Tanaman: Tomat

  • Jelang Akhir Tahun 2024, Tingkat Inflasi Kota Kediri Duduki Urutan Terendah Kedua Se-Jatim

    Jelang Akhir Tahun 2024, Tingkat Inflasi Kota Kediri Duduki Urutan Terendah Kedua Se-Jatim

    Kediri (beritajatim.com) – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan November 2024 menunjukkan inflasi yang stabil. Kepala BPS Kota Kediri, Emil Wahyudiono, menyampaikan bahwa inflasi month-to-month (m-to-m) sebesar 0,17 persen, menjadikan Kota Kediri sebagai daerah dengan inflasi terendah kedua di Jawa Timur setelah Banyuwangi.

    Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan angka nasional (0,30 persen) maupun Jawa Timur (0,24 persen). Secara year-on-year (y-on-y), inflasi Kota Kediri tercatat sebesar 0,78 persen, menjadikannya yang terendah di Jawa Timur.

    Emil mengamati beberapa peristiwa yang menjadi catatan pada Bulan November 2024 yang berpengaruh terhadap kenaikan harga beberapa komoditas, di antaranya: perkembangan harga BBM non-subsidi yang mengalami penyesuaian harga, kenaikan harga emas secara global, kenaikan harga daging ayam ras yang dipengaruhi oleh kenaikan harga di tingkat peternak, kenaikan harga bawang merah dan tomat akibat penurunan kualitas barang, serta kenaikan harga minyak sawit mentah di pasar internasional.

    Berikut ini komoditas penyumbang inflasi secara m-to-m di Bulan November, antara lain: bawang merah menyumbang inflasi sebesar 0,12 persen; tomat dan daging ayam ras sebesar 0,05 persen; emas perhiasan sebesar 0,03 persen; jeruk, bawang putih, tarif kereta api masing-masing 0,02 persen; serta minyak goreng sebesar 0,01 persen.

    Sementara itu terdapat pula komoditas yang menjadi penghambat inflasi, yaitu: cabai rawit mengalami deflasi -0,06 persen; beras sebesar -0,05 persen; telur ayam ras, alpukat, melon, bayam, dan kentang masing-masing mengalami deflasi sebesar -0,01 persen.

    Pihaknya turut mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir dengan ketersediaan pasokan bahan pangan di Kota Kediri, karena TPID Kota Kediri telah berupaya melakukan pemantauan harga komoditas di pasar dan menggelar Operasi Pasar Murni (OPM) secara berkala.

    “Dengan demikian semoga melalui Berita resmi Statistik ini dapat menjadi dasar pembuatan kebijakan bagi Pemkot Kediri,” pungkasnya.

    Tetuko Erwin Sukarno, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian sekaligus selaku Sekretaris TPID Kota Kediri.

    Sementara, saat dihubungi secara terpisah, Tetuko Erwin Sukarno, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian sekaligus selaku Sekretaris TPID Kota Kediri menyampaikan bahwa harga kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru ini rata-rata masih menunjukkan trend yang stabil, hanya terjadi kenaikan harga di komoditas bawang merah yang mulai menyentuh harga Rp39.000 per kg setelah beberapa bulan yang lalu kecenderungannya menunjukkan penurunan harga, Jumat (6/12/2024).

    Kenaikan harga bawang merah ini disebabkan oleh penurunan pasokan meskipun masa panen tengah berlangsung di wilayah sentra seperti Kabupaten Nganjuk tetapi produksi mengalami penurunan karena adanya serangan hama dan kondisi cuaca hujan. Komoditas lain seperti cabai rawit, harganya masih stabil rendah karena masih berlangsungnya masa panen terutama di Kabupaten Kediri.

    Erwin memastikan bahwa TPID Kota Kediri tetap melaksanakan pemantauan harga dan ketersediaan bahan pokok dan barang penting secara rutin di Pasar, melakukan sidak di beberapa distributor bahan pokok, di pasar modern dan pasar tradisional untuk memantau ketersediaan stok dan stabilitas harga.

