Tanaman: Terong

  • Polisi ajak masyarakat manfaatkan lahan tidur untuk tanaman pangan

    Polisi ajak masyarakat manfaatkan lahan tidur untuk tanaman pangan

    Jakarta (ANTARA) – Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Karyoto mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan tidur serta pekarangan rumah untuk mengembangkan pertanian dan tanaman pangan.

    Hal tersebut disampaikan Kapolda saat menghadiri kegiatan “Launching Gugus Tugas Polri Mendukung Ketahanan Pangan” di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Metro Jaya, Cigombong, Bogor, Jawa Barat, Rabu.

    “Program ini bertujuan mengoptimalkan sumber daya yang kita miliki. Lahan tidur dan pekarangan yang tidak terpakai bisa diubah menjadi lahan produktif untuk menanam sayuran seperti cabai, tomat, terong hingga bayam,” katanya.

    Karyoto juga menambahkan dengan barang bekas seperti botol plastik atau pot sederhana, masyarakat bisa menciptakan kebun mini di rumah.

    Karyoto juga mendorong masyarakat untuk mencoba beternak ayam petelur dalam skala kecil. Langkah ini tidak hanya mengurangi ketergantungan terhadap pasar tetapi juga memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat.

    “Kita ingin setiap keluarga lebih mandiri. Jika kebutuhan pokok seperti sayur dan telur bisa dipenuhi sendiri, pengeluaran harian akan berkurang dan masyarakat punya ketahanan ekonomi yang lebih baik,” katanya.

    Kapolda juga mengungkapkan bahwa Polda Metro Jaya telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk mendukung program ini secara masif. Salah satu proyek percontohan yang tengah dijalankan adalah pemanfaatan lahan seluas 15 hektare di Cigombong, Bogor, yang melibatkan warga sekitar untuk mengelola lahan tersebut.

    Pengelolaan lahan ini tidak hanya menciptakan hasil panen, tetapi juga membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar. “Mereka yang terlibat akan mendapatkan dukungan kebutuhan dasar selama masa panen dan hasilnya akan dibagi secara adil,” katanya.

    Karyoto juga menekankan bahwa program ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat swasembada pangan dan menekan impor bahan pangan. Ia berharap program ini dapat memperkuat ketahanan pangan serta ekonomi masyarakat.

    “Hal kecil seperti menanam cabai di pekarangan atau menggunakan botol plastik bekas untuk kebun mini dapat memberikan dampak besar jika dilakukan secara bersama-sama. Ini adalah langkah nyata untuk memperkuat ketahanan pangan kita,” katanya.

    Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk komitmen Polri dalam mendukung program pemerintah serta memberdayakan masyarakat untuk menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Mendongkrak Pendapatan Petani Rembang

    Mendongkrak Pendapatan Petani Rembang

    Jakarta: Program Semen Gresik Sahabat Petani (SGSP) yang dijalankan oleh anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), PT Semen Gresik, telah memberikan dampak positif meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Pabrik Rembang, Jawa Tengah.
     
    SGSP merupakan program CSR (Corporate Social Responsibility) yang telah dijalankan oleh PT Semen Gresik sejak November 2021 sebagai wadah pemberdayaan masyarakat yang memberikan pendampingan kepada 361 petani pesanggem (penggarap lahan hutan) di empat desa sekitar operasional Pabrik Rembang, meliputi Desa Tegaldowo, Desa Kajar, Desa Pasucen, dan Desa Timbrangan.
     
    Pendampingan yang diberikan meliputi edukasi tentang pertanian dan pengembangan usaha, bantuan bibit, hingga memfasilitasi para petani untuk menggelola lahan milik Perusahaan seluas 119,25 hektare (ha).
    Sukardi (40), salah satu petani pesanggem dari Desa Kajar yang berhasil bangkit dari himpitan ekonomi dan meraup pendapatan tambahan dari hasil bertani setelah bergabung dalam program SGSP. Dia mengakui program SGSP sangat membantu peningkatan ekonomi petani lokal karena selama ini mereka menghadapi kendala keterbatasan lahan.
     
     

     
    “Lahan saya sendiri itu luasnya tidak sampai satu ha. Mayoritas saya tanami jagung dan sisanya ditanami padi di bagian yang banyak airnya. Dalam setahun saya bisa dua kali panen. Hasil panen padi untuk dikonsumsi sendiri karena jumlahnya juga tidak banyak. Nah yang jagung dijual untuk pakan ternak. Hasilnya belum mencukupi, makanya saya jadi supir untuk tambahan pemasukan,” kata Sukardi, dalam keterangan tertulis, Jumat, 15 November 2024.
     
    Karena permintaan jasa supir semakin sepi, pendapatan Sukardi pun tertekan. Berawal dari informasi rekan sesama petani, Sukardi bergabung menjadi mitra PT Semen Gresik melalui program SGSP pada akhir 2022, sehingga mendapat pinjaman lahan untuk menanam jagung.
     
