Ratusan Santri Ponpes di Sumedang Keracunan Usai Santap Nasi Kotak
Tim Redaksi
SUMEDANG, KOMPAS.com
– Ratusan santri Pondok Pesantren Nuurush Sholaah di Dusun Bangkir, Desa Sindanggalih, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mengalami keracunan massal.
Peristiwa ini terjadi setelah para santri menyantap nasi kotak pada Jumat (19/12/2025) malam.
Kasi Humas Polres
Sumedang
, AKP Awang Munggardijaya mengatakan, dugaan keracunan bermula setelah santri mengonsumsi nasi kotak pada Kamis (18/12/2025) sekitar pukul 19.30 WIB. Makanan tersebut diketahui berasal dari sebuah katering di Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung.
“Gejala mulai dirasakan pada Jumat dini hari sekitar pukul 05.00 WIB, terutama oleh santri putra,” ujar Awang kepada
Kompas.com
melalui sambungan WhatsApp, Sabtu (20/12/2025) siang.
Menu yang dikonsumsi para santri terdiri dari nasi putih, ayam goreng tepung, telur balado, kentang mustofa, kerupuk udang, sambal, dan mentimun. Tak lama setelah makan, para santri mengeluh mual, muntah, diare, pusing, hingga sesak napas.
“Karena jumlah santri yang mengalami keluhan serupa terus bertambah, pengurus pondok pesantren berkoordinasi dengan tenaga kesehatan dari Puskesmas Cimanggung untuk melakukan pemeriksaan awal,” tutur Awang.
Sebagian santri yang membutuhkan penanganan medis intensif langsung dirujuk ke beberapa rumah sakit seperti RSKK, RS Unpad, RS Harapan Keluarga, RS AMC, dan RSUD Cikopo Cicalengka. Sementara santri lainnya menjalani observasi di lingkungan pesantren.
“Hingga Jumat malam, tercatat sebanyak 116 santri putra dan 33 santri putri mengalami dugaan
keracunan makanan
. Untuk mengantisipasi kebutuhan evakuasi lanjutan, enam unit ambulans telah siaga di lokasi kejadian,” sebut Awang.
Polres Sumedang telah menurunkan tim Inafis ke lokasi untuk menyelidiki penyebab pasti keracunan tersebut. Polisi berkomitmen memastikan seluruh korban mendapatkan penanganan medis secara cepat dan tepat.
“Prioritas utama kami memastikan keselamatan dan kesehatan para santri. Oleh karena itu, Polres Sumedang bersinergi dengan tenaga kesehatan, TNI, dan pemerintah setempat agar seluruh korban mendapatkan penanganan medis secara cepat dan tepat,” kata Awang.
Pihak kepolisian kini tengah mendalami kasus ini melalui serangkaian penyelidikan dan meminta masyarakat untuk tidak berspekulasi terkait penyebab kejadian.
“Kami mengimbau warga untuk tetap tenang, tidak berspekulasi, dan mempercayakan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian. Informasi perkembangan selanjutnya akan kami sampaikan secara resmi,” kata Awang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tanaman: kentang
-

Berencana Ngetrip saat Liburan Akhir Tahun? Ini Tips Bawa Bekal Agar Tak Mudah Basi
Jakarta –
Menjelang liburan panjang, banyak orang bersiap melakukan perjalanan jauh, baik untuk mudik ke kampung halaman maupun berlibur. Membawa bekal sendiri saat perjalanan jauh seringkali menjadi solusi praktis sekaligus hemat. Namun, tidak sedikit kasus makanan cepat basi, berbau, bahkan memicu gangguan pencernaan selama perjalanan.
Dalam standar keamanan pangan internasional, makanan yang dibawa untuk perjalanan jauh tidak diperlakukan sama dengan makanan rumahan. Codex Alimentarius, standar pengolahan pangan yang disusun oleh Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO) maupun sistem Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) menempatkan transportasi sebagai tahapan kritis dalam rantai pangan karena melibatkan kontrol suhu dan waktu yang lebih sulit.
Selama perjalanan, makanan berisiko lebih lama berada di zona bahaya suhu 5-60 derajat Celsius, kondisi yang mempercepat pertumbuhan bakteri patogen (penyebab penyakit) dan bakteri pembusuk. Oleh karena itu, jenis makanan dan cara penyimpanannya perlu disesuaikan, terutama untuk perjalanan panjang tanpa pendingin.
