Tanaman: Cabai

  • Pastikan Stok dan Harga Pangan Stabil, Pemkot Bogor Janji Bakal Monitor Harga Selama Ramadan

    Pastikan Stok dan Harga Pangan Stabil, Pemkot Bogor Janji Bakal Monitor Harga Selama Ramadan

    JABAR EKSPRES – Beberapa komoditas disejumlah pasar tradisional di Kota Bogor mengalami kenaikan harga meskipun masih dalam batas wajar.

    Misalnya, harga telur naik dari Rp 30.000/kg menjadi Rp 31.000/kg. Beras mengalami kenaikan sekitar Rp 300–400/liter, sementara cabai rawit jablay mengalami kenaikan cukup tinggi hingga mencapai Rp 110.000–Rp 120.000/kg.

    Selain itu, minyak goreng kemasan Minyakita menjadi perhatian karena tidak disuplai selama tiga minggu terakhir. Namun, ketersediaannya masih bisa diatasi dengan minyak curah.

    Menyikapi itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor ingin terus memastikan stok dan harga bahan pokok tetap stabil serta mencegah lonjakan harga yang signifikan selama bulan suci Ramadan 1446 H.

    BACA JUGA: Dedie Rachim: Presiden Prabowo Jadikan Kota Bogor Percontohan Tata Kota

    “Kami ingin memastikan bahwa menjelang Ramadan dan Idul Fitri, stok bahan pokok tetap tersedia dan harga stabil. Jangan sampai masyarakat mengalami kesulitan akibat kelangkaan atau kenaikan harga yang tidak wajar,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Hanafi dikutip Jumat (28/2).

    Untuk itu, dirinya menegaskan, bahwa Pemkot Bogor, melalui Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, dan Perindustrian (Dinkukmdagin), akan terus melakukan pemantauan harga dua kali dalam seminggu guna memastikan harga tetap terkendali.

    “Kami terus berkoordinasi dengan para pengusaha dan pedagang agar distribusi tetap lancar, sehingga masyarakat tidak kesulitan mendapatkan bahan pokok dengan harga wajar,” tuturnya.

    BACA JUGA: Akses Jalan Citeureup-Sukamakmur Putus, Bupati Bogor Intruksikan Bangun Jembatan Bailey

    Hanafi menambahkan, Pemkot Bogor juga menyoroti potensi penimbunan bahan pokok oleh oknum pedagang nakal.

    “Kami akan melakukan rapat inflasi setiap Senin bersama Satgas Pangan dari kepolisian. Jika ditemukan adanya agen yang menimbun bahan pokok, kami akan segera berkoordinasi untuk melakukan tindakan tegas,” tukasnya. (YUD)

  • Satgas Pangan Polda Metro pastikan stok pangan cukup jelang Ramadhan

    Satgas Pangan Polda Metro pastikan stok pangan cukup jelang Ramadhan

    Jakarta (ANTARA) – Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polda Metro Jaya memastikan stok bahan pokok dan penting (Bapokting) di sejumlah pasar tradisional di wilayah hukum Polda Metro Jaya mencukupi menjelang Ramadhan 1446 Hijriah.

    “Hasil sidak dan pengecekan di pasar-pasar tradisional di wilayah hukum Polda Metro Jaya sampai saat ini untuk ketersediaan stok bapokting mencukupi atau tersedia dan harga juga masih relatif stabil, walaupun ada kenaikan yang bervariatif,” kata Kasatgas Pangan Polda Metro Jaya Kombes Pol. Ade Safri Simanjuntak dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Ade Safri menjelaskan monitoring dan pengawasan barang-barang pokok itu meliputi beras premium, beras medium, bawang merah, bawang putih, cabe rawit merah, daging ayam, telur, gula, minyakita dan daging sapi.

    Adapun sidak dan pengecekan serta monitoring tim Satgas Pangan Daerah Polda Metro Jaya dilakukan di 10 pasar di Jakarta Utara, dua pasar di Jakarta Selatan, empat pasar di Jakarta Barat, empat di Jakarta Pusat, satu pasar di Kepulauan Seribu.

    Kemudian, masing-masing satu pasar di Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Bekasi, Depok, Kota Bekasi.

    “Dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2025, pemerintah juga telah menggelar operasi pasar pangan murah mulai 24 Februari 2025 sampai dengan 29 Maret 2025, termasuk di wilayah Jakarta,” ucap Ade Safri.

