Tanaman: Timun

  • Usai Adanya Lauk Ayam Suwir Berbau, SDN di Kota Malang Kembali Nikmati MBG dengan Aman
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        10 Oktober 2025

    Usai Adanya Lauk Ayam Suwir Berbau, SDN di Kota Malang Kembali Nikmati MBG dengan Aman Surabaya 10 Oktober 2025

    Usai Adanya Lauk Ayam Suwir Berbau, SDN di Kota Malang Kembali Nikmati MBG dengan Aman
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com
    – Sebanyak 492 siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Dinoyo 2, Kota Malang, Jawa Timur kembali menikmati program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dengan aman dan tanpa kendala.
    Kondisi ini menyusul insiden sehari sebelumnya, pihak sekolah mengembalikan seluruh paket makanan karena ditemukan aroma tak sedap pada lauk ayam suwir.
    Wakil Kepala Bidang Kurikulum SDN Dinoyo 2, Nunik Martin Lestari, memastikan bahwa menu MBG yang dibagikan hari ini telah sesuai standar dan menjadi favorit para siswa.
    “Kalau hari ini aman. Menunya mie goreng, telur, buah kelengkeng, timun, serta kerupuk pangsit dan pentol. Ini menu favorit anak-anak,” ujar Nunik, Jumat (10/10/2025).
    Ia menambahkan, bahwa seluruh 492 paket makanan dalam kemasan ompreng telah habis disantap oleh para siswa.
    Menurut pengamatan Nunik, terdapat perbaikan signifikan dalam penyajian makanan hari ini dibandingkan sebelumnya.
    Pihak penyedia terlihat lebih teliti dan berhati-hati dalam menata lauk pauk di dalam kotak makan.
    “Yang saya amati dari tampilannya, penyedia lebih berhati-hati. Contohnya, mie diletakkan di wadah besar dan buah di tempat kecil yang semestinya. Tidak seperti kadang-kadang yang penempatannya seleh-genje (kurang pas),” jelasnya.
    Nunik menegaskan bahwa pihak sekolah selalu melakukan pengawasan ketat.
    Setiap kali ditemukan ketidaksesuaian, seperti wadah yang kosong atau penataan yang salah, guru-guru akan segera memfotonya dan melaporkannya sebagai bahan evaluasi bagi penyedia.
    Insiden pengembalian ratusan paket MBG pada Kamis (9/10/2025) menjadi upaya ketegasan pihaknya dalam menjaga kualitas asupan gizi bagi siswanya.
    Nunik juga memastikan program MBG ini akan terus berlanjut.
    Pihak sekolah telah memiliki nota kesepahaman (MoU) dengan pihak penyedia untuk durasi satu tahun penuh.
    “Program ini terus berjalan. MoU kita berlaku selama satu tahun, dari 8 September 2025 hingga 8 September 2026,” pungkasnya.
    Sebelumnya diberitakan, Sekolah Dasar Negeri (SDN) Dinoyo 2 di Kota Malang, Jawa Timur mengambil langkah tegas dengan mengembalikan ratusan paket Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (9/10/2025), kemarin.
    Keputusan ini diambil sebagai antisipasi untuk mencegah risiko sakit perut atau keracunan massal setelah ditemukan lauk ayam suwir yang mengeluarkan aroma tidak sedap.
    Insiden ini bermula sekitar pukul 08.30 WIB ketika mobil pengantar MBG tiba di sekolah.
    Wakil Kepala Bidang Kurikulum SDN Dinoyo 2, Nunik Martin Lestari menyampaikan, saat itu koordinator MBG SDN Dinoyo 2, Rizki mendekati kotak-kotak makanan diturunkan dari mobil pengantar dan diletakkan di panggung sekolah.
    “Saat mobil MBG dibuka, tercium aroma yang tidak sedap. Bau tidak enak. Nah, setelah itu yang bagian koordinator Pak Rizky kan guru PJOK di sini. Guru olahraga, ke saya lah. Bu coba ibu cium, kok seperti ini. Saya juga merasakan bau tidak enak,” ungkap Nunik saat diwawancarai di sekolah pada Jumat (10/10/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkot Depok Siapkan Pos Pengaduan MBG Buntut Menu Pangsit Goreng di SDN Mampang 1
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Oktober 2025

    Pemkot Depok Siapkan Pos Pengaduan MBG Buntut Menu Pangsit Goreng di SDN Mampang 1 Megapolitan 7 Oktober 2025

