Tanaman: kentang

  • Spesifikasi Delta Force, Bisa Dimainkan di HP Kentang dan Tak Butuh PC Spek Sultan! – Page 3

    Spesifikasi Delta Force, Bisa Dimainkan di HP Kentang dan Tak Butuh PC Spek Sultan! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Garena baru saja meluncurkan game first person shooter (FPS) teranyarnya, Delta Force, pada 21 April 2025 pukul 23.00 WIB untuk perangkat Android dan iOS.

    Dengan lebih dari 25 juta pemain yang telah mendaftar selama masa pre-registrasi Delta Force, banyak gamer dibuat penasaran: apakah game baru Garena Indonesia iin bisa dimainkan di HP dengan RAM hanya 3GB?

    Tak perlu waktu lama, Garena Indonesia menjawab rasa penasaran apakah game Delta Force ini bisa dimainkan di HP kentang dengan merilis spesifikasi minimum dan rekomendasi.

    Kabar baiknya, Delta Force mobile ini dirancang agar bisa diakses oleh berbagai kalanangan, termasuk pengguna ponsel dengan spesifikasi menengah ke bawah.

    Spesifikasi Minimum Delta Force: 

    OS: Android 7.1 atau lebih tinggi
    RAM: 3GB
    Storage: 7GB
    Prosesor: Snapdragon 450 atau setara

    Dengan konfigurasi tersebut, Operator (sebutan pemain Delta Force) masih bisa menikmati game meskipun harus mengorbankan pengaturan grafis dan efek tertentu. Namun, untuk mendapatkan pengalaman bermain lebih lancar dan grafis lebih detail, berikut spesifikasi Delta Force di perangkat Android: 

    Spesifikasi Rekomendasi Delta Force:

    OS: Android 10 atau lebih tinggi
    RAM: 8GB
    Storage: 15GB
    Prosesor: Snapdragon 865 atau lebih tinggi

    Lalu bagaimana dengan pengguna iPhone? Jangan khawatir, pengguna perangkat buatan Apple ini juga bisa dimainkan mulai dari iPhone6. Namun, untuk pengalaman optimal gamer bisa bermain di iPhone 11 ke atas.

    Dengan spesifikasi relatif ringan, Delta Force membuka peluang bagi lebih banyak gamer untuk merasakan serunya mode pertempuran skala besar 24v24, kendaraan tempur, serta mode extraction shooter yang imersif.

  • BPOM Atur Pengawasan Produk Rekayasa Genetik, Ini Cakupannya

    BPOM Atur Pengawasan Produk Rekayasa Genetik, Ini Cakupannya

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Prof Dr Taruna Ikrar telah menetapkan Peraturan BPOM Nomor 19 Tahun 2024 tentang Pengawasan Pangan Produk Rekayasa Genetik.

    Peraturan ini disusun sebagai respons terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan erat dengan proses produksi pangan berbasis produk rekayasa genetik (PRG), serta dinamika hukum di bidang pangan olahan.

    Pengaturan ini juga merupakan pelaksanaan ketentuan Pasal 16 ayat (2) dan Pasal 19 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan.

    Sebelumnya, BPOM telah menerbitkan Peraturan Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pangan Produk Rekayasa Genetik. Peraturan tersebut kini digantikan oleh Peraturan BPOM Nomor 19 Tahun 2024.

    Secara garis besar, regulasi terbaru ini memuat ketentuan mengenai tata cara memperoleh persetujuan keamanan pangan PRG, pedoman pengkajian keamanan, pengeditan genom, pengaturan label, mekanisme pengawasan, serta penanganan potensi dampak negatif PRG terhadap kesehatan manusia.

    Dalam Peraturan BPOM Nomor 19 Tahun 2024, terdapat sejumlah penyesuaian ketentuan terkait pengawasan pangan produk rekayasa genetik (PRG) yang sebelumnya belum diatur dalam Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2018. Pengaturan baru ini mencakup penambahan ketentuan mengenai persyaratan pengkajian pangan PRG hasil persilangan konvensional dari dua atau lebih galur PRG, serta pengeditan genom yang substansinya mengacu pada ketentuan Komisi Keamanan Hayati PRG (KKH PRG).

    Peraturan ini juga memuat pedoman pengkajian keamanan pangan PRG untuk senyawa yang dihasilkan melalui mikroorganisme PRG, persyaratan pemindahan kepemilikan atas persetujuan keamanan pangan PRG, dan mekanisme penanganan terhadap pangan PRG yang terbukti menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia.

    “BPOM menyusun peraturan ini dengan melibatkan para pakar di bidang rekayasa genetik, yaitu dari kementerian/lembaga terkait, KKH PRG, organisasi profesi, laboratorium pengujian, perguruan tinggi, asosiasi pelaku usaha, dan organisasi konsumen,” ujar Prof Ikrar.

    Lebih lanjut, rancangan peraturan juga telah melalui tahapan konsultasi publik guna memastikan partisipasi berbagai pemangku kepentingan. Hasil dari konsultasi publik tersebut kemudian dibahas bersama dengan tim pakar.

    Setelah tahapan harmonisasi yang dikoordinasikan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, peraturan terbaru tentang pengawasan PRG ditetapkan pada 18 November 2024 dan diundangkan pada 28 November 2024 dalam Berita Negara RI Tahun 2024 Nomor 894.

    Pangan PRG adalah pangan yang diproduksi atau mengandung bahan baku, bahan tambahan, dan/atau bahan lain yang berasal dari proses rekayasa genetik. Proses rekayasa genetik sendiri melibatkan pemindahan gen yang membawa sifat tertentu dari satu organisme ke organisme lain, baik yang berbeda maupun sejenis, untuk menghasilkan varietas baru dengan keunggulan tertentu, seperti ketahanan terhadap hama atau peningkatan nilai gizi.

    Organisme yang paling sering digunakan dalam proses ini adalah mikroorganisme dan tumbuhan.

    Pangan PRG terus dikembangkan, diproduksi, dan dipasarkan di berbagai negara sebagai solusi untuk menghadapi tantangan ketahanan pangan global. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa keuntungan dari keberadaan pangan PRG, baik bagi produsen maupun konsumen.

    Keuntungannya antara lain peningkatan nilai gizi, peningkatan sifat keunggulan tanaman seperti resistensi yang lebih baik terhadap penyakit dibandingkan dengan tanaman konvensional, serta peningkatan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan.

    Sekalipun demikian, masih ada perbedaan pendapat global mengenai keamanan dari produk hasil rekayasa genetik, termasuk pangan PRG. Untuk itu, dunia internasional umumnya menangani hal ini dengan pendekatan kehati-hatian (precautionary approach) dan menyiapkan perangkat hukum untuk melindungi masyarakat dari akibat negatif produk-produk hasil rekayasa genetik, termasuk Indonesia.

    Indonesia telah mengatur peredaran pangan PRG sejak tahun 1996 pada saat disahkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.

    Selain itu, Indonesia telah meratifikasi Cartagena Protocol on Bio-safety to the Convention on Biological Diversity menjadi Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2004 tentang Pengesahan Cartagena Protocol on Bio-Safety to The Convention on Biological Diversity.

    “Berdasarkan prinsip kehati-hatian tersebut serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Peraturan BPOM Nomor 19 Tahun 2024 yang telah disahkan, maka untuk dapat diedarkan di wilayah Indonesia, pangan PRG wajib mendapatkan persetujuan keamanan pangan PRG yang diberikan oleh BPOM berdasarkan rekomendasi dari Komisi Keamanan Hayati PRG (KKH PRG),” jelas Prof Ikrar.

    Persetujuan keamanan pangan PRG diterbitkan setelah dilakukan pengkajian terhadap beberapa aspek, yaitu informasi genetik; dan informasi keamanan pangan meliputi kesepadanan substansial alerginisitas; toksisitas; dan pertimbangan lainnya, seperti penggunaan gen penanda ketahanan terhadap antibiotik.

    Hal ini merujuk pada ketentuan yang terdapat pada Codex CAC/GL-45-2003 Guideline for The Conduct of Food Safety Assessment of Foods Derived from Recombinant-DNA Plants, serta mempertimbangkan regulasi pangan PRG dari negara lain, seperti Eropa, Australia, dan Jepang.

    Di Indonesia, sejak 2011 hingga Maret 2025, BPOM telah menerbitkan 78 persetujuan keamanan pangan PRG. Pangan PRG yang disetujui terdiri dari 19 produk kedelai, 36 produk jagung, 1 produk gandum, 9 produk kanola, 6 produk kapas, 3 produk tebu, 1 produk kentang, dan 3 produk bahan baku lain untuk ingredient pangan.

    Dengan terbitnya peraturan terbaru terkait pengawasan pangan PRG, diharapkan dapat mendorong produsen pangan dalam negeri untuk dapat memanfaatkan potensi teknologi rekayasa genetik dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.

    Tentunya dengan selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian dan memastikan jaminan terhadap keamanan dan mutu produk pangan PRG yang dihasilkan.

  • Pakar Nutrisi Usia 101 Tahun Bagikan 7 Tips Panjang Umur, Batasi Makanan Ini

    Pakar Nutrisi Usia 101 Tahun Bagikan 7 Tips Panjang Umur, Batasi Makanan Ini

    Jakarta

    Beberapa orang beranggapan umur panjang hanya bisa dicapai dengan mengonsumsi obat-obatan dan menjalani prosedur kesehatan yang mahal. Kenyataannya, rahasia hidup sehat mungkin jauh lebih sederhana dari apa yang dibayangkan.

    Hal itu dibuktikan pakar nutrisi di California, AS, dr John Scharffenberg. Pada usianya yang sudah menginjak 101 tahun, dr Scharffenberg tetap hidup sehat berkat gaya hidup sehat yang ia jalani selama berpuluh-puluh tahun.

    Lantas, apa saja pola hidup sehat yang membawa dr Scharffenberg tetap bugar di usia yang sudah seabad? Dikutip dari Today, berikut ulasannya.

    1. Tidak Merokok

    Bukan rahasia lagi kalau merokok merupakan aktivitas yang membahayakan kesehatan. Karena itu, dr Scharffenberg menempatkan rokok dalam daftar teratas hal-hal yang harus dihindari jika ingin hidup lebih lama.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mencatat merokok dapat membahayakan hampir semua organ di dalam tubuh, dan merupakan penyebab utama penyakit, kecacatan, hingga kematian yang sebenarnya dapat dicegah.

    2. Tidak Mengonsumsi Alkohol

    dr Scharffenberg mengaku dirinya tidak pernah minum minuman beralkohol. Dia bahkan menepis teori yang mengatakan satu gelas anggur ‘baik’ untuk kesehatan.

    dr Scharffenberg mengatakan konsumsi alkohol apa pun, meskipun sedikit, dapat meningkatkan risiko kanker.

    3. Rutin Beraktivitas Fisik

    Aktivitas fisik secara teratur juga menjadi salah satu rahasi dr Scharffenberg tetap bugar di usia 101 tahun.

    Ia melatih fisiknya dengan bekerja di lahan hutan besar yang dibelinya di pegunungan utara Fresno. Ia harus membersihkan lahan untuk jalan dan rumah, lalu mengolah kebun seluas 2 hektar yang meliputi 3.000 tanaman stroberi, 80 pohon buah, dan tanaman anggur.

    “Meskipun saya seorang ahli gizi, saya pikir olahraga lebih penting daripada nutrisi,” ujarnya.

    “Saya mengerjakan semuanya sendiri, jadi saya banyak berolahraga,” sambungnya.

