Tanaman: Tomat

  • Lewat Rumah Pangan, PNM Berdayakan Nasabah Dukung Asta Cita Prabowo – Page 3

    Lewat Rumah Pangan, PNM Berdayakan Nasabah Dukung Asta Cita Prabowo – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya ibu-ibu prasejahtera, melalui program Rumah Pangan PNM.

    Program ini tidak hanya mendukung ketersediaan dan akses pangan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi pilar dalam mendukung program Makan Siang Bergizi yang diinisiasi oleh Pemerintah dalam rangka mewujudkan salah satu Asta Cita pemerintahan Prabowo, yaitu ketahanan pangan nasional.

    Salah satu penerima manfaat program ini adalah Ibu Aam, nasabah PNM Mekaar, yang mendapatkan bantuan bibit tanaman sayur seperti pakcoy, tomat, dan cabai. Selain itu, ia juga menerima pelatihan serta pendampingan dalam proses perawatan tanaman.

    Kini, hasil panennya tidak hanya mencukupi kebutuhan pangan keluarga, tetapi juga memberikan tambahan penghasilan melalui penjualan hasil tanamannya.

    PNM berkolaborasi dengan Jimmy Hantu Foundation dalam program Rumah Pangan PNM. Sebagai mitra strategis, Jimmy Hantu Foundation berperan sebagai offtaker hasil panen, sehingga ibu-ibu Mekaar yang mendapatkan program ini dapat memperoleh kepastian pasar dan meningkatkan pendapatan mereka secara berkelanjutan.

    Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menyatakan bahwa program ini merupakan wujud nyata komitmen PNM dalam mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan keluarga nasabah Mekaar.

    “PNM terus berupaya menghadirkan solusi yang tidak hanya memberdayakan perempuan prasejahtera melalui pembiayaan dan pendampingan usaha, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi mereka melalui sektor pangan. Program Rumah Pangan PNM diharapkan dapat menjadi salah satu pendorong ketahanan pangan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat,” ujar Arief.

    Dengan program Rumah Pangan PNM, diharapkan semakin banyak ibu-ibu Mekaar yang mampu mencukupi kebutuhan pangan keluarganya secara mandiri sekaligus memperoleh penghasilan tambahan. PNM akan terus berinovasi dan memperluas cakupan program ini agar manfaatnya semakin luas dan berdampak positif bagi ketahanan pangan nasional.

  • Mangut Kepala Manyung, Warisan Kuliner Pesisir Pati

    Mangut Kepala Manyung, Warisan Kuliner Pesisir Pati

    Liputan6.com, Pati – Tradisi kuliner Pati, Jawa Tengah semakin dikenal melalui mangut kepala manyung yang kini menjadi buruan wisatawan kuliner dari berbagai daerah. Hidangan berbahan dasar kepala ikan manyung ini menggabungkan teknik pengasapan tradisional dengan racikan bumbu rempah khas pesisir utara Jawa.

    Mengutip dari berbagai sumber, proses pembuatan mangut kepala manyung dimulai dengan pemilihan kepala ikan manyung segar yang dibersihkan dengan teliti. Pengolahan ikan manyung membutuhkan keahlian khusus karena ukurannya yang besar dan struktur dagingnya yang tebal.

    Bagian kepala dipilih karena mengandung daging yang lebih gurih dan berlemak, memberikan cita rasa yang khas pada hidangan ini. Bumbu yang digunakan merupakan perpaduan rempah-rempah lokal seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah besar, dan kemiri yang dihaluskan.

    Penggunaan santan kelapa segar menambah rasa yang kompleks pada kuah mangut. Cabai rawit hijau dan tomat merah segar ditambahkan di akhir proses memasak untuk memberikan kesegaran dan warna yang menggugah selera.

    Proses pembuatan mangut kepala manyung dimulai dengan menumis bumbu halus hingga benar-benar matang untuk mengeluarkan aroma rempah. Penambahan santan dilakukan secara bertahap untuk mencegah santan pecah dan menghasilkan kuah yang kental sempurna.

    Hidangan ini biasanya disajikan dalam porsi besar. Mangut kepala manyung hadir sebagai kuliner tradisional yang berkembang tanpa kehilangan keasliannya.

    Para pelestari kuliner mencatat bahwa mangut kepala manyung telah ada sejak generasi ke generasi di wilayah Pati. Hidangan ini menjadi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat setempat melalui wisata kuliner.

    Popularitas mangut kepala manyung kini merambah ke berbagai daerah. Pemerintah daerah Pati juga mendukung pengembangan kuliner ini sebagai salah satu daya tarik wisata kuliner.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • 7 Buah yang Bisa Picu GERD, Ada Lemon hingga Nanas

    7 Buah yang Bisa Picu GERD, Ada Lemon hingga Nanas

    Jakarta – Mengkonsumsi buah setiap hari dapat membantu tubuh agar tetap sehat. Walau kaya akan vitamin dan nutrisi penting, tetapi tidak semua buah aman dikonsumsi bagi pengidap GERD.

    Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau asam lambung adalah gangguan pencernaan yang salah satunya dipicu oleh makanan. Maka dari itu, pengidapnya harus hati-hati dalam memilih makanan untuk dikonsumsi, termasuk buah-buahan.

    Lantas, apa saja buah yang dapat menyebabkan asam lambung? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

    Buah yang Menyebabkan GERD

    Buah yang mengandung asam sitrat tinggi dapat menyebabkan lambung memproduksi lebih banyak asam. Akibatnya, lambung menjadi penuh dan bisa menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan.

    Nah, ada sejumlah buah yang mengandung kadar asam tinggi sehingga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi bagi pengidap GERD. Dilansir situs Healthline dan The Surgical Clinic, berikut daftar buah-buahannya:

    1. Jeruk

    Jeruk merupakan salah satu buah yang sebaiknya dihindari bagi pengidap GERD. Soalnya, buah berwarna oranye ini memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi.

    Jeruk memiliki derajat keasaman (pH) sekitar 3,69 hingga 4,34. Sebagai informasi, derajat keasaman memiliki skala 0-14. Semakin rendah angka pH-nya, maka semakin tinggi pula derajat keasaman sebuah makanan.

    2. Lemon

    Selain jeruk, lemon juga memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, pengidap asam lambung tidak disarankan untuk mengkonsumsi lemon.

    Lemon memiliki tingkat keasaman sekitar 2. Hal tersebut yang membuat lemon memiliki rasa yang lebih asam daripada jeruk.

    3. Nanas

    Pengidap asam lambung sebaiknya juga tidak mengkonsumsi nanas dalam jumlah banyak. Buah yang satu ini memiliki tingkat keasaman cukup tinggi karena hasil pH-nya menunjukkan angka sekitar 3 sampai 4.

    4. Limau Gedang

    Limau gedang atau disebut juga grapefruit merupakan buah berbentuk jeruk, tetapi dengan daging buah berwarna kemerahan. Buah ini dikenal juga sebagai jeruk bali merah.

    Meski terlihat lezat dan menyegarkan, tetapi kandungan asam di dalam limau gedang cukup tinggi. Sama seperti buah sitrus lainnya, limau gedang memiliki pH di angka 2,9 hingga 3,3.

    5. Tomat

    Di daftar berikutnya ada tomat. Buah yang bisa dikonsumsi secara langsung atau diolah menjadi saus ternyata memiliki tingkat keasaman cukup tinggi, sehingga perlu dihindari bagi pengidap GERD.

    Tingkat keasaman tomat berada di angka sekitar 4,05 hingga 4,65. Apabila terlalu sering mengkonsumsi tomat maka berisiko menyebabkan asam lambung naik.

    6. Apel Hijau

    Berbeda dengan apel merah, kandungan asam pada apel hijau cenderung lebih tinggi sehingga rasanya pun juga cenderung asam. Oleh sebab itu, pengidap asam lambung disarankan untuk tidak terlalu sering mengkonsumsi apel hijau karena berisiko memperparah gejala GERD.

    7. Jeruk Nipis

    Mengkonsumsi jeruk nipis dapat membantu tubuh tetap sehat dan segar. Namun, jeruk nipis juga mengandung asam yang cukup tinggi sehingga tidak aman bagi pengidap GERD.

    Sebuah studi yang melibatkan 400 pasien pengidap maag melakukan percobaan dengan meminum jus jeruk nipis dan jus jeruk. Hasilnya, sekitar 73% dari mereka mengalami sakit maag setelah minum jus tersebut.

    Demikian tujuh buah yang dapat memicu GERD. Semoga artikel ini bermanfaat!

    (ilf/fds)

  • Pendampingan TNI AD untuk ketahanan pangan di Gununghejo

    Pendampingan TNI AD untuk ketahanan pangan di Gununghejo

    , Kawasan di Desa Gununghejo, Purwakarta, Jawa Barat yang dijadikan lahan ketahanan pangan oleh TNI dan warga, Kamis (6/2/2025) (ANTARA/Walda Marison) Maruli menyadari program ini harus berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Karenanya, pelibatan rakyat setempat dalam mengelola hasil tani menjadi syarat utama baginya. TNI AD pun dalam proses pengembangan lahan selalu mendampingi para petani untuk mengelola perkebunan tersebut. Untuk memaksimalkan potensi para petani dalam mengelola lahan, Maruli akhirnya menggandeng pihak jala pendamping pertanian yakni Elevarm Direktur Utama Elevarm Bayu Syerli mengatakan pihaknya hadir bukan hanya sebagai pendamping tapi juga memberikan fasilitas yang terbaik bagi para petani seperti pupuk, bibit dan pelatihan tata cara bertani yang baik. Selama mendampingi pengelolaan lahan ini, Bayu melihat sudah banyak manfaat yang dirasakan warga sekitar.