Lantas, bagaimana cara mengolah dan menyimpan makanan agar tidak cepat basi? Untuk menjawabnya, penting memahami terlebih dahulu faktor-faktor yang memengaruhi kerusakan makanan selama perjalanan jauh.
Mengapa Makanan Mudah Basi Saat Dibawa Bepergian?
Selama perjalanan jauh, makanan lebih rentan basi karena disimpan dalam kondisi yang kurang ideal, terutama tanpa pendingin dan terpapar suhu ruang dalam waktu lama. Tinjauan ilmiah dalam jurnal Food Bioscience oleh Mafe dan rekan-rekan (2024) menjelaskan bahwa mikroorganisme seperti bakteri, ragi, dan jamur memanfaatkan zat gizi dalam makanan sebagai sumber energi, lalu menghasilkan senyawa sisa metabolisme yang memicu bau tidak sedap, rasa berubah, hingga tekstur berlendir.
Risiko pembusukan makin besar jika makanan disimpan dalam kemasan yang tidak kedap udara. Paparan oksigen bukan hanya mempercepat pertumbuhan mikroba, tetapi juga memicu oksidasi lemak yang menyebabkan aroma tengik, sementara enzim alami dalam bahan pangan tetap aktif merusak struktur makanan. Tak heran, kombinasi suhu hangat, waktu simpan panjang, dan kadar air tinggi menjadi alasan utama mengapa bekal perjalanan lebih mudah basi dan mengapa memilih jenis makanan yang lebih tahan simpan jadi langkah penting sebelum bepergian.
Jenis Makanan yang Lebih Tahan Lama Dibawa Berpergian
Tidak semua makanan mudah basi saat dibawa bepergian. Makanan yang relatif lebih tahan simpan umumnya memiliki kadar air rendah, dimasak hingga matang sempurna, serta disimpan dalam kemasan yang rapat. Contohnya antara lain ayam serundeng, abon, kering tempe, dendeng, hingga lauk berbumbu kering lainnya.
Proses memasak yang lama, ditambah penggunaan garam, gula, serta rempah-rempah, memang dapat membantu menekan pertumbuhan mikroba dengan menurunkan water activity. Namun, efek ini baru optimal jika digunakan dalam kadar yang cukup dan dikombinasikan dengan teknik lain seperti pengeringan serta penyimpanan yang tepat-bukan sekadar membuat makanan terasa asin atau pedas.Sebaliknya, beberapa jenis makanan sebaiknya dihindari sebagai bekal perjalanan jauh. Makanan berkuah atau bersantan seperti opor ayam, gulai, dan sayur lodeh cenderung cepat basi karena kandungan air dan lemaknya tinggi.
Hal serupa berlaku pada tumisan basah, olahan telur setengah matang, makanan laut, serta sambal segar yang tidak dimasak lama. Jenis makanan ini lebih mudah terkontaminasi bakteri, seperti Salmonella dan Escherichia coli, yang berisiko memicu gangguan pencernaan berupa diare, mual, muntah, hingga nyeri perut jika dikonsumsi selama perjalanan jauh.
Oleh karena itu, selain memilih jenis makanan yang tepat, cara penyimpanan bekal juga memegang peran penting untuk menjaga makanan tetap aman hingga waktu makan.
Dendeng vs Abon vs Serundeng: Mana yang Paling Awet?
Berbagai teknik pengawetan makanan, baik tradisional maupun modern, pada dasarnya bekerja dengan menurunkan water activity yakni jumlah air bebas yang dibutuhkan mikroba untuk tumbuh sehingga makanan menjadi lebih tahan lama dan tidak cepat rusak.
Ketiga lauk ini sama-sama dikenal awet karena diolah dengan teknik yang menurunkan water activity, yakni jumlah air bebas yang dibutuhkan mikroba untuk tumbuh. Namun, daya simpannya berbeda karena proses pengolahan yang tidak sama. Dendeng dibuat dari irisan daging tipis yang diasinkan, dibumbui, lalu dikeringkan dan digoreng, sehingga kadar airnya rendah, meski tetap perlu disimpan rapat agar tidak lembap. Abon menjadi yang paling tahan lama karena daging dimasak, disuwir, lalu dimasak kembali hingga sangat kering dan berserat, membuat ketersediaan air bebas sangat minim dan mikroba sulit berkembang. Sementara itu, serundeng berada di posisi tengah. Parutan kelapa dan daging dimasak lama hingga kering, tetapi kandungan minyak dari kelapa membuatnya lebih rentan tengik jika terpapar udara. Karena itu, dibandingkan dendeng dan serundeng, abon umumnya paling awet untuk bekal perjalanan jauh, asalkan disimpan dalam kemasan kedap udara.
