Tanaman: Cabai

  • Mentan Andi Amran Gandeng BUMN untuk Jaga Kestabilan Harga Pangan

    Mentan Andi Amran Gandeng BUMN untuk Jaga Kestabilan Harga Pangan

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah terus berupaya menjaga kestabilan harga pangan di tengah fluktuasi pasar dengan berbagai strategi. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah pembukaan 4.500 gerai pangan di berbagai wilayah Indonesia, sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Program ini diharapkan mampu memberikan akses pangan yang lebih terjangkau bagi masyarakat serta mengendalikan lonjakan harga bahan pokok.

    Inisiatif ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk RNI, Bulog, PPI, PT Pos, dan Berdikari. Gerai-gerai yang akan dibuka ini akan menyediakan bahan pangan dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), sehingga dapat membantu menekan inflasi harga pangan.

    “Untuk menstabilkan harga, kita membuka gerai seluruh Indonesia. Rencananya 4.500 dan ini besar-besaran bersama RNI, Bulog, PPI, PT Pos, Berdikari. Pertanian membuka gerai untuk menekan harga dan kita menjual harga di bawah HET,” ungkap Amran saat memberikan keterangan kepada media di Gedung DPR Senayan, Jakarta, pada Kamis (6/3/2025), setelah batal menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi IV.

    Selain mengatasi stabilitas harga secara umum, pemerintah juga menaruh perhatian pada lonjakan harga beberapa komoditas tertentu, seperti cabai yang mencapai lebih dari Rp 100.000 per kilogram. Untuk mengatasi permasalahan ini, Andi Amran menegaskan bahwa pihaknya telah turun langsung ke lapangan guna mengevaluasi kondisi harga pangan.

    “Ada kemarin Rp 200.000 turun menjadi Rp 100.000, ini distribusi. Salah satu contoh beras kita tidak ada alasan naik, tapi naik 2%. Kami langsung turun ke lapangan. Aku beri tahu, ini enggak boleh terjadi. Kenapa? Produksi kita naik 52%, stok kita banyak, terus celah alasannya apa lagi? Kalau dulu kan stok kurang, produksi kurang. Sekarang semua terpenuhi, tidak ada alasan naik, sehingga enggak boleh ada pengusaha menaikkan harga,” katanya.

    Selain cabai, kenaikan harga juga terjadi pada minyak goreng, yang dinilai tidak seharusnya mengalami lonjakan mengingat Indonesia adalah produsen terbesar di dunia. Andi Amran menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi harga minyak goreng untuk naik meskipun hanya sedikit.

    “Sama dengan cabai, sama dengan minyak goreng. Minyak goreng, kita produsen terbesar dunia. Kenapa harga naik sedikit? Sedikit sih naiknya, tidak seperti tahun lalu, tetapi itu enggak boleh. Sedikit pun tidak boleh, tidak boleh menjual pangan di atas HET,” tambahnya.

    Ia juga menyoroti pentingnya perbaikan sistem distribusi guna memastikan bahwa stok pangan yang melimpah dapat sampai ke konsumen dengan harga yang tetap stabil. Menurutnya, kenaikan harga tidak hanya dipengaruhi oleh faktor produksi, tetapi juga oleh distribusi yang belum optimal.

    “Bagian produksi diminta untuk menata distribusinya, bersama dengan teman-teman lainnya. Karena, bukan semata-mata karena produksi kurang, sehingga harga naik. Contoh, minyak goreng, beras, kita produksinya banyak, stoknya banyak, kok harganya naik 2%,” jelas Andi Amran.

    Dengan langkah-langkah yang diambil pemerintah, diharapkan harga pangan tetap terkendali dan masyarakat dapat mengakses kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau. Pemerintah juga berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan guna mencegah kenaikan harga yang tidak wajar dan memastikan kebijakan ini berjalan dengan efektif.

  • Mentan Andi Amran Gandeng BUMN untuk Jaga Kestabilan Harga Pangan

    Kita Akan Buka 4.500 Gerai

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berkomitmen untuk menekan harga pangan di Indonesia dengan membuka total 4.500 gerai di berbagai wilayah secara besar-besaran.

    Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok dan memastikan masyarakat mendapatkan akses terhadap pangan dengan harga yang wajar.

    Menurut Andi Amran, program pembukaan gerai pangan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Beberapa BUMN yang terlibat dalam kerja sama ini antara lain RNI, Bulog, PPI, PT Pos, dan Berdikari.

    Gerai-gerai ini nantinya akan berperan dalam mendistribusikan bahan pangan dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), sehingga dapat mencegah kenaikan harga yang tidak terkendali.

