Tanaman: Terong

  • Petani Kalbar Ubah ‘Nasib’ Lewat Program Restorasi Gambut, Alam Sehat Pendapatan Meningkat – Halaman all

    Petani Kalbar Ubah ‘Nasib’ Lewat Program Restorasi Gambut, Alam Sehat Pendapatan Meningkat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Para petani di Kalimantan Barat mulai meninggalkan metode lama dan beralih ke teknik pertanian yang lebih ramah iklim. Perubahan ini terjadi berkat program restorasi gambut yang digagas Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Indonesia dengan dukungan UNOPS.

    Dampaknya nyata. Kebakaran lahan dapat dicegah, sekolah-sekolah terselamatkan, pendapatan petani melonjak hingga 50 persen, dan kondisi gambut yang lebih sehat turut menekan emisi gas rumah kaca.

    Sejak diluncurkan pada tahun 2019, program yang mencakup pelatihan untuk warga desa dan peningkatan infrastruktur kritis, secara dramatis mengurangi risiko kebakaran dan membekali penduduk pada 121 desa di Kalimantan Barat pesisir dengan keterampilan dan sumber daya baru untuk komunitas mereka.

    Bertani Tanpa Membakar

    “Kami belajar bagaimana mengolah tanah tanpa membakar semak dan sisa tanaman dan sekaligus menemukan cara menanam tanaman yang dapat kami jual dengan harga lebih tinggi,” kata Suprapto, seorang petani di desa Limbung yang terletak tepat di selatan Pontianak, ibu kota provinsi.

    “Pelatihan yang kami terima membuat segalanya begitu sederhana,” kata Sumi, yang memimpin kelompok petani perempuan di Jongkat. “Berkat riset pasar oleh BRGM dan mitranya, kami juga belajar tanaman apa yang seharusnya kami tanam untuk mendapatkan uang.”

    PROGRAM RESTORASI GAMBUT – Terong bukan hanya jadi hidangan lezat, tapi juga sumber penghasilan penting bagi petani gambut di Jongkat, Kalimantan Barat. Melalui intervensi BRGM, sebagian besar lahan gambut di sekitar Limbung kembali lembab, memungkinkan para petani menanam sayuran seperti mentimun, tomat, cabai, dan terong. (UNIC Jakarta)

    Limbung dan Jongkat terletak di lahan gambut, lahan basah yang tanahnya sebagian besar terdiri dari bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman yang mati dan membusuk. Dalam kondisi geologis tertentu, gambut akhirnya berubah menjadi batubara.

    Sama seperti lapisan batubara, lahan gambut menyimpan jumlah karbon dioksida yang sangat besar dan berpotensi terbakar. Kebakaran tidak hanya menghancurkan desa dan mata pencaharian petani, tetapi juga melepaskan jumlah karbon dioksida yang substansial.

    Pembakaran semak untuk membersihkan lahan dan sisa tanaman setelah panen menyebabkan 245 kebakaran di daerah sekitar Limbung pada tahun 2021. Angka yang besar mengingat pada tahun 2009 pemerintah melarang petani membakar lahan gambut. “Tetapi saat itu kami tidak mengetahui metode pertanian lain, kami tidak memiliki pilihan,” jelas Suprapto.

    Gambut yang Kembali

    Terong adalah makanan lezat dan tanaman komersial bagi para petani gambut di Jongkat, Kalimantan Barat.

    Melalui intervensi BRGM, sebagian besar lahan gambut di sekitar Limbung kembali lembab, memungkinkan para petani menanam sayuran seperti mentimun, tomat, cabai, dan terong.

    “Pertanian hortikultura benar-benar menguntungkan,” ujar Suprapto. “Pendapatan warga desa yang menjadi bagian dari program ini meningkat setengahnya.”

    Untuk pendapatan tambahan, kata Suprapto, dalam waktu setahun dapat membantu keluarga untuk merenovasi rumah mereka, membeli sepeda motor baru, dan membiayai pendidikan anak-anak mereka.