    Selain itu TPID juga akan melaksanakan Operasi Pasar Murni dengan 4 komoditas yaitu Beras, Minyak Goreng, Telur Ayam Ras dan Gula di 15 titik kelurahan di tiga kecamatan di Kota Kediri mulai tanggal 9-13 Desember 2024 nanti.

    Akhirnya, Erwin menutup dengan berpesan agar warga Kota Kediri berbelanja bijak sesuai kebutuhan menjelang Natal dan Tahun Baru nanti, tidak perlu melakukan panic buying karena takut kehabisan barang ataupun karena iming-iming diskon.

    “Pemerintah Kota Kediri selalu berupaya untuk menjaga keterjangkauan harga dan ketersediaan stok bahan pokok yang mencukupi kebutuhan masyarakat”, pungkasnya. [nm/ian]

  • Diet Mentimun Bikin BB Pria di Jepang Turun 11 Kg, Dokter Wanti-wanti soal Ini

    Diet Mentimun Bikin BB Pria di Jepang Turun 11 Kg, Dokter Wanti-wanti soal Ini

    Jakarta

    Seorang koki di Jepang berhasil menurunkan berat badannya hingga 11 kg hanya dalam waktu dua bulan. Pria bernama Nozaki Hiromitsu itu menerapkan diet mentimun.

    Dia akan makan 1-2 mentimun setiap sebelum makan. Selama makan, Nozaki akan mengunyah sebanyak 20 kali di setiap gigitannya. Hasilnya, ia lebih sering buang air kecil dan membuat perutnya mengecil.

    Terkait ini, spesialis gizi dr Johanes Chandrawinata, SpGK, mengungkapkan bahwa mentimun memang rendah kalori. Dengan menerapkan cara makan seperti Nozaki, dapat membuat lebih cepat kenyang.

    “Akibatnya, asupan kalori berkurang dan berat badan pun turun,” terangnya pada detikcom, Kamis (5/12/2024).

    Namun, ada hal yang harus diperhatikan jika ingin mencoba diet mentimun ini. dr Johanes menekankan pentingnya mencuci kulit mentimun sampai benar-benar bersih.

    Pasalnya, pada mentimun terdapat kandungan pestisida yang mungkin saja masih menempel di kulitnya.

    “Yang harus diperhatikan adalah kemungkinan adanya kandungan pestisida pada kulit mentimun. Jadi, cuci bersih mentimun sebelum dikonsumsi,” kata dr Johanes.

    Dikutip dari MedicineNet, diet ini terdiri dari mentimun yang dikombinasikan dengan beberapa makanan yang kaya protein. Misalnya seperti telur, ayam, ikan, dan kacang-kacangan.

    Diet mentimun ini mengharuskan seseorang yang menjalaninya untuk mengkonsumsi mentimun di setiap waktu makan. Beberapa makanan yang dapat dikonsumsi bersama mentimun, meliputi:

    Sayuran: Tomat, bayam, seledri, dan sayuran lain dalam jumlah sedikit.Protein: Ayam, daging sapi rendah lemak, ikan, telur, greek yogurt, keju cottage, dan keju cheddar.Karbohidrat: Nasi merah, kentang, dan roti gandum.Minuman: Minuman rendah kalori seperti air putih atau teh.

    (sao/up)

  • Inflasi terjaga didukung konsistensi kebijakan dan sinergi

    Inflasi terjaga didukung konsistensi kebijakan dan sinergi

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso. ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta

    BI: Inflasi terjaga didukung konsistensi kebijakan dan sinergi
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 03 Desember 2024 – 09:23 WIB

    Elshinta.com – Bank Indonesia (BI) mengatakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) November 2024 tetap terjaga didukung oleh konsistensi kebijakan moneter dan penguatan sinergi antarpemangku kepentingan termasuk pemerintah pusat dan daerah.