    “Untuk menstabilkan harga, kita membuka gerai seluruh Indonesia. Rencananya 4.500 dan ini besar-besaran bersama RNI, Bulog, PPI, PT Pos, Berdikari. Pertanian membuka gerai untuk menekan harga dan kita menjual harga di bawah HET,” ungkap Amran saat memberikan keterangan kepada media di Gedung DPR Senayan, Jakarta, pada Kamis (6/3/2025), setelah batal menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi IV.

    Ia juga menekankan bahwa para pelaku usaha dilarang menjual bahan pangan dengan harga di atas HET. Pemerintah akan mengambil tindakan tegas terhadap pedagang yang melanggar ketentuan ini.

    “Kemudian, pesan pentingnya adalah tidak ada boleh pengusaha menjual di atas HET. Kalau ada, ditindak,” tegasnya.

    Terkait dengan harga cabai yang melonjak hingga lebih dari Rp 100.000 per kilogram, Andi Amran menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pemantauan langsung ke lapangan untuk mengetahui kondisi harga pangan di pasaran.

    “Ada kemarin Rp 200.000 turun menjadi Rp 100.000, ini distribusi. Salah satu contoh beras kita tidak ada alasan naik, tapi naik 2%. Kami langsung turun ke lapangan. Aku beri tahu, ini enggak boleh terjadi. Kenapa? Produksi kita naik 52%, stok kita banyak, terus celah alasannya apa lagi? Kalau dulu kan stok kurang, produksi kurang. Sekarang semua terpenuhi, tidak ada alasan naik, sehingga enggak boleh ada pengusaha menaikkan harga,” katanya.

    Ia juga menggarisbawahi bahwa kenaikan harga tidak hanya terjadi pada cabai, tetapi juga pada komoditas lain seperti minyak goreng. Ia mempertanyakan alasan di balik kenaikan harga minyak goreng, mengingat Indonesia merupakan produsen terbesar di dunia untuk komoditas ini.

    “Sama dengan cabai, sama dengan minyak goreng. Minyak goreng, kita produsen terbesar dunia. Kenapa harga naik sedikit? Sedikit sih naiknya, tidak seperti tahun lalu, tetapi itu enggak boleh. Sedikit pun tidak boleh, tidak boleh menjual pangan di atas HET,” tambahnya.

    Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya pengelolaan distribusi yang lebih baik. Menurutnya, kenaikan harga tidak selalu disebabkan oleh kurangnya produksi, melainkan bisa juga disebabkan oleh masalah dalam rantai distribusi.

    “Bagian produksi diminta untuk menata distribusinya, bersama dengan teman-teman lainnya. Karena, bukan semata-mata karena produksi kurang, sehingga harga naik. Contoh, minyak goreng, beras, kita produksinya banyak, stoknya banyak, kok harganya naik 2%,” jelas Mentan Andi Amran.

  • Tom Lembong Izinkan Impor Meski Stok Masih Cukup!

    Tom Lembong Izinkan Impor Meski Stok Masih Cukup!

    loading…

    Jaksa menyebutkan Tom Lembong selaku Menteri Perdagangan periode 2015 memberikan izin untuk melakukan impor gula meski stok gula pada saat itu masih mencukupi. Foto/Riyan Rizki Roshali

    JAKARTA – Jaksa Penuntut Umum (JPU) menyebutkan bahwa Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong selaku Menteri Perdagangan periode 2015 memberikan izin untuk melakukan impor gula meski stok gula pada saat itu masih mencukupi.

    Hal itu disampaikan JPU saat membacakan surat dakwaan di ruang sidang PN Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (6/3/2025).

    “Bahwa berdasarkan Rapat Kordinasi tanggal 12 Mei 2015 tersebut, stok gula konsumsi masih mencukupi sehingga tidak perlu melakukan impor gula serta tidak memberikan rekomendasi untuk melakukan impor gula dalam rangka pemenuhan stok gula dan stabilisasi harga gula,” ucap Jaksa.

    Jaksa menerangkan, rapat koordinasi itu dilakukan bersama Menko Perekonomian, Menteri Perdagangan dan Menteri BUMN yang membahas stabilisasi pangan dan inflasi menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri saat itu.

    Rapat koordinasi itu pun sejumlah keputusan yang lahir dalam rapat itu. Pertama, akan terjadi defisit pada jagung, kedelai, daging sapi, dan semua jenis cabai. Sedangkan yang mengalami surplus adalah beras, gula pasir, minyak goreng, bawang merah, daging unggas dan telur unggas.

    Kemudian, dalam rapat itu juga disimpulkan bahwa stok gula mencukupi sehingga tidak perlu impor. Diputuskan dalam rapat itu seluruh pabrik gula akan diminta menyalurkan gula rafinasi ke industri makanan dan minuman, bukan konsumen.