    Di Jongkat, para petani lokal mengidentifikasi tanaman apa yang paling cocok untuk lahan mereka dan untuk bertani tanpa membakar, dengan dukungan dari BRGM dan organisasi non-pemerintah (LSM) yang dilibatkan oleh UNOPS sebagai bagian dari proyek yang didanai oleh Pemerintah Norwegia.

    Sekitar 20 keluarga mendapatkan pelatihan tentang bertani tanpa membakar dan penggunaan pupuk alami, dan sekarang mereka menunjukkan metode tersebut kepada teman dan keluarga di komunitas lain. “Ada gurauan bahwa baiknya menikahi seseorang dari Jongkat karena Anda akan belajar cara pertanian yang lebih menguntungkan,” kata Sumi dengan senyum.

    Memblokir Kanal, Menyimpan Air

    Melatih warga desa dalam metode bertani tanpa membakar sangat penting untuk menjadikan desa-desa pesisir Kalimantan Barat lebih berkelanjutan. Sama pentingnya adalah meningkatkan infrastruktur irigasi untuk mempertahankan air hujan di lahan gambut.

    Penghalang kanal membantu menyimpan air di daerah lahan gambut selama musim kemarau, menjaga tanah tetap lembab.

    UNOPS menyediakan desain dan pendanaan untuk pembangunan beberapa penghalang kanal percobaan – struktur beton yang menyimpan air di kanal yang melintasi daerah tersebut, membuatnya tersedia sepanjang tahun untuk pemadam kebakaran dan irigasi.

    Irigasi yang lebih baik mencegah tanah retak, mengering, dan membusuk, sehingga mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer. Restorasi gambut juga melibatkan penghijauan daerah tersebut, yang pada gilirannya menjaga tanah tetap lembab dan mengurangi kemungkinan kebakaran dan pelapukan.

    Dengan pendanaan Pemerintah dan desain berdasarkan model UNOPS, BRGM dan mitranya telah membangun 179 penghalang kanal di 27 desa di daerah tersebut.

    BRGM, dengan dukungan dari UNOPS, Kementerian Kehutanan, dan pihak-pihak lainnya, telah melaksanakan proyek-restorasi di 852 desa di Kalimantan, Papua, dan Sumatera. Namun, ribuan lainnya masih memerlukan perhatian.

    “Hasilnya bagus, namun belum cukup,” kata Raharjo.

    Manajer Pelaksana di UNOPS Indonesia, Akira Moretto, mengungkap bahwa keterlibatan komunitas menjadi kunci kesuksesan di setiap tahap.

    “Memantau kebakaran sulit. Memberikan peluang kepada masyarakat dalam bertani tanpa membakar adalah cara yang jauh lebih efektif dalam melindungi lahan gambut serta melawan perubahan iklim sekaligus meningkatkan mata pencaharian. Ini memerlukan komitmen jangka panjang dari semua pihak,” katanya.

    Artikel ini merupakan hasil kerja sama United Nations Indonesia dengan Tribunnews. Untuk informasi lengkap, kunjungi laman resmi UN Indonesia.

  • Daun Ubi Tumbuk, Hidangan Khas Mandailing yang Cara Pembuatannya Berbeda di Berbagai Daerah

    Daun Ubi Tumbuk, Hidangan Khas Mandailing yang Cara Pembuatannya Berbeda di Berbagai Daerah

    Liputan6.com, Medan – Daun ubi tumbuk merupakan salah satu hidangan tradisional yang memiliki cita rasa dan proses pembuatan yang khas. Masakan ini dikenal sebagai kuliner legendaris di Mandailing, Sumatera Utara, sekaligus ditemukan dalam berbagai variasi di sejumlah daerah di Indonesia.

    Mengutip dari berbagai sumber, hidangan ini menggunakan daun ubi jalar atau daun singkong sebagai bahan utama. Daun-daun tersebut ditumbuk halus menggunakan lesung dan alu batu.

    Beberapa daerah menggunakan metode modern menggunakan blender. Setelah ditumbuk, daun dicampur dengan bumbu rempah dan kadang dijemur sebelum dimasak.