    Pemkot Depok Siapkan Pos Pengaduan MBG Buntut Menu Pangsit Goreng di SDN Mampang 1
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com —
    Pemerintah Kota (Pemkot) Depok berencana menyiapkan pos laporan pengaduan terkait Program Makanan Bergizi (MBG) gratis, menyusul keluhan sejumlah orangtua murid SDN Mampang 1 Depok terhadap menu yang disajikan.
    “Ke depannya iya akan ada pos aduan, karena ini kan menyangkut warga atau masyarakat Kota Depok,” kata Wakil Wali Kota Depok Chandra Rahmansyah kepada wartawan, Selasa (7/10/2025).
    Chandra menjelaskan, Pemkot Depok telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk melakukan pengecekan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh wilayah.
    Langkah itu dilakukan untuk memastikan asupan gizi anak sesuai dengan aturan dan pedoman yang berlaku.
    “Nanti kami akan melakukan pengecekan bersama dari pihak Dinas Kesehatan Kota Depok karena dari mereka kan juga ada bagian gizinya,” ujar Chandra.
    “Kami akan lihat terkait kesesuaian kandungan gizi dengan apa yang disyaratkan oleh SOP dari MBG ya,” sambung dia.
    Chandra mengaku telah menerima laporan mengenai menu MBG berupa pangsit goreng berisi daging dan wortel rebus yang dinilai kurang menarik secara tampilan.
    “Kalau tampilannya kurang layak ya, menurut saya, kurang layak. Cuma tinggal kita lihat saja, apakah ini sesuai dengan ketentuan,” jelasnya.
    Sebelumnya, sejumlah orangtua murid SDN Mampang 1 Depok mengeluhkan kualitas menu MBG yang disajikan pada Senin (6/10/2025) pagi karena dianggap tidak sesuai harapan.
    Hari itu, SPPG menyajikan dua potong kentang rebus, irisan wortel rebus, buah jeruk, saus kemasan, serta pangsit goreng berisi telur, daging, dan tahu.
    Etha, salah satu wali murid, menilai menu tersebut kurang memenuhi kebutuhan protein anak-anak.
    “Memprihatinkan (lihatnya), karena anak-anak butuh asupan protein lebih banyak, tapi lihat menu hari ini seperti itu (jadi ragu),” ucap Etha kepada Kompas.com, Senin.
    Menu tersebut juga dinilai tak jauh berbeda dari sajian pada Jumat (3/10/2025) yang terdiri dari burger, buah salak, timun, dan saus kemasan.
    “Menu Jumat kemarin burger dan rotinya sudah sedikit keras kata anak saya,” ujarnya.
    “Saya khawatirnya makin ke sana pihak catering (dapur) akan asal-asalan dalam memberi menu (untuk anak),” tambahnya.
    Senada, salah satu orangtua murid lainnya, Nia (bukan nama sebenarnya), menyebut menu MBG kali ini lebih mirip makanan diet.
    “Bukan menu MBG sih itu, lebih cocok menu diet ibu-ibu,” tutur Nia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kepala SDN Mampang 1 Depok Klaim Siswa Senang Santap Menu MBG Pangsit Goreng
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Oktober 2025

    Kepala SDN Mampang 1 Depok Klaim Siswa Senang Santap Menu MBG Pangsit Goreng Megapolitan 6 Oktober 2025