    “Stok gula masih mencukupi sehingga tidak perlu melakukan impor. Seluruh pabrik gula akan di minta menyalurkan gula rafinasi kepada industri makanan dan minuman, bukan disalurkan kepada konsumen langsung,” ujar jaksa.

  • DKI siapkan 290 kegiatan pasar pangan murah selama Ramadhan 

    DKI siapkan 290 kegiatan pasar pangan murah selama Ramadhan 

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    DKI siapkan 290 kegiatan pasar pangan murah selama Ramadhan 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 05 Maret 2025 – 21:45 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiapkan lebih dari 290 kegiatan pasar pangan murah selama Ramadhan 1446 Hijriah/2025 di berbagai lokasi seperti kantor lurah, kantor wali kota, rumah susun dan permukiman warga.

    Pelaksana tugas (Plt) Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati di Jakarta, Rabu, memastikan berbagai pangan strategis dalam kegiatan tersebut dijual dengan harga terjangkau dan lokasinya mendekati hunian warga.

    Menurut dia, dari pantauan harga berbagai macam pangan strategis pada sejumlah pasar di Jakarta saat ini masih relatif terkendali.

    Adapun kenaikan signifikan terpantau hanya terjadi pada komoditas cabai merah.

    Namun, dia menyatakan kenaikan harga bukan disebabkan minimnya pasokan, melainkan dipicu permintaan pasar yang meningkat sebelum dan saat awal Ramadhan ini.

    “Kalau lain-lain seperti daging dan beras masih dalam kisaran harga yang nyaman untuk pembeli dan pedagang,” ujar Eliawati.

    Dia mengatakan tren kenaikan kebutuhan biasanya akan terus meningkat hingga puncaknya pada waktu mendekati Hari Raya Idul Fitri.

    Setelahnya, tren kebutuhan akan menurun seiring musim mudik dan banyak warga ke kampung pulang halaman mereka.

    Eliawati lalu mengajak masyarakat agar berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak memborong karena stok berbagai pangan strategis di Jakarta saat ini memadai.

    “Dari hasil pantauan lapangan kami tadi, seperti kalau PBIC dan Bulog di digabung stoknya cukup sampai 6,5 bulan ke depan,” ujar dia.

    Pemprov DKI telah mengadakan kegiatan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Balai Kota DKI Jakarta.

    Kegiatan yang melibatkan seluruh unsur dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tersebut membahas perkembangan harga dan upaya penyiapan berbagai pangan strategis bagi masyarakat.

    Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari hasil Rapat Koordinasi Kementerian Dalam Negeri agar setiap Pemerintah Daerah memberi atensi dan menyiapkan pangan strategis bagi masyarakat.

    Sumber : Antara

  • Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Perbaiki Jalan yang Rusak, Ditargetkan Selesai Sebelum Lebaran – Halaman all

    Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Perbaiki Jalan yang Rusak, Ditargetkan Selesai Sebelum Lebaran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta Pemerintah Daerah (Pemda) untuk segera memperbaiki infrastruktur jalan rusak dan berlubang.

    Dirinya menargetkan perbaikan ini selesai sebelum Idul Fitri 1446 Hijriah.

    “Jadi untuk peran Pemda sudah saya sampaikan melalui SE maupuan Zoom Meeting selain saya minta segara perbaiki infrastruktur jalan provinsi dan kabupaten dan rusak dan berlubang,” kata Tito pada konferensi pers di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (5/3/2025).

    Menurut Tito, perlu waktu untuk memperbaiki kerusakan jalan. 

    Sehingga dirinya berharap jalan yang rusak tidak berimbas pada lalu lintas nasional saat periode mudik. 

    “Karena perlu waktu karena kalau terjadi kerusakan jalan, provinsi dan kabupaten itu akan berimbas kepada lalu lintas secara nasional,” kata Tito. 

    Selain itu, Tito juga meminta agar Pemda mempersiapkan rest area, dermaga, hingga pelabuhan.

    Dirinya berharap tidak ada penumpukan kendaraan pada saat arus mudik. 

    “Tadi rest area sudah disampaikan oleh Bapak Menko, dermaga dan pelabuhan, saya juga minta karena ada yang memiliki kewenangan dari pemerintah daerah. Agar kapal-kapal jangan sampai overload yang berbahaya, kemudian siapkan pelampung sesuai standar operating procedure masing-masing,” ujarnya.

    “Juga bandara-bandara, karena bandara-bandara kecil itu ada juga yang dikelola oleh pemerintah daerah, terutama daerah timur NTT, di Maluku, Maluku Utara, di Papua, ini juga kita minta kepada seluruh kepala daerah untuk mengecek bandara-bandara tersebut agar siapin,” tambahnya. 

