Tanaman: Tomat

  • Dikawal Koster, Gibran Blusukan ke Pasar Tabanan Bali Pantau Harga Bahan Pokok

    Dikawal Koster, Gibran Blusukan ke Pasar Tabanan Bali Pantau Harga Bahan Pokok

    Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka blusukan di Pasar Tradisional Dauh Pala di Desa Dauh Peken Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu (5/7/2025).

    Didampingi Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Bupati Tabanan Wayan Dirga serta jajaran Forkopimda, Wapres Gibran Rakabuming Raka tiba di pasar tersebut sekitar pukul 07.00 Wita untuk mengecek secara langsung harga bahan pokok.

    Wapres Gibran Rakabuming Raka mendengarkan keluhan para pedagang yang meminta pemerintah untuk membantu menurunkan harga sembako yang kian hari semakin naik.

    Dalam perbincangannya dengan sejumlah pedagang tersebut, Wapres Gibran mengatakan akan mengupayakan untuk menurunkan harga sembako.

    Ditemui usai kunjungan Wapres Gibran Rakabuming Raka, seorang pedagang sayur mayur, Anggi mengatakan Wapres mengunjungi lapaknya dan membeli beberapa kebutuhan dapur seperti, cabai merah dan tomat.

    “Ngobrol dengan Wapres, dia sih bilang datang ke sini untuk mengecek harga perbandingan pasar yang ada di Tabanan termasuk di Dauh Pala. Untuk hari ini harga cabai merah Rp60.000 per kilogram,” ujarnya dikutip dari Antara, Sabtu (5/7/2025).

    Anggi mengaku senang lapaknya dikunjungi orang nomor dua di Indonesia.

    “Seneng banget ketemu Bapak Wakil Presiden, semua di luar dugaan, saya gak bisa berkata-kata lagi,” kata Anggi.

    Wayan Lasmika, seorang pedagang sembako menjelaskan, harga beras saat ini juga mulai merangkak naik di harga Rp15 ribu per kilogram.

    “Saya senang dengan kedatangan Pak Gibran ke Pasar Dauh Pala, dengan kedatangannya ke pasar ini, saya berpesan pada Pak Wapres untuk membantu menstabilkan harga sembako yang terus naik agar beban masyarakat lebih ringan,” kata Lasmika.

    Sehari sebelumnya Wapres Gibran Rakabuming Raka mengunjungi pagelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-47 di Kota Denpasar sambil menyapa masyarakat dan melihat produk UMKM di lokasi PKB.

  • Sarapan Terlalu Pagi Bisa Picu Asam Lambung? Ini Faktanya

    Sarapan Terlalu Pagi Bisa Picu Asam Lambung? Ini Faktanya

    Jakarta

    Sarapan pagi sebenarnya baik dilakukan untuk orang yang memiliki masalah asam lambung seperti Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Makanan di pagi hari membantu menetralkan asam lambung yang mengendap semalaman dan mencegahnya naik ke kerongkongan.

    Tapi muncul pertanyaan, apakah sarapan terlalu pagi bisa memicu masalah asam lambung? Begini penjelasan lengkapnya.

    GERD dan Pentingnya Sarapan

    GERD terjadi ketika sfingter esofagus, yang berfungsi sebagai penjaga asam lambung agar tidak naik, menjadi terlalu rileks atau mendapatkan tekanan berlebih. Situasi ini membuat asam lambung naik dan memicu gejala seperti heartburn.

    Ada beberapa hal yang memicu asam lambung naik ketika pagi hari. Salah satunya, makan terlalu banyak sebelum tidur. Makan terlalu banyak sebelum tidur membuat lambung terlalu meregang dan memperlambat proses pencernaan.

    Ahli gizi Jennifer Mitchel Wilson menuturkan sarapan memberi sinyal pada metabolisme untuk mulai bekerja dan memberikan energi bagi tubuh. Sarapan menjadi semakin penting bagi mereka yang memiliki masalah GERD. Kenapa demikian?

    1. Mengurangi Gejala GERD

    Wilson menuturkan sarapan sangat penting bagi pengidap GERD. Menurutnya sarapan dapat mengurangi gejala GERD seperti heartburn akibat asam lambung.

    “Sarapan membantu menetralkan asam di lambung dan mencegahnya merusak saluran pencernaan,” katanya dikutip dari Health Central.