    Selain melakukan sidak dan pengecekan di pasar-pasar tradisional, Satgas Pangan Daerah Polda Metro Jaya juga meninjau stok ketersediaan bahan pokok di gudang para distributor.

    “Saat melakukan sidak dan pengecekan, petugas Satgas Pangan Daerah Polda Metro Jaya juga memberikan edukasi kepada para pedagang dan masyarakat. Kami imbau pedagang agar tidak menaikkan harga di luar batas kewajaran,” ujarnya.

    Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aksi borong supaya tidak terjadi “panic buying” yang menimbulkan gejolak harga yang tidak stabil.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pemkot Depok jamin stok bahan pokok mencukupi

    Pemkot Depok jamin stok bahan pokok mencukupi

    Pelaksana harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok, Nina Suzana (ANTARA/ Foto: Feru Lantara)

    Pemkot Depok jamin stok bahan pokok mencukupi
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 28 Februari 2025 – 09:25 WIB

    Elshinta.com – Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Depok, Jawa Barat,  Nina Suzana menyebutkan stok bahan pokok jelang Ramadhan 1446 Hijriah aman, meski harga naik di beberapa komoditi.

    “Alhamdulillah harga bahan pokok masih cukup stabil. Hanya ada beberapa komoditi aja yang naik harganya,” kata Nina di Depok, Kamis.

    Nina menyebutkan harga komoditi di pasar yang naik seperti telur, cabai dan bawang merah.

    “Ada kenaikan tetapi sedikit naik,” ucap Nina.

    Nina mengaku harga telur, cabai dan bawang naik berdasarkan pantauan pasar tradisional di Depok.

    Untuk harga telur naik Rp3.000, dari Rp27.000 per kg menjadi Rp30.000 per kg, lalu harga cabai rata-rata mengalami kenaikan Rp1.000 per kg.

    Sementara itu Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam pada Sekretariat Daerah Kota Depok Nani Zara mengatakan, berdasarkan data historis selalu terjadi kenaikan harga di momentum hari besar tersebut karena adanya peningkatan permintaan oleh konsumen.

    “Biasanya naik memang harga-harga kebutuhan pokok di pasar, oleh karena itu kami bahas bersama seluruh anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah upaya apa yang pas untuk menjaga stabilitas inflasi,” ujarnya.

    Sumber : Antara

  • Harga Bawang Capai Rp 44.000 Per Kg, Cabai Justru Turun di Yogyakarta

    Harga Bawang Capai Rp 44.000 Per Kg, Cabai Justru Turun di Yogyakarta

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Memasuki awal  Ramadan 2025, harga beberapa bumbu dapur di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, mengalami lonjakan. Kenaikan harga ini sudah terjadi sejak satu minggu terakhir, terutama pada bawang merah dan bawang putih.

    Menurut salah satu pedagang bawang, Maryam Yulianingsih, harga bawang merah naik dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000 per kilogram, sedangkan bawang putih melonjak dari Rp 42.000 menjadi Rp 44.000 per kilogram. Sementara itu, bawang bombai masih stabil di harga Rp 20.000 per kilogram.

    “Bawang merah dan bawang putih naik sudah satu minggu,” ujar Maryam kepada Beritasatu.com, Jumat (28/2/2025).

    Di sisi lain, beberapa komoditas sayuran justru mengalami penurunan harga. Cabai keriting yang sebelumnya Rp 100.000 per kilogram kini turun menjadi Rp 85.000 per kilogram, sedangkan cabai rawit turun dari Rp 95.000 menjadi Rp 85.000 per kilogram.

    Ida Habibah, seorang penjual sayuran di Pasar Beringharjo, mengungkapkan, harga cabai sempat mencapai Rp 100.000 per kilogram, lalu turun ke Rp 95.000, dan kini stabil di Rp 85.000.

    “Sempat tinggi di angka Rp 100.000, terus turun jadi Rp 95.000, sekarang Rp 85.000,” kata Ida.

    Kenaikan harga bawang serta penurunan harga cabai ini dipengaruhi oleh pasokan dan permintaan menjelang bulan Ramadan. Para pedagang dan pembeli pun terus memantau pergerakan harga guna menyesuaikan stok dan kebutuhan rumah tangga.

