Tanaman: kentang

  • Kebiasaan Makan yang Tingkatkan Risiko Kanker Hati, Hindari Mulai Sekarang

    Kebiasaan Makan yang Tingkatkan Risiko Kanker Hati, Hindari Mulai Sekarang

    Jakarta – Kanker hati merupakan salah satu jenis kanker paling mematikan di dunia. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa gaya hidup seringkali dikaitkan dengan kanker ini.

    Sejumlah pola hidup yang tidak sehat ternyata bisa memengaruhi kesehatan hati yang berujung pada kanker. Sehingga, penting untuk mengetahui kebiasaan buruk apa saja yang harus dihindari untuk menurunkan risiko kanker hati.

    Ahli gastroenterologi, Dr Saurabh Sethi mengungkapkan empat hal terburuk yang harus dihindari untuk meminimalisir risiko kanker hati. Dikutip dari Hindustan Times, berikut penjelasannya.

    1. Makan Daging Olahan

    Daging olahan seperti sosis dan bacon sebaiknya dihindari. Sebab, makanan ini seringkali mengandung nitrat dan bahan pengawet yang seiring waktu bisa membahayakan hati serta meningkatkan risiko kanker hati.

    2. Minum Alkohol

    Menurut Dr Sethi, konsumsi alkohol dalam jumlah sedang bisa menyebabkan masalah hati yang serius, seperti sirosis dan meningkatkan risiko kanker hati. Dia menekankan, peringatan ini berlaku untuk semua jenis alkohol, termasuk red wine atau anggur merah yang diyakini sebagian orang aman dikonsumsi.

    3. Minum Minuman Manis

    Fruktosa yang ada dalam soda, minuman berenerg dan minuman manis lainnya bisa memberikan beban yang berat pada hati. Hal itu berkontribusi pada perkembangan penyakit hati berlemak. Pada gilirannya, penyakit hati ini menjadi faktor risiko untuk kanker hati.

    4. Makan Makanan yang Digoreng

    Makanan yang digoreng, seperti keripik dan kentang goreng sebaiknya dihindari. Jika dikonsumsi terlalu sering, makan seiring waktu makanan ini bisa meningkatkan risiko kanker hati.

    (elk/kna)

  • Gulma liar benteng ekosistem pertanian

    Gulma liar benteng ekosistem pertanian

    Jakarta (ANTARA) – Hampir semua gulma liar di tanah air dianggap pengganggu sektor pertanian. Ia menjadi pesaing tanaman budi daya untuk menyerap nutrisi dan air dari tanah maupun cahaya matahari.

    Padahal, banyak gulma justru berperan penting pada sistem ekologis yang dapat membantu sektor pertanian untuk membentengi diri dari ledakan hama dan penyakit tanaman sehingga kerugian ekonomi yang tinggi dapat dihindarkan.

    Gulma dalam bahasa sederhana dapat diartikan tanaman liar. Ia dapat berupa rumput maupun semak liar.

    Pengelolaan gulma yang tepat dapat membantu Indonesia mencapai swasembada pangan karena banyak gulma berperan sebagai inang (rumah) alternatif bagi hama dan penyakit tanaman.

    Maksudnya, ketiadaan gulma di lahan pertanian membuat hama dan penyakit yang semestinya hidup pada gulma, malah menyerang tanaman pokok pertanian sehingga hasil panen terganggu bahkan hancur.

    Salah satu contoh gulma yang dapat menjadi benteng hama dan penyakit adalah Bidens pilosa.

    Petani lebih akrab memanggilnya bunga ketul. B. pilosa terbukti mampu beradaptasi tinggi pada berbagai kondisi lingkungan sehingga membuatnya sulit dikendalikan dengan cara konvensional. Pada pertanian modern, B. pilosa sering juga disebut gulma invasif.

    Bidens pilosa merupakan tanaman liar tahunan dari famili Asteraceae yang tersebar luas di wilayah tropis dan subtropis.

    Ia sekeluarga dengan bunga matahari yang terkenal dan bunga tithonia juga terkenal sebagai gulma bermanfaat. B. pilosa mudah dikenali dari bunganya yang kecil dengan mahkota putih dan pusat kuning, serta buah berduri yang mudah menempel pada pakaian atau bulu hewan.

    B. pilosa dapat tumbuh subur di lahan terganggu seperti lahan pertanian, pekarangan, atau tepi jalan lalu mendominasi area yang didudukinya.

    Bunga ketul memiliki karakteristik yang menjadikannya inang alternatif bagi berbagai organisme pengganggu tanaman dari golongan serangga maupun mikroorganisme.

    Salah satu hama penting yang berasosiasi dengan B. pilosa adalah Thrips tabaci yang dikenal juga sebagai thrips bawang (onion thrips).

    Hama T. tabaci merupakan hama utama tanaman hortikultura seperti bawang merah, tembakau, dan cabai.

    Hama ini dapat merusak secara langsung dengan mengisap cairan sel tanaman. Ia juga dapat menjadi menjadi vektor virus penting seperti Iris yellow spot virus (IYSV) dan Tomato spotted wilt virus (TSWV).