    2. Mencegah Keparahan GERD

    Menurut Wilson, orang yang sarapan cenderung makan lebih sedikit sepanjang hari. Orang yang tidak sarapan biasanya malah berusaha ‘menebus’ kekurangan kalori sehingga meningkatkan risiko kelebihan berat badan atau obesitas.

    “Ini bisa menyebabkan kenaikan berat badan, yang merupakan salah satu pemicu utama dari gejala asam lambung yang lebih parah,” tambahnya.

    3. Mencegah Makan Banyak Sekaligus

    Wilson menuturkan sarapan adalah titik awal untuk memulai pola makan porsi kecil tapi frekuensi sering. Pola makan tersebut dinilai lebih ‘ramah’ pada asam lambung.

    Kebiasaan sarapan mencegah makan dalam jumlah besar sekaligus, yang seringkali memicu GERD.

    Perhatikan Waktu Sarapan

    Meski makan pagi bermanfaat, memperhatikan waktu sarapan juga penting. Makan terlalu pagi atau terlalu cepat setelah bangun mungkin akan memicu masalah asam lambung bagi beberapa orang, khususnya orang-orang yang sudah memiliki GERD.

    Kondisi ini dapat diperparah, bila menu sarapan yang dikonsumsi justru memicu masalah asam lambung. Beberapa menu sarapan yang kurang disarankan untuk pengidap GERD seperti cokelat, gorengan, makanan tinggi lemak, pedas, kopi, hingga hidangan bersifat asam seperti makanan yang berbahan dasar tomat.

    Dalam sebuah studi di tahun 2023 yang diterbitkan dalam International Journal of Epidemiology, peneliti menyimpulkan jam 9 pagi adalah waktu terbaik sarapan. Sebagian penelitian lain menyebut waktu terbaik untuk sarapan adalah jam 8-9 pagi.

    Selain baik untuk lambung, sarapan di jam tersebut dinilai dapat menurunkan risiko diabetes dan penyakit jantung.

    Pengidap GERD Harus Bagaimana?

    Hal yang harus dilakukan pengidap GERD adalah menghindari berbagai pencetus masalah GERD di pagi hari. Misalnya seperti tidak makan terlalu banyak sebelum tidur, menghindari makanan atau minuman yang memicu gejala GERD di pagi hari.

    “Ini termasuk kopi serta jus buah sitrus seperti jeruk. Keduanya mengandung senyawa yang meningkatkan kadar asam lambung, sekaligus melemahkan sfingter. Akibatnya, asam lambung lebih mudah mengalir naik ke kerongkongan,” kata spesialis gastroenterologi Dr Aditi Stanton.

    Untuk mencegah masalah asam lambung naik, coba sarapan di waktu-waktu yang sudah disarankan seperti jam 8-9 pagi.

    Jika baru bangun setelah pukul 8-9 pagi, sangat disarankan untuk menunggu satu atau dua jam setelah bangun sebelum memulai sarapan. Jeda waktu ini berguna untuk memastikan sistem metabolisme dan pencernaan sudah lebih siap untuk menerima makanan yang masuk.

    (avk/tgm)

  • 5 Minuman Segar Pengganti Soda untuk Jaga Gula Darah

    5 Minuman Segar Pengganti Soda untuk Jaga Gula Darah

    Jakarta

    Menjaga kadar gula darah tetap stabil bukan hanya untuk pengidap diabetes, tapi semua orang. Gula darah yang tidak terkendali dapat memicu berbagai komplikasi penyakit serius seperti kerusakan ginjal, penyakit jantung, hingga gangguan penglihatan.

    Salah satu langkah paling mudah untuk menjaga kadar gula darah stabil adalah dengan memilih minuman sehat. Minuman bersoda misalnya, dalam satu hidangan bisa mengandung sampai 30-40 gram gula.

    Padahal menurut anjuran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, asupan gula tambahan harian per hari maksimal sebanyak 50 gram. Jumlah tersebut sudah hampir memenuhi batas rekomendasi asupan gula harian dari Kemenkes.

    Jika sering dikonsumsi, minuman bersoda tentu meningkatkan risiko kenaikan gula darah (hiperglikemia), hingga diabetes melitus.

    Pengganti Minuman Bersoda

    Beberapa waktu lalu, sempat viral kisah seorang pria di Malaysia mengidap diabetes hingga kakinya harus diamputasi akibat komplikasi yang dialami. Pria bernama Azlan itu mengaku minum manis setiap hari, termasuk minuman bersoda.