    “Inflasi Indeks Harga Konsumen pada November 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso di Jakarta, Selasa.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IHK November 2024 tercatat inflasi sebesar 0,30 persen month to month (mtm), sehingga secara tahunan menurun menjadi 1,55 persen year on year (yoy) dari realisasi inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,71 persen (yoy).

    “Inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat dan daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di berbagai daerah,” tuturnya.

    Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024 dan 2025. Lebih lanjut, Ramdan menuturkan inflasi inti tetap terjaga pada November 2024, yang tercatat sebesar 0,17 persen (mtm), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,22 persen (mtm).

    Inflasi inti didorong oleh peningkatan harga komoditas global, di tengah ekspektasi inflasi yang tetap terjaga dalam kisaran sasaran. Inflasi inti pada November 2024 disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan, minyak goreng, dan kopi bubuk. Secara tahunan, inflasi inti November 2024 tercatat sebesar 2,26 persen (yoy), meningkat dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 2,21 persen (yoy).

    Sementara kelompok volatile food pada November 2024 mengalami inflasi sebesar 1,07 persen (mtm), meningkat dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,11 persen (mtm).

    Inflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas bawang merah, tomat, dan daging ayam ras. Peningkatan harga komoditas hortikultura didorong oleh berlangsungnya masa tanam, sementara kenaikan harga komoditas daging ayam ras dipengaruhi oleh harga bibit Day Old Chicks (DOC) yang meningkat.

    Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar 0,32 persen (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,89 persen (yoy). Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

    Sedangkan kelompok administered prices pada November 2024 mengalami inflasi sebesar 0,12 persen (mtm), meningkat dari realisasi bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,25 persen (mtm). Inflasi kelompok administered prices didukung terutama oleh komoditas sigaret kretek mesin (SKM) dan tarif angkutan udara, seiring dengan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau dan peningkatan mobilitas masyarakat.

    Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 0,82 persen (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,77 persen (yoy).

    Sumber : Antara

  • Ekonom nilai inflasi November jadi sinyal daya beli membaik

    Ekonom nilai inflasi November jadi sinyal daya beli membaik

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Ekonom nilai inflasi November jadi sinyal daya beli membaik
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 02 Desember 2024 – 22:32 WIB

    Elshinta.com – Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai inflasi pada November 2024 yang tercatat 0,30 persen (mtm) menjadi sinyal membaiknya daya beli masyarakat.

    Inflasi November 2024 sebesar 0,30 persen lebih tinggi dibandingkan Oktober 2024 yang 0,08 persen. Hingga akhir 2024, Wijayanto memproyeksikan tingkat inflasi di kisaran 1,6 persen sampai 1,7 persen.

    “Inflasi 2024 kemungkinan akan mencapai 1,6-1,7 persen, level yang cukup sehat. Kenaikan inflasi November ini, mungkin akibat pengaruh pilkada di berbagai daerah di Indonesia,” kata Wijayanto di Jakarta, Senin (2/12). 

    Ia menilai tren inflasi akan cenderung meningkat di Desember, dikarenakan dampak dari adanya Natal dan Tahun Baru.

    “Tren akan meningkat di Desember (2024), sebagai dampak Natal dan Tahun Baru. Tetapi, ini (inflasi) masih sehat,” jelasnya.

    Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar pada November 2024 adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 0,78 persen dan memberikan andil inflasi 0,22 persen.

    Komoditas yang mendorong inflasi pada kelompok ini adalah bawang merah dan tomat yang masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,10 persen.

    Sebanyak 8 dari 10 komoditas utama penyumbang inflasi pada November 2024 merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

    Mulai dari bawang merah dan tomat masing-masing 0,10 persen, daging ayam ras 0,03 persen, minyak goreng 0,03 persen, lalu bawang putih, ikan segar, sigaret kretek mesin (SKM), dan kopi bubuk yang masing-masing 0,01 persen.

    Beberapa komoditas kelompok makanan, minuman dan tembakau yang menjadi penyumbang utama inflasi November 2024 yaitu bawang merah 24,87 persen, tomat 58,88 persen, daging ayam ras 2,03 persen, dan minyak goreng 2,17 persen.