    Proses penumbukan membantu melepaskan aroma dan rasa yang khas. Di Sumatera, khususnya dalam masakan Batak dan Karo, daun ubi tumbuk dimasak dengan bumbu tumis rempah.

    Campuran cabai, bawang merah, jahe, lengkuas, kemiri, bawang putih, dan serai menjadi dasar rasanya. Santan dan ikan teri sering ditambahkan untuk memberikan kekayaan cita rasa gurih.

    Beberapa versi juga menggunakan cempokak, sejenis terong kecil yang memberikan rasa pahit khas. Sementara itu, suku Dayak di Kalimantan memiliki cara lebih sederhana dalam mengolah hidangan ini.

    Daun singkong direbus dengan bawang merah, lemak hewani, dan garam. Meskipun bumbunya minimal, hasilnya tetap lezat dengan cita rasa alami daun singkong yang dominan.

     

  • Sejarah dan Keunikan Ayam Taliwang, Ikon Kuliner Lombok

    Sejarah dan Keunikan Ayam Taliwang, Ikon Kuliner Lombok

    Ayam bakar yang semula disebut ayam pelalah berubah menjadi lebih pedas dan kaya rempah. Nama taliwang sendiri diambil dari asal pasukan yang membawa resep awal, sekaligus menjadi penanda lokasi awal penyebarannya di Karang Taliwang.

    Pada 1960-an, seorang perempuan bernama Manawiyah mulai menjual ayam pelalah di pasar Cakranegara. Hidangannya cepat populer, bahkan dikabarkan disantap oleh Jenderal Ahmad Yani sebelum peristiwa G30S/PKI.

    Ayam Taliwang dibuat dari ayam kampung muda yang dibakar setelah direndam bumbu pedas. Penyajiannya selalu dilengkapi dengan plecing kangkung (kangkung dengan sambal terasi) dan beberuk terong (terong mentah dengan sambal).

    Bumbu utamanya terdiri dari cabai merah, bawang putih, kencur, terasi, dan garam. Proses pembakaran memberi aroma khas yang menggugah selera.

    Kini, ayam taliwang tidak hanya menjadi kebanggaan Lombok, tetapi juga telah merambah pasar nasional. Restoran-restoran di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali banyak yang menyajikan hidangan ini.

    Pada 2021, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menetapkan ayam taliwang sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Langkah ini memperkuat upaya pelestarian kuliner yang telah menjadi bagian dari identitas budaya Sasak.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • 3 Rumah Jebol Akibat Banjir di Depok Kemarin

    3 Rumah Jebol Akibat Banjir di Depok Kemarin

    Jakarta

    Hujan deras mengguyur Kota Depok, Jawa Barat, Jumat kemarin. Sebanyak 3 rumah di Kelurahan Pancoran Mas terdampak banjir hingga dinding jebol.

    “Kejadian banjir semalam di RW 15 kelurahan Pancoran Mas. Terdampak 3 rumah bagian dapurnya jebol mengakibatkan puing-puing berserakan,” ujar Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Damkar Kota Depok Denny Romulo dalam keterangan yang diterima, Sabtu (12/4/2025).

    Banjir juga melanda kawasan Taman Induk Cipayung perumahan Griya Labana. Sebanyak 20 rumah sempat terendam.

    “Air setinggi dada orang dewasa jumlah KK terdampak kurang lebih 12 kk atau 50 Orang,” ucapnya.

    Selain itu banjir juga terjadi di sejumlah titik di Kota Depok kemarin hingga malam. Saat ini kondisi banjir sudah surut.

    “(Hari ini) sudah surut,” jelasnya.

    1.⁠ ⁠Air Kali Krukut rata dengan jembatan di Cakbun

    2.⁠ ⁠⁠Jalan Raya KSU, ketinggian banjir 30cm

    4.⁠ ⁠⁠Kawasan Kota Kembang, surut pukul 16:00 WIB

    5.⁠ ⁠⁠Jl Puri Tiara 2 blok B Pancoran Mas, surut 16.28 WIB

    6.⁠ ⁠⁠⁠Puri Tiara Indah Dua, Pancoran Mas

    7.⁠ ⁠⁠Taman Sumur Bandung Cipayung

    8.⁠ ⁠⁠Jl. Bulak timur, RT 04 RW 10, Kel. Cipayung, Kec. Cipayung, Depok

    9.⁠ ⁠⁠Jalan Masjid Al-Ittihad No.119, RT.2/RW.3, Kel. Bojong Pondok Terong, Cipayung, ketinggian banjir sekitar 20 cm.