    Pendampingan TNI AD untuk ketahanan pangan di Gununghejo
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 07 Februari 2025 – 07:19 WIB

    Elshinta.com – Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dalam sebuah rapat pimpinan TNI mendapat perintah langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk ikut memperkuat ketahanan pangan Indonesia. Penguatan ketahanan pangan itu dilakukan dengan cara memanfaatkan lahan tidur untuk dijadikan perkebunan atau pun lumbung pangan.

    Pekerjaan tersebut dirasa cocok untuk TNI AD. Pasalnya dari seluruh institusi, TNI AD memiliki banyak kelebihan seperti personel yang banyak, armada yang layak untuk menempuh jarak jauh, hingga pengetahuan personel yang cukup baik dalam bercocok tanam. Sebenarnya, sebelum Prabowo memberikan perintah tersebut, Maruli dan anak buahnya sudah banyak mengerjakan lahan-lahan kosong menjadi perkebunan.

    Tidak hanya itu, Maruli yang dikenal sebagai “Jenderal Air” itu juga sudah banyak membuat titik air di seluruh Indonesia. Semenjak Maruli menjadi Pangdam Udayana pada 2020,  ada 3.600 titik air sudah tercipta dari tangan dinginnya. Titik air itu tentu berkesinambungan dengan program ketahanan pangan karena berfungsi untuk mengaliri lebih dari 46.000 hektare sawah yang ada di sejumlah daerah di  Indonesia.

    Kami berkesempatan untuk menengok salah satu lokasi yang dijadikan TNI AD sebagai kebun penghasil sayur dan buah buahan, awal Februari. Lahan tersebut berada di Desa Gununghejo, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, atau sekitar dua kilometer dari kantor Koramil 1903 Darangdan.

    Saat perjalanan tiba di tepi jalan pintu masuk ke lahan yang digarap tentara itu,  terlihat kondisi jalan yang penuh dengan tanah liat akibat hujan. Jalan di sana masih berupa  tanah merah yang  lunak ketika diinjak. Jalur berlumpur itu menghiasi perjalanan yang berjarak sekitar 100 meter menuju lahan ketahanan pangan. Setelah melewati kebun jagung dan jalur yang menanjak, barulah terlihat lahan yang dimaksud.

    Lahan tersebut berada tepat di bukit yang menghadap ke lembah pegunungan dengan pemandangan kota di tengahnya. Terlihat ada lahan-lahan yang sudah disekat rapi dan ditutupi oleh plastik berwarna putih. Plastik tersebut memiliki lubang berdiameter sekitar 2 cm untuk ditanami bibit.

    Beberapa petani lokal terlihat hilir mudik di tengah lahan dengan kaki telanjang yang berotot dan berlumuran tanah liat. Tidak hanya warga, terdapat pula anggota TNI sibuk memasukkan bibit cabai ke lahan yang sudah tertutup plastik itu. Kondisi lahan tani pun terbagi dalam beberapa bagian. Layaknya tangga, lahan ada yang di bagian atas, tengah, dan bawah bukit.

    Total lahan yang akan digunakan TNI AD dan masyarakat itu seluas 200 hektare. Danramil 1903 Darangdan Lettu Unang Sunaria mengatakan lahan tersebut awalnya milik PTPN. Setelah tidak diolah kembali sejak 2018, lahan yang semula kebun karet tersebut akhirnya diolah oleh TNI AD untuk kebutuhan pangan.

    Sejak Desember 2024, lahan tidur tersebut mulai digarap untuk dijadikan kawasan lahan pertanian dan kehutanan. Sejak saat itu pula TNI menggandeng 302 petani setempat untuk mengelola lahan tersebut. Para petani juga mendapatkan pelatihan dari anggota TNI tentang tata cara bertani yang baik dan efektif.

    Alhasil, lahan gersang perkebunan karet tersebut akhirnya berubah menjadi kebun sayur dan buah-buahan seperti saat ini. Tidak hanya lahan pertanian, perkebunan ini juga dilengkapi dengan delapan embung yang berfungsi untuk menampung air.

    Setiap embung  berukuran 12 m kali 15 m dan mempunyai kedalaman 4 m. Embung tersebut berfungsi untuk menampung air dan mengalirkannya ke seluruh lahan pertanian. Di kebun tersebut, TNI menanam beberapa buah-buahan seperti alpukat, lengkeng, mangga, durian, manggis, petai, dan sawo. Sedangkan untuk sayuran ada cabai, tomat, ceri, bawang merah.

