Program Sekolah Swasta Gratis di Depok Tahun Ini Hanya untuk Siswa Kelas 7
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com
– Wali Kota
Depok
Supian Suri menekankan, program
sekolah swasta gratis
akan diberlakukan khusus untuk murid baru kelas 7 terlebih dahulu di tahun ajaran 2025-2026.
“Ini karena kita sebut rintisan (sekolah swasta gratis), kita hanya menggratiskan untuk kelas 7 (tahun ini),” ucap Supian setelah dikonfirmasi, Rabu (25/6/2025).
Nantinya, program sekolah swasta gratis ini akan diberlakukan secara bertahap selama dua tahun ke depan untuk murid kelas 8 dan 9.
“Tahun depan murid kelas 7-nya kan naik ke kelas 8, berarti kita bertanggung jawab untuk kelas 7 dan kelas 8. Lalu di tahun berikutnya lagi berarti sudah semuanya kita gratiskan, ya dimulai dari sekarang,” ungkap Supian.
Mulai tahun ajaran baru ini, sebanyak 33 SMP swasta akan mendukung program sekolah gratis dan tidak akan membebankan biaya operasional terhadap murid.
Nantinya, Pemkot Depok akan memberi subsidi Rp 3 juta setahun kepada para penerima manfaat.
“Kedepan, memang tidak ada lagi uang pembangunan dan yang lainnya. Artinya, anak-anak yang masuk sekolah swasta gratis ini tidak ada lagi beban apa-apa yakni. Benar-benar semua dibiaya oleh pemerintah,” ucap Supian.
“Dan kita tidak mengizinkan sekolah swasta ini untuk pemungutan apapun di luar itu, tidak ada lagi,” lanjut dka.
Perlu diketahui, kebijakan ini dapat dilakukan setelah agenda penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Wali Kota Depok Supian Suri dan perwakilan yayasan masing-masing sekolah pada Selasa (24/6/2025).
Supian memastikan, bentuk kerjasama Pemkot Depok dan puluhan SMP swasta ini telah tersebar di seluruh kecamatan.
“Kalau tersebar di 11 kecamatan memang sudah, tetapi belum tersebar di seluruh kelurahan. Artinya, ada satu kelurahan yang ada dua sekolah ini, tapi juga ada satu kecamatan yang masih sangat terbatas jumlah sekolah yang melakukan MoU,” ungkap Supian.
Adapun dengan tambahan 33 sekolah swasta gratis ini, kini Depok memiliki total 67 SMP yang digratiskan, terdiri dari 34 SMP negeri dan 33 sekolah swasta. Seluruh biayanya ditanggung oleh Pemkot.
Berikut daftar 33 sekolah swasta penerima program tersebut:
1. SMPIT Darul Barokah (Jati Mulya)
2. SMP Gelora Depok (Grogol)
3. SMP Pelita Dua Depok (Pancoran Mas)
4. SMPIT Al-Yusufiyah (Pengasinan)
5. SMP Islam Al Hasanah (Pancoran Mas)
6. SMP Tarbiyah Islamiyah (Beji)
7. SMP Tirta Jaya (Tirta Jaya)
8. SMP Islam Nusantara (Pancoran Mas)
9. SMP Bina Adzkia (Serua)
10. SMP Islam Cakra Nusantara (Limo)
11. SMPIT As Shof (Kalimulya)
12. SMP Sholihin (Cilangkap)
13. SMP Islam Nurul Hayat (Bojong Pondok Terong)
14. SMP Islam Darul Qur’an (Bedahan)
15. SMPIT Al Muawwanah (Cimpaeun)
16. SMP La Royba Islamic School (Grogol)
17. SMPIT Misbaahussuduur (Jati Mulya)
18. MTS YPPD ((Depok)
19. SMP Cahaya Bangsa Nurul Huda (Tapos)
20. SMP Permata (Pancoran Mas)
21. SMP Islam Hidayatul Islam (Pasir Putih)
22. SMP 20 Mei Raudlatussaadah (Tugu)
23. SMPIT Maulana Abbasyiah (Bojong Pondok Terong)
24. SMP Fajar Plus (Cipayung)
25. SMP PGRI Depok Jaya (Depok Jaya)
26. SMP Islam Arrihlah (Duren Seribu)
27. SMPIT Darus Sholihin (Bedahan)
28. SMP Tunas Bangsa (Kalibaru)
29. MTS Al Hidayah Arco (Duren Seribu)
30. SMP Musa Bhakti (Pengasinan)
31. SMP Karya Putra Bangsa (Cimpaeun)
32. SMP Said Yusuf (Rangkapan Jaya Baru)
33. SMP Hidayatul Athfal (Cinere).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tanaman: Terong
-
/data/photo/2025/06/24/685a05fc51280.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gibran Cek Pasar Rogojampi, Pedagang Keluhkan Pasar Sepi dan Harga Tinggi Nasional 24 Juni 2025
Gibran Cek Pasar Rogojampi, Pedagang Keluhkan Pasar Sepi dan Harga Tinggi
Tim Redaksi
BANYUWANGI, KOMPAS.com
– Wakil Presiden (Wapres) RI
Gibran Rakabuming Raka
meninjau
Pasar Rogojampi
di sela-sela kunjungan kerjanya di
Banyuwangi
, Jawa Timur, Selasa (24/6/2025).