    4. Menjaga Berat Badan yang Sehat

    dr Scharffenberg percaya kalau salah satu alasan dirinya bisa hidup lebih lama adalah karena dia selalu menjaga berat badan yang sehat. dr Scharffenberg melakukan puasa intermiten dan hanya makan dua kali sehari – sarapan dan makan siang. Ia berhenti makan di sore hari dan tidak makan lagi sampai pukul 06.30 pagi keesokan hari.

    Penelitian telah mengaitkan puasa intermiten dengan penurunan berat badan dan beragam manfaat kesehatan.

    5. Makan Lebih Sedikit Daging

    dr Scharffenberg adalah anggota gereja Seventh-Day Adventist, yang merekomendasikan pola makan vegetarian yang seimbang.

    Centenarian itu mengaku tidak pernah makan daging sejak usia 20 tahun. Ia mengikuti pola makan nabati yang mencakup susu dan telur. Makanan favorit dr Scharffenberg adalah buah-buahan, seperti mangga dan kesemek, kacang makademia, kentang, serta biji-bijian.

    6. Kurangi Konsumsi Gula

    Rata-rata orang Amerika mengonsumsi sekitar 22 sendok teh gula tambahan dalam sehari. Sejumlah penelitian telah mengaitkan kebiasaan tersebut dengan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas, penyakit jantung, dan lain sebagainya.

    dr Scharffenberg menyarankan untuk mengurangi assupan gula tambahan, dan fokus pada gula yang berasal dari sumber alami. Ia menyukai wafel yang dibuat dengan gandum. Alih-alih menyiram wafel dengan sirup gula, dr Scharffenberg menyajikannya dengan krim kacang mete dan pisang atau beri di atasnya.

    7. Kurangi Konsumsi Lemak Jenuh

    Terakhir, dr Scharffenberg menganjurkan untuk mengurangi konsumsi lemak jenuh, dan menekankan kalau diet yang optimal adalah diet vegetarian.

    “Saya berdoa agar kalian semua menjalani gaya hidup yang benar,” pungkasnya.

    (ath/naf)

  • 5 Hal Penyebab Diet Gagal

    5 Hal Penyebab Diet Gagal

    Sudah Diet Tapi Berat Badan Gak Turun? 5 Hal Ini Mungkin Jadi Penyebabnya

    TRIBUNJATENG.COM – Metode yang paling sering dilakukan orang-orang untuk menurunkan berat badan adalah dengan berdiet dan berolahraga. 

    Namun tak jarang, orang awal mejalani diet secara sembarangan dan dengan cara yang salah. 

    Hanya mengurangi porsi makan bukanlah cara diet yang benar. 

    Atau mengangap lari-lari kecil setiap sore sebagai olahraga dan berharap dapat kurus dalam beberapa minggu atau bulan. 

    Setelah diet ketat dan olahraga dilakukan, namun berat badan tak kunjung turun dan badan tetap tidak berubah. 

    Dalam video di channel SB30 Health, Dr. Sungadi Santoso atau akrab disapa Dr. Sung menjabarkan beberapa alasan yang menggagalkan program penurunan berat badan. 

    Menurut Dr. Sung, ada 5 sebab berat badan tak kunjung turun meskipun sudah diet dan olahraga. 

    Dan ternyata, lima hal penyebab gagalnya program penurunan berat badan itu sangat sepele. 

    Coba ingat kembali dan cek pola makan dan diet yang sedang dijalani, jangan-jangan enam hal ini masih belum diperhatikan.

     1. Asupan Kalori yang Tidak Tepat

    Banyak yang mengeluhkan sudah berolahraga dengan keras namun berat badan tak kunjung turun dan otot tak kunjung terbentuk. 

    Hal ini bisa jadi berasal dari anggapan karena jika sudah berolahraga, maka dapat makan dengan bebas. 

    Padahal, olahraga bukan berarti dapat membakar semua lemak dan kalori dari makanan.

    Walaupun sudah berolahraga, pola makan tetap harus dijaga. 

    Bukan berarti harus mengurangi porsi makan atau tidak makan setelah berolahraga, namun perhatikan makanan yang masuk dan pastikan tidak memiliki kalori yang berlebih. 

    Usahakan makan sebelum jam 19.00 dimana kegiatan tubuh biasanya sudah tak banyak lagi. 

    Pilihlah makanan dengan karbo kompleks daripada karbo simpleks. 

    Karbo kompleks yang berasal dari gandum, kentang, beras merah, dan oats dapat dicerna lebih lama oleh badan dan disimpan sebagai energi. 

    Sedang karbo simpleks seperti nasi putih, gula tambahan, tepung-tepungan, dan minuman bersoda dicerna lebih cepat oleh tubuh, sehingga jika tidak berkegiatan, nutrisinya akan ditimbun sebagai lemak.

    2. Kekurangan Kebutuhan Protein

    Fungsi dari protein adalah untuk menambah masa otot. 

    Bagi yang sedang diet dan berusaha menurunkan berat badan, masa otot sangat diperlukan. 

    Masa otot yang kurang dapat menghambat proses pembakaran lemak. 

    Sehingga, jika masa otot bagus maka proses pembakaran lemak juga akan optimal. 

    Konsumsi makanan beprotein tidak boleh ditinggalkan saat sedang diet. 

    Makanan berprotein hewani adalah daging, telur, susu, keju, dan yogurt. 

    Sedangkan protein nabati dapat diambil dari tahu, bayam, dan kacang arab. 

    3. Tidak Cukup Minum Air Putih

    Kebutuhan air setiap hari bagi setiap orang berbeda, tergantung dari aktivitas dan berat badan masing-masing. 

    Ukuran standarnya adalah 40cc untuk 1 kilogram berat badan. 

    Sehingga, untuk orang dengan berat badan 60kg, kebutuhan air minum mineral dalam sehari adalah 2400 cc. 

    Namun jika menjalani kegiatan yang sangat berat, konsumsi air mineral dapat ditambah mencapai 50cc/kg berat badan. 

    Konsumsi air mineral yang cukup dapat membantu menurunkan berat badan karena dapat membantu metabolisme dalam tubuh. 

    Jika kekurangan air, metabolisme tubuh menjadi tidak maksimal karena tubuh kekurangan cairan. 

    Selain itu, air putih dapat memberikan rasa kenyang dan mengindarkan rasa lapar. 

    Sehingga, saat merasa ingin ngemil, minum air mineral akan menahan keinginan untuk ngemil tersebut. 

    Karena bisa jadi, dorongan untuk ngemil itu bukanlah rasa lapar namun itu sinyal tubuh untuk menambah cairan. 

    4. Makan Banyak Setelah Berolahraga

    Beberapa orang berolahraga dengan keras selama beberapa jam, setelah selesai berolahraga mereka merasa sangat lapar, dan akhirnya makan berlebihan. 

    Hal ini adalah praktek yang salah namun banyak dilakukan. 

    Biasanya hal ini dilakukan oleh orang yang baru  mulai berolahraga. 

    Bagaimanapun, tubuh harus dibiasakan dengan pola olahraga dan pola makan yang imbang. 

    Sehingga setelah olahraga, usahan tetap makan dengan porsi yang wajar dan tidak berlebihan. 

    Dorong dengan air putih agar dapat lebih merasa kenyang. 

    Jika setelah olahraga malah makan dengan berlebihan, tentu saja berat badan akan susah turun. 

    5. Mengalami Stress

    Stress ternyata menjadi satu penyebab dari gagalnya diet penurunan berat badan. 

    Beberapa orang merasa sangat ingin turun berat badan sehingga banyak menghindari makanan-makanan tertentu. 

    Ada yang lalu secara ketat dan ekstrim menghindari segala jenis karbo dan daging, lalu menahan lapar seharian. 

    Yang pada akhirnya memicu stress karena berat badan malah tak kunjung turun atau stress karena terlalu kejam pada diri sendiri. 

    Saat stress, tubuh memproduksi hormon NPY atau Neuropeptide Y.

    Hormon tersebut membuat tubuh susah untuk membakar lemak. 

    Sehingga tubuh cenderung seperti yoyo yang jika turun makan akan cepat naik lagi.

    (*)

  • Begini Cara Bikin Foto Bareng Idol KPOP ala Tahun 90-an Pakai ChatGPT

    Begini Cara Bikin Foto Bareng Idol KPOP ala Tahun 90-an Pakai ChatGPT

    JABAR EKSPRES – Belakangan ini, media sosial terutama TikTok diramaikan oleh tren unik dan penuh nostalgia: mengedit foto bergaya tahun 90-an bersama idol KPOP favorit. Sentuhan khas kamera analog, warna vintage, hingga gaya grunge menjadikan hasil editan seolah-olah potret kenangan dari masa lalu. Yang lebih seru lagi, kamu bisa tampil bareng Lisa BLACKPINK, Jungkook BTS, atau Song Hye Kyo di dalam foto itu!

    Kalau kamu ingin ikut meramaikan tren ini dan penasaran bagaimana cara membuatnya, berikut panduan lengkapnya termasuk contoh prompt yang bisa langsung kamu tiru.

    Langkah-langkah Edit Foto Nuansa 90-an Bareng Idol KPOP Pakai ChatGPT

    Siapkan Foto Terbaikmu

    Pilih foto diri yang memiliki kualitas bagus, pencahayaan natural, dan ekspresi santai. Foto ini akan menjadi dasar utama sebelum diolah ke gaya retro. Semakin natural posenya, semakin realistis hasil akhirnya.

    Baca juga : Cara Setting Biar Kamera HP Tambah Bening dan Stabil Ini Sekarang, Hasil Foto Makin Pro!

    Gunakan ChatGPT Premium

    Masuk ke platform ChatGPT versi premium, karena fitur ini sudah mendukung input gambar dan manipulasi visual berbasis AI. Di sinilah kamu bisa mulai membuat konsep fotomu dengan bantuan prompt.

    Masukkan Prompt yang Kreatif

    Prompt adalah deskripsi teks yang akan memberi arahan kepada AI untuk menghasilkan gambar sesuai keinginan. Semakin detail dan imajinatif prompt yang kamu berikan, semakin keren hasilnya.

    Tambahkan Wajah Idol KPOP Favoritmu

    Setelah mendapatkan hasil foto retro dari ChatGPT, saatnya melakukan face swap untuk mengganti wajah salah satu tokoh dalam foto menjadi wajah idol favoritmu. Berikut caranya:

    Buka aplikasi Face Swap AI.Pilih fitur Multiple Face Swap.Unggah hasil gambar dari ChatGPT tadi.Upload juga foto wajah idol KPOP yang kamu inginkan.Atur posisi wajah agar menyatu dengan foto secara alami.

    Baca juga : Ubah HP Kentang Jadi Ngebut! Ini Aplikasi Game Booster Terbaik untuk Android 

    Gunakan contoh-contoh prompt ini untuk menghasilkan foto yang estetik dan benar-benar terasa vibes tahun 90-annya!

    Internet Cafe 1998

  • 5 Cara Alami Atasi Sakit Perut Bagian Atas Tanpa Obat

    5 Cara Alami Atasi Sakit Perut Bagian Atas Tanpa Obat

    JABAR EKSPRES – Rasa sakit yang muncul di perut bagian atas bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Tak hanya membuat tidak nyaman, keluhan ini juga bisa menjadi tanda adanya gangguan pada sistem pencernaan, seperti maag, gangguan lambung, atau bahkan refluks asam lambung (GERD).

    Namun, sebelum buru-buru mengonsumsi obat, ada baiknya Anda mencoba beberapa cara alami yang bisa membantu meredakan rasa sakit tersebut. Selain lebih aman, cara-cara ini juga bisa mendukung kesehatan saluran pencernaan secara keseluruhan.

    Berikut ini lima cara alami yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi sakit perut bagian atas tanpa perlu mengandalkan obat-obatan.

