres Tegal dalam mendukung kesejahteraan dan keamanan masyarakat.

    Sumber : Radio Elshinta

  • BPS: Inflasi Emas Sejalan dengan Perekonomian Dunia

    BPS: Inflasi Emas Sejalan dengan Perekonomian Dunia

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi pada Oktober 2024 mencapai 0,08%. Jika dilihat berdasarkan komoditas pendorongnya, emas memberikan andil cukup besar.

    “Komoditas yang dominan memberikan kontribusi pada kelompok ini adalah emas perhiasan dengan andil inflasi 0,06%,” ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta,  Jumat (1/11/2024).

    Dia mengatakan, inflasi emas secara year on year (yoy) pada Oktober sebesar 35,82%. Pergerakan harga emas mengalami peningkatan dalam 1 tahun terakhir. 

    Jika melihat kondisi emas pada 2020 sampai 2024, harga emas tertinggi terjadi pada Agustus  2020. Perkembangan inflasi komoditas emas sejalan dengan perekonomian dunia.

    “Jadi ini langsung ditransmisikan dari perkembangan harga emas global. Secara cepat akan ditransmisikan ke dalam harga emas di pasar domestik mengingat harga emas di pasar domestik itu mengacu kepada harga emas internasional,” terang Amalia.

    Amalia mengatakan, kenaikan harga emas terjadi di pasar global karena dipengaruhi ketidakpastian geopolitik, seperti konflik di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina. Tekanan geopolitik ini membuat orang memilih emas sebagai instrumen investasi.

    “Selain itu, ada tren penurunan suku bunga The Fed, ini juga memacu para investor untuk beralih berinvestasi di komoditas emas,” tutur Amalia.

    Dia mengatakan, jika dikaji berdasarkan kelompok pengeluaran, andil terbesar adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 0,94% dan andil inflasi sebesar 0,06%. 

    Daging ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,04%, bawang merah dengan andil inflasi 0,03%, tomat dan lauk dengan andil inflasi 0,02%, serta kopi bubuk minyak goreng, dan telur ayam ras memberikan andil inflasi sebesar 0,01%.  

  • BI: Inflasi Lampung stabil seiring terjaganya harga pangan

    BI: Inflasi Lampung stabil seiring terjaganya harga pangan

    Komoditas utama penyumbang inflasi tertinggi adalah bawang merah, tomat, daging ayam ras, cumi-cumi dan ikan nila.Bandarlampung (ANTARA) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung menyatakan bahwa inflasi di daerah ini stabil seiring terjaganya harga pangan.

    “Secara tahunan, indeks harga konsumen di Provinsi Lampung pada Oktober 2024 mengalami inflasi 1,94 persen (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 2,16 persen (yoy), namun lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,71 persen (yoy),” kata Kepala Perwakilan BI Lampung Junanto Herdiawan, dalam keterangannya, di Bandarlampung, Jumat.

    Ia menyebutkan dilihat dari sumbernya, inflasi terutama disebabkan oleh peningkatan harga komoditas kelompok makanan dan minuman.

    Komoditas utama penyumbang inflasi tertinggi adalah bawang merah, tomat, daging ayam ras, cumi-cumi dan ikan nila dengan andil masing-masing sebesar 0,11 persen; 0,07 persen; 0,04 persen; 0,02 persen; dan 0,02 persen.

    Menurutnya, peningkatan harga bawang merah disebabkan oleh menipisnya pasokan menjelang masa panen di beberapa sentra produksi, seperti Lampung Selatan, Lampung Tengah, dan Pesawaran, serta sejalan dengan kenaikan harga bawang merah di Provinsi Jawa Tengah yang merupakan daerah pemasok utama.

    Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Nasional (PIHPS), harga bawang merah di Provinsi Jawa Tengah pada bulan Oktober 2024 adalah sebesar Rp31.450/kg, lebih tinggi dibandingkan Rp26.250/kg pada bulan sebelumnya.

    Ia mengatakan lebih lanjut, peningkatan harga tomat disebabkan oleh penurunan pasokan seiring tidak optimalnya produksi akibat kondisi cuaca yang kurang kondusif.

    “Peningkatan harga ayam ras disebabkan oleh pasokan yang terbatas pasca tingginya permintaan di bulan September, serta sejalan dengan kenaikan harga pakan ternak,” ujarnya pula.