    Selain difasilitasi lahan, Sukardi juga diberikan edukasi tentang pertanian dan bantuan bibit, serta berkesempatan untuk studi banding ke lahan pertanian di Ecopark Kambangsemi milik SIG Pabrik Tuban.
     
    “Alhamdulillah kalau ditotal dengan hasil tani di lahan sendiri, pendapatan saya sudah terbilang naik. Awalnya untuk sekali panen di lahan sendiri rata-rata dapat tujuh kuintal, tapi sekarang ditambah lahan pabrik yang saya kelola, hasil panen bisa mencapai 1,5 ton sekali panen. Tambahan pendapatan ini saya gunakan untuk kebutuhan keluarga dan pendidikan anak. Anak saya dua, yang besar usia 16 tahun sudah SMK dan yang kecil empat tahun sekolah TK. Terima kasih Semen Gresik dan SIG yang sudah peduli terhadap kami. Semoga sukses selalu supaya bisa terus memberikan manfaat kepada masyarakat,” ujar Sukardi.
     
     

     

    Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

    Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan program SGSP menjadi salah satu upaya Perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional. SIG berkomitmen untuk terus menghadirkan program-program CSR yang efektif dan berkualitas untuk mengoptimalkan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
     
    “Selain lahan garapan bagi petani, PT Semen Gresik juga menyediakan fasilitas Edupark seluas 1,6 ha yang bisa dimanfaatkan oleh para petani sebagai sarana edukasi. Edupark ini berkonsep pertanian dan peternakan terpadu. Karena itu terdapat aneka hewan ternak, ikan hingga ragam sayuran seperti bayam, kangkung, sawi, selada, kacang panjang, terong, hingga sereh, yang telah dimanfaatkan baik dikonsumsi sendiri maupun dijual,” kata Vita Mahreyni.
     
    PT Semen Gresik juga turut berkontribusi dalam peningkatan kelancaran aktivitas ekonomi warga melalui bantuan pembangunan infrastruktur desa.
     
    Sejak 2021, PT Semen Gresik telah memberikan bantuan sebesar Rp5,37 miliar untuk pembangunan jalan sepanjang 4,1 km di enam desa di Kabupaten Rembang dan Blora, antara lain Desa Tegaldowo, Desa Kajar, Desa Timbrangan, Desa Pasucen, dan Desa Kadiwono di Kabupaten Rembang, serta Desa Ngampel di Kabupaten Blora. Selain jalan desa, PT Semen Gresik juga memberikan bantuan pembangunan infrastruktur desa lainnya seperti jembatan, drainase, balai desa, dan dinding penahan sungai.
     
    Menurut Vita Mahreyni, bantuan pembangunan infrastruktur desa diharapkan dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi desa, seiring meningkatnya aksesibilitas untuk mobilitas orang dan barang.
     
    “Bantuan infrastruktur desa ini merupakan wujud bakti SIG sebagai Badan Usaha Milik Negara untuk mengambil peranan dalam upaya pemeratan ekonomi dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” ujar Vita Mahreyni.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (AHL)

  • Mengenal Ragam Kuliner Khas Dayak, dari Bengamat hingga Luba Laya

    Mengenal Ragam Kuliner Khas Dayak, dari Bengamat hingga Luba Laya

    3. Juhu Singkah

    Makanan unik lainnya yang berasal dari Dayak Ngaju adalah juhu singkah atau juga disebut sebagai uwut nang’e oleh masyarakat Dayak Maayan. Makanan yang satu ini menggunakan rotan sebagai bahan dasar masakannya.

    Cara pengolahannya adalah dengan membersihkan rotan muda terlebih dahulu kemudian diberi bumbu penyedap. Setelah itu, rotan muda dimasak bersamaan dengan ikan baung dan terong asam.

    4. Karuang

    Sekilas, karuang khas Dayak mirip dengan tumis daun singkong. Menggunakan bahan dasar daun singkong, karuang juga dilengkapi dengan kuah yang membuat cita rasanya terasa lebih segar.

    Masyarakat Dayak juga kerap menggunakan terong sebagai pengganti maupun pelengkap daun singkong. Makanan ini biasanya disajikan sebagai makanan utama bersama nasi hangat.

    5. Luba Laya

    Luba baya merupakan salah satu masakan khas Dayak Nunukan. Kuliner ini memiliki bentuk mirip dengan lontong.

    Berbeda dengan lontong, luba laya mempunyai cita rasa yang lebih gurih dan sedikit manis. Kuliner ini menggunakan beras adan krayan yang memberikan cita rasa khas.

    Jika lontong menggunakan daun pisang sebagai pembungkus, maka luba laya menggunakan daun itip sebagai pembungkusnya. Daun yang biasa ditemukan di wilayah Dayak ini mampu memberikan aroma wangi yang khas pada masakan.