    Menurut Unang, untuk sayuran diperkirakan akan panen satu tahun sekali sedangkan buah-buahan akan panen dua atau tiga tahun sekali.

    Sumber : Antara

  • Melihat lahan ketahanan pangan karya Sang “Jenderal Air”

    Melihat lahan ketahanan pangan karya Sang “Jenderal Air”

    TNI AD pun dalam proses pengembangan lahan selalu mendampingi para petani untuk mengelola perkebunan tersebut

    Purwakarta (ANTARA) – Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dalam sebuah rapat pimpinan TNI mendapat perintah langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk ikut memperkuat ketahanan pangan Indonesia.

    Penguatan ketahanan pangan itu dilakukan dengan cara memanfaatkan lahan tidur untuk dijadikan perkebunan atau pun lumbung pangan.

    Pekerjaan tersebut dirasa cocok untuk TNI AD. Pasalnya dari seluruh institusi, TNI AD memiliki banyak kelebihan seperti personel yang banyak, armada yang layak untuk menempuh jarak jauh, hingga pengetahuan personel yang cukup baik dalam bercocok tanam.

    Sebenarnya, sebelum Prabowo memberikan perintah tersebut, Maruli dan anak buahnya sudah banyak mengerjakan lahan-lahan kosong menjadi perkebunan.

    Tidak hanya itu, Maruli yang dikenal sebagai “Jenderal Air” itu juga sudah banyak membuat titik air di seluruh Indonesia.

    Semenjak Maruli menjadi Pangdam Udayana pada 2020, ada 3.600 titik air sudah tercipta dari tangan dinginnya.

    Titik air itu tentu berkesinambungan dengan program ketahanan pangan karena berfungsi untuk mengaliri lebih dari 46.000 hektare sawah yang ada di sejumlah daerah di Indonesia.

    ANTARA berkesempatan untuk menengok salah satu lokasi yang dijadikan TNI AD sebagai kebun penghasil sayur dan buah buahan, awal Februari.

    Lahan tersebut berada di Desa Gununghejo, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, atau sekitar dua kilometer dari kantor Koramil 1903 Darangdan.

    Saat perjalanan tiba di tepi jalan pintu masuk ke lahan yang digarap tentara itu, terlihat kondisi jalan yang penuh dengan tanah liat akibat hujan. Jalan di sana masih berupa tanah merah yang lunak ketika diinjak.

    Jalur berlumpur itu menghiasi perjalanan yang berjarak sekitar 100 meter menuju lahan ketahanan pangan. Setelah melewati kebun jagung dan jalur yang menanjak, barulah terlihat lahan yang dimaksud.

    Lahan tersebut berada tepat di bukit yang menghadap ke lembah pegunungan dengan pemandangan kota di tengahnya.

    Terlihat ada lahan-lahan yang sudah disekat rapi dan ditutupi oleh plastik berwarna putih. Plastik tersebut memiliki lubang berdiameter sekitar 2 cm untuk ditanami bibit.

    Beberapa petani lokal terlihat hilir mudik di tengah lahan dengan kaki telanjang yang berotot dan berlumuran tanah liat.

    Tidak hanya warga, terdapat pula anggota TNI sibuk memasukkan bibit cabai ke lahan yang sudah tertutup plastik itu.

    Kondisi lahan tani pun terbagi dalam beberapa bagian. Layaknya tangga, lahan ada yang di bagian atas, tengah, dan bawah bukit.

    Total lahan yang akan digunakan TNI AD dan masyarakat itu seluas 200 hektare.

    Danramil 1903 Darangdan Lettu Unang Sunaria mengatakan lahan tersebut awalnya milik PTPN. Setelah tidak diolah kembali sejak 2018, lahan yang semula kebun karet tersebut akhirnya diolah oleh TNI AD untuk kebutuhan pangan.

    Sejak Desember 2024, lahan tidur tersebut mulai digarap untuk dijadikan kawasan lahan pertanian dan kehutanan.

    Sejak saat itu pula TNI menggandeng 302 petani setempat untuk mengelola lahan tersebut. Para petani juga mendapatkan pelatihan dari anggota TNI tentang tata cara bertani yang baik dan efektif.

    Alhasil, lahan gersang perkebunan karet tersebut akhirnya berubah menjadi kebun sayur dan buah-buahan seperti saat ini.

    Tidak hanya lahan pertanian, perkebunan ini juga dilengkapi dengan delapan embung yang berfungsi untuk menampung air.