    Hal ini menunjukkan komoditas bawang merah, tomat, dan daging ayam ras kembali inflasi dalam dua bulan terakhir, sedangkan minyak goreng mengalami inflasi sejak Juli 2024 dengan tingkat inflasi November merupakan tingkat inflasi tertinggi sepanjang tahun ini.

    “Inflasi minyak goreng karena index harga CPO global memang naik dalam beberapa bulan terakhir ini, year-to-date naik 10,7 persen. Jadi, harga minyak goreng mempunyai perilaku yang berbeda dengan produk lainnya,” tutur Wijayanto.

    Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan bahwa tingkat inflasi tahunan pada November 2024 sebesar 1,55 persen (yoy).

    “Terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,71 pada November 2023 menjadi 106,33 pada November 2024,” ujarnya.

    Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,68 persen dan memberikan andil 0,48 persen terhadap inflasi umum.

    Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah SKM dengan andil 0,13 persen, beras dan bawang merah masing-masing memberikan andil 0,11 persen.

    Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi cukup besar adalah kopi bubuk 0,10 persen, minyak goreng 0,09 persen, tomat dan bawang putih masing-masing 0,06 persen, dan daging ayam ras 0,05 persen.

    Di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau, komoditas lain yang memberikan andil cukup signifikan adalah emas perhiasan dan nasi dengan lauk masing-masing 0,36 persen dan 0,06 persen.

    Inflasi tahunan pada November 2024 juga terjadi pada seluruh komponen, mulai dari komponen inti yang mengalami inflasi tahunan sebesar 2,26 persen. Komponen ini memberikan andil inflasi terbesar dengan andil inflasi sebesar 1,44 persen dengan dominasi komoditas antara lain dari emas perhiasan, kopi bubuk, minyak goreng, nasi dengan lauk, dan sewa rumah.

    Sumber : Antara

  • Inflasi November 2024 lebih tinggi dibanding Oktober 2024

    Inflasi November 2024 lebih tinggi dibanding Oktober 2024

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    BPS: Inflasi November 2024 lebih tinggi dibanding Oktober 2024
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 02 Desember 2024 – 18:31 WIB

    Elshinta.com – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan inflasi pada November 2024 mencapai sebesar 0,30 persen atau lebih tinggi dibandingkan Oktober 2024, yang sebesar 0,08 persen.

    “Inflasi bulanan pada November 2024 lebih tinggi dibandingkan Oktober 2024, tetapi masih lebih rendah jika kita bandingkan dengan November 2023,” ujarnya di Jakarta, Senin (2/12).

    Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar pada November 2024 adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 0,78 persen dan memberikan andil inflasi 0,22 persen.

    Komoditas yang mendorong inflasi pada kelompok ini adalah bawang merah dan tomat yang masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,10 persen.

    Dia menyatakan bahwa 8 dari 10 komoditas utama penyumbang inflasi pada November 2024 merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

    Mulai dari bawang merah dan tomat masing-masing 0,10 persen, daging ayam ras 0,03 persen, minyak goreng 0,03 persen, lalu bawang putih, ikan segar, sigaret kretek mesin (SKM), dan kopi bubuk yang masing-masing 0,01 persen.

    Beberapa komoditas kelompok makanan, minuman dan tembakau yang menjadi penyumbang utama inflasi November 2024 yaitu bawang merah 24,87 persen, tomat 58,88 persen, daging ayam ras 2,03 persen, dan minyak goreng 2,17 persen.

    Hal ini menunjukkan komoditas bawang merah, tomat, dan daging ayam ras kembali inflasi dalam dua bulan terakhir, sedangkan minyak goreng mengalami inflasi sejak Juli 2024 dengan tingkat inflasi November merupakan tingkat inflasi tertinggi sepanjang tahun ini.

    Selanjutnya, ucap dia, komoditas lain yang memberikan andil inflasi yaitu emas perhiasan sebesar 0,04 persen dengan inflasi 2,87 persen. Emas perhiasan termasuk dalam kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang merupakan kelompok kedua penyumbang utama inflasi dalam bulan November 2024.