    Serangga vektor adalah organisme yang menularkan berbagai penyakit tanaman dari satu inang (yaitu tanaman) ke tanaman lainnya.

    Vektor dapat menyebarkan semua jenis patogen tanaman termasuk cendawan, bakteri, fitoplasma, virus, nematoda, dan protozoa. Penelitian oleh Smith et al. (2011) dan Loredo Varela & Fail (2022) menunjukkan bahwa bunga ketul (B. pilosa) mampu mendukung kelangsungan hidup thrips di luar musim tanam tanaman utama, memperpanjang risiko serangan secara berkelanjutan dalam sistem tanam monokultur.

    Peran B. pilosa juga dapat menjangkau lebih luas. Beberapa studi terbaru menunjukkan bahwa gulma ini berpotensi menjadi inang alternatif bagi nematoda patogen tanaman, terutama nematoda puru akar dari genus Meloidogyne.

    Nematoda ini bersifat kosmopolit dengan inang yang luas, termasuk endoparasit menetap, dan dapat menyebabkan kerugian besar pada berbagai komoditas hortikultura (tomat, mentimun, bit, krisan, kentang), pangan (padi, jagung, kacang-kacangan) dan perkebunan (lada, tebu, kopi).

    Kerusakan yang ditimbulkan antara lain pembentukan puru akar, penurunan kemampuan tanaman dalam menyerap nutrisi, serta menyebabkan tanaman tampak kerdil dan tidak produktif. Keberadaan nematoda di gulma ini memperkuat pentingnya pengawasan vegetasi liar di sekitar lahan pertanian.

    Pengelolaan gulma

    Dalam kajian lapangan yang dilakukan di beberapa wilayah tropis, ditemukan bahwa akar B. pilosa menunjukkan gejala infeksi nematoda puru akar, seperti adanya puru kecil pada sistem perakaran.

    Hal ini menunjukkan bahwa B. pilosa tidak hanya menjadi tempat bertahan hidup bagi nematoda selama tidak adanya tanaman inang utama, tetapi juga memungkinkan siklus hidup patogen tersebut tetap berlangsung.

    Ketika musim tanam dimulai kembali, nematoda yang berada di sekitar akar gulma dapat berpindah ke tanaman budi daya, meningkatkan potensi infeksi awal yang sulit dikendalikan secara preventif.

    Keberadaan gulma B. pilosa di sekitar pertanaman, terutama dalam sistem tanam intensif yang minim rotasi dan pengelolaan gulma, dapat menjadi sumber inokulum awal bagi nematoda.

    Hal ini menunjukkan bahwa pengendalian nematoda tidak cukup hanya dengan perlakuan kimia atau pemilihan varietas tahan, tetapi juga harus memperhatikan vegetasi non-budi daya di sekitar lahan.

    Pengelolaan gulma menjadi bagian integral dari strategi pengendalian nematoda terpadu, yang mencakup aspek ekologis dan keberlanjutan jangka panjang.

    Selain menjadi tempat berkembang biaknya T. tabaci dan nematoda, gulma B. pilosa juga berpotensi menjadi tempat bertahan patogen lainnya seperti cendawan tular tanah dan bakteri.

    Oleh karena itu, dalam pendekatan pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) penting untuk memperhitungkan peran gulma dalam sistem pertanian secara menyeluruh.

    Kegagalan mengelola gulma seperti B. pilosa dapat menyebabkan ketidakefektifan strategi pengendalian lainnya, bahkan memperparah siklus infeksi dari musim ke musim dan memperbesar beban ekonomi bagi petani kecil.

    Strategi pengendalian bunga B. pilosa dapat dilakukan melalui pendekatan mekanis, kimiawi, maupun preventif jangka panjang. Penyiangan rutin dan penggunaan mulsa organik dapat menekan pertumbuhan gulma di antara barisan tanaman.

    Penggunaan herbisida selektif juga bisa diterapkan, namun harus sesuai dengan jenis tanaman dan lingkungan setempat.

    Strategi jangka panjang seperti rotasi tanaman dengan jenis non-inang nematoda, serta penggunaan tanaman penutup yang kompetitif, bisa mempersempit ruang tumbuh bagi gulma B. pilosa, sehingga menurunkan peluang infestasi organisme pengganggu tanaman.

    Pemahaman terhadap peran gulma seperti B. pilosa dalam siklus hidup hama dan penyakit sangat penting dalam membangun sistem pertanian yang sehat dan berkelanjutan.

    Dengan mengetahui bahwa gulma ini dapat menjadi reservoir bagi hama T. tabaci, vektor virus, serta nematoda, maka tindakan pengelolaan bisa lebih tepat sasaran.

    Petani tidak hanya mengandalkan pestisida atau nematisida, melainkan juga memperbaiki ekosistem lahan secara menyeluruh melalui pengelolaan vegetasi yang tepat dan berkelanjutan.

    Terakhir, pengelolaan gulma harus menjadi bagian penting dalam strategi pengendalian hama dan penyakit terpadu, dengan pendekatan yang memperhatikan hubungan antara tanaman, gulma, organisme pengganggu, serta dinamika lingkungan sekitarnya.

