Pemkot Depok Persilakan Terduga Ahli Waris Gugat Sengketa Lahan SDN Utan Jaya
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com
– Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok Nina Suzana mempersilakan pihak yang mengeklaim sebagai ahli waris lahan
SDN Utan Jaya
Cipayung, Kota Depok, menggugat sengketa lahan sekolah tersebut ke pengadilan.
Hal ini disampaikan Nina merespons protes terduga ahli waris yang mengaku memiliki lahan sekolah yang terletak di Jalan Utan Jaya itu.
“Prinsipnya kita minta ahli waris kalau memang itu merasa miliknya ya digugat saja ke pengadilan agar jelas statusnya,” kata Nina kepada
Kompas.com
, Kamis (9/1/2025).
Pada mediasi yang digelar bersama Sekda Kota Depok, Dinas Pendidikan (Disdik) Depok, pihak sekolah, dan stakeholder terkait pada Rabu (8/1/2025), terduga ahli waris bersikukuh mengaku memiliki lahan SDN Utan Jaya.
“Mereka (ahli waris) merasa masih memiliki girik (sertifikat tanah),” ungkap Nina.
Meski mediasi berlangsung alot, dalam pertemuan itu terduga ahli waris sepakat mencopot bambu yang menyegel gerbang SDN Utan Jaya, termasuk menurunkan atribut protes yang terpasang di gerbang sekolah.
“Dan (dalam rapat) kita minta sekolah dibuka lebar-lebar gerbangnya. Alhamdulillah, ahli waris sepakat,” terang Nina.
Lebih lanjut, Sekda mengeklaim, lahan SDN Utan Jaya semula milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
Sebelum Kota Depok lahir, wilayah tersebut masuk Kabupaten Bogor. Sejak dulu, lahan tersebut disebut sudah digunakan sebagai sekolah.
Pada tahun 1999, Depok berdiri sendiri sebagai kota, hasil pemekaran dari Kabupaten Bogor. Kecamatan Cipayung pun masuk wilayah Kota Depok.
Menyusul pemekaran ini, lahan SDN Utan Jaya dilimpahkan dari pemerintah Kabupaten Bogor ke pemerintah Kota Depok.
Dengan pelimpahan ini, terjadi salah paham antara Pemkot Depok dengan pihak H Namid Bin M Sairan yang mengeklaim memiliki lahan tersebut.
“Sehingga, ada sebagian atau ahli waris yang masih mengklaim itu adalah masih punya ahli waris kan gitu ya,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok, Sutarno.
“Walaupun ada surat pelimpahan dari Kabupaten Bogor bahwasanya itu adalah lahan untuk SD Utan Jaya. Kalau dulu namanya kan Pondok Terong II, dulu,” sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, kegiatan belajar mengajar siswa-siswi SDN Utan Jaya di Jalan Utan Jaya, Cipayung, Kota Depok sempat terhambat pada hari pertama masuk sekolah, Senin (6/1/2025).
Pasalnya, gerbang utama akses masuk sekolah tersebut sempat ditutup menggunakan bambu.
Pengamatan Kompas.com di lokasi, Rabu (8/1/2025), bambu menyilang dan kayu masih menutup gerbang utama sekolah tersebut.
Namun, di samping gerbang berwarna hitam itu ada akses jalan kecil yang tak ditutup, sehingga bisa diakses para murid dan guru. Tampak siswa-siswi SDN Utan Jaya keluar melalui akses jalan tersebut.
Sementara, di bagian depan gerbang utama yang terpasang bambu menyilang, terdapat spanduk putih besar bertuliskan “Stop kegiatan sekolah sebelum tanah ini kompen (dibayar). Ngontrak tanah= X, Bayar tanah= X”. Tulisan itu dibuat menggunakan cat semprot.
Tepat di atas gerbang utama juga terdapat dua spanduk yang memuat keterangan bahwa lahan sekolah tersebut bukan milik pemerintah Kota Depok.