  • Prabowo Ingatkan Menteri untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Menjelang Ramadan – Page 3

    Prabowo Ingatkan Menteri untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Menjelang Ramadan – Page 3

    Harga pangan nasional menunjukkan perkembangan menjelang pekan pertama bulan suci Ramadan pada Jumat, 28 Februari 2025. 

    Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola oleh Bank Indonesia, Kamis (28/2/2025) terjadi penurunan harga pangan pada sejumlah kategori yaitu bawang merah, bawang putih, beras, cabai merah, daging ayam, hingga gula pasir.

    Harga bawang merah ukuran sedang turun harga 0,41% menjadi Rp36.850 per kg, bawang putih ukurang sedang juga turun harga hingga 1,33% menjadi Rp44.350 per kg.

    Beras kualitas bawah I dan beras kualitas bawah II juga menurun masing-masing 3,2% dan 3,26% menjadi Rp13.600 per kg dan Rp13.350 per kg.

    Harga beras kualitas medium I menurun 0,65% menjadi Rp15.250 per kg, sedangkan beras kualitas medium II naik harga hingga 0,66% menjadi Rp15.300.

    Kemudian harga beras kualitas super I dan beras kualitas super II menurun 5,99% dan 5,56% menjadi Rp15.700 per kg dan Rp15.300 per kg. 

    Penurunan juga terjadi pada harga daging ayam ras segar hingga 4,55% menjadi Rp34.650 per kg dan telur ayam ras segar menurun 4,46% menjadi Rp28.950 per kg.

    Gula pasir kualitas premium turun harga 3,83% menjadi Rp18.850 dan gula pasir lokal menurun 3,49% menjadi Rp17.950.

    Sementara itu, terjadi kenaikan harga yang cukup besar pada beberapa jenis cabai. 

    Harga cabai merah keriting naik 0,64% menjadi Rp55.350 per kg, cabai rawit hijau naik 8,83% menjadi Rp66.940 per kg, serta cabai rawit merah naik 10,75 menjadi Rp82.450 per kg. Sedangkan harga cabai merah besar menurun 2,02% menjadi Rp53.350 per kg.

    Selain cabai, kenaikan harga daging sapi kualitas I dan daging sapi kualitas II masing-masing sebesar 1,55% dan 6,38% menjadi Rp140.650 dan Rp138.450. 

    Kenaikan lainnya terjadi pada harga minyak goreng curah hingga 6,42% menjadi Rp19.900 dan minyak goreng kemasan bermerk I hingga 7,01% menjadi Rp23.650 per kg.

  • 5 Jajanan Pasar yang Rendah Kalori, Rekomendasi Menu Buka Puasa Menyehatkan! – Halaman all

    5 Jajanan Pasar yang Rendah Kalori, Rekomendasi Menu Buka Puasa Menyehatkan! – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ramadan sudah di depan mata. Saatnya mempersiapkan diri untuk menjalani ibadah di bulan suci dengan kondisi tubuh sehat dan prima. Salah satu kunci utama agar tetap bugar selama bulan puasa adalah memilih makanan berbuka yang tepat. Bukan hanya untuk kenyang sesaat, tetapi juga yang lebih sehat.

    Sayangnya, sudah menjadi kebiasaan banyak masyarakat memilih untuk mengonsumsi makanan yang tinggi akan gula dan lemak ketika berbuka. Seperti gorengan, kolak dengan tambahan gula berlebih, atau minuman manis dalam kemasan. Padahal, asupan seperti ini dapat menyebabkan gangguan gula darah yang drastis, membuat tubuh mudah lemas, dan bahkan berisiko menyebabkan gangguan pencernaan.

    Untuk menjaga energi tetap stabil selama Ramadan, memilih makanan rendah kalori ketika berbuka bisa menjadi solusi. Mengonsumsi makanan rendah kalori yang kaya serat dapat membantu menjaga kestabilan energi, mengontrol berat badan, serta memperbaiki fungsi pencernaan. 

    Mengutip dari laman Harvard TH Chan School of Public Health, pola makan yang berfokus pada bahan alami, seperti ubi, singkong, dan buah-buahan segar, dapat membantu tubuh tetap bugar. Asupan seperti ini menyediakan nutrisi yang cukup tanpa kelebihan kalori, sehingga dapat menunjang kesehatan tubuh selama periode puasa.