    *) Penulis adalah Dosen Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB.

    Copyright © ANTARA 2025

  • Kebiasaan Makan yang Picu Kerusakan Otak Lebih Awal di Usia Muda, Ini Gejalanya

    Kebiasaan Makan yang Picu Kerusakan Otak Lebih Awal di Usia Muda, Ini Gejalanya

    Jakarta

    Terbiasa mengonsumsi lebih dari satu porsi makanan olahan atau ultra processed food (UPF) setiap hari, meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit parkinson, bahkan lebih dari dua kali lipat.

    Studi baru tersebut mendefinisikan satu porsi makanan olahan atau UPF dengan 8 ons soda diet atau soda manis, satu hot dog, satu potong kue kemasan, satu sendok makan saus tomat, satu ons keripik kentang, hingga sekantong kecil keripik kentang yang biasanya seberat 1,5 ons.

    “Penelitian kami menunjukkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak makanan olahan, seperti soda manis dan makanan ringan kemasan, dapat mempercepat timbulnya tanda-tanda awal penyakit parkinson,” kata penulis senior studi Dr. Xiang Gao, seorang profesor terkemuka dan Dekan Institut Nutrisi di Universitas Fudan di Shanghai, Tiongkok, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNN, Kamis (8/5/2025).

    “Studi terbaru ini merupakan bagian dari bukti yang berkembang terkait pola makan dapat memengaruhi perkembangan penyakit parkinson,” kata Gao.

    Penelitian tersebut menemukan orang yang mengonsumsi lebih banyak makanan olahan atau UPF cenderung mengalami lebih banyak gejala awal.

    Salah satu alasannya adalah makanan olahan atau UPF biasanya memiliki lebih sedikit serat makanan, protein, dan zat gizi mikro, tetapi memang memiliki tambahan gula, garam, dan lemak jenuh atau lemak trans, kata penelitian tersebut. Makanan tersebut juga dapat memengaruhi keseimbangan flora dalam usus, sementara zat aditif dapat meningkatkan peradangan, radikal bebas, dan kematian neuron.

    Hal ini didapat dari menganalisis data kesehatan dan diet selama bertahun-tahun pada hampir 43.000 peserta Nurses’ Health Study dan Health Professionals Follow-Up Study, dua penelitian di Amerika Serikat tersebut telah mengumpulkan informasi tentang perilaku kesehatan selama beberapa dekade.

    “Dengan ukuran sampel yang melebihi 42.800 partisipan dan periode tindak lanjut yang panjang hingga 26 tahun, penelitian ini menonjol bukan hanya karena kekuatannya tetapi juga karena ketelitian metodologisnya,” tulis para penulis editorial terkait yang diterbitkan bersama penelitian tersebut.

    Editorial tersebut ditulis bersama oleh Dr Nikolaos Scarmeas, seorang profesor madya neurologi klinis di Universitas Columbia di New York City, dan ahli diet Maria Maraki, seorang asisten profesor kedokteran olahraga dan biologi olahraga di Universitas Nasional dan Kapodistrian Athena, Yunani. Keduanya tidak terlibat dalam penelitian baru tersebut.

    “Pencegahan penyakit neurodegeneratif dapat dimulai di meja makan,” tulis mereka.

    “Konsumsi UPF yang berlebihan tidak hanya merupakan faktor risiko penyakit metabolik tetapi juga dapat mempercepat proses neurodegeneratif dan gejala terkait.”

    Kapan Gejala Muncul?

    Gejala awal muncul bertahun-tahun sebelum fungsi motorik menurun. Dalam studi baru yang dipublikasikan pada hari Rabu di jurnal Neurology, para peneliti mengamati tahap prodromal penyakit parkinson.

    Otot kaku, gaya berjalan lambat, dan perubahan postur, menjadi gejala khas parkinson.
    Namun, menurut Parkinson’s Foundation, nyeri tubuh, sembelit, tanda-tanda depresi, perubahan kemampuan mencium atau melihat warna, dan rasa kantuk berlebihan di siang hari menjadi tanda awal penyakit parkinson.

    Menurut penelitian, gangguan tidur yang sangat tidak biasa, juga merupakan tanda awal yang penting diwaspadai.

    Studi tersebut menemukan bahwa orang yang mengonsumsi sekitar 11 porsi makanan UPF sehari, dibandingkan dengan orang yang hanya mengonsumsi tiga porsi, memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk mengalami tiga atau lebih tanda awal parkinson.

    Selain itu, mengonsumsi lebih banyak makanan UPF dikaitkan dengan peningkatan risiko hampir semua gejala kecuali sembelit, menurut penelitian tersebut. Temuan ini tetap berlaku bahkan setelah peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain, seperti usia, aktivitas fisik, dan merokok, yang mungkin memengaruhi hasil.

    “Parkinson adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan,” kata Gao.