“Perhatian. Tanah dan bangunan ini dari tahun 1970 s/d 2024 bukan kepemilikan pemerintah Kota Depok. Masih murni kepemilikan tanah dan bangunan milik H Namid bin M Sairan pendiri yayasan SD swasta dari tahun 1970 s/d tahun 2024. Demi hukum belum pernah dihibahkan yang berbentuk apa pun kepada pemerintah,” bunyi spanduk tersebut.
Di samping spanduk itu, terdapat spanduk lain yang memuat permohonan maaf ke seluruh siswa dan warga SDN Utan Jaya.
“Kami tidak menyegel! Tapi menyatakan kembali kebenaran hak waris kami sesuai letter C No 603/836 Persil 156, atas nama H Namid bin Sairan yang tercatat dalam buku C desa/kelurahan Pondok Jaya Cipayung Depok”.
“Kami harapkan pemerintah dapat secepatnya menyelesaikan hal ini dengan lebih arif bijaksana dan keadilan restoratif. Dan permohonan maaf kepada seluruh siswa dan warga sekolah atas keadaan ini. Dan mohon dibantu suarakan kebeneran ini demi keadilan yang hakiki,” bunyi spanduk itu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tanaman: Terong
-

PBNU Distribusikan Bantuan Paket Sayuran untuk 250 Keluarga di Gaza Palestina – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PBNU melalui NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza, Palestina.
Bekerja sama dengan Gazze Destek Derneği (GDD) atau Asosiasi Dukungan Gaza, NU Care-Lazisnu PBNU kali ini mendistribusikan bantuan paket sayuran kepada 250 keluarga di kamp pengungsian Abu Jumaizah, Deir Al-Balah, Gaza.
Direktur Eksekutif NU Care-Lazisnu PBNU, Qohari Cholil menyampaikan bahwa bantuan ini merupakan bantuan kemanusiaan berkelanjutan setelah sebelumnya pihaknya bersama GDD menyalurkan bantuan makanan hangat, piama dan hygiene kit untuk keluarga di Gaza.
“Bantuan paket sayuran ini sangat diperlukan untuk saudara-saudata kita di Gaza, terutama dalam memenuhi kebutuhan serat yang penting untuk menjaga kesehatan. Bantuan ini juga merupakan bagian dari rangkaian bantuan yang telah diberikan sebelumnya, seperti makanan hangat, piama, dan kebutuhan hygiene kit untuk perempuan dan anak-anak di Gaza,” jelas Qohari, Rabu (8/01/2025).
Ia pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang terus mendukung program kemanusiaan untuk membantu rakyat Palestina.
“Terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia, bantuan ini menegaskan kepedulian kita semua terhadap saudara di Palestina. Dan kami juga berterima kasih kepada mitra kami GDD, sehingga bantuan kemanusiaan ini bisa sampai untuk rakyat Palestina. Kerja sama ini harapannya dapat terus memberikan dampak positif bagi rakyat Palestina dan meringankan beban kehidupan mereka,” ucapnya.
Sementara itu, Manajer Operasional GDD Yaseen Al Sayyid mengungkapkan bantuan tersebut disalurkan untuk merespons situasi sulit di Jalur Gaza yang terus menghadapi genosida Israel.
“Inisiatif bantuan bersama NU Care-Lazisnu ini kami lakukan sebagai respons atas situasi dan kondisi yang sulit, kurangnya keamanan dan terbatasnya akses dalam melaksanakan bantuan di Gaza. Tantangan lainnya yang kami hadapi yaitu validitas sayuran yang terbatas juga membutuhkan proses distribusi yang cepat dan tepat sasaran,” ungkap Yaseen dalam laporannya pada Jumat (3/01/2025).
Situasi di Gaza yang serba sulit, lanjutnya, mengharuskan Tim GDD bergerak cepat agar manfaat bantuan dapat diterima secepat mungkin oleh keluarga di Gaza.
Adapun bantuan paket sayuran diterima 250 keluarga yang rata-rata terdiri dari tujuh anggota keluarga. Paket sayuran segar berisi kentang, bawang bombay, terong, mentimun, paprika, tomat, dan lemon.