Pantauan Kompas.com di lokasi sekitar pukul 07.05 WIB, Gibran tiba dengan memakai kemeja krem dan celana hitam.
Ia meninjau lokasi pasar bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Setibanya di pasar, Gibran disambut antusias warga dan pedagang.
Tampak, warga sudah berjejer sambil memegang ponsel menunggu kedatangan Gibran.
Tak sedikit warga yang memegang ponsel untuk mengajaknya berfoto.
Sesekali, Gibran pun turut menyapa dan berfoto bersama warga setempat.
Selama berada di pasar, Gibran juga berkeliling untuk berbincang dan berbelanja di pasar tersebut.
Tampak, Gibran sempat membeli ikan, sayuran, hingga buah sembari berbincang bersama para pedagangnya.
Salah satunya, Gibran sempat membeli ikan tuna di pasar itu.
Penjual ikan, Sadik (43), mengungkapkan Gibran di situ membeli 5 kilo ikan tuna.
Sadik menyebut ikan tuna dijualnya dengan harga 50.000 per kilogram.
“Beli ikan tuna 5 kilogram,” ujar Sadik di lokasi.
Menurut Sadik, Gibran sempat menanyakan harga tuna yang tinggi kepadanya.
Dia pun menjelaskan, harga ikan tuna memang sedang mahal.
“Bilang gini, ‘kok mahal’. Iya efeknya kan barang-barang itu mahal jadinya jualan lebih gitu,” ujar Sadik.
Sadik pun berharap pemerintah lebih memerhatikan para pedagang kecil, khususnya di Banyuwangi.
Sebab, menurutnya, sudah cukup lama Pasar Rogojampi cukup sepi.
“Sudah lama ya sepi ini, ya mulai hari raya dulu ya (naik) sampai sekarang ini,” tambahnya.
Terpisah, salah satu pedagang sayuran mengungkap, Gibran sempat membeli bawang merah dan terong di tokonya.
“(Bawang) 5 kilo. Sama terong,” ucap dia.
Pedagang itu mengungkap harga bawang merah sedang naik.
Biasanya harga per kilo sekitar Rp 26.000 sampai Rp 28.000. Namun, saat ini mencapai Rp 40.000 per kilo.
“Itu naik. Harga awalnya kan 26.000 28.000. Sekarang 40.000,” ujarnya.
Bapak paruh baya itu pun menyampaikan harapan agar pemerintah dapat menurunkan
harga bahan pokok
.
“Mungkin ada program lain, mungkin bisa minta turun harga mungkin. Barang kali barang kali ya semoga saja iya,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Dukung Ketahanan Pangan, Bhabinkamtibmas Sambibulu Cek Perkembangan Lahan Hortikultura Warga
Sidoarjo (beritajatim.com) – Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan swasembada pangan mandiri yang dicanangkan oleh Polresta Sidoarjo Polda Jawa Timur, Bhabinkamtibmas Desa Sambibulu, Aiptu Choirul, melaksanakan kegiatan pengecekan perkembangan lahan hortikultura milik warga di Dusun Sambiroto, RT 14 RW 3, Desa Sambibulu, Kecamatan Taman, pada Selasa (17/6/2025).