Selain dendeng, abon, dan serundeng, beberapa contoh makanan lain yang relatif awet untuk dibawa bepergian antara lain kering tempe, kentang mustofa, ikan asin, telur asin, sambal kering, serta lauk kemasan vakum atau kaleng. Jenis makanan ini umumnya memiliki kadar air rendah atau diolah dengan proses pengawetan tertentu sehingga lebih tahan disimpan di suhu ruang, asalkan dikemas rapat, tidak sering dibuka, serta dijauhkan dari paparan udara dan panas berlebih yang dapat mempercepat pembusukan dan ketengikan.
Halaman 2 dari 3
Simak Video “Video: Menkes Imbau Sopir Bus Cek Kesehatan Jelang Libur Nataru 2025”
[Gambas:Video 20detik]
(fti/up) -

Dinas Pangan Aceh fasilitasi sayur-mayur daerah bencana lewat udara
Banda Aceh (ANTARA) – Dinas Pangan Aceh memfasilitasi angkutan sayur-mayur dari daerah bencana di Bener Meriah dan Aceh Tengah melalui pesawat Hercules yang membawa bantuan ke daerah itu melalui Bandara Rembele.
“Kita ikut berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan TNI dan BNPB untuk pengangkutan sayur-mayur dari daerah tengah Aceh yang belum bisa dilewati jalur darat,” kata Kepala Dinas Pangan Provinsi Aceh Surya Rayendra di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan pengangkutan sayur-mayur, seperti cabai merah, kol, kentang, dan tomat sebagai bagian upaya untuk stabilisasi harga dan ketersediaan barang di Banda Aceh dan sekitarnya, serta pemulihan ekonomi masyarakat di daerah terdampak bencana.
“Artinya, dengan tersedianya barang yang cukup harga di Banda Aceh dan daerah lainnya tidak tinggi dan petani juga mendapatkan harga yang layak,” katanya.
Dia menjelaskan hasil panen petani Bener Meriah dan Aceh Tengah yang dikumpulkan lewat asosiasi petani tersebut, saat ini juga ikut dipasarkan ke Jakarta, Sumatera Utara, dan Batam.
“Hasil panen yang diangkut melalui udara dengan menggunakan helikopter dan Hercules pembawa bantuan itu merupakan komoditas yang dikumpulkan oleh asosiasi petani yang ikut disesuaikan dengan kapasitas angkutan udara,” katanya.
Ia mengatakan pada Kamis ini, tercatat sekitar 1,5 ton sayur-mayur jenis kol, tomat, dan kentang yang diangkut lewat jalur udara.
Dia menjelaskan jika tidak diangkut via udara maka harga sayur-mayur di daerah terdampak bencana akan anjlok dan justru ikut memperburuk ekonomi masyarakat sekitar.
Ia optimistis dengan adanya sayur-mayur yang diangkut lewat udara ke Banda Aceh dan sekitarnya, akan ikut mempercepat pemulihan ekonomi para petani yang ikut terdampak bencana.
Pewarta: M Ifdhal
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Wanita Ini Diet Cuma Makan Ayam-Brokoli Rebus dalam 6 Bulan, Endingnya Begini
Jakarta –
Seorang perempuan di China yang tak disebutkan namanya nyaris meninggal dunia akibat diet ekstrem yang dilakukan. Selama 6 bulan, ia hanya mengonsumsi ayam dan brokoli yang diolah dengan direbus.
Perempuan 25 tahun yang bekerja sebagai penggiat media sosial tersebut membagikan perjalanan dietnya secara online. Ia menghindari makanan berlemak dan karbohidrat tinggi, tapi sesekali mengonsumsi potongan kecil kentang.
Selama menjalani diet, wanita itu mulai menunjukkan gejala buruk pada kesehatannya. Misalnya, seperti wajah tampak kusam, kelelahan, hingga tubuh lemas. Namun, semua gejala itu diabaikannya.