    Kepala SDN Mampang 1 Depok Klaim Siswa Senang Santap Menu MBG Pangsit Goreng
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Para murid SD Negeri Mampang 1 Depok disebut menyukai menu makanan bergizi gratis (MBG) yang salah satunya terdapat pangsit goreng berisi daging sapi, telur, dan tahu.
    Kepala SDN Mampang 1 Depok Iwan Setiawan menjelaskan, hal itu sudah diperhatikannya semenjak hari pertama anak muridnya menerima menu MBG pada Senin (29/9/2025).
    “Dari hari pertama sampai kemarin hari Jumat dan sekarang menu MBG bervariasi, dan anak-anak senang sih sebenarnya,” kata Iwan saat diwawancarai Kompas.com, Senin (6/10/2025).
    Antusiasme itu bahkan terlihat setiap mobil pengantar kotak santapan MBG selalu disambut meriah oleh para murid. Hal itu juga sempat dilihat Kompas.com saat menyambangi sekolah hari ini.
    Menurut Iwan, keluhan soal kualitas menu MBG muncul dari kekhawatiran orangtua murid yang mempunyai ekspektasi masing-masing.
    Ditambah, SDN Mampang 1 Depok baru memasuki hari keenam sebagai penerima program MBG yang sudah berlangsung sejak Januari 2025.
    “Kan yang SPPG itu punya ahli gizi sendiri, standar sendiri bahwa hari ini makannya apa, lalu besok makan apa,” ujar Iwan.
    Disebutkan, pihak SPPG juga sudah mendatangi sekolah dan menjelaskan bahwa menu MBG dipersiapkan penuh variasi agar para murid tidak bosan.
    “Barusan, saya sudah kumpulin guru juga untuk tolong diterangkan ke orangtua bahwa menu MBG ini kan bervariasi, jadi tidak bisa terus mengikuti selera orangtua gitu,” ucap Iwan.
    Meski demikian, masukan dan keluhan orangtua hari ini juga sudah disampaikan pihak sekolah kepada SPPG.
    Kedepannya, SPPG dianjurkan menginformasikan isi menu kepada sekolah sebelum dibagikan kepada para murid.
    “Terus kalau ada keluhan, bisa langsung ke sekolah, biar nanti sekolah ke SPPG (sampaikan) gitu,” ujar dia.
    Kompas.com telah mencoba mendatangi SPPG daerah Mampang, Pancoran Mas, yang menjadi distributor menu MBG SDN Mampang 1. Namun, kepala dapur atau pihak yang bisa diwawancarai tidak ada di lokasi.
    Selain itu, Kompas.com juga telah menghubungi Kepala BGN Dadan Hindayana, Ketua Tim Satgas Percepatan Program MBG Depok Chandra Rahmansyah, namun belum ada balasan.
    Sebelumnya, sejumlah orangtua murid SDN Mampang 1 mengeluhkan kualitas menu MBG pada Senin pagi yang tidak sesuai harapan.
    Etha, salah satu wali murid merasa prihatin lantaran menilai menu MBG yang disajikan kurang protein dan cenderung seadanya.
    “Memprihatinkan (lihatnya), karena anak-anak butuh asupan protein lebih banyak, tapi lihat menu hari ini seperti itu (jadi ragu),” ucap Etha kepada Kompas.com, Senin.
    Menu hari ini terasa tidak jauh berbeda dengan menu MBG pada Jumat (3/10/2025) yang menyajikan burger, buah salak, timun, dan saus kemasan.
    “Menu Jumat kemarin burger dan rotinya sudah sedikit keras kata anak saya,”ujar dia.
    “Saya kawatirnya makin ke sana pihak catering (dapur) akan asal-asalan dalam memberi menu (untuk anak),” tambah Etha.
    Senada, salah satu orangtua murid bernama Nia (bukan nama sebenarnya) menyebut menu MBG hari ini lebih cocok sebagai menu diet.
    “Bukan menu MBG sih itu, lebih cocok menu diet ibu-ibu,” tutur Nia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Batasi Selagi Bisa, 5 Makanan Ini Bisa Merusak Ginjal

    Batasi Selagi Bisa, 5 Makanan Ini Bisa Merusak Ginjal

    Jakarta

    Diabetes masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia. Penyakit ini tidak hanya berdampak pada kadar gula darah, tetapi juga meningkatkan risiko komplikasi serius, termasuk kerusakan ginjal atau penyakit ginjal kronis (CKD). Data International Diabetes Federation (IDF) 2021 menunjukkan bahwa lebih dari 19,46 juta orang di Indonesia hidup dengan diabetes, dan sebagian besar di antaranya berisiko mengalami komplikasi ginjal bila pola hidup sehat tidak diperbaiki.

    Ginjal berfungsi menyaring limbah dan cairan berlebih dari darah. Namun, gula darah tinggi yang berlangsung lama dapat merusak pembuluh darah kecil dalam ginjal sehingga fungsi penyaringan melemah. Bila tidak dicegah, kondisi ini bisa berkembang menjadi gagal ginjal. Karena itu, pengidap diabetes perlu memberi perhatian khusus pada pola makan sehari-hari. Beberapa jenis makanan terbukti mempercepat kerusakan ginjal, sementara yang lain justru membantu melindungi fungsi ginjal agar tetap optimal.

    1. Makanan Tinggi Garam

    Asupan garam berlebih dari mie instan, keripik, makanan cepat saji, atau makanan olahan dapat meningkatkan tekanan darah. Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi salah satu faktor yang mempercepat kerusakan ginjal pada penderita diabetes.

    Penelitian dalam International Urology and Nephrology tahun 2022 menunjukkan bahwa pembatasan natrium hingga kurang dari 2 gram per hari membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi retensi cairan pada pasien CKD.

    2. Buah Tinggi Kalium

    Kalium memang bermanfaat bagi tubuh, tetapi pada penderita diabetes dengan fungsi ginjal terganggu, kadar kalium yang berlebihan dapat berbahaya buat jantung. Buah seperti pisang, alpukat, jeruk, pepaya, dan melon sebaiknya dikurangi.

    Journal of Renal Nutrition tahun 2020 menegaskan bahwa pembatasan kalium secara bertahap diperlukan untuk mencegah hiperkalemia pada pasien CKD lanjut. Sebagai alternatif, pilihlah buah yang rendah kalium seperti apel, anggur, nanas, atau pir yang lebih aman dikonsumsi.

    3. Produk Susu Tinggi Fosfor

    Produk susu full cream, keju, cokelat, hingga kacang-kacangan memiliki kandungan fosfor cukup tinggi. Penderita diabetes yang menderita gangguan ginjal, asupan fosfor berlebih dapat menyebabkan ketidakseimbangan kalsium dan memperburuk kesehatan tulang. Fosfor juga memberikan beban tambahan pada ginjal yang sudah bekerja lebih berat.