    Bahkan dalam sehari, ia bisa beberapa kali mengonsumsi minuman manis.

    “Saya menyukai ‘Teh Tarik’ dan selalu meminumnya setiap hari di pagi, siang, dan malam hari. Selain itu, saya juga sering mengonsumsi minuman berkarbonasi,” ungkap pria asal Malaysia bernama Azlan dalam sebuah video akun TikTok-nya yang viral.

    Daripada mengonsumsi minuman bersoda, coba minum minuman ini untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil:

    1. Kopi

    Kopi tanpa gula bisa menjadi salah satu pilihan sehat untuk menjaga kadar gula darah. Dalam sebuah tinjauan studi di 2018, konsumsi kopi dikaitkan dengan peningkatan metabolisme, serta menurunkan risiko diabetes tipe dua.

    “Kopi tanpa pemanis tambahan bagus untuk kadar gula darah. Minum kopi hitam sudah lama dikaitkan dengan risiko diabetes tipe dua yang lebih rendah serta memperlambat perkembangan penyakit tersebut,” kata ahli gizi Erin Palinski-Wade, RD dikutip dari EatWell.

    Meski bermanfaat, konsumsi kopi tetap perlu diatur. Para ahli menyarankan minum kopi tidak lebih dari 3-4 cangkir per hari atau sekitar 400 mg kafein, agar tetap aman bagi tubuh.

    2. Teh Hijau

    Dikutip dari Health, kandungan katekin dalam teh hijau dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin. Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh pankreas untuk mengontrol jumlah glukosa dalam darah.

    Konsumsi katekin bisa menjadi metode pendukung yang efektif dalam mengelola kadar gula darah. Tapi perlu diingat, metode ini bukan pengganti dari pengobatan medis yang diresepkan oleh tenaga kesehatan.

    Coba minum teh hijau di pagi hari sebelum memulai aktivitas. Secara umum, mengonsumsi hingga delapan cangkir teh hijau setiap hari masih dianggap aman, kecuali sedang hamil atau menyusui. Ibu hamil dan menyusui bisa minum hingga enam cangkir teh hijau setiap hari.

    3. Jus Tomat

    Beberapa studi menunjukkan bahwa kandungan likopen dalam tomat dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Likopen merupakan antioksidan karotenoid, yang penting untuk mencegah komplikasi diabetes dan resistensi insulin.

    Pastikan jus tomat yang dikonsumsi tidak menggunakan gula tambahan. Minum 2-3 cangkir jus tomat sehari sudah memenuhi rekomendasi dari Departemen Pertanian Amerika Serikat.

    4. Teh Hitam

    Antioksidan dalam teh hitam dapat menurunkan risiko diabetes dengan cara mengatur kadar gula darah dan mencegah peradangan. Dalam sebuah studi, ditemukan minum lebih dari 1 cangkir teh hitam per hari dapat menurunkan risiko diabetes hingga 14 persen.

    Studi lain menemukan kandungan theaflavin dalam teh hitam juga mengurangi efek radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang dapat merusak sel dan dalam jangka panjang meningkatkan berbagai risiko penyakit kronis, seperti diabetes.

    5. Air Putih

    Minum air putih dalam jumlah yang cukup terbukti membantu menurunkan kadar gula darah, melumasi sendi, dan memberikan berbagai manfaat untuk kesehatan secara keseluruhan. Kebutuhan air bisa bervariasi pada tiap orang, tergantung jenis kelamin, berat badan, dan usia.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sendiri menyarankan konsumsi setidaknya delapan gelas atau sekitar 2 liter air putih setiap hari.

    Lebih Baik Kurangi Minuman Manis

    Spesialis penyakit dalam dr Andi Khomeini Takdir, SpPD menuturkan mengonsumsi minuman manis tidak serta merta mengakibatkan diabetes. Tapi konsumsi secara berlebih ditambah dengan gaya hidup tidak sehat dapat meningkatkan risikonya.

    “Tidak serta merta dengan mengkonsumsi minuman manis memang menjadi diabetes. Cuma risikonya memang lebih besar. Apalagi kalau ada faktor keturunan,” terang dr Koko dalam sebuah wawancara dengan detikcom.