     

    Penulis: Resla

  • 10 Jenis Makanan yang Bisa Meningkatkan Kadar Natrium dalam Tubuh

    10 Jenis Makanan yang Bisa Meningkatkan Kadar Natrium dalam Tubuh

    Jakarta, Beritasatu.com – Natrium adalah mineral penting yang berperan dalam menjaga kekuatan otot dan saraf, serta membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh. Namun, konsumsi natrium berlebihan dapat meningkatkan risiko hipertensi, gagal jantung, dan batu ginjal. 

    Terdapat beberapa jenis makanan, terutama yang diproses atau diawetkan, seringkali mengandung kadar natrium tinggi, yang perlu diperhatikan dalam pola makan sehari-hari. 

    Berikut adalah 10 jenis makanan yang tinggi kandungan natriumnya seperti dilansir dari laman Health Line, Jumat (15/11/2024).

    1. Seledri

    Seledri mengandung natrium alami yang cukup tinggi. Setiap 100 gram seledri mengandung sekitar 80 hingga 100 miligram natrium.

    2. Pickles

    Pickles atau acar mengandung sekitar 241 miligram natrium. Natrium dalam pickles cenderung meningkat seiring dengan proses pengawetan. 

    Sebaiknya batasi konsumsi acar hingga beberapa kali dalam seminggu. Selain acar, makanan acar lainnya seperti zaitun, mentimun, dan terong juga mengandung banyak natrium.

    3. Udang

    Udang beku yang dijual di pasaran sering mengandung tambahan garam untuk menambah rasa dan pengawet yang kaya natrium, seperti natrium tripolyphosphate yang digunakan untuk mempertahankan kelembapan selama proses pencairan.

    4. Saus salad

    Sebagian besar kandungan natrium dalam saus salad berasal dari garam, dan beberapa merek juga menambahkan bahan penguat rasa yang mengandung natrium, seperti monosodium glutamate (MSG), dinatrium inosinat, dan dinatrium guanilat. Alternatif yang lebih sehat adalah membuat saus salad sendiri menggunakan minyak zaitun dan cuka.

    5. Tortila

    Tortila, terutama yang terbuat dari tepung, mengandung banyak natrium, baik dari garam maupun bahan pengembang, seperti soda kue. Satu tortila tepung berukuran 8 inci (55 gram) mengandung sekitar 391 miligram natrium, yang setara dengan 17% dari asupan natrium harian yang disarankan.

    6. Biskuit

    Biskuit yang dibuat dari adonan beku atau yang sudah jadi sering mengandung natrium tinggi. Sebagai contoh, satu biskuit kemasan mengandung sekitar 528 miligram natrium, atau sekitar 23% dari kebutuhan natrium harian.

    7. Jus sayur

    Satu porsi jus sayur bisa mengandung 405 miligram natrium, yang setara dengan 17% dari kebutuhan natrium harian. Beberapa merek menawarkan varian rendah natrium yang tidak mengandung lebih dari 140 miligram natrium per porsi, sesuai dengan pedoman food and drug administration (FDA).

    8. Ham

    Ham mengandung natrium tinggi karena proses pengawetan dengan garam. Satu porsi ham panggang seberat 85 gram bisa mengandung 1.117 miligram natrium, yang setara dengan 48% dari kebutuhan natrium harian.

    9. Sup

    Sup kalengan, kemasan, dan dari restoran seringkali mengandung banyak natrium. Garam adalah sumber utama natrium dalam sup, namun beberapa jenis sup juga mengandung bahan tambahan rasa yang kaya natrium, seperti MSG. Rata-rata, sup kalengan mengandung 700 miligram natrium per porsi (245 gram), atau sekitar 30% dari asupan natrium harian.

    10. Sayuran kalengan

    Sayuran kalengan memang praktis, tetapi sering mengandung natrium tinggi. Sebagai contoh, satu porsi asparagus kalengan (122 gram) mengandung 346 miligram natrium, sekitar 15% dari kebutuhan natrium harian. 

    Untuk mengurangi kandungan natrium, Anda bisa meniriskan dan membilas sayuran kalengan selama beberapa menit, yang dapat mengurangi kadar natrium hingga 9-23%, tergantung jenis sayurannya. Sebagai alternatif, pilih sayuran beku tanpa tambahan garam yang lebih rendah natriumnya.

    Memperhatikan kandungan natrium dalam makanan sehari-hari sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah risiko penyakit yang berhubungan dengan konsumsi garam berlebih.

  • Blusukan ke Pasar Humbang Hasundutan, Kaesang Berburu Kopi

    Blusukan ke Pasar Humbang Hasundutan, Kaesang Berburu Kopi

    Humbang: Ketua Umum DPP PSI Kaesang Pangarep mengunjungi Pasar Baru, Kecamatan Lintong ni Huta, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara. 

    Kaesang disambut antusias para pedagang dengan mengajak bersalaman dan berfoto bersama dengan putra bungsu Joko Widodo tersebut.

    “Itu Kaesang, anaknya Pak Jokowi. Foto, Mas Kaesang,” ungkap para pengunjung pasar, Senin, 11 November 2024. 
     