    Hal tersebut terkonfirmasi dari harga jagung di tingkat peternak yang mengalami kenaikan pada Oktober 2024, yaitu menjadi Rp4.783/kg dari Rp4.661/kg pada bulan sebelumnya.

    Adapun peningkatan harga cumi-cumi dan ikan nila disebabkan oleh terbatasnya aktivitas penangkapan ikan akibat kondisi cuaca yang kurang kondusif.

    Hal tersebut sejalan dengan prakiraan BMKG terkait peningkatan intensitas hujan menjelang triwulan IV-2024 dan Nilai Tukar Petani (NTP) sektor perikanan tangkap yang tumbuh 0,03 persen pada bulan Oktober 2024.

    Pada sisi lain, inflasi yang lebih tinggi pada Oktober 2024 tertahan oleh sejumlah komoditas yang mengalami deflasi, terutama cabai merah, bensin dan ayam hidup dengan andil masing-masing sebesar -0,06 persen; -0,05 persen, dan -0,02 persen.

    “Penurunan cabai merah disebabkan oleh kenaikan pasokan pada periode musim panen di Jawa Timur yang merupakan pemasok utama untuk Provinsi Lampung. Selanjutnya, penurunan harga bensin sejalan dengan kebijakan penurunan harga BBM nonsubsidi untuk periode Oktober 2024. Adapun penurunan harga ayam hidup dipengaruhi oleh perlambatan permintaan di tengah pasokan yang terjaga,” kata Junanto lagi.
    Baca juga: BI Lampung sebut daya beli masyarakat Lampung tetap terjaga
    Baca juga: Inflasi Lampung di Oktober 2024 sebesar 1,94 persen

    Pewarta: Agus Wira Sukarta
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2024

  • Jakarta Catat Inflasi 0,03% di Oktober 2024 – Page 3

    Jakarta Catat Inflasi 0,03% di Oktober 2024 – Page 3

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 28 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi Oktober 2024. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Maluku.

    “Sebanyak 28 dari 38 provinsi di Indonesia menglamai inflasi, sedangkan 10 provinsi lainnya mengalami deflasi. Inflais tertinggi terjadi di Maluku yakni 0,65 persen, sementara deflasi terdalam terjadi di Maluku Utara 1,05 persen,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia A. Widyasanti dalam konferensi pers BPS, Jumat (1/11/2024).

    Untuk rinciannya, inflasi tertinggi terjadi di Maluku sebesar 0,65 persen, Nusa Tenggara Timur 0,26 persen, Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat sebesar 0,21 persen, Lampung inflasinya 0,20 persen, Jawa Tengah 0,19 persen, dan Kalimantan Utara sebesar 0,17 persen.

    Selanjutnya, untuk inflasi terendah terjadi diJawa Barat sebesar 0,02 persen, Bali 0,07 persen. Sementara, deflasi terdalam terjadi di Maluku Utara 1,05 persen, Gorontalo 0,57 persen, Kepulauan Babel 0,18 persen, dan Kalimantan Timur 0,16 persen.

    Adapun BPS melaporkan data inflasi Indonesia pada Oktober sebesar 0,08 persen. Secara tahunan (year-on-year/yoy) terjadi inflasi 1,71 persen, dan secara tahun kalender (year to date) 0,82 persen.

    Amalia mengatakan, inflasi pada Oktober 2024 mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024 hingga September 2024. Adapun kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya inflasi 0,94 persen dan memberi andil inflasi 0,06 persen.

    BPS mencatat komoditas dominan yang mendorong inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang beri andil 0,06 persen. Sementara itu, ada komoditas lain yang memberikan andil inflasi, antara lain daging ayam ras dengan andil inflasi 0,04 persen, bawang merah andil inflasi 0,03 persen, tomat dan nasi dengan lauk dengan andil inflasi masing-masing 0,02 persen.

    Selanjutnya, kopi bubuk, minyak goreng, Sigaret Kretek Mesin dan beras memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.

  • Emas Perhiasan Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar pada Oktober 2024

    Emas Perhiasan Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar pada Oktober 2024

    Jakarta, Beritasatu.com – Emas perhiasan menjadi komoditas utama yang mendorong inflasi pada Oktober 2024 sebesar 0,08%. Kenaikan harga emas perhiasan di dalam negeri mengikuti tren kenaikan harga emas di pasar internasional.

    Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A Widyasanti mengungkapkan, emas perhiasan termasuk dalam kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang turut menyumbang inflasi Oktober 2024 dengan andil sebesar 0,06%.

    “Komoditas emas perhiasan sebagai salah satu komoditas kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, menjadi komoditas utama penyumbang inflasi Oktober 2024 dengan andil inflasi 0,06%,” kata Amalia dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Jumat (1/11/2024).

    Amalia memaparkan, pergerakan harga emas mencatat pola berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Secara historis, komoditas emas perhiasan mengalami deflasi lima kali pada 2022 serta tiga kali deflasi pada 2023. Namun, sejak September 2023, komoditas emas perhiasan terus mengalami inflasi hingga Oktober 2024.

    Kenaikan harga emas di pasar global didorong berbagai faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi dan meningkatnya permintaan sebagai aset aman di tengah gejolak pasar.

    Selain emas perhiasan, komoditas lainnya yang menyumbang inflasi pada Oktober 2024 adalah daging ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,04%, bawang merah sebesar 0,03%, tomat 0,02%, serta nasi dengan lauk dan kopi bubuk masing-masing sebesar 0,02%.

    Sementara itu, minyak goreng, sigaret kretek mesin (SKM), dan telur ayam ras masing-masing memiliki andil sebesar 0,01% terhadap inflasi.

  • Tomat dan emas perhiasan sumbang inflasi tertinggi di NTB

    Tomat dan emas perhiasan sumbang inflasi tertinggi di NTB

    emas perhiasan menyumbang inflasi sebesar 0,07 persen. Sedangkan, komoditas tomat menyumbang inflasi hingga 0,17 persenMataram (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka inflasi bulan ke bulan di Nusa Tenggara Barat tercatat sebesar 0,09 persen pada Oktober 2024.

    Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin mengatakan pembentuk inflasi tertinggi adalah tomat dan emas perhiasan.

    “Sekarang harga emas lagi naik Rp1,5 juta per gram,” ujar Wahyudin di Mataram, Jumat.

    Harga emas Antam yang dipantau melalui laman Logam Mulia bertengger pada angka Rp1,45 juta per gram pada 1 Oktober 2024.

    Kemudian, harga emas bergerak naik mencapai Rp1,56 juta per gram pada 31 Oktober 2024. Itu adalah harga emas tertinggi dalam lima tahun terakhir.

    Sepanjang Oktober 2024, harga emas Antam telah naik sebesar 7,92 persen atau sekitar Rp115 ribu per gram.

    Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin menuturkan komoditas emas perhiasan menyumbang inflasi sebesar 0,07 persen. Sedangkan, komoditas tomat menyumbang inflasi hingga 0,17 persen.

    Musim pancaroba atau peralihan kemarau ke hujan membuat banyak tanaman tomat mati yang membuat pasokan menurun. Harga tomat di pasar tradisional, seperti Pasar Kebon Roek di Kota Mataram hari ini menembus harga Rp20 ribu per kilogram.

    Selain tomat dan emas perhiasan, komoditas yang juga menyumbang inflasi di Nusa Tenggara Barat adalah beras sebesar 0,06 persen, bawang merah 0,03 persen, dan sigaret kretek tangan 0,03 persen.

    Adapun komoditas yang memberikan andil terhadap deflasi adalah ikan layang atau ikan benggol sebesar 0,08 persen, udang basah 0,04 persen, ikan tongkol 0,04 persen, pisang 0,03 persen, dan cabai rawit 0,03 persen.

    Baca juga: BPS beri sinyal ekonomi daerah tumbuh melambat di NTB

    Baca juga: Pisang jadi penyumbang inflasi di NTB

    Baca juga: BPS: Impor NTB Agustus 2024 meningkat 59,28 persen

    Baca juga: Penjualan kapal dongkrak nilai ekspor non tambang di NTB

    Pewarta: Sugiharto Purnama
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2024

  • Nilai Tukar Petani Naik jadi 120,70, Dipicu Kelapa Sawit dan Bawang Merah

    Nilai Tukar Petani Naik jadi 120,70, Dipicu Kelapa Sawit dan Bawang Merah

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap nilai tukar petani (NTP) pada Oktober 2024 naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun, pendorongnya adalah kelapa sawit hingga bawang merah.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa NTP Oktober 2024 mengalami kenaikan sebesar 0,33% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 120,70.