    Setiap embung berukuran 12 m kali 15 m dan mempunyai kedalaman 4 m. Embung tersebut berfungsi untuk menampung air dan mengalirkannya ke seluruh lahan pertanian.

    Di kebun tersebut, TNI menanam beberapa buah-buahan seperti alpukat, lengkeng, mangga, durian, manggis, petai, dan sawo. Sedangkan untuk sayuran ada cabai, tomat, ceri, bawang merah.

    Menurut Unang, untuk sayuran diperkirakan akan panen satu tahun sekali sedangkan buah-buahan akan panen dua atau tiga tahun sekali.

    ,Kawasan di Desa Gununghejo, Purwakarta, Jawa Barat yang dijadikan lahan ketahanan pangan oleh TNI dan warga, Kamis (6/2/2025) (ANTARA/Walda Marison)

    Maruli menyadari program ini harus berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Karenanya, pelibatan rakyat setempat dalam mengelola hasil tani menjadi syarat utama baginya.

    TNI AD pun dalam proses pengembangan lahan selalu mendampingi para petani untuk mengelola perkebunan tersebut.

    Untuk memaksimalkan potensi para petani dalam mengelola lahan, Maruli akhirnya menggandeng pihak jala pendamping pertanian yakni Elevarm

    Direktur Utama Elevarm Bayu Syerli mengatakan pihaknya hadir bukan hanya sebagai pendamping tapi juga memberikan fasilitas yang terbaik bagi para petani seperti pupuk, bibit dan pelatihan tata cara bertani yang baik.

    Selama mendampingi pengelolaan lahan ini, Bayu melihat sudah banyak manfaat yang dirasakan warga sekitar. Salah satunya yakni terbukanya lapangan pekerjaan bagi warga setempat.

    Setidaknya ada 302 petani yang terlibat dalam pengelolaan lahan itu. Belum lagi jika hasil panen mulai terlihat. Sudah pasti warga setempat butuh tambahan orang untuk mengelola gudang, stok pangan, pengemasan, hingga pendistribusian.

    Elevarm juga berperan untuk memastikan hasil tani berkualitas. Dengan pemilihan pestisida, lahan, bibit, dan metode penanaman yang tepat, diharapkan dapat menghasilkan hasil yang dapat bersaing di pasar nasional dan internasional.

    Yang paling terpenting, kata Bayu, bahan pangan tersebut dapat mendukung program makan bergizi gratis yang sedang digulirkan pemerintah.

    Tidak hanya saat proses pengolahan hasil tani, Bayu menjelaskan pihaknya juga berperan dalam mendampingi petani dalam mencari permodalan usaha dan penyaluran ke tengkulak dengan harga yang layak.

    Hal tersebut dilakukan agar para petani tidak merasa tertipu dengan oknum tengkulak yang sengaja mengatur harga sehingga tidak menguntungkan petani.

    Petani bersyukur

    Ketua Pokja Tani Asep D’ai mengaku bersyukur akan kehadiran program yang diprakarsasi TNI AD di daerahnya. Menurut Asep warga setempat jadi paham metode pertanian yang baik dan benar.

    “Alhamdulillah yg diarahkan oleh pak Jenderal Maruli sangat dimengerti oleh masyarakat dan itu yang didambakan selama bertahun-tahun. Kami butuh pembimbing dalam hal bagaimana tanaman ini tertata rapi,” kata Asep.

    Asep mengaku sebelumnya dia dan seluruh warga hanya menggunakan metode bertani yang sudah usang dan tidak efektif. Selama itu pula, dia dan seluruh warga akhirnya mendapatkan hasil tani yang tidak maksimal.

    Kini, pihaknya mendapatkan banyak pelajaran dari mulai tata cara bercocok tanam, pemilihan bibit, pemasaran hingga pencarian modal usaha.

    Bagi dirinya, mendapatkan ilmu bertani dan memperoleh hasil tani dari lahan sendiri sudahlah cukup. Dia berharap pemerintah tidak akan berhenti memberikan bantuan kepada petani dalam mengelola lahan-lahan tidur yang ada di wilayah.

    Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
    Copyright © ANTARA 2025

  • TNI AD ubah 200 hektare kebun karet menjadi lahan ketahanan pangan

    TNI AD ubah 200 hektare kebun karet menjadi lahan ketahanan pangan

    “Kemudian setelah pohon karet tersebut tebang dan lahan ini menjadi semak-semak,”

    Purwakarta (ANTARA) – TNI AD melalui jajaran Koramil 1903 Darangdan, Kodim Purwakarta mengubah 200 hektare lahan bekas kebuk karet menjadi lahan pertanian dan kehutanan (Argo Forestry) untuk program ketahanan pangan.