    Di pasar, Kaesang menuju kedai yang menjual kopi Lintong khas Humbang Hasundutan.

    “Ini Robusta atau Arabika, Ibu? Oh Robusta. Ibu punya lahan sendiri atau beli dari orang ini? Oh dari orang. Satu kilonya berapa? Sembilan puluh ribu, sembilan puluh ribu sekilo. Oh iya boleh minta satu kilo, bu,” jelas Kaesang.
     
    Selain kopi Kaesang juga membeli terong Belanda dan kaca mata. Dalam blusukannya Kaesang didampingi pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Humbang Hasundutan, Birma Sinaga – Erwin Princen Banggas Sihite, dengan nomor urut 1.

    Humbang: Ketua Umum DPP PSI Kaesang Pangarep mengunjungi Pasar Baru, Kecamatan Lintong ni Huta, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara. 
     
    Kaesang disambut antusias para pedagang dengan mengajak bersalaman dan berfoto bersama dengan putra bungsu Joko Widodo tersebut.
     
    “Itu Kaesang, anaknya Pak Jokowi. Foto, Mas Kaesang,” ungkap para pengunjung pasar, Senin, 11 November 2024. 
     

    Di pasar, Kaesang menuju kedai yang menjual kopi Lintong khas Humbang Hasundutan.
    “Ini Robusta atau Arabika, Ibu? Oh Robusta. Ibu punya lahan sendiri atau beli dari orang ini? Oh dari orang. Satu kilonya berapa? Sembilan puluh ribu, sembilan puluh ribu sekilo. Oh iya boleh minta satu kilo, bu,” jelas Kaesang.
     
    Selain kopi Kaesang juga membeli terong Belanda dan kaca mata. Dalam blusukannya Kaesang didampingi pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Humbang Hasundutan, Birma Sinaga – Erwin Princen Banggas Sihite, dengan nomor urut 1.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DEN)

  • Jurus Polisi di Bandar Lampung Dukung Program Ketahanan Pangan, Manfaatkan Lahan untuk Budidaya Cabai

    Jurus Polisi di Bandar Lampung Dukung Program Ketahanan Pangan, Manfaatkan Lahan untuk Budidaya Cabai

    Liputan6.com, Lampung – Anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Teluk Betung Selatan (TBS), Kota Bandar Lampung memanfaatkan lahan di area polsek setempat untuk mendukung program ketahanan pangan nasional. 

    Untuk kesiapan lahan, personel polsek melakukannya dengan cara gotong royong bersama masyarakat setempat untuk membersihkan terlebih dahulu tanah terbuka tersebut, pada Sabtu pagi (9/11/2024).

    Kapolsek Teluk Betung Selatan, Kompol Enrico Donald Sidauruk mengatakan bahwa jenis tanaman yang dibudidaya itu adalah bibit cabai sebanyak 100 batang. 

    “Kegiatan ini dilakukan dengan personil Polsek Teluk Betung Selatan bersama warga setempat di lahan yang dinamakan Pekarangan Ketahanan Pangan Aspol Polsek TBS, yang terletak di Jalan Slamet Riyadi II, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung,” kata Kompol Sidauruk kepada Liputan6.com, Sabtu (9/11/2024).

    Dia menerangkan, kegiatan itu dilakukan dalam rangka mendukung ketahanan pangan lokal serta memberikan contoh kepada masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan pekarangan untuk pertanian skala kecil. 

    “Ada sebanyak 100 batang bibit cabai ditanam di lahan yang telah disiapkan, rencananya akan ada sayuran jenis lain juga yang ditanam nantinya, ini merupakan bagian dari program pemerintah pusat soal ketahanan pangan di lahan tersebut,” jelas dia.

    Selain itu, kata dia, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penggemburan lahan baru yang direncanakan untuk penanaman sayuran lainnya, seperti terong dan pakcoy.

    Sidauruk bersama petugasnya juga memberikan penyuluhan kepada warga yang bertanggung jawab atas pengelolaan lahan, agar mereka dapat lebih optimal dalam mengelola dan mengembangkan tanaman yang ada.

    “Kami berharap kegiatan ini dapat mendorong masyarakat untuk lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan, sekaligus memperkuat sinergi antara Polsek Teluk Betung Selatan dan masyarakat dalam menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” pungkasnya.

     

     

    Detik-Detik Evakuasi Jenazah Bocah Tenggelam di Pantai Bedahan Cilacap

  • Jadi Bapak Petani Milenial, Wamentan Sudaryono Yakin Sektor Pertanian Menjanjikan

    Jadi Bapak Petani Milenial, Wamentan Sudaryono Yakin Sektor Pertanian Menjanjikan

    Jakarta, Beritasatu.com – Semangat Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono dalam meningkatkan regenerasi petani muda membawa dirinya dijuluki sebagai Bapak Petani Milenial. Gelar ini disepakati oleh ratusan petani muda dalam Konsolidasi Nasional Petani Milenial yang digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah.