    Perbaiki Pola Makan Sehari-hari

    Pola makan yang buruk sering kali menjadi penyebab utama sakit perut bagian atas. Untuk mengatasinya, Anda disarankan:

    Menghindari makanan pedas, asam, berlemak, dan digoreng karena bisa memperparah iritasi lambung.Makan dalam porsi kecil tetapi lebih sering, agar lambung tidak terbebani.Pilih makanan yang mudah dicerna seperti bubur, sup, kentang rebus, dan buah seperti pisang yang bisa menenangkan perut.

    Konsistensi dalam menjaga pola makan sehat sangat penting untuk mencegah rasa sakit kambuh kembali.

    Baca juga :  Ini 4 Cara Menghilangkan Sakit Kepala Secara Alami, Cepat dan Efektif

    Hindari Berbaring Setelah Makan

    Jika Anda merasakan sakit di perut bagian atas, terutama setelah makan, hindari langsung berbaring terlentang. Posisi ini dapat memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan yang menyebabkan rasa mulas atau terbakar di dada.

    Idealnya, beri jeda waktu sekitar 2–3 jam setelah makan sebelum berbaring. Jika perlu tidur, cobalah posisi setengah duduk atau tidur dengan kepala sedikit lebih tinggi dari tubuh.

    Stop Rokok dan Alkohol

    Rokok dan alkohol adalah dua musuh utama kesehatan lambung. Kandungan zat di dalam rokok dan alkohol bisa mengiritasi dinding lambung serta memicu gangguan seperti GERD.

    Mengurangi bahkan menghentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol dapat membantu meredakan gejala sekaligus mencegah masalah pencernaan di kemudian hari.

    Gunakan Kompres Hangat

    Cara sederhana namun efektif lainnya adalah menggunakan kompres hangat di area perut yang sakit. Panas dari kompres akan membantu melancarkan peredaran darah, merelaksasi otot-otot perut, serta mengurangi rasa nyeri.

  • Resep Body Goals Ala Donna Agnesia di Usia 46 Tahun, Tak Pantang Makan Nasi

    Resep Body Goals Ala Donna Agnesia di Usia 46 Tahun, Tak Pantang Makan Nasi

    Jakarta

    Artis Donna Agnesia memang dikenal sebagai sosok yang sangat menjaga kesehatan tubuhnya, salah satunya terkait berat badan. Di umur yang menginjak 46 tahun, Donna masih memiliki tubuh langsing.

    Saat ditanya mengenai ‘rahasia’ menjaga berat badan tetap ideal, bintang iklan Tropicana Slim ini mengaku dirinya memang benar-benar memerhatikan dua hal, yakni pola makan dan aktivitas fisik.

    “Aku menjaga kalori makan aku, memang nggak dihitung sih spesifik harus berapa-berapa. Tapi paling nggak mengurangi karbohidrat dan makanan lemak, terus goreng-gorengan, sama mengurangi tepung,” kata Donna kepada detikcom saat ditemui dalam acara ‘Beat Diabetes: Healthy Talk and Poundfit’, di Jakarta Barat, Minggu (13/4/2025).

    “Nasi masih (makan) sehari sekali. Tapi aku nggak pernah makan banyak. Jadi aku pernah berat badan naik, lalu aku berhenti makan nasi dua bulan,” lanjut dia.

    Kepada mereka yang ingin menurunkan atau menjaga berat badan tetap normal sesuai perhitungan body mass index (BMI), Donna Agnesia menyarankan untuk melakukan variasi dalam pola makan.

    “Menurut aku, makan nasi tetap (bisa) sehari sekali. Karbo-nya mungkin bisa diganti kentang atau pasta,” katanya.

    “Bagaimanapun kan untuk kesehatan badan atau mau langsing, 70 persen itu dari makanan, apa yang kita konsumsi. Lalu 30 persen dari olahraga, jadi jangan olahraga dikencengin supaya bisa makan bebas, nggak,” tutupnya.

    (dpy/naf)

  • Ramadan yang Kaya di Turki dan Jejak Ottoman

    Ramadan yang Kaya di Turki dan Jejak Ottoman

    Jakarta, Beritasatu.com – Khidmat Ramadan tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga di Turki. Negeri dengan 99 persen penduduknya beragama Islam itu, juga menyambut Ramadan dengan kekhasan budaya peninggalan Kekaisaran Ottoman. 

    Masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan negeri ini. Apalagi beberapa tahun belakangan terdapat kabar Hagia Sophia yang dikembalikan fungsinya sebagai masjid setelah bertahun-tahun dijadikan museum. Lalu Cappadocia (Kapadokya), yang menjadi “It’s my dream” masyarakat Indonesia.

    Pada pertengahan Maret lalu, Beritasatu berkesempatan menikmati Ramadan Karim di negeri peninggalan kerajaan Islam terbesar dalam sejarah tersebut.

    Beritasatu akan berbagi budaya Ramadan yang kaya di Turki dan jejak peninggalan Ottoman. Hagia Sophia menjadi salah satunya. Sayangnya tak ada Cappadocia. Beritasatu melewatkannya agar tetap menjadi “It’s my dream mas”.

    Ramadan di Turki: Tradisi, Kehangatan, dan Keunikan yang Tak Tergantikan

    Bulan Ramadan di Turki pada tahun ini jatuh pada tanggal 1 Maret hingga 29 Maret. Tepat pada awal musim semi, setelah sekitar tiga bulan mengalami musim dingin.

    Budaya Turki menyebut Ramadan sebagai Sultan Eleven Months. Dalam bahasa setempat disebut On Bir Ayın Sultanı. Mengapa? Karena bulan ini merupakan bulan bagi muslim melakukan introspeksi, pengendalian diri, berbagi, pengabdian, dan tentunya berpuasa. 

    Bulan Ramadan di Turki bukan sekadar soal menahan lapar dan haus. Ini adalah tentang kebersamaan, tradisi yang turun-temurun, dan suasana magis yang menyelimuti negeri dua benua ini. Saat bulan suci tiba, Turki berubah menjadi tempat yang begitu hidup, hangat, dan penuh warna. Dari gemerlap lampu-lampu masjid hingga aroma manis güllaç di setiap sudut kota.

    Begitu Ramadan dimulai, ritme kehidupan di Turki ikut menyesuaikan. Jalanan jadi lebih tenang di siang hari, tapi menjelang matahari terbenam, kota-kota mulai bergeliat lagi. Taman-taman kota dan alun-alun berubah jadi tempat kumpul warga untuk berbuka puasa bareng, lengkap dengan meja panjang yang penuh makanan khas.

    Masyarakat Turki merayakan bulan ini secara khusus, dengan adat dan budaya Islam. Dengan berusaha menunjukkan cinta, amal, dan toleransi, adalah beberapa cara yang dilakukan mereka.

    Spanduk besar bercahaya terbentang di antara dua menara masjid-masjid, disebut mahya. Di bulan Ramadan ini, mahya bertuliskan asma Allah dan pesan spiritual. Cahaya mahya yang bersinar di langit malam, menonjolkan suasana spiritual dan simbol kehangatan Ramadan versi Turki.

    Ada budaya Turki selama Ramadan yang cukup akrab dengan budaya Indonesia, yakni membangunkan masyarakat untuk sahur. Di Turki, ada davulcu. Davulcu adalah para penabuh drum tradisional yang keliling kampung jelang sahur sambil menyanyikan lagu-lagu khas serta membacakan puisi Ramadan. Mirip ya? Meskipun zaman sudah modern, tradisi ini tetap dilestarikan, dan bahkan jadi momen yang dinanti warga.

    Pada waktu berbuka (iftar) juga terdapat kekhasan yang mirip dengan beberapa daerah di Indonesia bekas wilayah kerajaan Islam jaman baheula. Jika sahur dengan tabuhan drum, maka berbuka dengan letusan meriam.

    Ya, tradisi menandai waktu berbuka dengan suara letusan meriam masih dilakukan di masjid-masjid di Turki, meski tidak selalu setiap hari. Sayangnya Beritasatu melewatkan kesempatan melihat tradisi ini di pelataran Masjid Biru (Blue Mosque/Masjid Sultan Ahmed).

    Berbuka dengan yang manis, tidak berlaku di negeri dua benua ini. Kebiasaan mereka berbuka dengan seteguk air, beberapa buah zaitun atau kurma. Setelah itu menu-menu lezat khas tradisional dihamparkan. Roti Ramadan bertabur wijen menjadi salah satu yang khas.

    Kalau bicara soal makanan Ramadan di Turki, ada beberapa menu yang cuma muncul setahun sekali, seperti pide Ramadan, roti pipih yang empuk dan harum, jadi andalan saat berbuka. Ada juga güllaç, dessert khas Ramadan dari lapisan tipis tepung beras yang direndam susu dan diberi taburan delima serta pistachio. Rasanya? Segar, lembut, dan manisnya pas banget!

    Buka Puasa Bersama di Masjid dan Taman, serta Berbelanja

    Masjid-masjid besar di Turki sering menggelar buka puasa massal. Siapa pun boleh datang, duduk bersama, dan menikmati hidangan sederhana namun penuh berkah. 

    Ini adalah momen yang mempererat solidaritas dan menghapus sekat-sekat sosial. Bahkan banyak turis pun diajak bergabung, menjadikan Ramadan sebagai jembatan budaya yang indah.

    Setelah berbuka, suasana semakin meriah dengan Ramadan bazaar yang buka hingga larut malam. Di sini, pengunjung bisa menemukan aneka camilan, kerajinan tangan, dan pertunjukan seni tradisional. 

    Anak-anak berlarian sambil memegang balon, orang dewasa menikmati teh sambil ngobrol hangat, dan seluruh kota terasa hidup.

    Ramadan di Turki bukan cuma soal ibadah, tapi juga soal merayakan kehidupan dalam kebersamaan. Dengan kombinasi antara tradisi kuno, kuliner lezat, dan semangat gotong royong, Ramadan di negeri ini memberikan pengalaman yang sulit dilupakan. 

    Jadi, kalau punya rencana mengunjungi Turki di bulan suci, siapkan hati untuk jatuh cinta pada suasananya yang begitu khas dan memikat.

    Bukan hanya merasakan Ramadan-nya, Beritasatu juga berkesempatan mengunjungi berbagai lokasi yang menarik di Kota Istanbul dan Bursa. Berbagai lokasi wisata ini sebagian besar merupakan peninggalan atau jejak Kekaisaran Ottoman. 

    Istanbul: Kota Pewaris Dua Peradaban

    Istanbul bukan sekadar kota, dia adalah pengalaman. Bayangkan sebuah tempat di mana dua benua bertemu, Asia dan Eropa, dipisahkan oleh selat Bosporus yang memesona. 

    Kota ini punya ritme sendiri, kadang terasa seperti mozaik waktu, di mana sejarah ribuan tahun bisa berdampingan dengan hiruk-pikuk modernitas. Jalan-jalan sempit berkelok yang dipenuhi aroma kopi dan roti hangat bisa tiba-tiba membuka ke panorama masjid megah atau gedung pencakar langit.

    Dalam sejarahnya, Istanbul punya perjalanan panjang dan penuh warna. Dulu dikenal sebagai Byzantion saat masih menjadi koloni Yunani, lalu berubah menjadi Konstantinopel saat jadi ibu kota Kekaisaran Romawi Timur. Setelah ditaklukkan oleh Sultan Mehmed II pada 1453, kota ini menjadi pusat Kekaisaran Ottoman dan berkembang jadi salah satu kota paling berpengaruh di dunia. 