“Sayuran merupakan kebutuhan utama selain karbohidrat dan protein, sehingga distribusi ini kami prioritaskan untuk menjaga kesehatan para pengungsi,” jelas Yaseen.
-

Inflasi Kota Kediri Tetap Terkendali, BPS Optimis Berlanjut di 2025
Kediri (beritajatim.com) – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri mengumumkan hasil penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk Desember 2024, yang mencatat kenaikan dibanding bulan sebelumnya.
Kepala BPS Kota Kediri, Emil Wahyudiono, dalam konferensi pers daring menjelaskan, bahwa peningkatan ini wajar terjadi akibat meningkatnya permintaan selama perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Pada Desember 2024, inflasi month-to-month (m-to-m) di Kota Kediri mencapai 0,52 persen, sementara secara year-on-year (y-on-y) dan year-to-date (y-to-d), Kota Kediri menempati posisi terendah kedua di Jawa Timur dengan angka 1,19 persen, lebih rendah dari rata-rata nasional dan provinsi.
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kenaikan harga selama Desember 2024 meliputi penyesuaian harga BBM non-subsidi, kenaikan harga telur ayam ras, minyak goreng, serta komoditas hortikultura.
Di sisi lain, harga emas mengalami penurunan, demikian pula tarif angkutan udara akibat penyesuaian tarif tiket pesawat sebesar 10 persen yang berlangsung dari 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025.
“Kenaikan harga telur ayam ras dipicu oleh meningkatnya harga pakan, sementara harga cabai naik karena musim hujan yang mempercepat pembusukan, ditambah peningkatan permintaan dari konsumen,” jelas Emil.
Komoditas utama penyumbang inflasi m-to-m di Kota Kediri pada Desember antara lain:
Telur ayam ras (0,10 persen)
Cabai rawit (0,07 persen)
Cabai merah (0,05 persen)
Terong (0,04 persen)
Minyak goreng, kangkung, bawang merah, kacang panjang, dan sawi hijau (masing-masing 0,03 persen)
Jagung manis, perawatan kendaraan, semangka, ketimun, beras, kelapa, wortel, dan ikan nila (masing-masing 0,01 persen)Sementara itu, beberapa komoditas justru mengalami deflasi, seperti emas perhiasan (-0,02 persen), pepaya (-0,01 persen), dan alpukat (-0,01 persen).
Emil menekankan pentingnya langkah-langkah antisipatif dari Pemkot Kediri untuk menjaga stabilitas harga pada Januari 2025. “Distribusi komoditas harus dipastikan tetap lancar. Lebih baik lagi jika tersedia cold storage untuk menyimpan bahan pangan yang mudah rusak agar harga tetap terkendali,” ujarnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk mulai membiasakan substitusi komoditas segar dengan yang lebih tahan lama, seperti mengolah cabai menjadi cabai kering.
Sementara itu, Tetuko Erwin Sukarno, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian sekaligus Sekretaris TPID Kota Kediri, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi, sehingga inflasi tahunan tetap berada di angka 1,19 persen.
Erwin optimis stabilitas ekonomi ini akan berlanjut pada 2025, terutama dengan kebijakan pemerintah yang hanya menaikkan PPN pada barang mewah, bukan pada kebutuhan pokok, sehingga keterjangkauan harga tetap terjaga.
Di akhir wawancara, ia menegaskan bahwa pemerintah tengah menyiapkan berbagai program untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi beban pengeluaran masyarakat, seperti pemberian makanan bergizi gratis dan pelatihan keterampilan kerja.
“Semoga program pemerintah di 2025 dapat meringankan kebutuhan masyarakat, meningkatkan daya beli, serta memperkuat daya saing kita semua,” pungkasnya. [nm/ian]
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5074886/original/013237200_1735806325-IMG_20250102_151009.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Menteri Wihaji: Saatnya Selesaikan Masalah, Bukan Belanja Masalah
Liputan6.com, Yogyakarta – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji mengawali hari pertama kerjanya di 2025 dengan berkunjung ke Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (2/1/2025). Kehadirannya untuk memastikan dua bersaudara penderita hidrosefalus, pembesaran kepala karena cairan, di Desa Terong, Kecamatan Dlingo mendapatkan kebutuhan dasar dari negara. “Hari ini kunjungan kerja saya ke Yogyakarta, selaku Menteri ini menjadi bagian yang saya sebut negara harus hadir. Prinsipnya kepada warga negara kita, dalam hal ini mungkin berkebutuhan khusus dalam tanda petik,” katanya.