    10. ⁠⁠Jl. Raya Sawangan, ketinggian banjir 30 cm, dan Jl. Pramuka 2 RT 1 / RW 10, Perempatan Mampang, Kec Pancoran Mas, ketinggian banjir 20 cm

    11. ⁠Jalan Sumur Bandung RT 7

    12. Taman Induk Cipayung perumahan Griya Labana, sebanyak 20 rumah terendam banjir

    13. Pasir Putih banjir dengan ketinggian banjir 1 meter.

    14. Cagar Alam No.15, Kec Pancoran Mas, ketinggian banjir 1 meter.

    15. Perumahan Arsip Kelurahan Mampang, Pancoran Maas

    16. Jl Raya Sawangan perumahan sawangan Asri RT 04 RW 09

    17. RW 15 Kelurahan Panmas

    19. Perumahan Depok Puri Mas

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Harga Anjlok, Petani Ujan Mas Buang Sayuran ke Pinggir Jalan

    Harga Anjlok, Petani Ujan Mas Buang Sayuran ke Pinggir Jalan

    Kepahiang, Beritasatu.com – Kesal akibat anjloknya harga sayuran di pasar seusai Idulfitri, para petani di Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Kepahiang, menggelar aksi protes dengan membuang hasil panen seperti kacang buncis, tomat, dan terong ke jalanan.

    Aksi tersebut menjadi viral di media sosial dan memicu beragam tanggapan dari masyarakat. Para petani mengaku merugi karena harga jual hasil tani mereka tak sebanding dengan modal yang telah dikeluarkan selama masa tanam dan panen.

    Ratusan kilogram sayuran yang dibuang ke jalan itu pun langsung dipungut warga sekitar dengan penuh antusias. Mereka menganggap sayuran segar tersebut sebagai berkah tak terduga di tengah naiknya harga kebutuhan pokok.

    Tak hanya petani, para pengepul juga ikut membuang hasil panen milik petani ke jalan sebagai bentuk solidaritas terkait harga sayuran yang ajlok. Mereka berharap pemerintah segera memberikan solusi nyata atas persoalan ini.

    Kepala Dusun Desa Suro Muncar, Bentar Prapasta, membenarkan adanya aksi tersebut. Ia menyebut protes ini diikuti oleh petani dari berbagai wilayah dan dilakukan secara sukarela sebagai bentuk kekecewaan terhadap harga sayuran anjlok.

    “Mereka membuang sayuran sebagai bentuk protes. Kami berharap aksi ini mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten hingga pemerintah provinsi,” ujar Bentar pada Rabu (9/4/2025).

    Sementara itu, di kawasan pertanian Kabawetan, para petani juga melakukan aksi damai dengan menaruh sayuran di depan rumah masing-masing. Mereka mempersilakan masyarakat yang membutuhkan untuk mengambil sayuran tersebut secara gratis, bahkan tanpa perlu izin terlebih dahulu.

    Aksi ini menjadi tanda keresahan para petani terkait anjloknya harga sayuran seusai Lebaran, dan berharap ada solusi konkret dari pemerintah.

  • VIDEO Mencicipi Sensasi Sambal Seruit Buk Lin, Kuliner Khas Bandar Lampung Favorit Selebriti – Halaman all

    VIDEO Mencicipi Sensasi Sambal Seruit Buk Lin, Kuliner Khas Bandar Lampung Favorit Selebriti – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG – Puluhan foto selebriti dan tokoh ternama terpajang di dinding restoran Sambal Seruit Buk Lin, menandai popularitasnya sebagai ikon kuliner khas Lampung.