    Pergantian nama menjadi “Istanbul” secara resmi baru terjadi setelah berdirinya Republik Turki, meskipun sebutan itu sudah digunakan oleh masyarakat sejak lama.

    Setiap sudut Istanbul punya cerita. Dari Hagia Sophia yang dulunya gereja, lalu jadi masjid, kemudian museum, dan sekarang kembali menjadi masjid, hingga Grand Bazaar yang masih berdetak seperti jantung perdagangan sejak ratusan tahun lalu. Di kota ini, jejak Romawi, Bizantium, dan Ottoman berpadu dalam satu lanskap yang kaya dan hidup. Sambil menyusuri jalan berbatu, sejarah terasa begitu dekat dan nyata.

    Tapi Istanbul bukan cuma tentang masa lalu. Kehidupan malam di kawasan Karaköy atau Galata, galeri seni independen di Cihangir, kafe-kafe hipster di Balat, semuanya menunjukkan sisi kota yang penuh energi dan terus berubah. Musik, seni, dan kuliner jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tak sulit menemukan tempat untuk bersantai sambil menyeruput teh apel atau mencicipi baklava segar.

    Yang membuat Istanbul begitu spesial adalah keberagamannya. Di satu sisi, ada azan yang menggema dari menara masjid, di sisi lain, terdengar tawa anak-anak bermain bola di taman. Orang-orangnya hangat dan penuh semangat, sering kali menyapa dengan senyum atau ajakan minum teh, bahkan pada orang asing. Kehidupan di sini terasa akrab, meski bagi yang baru datang sekalipun. Katanya, Istanbul tahu caranya membuat siapa pun jatuh hati, pelan, tapi pasti.

    Beyoğlu dan Jalan İstiklal: Jantungnya Istanbul yang Selalu Hidup

    Kalau ada satu tempat di Istanbul yang bisa menggambarkan semangat kota ini, mungkin jawabannya ada di Beyoğlu, terutama di Jalan İstiklal. Jalan panjang yang selalu ramai ini bukan cuma tempat belanja, tapi juga jalur nostalgia. Di sinilah trem merah ikonik mondar-mandir di antara lautan pejalan kaki, membawa kenangan lama sekaligus semangat baru.

    Dulu, jalan ini dikenal sebagai Grand Rue de Pera, karena memang berada di kawasan Pera yang dihuni banyak warga asing dan komunitas non-Muslim selama masa Kekaisaran Ottoman. Tapi setelah Republik Turki berdiri pada tahun 1923, namanya diubah menjadi “İstiklal Caddesi” yang berarti “Jalan Kemerdekaan.” 

    Nama ini diberikan sebagai penghormatan atas perjuangan rakyat Turki dalam Perang Kemerdekaan. Jadi, selain penuh warna dan cerita, jalan ini juga punya makna historis yang dalam.

    Jalan Istiklal, geliat aktivitas masyarakat hingga tengah malam menjadi simbol kehidupan metropolis Kota Istanbul. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Sering muncul pertanyaan: apakah ada hubungannya antara Jalan İstiklal dan Masjid Istiqlal di Jakarta? Jawabannya: tidak secara langsung. Meski nama keduanya sama-sama berarti “kemerdekaan” dan lahir dari semangat perjuangan masing-masing bangsa, penamaan ini berdiri di konteks dan sejarah yang berbeda. 

    Tetapi tetap menarik melihat bagaimana semangat “istiqlal” atau “istiklal” jadi simbol penting, baik di Istanbul maupun di Jakarta, dua kota besar dengan sejarah panjang dan semangat nasionalisme yang kuat.

    Hingga sekarang, Jalan İstiklal tetap jadi pusat budaya dan hiburan. Deretan gedung neoklasik berdiri megah di kiri-kanan jalan, menyimpan ratusan toko, restoran, galeri seni, museum, hingga kedai manisan dan pub bergaya klasik. Di sini, aroma roti simit hangat, kopi Turki, dan musik jalanan berpadu jadi satu.

    Beberapa bangunan bersejarah bisa ditemukan di sepanjang jalur ini, seperti Gereja St Antoine yang masih aktif, Sekolah Galatasaray yang melegenda, dan penginapan Narmanlı yang penuh cerita. 

    Tak jauh dari situ, berdiri Museum Pera dan Salt Beyoğlu yang jadi ruang pamer karya seniman lokal maupun internasional. Kalau melangkah ke ujung jalan, Taksim Square menyambut dengan ramai, lengkap dengan Pusat Kebudayaan Atatürk yang kini tampil lebih modern.

    Masjid Taksim: Sentuhan Modern di Tengah Suasana Klasik

    Begitu sampai di ujung Jalan İstiklal, perhatian langsung tertuju pada sebuah bangunan megah dengan kubah besar, itulah Masjid Taksim. Masjid ini tergolong baru kalau dibandingkan dengan masjid-masjid tua di Istanbul, tapi kehadirannya langsung jadi ikon. Lokasinya yang strategis, tepat di Taksim Square, bikin masjid ini seakan menyapa semua yang melintas di pusat kota.

    Desainnya unik, karena menggabungkan gaya arsitektur masjid tradisional dengan elemen-elemen modern yang terinspirasi dari bangunan-bangunan abad ke-19 di kawasan Beyoğlu. Jadi, meskipun bentuknya klasik dengan kubah dan menara, ada kesan segar yang bikin masjid ini beda dari yang lain. Mihrab dan mimbarnya pun dibuat dengan pendekatan modern, tapi tetap menjaga akar tradisi.

    Kaligrafi yang menghiasi interiornya tampil dengan warna-warna dominan seperti hijau, merah marun, dan hitam. Nuansa yang tenang, tapi tetap terasa kuat dan anggun. Masjid ini juga cukup luas, kapasitasnya bisa menampung sekitar 4.000 jemaah sekaligus, jadi sering ramai terutama saat salat Jumat dan hari besar keagamaan.

    Masjid Taksim yang berada di pangkal Jalan Istiklal dan Taksim Square. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Yang menarik, Masjid Taksim bukan hanya tempat ibadah, tapi juga ruang budaya. Ada ruang bawah tanah yang digunakan untuk pameran dan kegiatan sosial, menunjukkan bahwa masjid ini memang hadir untuk menjawab kebutuhan spiritual sekaligus kultural masyarakat kota.

    Di tengah riuhnya kawasan Taksim, masjid ini seperti oase yang menawarkan ketenangan. Cocok banget jadi tempat berhenti sejenak setelah menjelajah hiruk-pikuk Jalan İstiklal.

    Pierre Loti: Tempat Nongkrong Santai dengan Pemandangan Klasik Istanbul

    Kalau lagi pengin menikmati Istanbul dari ketinggian sambil duduk santai dan minum teh, Bukit Pierre Loti adalah tempat yang pas banget. Bukit ini terletak di kawasan Eyüp, bagian barat kota tua, dan jadi salah satu spot favorit warga lokal maupun wisatawan buat ngadem sambil menikmati pemandangan Tanduk Emas (Golden Horn) yang legendaris itu.

    Namanya diambil dari Julien Viaud, seorang penulis asal Prancis yang dikenal dengan nama pena Pierre Loti. Dia jatuh cinta sama Istanbul dan sering nongkrong di kafe yang sekarang jadi landmark di puncak bukit ini. Dari situlah nama bukit ini berasal, sebuah penghormatan kecil untuk pengagum Istanbul dari negeri seberang.

    Bersantai dengan secangkir kopi sambil menikmati pemandangan Tanduk Emas. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Cara ke sini juga asyik, bisa naik kereta gantung dari bawah bukit, atau kalau lagi semangat, bisa juga naik tangga sambil menikmati suasana sekitar yang rindang. Begitu sampai di atas, pemandangannya langsung bikin terdiam sejenak. Bentangan kota tua, masjid-masjid dengan menara tinggi, dan gemerlap air Tanduk Emas jadi latar yang sulit dilupakan.

    Tempat ini juga cocok buat yang suka suasana tenang dan klasik. Banyak pengunjung duduk santai di kafe, menikmati teh Turki dalam gelas kecil sambil ngobrol atau sekadar melamun menatap kota. Di sore hari, suasananya makin syahdu, apalagi saat matahari mulai turun dan langit Istanbul berubah warna.

    Pierre Loti bukan tempat yang mewah atau ramai, tapi justru itu daya tariknya. Rasanya seperti melangkah keluar dari keramaian dan masuk ke halaman kecil dalam buku harian yang penuh kenangan.

    Masjid Sultan Eyüp: Tempat yang Penuh Makna dan Ketenteraman

    Masih di kawasan Eyüp, tak jauh dari Bukit Pierre Loti, berdiri megah Masjid Sultan Eyüp yang menjadi salah satu masjid paling penting dan dihormati di Istanbul. Tempat ini bukan cuma destinasi wisata religi, tapi juga lokasi penuh sejarah dan spiritualitas yang dalam banget buat banyak orang, baik dari Turki sendiri maupun dari luar negeri.

    Masjid ini pertama kali dibangun pada tahun 1458, hanya lima tahun setelah Istanbul ditaklukkan oleh Kesultanan Ottoman. Namanya diambil dari Abu Ayyub al-Ansari (Sultan Eyüp dalam bahasa Turki), seorang sahabat Nabi Muhammad yang diyakini wafat saat ikut dalam pengepungan Konstantinopel di abad ke-7. Makamnya ada di kompleks masjid ini, dan sampai sekarang jadi tempat ziarah yang ramai.

    Masjid Sultan Eyup. Berasal dari nama sahabat Nabi Muhammad SAW yang wafat dalam pengepungan Konstantinopel. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Satu tradisi unik yang masih hidup sampai sekarang adalah upacara sunatan anak-anak di masjid ini. Anak-anak laki-laki yang akan disunat biasanya datang ke sini dengan pakaian ala pangeran Ottoman lengkap dengan jubah, tongkat kecil, dan mahkota lucu di kepala. 

    Mereka datang bersama keluarga besar, lalu berdoa di makam Sultan Eyüp sebelum prosesi sunat. Tradisi ini dianggap membawa berkah, sekaligus menjadi momen penting dalam kehidupan seorang anak laki-laki Turki.

    Masjidnya sendiri punya arsitektur khas Ottoman yang anggun dan tenang. Dikelilingi taman rindang dan kompleks makam para tokoh penting, suasana di sini terasa khidmat, tapi tetap nyaman buat duduk santai atau sekadar berjalan-jalan sore. Bangunan masjid juga sempat direnovasi beberapa kali, tapi nuansa aslinya tetap dijaga dengan baik.

    Kalau mampir ke sini, rasanya seperti menyelami sisi lain Istanbul yang penuh nilai, tradisi, dan penghormatan terhadap sejarah. Bukan cuma indah dilihat, tapi juga kaya makna.

    Semenanjung Bersejarah: Jantung Kota Tua yang Penuh Cerita

    Kalau bicara soal Istanbul, mustahil melewatkan Semenanjung Bersejarah atau yang juga dikenal sebagai kota tua. Tempat ini dulunya adalah pusat pemerintahan dan kehidupan sosial Kekaisaran Romawi Timur, lalu dilanjutkan oleh Kesultanan Ottoman. Sekarang, kawasan ini jadi semacam museum terbuka raksasa, di mana setiap langkah terasa seperti melangkah ke masa lalu.

    Secara geografis, area ini dikelilingi oleh tiga perairan penting: Tanduk Emas di utara, Selat Bosporus di timur, dan Laut Marmara di selatan. Kombinasi itu bikin tempat ini strategis banget dari dulu sampai sekarang. Di sinilah berdiri bangunan-bangunan ikonik seperti Hagia Sophia, Masjid Biru, Istana Topkapı, Hippodrome, dan Masjid Süleymaniye, semuanya cuma berjarak jalan kaki dari satu sama lain.