    Sudaryono menyampaikan, dirinya selalu meyakinkan generasi muda bahwa pertanian adalah sektor yang menjanjikan. Dia mengaku optimistis dapat menumbuhkan kembali semangat mengelola sektor pertanian kepada generasi mendatang.

    “Bagi saya, kami punya perhatian terhadap itu. Kita punya bonus demografi, kita punya anak muda,” ungkap Sudaryono, dalam wawancara khusus program “Beritasatu Special” BTV di kantor Kementan, Senin (11/11/2024).

    Menurut Sudaryono, sektor pertanian merupakan sektor yang mudah dikelola. Sektor ini juga memiliki fokus-fokus bidang yang luas, yang dapat diisi oleh banyak tenaga generasi muda Indonesia.

    “Tentu saja bertani itu tidak melulu menanam padi, kedelai, dan jagung. Walaupun kita harapkan juga kalau bisa mengarah ke sana untuk swasembada pangan itu bisa lebih baik. Petani milenial itu bisa juga ke holtikultura, buah-buahan, cabai-cabaian, terong, dan sayur,” jelasnya.

    Sudaryono menjelaskan, sektor pertanian juga memilki dua jenis kegiatan yang bisa ditekuni, yakni on-farm dan off-farm.

    On-farm merupakan kegiatan yang dilakukan di lahan pertanian, seperti usaha tani tanaman pangan, hortikultura, usaha ternak, usaha ikan, dan usaha perkebunan. Sementara, off-farm adalah kegiatan yang dilakukan di luar lahan pertanian, seperti pemrosesan dan pengemasan tanaman pangan dan ternak

    “Sektor on-farm itu di lahan, off-farm itu pengolahannya, packaging-nya, ekspor dan lain-lain. Itu juga menjanjikan,” katanya.

    Sudaryono mengungkapkan, sejauh ini Kementan juga telah mengambil peran untuk mengedukasi dan membina petani muda agar tidak hanya berkutat bertani di lahan, tetapi bisa mencoba menggeluti sektor pertanian di luar lahan.

    “Sudah kita bina, ada yang ekspor pengolahan gula aren, ekspor kelapa, itu program pertanian di sisi off-farm. Kemudian dari sisi on-farm ada yang budidaya jahe, pala, lada. Jadi yang on-farm maupun off-farm itu menjanjikan,” pungkasnya.

    Selain membina petani on-farm, Kementan juga berkomitmen membina pelaku pertanian off-farm agar dapat meningkatkan skala bisnisnya.

    “Saya lagi minta kepada Kepala Badan Pendidikan Kementan untuk memonitor. Harus ada dua indikator prestasinya yaitu jumlah petani mudanya bertambah, plus existing yang sudah ada secara kalkulasi perekonomian, bisnisnya harus naik. Omzet harus naik, laba harus naik. Kita harus bina ke sana,” ujarnya.

     

  • Seruit, Makanan Khas Lampung Dengan Cita Rasa Unik dan Otentik

    Seruit, Makanan Khas Lampung Dengan Cita Rasa Unik dan Otentik

    Liputan6.com, Jakarta – Seruit adalah salah satu hidangan khas dari Provinsi Lampung dengan cita rasa unik dan autentik. Makanan ini terbuat dari ikan yang diolah dengan cara dibakar, kemudian disajikan dengan sambal khas yang disebut sambal tempoyak, yaitu sambal berbahan dasar durian fermentasi.

    Kombinasi ikan bakar yang gurih dengan sambal tempoyak asam dan pedas menciptakan perpaduan rasa yang begitu kaya dan berbeda dari hidangan nusantara lainnya. Biasanya, ikan yang digunakan dalam Seruit Lampung adalah ikan air tawar seperti ikan baung, ikan mas, atau ikan nila, yang banyak ditemui di perairan Sumatra.

    Salah satu elemen kunci dalam sajian seruit adalah sambal tempoyak. Tempoyak sendiri adalah durian yang difermentasi hingga mencapai rasa asam dan aroma yang kuat, sehingga cocok untuk dijadikan bahan dasar sambal.

    Proses fermentasi durian ini biasanya memakan waktu beberapa hari hingga minggu, dan menghasilkan cita rasa yang unik serta aroma yang khas. Selain tempoyak, sambal seruit juga dilengkapi dengan bahan-bahan lain seperti cabai, terasi, dan jeruk, yang membuat rasa sambal ini semakin kaya.

    Kehadiran sambal tempoyak inilah yang memberikan kekhasan pada seruit, menjadikannya sajian yang sulit ditemukan di tempat lain selain di Lampung. Selain sambal tempoyak, ada juga variasi sambal untuk seruit yang menggunakan campuran mangga muda atau jengkol untuk menambah rasa.