    Dari Vincent Rompies, Zaskia Sungkar, Shireen Sungkar, Boy William, Charly Vam Houten, band Fourtwenty, dan Kangen band hingga Rocky Gerung, banyak wajah terkenal yang pernah mencicipi kelezatan seruit khas Lampung di sini.

    Di bulan Ramadan, restoran ini semakin diserbu pelanggan.

    Bahkan, bagi yang ingin berbuka puasa di Seruit Buk Lin, reservasi menjadi keharusan.

    “Kalau bulan puasa, ramai, wajib reservasi. Kalau enggak, sulit dapat meja,” ujar Fadly, General Manager Seruit Buk Lin, saat ditemui, Jumat (21/3/2025) malam.

    Rahasia Kelezatan Sambal Seruit Buk Lin

    Aroma sambal terasi yang menggoda, sensasi pedas yang menyengat, dan gurihnya ikan seluang yang renyah berpadu sempurna dalam satu cobek batu.

    Itulah sambal seruit, makanan khas Kota Bandar Lampung yang kini semakin populer, terutama di Seruit Buk Lin—restoran yang selalu dipadati pelanggan saat bulan Ramadan.

    Tim liputan mudik Tribunnews berkesempatan mampir ke restoran Sambal Seruit Buk Lin, di Jalan Ir. H. Juanda, Pahoman, Engal, Kota Bandar Lampung, pada Jumat (21/3/2025) malam.

    Saat itu suasana Seruit Buk Lin begitu ramai.

    Hampir setiap meja penuh oleh pelanggan yang menikmati sajian khas ini selepas berbuka puasa.

    Bukan tanpa alasan restoran ini begitu diburu.

    Rasa otentik dan resep turun-temurun membuat sambal Seruit Buk Lin menjadi ikon kuliner khas Lampung yang digemari warga lokal hingga selebriti.

    Apa yang membuat sambal seruit di sini begitu istimewa?

    Sambal seruit terbuat dari sambal terasi yang dicampur dengan sejumlah bahan.

    Di antaranya, fermentasi daging durian atau tempoyak, terong, ikan seluang, dan daging ikan patin.

    Semua bahan-bahan itu diaduk hingga menyatu dengan sambal seruit yang ditempatkan di atas cobek batu.

    Seruit Buk Lin menggunakan bahan-bahan khas yang menciptakan harmoni rasa yang unik:

    Sambal terasi tanpa tomat – Rasa pedasnya lebih tajam dan khas.
    Rampai (cabai hijau kecil khas Sumatera) – Memberi sensasi segar dan pedas alami.
    Tempoyak – Memberikan rasa asam manis yang menggugah selera.
    Ikan seluang goreng krispi – Menambah tekstur gurih saat disantap.
    Ikan patin suwir.

    Semua bahan ini dicampur dan diaduk langsung di atas cobek batu, menciptakan tekstur dan cita rasa yang khas.

    “Sebelum dicampur menu lain, ini sebenarnya hanya sambal terasi saja.”

    “Tapi yang bikin beda, sambalnya tidak menggunakan tomat, tapi pakai rampai,” jelas Fadly.

    Saat mencicipinya, ada sensasi pedas yang menggigit, lalu disusul dengan rasa gurih dari ikan seluang dan semburat asam manis khas tempoyak. 

    Untuk melengkapi pengalaman bersantap, seruit ini disajikan dengan lalapan segar seperti daun kemangi dan ketimun.

    Perjalanan Panjang Ellynawati Bangun Sambal Seruit Buk Lin

    Popularitas Seruit Buk Lin tak hanya di kalangan warga lokal, tetapi juga pemudik dan wisatawan yang ingin mencicipi kuliner khas Lampung.

    Fadly pun menyarankan, untuk masyarakat yang hendak berbuka puasa di restoran Seruit Buk Lin harus melakukan reservasi.

    Pasalnya, warung makan yang berdiri sejak tahun 2022 ini kerap diserbu warga.

    Keberhasilan Seruit Buk Lin ini tidak datang dalam sekejap.