    Selain jadi pusat kekuasaan, kawasan ini juga pernah jadi jantung perdagangan, seni, dan keagamaan. Tidak heran, UNESCO memasukkan Semenanjung Bersejarah ke dalam daftar Warisan Dunia sejak tahun 1985. Bangunan-bangunan tua yang megah, tembok kota yang masih berdiri di beberapa sisi, hingga jejak-jejak arsitektur Bizantium dan Ottoman, semuanya bisa dinikmati sambil santai jalan kaki.

    Tanduk Emas, salah satu sudut dari Semenanjung Bersejarah dilihat dari Bukit Pierre Loti. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Salah satu pengalaman paling seru di sini adalah keliling Hippodrome, alun-alun luas yang dulunya tempat balap kereta kuda dan pertunjukan akbar. Sekarang, tempat ini jadi taman terbuka yang dikelilingi monumen kuno seperti Obelisk Mesir dan Kolom Ular, semua masih berdiri gagah di tengah hiruk-pikuk kota modern.

    Semenanjung ini benar-benar menggambarkan karakter Istanbul: kota yang enggak pernah melupakan akarnya, tapi tetap terus bergerak maju. Setiap sudutnya menyimpan cerita, dan setiap bangunannya seperti ingin bercerita pada siapa pun yang lewat.

    Hagia Sophia: Simbol Keagungan, Iman, dan Arsitektur

    Kalau Istanbul punya satu bangunan yang benar-benar jadi simbolnya kota, Hagia Sophia pasti masuk daftar teratas. Bayangkan, gedung megah ini sudah berdiri sejak tahun 537 M, dan masih berdiri kokoh sampai sekarang! 

    Dibangun sebagai gereja oleh Kaisar Justinianus saat Kekaisaran Romawi Timur masih berjaya, Hagia Sophia sempat jadi gereja terbesar di dunia selama hampir seribu tahun.

    Ngomong-ngomong soal nama, “Hagia Sophia” bukan nama orang, lho! Nama ini berasal dari bahasa Yunani: Hagía Sophía, yang berarti “Kebijaksanaan Suci” (Holy Wisdom). Dalam ajaran Kristen Ortodoks, ini adalah salah satu atribut dari Tuhan, bukan nama santo atau tokoh tertentu. 

    Jadi saat pertama kali dibangun, Hagia Sophia memang didedikasikan untuk Kebijaksanaan Ilahi, bukan untuk seseorang bernama Sophia. Nama ini memperkuat makna spiritual bangunan ini, yang sejak awal memang dimaksudkan sebagai pusat ibadah dan refleksi keagamaan.

    Ruang utama Hagia Sophia. Seluruh ornamen peninggalan gereja secara perlahan digantikan simbol-simbol keislaman. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Arsitektur Hagia Sophia luar biasa. Kubah utamanya yang menjulang setinggi lebih dari 55 meter jadi pusat perhatian siapa pun yang masuk. Teknologi arsitektur yang dipakai di zamannya benar-benar melampaui waktu, pendetive, yakni struktur penopang kubah yang bikin bangunan ini tetap stabil dan elegan dari segala sudut. 

    Dari luar memang megah, tapi justru bagian dalamnya yang bikin banyak orang terkesima. Ada mozaik emas, lukisan dinding kuno, dan kaligrafi raksasa yang menggambarkan jejak percampuran budaya selama berabad-abad.

    Saat Ottoman menaklukkan Konstantinopel tahun 1453, Hagia Sophia diubah jadi masjid. Beberapa elemen Kristen ditutup dengan plester, tapi banyak yang masih bertahan dan akhirnya ditemukan kembali di era modern. Di masa itu, juga ditambahkan unsur Islam seperti mimbar, mihrab, dan tentu saja menara-menara yang jadi ciri khas masjid.

    Kemudian, di tahun 1935, atas keputusan pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Atatürk, Hagia Sophia diubah jadi museum. Ini bikin tempat ini jadi simbol keberagaman dan toleransi budaya. Tapi pada tahun 2020, statusnya kembali berubah dan ditetapkan lagi sebagai masjid, meskipun tetap terbuka untuk wisatawan dari seluruh dunia.

    Yang bikin Hagia Sophia istimewa bukan cuma karena umurnya yang panjang, tapi juga karena perannya sebagai saksi perubahan zaman, dari gereja, jadi masjid, lalu museum, dan kembali jadi masjid. Bangunan ini juga masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO, sebagai bagian dari Kawasan Bersejarah Istanbul.

    Masuk ke Hagia Sophia seperti menyentuh sejarah dengan tangan sendiri. Dari lantainya yang aus oleh jutaan langkah kaki, sampai cahaya yang menembus jendela-jendela tinggi dan memantul di dinding mozaik emas. Semuanya terasa hidup.

    Di bulan Ramadan, Masjid Hagia Sophia lebih spesial. Ada mukabalah, yakni pembacaan ayat suci Al-Qur’an menjelang salat zuhur dan asar. Kegiatan ini hanya berlaku di bulan Ramadan saja. 

    Masjid Biru: Keindahan Ubin İznik dan Suara yang Menjawab Langit

    Tepat di seberang Hagia Sophia, berdiri saudaranya yang lebih “muda”, tapi tidak kalah megah: Masjid Sultan Ahmed, atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Biru. Dibangun pada awal abad ke-17 oleh Sultan Ahmed I, masjid ini jadi lambang keagungan arsitektur Ottoman. Enam menaranya yang menjulang dan ratusan jendela berukir bikin siapa pun terdiam waktu menengadah.

    Yang paling ikonik dari Masjid Biru tentu saja bagian dalamnya. Dipenuhi lebih dari 20.000 ubin İznik berwarna biru yang bikin suasana terasa sejuk dan damai. Bukan cuma tempat ibadah, masjid ini juga jadi ruang kontemplasi di tengah hiruk pikuk kota tua Istanbul.

    Satu hal yang bikin momen di sini makin berkesan adalah tradisi azan bersahutan. Setiap waktu salat tiba, suara muazin dari Masjid Biru dan Hagia Sophia saling menyapa. Bukan rebutan, tapi lebih ke harmoni. Saling memberi jeda, saling menghormati.

    Museum Sejarah Hagia Sophia: Menyusuri 1700 Tahun dalam Sekejap

    Berlokasi cuma beberapa langkah dari Hagia Sophia, museum ini bukan sekadar tempat lihat-lihat artefak. Di sini, sejarah terasa hidup. Museum Sejarah dan Pengalaman Hagia Sophia hadir untuk mengajak pengunjung menyelami perjalanan panjang bangunan megah ini, dari basilika Bizantium, masjid Ottoman, hingga museum dan kembali jadi masjid.

    Begitu masuk, pengunjung langsung disambut teknologi imersif, lampu, suara, dan visual yang bikin seolah sedang berdiri di tengah-tengah masa lalu. Di lantai dasar, ada artefak-artefak asli dari Hagia Sophia yang dulu sempat disimpan di gudang. Beberapa bagian bahkan menampilkan potongan arsitektur asli yang bisa dilihat dari dekat.

    Museum ini terbagi dalam beberapa zona waktu. Lantai dua mengajak pengunjung ke era Ottoman, lengkap dengan elemen budaya dan keagamaan yang dulu menghiasi Hagia Sophia saat fungsinya berubah jadi masjid. Lantai tiga menyajikan kisah era Kekaisaran Romawi Timur dengan cara yang modern, yakni memakai teknologi proyeksi dan suara tiga dimensi yang bikin suasana terasa nyata.

    Ada juga bagian keren yang menampilkan tangki air kuno dari masa Romawi Timur, bisa dilihat lewat jendela kaca tanpa bingkai di lantai dasar. Ruang ini tenang dan agak mistis, seolah menyimpan rahasia yang belum semuanya terungkap.

    Intinya, museum ini bukan cuma tempat belajar, tapi juga tempat merasakan dan meresapi kemegahan Hagia Sophia dengan pancaindra. Dari lantunan musik sakral hingga detail ubin tua, semuanya dibalut dengan presentasi modern. Cocok buat yang ingin memahami bukan cuma bentuk fisiknya, tapi juga jiwa Hagia Sophia.

    Museum Sejarah Sains dan Teknologi dalam Islam: Bukti Kalau Ilmuwan Muslim Enggak Kalah Keren

    Di balik kemegahan bangunan dan kisah para sultan, Istanbul juga punya sisi lain dari sejarah Islam, yaitu sains. Museum Sejarah Sains dan Teknologi dalam Islam yang berada di Taman Gülhane ini adalah bukti bahwa dunia Islam pernah jadi pusat ilmu pengetahuan dunia.

    Museum ini dibuka tahun 2008 atas inisiatif sejarawan Fuat Sezgin, dan sejak itu jadi tempat favorit buat yang ingin melihat bagaimana para ilmuwan Muslim menciptakan berbagai penemuan canggih jauh sebelum era modern dimulai. Mulai dari astronomi, kedokteran, matematika, hingga teknologi perang, semuanya dipajang dalam bentuk replika alat-alat kuno yang keren dan penuh detail.

    Ada jam air, astrolabe, alat bedah, peta dunia abad pertengahan, dan berbagai benda yang memperlihatkan betapa majunya ilmu pengetahuan saat itu. Bagian menariknya, semua ini disusun dengan cara yang ramah pengunjung. Cocok buat semua usia, dari yang sekadar jalan santai sampai yang nerd sains banget.

    Jadi, museum ini bukan cuma tempat “lihat barang lama”, tapi juga ruang buat menghargai kontribusi ilmuwan Muslim dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia.

    Istana Topkapı: Rumah para Sultan dan Rahasia di Baliknya

    Setelah puas dengan sains, sekarang saatnya menyelami kehidupan para sultan di Topkapı Palace, istana megah yang dulu jadi pusat pemerintahan Kekaisaran Ottoman selama hampir 400 tahun. Letaknya di ujung Semenanjung Bersejarah, menghadap langsung ke pertemuan Selat Bosporus, Tanduk Emas, dan Laut Marmara. Pemandangannya? Enggak main-main.

    Masuk ke Topkapı itu seperti masuk ke dunia lain, dunia penuh rahasia kerajaan, kisah para selir di harem, hingga pusaka peninggalan Rasulullah SAW yang disimpan dengan penuh kehormatan. Istana ini terdiri dari banyak paviliun, taman hijau, aula pertemuan, dan museum yang menampilkan berbagai koleksi emas, perhiasan, hingga senjata antik.

    Salah satu bagian yang paling bikin merinding adalah Paviliun Relikui Suci, tempat menyimpan jubah, pedang, dan jenggot Nabi Muhammad SAW. Suasana di sini tenang dan khidmat, karena ada pembacaan Al-Qur’an nonstop yang bergema lembut di ruangan.

    Topkapı juga punya dapur kerajaan yang luar biasa besar, tempat masak buat ribuan orang setiap hari. Koleksi porselen Tiongkok dan keramik İznik yang dipajang di sana pun menunjukkan betapa kaya dan beragam pengaruh budaya di lingkungan istana.

    Beykoz dan Makam Nabi Yuşa: Ketika Keheningan Bertemu Keagungan

    Kalau memutuskan jalan-jalan ke sisi Asia Istanbul dan pengin cari suasana yang jauh dari hiruk pikuk kota, Beykoz adalah salah satu tempat yang cocok banget buat itu. Kawasan ini dikelilingi oleh hutan lebat, udara segar, dan pemandangan Bosphorus dari sudut yang jarang dijamah wisatawan biasa.