    “Ini yang kita minta supaya orang mencegah dengan mengurangi konsumsi gula harian. Kemudian olahraga teratur, istirahat yang cukup, kemudian menjaga berat badan ideal,” tandasnya.

    (elk/tgm)

  • Tarif air minum penyumbang utama inflasi tahunan Jakarta Juni 2025 

    Tarif air minum penyumbang utama inflasi tahunan Jakarta Juni 2025 

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyampaikan tarif air minum menjadi penyumbang utama inflasi tahunan Jakarta pada Juni 2025, yakni sebesar 0,63 persen.

    “Komoditas-komoditas utama untuk inflasi, yakni tarif air minum dengan andil inflasi 0,63 persen,” kata Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin di Jakarta, Selasa.

    Selain itu, komoditas lainnya yang menjadi penyumbang inflasi tahunan pada Juni 2025, yakni emas perhiasan dengan andil 0,43 persen, beras (0,08 persen), kopi bubuk (0,06 persen), dan bawang merah (0,06 persen).

    Hasanudin mengatakan inflasi Juni 2025 secara tahunan juga sama dengan Mei 2025. Ini menunjukkan Jakarta mampu menjaga stabilitas harga berbagai komoditas khususnya di 11 kelompok pengeluaran seperti transportasi dan informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

    “Memang target 2,5 persen plus minus 1 itu tetap dijaga untuk stabilitas harga dan juga bagaimana dengan ekonomi yang ada di Jakarta,” kata dia.

    Dia lalu merinci, dari 11 kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi yang cukup tinggi yaitu perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,70 persen; lalu makanan, minuman, dan tembakau (0,49 persen).

    Adapun secara bulanan, pada Juni 2025, DKI Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,13 persen. Penyumbang utama inflasi ini yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi 0,09 persen.

    Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok ini adalah daging ayam ras, tomat, cabai rawit, dan sawi putih.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Inflasi Jakarta pada Juni 2025 lebih terkendali dibanding nasional

    Inflasi Jakarta pada Juni 2025 lebih terkendali dibanding nasional

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat inflasi bulanan Jakarta pada Juni 2025 sebesar 0,13 persen atau lebih terkendali dibandingkan inflasi secara nasional yakni 0,19 persen.

    “Inflasi di bulan Juni, itu tercatat sebesar 0,13 persen. Lebih terkendali dibandingkan inflasi nasional yang tadi kalau kita simak berada pada inflasi 0,19 persen,” ujar Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin dalam Rilis Berita Resmi Statistik DKI Jakarta Juni 2025 di Jakarta, Selasa.

    Adapun angka inflasi bulanan Jakarta pada Juni 2025 merupakan yang terendah di Pulau Jawa. Wilayah dengan angka inflasi bulanan tertinggi di Pulau Jawa yakni Jawa Timur dengan 0,43 persen.

    Hasanudin pun merinci berdasarkan kelompok pengeluaran, makanan minuman dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan andil 0,09 persen. Kemudian, kelompok transportasi juga memberikan andil inflasi sebesar 0,02 persen.

    Sementara itu, komoditas yang memberi andil utama inflasi bulanan Jakarta pada Juni 2025, yaitu angkutan udara dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras (0,02 persen), tomat (0,02 persen), cabai rawit dan sawi putih (0,01 persen), serta tarif kendaraan roda dua daring (0,01 persen).

    “Komoditas-komoditas utamanya yang memberikan andil inflasi itu angkutan udara. Angkutan udara juga tadi di nasional disebutkan juga memberikan andil yang secara rata-rata nasional cukup tinggi,” ujar Hasanudin.

    Adapun inflasi tahun kalender Jakarta pada Juni 2025 terhadap Desember 2024 tercatat sebesar 1,5 persen.

    “Ini juga tentunya lebih terkendali karena di dalam konteks target inflasi 2,5 persen plus minus 1 tentunya ini berada pada range (jangkauan) yang paling rendah di 1,5 persen,” katanya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BPS Bali catat inflasi Juni 2025 di angka 0,44 persen

    BPS Bali catat inflasi Juni 2025 di angka 0,44 persen

    saya kira 0,44 persen atau di bawah setengah persen juga masih relatif terjaga

    Denpasar (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat angka inflasi pada Juni 2025 secara bulanan berada di angka 0,44 persen.