Sampai, pada suatu waktu ia mulai mengalami nasalah kram perut hebat. Ia akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Rakyat Xi’an.
Ia kemudian didiagnosis mengidap pankreatitis akut berat. Pankreatitis adalah peradangan pada pankreas yang biasanya terjadi ketika enzim pencernaan menyerang jaringan pankreas sendiri. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri perut, gangguan pencernaan, hingga komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat.
“Kadar amilase dalam serum darahnya mencapai 10 kali lipat dari batas normal, yang merupakan kondisi mengancam nyawa,” ungkap dokter yang melakukan pemeriksaan, dikutip dari The Star, Kamis (18/12/2025).
Amilase adalah enzim yang diproduksi oleh pankreas dan kelenjar ludah untuk membantu memecah karbohidrat. Penumpukan enzim di pankreas inilah yang menyebabkan organ tersebut seolah ‘mencerna dirinya sendiri’ dan peradangan parah yang terjadi berujung pada pankreatitis akut.
Dokter juga menambahkan gejala yang dialami perempuan tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh pola makan yang sangat rendah lemak dalam jangka waktu lama.
Ia menjelaskan bahwa diet yang terlalu hambar atau terlalu rendah kalori mungkin terlihat sehat, tapi sebenarnya dapat mengganggu proses normal pengeluaran enzim pencernaan.
“Mereka yang ingin menurunkan berat badan untuk tetap berada dalam defisit kalori, namun sambil mempertahankan pola makan yang seimbang,” saran dokter.
Halaman 2 dari 2
(avk/naf)
-

Jangan Anggap Remeh, 5 Makanan Sisa yang Lebih Berbahaya daripada Ayam Mentah
JAKARTA – Bicara soal keamanan pangan, banyak orang langsung waspada dengan ayam mentah. Tapi tahukah Anda, beberapa makanan sisa sehari-hari bisa lebih berbahaya jika tidak ditangani dengan benar. Berikut 5 jenis makanan yang sering diremehkan risikonya, seperti dilansir dari laman Scaredof.
1. Nasi
Nasi yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruang bisa menjadi sarang Bacillus cereus, bakteri yang menghasilkan racun tahan panas. Masalah ini bukan karena nasi kurang matang, melainkan karena spora bakteri yang bisa bertahan meski dimasak. Bakteri ini berkembang cepat di suhu ruang, dan bisa menyebabkan keracunan serius.
2. Kentang Panggang
Kentang panggang yang dibungkus rapat dengan foil bisa memicu botulisme jika disimpan terlalu lama di suhu ruang. Botulinum toxin yang dihasilkan bisa menyebabkan kelumpuhan hingga kematian. Kasus wabah botulisme di El Paso, Texas, 1994 menjadi contoh nyata bahayanya.
3. Jamur Sisa
Jamur matang yang tidak segera didinginkan sangat rentan terhadap pertumbuhan bakteri seperti Listeria, Staphylococcus, dan Salmonella. Racun bakteri ini tahan panas, sehingga memanaskan ulang jamur tidak selalu aman.
4. Pasta Sisa
Sama seperti nasi, pasta sisa juga bisa terkontaminasi Bacillus cereus. Risiko meningkat jika pasta dibiarkan di suhu ruang terlalu lama. Ada kasus tragis seorang pria meninggal akibat mengonsumsi spaghetti sisa 5 hari di dapur.
5. Sayuran Matang
Sayuran matang yang dibiarkan di suhu ruang bisa menjadi tempat berkembangnya Clostridium perfringens, bakteri yang menghasilkan racun tahan panas. Bakteri ini sering menyebabkan keracunan pada prasmanan atau hidangan liburan.
Cara Aman Menyimpan Sisa Makanan
1. Dingin cepat: Setelah dimasak, segera dinginkan makanan.
2. Simpan di kulkas dalam maksimal dua jam (satu jam jika suhu di atas 32°C).
3. Saat ragu, lebih baik buang daripada mengambil risiko.
Makanan sisa sehari-hari ternyata bisa sama berbahayanya, bahkan lebih dari ayam mentah, jika salah disimpan. Perhatikan penyimpanan dan jangan anggap sepele.
-

Bagaimana Cara Mengelola Hasil Panen? Ini Beberapa Cara yang Dapat Dilakukan
YOGYAKARTA – Panen menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh petani. Agar hasilnya tahan lama, pengolahan hasil panen harus diperhatikan dengan cermat. Lantas, bagaimana cara mengelola hasil panen dengan benar?