    4. Daging Olahan dan Gorengan

    Sosis, nugget, bacon, dan daging olahan lain biasanya tinggi garam, lemak jenuh, serta bahan pengawet. Jika ditambah dengan proses menggoreng, kandungan lemak trans meningkat. Konsumsi rutin makanan jenis ini terbukti mempercepat kerusakan pembuluh darah, meningkatkan kolesterol, dan memperberat fungsi ginjal.

    5. Minuman Manis dan Bersoda

    Minuman kemasan, soda, boba, hingga teh manis kemasan mengandung gula tambahan yang tinggi. Bagi penderita diabetes, konsumsi gula berlebih akan memperburuk kontrol gula darah. Selain itu, asupan kalori tinggi dari minuman manis meningkatkan risiko obesitas yang menjadi beban tambahan bagi ginjal.

    Pilihan Makanan yang Lebih Aman

    Selain menghindari makanan berisiko, ada pula pilihan makanan yang mendukung kesehatan ginjal. Ikan berlemak seperti salmon, tuna, dan sarden kaya akan omega-3 yang bermanfaat menurunkan peradangan. Penelitian dalam Jurnal Plos One tahun 2020 menyebutkan bahwa suplementasi omega-3 dapat membantu mengurangi proteinuria pada pasien diabetes.

    Sayuran rendah kalium seperti kubis, kembang kol, paprika merah, dan timun juga lebih aman untuk penderita diabetes dengan risiko gangguan ginjal. Buah rendah kalium seperti apel, anggur, dan nanas dapat menjadi pilihan sehat untuk konsumsi harian.

    Kesimpulan

    Ginjal tetap bisa dijaga kesehatannya meski pada pengidap diabetes, asalkan pola makan diperhatikan. Pembatasan garam, kalium, fosfor, serta menghindari daging olahan dan minuman manis merupakan langkah penting. Sebaliknya, memilih ikan kaya omega-3, sayuran rendah kalium, dan buah segar yang tepat membantu memperlambat kerusakan ginjal.

    Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pengaturan diet berperan besar dalam menjaga fungsi ginjal pada penderita diabetes. Dengan pola makan sehat, pengendalian gula darah, serta pemeriksaan rutin, komplikasi dapat dicegah sehingga kualitas hidup tetap terjaga.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video: Kenali Tanda-tanda Gejala Diabetes di Pagi Hari”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

  • Makan Bergizi jadi Malapetaka, Dinkes Jember Curigai Residu Kimia di Sayuran Selada-Timun

    Makan Bergizi jadi Malapetaka, Dinkes Jember Curigai Residu Kimia di Sayuran Selada-Timun

    JEMBER – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jember menduga bahwa sayuran selada dan timun yang terpapar bahan kimia menjadi penyebab kasus keracunan dalam program makanan bergizi gratis (MBG) di SDN 05 Sidomekar, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

    “Berdasarkan analisis data epidemiologis, selada dan timun merupakan makanan yang diduga kuat menjadi penyebab keracunan dalam program MBG di SDN Sidomekar,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Jember, Rita Wahyuningsih di Jember, Antara, Minggu, 5 September.

    Rita menyampaikan hal tersebut juga kepada Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Anis Hidayah, saat berkunjung ke Kantor Pemerintah Kabupaten Jember, Sabtu keamrin. 

    Menurut Rita, terdapat 58 siswa yang menerima makanan dalam program MBG tersebut. Berdasarkan keterangan guru, sejumlah siswa sempat berteriak karena menemukan belatung dalam makanan mereka. Beberapa siswa yang sempat mengonsumsi makanan itu kemudian mengalami gejala mual, muntah, dan pusing.

    “Kalau sesuai data, terjadi peningkatan jumlah keluhan pada 10 menit setelah mengonsumsi makanan. Ada 17 anak yang mengeluh mual, 12 anak muntah, dan 7 anak mengeluh nyeri perut,” ujarnya.

    Menu makanan bergizi gratis tersebut terdiri dari roti tawar, telur rebus yang digoreng, selada, timun, mayones, saus saset, keju parut, susu UHT, dan mendol tempe.

    “Selada dan timun merupakan makanan yang paling kuat dikaitkan dengan dugaan keracunan, dengan mempertimbangkan kejadian yang cepat, yaitu sekitar 10–15 menit setelah dikonsumsi,” ujar Rita.

    Ia menjelaskan, penyebab paling mungkin adalah paparan bahan kimia, seperti residu pestisida atau deterjen yang masih menempel pada sayuran mentah. Untuk memastikan dugaan tersebut, Dinkes Jember telah mengambil sampel makanan dan mengirimkannya ke laboratorium kesehatan di Surabaya, namun hasilnya belum diterima.

    Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Jember, A. Helmi Lukman, menambahkan bahwa kemungkinan besar penyebab keracunan adalah proses pencucian sayuran yang kurang bersih.