    Tapi ada satu tempat di Beykoz yang punya aura spiritual kuat banget: Makam dan Masjid Nabi Yuşa (Hz. Yuşa Türbesi). Menurut tradisi, di sinilah diyakini bersemayam Nabi Yuşa Ibn Nun atau Yosua dalam tradisi Yahudi dan Kristen, yang merupakan penerus Nabi Musa. 

    Gerbang menuju makam dan Masjid Nabi Yusa bin Nun. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Walaupun tidak semua sejarawan sepakat soal lokasinya, makam ini tetap jadi tempat ziarah penting, baik bagi umat Islam maupun mereka yang tertarik dengan sejarah dan spiritualitas lintas agama.

    Uniknya, makam Nabi Yuşa ini panjangnya luar biasa, sekitar 17 meter, yang bikin banyak pengunjung tertegun waktu pertama kali melihatnya. Panjang ini dipercaya sebagai simbol penghormatan terhadap kebesaran nabi tersebut, bukan ukuran tubuh literal. Karena letaknya di puncak bukit Yuşa, pengunjung bisa sekaligus menikmati pemandangan Bosphorus yang dramatis dari ketinggian, sunyi, megah, dan bikin hati tenang.

    Di samping makam, berdiri masjid sederhana yang juga punya atmosfer khusyuk. Banyak pengunjung yang datang bukan cuma untuk berdoa, tapi juga untuk menyepi sejenak dari dunia luar. Tempat ini sering dikunjungi saat Ramadan atau hari-hari keagamaan, tapi suasananya tetap tenang dan damai.

    Kalau Hagia Sophia adalah simbol megahnya perpaduan budaya dan sejarah Istanbul, maka Makam Nabi Yuşa di Beykoz adalah pengingat lembut tentang kesunyian, spiritualitas, dan refleksi. Dua-duanya mencerminkan sisi berbeda dari kota ini, yang satu megah dan penuh cahaya, yang satu lagi tenang dan bersahaja.

    Masjid Yeni: Siluet di Tepi Tanduk Emas

    Kalau berjalan di kawasan Eminönü, Istanbul, tak mungkin melewatkan siluet megah Masjid Yeni yang berdiri anggun di tepi Tanduk Emas. Nama “Yeni” berarti “baru,” meskipun usianya sudah lebih dari 350 tahun, dibangun mulai tahun 1597 dan selesai pada 1665. Tetapi dibanding masjid-masjid klasik Ottoman lain seperti Süleymaniye atau Sultanahmet, ia memang salah satu yang lebih muda, dan punya cerita unik di balik pembangunannya.

    Masjid ini bukan dibangun oleh seorang sultan, tapi oleh seorang wanita kuat di istana, Safiye Sultan, ibu dari Sultan Mehmed III. Pembangunan masjid ini penuh tantangan, mulai dari konflik politik, dana yang tersendat, hingga pergantian kekuasaan. Baru di masa Turhan Hatice Sultan (ibu Sultan Mehmed IV), pembangunannya dirampungkan dan hasilnya luar biasa.

    Masjid Yeni berdiri megah di atas podium yang menghadap laut, lengkap dengan menara-menara ramping, kubah berundak, dan halaman luas. Di dalam, langit-langitnya dipenuhi ubin İznik yang kaya warna, dengan motif bunga dan kaligrafi indah. Kesan mewah dan lembut berpadu dalam satu atmosfer sakral.

    Uniknya, di kompleks Masjid Yeni juga terdapat makam (türbe) keluarga kerajaan, termasuk Turhan Hatice Sultan sendiri. Di sekitarnya, kamu juga bisa menjumpai Pasar Rempah-rempah (Mısır Çarşısı), menandakan peran penting masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai pusat kehidupan sosial dan ekonomi kota.

    Masjid Yeni menjadi salah satu contoh terbaik arsitektur transisi Ottoman klasik ke gaya barok awal, yang bisa kamu lihat dari lengkungan jendela, bentuk kubah, dan ornamen interiornya yang mulai mengeksplorasi keindahan visual yang lebih berani. Di sinilah kita melihat bagaimana masjid bukan hanya sebagai ruang spiritual, tapi juga sebagai manifestasi seni, budaya, dan kekuasaan.

    Grand Bazaar: Surga Belanja dan Seni Tawar-Menawar

    Bayangkan pasar besar, beratap, isinya ribuan toko kecil dengan lorong-lorong yang seolah tidak ada habisnya. Itulah Grand Bazaar alias Kapalıçarşı dalam bahasa Turki. Pasar ini udah ada sejak abad ke-15, dibangun tak lama setelah Istanbul jatuh ke tangan Kesultanan Ottoman. Selain jadi pusat ekonomi, tempat ini juga saksi bisu perjalanan panjang kota.

    Masuk ke Grand Bazaar rasanya seperti diseret ke dunia lain. Di kiri dan kanan ada penjual karpet dengan motif rumit, perhiasan emas yang mengilap, lampu kaca warna-warni yang cantik, sampai rempah-rempah yang aromanya langsung menusuk hidung. Semuanya dijajakan dengan semangat khas pedagang Istanbul: ramah, kadang agak memaksa, tapi justru itu yang bikin seru.

    Yang bikin Grand Bazaar beda dari pasar biasa adalah suasananya. Toko-tokonya kecil, tapi dihias elegan. Kubah atapnya tinggi, dengan desain ala arsitektur Ottoman klasik. Meski ramai, tempat ini terasa adem, dan aura historisnya masih kerasa kuat. Setiap sudutnya kayak punya cerita sendiri.

    Nah, satu hal yang wajib diingat kalau belanja di sini: tawar-menawar itu wajib hukumnya! Enggak usah malu. Justru pedagangnya senang kalau pengunjung ikut main “negosiasi harga”. Kadang proses tawar-menawar ini malah jadi hiburan tersendiri. Bisa mulai dari teh ditawari gratis, sampai ngobrol ngalor-ngidul hingga akhirnya sepakat harga.

    Grand Bazaar bukan cuma tempat belanja, tapi tempat ikut merasakan denyut asli Istanbul. Di sinilah seni, budaya, dan semangat hidup warga kota bercampur jadi satu.

    Istanbul, Kota Rasa yang Tidak Ada Habisnya

    Kalau bicara soal kuliner Turki, rasanya seperti menyelam ke lautan rasa yang kaya dan dalam. Setiap suapan punya cerita. Warisan panjang dari Anatolia, Romawi Timur, sampai kejayaan Kesultanan Ottoman semuanya berbaur di atas meja makan. Jadi jangan heran kalau makanan di Turki bukan cuma buat kenyang, tapi juga jadi bagian penting dari budaya.

    Kalau ada satu kota yang bisa dibilang jadi panggung utama buat semua cita rasa itu, jawabannya pasti: İstanbul. Di sinilah semua rasa berkumpul, dari kebab yang berasap menggoda, meze segar yang cocok buat sharing, sampai olahan sayuran dengan minyak zaitun khas Mediterania. Istanbul itu ibarat taman bermainnya para pencinta makanan.

    Nama Istanbul makin bersinar di mata dunia waktu Panduan MICHELIN masuk dan mulai mengulas restoran-restoran di kota ini sejak tahun 2022. Sejak saat itu, kota ini masuk ke dalam daftar destinasi gastronomi dunia. Panduan tahun 2023 dan 2024 jadi bukti kalau dunia kuliner Istanbul tidak pernah sepi inovasi, selalu berkembang, penuh warna, dan tidak takut eksperimen.

    Menariknya, bukan cuma Istanbul yang disorot. Izmir dan Bodrum juga ikut masuk radar MICHELIN di tahun-tahun berikutnya. Hasilnya? Turki makin dikenal sebagai negara yang tidak main-main soal makanan. Dan lewat edisi 2025, Istanbul kembali mencuri perhatian sebagai kota dengan “mosaik rasa” yang bikin penasaran siapa pun yang datang.

    Buat angka-angkanya, Istanbul punya 77 restoran yang direkomendasikan, termasuk satu restoran dengan dua Bintang MICHELIN, tujuh lainnya dengan satu bintang, dan 14 yang masuk kategori Bib Gourmand (alias enak tapi ramah di kantong). Ditambah lagi ada restoran Green Star yang fokus ke keberlanjutan, dan juga penghargaan khusus buat para profesional di balik dapur dan layanan dari sommelier sampai chef muda berbakat.

    Bursa: Tempat di Mana Hati Bisa Rehat Kota Bursa – (Beritasatu/Ist)

    Coba ambil napas dalam-dalam dan bayangkan tempat yang punya udara sejuk, makanan enak, sejarah panjang, dan pemandangan yang bikin hati adem. Nah, itu semua bisa ketemu di satu kota: Bursa. 

    Kota ini seperti oase buat siapa saja yang ingin rehat sejenak dari keramaian hidup. Di sini, semua terasa pas, cuacanya bersahabat, makanannya menggoda, dan warganya hangat banget.

    Bursa punya semuanya. Mau santai di pemandian air panas alami? Bisa. Mau eksplor bangunan bersejarah sambil membayangkan zaman keemasan Kesultanan Utsmaniyah? Ada. Mau wisata kuliner? Wah, jangan ditanya. 

    Buat yang doyan salju, Uludag—gunung bersalju yang jadi spot ski favorit—tak jauh dari pusat kota. Dan yang paling penting, suasana di sini tuh tenang tapi hidup, klasik tapi enggak kuno.

    Buat yang suka tempat damai dan penuh makna, jangan lupa singgah ke Iznik, kota kecil yang cantik dan jadi anggota jaringan Cittaslow sejak 2021. Dengan danau yang tenang, reruntuhan kuno, dan keramahan penduduk lokalnya, Iznik terasa kayak dunia kecil yang berdetak dengan ritme damai. 

    Dan yang bikin makin asyik, Bursa cuma sekitar tiga jam naik mobil dari Istanbul. Jadi, cocok banget buat short getaway di akhir pekan.

    Masjid Ulu (Agung)

    Ini bukan sekadar masjid, tapi juga lambang kejayaan masa lalu. Dibangun antara tahun 1396 hingga 1400 oleh Sultan Bayezid I setelah kemenangan di Perang Niğbolu, Masjid Ulu jadi salah satu bangunan ikonik di Bursa. Masjid ini punya 20 kubah besar yang berdiri megah di atas 12 pilar, sebuah desain arsitektur yang luar biasa untuk zamannya.

    Begitu masuk, suasana tenang langsung menyelimuti. Cahaya matahari masuk lembut dari jendela-jendela tinggi, memantul di dinding-dinding yang dihiasi kaligrafi klasik. Ada sekitar 192 karya kaligrafi di dalamnya, ditulis oleh 41 kaligrafer berbeda, membuat masjid ini serasa museum seni Islam.

    Masjid Agung Ulu. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Selain tempat ibadah, masjid ini juga menyimpan jam kuno, tempat lilin bersejarah, dan salinan Al-Qur’an klasik. Dua menaranya dibangun di masa yang berbeda. Bagian barat saat Bayezid I, dan yang timur atas perintah Sultan Mehmed I. 

    Ada hal menarik di masjid ini. Ada taman di dalam masjidnya sendiri. Atau lebih tepatnya, sebuah kolam air mancur (şadırvan) yang terletak di dalam ruang utama salat.

    Biasanya, air mancur untuk wudu itu ditempatkan di luar masjid, di halaman. Tapi Ulu Camii beda sendiri, şadırvan-nya justru ada di dalam, tepat di tengah ruang utama. Dikelilingi cahaya alami yang masuk dari atap kaca (kubah terbuka) di atasnya, bagian ini terasa sejuk, tenang, dan bikin suasana salat jadi benar-benar khusyuk.