Kegiatan ini merupakan implementasi arahan Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol. Christian Tobing, yang mendorong peran aktif personel kepolisian dalam mendukung ketahanan pangan lokal melalui pendekatan berbasis komunitas. Fokus pemantauan dilakukan pada lahan hortikultura milik warga bernama Ihsan, yang telah menanami pekarangannya dengan berbagai tanaman produktif seperti terong, cabai, gambas, mentimun, jambu merah, jambu kristal, dan jeruk nipis.
Selain melakukan pengecekan, Aiptu Choirul juga memberikan motivasi kepada pemilik lahan dan warga sekitar agar terus bersemangat dalam mengembangkan pekarangan menjadi lahan produktif. Ia juga mengimbau agar warga aktif berkomunikasi dengan perangkat desa bila mengalami kendala dalam bertani.
“Kami siap membantu dan menjadi penghubung apabila ada kebutuhan atau hambatan yang dihadapi warga dalam menjalankan kegiatan pertanian di pekarangan rumah. Ini bagian dari komitmen Polri untuk mendukung ketahanan pangan yang tercanang pada Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan arahan Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing,” ujar Aiptu Choirul.
Pemilik lahan, Ihsan, menyambut baik dukungan dari Bhabinkamtibmas. Ia mengaku termotivasi untuk terus mengembangkan kebun hortikultura miliknya agar dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi lingkungan sekitar.
“Saya senang dan merasa diperhatikan. Kehadiran Pak Bhabin memberi semangat baru bagi saya dan warga lain untuk terus mengembangkan lahan pekarangan agar bisa bermanfaat, bukan hanya untuk keluarga tapi juga lingkungan sekitar,” ucapnya. [isa/beq]
-

Panen Terong dan Lele, Lapas Mojokerto Buktikan WBP Dukung Ketahanan Pangan
Mojokerto (beritajatim.com) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto terus menunjukkan kontribusinya dalam mendukung ketahanan pangan nasional serta pembinaan kemandirian warga binaan pemasyarakatan (WBP). Dalam dua hari berturut-turut, Lapas Mojokerto sukses menggelar panen komoditas terong dan lele hasil budidaya WBP di lingkungan lapas.
Pada Kamis (12/6/2025), puluhan kilogram terong berhasil dipanen dari kebun produktif yang dikelola oleh para WBP di bawah pengawasan dan pendampingan petugas pembinaan. Kepala Lapas Kelas IIB Mojokerto, Rudi Kristiawan, menyampaikan bahwa panen ini merupakan bukti keberhasilan program pertanian produktif di dalam lapas.
“Panen terong ini menunjukkan bahwa pembinaan di lapas tidak sia-sia. Selain membekali keterampilan bercocok tanam, kegiatan ini juga mendukung program ketahanan pangan yang menjadi prioritas nasional,” ujar Rudi Kristiawan.
Terong dipilih sebagai komoditas utama karena mudah dibudidayakan, bernilai gizi tinggi, dan memiliki potensi pasar yang luas. Para WBP dilatih tidak hanya dalam aspek teknis pertanian, tetapi juga dalam hal perencanaan, kerja keras, dan tanggung jawab. Hasil panen dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dapur lapas, sekaligus menjadi sarana edukasi serta peluang unit usaha pertanian di masa depan.
Sehari sebelumnya, pada Rabu (11/6/2025), Lapas Mojokerto juga menggelar panen lele di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE). Budidaya lele ini merupakan bagian dari implementasi 13 Program Akselerasi Kementerian Hukum dan HAM, terutama dalam aspek penguatan ketahanan pangan dan pembinaan kemandirian.
“Panen lele ini adalah bentuk konkret dari pelaksanaan program akselerasi. Kami ingin menciptakan warga binaan yang produktif, mandiri, dan siap kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan yang bermanfaat,” tambah Rudi.
Kegiatan budidaya lele melibatkan proses pembesaran, perawatan hingga panen secara konsisten oleh para WBP dengan pendampingan intensif dari petugas. Selain menambah keterampilan teknis, kegiatan ini juga menanamkan nilai kerja sama, kedisiplinan, dan tanggung jawab.