    (naf/kna)

  • Bisnis Frozen Food Makin Cuan! Ini Peluang, Modal, dan Tips Sukses Memulainya

    Bisnis Frozen Food Makin Cuan! Ini Peluang, Modal, dan Tips Sukses Memulainya

    Jakarta: Di tengah gaya hidup yang makin cepat dan serba praktis, frozen food alias makanan beku hadir sebagai penyelamat banyak orang. Mulai dari sarapan kilat, bekal sekolah anak, sampai makan malam darurat, semua bisa beres hanya dengan memanaskan makanan beku.
     
    Karena itulah, bisnis frozen food kini makin menggoda. Tak cuma praktis untuk konsumen, tapi juga menjanjikan cuan bagi pelakunya. 
     
    Lalu, bagaimana cara memulainya? Yuk kita bahas tuntas! 
    Apa itu frozen food?
    Merangkum CIMB Niaga, Frozen food adalah makanan yang diawetkan dengan cara dibekukan agar masa simpannya lebih lama tanpa mengurangi kualitasnya. Proses pembekuan ini menjaga tekstur, rasa, hingga nutrisinya tetap aman dikonsumsi.

    Namun, penting untuk memperhatikan regulasi dari BPOM. Jika masa simpan frozen food kurang dari 7 hari dan dibuat berdasarkan pesanan, maka tidak perlu izin edar. Tapi kalau diproduksi massal dan tahan lebih dari 7 hari, wajib punya izin edar, ya!
     

    Mengapa bisnis frozen food menjanjikan?

    1. Kebutuhan harian yang tinggi

    banyak orang mengandalkan frozen food sebagai stok makanan di rumah. Karena itulah permintaannya stabil bahkan cenderung naik!

    2. Gaya hidup makin praktis

    Konsumen masa kini mencari yang cepat dan gampang. Makanan beku jadi jawaban untuk mereka yang sibuk tapi tetap ingin makan enak.

    3. Peluang reseller dan produksi sendiri sama-sama cerah

    Kamu bisa jadi produsen makanan beku sendiri, atau cukup jadi reseller dari brand yang sudah eksis. Keduanya punya potensi yang besar.

    Ide produk frozen food yang banyak dicari
    Berikut beberapa produk frozen food yang bisa kamu pertimbangkan:
     
    – Dimsum: Siomay, hakau, bakpao, dan lumpia beku selalu punya penggemar.
    – Sosis: Praktis dan disukai semua kalangan, bisa varian ayam, sapi, atau ikan.
    – Cireng Isi: Snack khas Bandung ini makin populer dengan isian ayam suwir atau keju pedas.
    – Bakso dan Pempek: Dua makanan klasik yang bisa kamu jual dalam bentuk beku, lengkap dengan kuah atau cukonya.
    – Vegetable Mix dan Kentang: Solusi cepat untuk masakan sehat di rumah.
     
    Nugget, Kebab, Otak-Otak, Seafood Frozen: Produk pelengkap yang laku keras, apalagi untuk keluarga dengan anak-anak.
     

    Kelebihan bisnis frozen food
    – Modal Awal Bisa Kecil: Cukup modal ratusan ribu, kamu sudah bisa jadi agen frozen food dengan mengandalkan freezer kulkas rumah.
    – Produk Tahan Lama: Makanan beku bisa bertahan berminggu-minggu jika disimpan dengan suhu tepat.
    – Varian Produk Banyak: Dari makanan utama sampai camilan, semuanya bisa dikemas jadi frozen food.
    Kekurangan yang perlu diperhatikan
    – Ketergantungan Listrik: Kalau listrik padam dan freezer mati terlalu lama, produk bisa rusak.
    – Risiko Makanan Rusak saat Pengiriman: Salah kemasan atau pengiriman lambat bisa bikin kualitas menurun.
    – Perubahan Selera Konsumen: Harus terus berinovasi biar produkmu nggak cepat ditinggal pelanggan.
    Estimasi modal bisnis frozen food
    Berikut gambaran modal awal untuk usaha skala kecil, seperti dikutip dari laman Kita Lulus:
     
    Biaya peralatan awal:
     
    Freezer 200 liter: Rp2.000.000
    Meja dan kursi: Rp700.000
    Banner dan alat promosi: Rp50.000
    Alat press & plastik kemasan: Rp200.000
    Total: Sekitar Rp2.950.000
     
    Biaya operasional bulanan:
     
    Sosis ayam & sapi (60 pcs): Rp1.500.000
    Nugget & kebab: Rp1.000.000
    Listrik & transport: Rp300.000
    Total: Sekitar Rp2.800.000–Rp3.500.000 per bulan
     

    Tips memulai bisnis frozen food dari nol
    1. Pilih produk unggulan
    Cari tahu produk apa yang paling laku di pasaran dan tentukan unique selling point (USP) produk kamu. Apakah rasanya, kemasannya, atau harga?
     
    2. Tentukan target pasar
    Kamu ingin menyasar ibu rumah tangga, anak kos, atau pekerja kantoran? Ini penting untuk menentukan strategi promosi.
     