    Komoditas emas perhiasan terus mengalami inflasi selama 15 bulan terakhir, yakni sejak September 2023 hingga Oktober 2024.

    Pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, memberikan andil inflasi 0,04 persen pada November 2024 dengan tingkat inflasi 0,65 persen, terutama didorong komoditas emas perhiasan. Capaian ini lebih rendah dibandingkan Oktober 2024 dengan tingkat inflasi 0,94 persen.

    Adapun komoditas terakhir yang menjadi penyumbang utama inflasi yaitu tarif angkutan udara dengan andil inflasi 0,01 persen.

    Lebih lanjut, inflasi pada November 2024 utamanya didorong oleh komponen harga bergejolak yang mengalami inflasi 1,07 persen dengan andil inflasi 0,17 persen. “Komponen harga bergejolak mengalami inflasi setelah sebelumnya mengalami deflasi selama tujuh bulan berturut-turut,” kata Plt Kepala BPS.

    Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen bergejolak adalah bawang merah, tomat, daging ayam ras, bawang putih, dan ikan segar.

    Untuk komoditas harga diatur pemerintah, mengalami inflasi 0,12 persen dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah SKM dan tarif angkutan udara.

    Pada komponen inti, mengalami inflasi 0,17 persen dan memberikan andil inflasi 0,11 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan, minyak goreng, dan kopi bubuk.

    Jika dilihat berdasarkan sebaran inflasi bulanan menurut wilayah, sebanyak 33 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi, sedangkan lima provinsi lainnya mengalami deflasi.

    “Inflasi tertinggi terjadi di Papua yaitu sebesar 1,41 persen, sementara deflasi terdalam terjadi di provinsi Sulawesi Barat yang sebesar 0,17 persen,” ucap dia yang akrab dipanggil Winny.

    Sumber : Antara

  • Kenaikan Harga Pangan dan Rokok Picu Inflasi Tahunan pada November 2024

    Kenaikan Harga Pangan dan Rokok Picu Inflasi Tahunan pada November 2024

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada November 2024 terjadi inflasi tahunan sebesar 1,55%. Inflasi tahunan November 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama 2023.

    “Inflasi tahunan pada November 1,55% terjadi karena peningkatan indeks harga konsumen dari 104,71 pada November 2023 menjadi 106,33 pada November 2024,” ucap Pelaksana tugas (plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, pada Senin (2/12/2024).

    Berdasarkan pengeluaran, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi pada November 2024. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 1,68% dan memberikan andil sebesar 0,48%.

    “Komoditas dengan andil terbesar pada kelompok ini adalah sigaret kretek mesin dengan andil sebesar 0,13%, beras dan bawang merah masing-masing memberikan andil 0,11%,” tutur Amalia.

    Dia mengatakan, komoditas lain yang memberikan andil cukup besar adalah kopi bubuk, minyak goreng, tomat, bawang putih, dan daging ayam ras. Sementara emas perhiasan dan nasi dengan lauk masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,36% dan 0,06%.

    Bila dilihat menurut wilayah, BPS mencatat  seluruh provinsi mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Tengah sebesar  4,35% dan inflasi terendah terjadi di  Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,22%.

    Sedangkan bila dikaji dari sisi komponen, secara tahunan seluruh komponen mengalam inflasi. Komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 2,26%, komponen ini memberikan andil inflasi terbesar dengan andil inflasi 1,44%.

    “Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi, antara lain emas perhiasan, kopi bubuk, minyak goreng, nasi dengan lauk, dan sewa rumah,” terang Amalia.

    Komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi tahunan pada November sebesar 0,82%. Komponen ini memberikan andil inflasi sebesar 0,16%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah sigaret kretek mesin, sigaret kretek tangan, dan sigaret putih mesin. 