    “Angka 0,44 persen itu walaupun sedikit tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, tapi saya kira 0,44 persen atau di bawah setengah persen juga masih relatif terjaga,” kata Kepala BPS Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan di Denpasar, Selasa.

    Ia mengakui pada bulan Mei 2025 terjadi deflasi 0,47 persen, namun kondisi deflasi juga bukan hal baik sehingga yang terpenting menjaga inflasi agar terkendali.

    “Kalau deflasi artinya tidak ada insentif bagi faktor produksi, jadi inflasi itu juga bukan sesuatu yang selalu menggambarkan hal negatif, selama inflasi terjaga, tidak ada masalah, ada insentif untuk memproduksi dan harga itu masih bisa dijangkau oleh konsumen,“ ujar Agus Gede.

    Adapun kondisi inflasi dari bulan Mei 2025 ke Juni 2025 mengalami inflasi 0,44 persen, jika dibandingkan Juni 2024 atau inflasi tahunan mencapai 1,71 persen.

    “Kenapa terjadi inflasi di bulan Juni 2025 ini kalau kami lihat dari kelompok pengeluarannya yang dominan menyebabkan terjadinya inflasi itu ada kelompok pengeluaran makanan minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 1,2 persen dan perawatan pribadi dan jasa lainnya itu mengalami inflasi 0,33 persen,” kata dia.

    Lebih lanjut, BPS Bali mendata komoditas-komoditas yang dominan menyebabkan terjadinya inflasi di antaranya harga cabai rawit yang memberikan sumbangan 0,14 persen, tomat 0,08 persen, sawi hijau 0,06 persen, buncis 0,06 persen, dan cabai merah 0,04 persen.

    Meski terjadi inflasi, masih ada sejumlah komoditas yang menekan inflasi membesar atau terjadi deflasi yaitu daging babi memberikan andil 0,07 persen, bawang putih 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, jeruk 0,02 persen, dan bensin 0,02 persen.

    Jika dibandingkan secara tahunan, BPS Bali melihat baru kali ini terjadi inflasi di bulan Juni dengan besaran 2,94 persen, dan penyebabnya juga sama yaitu kelompok makanan minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 5,24 persen.

    “Kemudian ada juga kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan angka inflasi 2,31 persen, kemudian perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan angka inflasi 4,91 persen,” ucap Agus Gede.

    Untuk tahunan, inflasi pada Juni 2025 dipengaruhi oleh beberapa komoditas diantaranya beras yang memberi andil 0,21 persen, kopi bubuk 0,19 persen, daging babi 0,15 persen, cabai rawit 0,13 persen dan sawi hijau 0,11 persen.

    Dari sejumlah komoditas penyumbang inflasi ini, tetap ada pula komoditas yang menekannya seperti daging ayam ras yang memberi andil deflasi 0,09 persen, bensin 0,07 persen, cabai merah 0,06 persen, bawang putih 0,05 persen, dan telur ayam ras 0,02 persen.

    Sepanjang Juni 2025 inflasi tahunan paling dalam terjadi di Kabupaten Tabanan dengan 3,38 persen dan terendah di Badung 2,11 persen.

    Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BPS Jatim catat harga cabai hingga mobil dorong inflasi 0,43 persen

    BPS Jatim catat harga cabai hingga mobil dorong inflasi 0,43 persen

    Inflasi bulan ke bulan Jawa Timur pada Juni 2025 sebesar 0,43 persen

    Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat inflasi sebesar 0,43 persen (month-to-month/mtm) pada Juni 2025 karena naiknya harga komoditas mulai dari cabai rawit, beras, bawang merah, tomat, emas perhiasan, telur ayam ras, kacang panjang, cabai merah, daging ayam ras, terong, mobil dan jagung manis.

    “Inflasi bulan ke bulan Jawa Timur pada Juni 2025 sebesar 0,43 persen,” kata Kepala BPS Jawa Timur Zulkipli dalam konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.

    Secara rinci untuk cabai rawit mengalami inflasi sebesar 0,10 persen, beras sebesar 0,06 persen, bawang merah dan tomat masing-masing sebesar 0,04 persen dan telur ayam ras sebesar 0,03 persen.

    Kemudian, kacang panjang dan cabai merah masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,02 persen serta daging ayam ras, terong dan jagung manis masing-masing sebesar 0,01 persen.