    3. Cari supplier terpercaya
    Jika tak memproduksi sendiri, pastikan kamu ambil barang dari supplier yang terpercaya, harganya masuk akal, dan stoknya stabil.
     
    4. Siapkan alat penunjang
    Minimal kamu butuh freezer, plastik kemasan food grade, dan alat press. Untuk pemula, gunakan peralatan yang ada dulu.
     
    5. Maksimalkan promosi digital
    Manfaatkan Instagram, TikTok, atau WhatsApp Story. Bisa juga jualan lewat marketplace yang punya fitur pengiriman instan.
     
    6. Gunakan pengiriman instan
    Makanan beku harus dikirim cepat dan tetap beku. Pastikan kamu kerja sama dengan kurir instan agar kualitas produk tetap terjaga.
     
    Dengan perencanaan matang, produk yang diminati pasar, dan promosi digital yang tepat, bisnis frozen food bisa jadi ladang cuan jangka panjang. Mulai saja dari kecil, lalu kembangkan perlahan. Yang penting, konsisten dan peka terhadap selera pasar!

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Anggota DPD usulkan Jateng selatan jadi daerah khusus penyangga pangan

    Anggota DPD usulkan Jateng selatan jadi daerah khusus penyangga pangan

    opsi terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut berupa pengembangan simpul kawasan utara, selatan, dan timur secara lebih merata

    Purwokerto (ANTARA) – Anggota DPD RI Abdul Kholik mengusulkan kawasan Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan dikembangkan menjadi daerah khusus penyangga pangan nasional karena wilayah tersebut memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan maritim.

    Dalam sebuah diskusi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu sore, Abdul Kholik mengatakan dari hasil kerja mengawasi pembangunan Jawa Tengah selama lima tahun sebagai senator periode 2019-2024 diketahui bahwa provinsi tersebut membutuhkan akselerasi untuk percepatan pertumbuhan ekonomi, penanganan kemiskinan, pengembangan potensi daerah, dan permasalahan regional.

    Oleh karena itu, kata dia, opsi terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut berupa pengembangan simpul kawasan utara, selatan, dan timur secara lebih merata.

    “Khusus untuk selatan ini, saya menyebutnya adalah Jasela, Jateng Selatan atau Jawa Selatan, ini membutuhkan skema khusus untuk dikembangkan. Idealnya memang harus menjadi provinsi, tapi jalurnya adalah dengan jalur menjadi daerah khusus penyangga pangan nasional,” kata Ketua Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU) DPD RI itu.

    Menurut dia, hal itu disebabkan wilayah Jasela yang meliputi Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Wonosobo (Barlingmascakebpurwo) memiliki kekuatan berupa sektor pertanian dan maritim yang bisa menjadi penyangga pangan nasional.

    Dalam hal ini, dia mencontohkan Kabupaten Cilacap selain memiliki garis pantai terpanjang di Jawa Tengah dengan potensi perikanan tangkap yang cukup melimpah, juga dikenal sebagai lumbung padi Jateng.

    Sementara Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo juga memiliki potensi pertanian hortikultura yang cukup besar, antara lain kentang dan cabai.

    Bahkan, di wilayah Jasela juga terdapat pelabuhan terbesar di pesisir selatan Pulau Jawa, yakni Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, juga terdapat dua bandar udara (bandara) yang terdiri atas Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga dan Bandara Tunggul Wulung Cilacap.

    Ia mengharapkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun Pemerintah Pusat bisa memahami konteks kebutuhan tersebut dan pada akhirnya akan menjawab banyak hal, antara lain pengentasan kemiskinan bisa lebih cepat dan potensi daerah bisa berkembang.

    Bahkan, dia meyakini jika potensi pangan di Jasela dikonsolidasi dengan benar dan diperlakukan dengan baik, ekspor pangan dapat dilakukan dari wilayah Jasela.

    “Makanya kami berharap para kepala daerah di selatan ini juga bisa bersama-sama untuk mau mendiskusikan dan membangun kesepahaman, kemudian provinsi juga memberi ruang untuk ini, dan juga pusat memberi afirmasi untuk pengembangan Jasela sebagai daerah khusus penyangga pangan,” katanya.

    Dia mengatakan jika melihat berbagai keterangan pemerintah terutama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian, tidak ada moratorium untuk pembentukan provinsi dengan jalur khusus, baik berupa daerah istimewa maupun daerah khusus.

    Oleh karena itu, kata dia, skema pengembangan wilayah Jasela tersebut diharapkan bisa sebagai daerah khusus penyangga pangan.

    “Ini tentu masih akan kami komunikasikan dengan pemerintah. Mudah-mudahan akselerasi ini, terobosan yang tadi saya konstruksikan dari semua fakta ini akan sangat menguntungkan untuk daerah, regional, bahkan nasional, mudah-mudahan ini bisa dipahami dan mungkin mudah-mudahan ke depan bisa diwujudkan,” kata Kholik.