    Lahan yang mayoritas masih berbentuk tanah merah tersebut terletak di atas bukit di kawasan desa Gunung Hejo, Purwakarta, Jawa Barat.

    Danramil 1903 Darangdan Letu Kapten Unang Sunaria di Purwakarta, Kamis, mengatakan lahan tersebut merupakan hasil pengolahan TNI AD yang dibantu dengan masyarakat.

    Dia menjelaskan, lahan tersebut semula dikelola oleh PTPN pada 2017. Setelah PTPN tidak memperpanjang kontraknya, lahan tersebut kemudian diserahkan kepada warga.

    “Kemudian setelah pohon karet tersebut tebang dan lahan ini menjadi semak-semak,” kata Unang.

    Lahan pun, lanjut Unang, sempat ditanami warga beberapa kebutuhan pangan namun hasilnya tidak begitu maksimal.

    Setelah beberapa tahun tidak dimanfaatkan dengan maksimal, Kepala Staf TNI Jenderal TNI Maruli Simanjuntak pun langsung datang memanfaatkan lahan tersebut untuk kebutuhan program ketahanan pangan.

    Tidak lupa mantan Pangkostrad itu turut menggandeng petani setempat untuk terlibat dalam kegiatan pengolahan lahan.

    Dalam kurun waktu dua bulan sejak Desember 2024 hingga Februari 2025, lahan tersebut disulap menjadi perkebunan sayur dan buah buahan.

    “Kebun ini memiliki delapan embung. Kalau buah buahan ada alpukat, klengkeng, mangga, durian, manggis, pete, dan buah sawo. Kalau sayuran itu cabe, tomat, ceri, bawang merah,” kata Unang.

    Unang melanjutkan untuk sayuran diperkirakan akan panen satu tahun sekali sedangkan buah-buahan akan panen dua tiga tahun sekali.

    Unang memastikan, pihaknya akan melibatkan masyarakat sebanyak-banyaknya sehingga hasil tani dari lahan tersebut juga akan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jayawiya ajak warga pada 328 kampung tanam pangan lokal

    Jayawiya ajak warga pada 328 kampung tanam pangan lokal

    Wamena (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Jayawijaya Papua Pegunungan mengajak warga yang bermukim pada 328 kampung untuk menanam tanaman pangan lokal di lahan tidak terpakai.

    Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jayawijaya Pilatus Lagowan di Wamena, Kamis mengatakan alasannya tentang ajakan menanam tanaman pangan lokal, yakni banyak mengandung manfaat, baik ditinjau dari sektor ekonomi, sosial lingkungan dan sektor kesehatan.

    “Manfaat ekonomi dimana dapat meningkatkan pendapatan petani ketika pangan lokal seperti sayuran, cabai, tomat dan berbagai jenis umbi-umbian dijual di pasaran,” katanya.

    Manfaat kedua, kata dia dengan perkuat pangan lokal maka dapat mengurangi ketergantungan pada impor pangan.

    “Pangan lokal seperti singkong, betatas, keladi kalau dikonsumsi dengan ikan, daging maka kandungannya gizinya pun cukup tinggi,” ujarnya.

    Dia menjelaskan manfaat sosialnya, yakni meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap pangan lokal.

    Serta, mengembangkan tradisi dan budaya kuliner lokal dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan akses ke pangan yang lebih sehat dan bergizi.

    “Maka kami Pemkab Jayawijaya sangat mendorong hal ini sekaligus sebagai langkah mendukung upaya pemerintah dalam menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sini,” katanya.

    Dia menambahkan, sementara manfaat lingkungan dapat mengurangi jejak karbon dan polusi lingkungan dari transportasi pangan impor, meningkatkan kesadaran dan praktik pertanian berkelanjutan dan mengembangkan ekosistem lokal yang lebih seimbang dan beragam.

    “Kami berharap warga di 328 kampung dapat terus menanam berbagai pangan lokal, dan pasti organisasi perangkat daerah (OPD) teknis seperti Dinas Pertanian akan membantu petani,” ujarnya.

    Manfaat Kesehatan, lanjut dia, meningkatkan akses ke pangan yang lebih sehat dan bergizi, mengurangi risiko penyakit kronis dengan mengonsumsi pangan yang lebih alami dan minim proses.

    “Serta meningkatkan kualitas hidup dengan mengkonsumsi pangan yang lebih segar dan berkualitas,” katanya menjelaskan.

    Pewarta: Yudhi Efendi
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Panen Raya Kelompok Tani Itikurih, BAZNAS RI dorong kemandirian ekonomi di Garut

    Panen Raya Kelompok Tani Itikurih, BAZNAS RI dorong kemandirian ekonomi di Garut

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    Panen Raya Kelompok Tani Itikurih, BAZNAS RI dorong kemandirian ekonomi di Garut
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 05 Februari 2025 – 15:21 WIB

    Elshinta.com – Kelompok Tani Itikurih yang merupakan binaan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI di Desa Pasirkiamis, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, merayakan panen raya hortikultura dengan komoditas utama berupa tomat, baru-baru ini. 