    “Mengolah sayuran sebaiknya dilakukan terakhir agar tidak cepat layu atau rusak, sehingga kebersihan tetap terjaga hingga disajikan kepada siswa,” kata Helmi.

  • Bahan Baku Fresh Jadi Kunci Cegah Kasus Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis

    Bahan Baku Fresh Jadi Kunci Cegah Kasus Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis

    Malang (beritajatim.com) – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Jalan KH Malik Dalam, Buring, Kota Malang menyediakan 2.800 porsi makan bergizi gratis untuk 11 sekolah di wilayah Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. SPPG di bawah naungan Yayasan Harapan Anak Sekolah Sukses ini bahkan telah disidak oleh Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat pada Senin, (29/9/2025).

    Kepala SPPG Dian Diestevani Apriyanta mengatakan sebenarnya mereka baru beroperasi sekitar 1 bulan. Sejauh ini tidak ada kendala seperti di daerah lain yang ditemukan kasus keracunan. Mereka berharap tidak ada kasus serupa di Kota Malang. Namun, kunci utama adalah pada bahan baku yang segar karena hal ini berpengaruh pada kualitas makanan.

    “Kami tidak mau ayam yang menginap jadi kami langsung beli dari produsen besar. Kami mendatangkan langsung tidak menyimpan di kulkas langsung datang sore, diproses dan dikirim pagi ke sekolah,” ujar Dian.

    Di SPPG Buring menu utama adalah ayam dan ikan selain sayur-sayuran untuk penambah gizi. Mereka terus melakukan evaluasi termasuk memantau langsung di sekolah bagaimana menu yang dimasak bisa diterima oleh siswa.

    “Ke depan kami melihat menunya dimakan atau tidak. Jadi kami lakukan variasi. Meskipun kebanyakan ikan dan ayam.
    Kami memberikan rasa di bumbu. Seperti bali dan semur. Terkadang siswa masih tidak suka sayur. Jadi sekarang buatnya seperti tumis, acar, timun,” ujar Dian.

    Setidaknya 47 relawan terlibat dalam pelayanan di SPPG Buring. Mereka semua wajib bertanggungjawab di divisi masing-masing agar sesuai standar operasional prosedur.

    “Untuk empat minggu berjalan kami sendiri masih melakukan evaluasi menu,” ujar Dian.

    Sementara itu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat memastikan secara keseluruhan 10 SPPG di Kota Malang sudah berjalan baik termasuk SPPG Buring. Semua berjalan sesuai SOP dan langsung di bawah arahan Badan Gizi Nasional. Meski begitu Pemkot Malang tetap ikut melakukan pengawasan.

    “SOP selalu ada pengawas. Semua langsung BGN. Pemda diminta ikut mengawasi. Tentu ketika ada keluhan diminta memfasilitasi. Seperti contoh ada keluhan sirkulasi, kami akan evaluasi. Agar ke depan lebih baik. Secara keseluruhan sudah baik,” ujar Wahyu. (luc/ian)

  • Dalam Sehari, Pelajar Dua Sekolah di Lampung Diduga Keracunan MBG, Ada yang Sampai Kejang-Kejang

    Dalam Sehari, Pelajar Dua Sekolah di Lampung Diduga Keracunan MBG, Ada yang Sampai Kejang-Kejang

    Peristiwa serupa juga terjadi di SMA Negeri 4 Kotabumi, Lampung Utara. Sejumlah pelajar mengeluhkan pusing, muntah hingga pingsan usai menerima MBG yang dibagikan sekitar pukul 11.30 WIB.

    Menu yang disajikan antara lain ayam goreng, tumis tempe buncis, semangka, dan timun.

    Salah satu siswi, Mutiara Arison (15), menuturkan bahwa beberapa rekannya bahkan sempat mengalami kejang-kejang.

    “Awalnya teman saya pusing, lalu muntah sampai pingsan. Ada yang dibawa ke UKS, tapi tiga orang kemudian dirujuk, satu di antaranya ke rumah sakit,” kata Mutiara.

  • Kucurkan Rp335 T Buat MBG, Prabowo: Perputaran Ekonomi Bisa Rp900 T

    Kucurkan Rp335 T Buat MBG, Prabowo: Perputaran Ekonomi Bisa Rp900 T

    Jakarta, CNBC Indonesia-Presiden Prabowo Subianto akan mengucurkan dana sebesar Rp335 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 2026. Dana tersebut diyakini akan bergulir hingga mencapai Rp900 triliun dalam perekonomian nasional.

    “(Dana) Rp335 triliun, yang adalah US$20 miliar kita kirim ke desa-desa. Rp335 T kita kirim ke desa saudara-saudara, yang selama berpuluh-puluh tahun uang dari daerah mengalir ke Jakarta,” ungkap Prabowo dalam Musyawarah Nasional VI Partai Keadilan Sejahtera di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (29/9/2025)

    Hal ini, kata Prabowo akan membantu perekonomian nasional lebih merata. Situasi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, di mana dana yang berputar di Jakarta atau kota besar lainnya.