    Kolamnya berbentuk segi delapan, dengan air jernih yang mengalir pelan dan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitarnya ada beberapa bangku marmer, tempat orang bisa duduk sebentar, berwudu, atau sekadar merenung. Cahaya matahari yang menembus dari atas sering kali menciptakan pantulan indah di permukaan air, bikin suasananya seperti taman rahasia di dalam rumah ibadah.

    Keberadaan kolam atau şadırvan di dalam Ulu Camii bukan sekadar estetika atau kenyamanan. Ini berkaitan langsung dengan sejarah pembangunan masjid dan makna spiritual yang dibawa oleh sang pendiri, Sultan Yıldırım Bayezid.

    Sebuah kolam air mancur (şadırvan) yang terletak di dalam ruang utama Masjid Agung Ulu. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Menurut beberapa sumber sejarah, Ulu Camii dibangun sebagai hasil dari nazar Sultan Bayezid, yang saat itu berjanji membangun 20 masjid jika menang dalam Perang Niğbolu. Setelah menang, sang sultan memutuskan untuk membangun satu masjid besar dengan 20 kubah, yang mewakili 20 masjid itu. Karena itu, arsitektur Ulu Camii sangat luas dan terbuka, hampir menyerupai bangunan bazaar.

    Di tengah struktur besar ini, dipilihlah sebuah şadırvan dalam ruangan sebagai pusatnya sebagai simbol pembersihan diri, baik secara lahir maupun batin, sebelum menghadap Tuhan. Peletakan air mancur di tengah masjid juga dianggap sebagai metafora taman surga (jannat) dalam ajaran Islam, tempat di mana air mengalir dan kedamaian abadi terasa.

    Praktis, secara fungsi, şadırvan ini digunakan untuk berwudu. Namun secara spiritual, ia menciptakan suasana kontemplatif, pusat kedamaian dalam sebuah ruang ibadah yang megah. Tak heran jika hingga kini, pengunjung dari seluruh dunia selalu terkesan saat memasuki Ulu Camii dan menemukan taman kecil di tengah kesunyian masjid.

    Cumalıkızık: Desa Ottoman yang Terjebak dalam Waktu

    Kalau berkunjung ke Bursa, jangan cuma berhenti di pusat kota saja. Coba deh belok sedikit ke kaki Gunung Uludağ. Ada permata kecil yang seperti terjebak di masa lalu, Cumalıkızık namanya.

    Desa ini adalah salah satu desa Ottoman tertua dan paling terawat di Turki. Begitu masuk ke jalan-jalan berbatu kecil yang sempit, dikelilingi rumah-rumah tua berwarna kuning, biru, dan ungu pastel dengan jendela kayu yang khas, rasanya kayak masuk ke film zaman kerajaan. Bukan cuma pemandangannya yang klasik, tapi atmosfernya juga tenang, damai, dan penuh keramahan lokal.

    Cumalıkızık sendiri berdiri sejak abad ke-14, dan hingga sekarang masih dihuni! Warga lokalnya menjaga gaya hidup dan arsitektur lama, bahkan banyak rumah di sini yang masih asli seperti dulu, dari susunan batu, kayu, hingga atapnya. Karena keasliannya, desa ini juga masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO, lho.

    Selain jalan-jalan dan foto-foto estetik, kamu juga bisa sarapan tradisional Turki di rumah-rumah warga. Bayangkan makan roti hangat dari tungku, zaitun, keju lokal, madu, dan teh panas sambil mendengar suara burung dan desiran angin dari pegunungan.

    Setiap sudut Cumalıkızık seakan punya cerita, tentang masa lalu, tentang keluarga, dan tentang hidup yang sederhana tapi penuh makna.

    Cumalıkızık sendiri berdiri sejak abad ke-14, dan hingga sekarang masih dihuni! – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Grand Bazaar Bursa

    Selain di Istanbul, di kota ini pun ada Grand Bazaar. Berbelanja di Kapalı Çarşı Bursa alias Grand Bazaar bisa jadi pengalaman budaya. Tiap sudut toko punya cerita. Bazar ini berdiri sejak masa Orhan Gazi, putra dari pendiri Kekaisaran Ottoman, Osman Gazi. Seperti bazar-bazar klasik lainnya di Turki, tempat ini beratap dan penuh lorong-lorong yang padat dengan toko-toko.

    Di sini, pengunjung bisa menemukan segala macam produk lokal, mulai dari tekstil khas Bursa, kerajinan tangan, perhiasan, hingga oleh-oleh lucu untuk dibawa pulang. Suasana bazarnya juga terasa autentik, pedagang ramah, pengunjung lalu-lalang, dan wangi kopi serta rempah di udara. Sempurna buat berburu kenang-kenangan sambil cuci mata.

    Kozahan

    Kalau Grand Bazaar bikin lelah, tinggal melipir sedikit ke Kozahan buat istirahat sambil ngopi atau minum teh Turki. Bangunan ini didirikan tahun 1492 oleh Sultan Bayezid II, dan dulunya jadi pusat perdagangan sutra. Nama “Koza” sendiri artinya kepompong, karena tempat ini memang jadi titik utama jual beli sutra dan produk turunannya.

    Arsitekturnya cantik banget, dua lantai dengan balkon mengelilingi halaman tengah yang luas. Di tengah halaman, ada musala kecil dan air mancur yang bikin suasana makin tenang. Lantai atasnya masih digunakan sebagai toko-toko sutra, dan beberapa kafe dengan suasana klasik juga bisa ditemukan di sekitar halaman.

    Kalau mau beli syal sutra asli, atau sekadar duduk sambil menikmati suasana Bursa tempo dulu, Kozahan adalah tempat yang sempurna.

    Kuliner Bursa: Surga Rasa dari Puncak Uludağ

    Bursa tidak cuma soal bangunan bersejarah dan pemandian air panas. Kota ini juga punya kekayaan rasa yang bikin lidah jatuh cinta sejak gigitan pertama. Dari kebab legendaris sampai camilan manis dari lereng Uludağ, semua ada di sini. 

    Bicara kuliner Bursa, nama Kebab İskender pasti muncul duluan. Hidangan ini pertama kali dibuat oleh İskender Efendi pada tahun 1867. Ceritanya, beliau punya ide brilian, yakni memisahkan daging domba dari urat dan tulangnya, lalu menumpuknya secara vertikal di depan tungku berdiri. Daging itu kemudian dimasak sambil diputar, baru setelah itu diiris tipis dan disajikan di atas potongan pide yang sudah dipanggang. Kemudian, disiram dengan saus tomat hangat dan mentega leleh. Hasilnya? Perpaduan rasa gurih, manis, dan sedikit smoky yang bikin nagih!

    Di sudut Kayhan Bazaar yang bersejarah, ada satu menu alternatif dari döner yang tak kalah enaknya: Pideli Köfte. Ini adalah bakso daging sapi lembut yang disajikan di atas potongan roti pita (pide), lalu disiram mentega panas dan saus tomat. Menariknya, bakso di sini nyaris tanpa bumbu. Rahasianya justru ada di mentega dan tekstur daging yang juicy.

    Buat yang suka manis-manis di pagi hari, coba saja pide tahini. Kudapan satu ini sudah eksis di Bursa selama lebih dari 100 tahun, dan jadi favorit di meja sarapan orang lokal. Roti dengan adonan ragi dipanggang setelah dilumuri campuran tahini, molase, dan gula. Hasilnya, renyah di luar, lembut dan legit di dalam. Pas banget buat temen teh atau kopi panas.

    Naik sedikit ke atas gunung, tepatnya di Uludağ, ada buah kastanye yang jadi bahan utama camilan khas Bursa: kastanye manisan. Kastanye yang sudah dikupas dibungkus kain tipis, direbus pelan-pelan, lalu direndam dalam sirup manis. Teksturnya lembut, rasanya legit, dan jadi oleh-oleh paling dicari wisatawan. Cocok buat penutup hari setelah kulineran berat.

    Satu lagi yang cuma bisa ditemukan di Bursa: selai angelika. Selai ini terbuat dari batang tanaman angelica, yang masih saudara dengan peterseli dan adas, dan tumbuh liar di kaki Uludağ. Selain punya rasa yang khas, perpaduan segar dan herbal, selai ini juga dipercaya punya manfaat kesehatan. 

    Kuliner TurkiAda tiga hal utama yang membuat masakan Turki begitu istimewa: resep yang turun-temurun, bahan segar lokal, dan filosofi tanpa limbah. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Masakan Turki adalah cerminan kekayaan budaya Anatolia yang telah berkembang selama ribuan tahun. Tak hanya soal rasa, kuliner Turki juga menyimpan nilai-nilai tradisi, kesehatan, dan keberlanjutan yang diwariskan lintas generasi. Setiap sajian menyimpan kisah, dari resep nenek yang diwariskan, hingga teknik memasak yang menjaga cita rasa aslinya tetap hidup hingga kini.

    Ada tiga hal utama yang membuat masakan Turki begitu istimewa: resep yang turun-temurun, bahan segar lokal, dan filosofi tanpa limbah. Di dapur khas Turki, tak ada yang terbuang sia-sia, sisa sayuran jadi kaldu, kulit buah masuk adonan kue, dan nasi sisa diolah jadi sup. Buah dan sayuran musim panas dikeringkan atau dibekukan untuk musim dingin, mencerminkan semangat keberlanjutan dalam kuliner.

    Kesehatan juga menjadi prioritas. Masakan Turki banyak menggunakan minyak zaitun, hasil bumi organik, serta metode memasak seperti mengukus dan memanggang, yang menjaga kandungan nutrisi. Aneka meze dan masakan rumahan di lokanta (warung makan lokal) bukan hanya lezat, tapi juga menyehatkan.

    Tak lengkap membicarakan kuliner Turki tanpa menyebutkan sarapannya. Meja sarapan Turki adalah pesta mini: keju, zaitun, selai, madu, krim, telur dalam berbagai bentuk, dan kue-kue tradisional, semuanya disajikan bersama teh hitam Turki yang tak pernah habis diisi ulang. Karena kekayaannya, budaya sarapan ini bahkan diajukan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

    Produk khas seperti pastırma (daging sapi yang dikeringkan dan dibumbui) serta sucuk (sosis pedas) biasa dinikmati saat sarapan. Aneka keju lokal juga mudah ditemukan dan cocok dipadukan dengan anggur Turki.

    Hidangan berbasis minyak zaitun adalah pilar penting kuliner Turki, cocok bagi vegetarian dan sering disajikan sebagai pembuka. Biasanya disantap dingin, hidangan ini sangat umum di meja makan bersama seafood dan rakı.

    Turki yang dikelilingi tiga laut, Laut Hitam, Aegea, dan Mediterania, yang memiliki kekayaan hasil laut luar biasa. Tiap wilayah punya andalan: teri dan ikan turbot dari Laut Hitam, bluefish dari Bosporus, udang Iskenderun dari selatan, hingga trout dan ikan air tawar dari danau pedalaman.

    Musim tangkap ikan diatur ketat demi kelestarian, dan masyarakat tahu persis kapan waktu terbaik menyantap jenis ikan tertentu. Ikan biasanya dimasak sederhana, dipanggang atau digoreng utuh agar rasa alaminya tetap dominan.

    Di masa lalu, pasar ikan Istanbul menjual tidak hanya ikan mentah, tetapi juga berbagai sajian siap santap. Tradisi ini terus hidup lewat penjual kaki lima yang menjajakan sandwich ikan dan kerang goreng isi, serta meze laut seperti lakerda (ikan asin), cumi goreng, dan salad gurita.