    Panen raya ini menjadi bukti nyata program pemberdayaan dari BAZNAS tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menjadi sarana untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat di Desa Pasirkiamis.

    Turut Hadir Pimpinan BAZNAS RI Rizaludin Kurniawan, M.Si CFRM, Sekda Kab. Garut, Nurdin Yana; Ketua Pelaksana Tim Sinergisitas BNPT, Eddi Purwanto; Ketua Tim Leader Sinergisitas BNPT, Andi Muhamad Jufri; Ketua BAZNAS Kab. Garut, Abdullah Efendi, S.Pd.I., M.E.; Danramil; Kapolsek; Camat Pasir Wangi; dan Lurah Pasir Kiamis.

    Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pengumpulan, Rizaludin Kurniawan, M.Si CFRM, menegaskan pentingnya pengelolaan zakat yang berprinsip pada tiga aspek utama, yaitu Aman Syar’i, Aman Regulasi, dan Aman NKRI yang selama ini telah menjadi pedoman BAZNAS RI.

    “Zakat memiliki makna penting dalam mensucikan, menumbuhkan, dan menyuburkan. Dana zakat adalah dana suci yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” ujar Rizaludin dalam keterangannya, Selasa (4/2/2025).  

    Menurut Rizaludin, zakat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang memiliki potensi besar seperti Garut, sehingga dapat membantu masyarakat untuk mengoptimalkan sumber daya alam yang ada, sekaligus menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan.

    “Kami juga mengapresiasi dukungan dari Pemerintah Daerah Garut dan semua pihak yang telah bekerja sama dalam mewujudkan program ini. Sinergi antara lembaga zakat, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan dalam membangun kemandirian ekonomi yang berkelanjutan,” ucapnya.

    Sementara itu, Ketua BAZNAS Kabupaten Garut, Abdullah Effendi, menegaskan, pendampingan yang dilakukan BAZNAS telah memberikan hasil yang positif, sehingga menghasilkan perubahan yang nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

    “Alhamdulillah, pertanian hortikultura yang dijalankan oleh para mustahik ini telah menghasilkan keuntungan, bahkan salah satu mustahik sudah mulai berinfak dari hasil panennya sebesar Rp300.000 kepada BAZNAS,” ujar Abdullah.  

    Dukungan terhadap kelompok Itikurih juga datang dari pemerintah setempat dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Ketua Pelaksana Tim Sinergisitas BNPT, Edi Purwanto, S.Pd, menyebutkan, program pemberdayaan mustahik ini sejalan dengan harapan pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang lebih mandiri dan berdaya. 

    “Program ini adalah langkah nyata untuk mencegah penyebaran paham radikal di sekitar kita. Alhamdulillah, saudara-saudara kita telah berhasil melaksanakan panen perdana,” ungkapnya.  

    Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Itikurih, Asep menyampaikan terima kasih atas dukungan BAZNAS yang selalu hadir dalam mendampingi kelompoknya menjalankan program pertanian ini. 

    “Semakin banyak petani di desa yang tertarik untuk bergabung dengan kelompok Itikurih. Ke depan, kami berharap kelompok tani Itikurih dapat memperluas budidaya ke komoditas lain seperti kentang, yang memang memiliki potensi besar di wilayah ini,” jelasnya.  

    Camat Pasirwangi, Bambang, menyampaikan apresiasinya terhadap BAZNAS yang telah memberikan bantuan kepada kelompok Itikurih. “Bantuan ini adalah langkah awal menuju kemandirian, sehingga para petani tidak lagi bergantung pada bantuan, tetapi mampu berdikari,” katanya.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Tarif listrik berkontribusi tekan laju inflasi di Aceh

    Tarif listrik berkontribusi tekan laju inflasi di Aceh

    Seorang warga sedang mengisi token listrik, di Banda Aceh, Senin (3/2/2025). ANTARA/Rahmat Fajri

    BPS: Tarif listrik berkontribusi tekan laju inflasi di Aceh
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 04 Februari 2025 – 07:31 WIB

    Elshinta.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat penurunan tarif listrik berkontribusi besar dalam menekan laju inflasi di provinsi ini pada Januari 2025.

    “Secara keseluruhan, meskipun harga bahan pangan mengalami kenaikan. Dampak penurunan tarif listrik cukup signifikan dalam menekan laju inflasi,” kata Kepala BPS Provinsi Aceh, Ahmadriswan Nasution di Banda Aceh, Senin.