    Ellynawati, pemilik restoran, mengaku telah empat kali berganti usaha sebelum akhirnya menemukan kesuksesan dengan seruit.

    “Saya sudah tiga kali gonta-ganti usaha kuliner.”

    “Jatuh bangun, gagal, tapi saya terus mencoba,” kenang Ellynawati.

    Bagi Ellynawati, kegagalan adalah bagian dari perjalanan.

    “Saya merasakan jatuh bangunnya, sampai akhirnya yang keempat ini, Seruit Buk Lin yang berhasil sampai saat ini,” ucapnya.

    “Yang penting itu kita tidak meratapi kegagalan, tapi mencoba lagi, coba terus,” tambahnya.

    Kini, kerja kerasnya terbayar.

    “Saya bangga sambal seruit ini bukan hanya dikenal di Lampung, tapi orang-orang dari kota lain juga tahu dan bisa mencicipi,” tuturnya.

    Ia bahkan didapuk sebagai Duta Seruit oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung karena dianggap sebagai pelopor dalam mengenalkan makanan khas daerah ini ke skala nasional.

    “Sambal Seruit Buk Lin dianggap sebagai pelopor sambal seruit, makanan khas Kota Bandar Lampung.”

    “Dari situ diharapkan bisa mengembangkan UMKM lainnya, terutama usaha sambal seruit,” jelasnya.

    Saat ini, restoran Seruit Buk Lin memiliki dua cabang, yakni cabang Pahoman dan cabang Korpri yang berlokasi di kawasan Harapan Jaya, Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung.

    Saksikan video lengkap liputannya hanya di kanal YouTube Tribunnews.(*)

  • Jaktim siap gandeng pelaku tawuran untuk kembangkan “urban farming”

    Jaktim siap gandeng pelaku tawuran untuk kembangkan “urban farming”

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Timur siap menggandeng pelaku tawuran untuk mengembangkan pertanian perkotaan (urban farming) dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dan menjaga lingkungan.

    “Termasuk juga teman-teman yang kemarin pernah melakukan tawuran, saya akan ajak mereka melakukan giat ‘urban farming’. Agar mereka melihat bagaimana bertani ternyata asik dan juga bisa benefit,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah di Jakarta, Kamis.

    Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur juga akan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk pengelolaan “urban farming” dan memberikan penyuluhan terkait jenis tanaman serta cara meningkatkan produksi.

    “Saya akan berpatokan dan melakukan tolak ukur (benchmark) ke IPB, saya akan ajak komunitas-komunitas penggiat ‘urban farming’,” ujar Iin.

    Pemkot Jakarta Timur juga akan membuat wisata agro yang digunakan untuk belajar “urban farming”.

    Wisata agro merupakan wisata yang memanfaatkan kawasan pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan sebagai daya tarik wisata.

    “Nanti kita bikin wisata agro yang sifatnya paketnya adalah belajar tentang ‘urban farming’. Karena kita semua kecamatan punya titik itu. Memang yang terbanyak ada di Cipayung, di sana untuk daerah luasannya. Tetapi semua kecamatan punya titik ‘urban farming’,” katanya.

    Sebelumnya, Pemkot Jakarta Timur (Jaktim) melakukan panen serentak sebanyak 2,9 ton cabai hingga ikan di 100 titik yang ada di sepuluh kecamatan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    “Panen serentak hari ini di Jakarta Timur ada 100 titik dengan total 2,9 ton baik itu berupa cabai, sayur-sayuran dan ada juga tadi ikan,” katanya dalam acara panen serentak di Lahan Pertanian Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (19/3).

    Komoditas yang dipanen meliputi 2,3 ton dari komoditas pertanian seperti cabai, kangkung, terong, pakcoy, tomat, brokoli dan lainnya. Sedangkan komoditas perikanan sebanyak 599 kilogram (kg) seperti ikan nila, mujair, patin dan lele.