    Biasanya, seruit disajikan bersama lalapan seperti daun kemangi, mentimun, atau terong bakar, yang menambah kesegaran pada hidangan ini. Makan seruit sering kali menjadi kegiatan sosial bagi masyarakat Lampung, karena makanan ini biasa disantap bersama-sama dalam acara keluarga atau kumpul-kumpul.

    Proses menyuar atau mencampur bahan sambal, lalapan, dan ikan juga memberikan nuansa kebersamaan yang erat, di mana setiap orang ikut mencicipi dan berkontribusi dalam proses penyajian makanan.

  • Debat Pilkada Solo, Teguh Cerita Pengalaman Bangun Wilayah Kumuh Bersama Gibran
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Oktober 2024

    Debat Pilkada Solo, Teguh Cerita Pengalaman Bangun Wilayah Kumuh Bersama Gibran Regional 31 Oktober 2024

    Debat Pilkada Solo, Teguh Cerita Pengalaman Bangun Wilayah Kumuh Bersama Gibran
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com –
    Calon wali kota
    Solo
    nomor urut 1
    Teguh Prakosa
    menceritakan pengalamannya membangun wilayah kumuh di Solo saat menjadi pasangan Gibran Rakabuming Raka periode sebelumnya.
    Dia berkata, ke depan jika terpilih Pilkada, konsep ini akan diteruskan untuk mencitpakan kesejahteraan warga Solo jika terpilih pada
    Pilkada Solo
    2024.
    Hal ini disampaikan Teguh dalam debat perdana di Hotel Solo, Jawa Tengah, Kamis (31/10/2024) malam.
    “Jadi apa yang sudah kami lakukan, pada waktu kami berpasangan dengan Mas Gibran dalam rangka membangun wilayah-wilayah kumuh, di antaranya adalah di tepian sungai Bengawan Solo, kemudian anak Sungai Bangawan Solo termasuk yang ada di sepadan rel kereta api,” kata Teguh.
    “Kami sudah membangun di antaranya di HP 001 (lahan hak pakai) ini sudah berkolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi sekaligus pemerintah daerah, ditambah dengan CSR, membangun 569 rumah diberikan gratis (beserta) sertifikat,” sambung dia.
    Teguh juga mengatakan, akan membangun ruang publik.
    Menurut dia ruang publik ini adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam sebuah pemukiman. Kemudian sarana ibadah termasuk saluran air bersih.
    “Kami sangat yakin ke depan ini baru kita bangun sampai Demangan kemudian ada di wilayah-wilayah yang kemarin makam ini sudah kita bebaskan, kita bangun rumah-rumah baru yang semuanya kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi dan pemerintah kota Surakarta,” ungkap dia.
    Teguh mengatakan, wilayah yang belum tersentuh pembangunan akan dia teruskan. Pembangunan rumah ini bisa dalam bentuk susun maupun rumah deret.
    “Kami akan selalu membuat wilayah-wilayah yang sekarang ini belum dan ini sudah kita targetkan tahun depan akan ada beberapa wilayah yang akan nanti menjadi bagian kita bangun rumah-rumah bisa rumah deret, rumah susun,” ujar dia.
    Dia mengatakan, dalam melakukan pembangunan juga harus ramah disabilitas. Konsep kebersamaan ini menjadi dasar paslon Teguh-Gage dalam mewujudkan masyarakat Solo yang lebih sejahtera.
    “Untuk difabel harus ramah. Karena kita membangun dengan kebersamaan, eksklusif ini tidak pilih-pilih siapapun masuk bagian yang harus kita beri fasilitas supaya menuju masyarakat yang lebih sejahtera,” terangnya.
    Calon wakil wali kota nomor urut 2 Bambang Gage menambahkan untuk inovasi peningkatan ketahanan pangan paslon Teguh-Gage mempunyai program saliman atau satu rumah satu lima tanaman pangan.
    “Jadi ada jagung, lombok, terong, telo yang itu akan kita berikan ke RT maupun RW bibit. Baik bibit tanaman maupun kebutuhan misalnya perikanan akan kita bantu untuk ketahanan pangan,” tambah Gage.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bermodal Pipa Bekas dan Meteran Badan, Warga Bukit Batu Kini Bebas dari Karhutla

    Bermodal Pipa Bekas dan Meteran Badan, Warga Bukit Batu Kini Bebas dari Karhutla

    Bisnis.com, PEKANBARU– Asap hitam pekat itu membubung tinggi di langit. Matanya perih saat berusaha memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang cukup besar terjadi pada 2019 silam di Desa Batang Duku, Kecamatan Bukit Batu Bengkalis. 

    Tumin ingat betul kala itu musim kemarau sudah berlangsung cukup lama sehingga lahan menjadi kering dan sangat mudah tersulut api. Hal itu menimbulkan karhutla cukup besar.

    Pria paruh baya ini tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Dia terkadang berprofesi sebagai tukang bangunan, dan hanya menjalankan aktivitas itu di saat ada permintaan. Untuk mengisi waktu luang di kala tidak ada pekerjaan, Tumin bersama sejumlah warga lain menjadi petani sayuran dan mengolah lahan tidur.