    Sementara itu, komponen harga bergejolak mengalami deflasi 0,32% dengan andil deflasi 0,05%. “Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah cabai merah dan cabai rawit,” imbuh dia.
     

  • BPS: Bawang merah dan tomat jadi penyumbang inflasi DKI bulan November

    BPS: Bawang merah dan tomat jadi penyumbang inflasi DKI bulan November

    Senin, 2 Desember 2024 15:48 WIB

    Pedagang menunjukkan bawang merah di Pasar Senen, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

    Artinya memang lebih terkendali di Jakarta

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Dari Bawang, Tomat, hingga Emas, Ini Daftar Barang Penyumbang Inflasi November 2024

    Dari Bawang, Tomat, hingga Emas, Ini Daftar Barang Penyumbang Inflasi November 2024

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan bahwa tingkat inflasi Indonesia pada November 2024 mencapai 0,30% secara bulanan (month to month/MtM), dengan sejumlah komoditas pangan tercatat menjadi penyumbang kenaikan.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa laju inflasi bulanan itu lebih tinggi dari posisi Oktober 2024, yakni 0,08%. Namun demikian, secara tahunan inflasi November 2024 yang sebesar 1,55% lebih rendah dari posisi Oktober 2024 dengan inflasi 1,71% (year on year/YoY).

    Amalia menjabarkan bahwa kelompok pengeluaran inflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau yakni sebesar 0,78%. Kelompok itu memberikan andil inflasi 0,11%.

    “Komoditas yang mendorong inflasi adalah bawang merah dan tomat yang masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,1%,” ujar Amalia dalam rilis berita resmi statistik, Senin (2/11/2024).

    Setelah itu, komoditas lain yang memberikan andil inflasi di antaranya adalah emas perhiasan (0,04%), daging ayam ras dan minyak goreng (masing-masing 0,03%), serta bawang putih, ikan segar, sigaret kretek mesin, tarif angkutan udara, dan kopi bubuk (masing-masing 0,01%).

    Adapun, inflasi tahunan pada November 2024 utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yakni sebesar 1,68%. Kelompok itu memberikan andil 0,48% terhadap inflasi secara umum.

    Komoditas dengan andil inflasi terbesar per November 2024 adalah sigaret kretek mesin yakni 0,13%, serta beras dan bawang merah yang masing-masing memberi andil 0,11%.

    “Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi [secara tahunan] ada kopi bubuk, minyak goreng, tomat, bawang putih, dan daging ayam ras,” ujar Amalia.

    Di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau, komoditas lainnya yang memberikan andil signifikan terhadap inflasi November 2024 adalah emas perhiasan dan nasi dengan lauk, yang masing-masing memberi andil 0,36% dan 0,06%.

  • Nilai Tukar Petani November 2024 Naik 0,49%, Paling Tinggi di Bengkulu

    Nilai Tukar Petani November 2024 Naik 0,49%, Paling Tinggi di Bengkulu

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap nilai tukar petani (NTP) mengalami kenaikan sebesar 0,49% secara bulanan (month-to-month/mtm) menjadi 121,29 pada November 2024. Adapun, Bengkulu menjadi provinsi dengan perolehan NTP tertinggi pada periode ini.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan sebanyak 23 provinsi di Indonesia mengalami kenaikan NTP dengan peningkatan tertinggi di Bengkulu sebesar 4,79%.

    “Peningkatan NTP tertinggi di provinsi tersebut [Bengkulu] didorong oleh kenaikan harga komoditas kelapa sawit, karet, tomat, kol atau kubis, dan kakao atau cokelat biji,” kata Amalia dalam Rilis BPS, Senin (2/12/2024).

    Di sisi lain, BPS mencatat terdapat 15 provinsi yang mengalami penurunan NTP, dengan penurunan terdalam terjadi di Gorontalo sebesar 2,64%. Penurunan ini imbas dari merosotnya harga komoditas seperti cabai rawit, jagung, sapi potong, dan gabah.

    Secara keseluruhan, Amalia menyampaikan bahwa kenaikan NTP terjadi lantaran indeks harga yang diterima petani naik 0,86%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,37%.