Dengan semangat Produktif di Balik Jeruji, Lapas Kelas IIB Mojokerto membuktikan bahwa pembinaan warga binaan bukan sekadar formalitas, tetapi merupakan proses nyata yang berdampak positif bagi individu, institusi, dan masyarakat luas. [tin/beq]
-

Gejala Keracunan Kentang Bertunas, Segera ke RS Sebelum Telat
Jakarta – Kentang merupakan sayuran bergizi dan serba guna serta kaya akan serat, vitamin dan mineral. Meskipun aman untuk dimakan, kentang yang bertunas atau memiliki bintik-bintik hijau mengandung racun alami yang dapat membuat seseorang jatuh sakit setelah dikonsumsi.
Dikutip dari Healthline, kentang merupakan sumber alami solanin dan chaconin, dua senyawa glikoalkaloid yang secara alami ditemukan dalam berbagai makanan lain, termasuk terong dan tomat.
Dalam jumlah kecil, glikoalkaloid dapat memberikan manfaat kesehatan, termasuk sifat antibiotik dan efek penurun kadar gula darah dan kolesterol. Namun, senyawa ini dapat menjadi racun jika dikonsumsi secara berlebihan.
Pada dosis rendah, konsumsi glikosida yang berlebihan biasanya menyebabkan:
muntahdiaresakit perutsakit kepalagelisah
Bila dikonsumsi dalam jumlah besar, dapat menyebabkan tekanan darah rendah, denyut nadi cepat, demam, sakit kepala, kebingungan, dan dalam beberapa kasus, bahkan kematian.
Ada beberapa kasus kematian langka setelah memakan kentang beracun, menurut sebuah studi tahun 2024 dalam Journal of Experimental and Basic Medical Sciences, gejala biasanya muncul dalam beberapa jam, tetapi dalam beberapa kasus bisa memakan waktu hingga satu hari.
Keracunan kentang bertunas dapat diminimalisir dengan hanya membeli kentang saat membutuhkannya dan menyimpan kentang di wadah yang sejuk dan kering.
Kentang harus disimpan dalam wadah yang dapat menyerap udara. Jangan simpan kentang dalam wadah tertutup. Jika sudah ragu dengan kondisi kentang, jangan dimakan, buang saja.
(kna/kna)
-

Dorong Ketahanan Pangan, Bhabinkamtibmas Polsek Buduran Dampingi Petani Terong
Sidoarjo (beritajatim.com) – Bhabinkamtibmas Desa Sidokepung, Aipda Adi Maret, melaksanakan kegiatan pendampingan kepada para petani terong di wilayah Kecamatan Buduran, Minggu (8/6/2025).
Upaya program ketahanan pangan Polresta Sidoarjo Polda Jatim ini berlangsung di ladang milik petani lokal dan bertujuan memberikan motivasi, edukasi, serta dukungan langsung kepada para petani dalam merawat tanaman terong mereka.
Aipda Adi Maret tak hanya hadir untuk memantau kondisi lahan, tetapi juga aktif memberikan arahan agar hasil panen lebih maksimal.
“Dengan dukungan dari Bhabinkamtibmas, para petani merasa lebih semangat dan percaya diri. Kami jadi lebih paham cara merawat tanaman agar hasilnya lebih baik,” ucap Agus salah satu petani terong di Sidokepung.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program 1 Ketahanan Pangan yang dicanangkan Polresta Sidoarjo melalui Polsek Buduran. Aipda Adi Maret menjelaskan bahwa keterlibatan Polri, khususnya Bhabinkamtibmas, bukan hanya menjaga keamanan dan ketertiban, tetapi juga mendorong kesejahteraan masyarakat melalui sektor pertanian.
Hasil dari pendampingan ini menunjukkan respon positif dari masyarakat. Para petani kini semakin termotivasi dalam menjaga kualitas tanaman dan hasil panen. Langkah ini dinilai efektif dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis lokal, sekaligus meningkatkan ekonomi warga.
“Polisi Cinta Petani hadir di tengah masyarakat tidak hanya sebagai penegak hukum, tapi juga sebagai mitra strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan yang bergizi dan berkelanjutan,” tambah Aipda Adi Maret.
Kehadiran Bhabinkamtibmas yang aktif mendampingi dan memberi edukasi pertanian seperti ini mendapat sambutan hangat dari warga.