    Memang ada kebiasaan warga sekitar membuka lahan pertanian dengan cara membakar lahan atau istilahnya merun. Pada praktiknya, rumput lahan yang mengering ditumpuk kemudian dibakar, sehingga hasilnya lahan itu bersih dan siap ditanami berbagai jenis sayuran.

    Namun, praktik ini memang ada risikonya, yakni kalau angin kencang bisa memicu api yang timbul dari aktivitas merun akan membesar, dan bisa menyebar ke lahan lain yang berdekatan dengan lokasi pertanian sayurnya.

    “Jadi terakhir kali kebakaran besar itu sekitar 2019, dan sampai sekarang sudah tidak ada kebakaran besar lagi karena kami sudah mengolah lahan dengan baik tanpa membakar,” ungkap Tumin kepada Bisnis, Rabu (30/10/2024).

    Tumin dan warga Desa Batang Duku mulai dikenalkan dengan praktek pengolahan lahan, terutama gambut yang berada di tempat tinggalnya, dengan cara yang baik dan benar serta tentu saja tidak lagi membakar.

    Hal ini dipahaminya berkat adanya informasi dan edukasi dari Forum Masyarakat Peduli Api (MPA) Gerbang Lesmana yang dipimpin Sadikin.

    Menurut Sadikin, menjaga lahan gambut dari risiko karhutla yakni memastikan gambut tetap basah, dan ketinggian air di gambut terjaga dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan rutin ketinggian air di lahan gambut dengan mengukur permukaan air di kanal atau parit gambut.

    Pipa Bekas dan Meteran Badan

    Untuk melakukan itu, petugas atau masyarakat peduli api harus patroli di lahan berisiko terbakar, dan membawa alat ukur ke kanal. Memang hal ini sudah menjadi standar dan harus dilakukan guna mengantisipasi lahan gambut kering akibat kekurangan air.

    “Dengan kondisi pemantauan yang berjarak antar lokasi kanal, akhirnya kami bersama dengan perwakilan Kilang Pertamina Sei Pakning, membuat inovasi berupa alat ukur air tanah (AKURRAT) dari bahan sederhana yaitu pipa bekas dan meteran badan, yang kemudian di tanam ke lahan gambut sedalam 3 meter untuk memantau ketinggian air gambut,” ungkapnya.

    Alat ukur air tanah (AKURAT). JIBIPerbesar

    Dengan metode AKURRAT ini, kegiatan mengukur atau monitoring ketinggian air lahan gambut menjadi lebih mudah. Dia menjelaskan idealnya level ketinggian air gambut berada di rentang angka 20-40 cm dari permukaan gambut.

    Namun, dia mengatakan jika ketinggian air terus berkurang hingga sampai ke level 50-60 cm dari permukaan gambut, itu masuk ke dalam kategori waspada. Bahkan, bila menyentuh angka 80 cm, artinya sudah bahaya dan gambut di sekitar sangat rentan terbakar oleh api.

    Apabila ketinggian air sudah di level waspada, warga atau petani yang ada di sekitar lahan gambut harus melakukan pembasahan atau penyiraman lahan 1 kali sampai 2 kali sehari, guna menjaga kelembaban lahan gambut, lalu apabila sudah di atas 60 cm sampai 80 cm untuk penyiraman harus dilakukan minimal 4 kali sehari.

    Tidak hanya dengan memasang sistem AKURRAT, pihaknya juga melatih petani dan warga sekitar untuk bagaimana menangani lahan berisiko karhutla, yakni misalnya dengan membuat sumur bor atau sumur hidran yang bisa dijadikan sumber air memadamkan api karhutla.

    “Biasanya kalau sudah terjadi kebakaran hutan, itu sangat susah memadamkannya, misalnya ada karhutla seluas 1 hektare itu memadamkannya bisa habis waktu minimal seminggu, dan itu asapnya sangat luar biasa mencemari udara di kampung ini,” ujarnya.

    Setelah kampung itu bebas dari karhutla besar seperti yang terjadi pada 2019 silam, Tumin yang juga Ketua Kelompok Tani Maju Jaya Bersama, kembali melanjutkan aktivitasnya sebagai petani dan mendapatkan beragam pelatihan serta pendampingan pertanian hortikultura di lahan gambut dari Kilang Pertamina Sei Pakning.

    Ada beragam bantuan yang diterima Poktan itu, diantaranya peralatan mesin pertanian, bibit tanaman sayuran, sistem irigasi lahan gambut, dan bisa dibilang semua pendukung usaha pertanian di tempatnya dibantu oleh Kilang Pertamina.

    “Dengan dukungan ini sistem bekerja kami sebagai petani sayuran di Desa Batang Duku ini jelas lebih baik, dan akhirnya kami fokus menjadi petani sayur sehingga tidak lagi menjadikannya pekerjaan sambilan,” ujar Tumin.