    Pewarta: Sumarwoto
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mengenal Soto Ludi, Kuliner Legendaris di Jakarta

    Mengenal Soto Ludi, Kuliner Legendaris di Jakarta

    Liputan6.com, Bandung – Makanan berkuah sudah dikenal sejak lama menjadi bagian penting dalam kuliner Indonesia. Adapun dari banyaknya hidangan makanan berkuah, soto jadi salah satu hidangan yang menempati posisi istimewa di hati masyarakat.

    Pasalnya soto merupakan makanan berkuah berbahan dasar kaldu dan biasanya dari daging ayam atau sapi serta tambahan bahan lain seperti bihun, telur rebus, kentang, dan daun bawang.

    Rasanya yang gurih dan aroma rempah yang khas menjadikan soto cocok disantap kapan saja baik pagi, siang, maupun malam hari. Salah satu daya tarik dari soto adalah keberagaman jenisnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

    Setiap daerah memiliki ciri khas sotonya masing-masing mulai dari Soto Betawi yang kaya santan, Soto Lamongan dengan koya gurihnya, hingga Soto Medan yang kental dan beraroma rempah kuat.

    Perbedaan ini menjadikan soto bukan hanya sekadar makanan tetapi juga representasi dari kekayaan budaya kuliner lokal. Soto tidak hanya digemari karena rasanya yang nikmat tetapi juga karena kehangatannya.

    Tak hanya dijajakan di warung atau rumah makan sederhana soto kini juga mudah ditemukan di restoran modern hingga hotel berbintang. Beberapa jenis soto bahkan telah dimodifikasi agar lebih sesuai dengan selera kekinian.

    Adapun bagi masyarakat Jakarta, terdapat spot tempat makan soto yang dikenal legendaris yaitu Soto Ludi. Kuliner ini mempunyai banyak cabang dan jadi destinasi populer tidak hanya di antara warga Jakarta tetapi juga wisatawan.

  • BGN Turun Tangan Telusuri Insiden Keracunan MBG di Jabar – Page 3

    BGN Turun Tangan Telusuri Insiden Keracunan MBG di Jabar – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) berduka atas insiden dugaan keracunan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa sejumlah siswa di wilayah Bandung dan Tasikmalaya.

    Salah satu kejadian terbaru dilaporkan terjadi di lingkungan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Tasikmalaya, pada Kamis (1/5/2025). Kepala BGN, Dadan Hindayana, memastikan turun tangan dan menyelidiki penyebabnya.

    “Menyikapi munculnya kasus serupa di beberapa wilayah, kami menegaskan komitmen BGN untuk mengusut secara tuntas penyebabnya dan melakukan evaluasi menyeluruh guna mencegah terulangnya kejadian serupa,” ujar Dadan dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (3/5/2025).

    Dadan menekankan, pentingnya kolaborasi lintas pihak termasuk satuan pendidikan, ahli gizi, penyedia bahan pangan, serta institusi pengawasan mutu untuk memastikan bahwa seluruh proses penyediaan MBG, mulai dari pemilihan bahan hingga distribusi, memenuhi standar keamanan dan kelayakan konsumsi.

    Sementara itu, Michael Julius Tobing, Kepala SPPG Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Tasikmalaya mengaku semua prosedur penanganan bahan pangan telah dilakukan dengan teliti sebelum pengolahan.

    “Setiap komponen menu seperti tahu, ayam, beras, sayur, dan kentang diperiksa kualitasnya secara menyeluruh sebelum diolah,” ujarnya.

  • Filosofi Terubuk dalam Sayur Besan

    Filosofi Terubuk dalam Sayur Besan

    Liputan6.com, Jakarta – Sayur besan adalah hidangan khas Betawi berisi terubuk, ebi, kentang, sohun, hingga petai. Dari ragam isian tersebut, kehadiran terubuk memiliki makna dan filosofi tersendiri.

    Terubuk merupakan telur atau bunga tebu. Tumbuh sebagai tanaman musiman, terubuk menjadi isian yang cukup istimewa dalam sayur besan.

    Dalam semangkuk sayur besan berisi terubuk, ebi, kentang, sohun, dan dilengkapi petai. Sayur ini memiliki kuah santan yang gurih.

    Sekilas, sayur besan tampak mirip dengan sajian khas Betawi lainnya. Namun, kehadiran terubuk menjadi sorotan yang paling menonjol dalam hidangan ini.

    Mengutip dari Seni & Budaya Betawi, terubuk menggambarkan persatuan orang-orang yang berkumpul rukun karena ikatan pernikahan. Hal itu dilihat dari tampilan terubuk yang tampak seperti kumpulan ikan saat dibuka.

    Atas dasar inilah, sayur besan kerap hadir dalam acara pernikahan atau pertemuan besan, termasuk saat lamaran maupun akad nikah. Sayur besan hadir sebagai lambang penggabungan dua keluarga yang bersatu dalam ikatan pernikahan.

     

  • Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2025 – Halaman all

    Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2025 – Halaman all

    Daftar lengkap hari besar nasional dan internasional Mei 2025, terdekat ada Hari Peringatan Tragedi Trisakti, dan Hari Kebebasan Pers Sedunia.