    Beruntungnya, di Indonesia memiliki berbagai jajanan pasar tradisional yang tidak hanya lezat tetapi juga rendah kalori dan bernutrisi. Dengan memilih jajanan pasar yang tepat, berbuka puasa bisa tetap nikmat tanpa mengorbankan kesehatan. 

    Merangkum dari berbagai sumber, Jumat (28/2/2025), berikut lima rekomendasi jajanan pasar rendah kalori yang cocok untuk menu buka puasa agar tubuh tetap bugar dan berenergi sepanjang Ramadan.

    1. Kolak Ubi

    Kolak ubi menjadi salah satu hidangan khas yang sering disajikan saat berbuka puasa. Ubi manis yang menjadi bahan utamanya tidak hanya lezat, tetapi juga kaya manfaat bagi kesehatan berkat kandungan gizinya yang melimpah.

    Menurut laman Boldsky, ubi memiliki indeks glikemik rendah, sehingga dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Hal ini menjadikannya pilihan yang baik bagi penderita diabetes. Selain itu, ubi mengandung vitamin B6 yang bermanfaat dalam menurunkan kadar homosistein di dalam tubuh, yang berperan dalam mengurangi risiko penyakit jantung.

    Tak hanya itu, ubi juga merupakan sumber vitamin C yang berperan penting dalam mendukung sistem pencernaan, serta membantu pembentukan tulang dan gigi. Kandungan zat besi di dalamnya turut berkontribusi dalam meningkatkan produksi sel darah merah dan putih, serta memperkuat sistem imun tubuh.

    Namun, agar lebih sehat, sebaiknya pilih kolak ubi yang diolah tanpa pemanis buatan. Untuk memastikan kebersihan dan kualitas bahan, membuat sendiri di rumah bisa menjadi pilihan terbaik. Selain mudah dibuat, kolak ubi rumahan juga bisa disesuaikan dengan selera, menggunakan pemanis alami seperti gula aren atau madu agar tetap sehat dan lezat.

    2. Bubur Kacang Hijau

    Selain kolak ubi, bubur kacang hijau juga menjadi jajanan pasar yang kerap diburu ketika berbuka. Dicocol pakai roti tawar, rasanya beuh…. makin nikmat sekaligus bikin kenyang! 

    Tak hanya mengenyangkan, bubur kacang hijau juga kaya akan serat yang berperan dalam menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh. 

    Kandungan fitokimia seperti flavonoid dan isoflavonoid di dalamnya membantu melindungi pembuluh darah serta mengurangi risiko penyakit jantung. Selain itu, kacang hijau merupakan sumber protein nabati yang baik dan rendah lemak, sehingga dapat menjadi pilihan makanan bergizi selama Ramadan.

    Mengutip dari Hello Sehat, satu porsi bubur kacang hijau dengan santan seberat 240 gram mengandung sekitar 260 kkal. Sementara itu, versi tanpa santan dalam takaran yang sama hanya memiliki sekitar 196 kkal. Penambahan ketan hitam dan santan dapat meningkatkan kadar kalori karena mengandung lebih banyak karbohidrat dan lemak.

    Agar lebih sehat dan rendah kalori, sebaiknya pilih bubur kacang hijau tanpa santan. Dengan begitu, manfaat gizinya tetap optimal tanpa tambahan lemak berlebih. Membuatnya sendiri di rumah juga bisa menjadi alternatif yang lebih sehat, karena kamu bisa mengontrol takaran gula serta memilih bahan berkualitas.

    3. Kue Putu

    Selanjutnya ada kue putu yang disebut menjadi salah satu jajanan pasar rendah kalori. Kue ini terbuat dari tepung beras yang diisi gula merah, kemudian dikukus dalam bambu hingga matang, lalu disajikan dengan taburan kelapa parut. Teksturnya yang lembut dan rasa manis alami dari gula merah membuat kue putu cocok disantap ketika berbuka.

    Menukil dari Halodoc, kue putu termasuk jajanan yang relatif rendah lemak. Karena proses pembuatannya dengan cara dikukus, kue ini tidak mengandung minyak berlebih seperti gorengan, sehingga lebih aman dikonsumsi oleh mereka yang sedang menjaga pola makan.