    Sejumlah tanaman sayuran yang dikembangkan di lahan itu diantarnya adalah kangkung, bayam, ubi kayu, kacang panjang, dengan lahan sistem menyewa.

    Dalam sehari ada sekitar 800 ikat sayuran yang diproduksi dengan berbagai jenis sayur dan dijual ke pasaran di sekitar Sei Pakning. Hasil yang diterima pihaknya bisa mencapai Rp1 jutaan perharinya.

    Saat ini ada sekitar 10 orang anggota Poktan yang aktif, dan tiap petani bisa meraup penghasilan di angka Rp3 juta sampai Rp4 jutaan tiap bulannya.

    Tentu saja dengan hasil sebesar itu membuat Tumin dan rekan-rekannya menjadi lebih semangat dalam bekerja, bila dibandingkan kerja serabutan yang tidak pasti penghasilannya setiap hari.

    Memang dirinya berharap kampung Batang Duku, Bengkalis ini tidak lagi terjadi kebakaran atau karhutla, sehingga dirinya dan warga petani lain tetap bisa bekerja menanam sayur dan menerima hasil dengan baik, tanpa harus disulitkan akibat kebakaran dan asap pekat seperti 2019 silam dan tahun-tahun sebelumnya.

    Pak Tumin (kanan) petani di Desa Batang Duku Bengkalis saat menanam kangkung di lahan gambut dengan menerapkan pertanian berkelanjutan dan tanpa bakar. JIBIPerbesar

    Program Pendampingan Pertamina

    Di kesempatan terpisah, Community Development Officer PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit II Sei Pakning Leonardo Manullang menyebutkan memamg program pendampingan yang diberikan pihaknya kepada petani di Desa Batang Duku Bengkalis ini karena melihat wilayah itu sebagai daerah yang rawan terjadi karhutla seperti beberapa tahun lalu.

    “Dulunya memang wilayah Batang Duku ini rawan karhutla dan masyarakat membuka lahan istilahnya merun atau dengan membakar lahan, sekarang Pertamina Sei Pakning memberikan pemahaman bahwa mengelola lahan dengan merun itu berisiko menimbulkan karhutla,” ujarnya.

    Karena itu, pihaknya menjelaskan bagaimana cara mengelola lahan hortikultura dengan baik tanpa dibakar, dan untuk ke depan dilakukan antisipasi sehingga lahan gambut di kampung itu tidak lagi terbakar seperti sebelumnya.

    Selain mendorong petani menanam sayuran hortikultura dengan ramah lingkungan tanpa bakar, Pertamina menggandeng Forum MPA untuk membuat sistem AKURRAT sehingga bisa membantu upaya mitigasi bencana karhutla dengan baik.

    Kemudia, untuk meningkatkan produktivitas pertanian, diberikan juga dukungan alat pertanian seperti sprinkle atau alat siram otomatis, irigasi tetes, kemudian alat pemupukan otomatis, rumah pembibitan sayuran seperti bibit cabai, bibit terong, pembangunan gudang, dan juga saung untuk tempat petani berkumpul dan berdiskusi.

    “Kami juga terus mendorong petani mengembangkan komoditas tanamannya agar terus bertambah, misalnya menanam kopi jenis Liberika yang memang tumbuh di lahan gambut, serta tanaman karet,” ujarnya.

    Area Manager Communication Relations dan CSR KPI Unit Dumai Agustiawan mengatakan memang pihaknya melalui Kilang Unit Sei Pakning berupaya membantu mitigasi karhutla di Desa Batang Duku dengan mendorong pertanian berkelanjutan tanpa bakar. 

    “Kami mendampingi petani agar bisa mengubah cara mengelola lahan gambut dengan merun atau membakar lahan karena berisiko memicu karhutla. Kami arahkan menjadi ramah lingkungan serta menjadi petani siaga karhutla serta ramah gambut,” ujarnya.

    Di sisi infrastruktur pertanian,  pihaknya mengenalkan irigasi teknis sprinkel sehingga lebih hemat bahan bakar dibandingkan sistem irigasi konvensional. Untuk sistem pertaniannya, pihaknya mengembangkan paludikultur dan pengaturan tanam poligowo. Hasilnya, sayuran yang diproduksi selain dijual ke pasaran juga mulai diolah menjadi produk turunan seperti stik kangkung.

    Dari upaya ini, Kilang Sei Pakning mencatat warga yang merasakan manfaat program tersebut mencapai 4.613 orang, serta ekonomi poktan binaan bisa meningkat sebesar 127%. Dimana terlihat dari meningkatnya akumulasi penghasilan sepanjang 2022 ke 2023 dari angka Rp224,57 jutaan menjadi Rp226,15 jutaan.

    “Harapan kami tentunya usaha pertanian warga Batang Duku ini dapat terus berjalan tanpa harus terganggu karhutla lagi kedepannya, sehingga kesejahteraan masyarakat sekitar dapat meningkat dan manfaatnya dapat terus berkelanjutan,” pungkasnya.