    “Ada yang disebut Philosophy of Money. Kalau Rp1 beredar di satu tempat, rupiah itu bisa menimbulkan 2, 3, 4 rupiah baru beredar,” ujarnya.

    “Jadi saudara-saudara kita bisa bayangkan kegiatan ini yang saya sebut tadi Rp300 triliun itu bisa menciptakan kehidupan ekonomi, senilai Rp600 triliun, mungkin Rp900 triliun,” jelas Prabowo.

    Prabowo menjelaskan, program MBG tidak hanya sekadar memberikan makanan kepada siswa yang membutuhkan. Program ini melibatkan masyarakat sekitar hingga para petani.

    “Karena tiap hari rakyat desa itu tahu bahwa dapur itu memerlukan sekian ratus beras, sekian timun, sekian sayur, sekian ikan, telur, ayam. Jadi dia punya captive market dia punya off take dia punya sesuatu harapan yang pasti,” paparnya.

    Sebelumnya, kata Prabowo para petani selalu risau ketika panen karena harganya cenderung jatuh.

    “Tapi sekarang yang akan menerima dan mengambil hasilnya adalah rakyat sendiri adalah saudara-saudara mereka sendiri, jadi mereka punya jaminan pasar dan mereka tidak punya panen yang tidak terserap ini sasaran kita dan kita hampir sampai di titik itu,” terang Prabowo.

    (mij/mij)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gayung untuk Sepiring Nasi, Kisah Garda Pangan Melawan Sampah Makanan

    Gayung untuk Sepiring Nasi, Kisah Garda Pangan Melawan Sampah Makanan

    Bisnis.com, JAKARTA – Banyak cerita dari piring di kota besar dengan makanannya berlimpah. Restoran berlomba menampilkan menu cantik, pesta hajatan penuh meja prasmanan, dan pasar modern dengan rak yang selalu penuh. 

    Namun di balik gemerlap itu, ada jutaan ton makanan terbuang setiap tahun. Ironisnya, di lorong-lorong kota dan desa terpencil, masih banyak keluarga yang sulit sekadar makan dua kali sehari.

    Kehadiran Garda Pangan menunjukkan bahwa jurang ini bisa dijembatani. Apa yang dianggap sisa di satu tempat, bisa jadi penyelamat di tempat lain. Apa yang dianggap cacat di mata pasar, bisa jadi nutrisi penting bagi tubuh yang lapar.

    Kevin Gani dan para relawan tidak sekadar mengangkut makanan. Mereka mengubah paradigma. Bahwa setiap butir nasi, setiap potong roti, setiap sayuran yang “tidak cantik” punya nilai. Nilai gizi, nilai ekonomi, nilai moral, bahkan nilai spiritual.

    Cerita ini dimulai Kevin dari sebuah sudut di Joyoboyo, Surabaya, seorang perempuan renta menyambut kedatangan relawan Garda Pangan dengan senyum tipis. Rambutnya memutih, tubuhnya ringkih, dan hidupnya sebatang kara di sebuah gubuk reyot. Ketika relawan hendak memindahkan makanan sumbangan ke piringnya, nenek itu kebingungan. 

    Dia tidak punya piring, bahkan mangkuk sederhana pun tak ada. Akhirnya, dia meraih sebuah gayung plastik yang sudah kusam, biasanya dipakai untuk menimba air. Dari situlah makanan itu disajikan—di sebuah gayung kotor yang seharusnya bukan wadah makan.

    Bagi Kevin Gani, pengalaman itu menjadi titik balik. Dia saat itu masih seorang mahasiswa yang menjadi sukarelawan baru di Garda Pangan, sebuah komunitas yang bergerak menyelamatkan pangan berlebih. 

    “Saya kaget, ternyata di kota sebesar Surabaya masih ada orang yang makanannya sangat terbatas, bahkan piring pun tak punya,” kenangnya saat dihubungi Bisnis.

    Tak lama setelah pertemuan itu, si nenek meninggal dunia. Kisah ini membekas dan meneguhkan langkah Kevin untuk terjun lebih dalam, hingga kini dia dipercaya sebagai Ketua Yayasan Garda Pangan.

    Kisah nenek Joyoboyo hanya secuil potret dari ketidakadilan pangan di Indonesia. Di satu sisi, berjuta ton makanan terbuang setiap tahun. Di sisi lain, jutaan orang berjuang keras untuk sekadar bisa makan dua kali sehari. Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2021 memperkirakan Indonesia membuang 23–48 juta ton makanan setiap tahun dalam kurun 2000–2019. Jumlah itu setara memberi makan 61–125 juta orang, atau hampir separuh populasi negeri ini.

    Data dan Estimasi Timbulan Sampah Makanan Tahun 2019-2023

    No.