Diharapkan kegiatan serupa dapat terus berlanjut dan diperluas ke desa-desa lain sebagai bagian dari program nasional Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan arahan Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing, dalam mewujudkan swasenbada pangan mandiri. [isa/aje]
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4403143/original/011513700_1682004759-Bukit_Panenjoan_Salem.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Filosofi Adep-Adep Khas Brebes, Simbol Harmoni dalam Keragaman Rasa
Liputan6.com, Brebes – Adep-adep, hidangan tradisional khas Bumiayu, Kabupaten Brebes, tidak hanya merupakan sajian kuliner biasa. Dalam susunan nasinya yang dikelilingi berbagai sayuran dan lauk, terkandung filosofi mendalam tentang persatuan dalam perbedaan.
Hidangan ini secara khusus disajikan pada momen-momen penting tertentu. Adep-adep merepresentasikan kehidupan masyarakat agraris Jawa Tengah yang menjunjung tinggi nilai keseimbangan dan kebersamaan.
Mengutip dari berbagai sumber, adep-adep disajikan dalam wadah tampah dengan nasi sebagai pusat yang dikelilingi aneka sayuran seperti kacang panjang, petai, jengkol, selada, terong, dan daun singkong. Berbeda dengan tumpeng yang berbentuk kerucut, adep-adep memiliki bentuk datar yang melambangkan kesetaraan dan kesederhanaan.
Penataan sayuran yang berselang-seling secara melingkar di atas nasi mencerminkan harmoni dalam keberagaman. Setiap bahan memiliki karakteristik rasa yang berbeda, namun ketika dikombinasikan menghasilkan cita rasa yang unik dan seimbang.
Keberadaan petai dan jengkol dalam adep-adep memiliki makna khusus. Kedua bahan ini dikenal memiliki aroma kuat dan rasa khas yang tidak disukai semua orang.
Masyarakat Brebes memaknainya sebagai simbol lika-liku kehidupan yang tidak selalu mudah, namun harus dihadapi bersama-sama. Dalam konteks pernikahan, penyajian adep-adep mengandung pesan bahwa kehidupan rumah tangga akan diwarnai suka dan duka, sebagaimana rasa petai dan jengkol yang terkadang sulit diterima.
-

Kirab Tumpeng Raksasa Warnai Hari Lahir Pancasila di Ponorogo
Ponorogo (beritajatim.com) – Suasana dan perayaan berbeda terasa di pusat kota Ponorogo, dalam perayaan Hari Lahir Pancasila.
Kegiatan perayaan itu dimulai pada Sabtu (30/5/2025) kemarin di sepanjang Jalan Urip Sumoharjo Kelurahan Mangkujayan Ponorogo.
Ribuan warga pun tumpah ruah di jalan tersebut. Mereka bukan sekadar menonton kirab peringatan hari lahir Pancasila, tapi juga ikut berebut hasil bumi dari tumpeng raksasa yang diarak keliling tersebut.
Ya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo mengemas peringatan Hari Lahir Pancasila dengan cara unik. Tak lagi sekadar upacara seremonial. Kali ini, tumpeng besar berisi aneka hasil tani diarak dan diperebutkan warga dalam suasana penuh kegembiraan.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengungkapkan bahwa kegiatan ini tidak sekadar meriahkan Hari Lahir Pancasila. Kirab tumpeng juga menjadi wadah menumbuhkan kebanggaan terhadap hasil tani lokal dan bentuk kearifan budaya masyarakat.
“Ini bentuk gotong royong yang nyata. Kita rayakan Pancasila dengan cara rakyat, sederhana tapi bermakna. Dan ini akan jadi agenda tahunan,” kata Bupati Sugiri, ditulis Minggu (1/6/2025).
Kirab tumpeng diikuti oleh perwakilan dari 21 kecamatan se-Kabupaten Ponorogo. Setiap rombongan membawa hasil bumi dari wilayah masing-masing. Tak sedikit peserta yang berdandan ala petani atau mengenakan busana adat, memperkuat nuansa kultural dalam peringatan tersebut.
Tumpeng hasil bumi berukuran besar kemudian diletakkan di tengah jalan. Ribuan pasang mata sudah menunggu saat aba-aba dimulai. Dalam hitungan detik, sayuran seperti jagung, terong, cabai, dan singkong langsung ludes diserbu warga. Tak sedikit yang rela berdesakan demi seikat sawi atau labu.