    Lahan “urban farming” yang menjadi lokasi panen beragam, mulai dari lingkungan permukiman, Kelompok Tani (Poktan), Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), atap atau “rooftop” perkantoran pemerintah dan swasta hingga kolong Tol Becakayu.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • DKI salurkan bibit cabai dan sayur ke warga wujud ketahanan pangan

    DKI salurkan bibit cabai dan sayur ke warga wujud ketahanan pangan

    misalnya setiap rumah punya empat aja pohon cabai, sudah tidak usah belanja lagi

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menginstruksikan untuk menyalurkan bibit cabai dan sayur-sayuran kepada warga sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan.

    “Saya menginstruksikan dinas terkait untuk menyerahkan bibit kepada masyarakat Jakarta misalnya cabai, tomat, kangkung mulai sekarang untuk ketahanan pangan,” kata Rano pada panen serentak di Lahan Pertanian Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu.

    Rano menyebut Jakarta memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan, terutama di bidang hortikultura dan perikanan.

    Selain itu, pertanian perkotaan yang berkelanjutan juga dapat mendukung kesejahteraan penduduk dan keberlanjutan lingkungan masyarakat ke depannya.

    “Artinya Jakarta itu dengan pertanian itu sangat dekat dan memang pertanian di Jakarta itu lebih kepada pertanian perkotaan (urban farming), bukan seperti wilayah lain,” ujar Rano.

    Menurut Rano, masyarakat bisa melakukan urban farming di rumah masing-masing ataupun lingkungan sekitar.

    Hal ini sebagai upaya mendukung ketahanan pangan Jakarta, memenuhi kebutuhan sayur dan buah di rumah tangga, dan membawa dampak positif terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan penduduk kota.

    “Saya sangat yakin ibu-ibu kalau misalnya setiap rumah punya empat aja pohon cabai, sudah tidak usah belanja lagi. Artinya setiap ruang kalau kita bisa memanfaatkan Insyaallah akan menghasilkan,” ucap Rano.

    Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, pihaknya terus melakukan upaya Pemprov DKI Jakarta untuk pemenuhan pangan masyarakat.

    “Ini pangan keluarga. Kenapa? Tadi arahan bapak Wakil Gubernur Rano juga jelas ya bahwa kalau seluruh masyarakat Jakarta kita bagi benih tanaman-tanaman hortikultura, tentu mereka tidak perlu lagi belanja ke pasar, itu yang pertama,” kata Suharini.

    Lalu, Pemprov DKI Jakarta juga melakukan penguatan kerja sama antar daerah dengan memperbanyak stok pangan bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pangan terkait.

    Adapun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan panen serentak sebanyak 20 ton cabai hingga ikan di 266 titik yang ada di enam wilayah Jakarta menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Komoditas yang dipanen meliputi sayuran seperti cabai, bawang merah, kangkung, bayam, tomat, terong, buah-buahan, tanaman pangan, dan ikan.

    Tujuan panen serentak ini tentunya meningkatkan pasokan dan ketersediaan pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, sekaligus mendukung program Astacita Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • 8
                    
                        Jakarta Panen Raya 20 Ton Pangan, Rano Karno Minta Dibagikan ke Warga yang Membutuhkan
                        Megapolitan