    Zulkipli menjelaskan harga beras naik lantaran telah berakhirnya masa panen raya padi sedangkan untuk cabai rawit dan cabai merah besar pada Juni kembali ke harga normal setelah turun selama satu hingga dua bulan.

    Untuk harga tomat yang naik diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi di sebagian wilayah sehingga memberikan dampak terhadap pertumbuhan tanaman tomat menjadi rentan terhadap serangan penyakit.

    Selain itu, Zulkipli mengatakan aksi demonstrasi menolak aturan Over Dimension Over Loading (ODOL) di Jatim pada akhir Juni telah menyebabkan terganggunya distribusi beberapa bahan pangan sehingga terdapat keterbatasan stok bahan pangan yang tentunya telah memicu kenaikan harga.

    Dengan terjadinya inflasi pada Juni itu maka inflasi tahun kalender Juni 2025 terhadap Desember 2024 sebesar 1,32 persen (year-to-date/ytd) dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Juni 2025 terhadap Juni 2024 sebesar 2,02 persen.

    Sementara dari dari 11 kabupaten/kota keseluruhannya mengalami inflasi dengan yang tertinggi terjadi di Banyuwangi yakni mencapai 0,63 persen sedangkan lainnya seperti Sumenep 0,62 persen, Bojonegoro 0,57 persen, Gresik 0,48 persen.

    Berikutnya Jember 0,48 persen, Kota Kediri 0,46 persen, Kota Malang 0,38 persen, Probolinggo 0,37 persen, Surabaya 0,36 persen, Kota Madiun 0,33 persen, dan Tulungagung 0,3 persen.

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Perawatan pribadi jadi pendorong inflasi tahunan 1,87 persen di Juni

    Perawatan pribadi jadi pendorong inflasi tahunan 1,87 persen di Juni

    Adapun dari segi komoditas, penyumbang utamanya adalah komoditas emas perhiasan dengan andil 0,48 persen.

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi kontributor utama inflasi tahunan sebesar 1,87 persen (year-on-year/yoy) pada Juni 2025.

    “Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan ini utamanya didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi sebesar 9,30 persen (yoy) dan memberikan andil 0,59 persen,” kata Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers Rilis BPS, di Jakarta, Selasa.

    Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi, yaitu subkelompok perawatan pribadi lainnya sebesar 24,30 persen (yoy). Sementara subkelompok yang mengalami inflasi terendah adalah perlindungan sosial sebesar 2,04 persen (yoy).

    Adapun dari segi komoditas, penyumbang utamanya adalah komoditas emas perhiasan dengan andil 0,48 persen.

    Di luar kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, komoditas yang juga memberikan andil inflasi cukup dominan, di antaranya tarif air minum PAM, beras, kopi bubuk, minyak goreng, dan sigaret kretek mesin (SKM).

    Sedangkan kelompok pengeluaran yang masih mengalami deflasi tahunan pada Juni 2025 adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan andil deflasi 0,02 persen. Pemicu deflasi kelompok ini adalah telepon seluler.

    Sementara itu, bila ditinjau secara komponen, tingkat inflasi komponen inti (core inflation) meningkat dari 1,90 persen pada Juni 2024 menjadi 2,37 persen pada Juni 2025. Komoditas yang memberikan andil inflasi pada Juni 2025 di antaranya adalah emas perhiasan, kopi bubuk, dan minyak goreng.

    Komponen harga diatur pemerintah (administered price) mencatatkan inflasi 1,34 persen (yoy), dengan komoditas penyumbang utama yaitu tarif air minum PAM (di 13 wilayah), SKM, dan sigaret kretek tangan (SKT).

    Adapun komponen harga bergejolak (volatile food) mengalami inflasi 0,57 persen (yoy) dengan komoditas yang dominan yaitu beras, kelapa, tomat, dan santan jadi.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Diskon tiket transportasi membantu redam tingkat inflasi Juni 2025

    Diskon tiket transportasi membantu redam tingkat inflasi Juni 2025

    Deflasi ini dipicu oleh penurunan tarif akibat diskon tiket transportasi selama bulan Juni ini.

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan diskon tiket transportasi menjadi faktor yang meredam tingkat inflasi pada Juni 2025.

    Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers Rilis BPS, di Jakarta, Selasa, merinci komoditas tarif angkutan laut dan tarif kereta api mengalami deflasi masing-masing 16,96 persen (month-to-month/mtm) dan 4,20 persen (mtm), dengan andil terhadap inflasi umum sebesar 0,01 persen.