    Amalia menjelaskan bahwa kenaikan NTP ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 0,38% menjadi 145,56. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayarkan petani, yakni sebesar 0,04% menjadi 120,54.

    “Komoditas yang dominan mempengaruhi indeks harga yang diterima petani secara nasional adalah kelapa sawit, karet, bawang merah, dan tomat,” kata Amalia dalam Rilis BPS, Jumat (1/11/2024).

    Sementara itu, untuk komoditas penyeimbang indeks harga bayar petani antara lain bawang merah, tomat, sigaret kretek mesin (SKM), dan daging ayam ras.

    Lebih lanjut, BPS merinci peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) yang naik 1,65% menjadi 156,32 pada Oktober 2024, dari sebelumnya di level 153,79.

    Amalia mengungkap bahwa kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik hingga 160%. Di sisi lain, indeks harga yang dibayar petani turun 0,05%.

    Adapun, komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks harga petani pada subsektor NTPR adalah kelapa sawit, karet, dan kelapa.

    Di sisi lain, BPS menyampaikan penurunan NTP tedalam terjadi pada subsektor tanaman pangan (NTPP) yang turun tipis sebesar 0,46%. Subsektor ini turun dari 111,37 pada September 2024 menjadi 110,86 pada Oktober tahun ini.

    “Penurunan ini terjadi indeks harga yang diterima petani turun 0,38%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik 0,08%,” tuturnya.

    Sementara itu, komoditas yang dominan mempengaruhi indeks harga yang diterima petani pada sub sektor ini adalah gabah, jagung, dan ketela pohon.

  • BPS Jatim catat Nilai Tukar Petani pada Oktober turun 0,26 persen

    BPS Jatim catat Nilai Tukar Petani pada Oktober turun 0,26 persen

    Surabaya (ANTARA) – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Zulkipli menyatakan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) pada Oktober 2024 adalah sebesar 111,32 atau turun 0,26 persen dibandingkan September 2024.

    “NTP Oktober mencapai 111,32 atau turun 0,26 persen dibandingkan September 2024 yang sebesar 111,61,” katanya dalam konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.

    Zulkipli menuturkan kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (lt) turun 0,02 persen yaitu 135,71 sementara indeks harga yang dibayarkan petani (lb) naik 0,24 persen yaitu 121,91.

    Turunnya harga yang diterima petani disebabkan turunnya harga komoditas jagung, tembakau, cabai merah, dan telur burung puyuh karena beberapa wilayah sudah mulai terjadi panen sehingga stok menjadi banyak.

    Sedangkan naiknya indeks harga bayar petani didorong oleh kenaikan harga komoditas bawang merah, tomat sayur, kacang panjang, dan cabai rawit.

    “Seperti tomat sayur itu harganya naik 4,32 persen sedangkan harga bawang merah naik lebih dari 10 persen,” ujar Zulkipli.

    NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani dan menjadi salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.

    NTP juga merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga petani.

    Apabila dilihat dari subsektor, penurunan terdalam terjadi pada NTP Tanaman Pangan (NTPP) yaitu 1,03 persen atau 113,17 dari 114,35 sementara penurunan lain terjadi di NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) yaitu 0,28 persen atau 114,34 dari 114,66 serta NTP Peternakan (NTPT) yaitu 0,35 persen atau 103,67 dari 104,03.

    Baca juga: Pengertian nilai tukar petani dan cara menghitungnya

    Untuk subsektor lain yang mengalami kenaikan adalah NTP Hortikultura (NTPH) yaitu sebesar 3,73 persen dan NTP Perikanan (NTP-PI) 0,39 persen.

    Sementara itu, penurunan turut terjadi terhadap Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada September 2024 yaitu 0,10 persen dibandingkan September 2024.

    Baca juga: BPS catat Jatim alami inflasi 0,15 persen pada Oktober 2024

    Hal itu disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani (lt) yaitu 0,02 persen atau 135,71 sedangkan indeks biaya produksi dan barang modal (BPPM) naik sebesar 0,08 persen atau 118,59.

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024