Dikutip dari buku Sentuhan Teknik Nuklir dalam Aktivitas Industri oleh Muklis Akhadi, panen adalah rangkaian kegiatan pengambilan hasil budidaya berdasarkan umur tanaman ataupun hewan. Hasil budidaya tersebut akan diolah dan didistribusikan untuk memenuhi aspek kebutuhan pangan.
Sebagian besar hasil panen tergolong dalam bahan organik dengan umur simpan yang singkat. Oleh sebab itu, petani perlu memahami cara mengelola hasil panen agar tahan lama.
Bagaimana Cara Mengelola Hasil Panen?
Diambil dari buku Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen oleh Ali Zainal Abidin Alaydrus, pengolahan hasil panen menjadi cara alternatif untuk mengantisipasi hasil produksi yang melimpah.
Pengolahan hasil panen dilakukan untuk memberikan nilai tambah pada produk budidaya dengan mengubahnya menjadi berbagai bentuk olahan. Dengan pengolahan yang tepat, kualitas dan daya saing produk di pasar internasional dapat meningkat, sehingga turut meningkatkan pendapatan dan perekonomian para petani.
Cara mengolah hasil pangan dapat dilakukan dengan teknologi pangan. Teknologi pangan dapat mencakup beberapa aktivitas, misalnya fermentasi, pengeringan, pembekuan, penggulaan, hingga pengalengan. Di bawah ini adalah beberapa cara mengolah hasil panen agar lebih awet dan mengandung nilai jual tinggi.
Pengeringan
Teknik pengolahan hasil panen yang paling banyak dilakukan yaitu pengeringan. Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air dalam produk, sehingga akan memperpanjang umur simpan dan mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan kerusakan produk.
Proses pengeringan biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu pengeringan alami dengan sinar matahari atau pengeringan mesin menggunakan oven atau dehydrator. Hasil pengeringan dapat berbentuk bubuk atau buah dan sayur kering.
Beberapa contoh hasil pangan yang dapat diolah dengan teknik pengeringan antara lain sale pisang, kismis, bawang putih, cabai, jahe, kunyit, dan rempah-rempah yang lain.
Penggulaan
Teknik pengolahan hasil panen lain yang sering dilakukan yaitu penggulaan. Penggulaan termasuk cara pengolahan panen yang dilakukan dengan menambahkan gula ke dalam produk untuk memperpanjang umur simpan dan menambah rasa manis.
Penggulaan biasanya diterapkan pada buah-buahan, misalnya strawberry, jeruk, cheri, hingga buleberry.
Fermentasi
Fermentasi adalah proses pengolahan produk pangan yang melibatkan mikroorganisme agar lebih tahan lama. Fermentasi umumnya dilakukan pada tanaman budidaya yang mudah rusak, misalnya buah-buahan, sayuran, atau olahan susu.
Proses fermentasi melibatkan aksi mikroorganisme misalnya bakteri, jamur, atau ragi pada bahan mentah untuk mengubah senyawa kimia tertentu menjadi senyawa yang lebih bergizi, beraroma dan mempunyai daya tahan lebih baik.
Contoh fermentasi dapat kita temukan pada produk makanan seperti tape, acar, kimchi sayuran seperti acar atau kimchi, keju dan wine.
Pembekuan
Proses pembekuan dilakukan dengan memasukkan produk ke dalam lemari pendingin dengan suhu di bawah titik beku. Tujuan pembekuan yaitu memperpanjang umur simpan dan kualitas produk.
Kandungan air pada sayuran dan buah yang dibekukan akan berkurang sebab air sudah berubah menjadi kristal es. Proses ini akan mencegah bakteri dan enzim yang dapat memicu pembusukan.
Beberapa hasil pangan yang dapat diolah dengan teknik pembekuan antara lain buah-buahan dan sayur.
Pengalengan
Pengalengan adalah teknik pengolahan hasil panen yang banyak dilakukan untuk tujuan impor. Teknik ini dapat mencegah pembusukan pada buah dan sayur sehingga nilai gizi pada makanan dapat dipertahankan.
Hasil panen yang sering diawetkan dengan teknik pengalengan biasanya berupa sayuran dan buah. Misalnya frozen vegetable (kacang polong, wortel, dan kentang), saus tomat, dan acar timun.