    Dia mengatakan, inflasi “month to month” (mtm) periode Desember 2024-Januari 2025 untuk kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga mencapai -9,97 persen dan memiliki andil terbesar terhadap deflasi Aceh sebesar -1,59 persen.

    Kemudian, untuk kelompok penyumbang deflasi mtm lainnya, yakni tomat -0,21 persen, angkutan udara, jeruk nipis/limau dan labu siam/jipang masing-masing sebesar -0,01 persen.

    “Sedangkan kelompok lainnya seperti cabai merah, ikan tongkol, ikan dencis, bawang merah, dan cabai rawit menyumbang inflasi mtm di Aceh,” katanya.

    Secara tahunan Aceh mengalami inflasi “year on year” (yoy) Januari 2024-Januari 2025 sebesar 1,61 persen. Artinya harga barang/jasa secara umum naik 1,61 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Sama seperti inflasi mtm, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga juga mengalami deflasi tertinggi -7,55 persen sehingga mampu menekan laju inflasi di Aceh sebesar -1,20 persen.

    “Kelompok ini menahan laju inflasi secara umum,” ujarnya.

    Dia menyebutkan andil deflasi utama pada inflasi Aceh Januari 2025, yakni dipengaruhi besar oleh tarif listrik sebesar -1,62 persen, disusul tomat -0,28 persen, kangkung -0,07 persen, bensin -0,06 persen dan angkutan udara -0,03 persen.

    Adapun komoditas yang memiliki andil inflasi yoy ini didorong oleh kenaikan harga cabai merah 0,40 persen, emas perhiasan 0,36 persen, tarif air minum 0,32 persen, minyak goreng 0,29 persen dan sigaret kretek mesin 0,27 persen.

    Dari lima kabupaten/kota di Aceh, ada tiga daerah mengalami deflasi mtm, yakni Meulaboh -0,44 persen, Banda Aceh -0,47 persen dan Aceh Tamiang -0,17 persen. Sedangkan Kabupaten Aceh Tengah inflasi mtm 0,27 persen dan Lhokseumawe 0,38 persen.

    Adapun Inflasi yoy paling tinggi terdapat di Kota Lhokseumawe sebesar 2,41 persen. “Sedangkan paling rendah terdapat di Kota Banda Aceh sebesar 1,12 persen,” kata Ahmadriswan.

    Sumber : Antara

  • BPS: Inflasi Jakarta Januari 2025 lebih rendah dibanding nasional

    BPS: Inflasi Jakarta Januari 2025 lebih rendah dibanding nasional

    Berdasarkan kelompok penyumbang utama inflasi secara tahunan pada Januari 2025 yakni makanan, minuman, dan tembakau dengan adil 0,68 persen

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyatakan inflasi tahunan (year on year) DKI Jakarta pada Januari 2025 tercatat sebesar 0,14 persen atau lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan secara nasional yakni 0,76 persen.

    “Inflasi tahun ke tahun DKI Jakarta tercatat sebesar 0,14 persen. Di nasional 0,76 persen. Artinya inflasi year on year (tahun ke tahun) ini lebih rendah (dibandingkan nasional),” kata Kepala BPS DKI Jakarta Nurul Hasanudin di Jakarta, Senin.

    Berdasarkan kelompok penyumbang utama inflasi secara tahunan pada Januari 2025 yakni makanan, minuman, dan tembakau dengan adil 0,68 persen, diikuti perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,54 persen), serta penyediaan makanan dan minuman atau restoran (0,25 persen).

    “Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau adalah beras,” tutur Hasanudin.

    Sementara itu, komoditas-komoditas yang memberikan andil inflasi tahunan Jakarta yakni emas perhiasan dengan andil 0,38 persen, lalu tarif angkutan udara (0,15 persen), beras (0,14 persen), serta cabai rawit dan kopi bubuk (0,07 persen).

    Sedangkan komoditas yang memberikan andil atau sumbangan deflasi tahunan Jakarta pada Januari antara lain tarif listrik (1,98 persen), bensin (0,05 persen), cabai merah (0,04 persen), tomat (0,03 persen), dan tarif kereta api (0,02 persen).

    “Cabai merah meskipun tinggi (harganya) tapi secara tahun ke tahun sebetulnya deflasi 0,04 persen, juga tomat deflasi 0,03 serta tarif kereta api deflasi 0,02,” ujar Hasanudin.

    Adapun angka inflasi tahunan pada Januari 2025 tercatat paling rendah dibandingkan dua tahun sebelumnya. Pada Januari 2025, tingkat inflasi tahunan DKI Jakarta sebesar 0,14 persen, sementara pada Januari 2024 tercatat sebesar 1,83 persen dan pada Januari 2023, sebesar 3,83 persen.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025