    Dalam satu buah kue putu ayu, terdapat sekitar 26 kalori, yang terdiri dari 0,91 gram lemak, 3,78 gram karbohidrat, dan 0,77 gram protein. Kandungan kalorinya yang rendah menjadikan kue putu sebagai pilihan camilan yang tidak membuat tubuh cepat merasa berat, sehingga cocok dinikmati saat berbuka puasa tanpa khawatir mengonsumsi terlalu banyak kalori.

    4. Asinan

    Meski terbilang agar tricky kalau langsung disantap ketika berbuka, asinan juga menjadi salah satu jajanan pasar yang menyegarkan dan kerap diburu sebagai menu pendamping saat berbuka puasa. 

    Jajanan khas Bogor, Jawa Barat ini dibuat dari berbagai macam buah dan sayuran yang direndam dalam kuah bercita rasa asam, manis, dan pedas yang berasal dari campuran cuka, cabai, serta gula. 

    Karena menggunakan bahan-bahan alami yang kaya serat dan minim lemak, asinan tergolong camilan rendah kalori. Dalam satu porsi, asinan hanya mengandung sekitar 80 kalori, menjadikannya pilihan yang ringan dan menyegarkan untuk disantap setelah seharian berpuasa.

    5. Getuk

    Tribunners, pastinya sudah nggak asing dengan kue tradisional yang satu ini. Yap, Getuk. Getuk terbuat dari singkong yang dikukus, kemudian ditumbuk hingga lembut dan dicampur dengan gula serta sedikit garam untuk menambah cita rasa. 

    Hidangan ini sering kali disajikan dengan taburan kelapa parut yang memberikan sensasi gurih. Tak heran, getuk menjadi salah satu camilan yang sering diburu saat berbuka puasa karena rasanya yang manis, lembut, dan mengenyangkan tanpa membuat perut terasa terlalu penuh.

    Selain lezat, getuk juga termasuk camilan rendah kalori, sehingga cocok dikonsumsi sebagai pilihan makanan ringan yang tidak berlebihan saat berbuka. Setiap potongnya hanya mengandung sekitar 61 kalori, dengan rincian lemak sebesar 1,25 gram, karbohidrat 12,49 gram, dan protein 0,14 gram. Kandungan ini membuat getuk menjadi sumber energi sederhana yang mudah dicerna tubuh setelah seharian berpuasa.

    Itu dia deretan jajanan pasar yang bisa menjadi rekomendasi menu berbuka puasa nanti, Tribunners! Meskipun tergolong rendah kalori, tetap bijak dalam memilih makanan yang benar-benar menyehatkan. Pastikan untuk memperhatikan cara pengolahan dan memilih bahan-bahan yang lebih alami agar tetap mendapatkan manfaat terbaik selama menjalani ibadah puasa!

    #LokalAsri #ArahkanAksiAsrikanIndonesia #TribunNetwork #MataLokalMenjangkauIndonesia

  • Harga Pangan Jelang Ramadan: Harga Cabai dan Daging Sapi Melonjak   – Page 3

    Harga Pangan Jelang Ramadan: Harga Cabai dan Daging Sapi Melonjak   – Page 3

    Diwartakan sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mulai mengantisipasi kenaikan harga pangan menjelamg periode bulan puasa ramadan. Pemerintah berencana menggelar operasi pasar besar-besaran.

    Andi Amran Sulaiman mengantongi data adanya kenaikan harga pangan, seperti minyak goreng kemasan sederhana merek Minyakita hingga gula pasir. Persiapan stabilisasi harga pun mulai dibahas bersama sejumlah kementerian dan lembaga terkait.

    “Hari ini kita rapat untuk persiapan harga bahan pokok di bulan suci ramadan. Kita harapkan harganya stabil, bila perlu harganya lebih rendah daripada tahun sebelumnya,” ungkap Mentan Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senij (17/2/2025).

    Dia menegaskan akan menggelar operasi pasar untuk menekan kenaikan harga di pasaran. Terutama, bagi beberapa jenis pangan seperti daging, gula pasir, dan minyak goreng.

    “Kita akan melakukan operasi pasar besar-besaran. Khususnya daging, gula pasir, minyak goreng, dan seterusnya,” tegas Amran yang juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Pangan Ad Interim ini.

    Dia memastikan seluruh stok pangan di Indonesia cukup menghadapi ramadan dan lebaran 2025 mendatang. Kendati begitu, finalisasi kesiapan sektor pangan terhadap ramadan akan diputuskan pada 19 Februari 2025 mendatang.