Di Dlingo, Menteri Wihaji menjenguk dua anak Sumini (45), Ahmad Yuandi Nurrova (16), dan Riza Gionino (13) yang terbaring sejak bayi karena menderita hidrosefalus. Kedua bersaudara ini merupakan anak ketiga dan keempat, dari lima bersaudara. Suami Sumini meninggal dunia pada tahun 2016. Guna mencukupi kebutuhan sehari-hari, Sumini mengandalkan bantuan orang tuanya serta sokongan dari anak pertama serta kedua yang sudah bekerja.
Kehadirannya sebut Wihaji menjadi komitmen pemerintah Presiden Prabowo Subianto bahwa di tahun baru ini tetap bekerja, tetap konsisten, kurangi diskusi, dan kurangi workshop. “Sekarang terjun ke lapangan menyelesaikan masalah, jangan sering-sering belanja masalah. Masalahnya sudah ketahuan semua. Termasuk hari ini, sehingga kita sudah tahu kenapa terjun ke lapangan,” lanjut Bupati Batang, Jawa Tengah periode 2017-2022.
Terkait dengan kondisi kedua anak Sumini, yang diketahuinya pertama kali lewat media sosial. Wihaji meminta semua pihak, baik dari pusat maupun daerah bekerja sama dalam wujud pentahelix. Melalui kunjungan lapangan ini, Wihaji menyatakan selain menunjukkan kehadiran negara. Selanjutnya akan memastikan langkah apa yang bisa negara kepada warganya. Kemudian menumbuhkan harapan, bahwa ada generasi lain yang harus diperhatikan sebagai penerus.
“Untuk mewujudkannya, kementerian tidak bisa sendiri. Harus kerjasama semua pemangku kepentingan. Pemerintah pusat dan daerah harus bisa membuktikan bisa bareng-bareng menyelesaikan masalah,” papar Kepala BKKBN Wihaji.
-

Kementan Gelontorkan Rp 700 M untuk Dukung Kesiapan Bahan Baku Makan Bergizi Gratis – Halaman all
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan anggaran sekitar Rp 700 miliar untuk mendukung kesiapan bahan baku di dapur-dapur penyedia makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan telah meminta dua direktorat jenderal (ditjen) untuk mendukung kesiapan bahan baku.
Dua ditjen itu adalah Ditjen Hortikultura dan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH).
Amran menjelaskan nantinya Ditjen Hortikultura akan membantu menyediakan benih, sedangkan Ditjen PKH dari sisi bibit ayam.
“Kami sudah meminta Hortikultura dan Ditjen PKH untuk mem-backup di mana ada dapur-dapur MBG ini. Kita mem-backup untuk kesiapan bahan baku,” kata Amran ketika ditemui di kantornya, Senin (30/12/2024).
Ia mengatakan, kedua ditjen tersebut telah diminta untuk berkoordinasi dengan Kementerian Desa dalam hal dukungan kesiapan bahan baku, mengingat antar dua kementerian ini telah menandatangani nota kesepahaman.
Anggaran sekitar Rp 700 miliar pun telah disiapkan untuk mendukung kesiapan penyediaan bahan baku dapur-dapur MBG.
“Kalau tidak salah Rp 400-an miliar [ke Ditjen Hortikultura], yang ke [Ditjen] Peternakan Ayam sekitar Rp 300-an miliar. Jadi semuanya Rp700an miliar,” ujar Amran.
Angka yang diungkap Amran ini jauh lebih tinggi dibanding saat ia berbicara ketika rapat bersama DPR RI pada 4 Desember 2024.