    Dari sana terungkap komoditas yang dominan memengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani adalah kelapa sawit, bawang merah, karet, dan tomat sayur.

    Lebih jauh, peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura yang naik 3,46%. Kenaikan ini terjadi lantaran indeks harga yang diterima petani naik 3,85% lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebsar 0,38%.

    Sementara itu, komoditas dominan yang mempengaruhi indeks harga yang diterima petani pada subsektor ini di antaranya meliputi bawang merah, tomat, kol kubis, dan jeruk.

    Di sisi lain, BPS juga menyampaikan bahwa penurunan NTP terdalam terjadi pada subsektor tanaman pangan yang turun 1,78%. Imbas indeks harga yang diterima petani turun 1,35%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik 0,44%.

    Adapun, komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani pada subsektor ini adalah gabah, jagung, dan ketela pohon.

    Pada November 2024, BPS juga mengungkap nilai tukar usaha petani (NTUP) mengalami naik 0,8% secara bulanan menjadi 123,77.

    Amalia menjelaskan, kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,86% menjadi 146,82. Angkanya lebih tinggi dari indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang naik 0,06% menjadi 118,62.

    BPS menjelaskan, komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks BPPBM nasional adalah bibit bawang merah, upah penanaman, benih padi, dan dedak.

    Sementara itu, peningkatan NTUP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura yang naik 3,64% menjadi 116,14. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 3,85% atau lebih tinggi dibandingkan indeks BPPBM yang mengalami kenaikan 0,21%.

    “Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks BPPBM adalah bibit bawang merah, pupuk kandang, dan upah menuai atau memanen,” jelasnya.

    Sementara itu, penurunan NTUP terdalam terjadi pada subsektor tanaman pangan yang turun 1,41%. Penurunan ini terjadi imbas indeks harga yang diterima petani turun 1,35%, sedangkan indeks BPPBM naik 0,06%.

    Lebih lanjut, Amalian menuturkan komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks BPPBM antara lain upah penanaman, benih padi, upah membajak, dan upah mencangkul.

    Adapun, BPS mencatat sebanyak 25 provinis mengalami kenaikan NTUP dengan pemningkatan tertinggi terjadi di Bengkulu sebesar  5,01%. Di sisi lain, sebanyak 13 provinsi mengalami penurunan NTUP, dengan penurunan terdalam terjadi di Gorontalo, yakni 3,12%.

  • Inflasi November Melesat, Harga Bawang Merah & Tomat Naik Gila-gilaan!

    Inflasi November Melesat, Harga Bawang Merah & Tomat Naik Gila-gilaan!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2024 mengalami inflasi sebesar 0,30% secara bulanan (month to month/mtm). Inflasi ini dipicu oleh bahan pangan, yakni bawang merah dan tomat.

    Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan komoditas kelompok makanan, minuman dan tembakau yang jadi penyumbang utama inflasi sepanjang November 2024.

    “Delapan dari sepuluh komoditas penyumbang utama inflasi merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan 4 komoditas andil tertinggi bawang merah, tomat, daging ayam ras dan minyak goreng,” kata Amalia dalam rilis BPS, Senin (3/12/2024).

    Pada November 2024, bawang merah mengalami inflasi 24,87% dan tomat sebesar 58,88%, kemudian daging ayam ras sebesar 2,03% dan minyak gorang mengalami inflasi 2,17%.

    Amalia mengungkapkan Kementerian Pertanian mengungkapkan hasil panen petani bawang merah pada November 2024 secara umum sangat terbatas karena sudah memasuki puncak musim kemarau.

    “Juli, Agustus, September adalah periode puncak musim kemarau, Kementan mencatat penanaman bawang merah oleh petani pada Agustus-September 2024 yang akan dipanen di November 2024 secara umum sangat terbatas karena memasuki puncak musim kemarau, produksi bawang merah turun,” papar Amalia.

    (haa/haa)