    Turki yang dikelilingi tiga laut, Laut Hitam, Aegea, dan Mediterania, yang memiliki kekayaan hasil laut luar biasa. – (Beritasatu/Ist)

    Kuliner Ikonik Turki

    Ringkasnya, ini kuliner yang ikonik dari Turki:

    Kebap: Daging domba, ayam, atau sapi yang dipanggang dan disajikan dengan nasi atau roti.Dolma & Sarma: Sayuran atau daun anggur isi nasi dan rempah.Yogurt & Ayran: Yogurt Turki menjadi dasar banyak hidangan dan minuman khas seperti ayran.Meze: Aneka hidangan pembuka seperti cacık (yogurt dengan mentimun), fava (kacang tumbuk), dan haydari (yogurt berbumbu).Pide & Simit: Roti pipih isi topping, dan simit, roti wijen bundar khas sarapan.Tarhana: Sup tradisional dari sayur dan rempah kering.Makanan Penutup Susu: Sütlaç (puding nasi), kazandibi, dan sakızlı muhallebi.Baklava & Lokum: Makanan manis berbahan kacang dan gula, khas untuk tamu dan hari raya.Teh & Kopi Turki: Dua budaya minum yang sangat kuat. Khusus kopi Turki, ada tradisi membaca nasib dari ampasnya!Şerbet & Sahlep: Minuman dingin dan hangat khas musim tertentu.Rakı: Minuman beralkohol rasa adas manis, biasanya disantap bersama meze.Kestane (Chestnut panggang): Camilan musim dingin yang bisa ditemui di banyak sudut kota seperti İstiklal dan Bahariye.Kumpir: Kentang panggang isi keju dan berbagai topping, sangat populer di kawasan Ortaköy.

    Pekan Kuliner Turki (21–27 Mei)

    Setiap tahun, Turki merayakan kekayaan kulinernya lewat Pekan Kuliner Turki. Acara ini berlangsung di seluruh dunia lewat kerja sama dengan perwakilan Turki dan komunitas internasional. Tahun 2024 menyoroti menu bergaya Aegea, yang memadukan warisan sejarah, budaya, dan kekayaan alam. Untuk info lebih lanjut, kunjungi: turkishcuisineweek.com

    Turki dalam Program Pariwisata Berkelanjutan

    Turki bukan hanya tentang pemandangan indah, sejarah megah, dan kuliner menggoda. Negara ini juga sedang melangkah mantap menuju masa depan yang lebih hijau lewat Program Pariwisata Berkelanjutan Turki, sebuah inisiatif ambisius yang menjadikannya negara pertama di dunia yang menandatangani perjanjian kerja sama di tingkat pemerintah dengan Global Sustainable Tourism Council (GSTC).

    Lewat program ini, Turki membuktikan keseriusannya dalam mewujudkan sektor pariwisata yang tidak hanya menarik, tapi juga bertanggung jawab. Program ini memberi penghargaan bagi para pelaku industri yang benar-benar menerapkan praktik berkelanjutan, sekaligus membangun kepercayaan di kalangan wisatawan global. Ini juga sejalan dengan komitmen Turki terhadap Perjanjian Iklim Paris dan memperkuat posisinya sebagai pelopor pariwisata ramah lingkungan di dunia.

    Program ini dirancang berdasarkan standar internasional, dan mendorong destinasi serta fasilitas wisata untuk terus berkembang ke arah yang lebih berkelanjutan. Fasilitas akomodasi yang ingin berpartisipasi bisa mengikuti proses sertifikasi bertahap, yang diawasi oleh lembaga audit independen berskala internasional.

    Semua fasilitas yang telah lolos verifikasi atau sertifikasi dicantumkan secara terbuka di situs Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Turki serta di laman resmi GoTürkiye, portal pariwisata nasional. Logo GSTC juga tertera dalam dokumen fasilitas yang telah tersertifikasi, menandakan kepatuhan penuh terhadap standar global.

    Hingga 10 Maret 2025, sebanyak 1.614 fasilitas di Turki telah berhasil tersertifikasi melalui Program Pariwisata Berkelanjutan Nasional, semuanya memenuhi 100% kriteria GSTC. Targetnya, seluruh fasilitas akomodasi di Turki akan bertransisi penuh ke praktik berkelanjutan dan memenuhi standar internasional pada tahun 2030.

    Tak hanya itu, Turki juga:

    Menempati peringkat ketiga dunia dalam jumlah pantai Bendera Biru (penghargaan untuk pantai bersih dan aman).Antalya menjadi kota dengan jumlah pantai Bendera Biru terbanyak di dunia.Turki masuk dalam dua besar negara dengan item terbanyak dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, dengan 30 elemen budaya yang diakui.

    Turki kini tak hanya menawarkan pengalaman wisata yang memikat, tapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa pelestarian lingkungan dan budaya bisa berjalan seiring dengan industri pariwisata yang maju. Inisiatif ini mengajak semua pihak, yakni pengelola, wisatawan, hingga komunitas lokal untuk jadi bagian dari perjalanan menuju masa depan pariwisata yang berkelanjutan.

    Antusiasme Wisatawan Indonesia ke Turki

    Seiring dengan berkembangnya pariwisata berkelanjutan di Türki, antusiasme wisatawan Indonesia terhadap negeri dua benua ini juga menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. 

    Tak hanya karena keindahan alam dan kekayaan budayanya, tetapi juga karena kemudahan akses dan layanan maskapai nasional Turki, Turkish Airlines, yang dapat terbang 12 jam dari Jakarta ke Istanbul tanpa transit. 

    Jumlah wisatawan Indonesia yang melakukan perjalanan ke Türki mengalami lonjakan yang luar biasa setelah pandemi. Dari hanya sekitar 39 ribu penumpang pada tahun 2020, jumlahnya melonjak menjadi lebih dari 200 ribu penumpang pada tahun 2024. Ini bukan angka kecil, dan jadi sinyal kuat bahwa hubungan udara antara Jakarta dan Istanbul makin solid.

    antusiasme wisatawan Indonesia terhadap negeri dua benua ini juga menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. – (Beritasatu/Ist)

    Menariknya, peningkatan jumlah penumpang ini tidak hanya terjadi di Jakarta. Menurut Mahmut Yayla, Sales President of Turkish Airlines, yang ditemui Beritasatu di kantornya, Denpasar (Bali) juga mulai menunjukkan tren positif sejak dua frekuensi penerbangan dialihkan dari Jakarta ke sana. Bali, sebagai magnet wisata global, ternyata juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar potensial.

    Apalagi, Denpasar kini tak hanya dilihat sebagai titik keberangkatan, tapi juga destinasi favorit wisatawan internasional, yang membuat posisi Indonesia makin menarik.

    Menarik dan makin mudah ke Turki ya? Jadi, kapan merasakan Ramadan di Turki?

  • Anggota DPD: Hortikultura berpeluang dikembangkan di Alahan Panjang

    Anggota DPD: Hortikultura berpeluang dikembangkan di Alahan Panjang

    Solok (ANTARA) – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Sumatera Barat Irman Gusman menyebut saat ini tanaman hortikultura memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan di Nagari (Desa) Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok.

    “Kita melihat saat ini Alahan Panjang memiliki lahan yang subur dan berpeluang besar untuk mengembangkan berbagai jenis tanaman hortikultura,” kata Irman saat mengunjungi ladang kentang Kelompok Tani Sang Surya Pondok Pesantren M Natsir, di Alahan Panjang, Jumat.

    Oleh karena itu, ia mengajak kelompok tani di daerah setempat untuk mampu melihat peluang yang ada serta mengelola manajemen kelompok tani dengan baik.

    “Jika kepengurusannya jelas, manajemen terkelola dengan baik. Insya Allah ke depan kelompok tani ini juga akan maju dan berkembang, dan mampu meningkatkan perekonomian anggotanya,” kata dia.

    Ia juga mengatakan bahwa kelompok tani bisa mengajukan permohonan bantuan sesuai dengan kebutuhan proposal yang diajukan.

    Selain terkenal sebagai penghasil bawang merah terbesar di Sumatera Barat, Alahan Panjang juga menghasilkan berbagai jenis tanaman hortikultura seperti cabai, kentang, kubis, wortel, tomat, dan masih banyak lagi tanaman lainnya yang mampu meningkatkan perekonomian petani setempat.

    Sementara itu, Pembina Kelompok Tani Sang Surya Pondok Pesantren M Natsir Darman mengapresiasi kehadiran anggota DPD RI Irman Gusman dalam rangka melihat perkembangan ladang anggota kelompok tani tersebut.

    Ia berharap kehadiran Irman tersebut dapat memberikan semangat baru bagi anggota Kelompok Tani Sang Surya yang merupakan para pembina asrama pondok pesantren.

    Darman yang juga merupakan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Solok tersebut menjelaskan anggota Kelompok Tani Sang Surya merupakan perkumpulan dari para pembina pondok pesantren dan jamaah Masjid Nurul Iman di daerah setempat.

    Terbentuknya Kelompok Tani Sang Surya ini berawal dari inisiatif para Pembina Pondok Pesantren M Natsir dan jamaah untuk meningkatkan kemandirian ekonomi bagi pembina asrama maupun jamaah masjid.

    “Alhamdulillah, kelompok tani ini juga bekerja sama dengan Muhammadiyah sebagai pemberi modal dalam mengelola lahan kelompok tani,” kata dia.

    Ia juga mengatakan saat ini Kelompok Tani Sang Surya tersebut telah memanen kentang sekitar 1,2 ton yang ditanam di lahan seluas 1,5 hektare.

    Pewarta: Rahmatul Laila
    Editor: Bambang Sutopo Hadi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Meksiko Larang Sekolah Jual Jajanan Cepat Saji demi Perangi Obesitas Anak

    Meksiko Larang Sekolah Jual Jajanan Cepat Saji demi Perangi Obesitas Anak

    Jakarta

    Pemerintah Meksiko melarang penjualan makanan cepat saji (junk food) di sekolah-sekolah. Ini sebagai langkah pemerintah untuk menekan angka obesitas dan diabetes warganya, khususnya anak-anak.

    Dikutip dari CNN, produk olahan asin dan manis memang menjadi makanan pokok anak-anak sekolah Meksiko. Permasalah terkait pola makan ini yang ingin dibenahi oleh pemerintah setempat.

    Berdasarkan aturan baru Meksiko, pihak sekolah wajib menghentikan penjualan makanan atau minuman dengan logo peringatan berwarna hitam. Logo ini menandakan bahwa makanan atau minuman tersebut mengandung kadar garam, gula, kalori, dan lemak yang tinggi.

    Pihak sekolah juga diharuskan untuk menyediakan makanan alternatif cepat saji yang lebih bergizi seperti taco kacang dan air putih.

    “Jauh lebih baik makan taco kacang daripada sekantong keripik kentang,” kata Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, dikutip dari dari CNN, Jumat (11/4/2025).

    Menurut United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF), anak-anak di Meksiko mengonsumsi lebih banyak junk food dibandingkan negara-negara lain di Amerika Latin. Minuman manis dan makanan olahan menyumbang 40% dari total kalori yang dikonsumsi anak-anak dalam sehari.

    Menurut data pemerintah setempat, sepertiga anak-anak di Meksiko sudah dianggap obesitas. Inilah alasan mengapa pemerintah berlaku tegas terkait aturan pola makan anak.

    Sekolah yang melanggar aturan tersebut akan dikenai sanksi denda, mulai dari 545-5.450 dolar (Rp 9,1-91 juta).

    Larangan yang dilakukan pemerintah Meksiko tersebut menjadi langkah untuk menjadikan sekolah sebagai ruang edukasi sekaligus penerapan gaya hidup sehat. Pemerintah berharap kepada orang tua untuk berperan aktif menyiapkan makanan sehat bagi anak-anak mereka di rumah.

    (dpy/kna)