Demikianlah ulasan mengenai bagaimana cara mengelola hasil panen dengan tepat. Semoga bermanfaat. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.
-

Deretan Makanan yang Bisa Membantu Turunkan Risiko Kanker Payudara
Jakarta –
Meskipun tidak memiliki riwayat kanker payudara, asupan makanan bisa berdampak besar pada risiko penyakit ini. Untungnya, perubahan kecil pada pola makan bisa membantu menurunkan risiko tersebut.
Sebuah survei menemukan sekitar 1 dari 4 wanita yang tahu bahwa menjalani pola makan sehat bisa membantu menurunkan risiko kanker payudara. Faktanya, sekitar 3 dari 10 kanker payudara bisa dikaitkan dengan fakto risiko yang mungkin bisa diubah, seperti mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga secara teratur.
Faktor Risiko Kanker Payudara
Menurut spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi Dr dr Andhika Rachman SpPD-KHOM beberapa waktu lalu, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena kanker payudara, mulai dari usia, riwayat keluarga mutasi genetik seperti BRCA 1/2, serta paparan hormon estrogen jangka panjang.
Tak hanya itu, faktor gaya hidup, seperti pola makan tidak sehat, konsumsi alkohol, obesitas, hingga kurangnya aktivitas fisik juga berhubungan dengan meningkatnya risiko kanker payudara.
Makanan Apa yang Bisa Mengurangi Risiko Kanker Payudara?
Untuk mengurangi risiko kanker ini, dr Andhika menyarankan untuk membatasi konsumsi lemak jenuh dan menggantinya dengan lemak sehat yang ditemukan di beberapa makanan, di antaranya:
Minyak zaitunKacang-kacanganBiji-bijianIkan kaya asam lemak omega-3.
dr Andhika mengatakan perlunya membatasi lemak jenuh, sebab lemak ini bisa memicu peradangan kronis, yang merupakan faktor risiko kanker. Terlebih, lemak jenuh terutama dari daging merah dan produk susu tinggi lemak dikaitkan dengan kadar hormon estrogen yang bisa meningkatkan risiko kanker payudara
“Pola makan tinggi lemak jenuh dapat menyebabkan obesitas, yang merupakan faktor risiko penting untuk banyak jenis kanker, termasuk kanker payudara, endometrium, dan usus besar,” ucapnya saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.
Sementara itu, dikutip dari laman Cancer, ada 3 perubahan pola makan yang bisa membantu mengurangi risiko kanker payudara, yaitu:
1. Konsumsi Lebih Banyak Buah dan Sayur
Sebuah studi tahun 2021 menemukan, mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur dikaitkan dengan risiko kanker payudara yang lebih rendah. Pedoman Diet & Aktivitas Fisik untuk Pencegahan Kanker dari American Cancer Society (ACS), yang sejalan dengan US Dietary Guidelines, merekomendasikan konsumsi setidaknya 2,5 hingga 3 cangkir sayur dan 1,5 hingga 2 cangkir buah setiap hari.
2. Batasi Daging Merah dan Olahan
Untuk sumber protein, ACS merekomendasikan makanan seperti ikan, unggas, kacang-kacangan, alih-alih daging merah atau olahan. Jika mengonsumsi daging merah atau olahan, makan dalam porsi kecil.
“Bukan berarti Anda tidak boleh sesekali makan steak dan kentang panggang dengan krim asam. Mengonsumsinya sesekali justru baik untuk jiwa,” kata pakar American Society of Clinical Oncology (ASCO) dan Profesor Onkologi Bedah di Kanas Family Foundation, New York University, Deborah Axelrod, MD.
3. Sebaiknya Tidak Minum Alkohol
Alkohol meningkatkan risiko kanker payudara, bahkan minum alkohol dalam jumlah kecil dikaitkan dengan peningkatan risikonya.
ACS menganjurkan untuk menjaga berat badan yang sehat dan menghindari penambahan berat badan berlebih. Caranya yaitu degan menyeimbangkan asupan makanan dan minuman dengan aktivitas fisik.
(elk/suc)
/data/photo/2025/12/20/69463eb16f44d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/12/16/6940ee2e087ba.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5219277/original/032351100_1747210462-WhatsApp_Image_2025-05-14_at_14.53.28.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)