    Tahun

    SIPSN (ribu ton)

    SIPSN dan Estimasi (ribu ton)

    1

    2019

    9.065

    22.354

    2

    2020

    8.701

    22.642

    3

    2021

    8.540

    22.666

    4

    2022

    11.688

    23.001

    5

    2023

    7.053

    23.318

    Catatan : Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)

    Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI (Bappenas) 2024 (diolah)

    Lebih ironis lagi, laporan FAO (Food and Agriculture Organization) menyebutkan, 45 persen sampah rumah tangga Indonesia adalah sisa makanan. Buangan ini bukan sekadar mubazir, tetapi juga berbahaya. Ketika menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA), makanan membusuk dan menghasilkan gas metana. Gas ini 21 kali lebih berbahaya daripada karbon dioksida dalam memicu perubahan iklim. Pada 2005, ledakan TPA Leuwigajah, Jawa Barat, yang disebabkan akumulasi gas metana dari timbunan sampah, menewaskan lebih dari 140 jiwa.

    “Kalau dilihat, TPA-TPA di Indonesia itu sebenarnya bom waktu. Komposisi terbesar sampahnya makanan, dan itu yang paling gampang menghasilkan metana,” ujar Kevin.

    Di tengah kondisi tersebut, lahirlah Garda Pangan—sebuah inisiatif untuk menjembatani jurang besar antara surplus pangan dan kelaparan. Sejak berdiri pada 2017, mereka berkomitmen menyelamatkan makanan berlebih agar tidak masuk ke TPA, lalu menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan.

    Namanya diambil dari kata “garda”—barisan terdepan yang menjaga—dan “pangan”, yang artinya makanan. Harapannya sederhana tetapi visioner: menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan pangan sekaligus melawan kelaparan.

    Deretan Negara Penghasil Sampah Makanan Terbesar di Dunia

    Peringkat

    Negara

    Sampah Makanan Rumah Tangga

    (juta ton/tahun)

    1

    China

    108,67

    2

    India

    78,19

    3

    Pakistan

    30,75

    4

    Nigeria

    24,79

    5

    Amerika Serikat

    24,72

    6

    Brasil

    20,29

    7

    Mesir

    18,09

    8

    Indonesia

    14,73

    Sumber: UNEP Food Waste Index Report 2024

    Dari Gerakan Akar Rumput ke Jaringan Nasional

    Seiring waktu, Garda Pangan semakin dikenal sebagai pionir food bank di Indonesia. Mereka tak hanya beroperasi di Surabaya, tetapi juga menjalin kerja sama dengan komunitas di kota lain. Konsep “rescue food” yang mereka gaungkan mulai diadopsi di berbagai tempat.

    Kevin dan timnya bahkan sering diundang berbicara dalam forum internasional tentang ketahanan pangan dan keberlanjutan. Meski begitu, ia tetap rendah hati.

    “Kami ini hanya memindahkan makanan dari tempat berlebih ke tempat yang kurang. Sederhana, tapi kalau dilakukan terus, dampaknya besar,” ujarnya.

    Bagi Garda Pangan, setiap butir nasi punya makna. Karena itu, strategi utama mereka adalah food rescue—menyelamatkan makanan berlebih dari tempat-tempat yang biasanya membuangnya. Hotel, restoran, toko roti, hingga katering menjadi mitra penting. Setiap hari, relawan menjemput makanan surplus, memilahnya di food bank, lalu mendistribusikan ke komunitas yang membutuhkan.

    Makanan yang diselamatkan biasanya masih layak konsumsi: roti yang mendekati tanggal kadaluarsa, nasi kotak sisa rapat, lauk-pauk pesta, hingga buah dan sayuran segar. 

    “Kami punya standar ketat. Kalau tidak layak makan untuk kami sendiri, ya tidak kami salurkan. Keselamatan penerima tetap nomor satu,” jelas Kevin.

    Tabel Food Waste: Ini 5 makanan yang paling banyak terbuang

    Peringkat

    Jenis Makanan

    Jumlah Terbuang per Tahun

    Penyebab Utama

    1

    Roti

    ± 900.000 ton

    Kelebihan produksi & konsumsi

    2

    Kentang

    ± 750.000 ton

    Pembelian berlebihan, pembusukan, ketidaksempurnaan estetika

    3

    Susu

    ± 490.000 ton

    Kedaluwarsa, penyimpanan tidak tepat, kelebihan produksi

    4

    Pisang

    ± 190.000 ton

    Terlalu matang, cacat kosmetik

    5

    Salad & Sayuran (selada, tomat, mentimun, sayuran berdaun)

    ± 170.000 ton

    Pembusukan, pembelian berlebihan, standar kualitas pengecer

    Sumber: Waste Managed

    Prosesnya sederhana tapi rapi. Begitu makanan tiba, tim melakukan pemeriksaan kualitas: suhu, aroma, tekstur. Setelah lolos, makanan dikemas ulang dengan higienis, kemudian segera dibagikan ke panti asuhan, rumah singgah, warga marjinal, bahkan pemulung di sekitar TPA.