    8 Jakarta Panen Raya 20 Ton Pangan, Rano Karno Minta Dibagikan ke Warga yang Membutuhkan Megapolitan

    Jakarta Panen Raya 20 Ton Pangan, Rano Karno Minta Dibagikan ke Warga yang Membutuhkan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
     – Pemerintah Provinsi Jakarta melaksanakan
    panen raya
    yang menghasilkan 20 ton pangan dari enam wilayah kota dan kabupaten.
    Hasil panen ini terdiri dari berbagai jenis tanaman hortikultura, termasuk cabai, sayur-sayuran, tomat, terong, serta ikan.
    Wakil Gubernur Jakarta
    Rano Karno
    meminta kepada para Wali Kota dan Bupati untuk membagikan hasil panen raya tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan.
    “Hasil yang kami hasilkan 20 ton ini, saya minta didistribusikan kepada masyarakat yang memang membutuhkan,” ungkap Rano Karno di lahan pertanian Pulogebang, Rabu (19/3/2025).
    Rano juga menjelaskan, tujuan dari program
    urban farming
    di Jakarta bukanlah semata-mata untuk aspek ekonomi, melainkan untuk menjaga lingkungan.
    “Nah itulah saya berterima kasih dengan IPB yang telah mendampingi kita, memberikan penyuluhan kepada petani-petani amatir kita tapi mempunyai karakter dan semangat luar biasa,” ujar Rano Karno.
    Selain tanaman hortikultura, Rano juga mengimbau agar ada penanaman tanaman pendamping beras sebagai langkah antisipasi terhadap potensi krisis pangan di masa depan.
    “Kalau bisa kami menanam, tanaman pendamping beras, mudah-mudahan tidak terjadi tapi mungkin saja satu saat kita akan krisis masalah pangan beras akan menjadi risiko. Karena itu saya lihat di sini sudah ada jagung,” tuturnya.
    Adapun panen raya merupakan hasil dari lahan pertanian milik pemerintah kota atau kabupaten yang ada di Jakarta. 
    Selain itu, lahan pertanian tersebut di kelola langsung oleh pemkot dan pemkab, seperti ditanami tanaman holtikultura hingga perternakan.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemprov DKI panen serentak 20 ton cabai hingga ikan di 266 titik

    Pemprov DKI panen serentak 20 ton cabai hingga ikan di 266 titik

    tidak usah dijual, bagi-bagi dengan masyarakat di sekitar Wali Kota

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan panen serentak sebanyak 20 ton cabai hingga ikan di 266 titik yang ada di enam wilayah Jakarta menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    “Hari ini saya melakukan panen di rumah kaca (greenhouse) dengan sistem pertanian pintar (smart farming). Hari ini memang panen raya serentak di beberapa kota madya bahkan di Kepulauan Seribu yang terdaftar di 266 titik dengan potensi hasil sekitar 20 ton segala macam aspek mulai cabai sampai ada ikan,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno di lahan pertanian Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu.

    Komoditas yang dipanen meliputi cabai, bawang merah, kangkung, bayam, tomat, terong, buah-buahan, tanaman pangan, dan ikan.

    Tujuan panen serentak ini tentunya meningkatkan pasokan dan ketersediaan pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, sekaligus mendukung program Astacita Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan.

    Peserta panen serentak 2025 ini terbanyak 1.330 orang yang terdiri atas kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), masyarakat penggiat tanaman perkotaan (urban farming), pembudidaya ikan, dan unsur Pemerintah Kota se-Jakarta.

    “Salah satu tujuan utama dari kegiatan ini bukan kepada ekonomisnya, tapi menjaga lingkungannya. Setelah kita menjaga lingkungan, pasti ekonomis akan lahir dengan sendirinya,” ujar Rano.

    Selain itu, Rano meminta hasil panen serentak ini dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

    “Hasil panen tidak usah dijual, bagi-bagi dengan masyarakat di sekitar Wali Kota distribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan, 20 ton itu bukan nilai yang kecil. Sekarang kita bagi-bagi menjelang Hari Raya Idul Fitri,” ucap Rano.

    Rano mengimbau kepada jajarannya di seluruh wilayah administratif agar terus bersinergi dalam menjaga stabilitas stok dan harga pangan sehingga warga Jakarta terjamin ketersediaan pangan terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri hingga akhir tahun.

    Adapun Lokasi panen yang terdaftar di 266 titik itu yakni di lahan pertanian Pulo Gebang (Jakarta Timur), Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Selaras, Komplek Angkasa Pura (Jakarta Pusat), Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kembangan (Jakarta Barat), Taman Sehati Pesanggrahan (Jakarta Selatan), rooftop gedung parkir Wali Kota (Jakarta Utara), dan Pokdakan Tidung Mandiri, Pulau Tidung (Kepulauan Seribu).

    Panen serentak ini turut disaksikan secara daring (online) bersama Pemerintah Kota se-Jakarta dan jajaran Institut Pertanian Bogor (IPB) yang merupakan mitra kerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam hal ini memberikan pengetahuan dan penyuluhan terkait penanaman di Jakarta.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025