    Beberapa komoditas yang dipastikan aman yakni beras, daging, hingga bawang. Dia juga akan mempersiapkan seluruh komoditas pangan lainnya.

    “Beras, beras aman. Nah itu yang paling penting beras, karena ini kontribusinya terhadap inflasi biasanya tinggi,” ujarnya.

    “Daging insyaallah kita amankan, stok aman, daging, bawang aman, stoknya aman. Intinya stok kita siapkan sekarang, kita sudah pantau, kita sudah rapat koordinasi tadi, stok aman. Jumlahnya cukup, lebih dari cukup,” imbuh Amran Sulaiman.

  • Jelang Ramadhan, Harga Cabai Rawit di Mataram Tembus Rp 120.000 Per Kg
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 Februari 2025

    Jelang Ramadhan, Harga Cabai Rawit di Mataram Tembus Rp 120.000 Per Kg Regional 28 Februari 2025

    Jelang Ramadhan, Harga Cabai Rawit di Mataram Tembus Rp 120.000 Per Kg
    Tim Redaksi
    MATARAM, KOMPAS.com

    Harga cabai rawit
    merah di pasar tradisional Kota
    Mataram
    , Nusa Tenggara Barat (NTB), tembus Rp 120.000 per kilogram, menjelang
    puasa Ramadhan
    2025.
    Kondisi ini terlihat di
    Pasar Kebon Roek
    , Kota Mataram, Kamis (27/2/2025).
    Harga cabai rawit merah naik cukup tinggi dari semula berkisar antara Rp 70.000 – Rp 80.000 per kilogram menjadi Rp 120.000 per kilogram.
    “Cabai rawit sekilo Rp 120.000,” kata Roni, salah satu pedagang di Pasar Kebon Roek.
    Kenaikan juga terjadi pada harga cabai merah besar, yaitu dari semula Rp 50.000 per kilogram menjadi Rp 70.000 per kilogram.
    Jena’ah, pedagang lainnya, mengatakan
    harga cabai rawit
    ini mulai naik sepekan sebelum memasuki bulan puasa Ramadhan.
    “Naik sudah empat hari ini,” kata Jena’ah.
    Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram, Uun Pujianto, mengatakan kenaikan harga cabai diakibatkan oleh
    cuaca buruk
    yang melanda NTB beberapa waktu lalu dan mengakibatkan gagal panen.
    Selain itu, tingginya permintaan cabai rawit di pasaran menjelang puasa Ramadhan juga menjadi penyebab naiknya harga cabai.
    “Penyebabnya stok berkurang karena panennya sebagian gagal karena kemarin kan hujan-hujan terus karena pengaruh cuaca, dan sebagian juga mungkin dioper ke Jawa karena mungkin mencari keuntungan banyak,” kata Uun dikonfirmasi, Kamis.
    Saat ini, kata Uun, harga cabai rawit di pasar induk Bertais Mataram berkisar Rp 100.000 per kilogram.
    Sementara harga cabai rawit di pasar-pasar tradisional berkisar antara Rp 110.000 hingga Rp 115.000 per kilogram.
    Uun mengatakan, masyarakat tidak perlu
    panic buying
    karena stok cabai masih tersedia di pasaran.
    “Sebenarnya tidak perlu juga takut karena stok masih ada, cuma kondisinya berkurang, makanya bagaimana antisipasi kita mengadakan pasar rakyat
    full
    selama bulan Ramadhan,” kata Uun.
    Selain menggelar pasar rakyat selama Ramadhan, Dinas Perdagangan juga akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk menggelar operasi pasar.
    Pihaknya berharap cuaca terus membaik sehingga tidak ada lagi gagal panen di tingkat petani.
    “Kita takutkan cuaca berubah-ubah, jadi otomatis kan gagal panen itu yang kita takutin. Antisipasi cuma kita gencar laksanakan operasi pasar ini supaya masyarakat tidak
    panic buying
    dan bisa terjangkau masyarakat beli,” kata Uun.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga Cabai, Bawang, dan Bumbu Dapur di Bandar Lampung Merangkak Naik Jelang Ramadan

    Harga Cabai, Bawang, dan Bumbu Dapur di Bandar Lampung Merangkak Naik Jelang Ramadan

    Liputan6.com, Lampung – Menjelang bulan puasa 1446 Hijriah, harga sejumlah bahan pangan, terutama cabai, bawang, dan bumbu dapur, mengalami kenaikan di pasar tradisional Kota Bandar Lampung, Kamis (27/2/2025). Kenaikan ini telah terjadi dalam empat hari terakhir dengan rata-rata lonjakan harga sekitar Rp5 ribu per kilogram.