    Tayang: Jumat, 2 Mei 2025 10:04 WIB

    Kalender Hijriah Indonesia 2025 Kemenag

    KALENDER MEI 2025 – Tangkapan layar Kalender Mei 2025 dari Kalender Hijriah Indonesia 2025 yang dirilis Kemenag, diunduh Selasa (22/4/2025). Daftar lengkap hari besar nasional dan internasional Mei 2025, terdekat ada Hari Peringatan Tragedi Trisakti, dan Hari Kebebasan Pers Sedunia. 

    TRIBUNNEWS.COM – Daftar lengkap hari besar nasional dan internasional Mei 2025.

    Ada hari besar nasional dan Internasional Mei 2025 yang diperingati setiap tahunnya, termasuk hari libur nasional atau tanggal merah.

    Hari besar nasional dan Internasional Mei 2025 dalam artikel ini bisa memberi wawasan akan hari penting yang dirayakan pada bulan kelima tahun ini.

    Diketahui hari besar nasional Mei 2025, terdekat ada Hari Lembaga Sosial Desa (LSD) dan Hari Peringatan Tragedi Trisakti.

    Sementara untuk hari besar Internasional terdekat yaitu Hari Kebebasan Pers Sedunia dan Hari Palang Merah Internasional.

    Selain itu hari besar nasional dan Internasional Mei 2025 ada Hari Raya Waisak 2569 BE dan peringatan Kenaikan Yesus Kristus.

    Selengkapnya simak daftar hari besar nasional dan Internasional Mei 2025, merangkum dari berbagai sumber berikut ini.

    Hari Besar Nasional Mei 2025

    1 Mei 2025: Hari Peringatan Pembebasan Irian Barat
    2 Mei 2025: Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)
    5 Mei 2025: Hari Lembaga Sosial Desa (LSD)
    11 Mei 2025: Hari Polisi Militer TNI
    12 Mei 2025: Hari Peringatan Tragedi Trisakti
    12 Mei 2025: Hari Raya Waisak 2569 BE
    16 Mei 2025: Hari Wanandri
    17 Mei 2025: Hari Buku Nasional
    19 Mei 2025: Hari Korps Cacat Veteran Indonesia
    20 Mei 2025: Hari Kebangkitan Nasional
    20 Mei 2025: Hari Bakti Dokter Indonesia
    21 Mei 2025: Hari Peringatan Reformasi
    29 Mei 2025: Hari Keluarga
    29 Mei 2025: Hari Lanjut Usia Nasional (Lansia)
    29 Mei 2025 : Kenaikan Yesus Kristus

    Hari Besar Internasional Mei 2025

    1 Mei 2025: Hari Buruh Sedunia (Internasional)
    2 Mei 2025: Hari Tuna Sedunia
    3 Mei 2025:  Hari Kebebasan Pers Sedunia
    4 Mei 2025: Hari Pemadam Kebakaran Internasional
    5 Mei 2025: Hari Bidan Internasional
    5 Mei 2025: Hari Palang Merah Internasional
    6 Mei 2025: Hari Tanpa Diet Internasional    
    8 Mei 2025: Hari Palang Merah Sedunia, Hari Thalassaemia Internasional, Hari Kanker Ovarium Sedunia, Hari Mengenang dan Rekonsiliasi untuk Korban Perang Dunia II
    9 Mei 2025: Hari Eropa, Hari Mengenang dan Rekonsiliasi untuk Korban Perang Dunia II
    9 Mei 2025: Waktu Mengenang Mereka yang Kehilangan Nyawa Selama Perang Dunia II
    10 Mei 2025: Hari Argania Internasional
    10 Mei 2025: Hari Lupus Sedunia
    11 Mei 2025:  Hari Burung Migrasi Sedunia
    12 Mei 2025: Hari Kesehatan Tanaman Internasional
    15 Mei 2025: Hari Keluarga Internasional
    16 Mei 2025: Hari Internasional Hidup Bersama dalam Damai
    16 Mei 2025: Hari Cahaya Internasional
    17 Mei 2025:  Hari Masyarakat Telekomunikasi dan Informasi Sedunia
    17 Mei 2025:  Hari Internasional Melawan Homophobia (IDAHOT)
    20 Mei 2025:  Hari Lebah Sedunia
    21 Mei 2025: Hari Keanekaragaman Budaya Sedunia untuk Dialog dan Pembangunan
    21 Mei 2025: Hari Teh Internasional
    22 Mei 2025: Hari Keanekaragaman Hayati Internasional
    23 Mei 2025: Hari Internasional untuk Mengakhiri Fistula Obstetri
    24 Mei 2025: Hari Markhor Internasional
    25 Mei 2025: Hari Afrika
    25 Mei 2025: Hari Sepak Bola Sedunia
    29 Mei 2025: Hari Internasional Pasukan Penjaga Perdamaian PBB
    30 Mei 2025: Hari Kentang Internasional
    31 Mei 2025:  Hari Tanpa Tembakau Sedunia

    (Tribunnews.com/M Alvian Fakka)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Daftar Makanan Tinggi Trans Lemak di RI dan Bahayanya

    Daftar Makanan Tinggi Trans Lemak di RI dan Bahayanya

    Jakarta

    Konsumsi lemak trans meningkatkan risiko penyakit jantung dan gangguan metabolisme. Semakin sering lemak trans dikonsumsi dan digunakan, risiko penyakit makin besar. Saking bahayanya, beberapa negara melarang penggunaan lemak trans sebagai bahan utama atau pendamping.