“Rebutan sayur ini tradisi yang dipercaya membawa berkah. Saya sampai ikut lari-larian dan rebutan beserta warga lainnya,” kata Sony Dwi, salah satu warga yang ikut rebutan tumpeng raksasa.
Usai kirab tumpeng, semarak Hari Lahir Pancasila berlanjut pada malam harinya. Jalan Urip Sumoharjo kembali disulap menjadi arena budaya. Pemerintah memberlakukan car free night (CFN) untuk menyambut gelaran yang dinamai Pancasila Night.
Acara malam itu diisi pertunjukan seni, pameran budaya, dan stan UMKM dari berbagai desa. Warga dan wisatawan lokal memadati lokasi, menikmati hiburan sambil mencicipi produk kuliner khas Ponorogo.
Peringatan Hari Lahir Pancasila di Ponorogo tahun ini bukan hanya simbolik, tetapi menjadi ruang pertemuan budaya, ekonomi, dan kebersamaan warga. Sebuah pesta rakyat yang tidak melupakan nilai-nilai dasar, yakni gotong royong, persatuan, dan cinta tanah air. (end/ted)
-

Polsek Porong Dorong Ketahanan Pangan Lewat Program P2B di Desa Kebonagung Sidoarjo
Sidoarjo (beritajatim.com) – Dalam rangka mendukung ketahanan pangan sebagaimana tercantum dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, jajaran Kepolisian di wilayah Kabupaten Sidoarjo terus menggencarkan aksi nyata di lapangan.
Salah satu upaya terbaru dilakukan oleh Polsek Porong Polresta Sidoarjo yang meninjau langsung pelaksanaan Program Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) di Desa Kebonagung, Kecamatan Porong, Minggu (25/5/2025).
Kapolsek Porong, AKP Anak Agung Gede Putra Wisnawa bersama Kanit Binmas dan Bhabinkamtibmas Desa Kebonagung, turun langsung ke lahan pekarangan milik Lapas Klas I Surabaya yang dimanfaatkan sebagai lokasi penanaman berbagai tanaman pangan.
Program P2B ini mengusung konsep pemanfaatan pekarangan untuk ditanami sayuran dan tanaman pangan seperti jagung, cabai, terong, dan kangkung, yang dikelola bersama masyarakat setempat sebagai sumber pangan mandiri.
AKP Anak Agung tampak memberikan motivasi dan pendampingan kepada warga agar terus mengembangkan potensi pekarangan menjadi lumbung pangan sehat dan bergizi. Ia menyampaikan bahwa kehadiran Program P2B merupakan wujud komitmen Polresta Sidoarjo Polda Jatim untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri dan berkelanjutan.
“Melalui program P2B ini, kami ingin menumbuhkan kesadaran dan semangat masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber pangan yang produktif. Ini sejalan dengan upaya kita bersama dalam mewujudkan ketahanan pangan di tingkat desa,” ujar AKP Anak Agung.
Menariknya, tanaman jagung yang menjadi bagian dari program ini kini telah memasuki masa persiapan panen. Hal tersebut menjadi indikator awal keberhasilan program P2B yang mendapatkan sambutan antusias dari warga. Partisipasi aktif warga Desa Kebonagung memperlihatkan bahwa sinergi antar elemen masyarakat mampu menghadirkan dampak nyata dalam upaya swasembada pangan.
Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Christian Tobing sebelumnya telah memberikan arahan bahwa Program P2B adalah hasil kolaborasi antara Polri, pemerintah desa, dan masyarakat untuk menciptakan ketahanan pangan berbasis lokal. Selain sebagai pemenuhan kebutuhan rumah tangga, hasil panen nantinya diharapkan bisa memberi nilai tambah ekonomi bagi warga.
Langkah Polsek Porong ini menjadi contoh nyata implementasi Asta Cita melalui pendekatan lokal berbasis pemberdayaan warga. Program P2B menunjukkan bahwa dengan sinergi, ketahanan pangan bukan hanya jargon, tetapi bisa menjadi gerakan nyata dari desa untuk Indonesia. [isa/suf]
/data/photo/2025/06/08/68453f499ae8e.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/08/6845800bd8966.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)