    Di Pasar Pasir Gintung misalnya, kenaikan harga paling terlihat pada komoditas cabai dan bawang. Harga cabai merah, yang sebelumnya dijual Rp50 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp55 ribu per kilogram.

    Cabai rawit juga mengalami kenaikan dari Rp75 ribu menjadi Rp80 ribu per kilogram, sementara cabai caplak naik dari Rp80 ribu menjadi Rp85 ribu per kilogram.

    Tak hanya cabai, bawang merah juga mengalami lonjakan harga dari Rp30 ribu menjadi Rp35 ribu per kilogram. Sementara itu, harga bawang putih naik dari Rp38 ribu menjadi Rp40 ribu per kilogram.

    Di beberapa pasar lain, harga bumbu dapur seperti jahe dan kencur juga menunjukkan kenaikan serupa. Meski harga mulai merangkak naik, para pedagang mengungkapkan bahwa jumlah pembeli justru meningkat menjelang Ramadan.

    Juniati, salah seorang pedagang di Pasar Pasir Gintung, mengatakan bahwa meskipun harga naik, masyarakat tetap berbelanja seperti biasa untuk persiapan Ramadan. 

    “Kenaikan harga ini sudah biasa terjadi, apalagi menjelang bulan Ramadan. Tapi, antusias warga untuk membeli bahan pokok ya masih banyak,” kata Juniati. 

    Hal senada diungkapkan Bambang, pedagang lainnya, yang menyebut bahwa permintaan bahan dapur memang cenderung meningkat menjelang bulan puasa.

    “Kenaikan harga ini sih diprediksi masih terus berlanjut, karena meningkatnya permintaan pasar dalam menyambut Ramadan 2025,” ungkapnya. 

     

  • Mayat Terjepit di Lubang Septic Tank Gegerkan Baubau Sultra, Korban Sering Sembunyi di Tempat Sempit – Halaman all

    Mayat Terjepit di Lubang Septic Tank Gegerkan Baubau Sultra, Korban Sering Sembunyi di Tempat Sempit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BAUBAU – Seorang pria ditemukan tidak bernyawa terjepit di dalam lubang septic tank yang terbuat dari drum di Kelurahan Lakologou, Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra). 

    Mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh pemilik kebun, La Ingke, yang sedang hendak menanam bibit cabai.

    Ia mencium bau busuk yang kemudian membawanya ke lokasi penemuan mayat.

    Mayat pria tersebut ditemukan dalam keadaan kulit menghitam dan terkelupas, dengan posisi terjepit di dalam drum septic tank.

    Hanya tangan kanannya yang terlihat menjulang keluar.

    Tidak ditemukan senjata tajam atau alat lain yang mengindikasikan tindak kekerasan.

    Polisi menduga korban meninggal karena terjepit dan tidak bisa keluar dari drum tersebut selama beberapa hari.

    Korban akhirnya teridentifikasi sebagai seorang pria berinisial I (30), yang merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). 

    Ayah korban, LA, mengungkapkan bahwa anaknya telah mengalami gangguan jiwa sejak kecil dan sering bersembunyi di tempat-tempat sempit.

    Korban dilaporkan hilang sejak 20 Februari 2025, dan pihak keluarga telah melaporkannya ke Polsek Kokalukuna.

    Pihak keluarga menolak dilakukan proses autopsi terhadap jenazah korban sehingga pihak kepolisian menyerahkan jenazah ke keluarga untuk dikuburkan.

     

    La Ingke, saksi penemu mayat, awalnya mencium bau busuk saat hendak menanam bibit cabai.

    Setelah mencari sumber bau, ia menemukan mayat terjepit di septic tank dan segera melaporkannya kepada warga setempat serta pihak berwajib.

    Penemuan ini menggemparkan warga sekitar, dan beberapa warga mengenali korban dari pakaian yang dikenakannya. (Tribun Sultra/Harni Sumatan) 

     

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul BREAKING NEWS Pemuda di Baubau Ditemukan Tidak Bernyawa Terjepit dalam Septic Tank Drum di Kebun