    Di Indonesia, lemak trans masih relatif sering digunakan dan dikonsumsi misalnya dalam industri makanan kemasan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat datang ke Indonesia untuk menguji kandungan lemak trans dalam berbagai produk makanan.

    Apa Itu Lemak Trans?

    Dikutip dari situs Cleveland Clinic, lemak trans tidaklah dibutuhkan agar tubuh bisa berfungsi. Justru lemak trans ini merugikan kesehatan.

    Ada dua jenis lemak trans, yaitu lemak trans yang timbul secara alami dan lemak trans buatan dalam proses industri. Lemak trans alami muncul dari produk hewani seperti susu dan daging, namun kadarnya sangat rendah.

    Konsumen perlu memperhatikan kandungan lemak trans buatan dalam berbagai produk. Lemak trans adalah minyak cair diberi tambahan hidrogen agar menjadi padat. Minyak padat ini lebih awet dan memungkinkan penggunaan berulang sehingga hemat biaya.

    Daftar Makanan Tinggi Lemak Trans Buatan di RI

    Dalam catatan detikcom, kedatangan WHO pada Mei 2024 menguji 130 produk yang dipasarkan di Jakarta dan Bogor. Produk-produk tersebut masuk dalam kategori:

    Minyak dan lemakMargarin dan olesanMakanan kemasan dari bahan berlemak misal biskuit, kue kering, wafer, kue, dan roti.Makanan siap saji misal mi goreng, nasi goreng, ayam goreng, kentang goreng, dan roti.

    Temuan WHO menyatakan, beberapa jenis makanan mengandung lemak trans buatan lebih besar dari ambang batas penggunaan. WHO menetapkan batas penggunaan lemak trans buatan sebesar 2% dari total kandungan lemak dalam makanan.

    Tanpa menyebutkan merek, berikut daftar makanan dengan kandungan lemak trans buatan melebihi standar WHO 2 persen atau 2 gram per 100 gram total lemak:

    Kategori Makanan Kemasan

    Wafer salut cokelat dengan isian cokelat impor: 2,38 gram per 100 gram lemak.Biskuit pai polos produksi dalam negeri: 9,34 gram per 100 gram lemak.Kue red velvet produksi dalam negeri: 2,33 gram per 100 gram lemak.

    Kategori Makanan Siap Saji Panggang

    Martabak cokelat (Jakarta): 4,19 gram per 100 gram lemak.Roti maryam cokelat (Bogor): 6,48 gram per 100 gram lemak.Roti maryam cokelat (Jakarta): 4,50 gram per 100 gram lemak.Kroisan (toko): 2,09 gram per 100 gram lemak.Kroisan dengan isian cokelat (kemasan pabrikan): 5,34 gram per 100 gram lemak.

    Kategori Lemak dan Minyak

    Mentega putih (Bogor): 2,40 gram per 100 gram lemak.Mentega putih/shortening produk dalam negeri: 4,21 gram per 100 gram lemak.Campuran margarin dan mentega: 22,68 gram per 100 gram lemak.Bahaya Lemak Trans

    Lemak trans buatan berbahaya bagi tubuh karena bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit. Berikut sejumlah bahaya lemak trans yang dikutip dari Healthline:

    1. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

    Lemak trans buatan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Berdasarkan sejumlah studi, mengonsumsi lemak trans akan meningkatkan kolesterol jahat (LDL). Kolesterol jahat ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular atau jantung.

    2. Berisiko Menyebabkan Peradangan

    Sejumlah penelitian menunjukkan hubungan antara lemak trans buatan dengan peningkatan penanda inflamasi atau peradangan, terutama pada orang dengan berat badan berlebih.

    Peradangan ini menjadi salah satu penyebab utama berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, sindrom metabolik, diabetes, dan radang sendi.

    3. Merusak Pembuluh Darah

    Lemak trans diyakini dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, yang dikenal sebagai endotel. Penelitian menunjukkan minuman dengan kadar lemak trans tinggi merusak fungsi lapisan pembuluh darah dan bisa mempengaruhi kinerja jantung.

    4. Meningkatkan Risiko Kanker

    Terdapat studi yang meneliti efek lemak trans pada kanker. Disebutkan bahwa ada hubungan antara asupan lemak trans dan peningkatan kanker payudara, prostat, dan kolorektal.

    5. Mungkin Berkaitan dengan Diabetes

    Ada kemungkinan kaitan konsumsi lemak trans dengan diabetes. Namun hubungan keduanya tidak sepenuhnya jelas. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang tidak konsisten.

    Dengan tingginya kadar lemak trans buatan dalam produk makanan, konsumen sebaiknya mengecek kandungan zat tersebut lebih dulu untuk memastikan aman dikonsumsi.

    (bai/row)