Saat rapat tersebut, dalam paparan Amran disebutkan bahwa guna mendukung MBG, anggaran yang disiapkan adalah sebesar Rp 413,67 miliar.
Rinciannya, Rp 7,43 miliar untuk Ditjen Tanaman Pangan dalam rangka penyediaan bantuan ubi jalar dengan volume 1.500 Ha.
Lalu, Rp 206,44 miliar untuk Ditjen Hortikultura dalam rangka penyediaan bantuan benih sayur dan buah kepada 2.500 desa.
Terakhir, Rp 199,80 miliar untuk Ditjen PKH dalam rangka penyediaan bantuan ayam petelur sebanyak 600 ribu ekor.
Sebelumnya, Amran pernah mengungkapkan bahwa bahan pangan untuk MBG akan diperoleh dari desa-desa sekitar lokasi program tersebut dijalankan.
Hal ini dilakukan untuk mendukung pergerakan ekonomi di desa tersebut.
“Bahan bakunya diambil dari sekitar desa atau dapur yang dibangun. Itu target kita. Nanti muaranya adalah terjadi pergerakan ekonomi kerakyatan di desa,” kata Amran di sela-sela acara “Gerakan Nasional Pangan Merah Putih Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan” di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (6/11/2024).
Menurut Amran, warga desa akan diikutsertakan dalam MBG dengan cara menanam sayuran untuk kebutuhan program.
Selain sayuran, kebutuhan protein seperti telur, ikan, dan ayam juga bisa diproduksi oleh warga desa tersebut.
Kementan pun siap membagikan secara gratis benih cabai, benih sayuran, rumah benih, umbi-umbian, ayam/itik petelur, pakan, kandang, serta memberikan pendampingan.
“Telur bisa produksi di sekitar masyarakat. Kemudian ikan, ayam, bisa produksi. Pelihara ayam, kemudian kambing dipelihara di sekitar rumah, (menanam) cabai, terong,” ujar Amran.
Hasil produksi dari warga desa ini nantinya akan disalurkan ke dapur-dapur yang mempersiapkan makanan untuk program MBG.
Dengan demikian, bahan pangan tak perlu didapat dari kota besar atau bahkan dari hasil impor.
“Jadi tidak perlu mengimpor atau mengambil dari kota atau dari tempat lain, tetapi bahan bakunya disiapkan di sekitar dapur pangan bergizi,” ucap Amran.
Program Pekarangan Pangan Bergizi
Amran mengungkapkan bahwa Kementan telah menyiapkan program pekarangan pangan bergizi.
Dia menjelaskan, dalam program tersebut, Kementan akan membagikan benih dan bibit unggul ke rumah tangga.
Harapannya, setiap rumah tangga dapat menyuplai kebutuhan MBG dari tanaman yang mereka budidayakan.
“Jadi di pekarangan bisa tanam sayur-sayuran, umbi-umbian, ternak ayam, bebek, lele di pekarangan,” kata Amran di kantor Kementan, dikutip dari keterangan tertulis pada Jumat (25/10/2024).
Berdasarkan data yang Amran miliki, ia menyebut ada 70 juta rumah tangga di Indonesia.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Amran mengungkap rata-rata belanja rumah tangga setiap bulannya sebesar Rp 2 juta atau total belanja rumah tangga seluruh Indonesia adalah Rp 1.400 triliun per tahun.
Menurut Amran, pekarangan pangan bergizi dapat berpotensi mengurangi belanja rumah tangga tersebut.
Amran juga optimistis pekarangan pangan bergizi dapat mendorong pergerakan ekonomi di perdesaan.
Ia mencontohkan pangan yang diproduksi di pekarangan dapat disuplai ke sekolah hingga rumah makan.
“Jangan hanya melihat makanan bergizinya. Lihat apa yang bergerak di sekelilingnya. Sayur-sayuran segar, ayam, telur dapat menyuplai bahan baku di sekelilingnya, sehingga ekonomi bergerak di desa,” ujar Amran.
/data/photo/2025/01/08/677e19d6ebd5f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/01/08/677e3a4d55f18.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