    “Deflasi ini dipicu oleh penurunan tarif akibat diskon tiket transportasi selama bulan Juni ini,” ujar Pudji.

    Sebaliknya, komoditas tarif angkutan udara menyumbang inflasi, dengan tingkat inflasi 5,81 persen (mtm) dan andil 0,04 persen.

    Secara keseluruhan, kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 0,07 persen (mtm) dengan andil 0,01 persen pada Juni 2025.

    Perekonomian Indonesia diketahui mengalami inflasi 0,19 persen secara bulanan (mtm) pada Juni 2025.

    Kelompok makanan, minuman, dan tembakau berbalik menjadi kelompok utama penyumbang inflasi, dengan komoditas yang dominan di antaranya beras, cabai rawit, bawang merah, dan tomat.

    Dari segi komponen, harga bergejolak (volatile food) menjadi penyumbang utama dengan tingkat inflasi 0,77 persen (mtm) dan andil 0,13 persen (mtm). Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi dari komponen ini adalah beras, cabai rawit, bawang merah, dan tomat.

    Komponen inti (core inflation) mencatatkan tingkat inflasi sebesar 0,07 persen (mtm) dengan andil 0,04 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil pada inflasi komponen inti adalah emas perhiasan.

    Sedangkan komponen harga diatur pemerintah (administered price) mencatatkan tingkat inflasi 0,09 persen (mtm) dengan andil 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen ini adalah tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dan sigaret kretek mesin (SKM).

    Sementara diskon tarif transportasi merupakan salah satu program dari enam kebijakan stimulus ekonomi kuartal II-2025.

    Diskon transportasi massal selama dua bulan libur sekolah mencakup diskon tiket kereta api sebesar 30 persen, diskon tiket pesawat melalui skema Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar enam persen, serta diskon angkutan laut hingga 50 persen.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Makanan-minuman-tembakau berbalik jadi pemicu inflasi pada Juni 2025

    Makanan-minuman-tembakau berbalik jadi pemicu inflasi pada Juni 2025

    Tingkat inflasi kelompok ini adalah sebesar 0,46 persen (month-to-month/mtm), dengan andil inflasi sebesar 0,13 persen

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kelompok makanan, minuman dan tembakau berbalik menjadi kelompok utama penyumbang inflasi pada Juni 2025, setelah sebelumnya menjadi penyumbang deflasi pada Mei 2025.

    “Tingkat inflasi kelompok ini adalah sebesar 0,46 persen (month-to-month/mtm), dengan andil inflasi sebesar 0,13 persen,” kata Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers Rilis BPS di Jakarta, Selasa.

    Komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi Juni 2025 pada kelompok ini adalah beras, cabai rawit, bawang merah, dan tomat dengan andil masing-masing 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen dan 0,02 persen.

    Sedangkan komoditas yang meredam inflasi Juni pada kelompok ini adalah bawang putih dan bawang merah dengan andil masing-masing -0,03 persen.

    Secara umum, beras menjadi komoditas utama penyumbang inflasi dari kelompok makanan, minuman dan tembakau.

    Beras mengalami inflasi sebesar 1 persen (mtm) dengan andil 0,04 persen terhadap inflasi umum.

    Adapun bila ditinjau secara komponen, harga bergejolak (volatile food) menjadi penyumbang utama dengan tingkat inflasi 0,77 persen (mtm) dan andil 0,13 persen (mtm).

    Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi dari komponen ini adalah beras, cabai rawit, bawang merah dan tomat.

    Komponen inti (core inflation) mencatatkan tingkat inflasi sebesar 0,07 persen (mtm) dengan andil 0,04 persen.

    Komoditas yang dominan memberikan andil pada inflasi komponen inti adalah emas perhiasan.

    Sedangkan komponen harga diatur pemerintah (administered price) mencatatkan tingkat inflasi 0,09 persen (mtm) dengan andil 0,02 persen.

    Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen ini adalah tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga dan sigaret kretek mesin (SKM).

    Sebagai catatan, perekonomian Indonesia mengalami inflasi 0,19 persen secara bulanan (mtm) pada Juni 2025.

    Sementara inflasi tahunan tercatat 1,87 persen (yoy) dan inflasi tahun kalender 1,38 persen (ytd).

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.