    Selain makanan matang, Garda Pangan juga fokus pada hasil panen yang ditolak pasar. Inilah yang mereka sebut gleaning. Relawan terjun langsung ke lahan petani, memetik sayuran atau buah yang cacat bentuk—wortel terlalu pendek, timun bengkok, atau jeruk bernoda.

    “Padahal gizinya sama, cuma penampilannya saja yang tidak sesuai standar pasar modern. Kalau dibiarkan, petani bisa rugi besar,” kata Kevin.

    Hasil gleaning ini kemudian didistribusikan ke penerima manfaat. Ada pula yang diolah menjadi produk turunan, misalnya jus atau selai, sehingga nilai jualnya kembali. Dengan cara ini, Garda Pangan bukan hanya memberi makan orang lapar, tetapi juga menyelamatkan penghasilan petani.

    Meski demikian, tidak semua makanan bisa diselamatkan. Ada yang sudah terlalu basi atau rusak. Untuk sisa-sisa ini, Garda Pangan punya pendekatan inovatif: biokonversi menggunakan larva black soldier fly (BSF), atau yang lebih dikenal sebagai maggot.

    Sisa makanan yang tidak layak konsumsi manusia diberikan ke koloni maggot. Dalam waktu singkat, larva-larva itu mengurai sisa organik menjadi biomassa. Hasilnya, dua manfaat sekaligus: maggot bisa dijadikan pakan ternak, sementara residunya menjadi pupuk organik.

    “Dengan maggot, benar-benar zero waste. Bahkan yang tadinya sampah bisa jadi sumber ekonomi baru,” ujar Kevin.

    Bagi Kevin, perjuangan pangan bukan sekadar soal logistik atau nutrisi. Ia melihatnya sebagai wujud nyata dari nilai-nilai Pancasila. “Keadilan sosial itu ya termasuk soal akses makanan. Jangan ada yang kenyang berlebihan sementara tetangganya lapar,” tegasnya.

    Karena itu, Garda Pangan selalu mengedepankan prinsip inklusif dan kolektif. Mereka percaya bahwa pangan adalah hak, bukan privilese. Dalam setiap distribusi, mereka tidak membedakan latar belakang agama, etnis, atau status sosial. Siapa yang butuh, dialah yang berhak menerima.

    Visi ini tentu ambisius, tetapi Kevin yakin langkah kecil bisa membawa perubahan besar. Ia sering mengutip pepatah: “Mengurangi kelaparan bukan dimulai dari satu juta porsi, tapi dari satu porsi yang diselamatkan.”

    Garda Pangan ingin menjadi katalis, mendorong lebih banyak pihak untuk bergerak. Dari rumah tangga yang mulai menghabiskan makanan, restoran yang menyumbangkan surplus, hingga pemerintah yang membuat regulasi pro-pangan berkelanjutan.

    “Kalau semua pihak bergerak, saya percaya kita bisa menuju Indonesia tanpa lapar,” pungkas Kevin.

    Aktivitas yayasan membawanya menerima 15th SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards di Menara Astra, Jakarta, 29 Oktober 2024. Anugerah ini dari konglomerasi Astra International. Kevin menerima penghargaan bertaraf nasional untuk kategori lingkungan sebagai Pejuang Pangan Berkelanjutan.

  • Tak Hanya Pelajar, Ibu Menyusui Juga Jadi Korban Keracunan MBG di Cipongkor Bandung Barat

    Tak Hanya Pelajar, Ibu Menyusui Juga Jadi Korban Keracunan MBG di Cipongkor Bandung Barat

    Siti Nuraeni mengatakan, dia turut memakan menu ayam MBG pada kemarin sore. Setelah itu, dia mengalami beberapa gejala yang mengarah ke keracunan.

    “Makan menu ayam jam lima sore, pusing, nggak ada mencret. Nggak mau makan lagi, kapok,” kata dia.

    Sementara, Siti Fatimah juga merasakan tidak enak badan setelah menyantap MBG kemarin. Dia mengatakan, ada beberapa lauk dalam ompreng makan bergizi gratis. Namun, dirinya tidak memakan semuanya.

    “Dimakan jam 11.00 WIB, menu ayam geprek, tumis tahu, timun, sambal, selada, dan buah strawberry. Yang saya makan tahu dan strawberry, tahu saya makan lima potong itu pun nggak habis,” kata dia.

    Dia mengaku mulai terasa gejala sejak siang dan sempat reda setelah mencoba meminum air kelapa. Namun, gejala itu kemudian berlanjut hingga malam.

    “Kemarin sudah terasa jam 12 siang, sakit pundak, tapi saya minum air kelapa jadi agak mendingan. Tapi malam lemas dan pagi-pagi sampai sekarang lemas dan mual serta tenggorokan sakit,” jelas dia.