    Mantan Kapolri tersebut juga meminta Pemda mempersiapkan kesediaan pangan menjelang Idul Fitri. 

    Sejumlah komoditas pangan, menurut Tito, memerlukan perhatian khusus dari Pemda agar tidak terjadi lonjakan harga. 

    “Kesiapan pangan, kami juga harus menyampaikan, setiap daerah, meskipun relatif terkendali, harga-harga juga terkendali, ada beberapa komoditas memang yang perlu atensi seperti cabai dan minyak goreng, ini juga setiap daerah agar melakukan pengecekan dan langkah-langkah untuk kesiapan,” tuturnya. 

    Terakhir, dirinya meminta Pemda untuk mempersiapkan tempat pariwisata. 

    Dirinya memprediksi akan terjadi lonjakan wisatawan saat libur lebaran. 

    “Karena ada beberapa daerah-daerah wisata yang menjadi kewenangan pemerintah daerah, kemudian tempat pantai misalnya, jangan sampai terjadi kecelakaan. Yang terakhir sekali, kesiapan juga dari daerah-daerah menghadapi masalah hidrometeorologi cuaca,” pungkasnya.

  • Mendagri minta daerah segera perbaiki infrastruktur jelang arus mudik

    Mendagri minta daerah segera perbaiki infrastruktur jelang arus mudik

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah segera memperbaiki berbagai infrastruktur untuk menghadapi arus mudik Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 Masehi.

    Perbaikan itu meliputi berbagai infrastruktur yang menjadi tanggung jawab pemda, seperti jalan, dermaga, pelabuhan, dan tempat peristirahatan. Permintaan itu telah disampaikan Mendagri melalui surat edaran maupun pertemuan virtual dengan jajaran pemda.

    “Karena kalau terjadi kerusakan jalan provinsi dan kabupaten, itu akan berimbas pada lalu lintas secara nasional,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Dia menegaskan perbaikan tersebut perlu segera dilakukan mengingat prosesnya memerlukan waktu. Kemudian pemda juga perlu memastikan agar moda transportasi menaati aturan, seperti kapal yang tidak boleh mengangkut muatan berlebih.

    “Kemudian siapkan pelampung sesuai standar operasional prosedur masing-masing,” ujarnya.

    Mendagri juga meminta kepala daerah yang memiliki bandara kecil agar mengecek kondisi kesiapannya dalam melayani para pemudik.

    Ada beberapa daerah khususnya di wilayah Indonesia timur yang memiliki bandara kecil sehingga kondisinya perlu diperhatikan.

    “Karena bandara-bandara kecil itu ada juga yang dikelola oleh pemerintah daerah, terutama daerah timur, NTT (Nusa Tenggara Timur), di Maluku, Maluku Utara, di Papua,” jelas Tito.

    Dalam menghadapi arus mudik, pemda juga perlu memperhatikan keamanan objek wisata di daerahnya masing-masing agar tidak terjadi kecelakaan. Pemda perlu juga berjaga-jaga untuk menghadapi bencana hidrometeorologi.

    Mendagri mengimbau setiap daerah agar dapat menyiagakan jajarannya untuk menghadapi cuaca ekstrem.

    “Seperti BPBD, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, kemudian Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja), Dinas Perhubungan, dan lain-lain. Ini semua untuk siagakan,” tuturnya.

    Di lain sisi, Mendagri juga mengingatkan pemda agar terus mengendalikan harga pangan menjelang Lebaran. Meskipun saat ini harga pangan relatif terkendali, ada beberapa komoditas yang perlu menjadi perhatian, seperti minyak goreng dan cabai.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Satgas Pangan Polres Langkat monitoring ketersediaan dan harga bapokting

    Satgas Pangan Polres Langkat monitoring ketersediaan dan harga bapokting

    Sumber foto: M Salim/elshinta.com.

    Satgas Pangan Polres Langkat monitoring ketersediaan dan harga bapokting
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 05 Maret 2025 – 15:37 WIB

    Elshinta.com – Tim Satgas Pangan Polres Langkat, Polda Sumatera Utara, yang dipimpin Kasat Reskrim AKP Pandu H.W. Batubara, melakukan monitoring dan pengawasan ketersediaan serta harga bahan pokok penting (bapokting), BBM, dan LPG di wilayah Kabupaten Langkat, Selasa, (4/3). 

    Kegiatan yang melibatkan pejabat dan petugas dari berbagai instansi yakni Kanit Ekonomi Sat Reskrim Polres Langkat Iptu Adi Arifin, Analis Bagperindag Kabupaten Langkat Hendra Lubis, Kabid-Disperindag Langkat Ekwin, Perum Bulog Stabat Iwan Setiawan dan Ekonom Langkat Derry, di bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 2025 untuk memastikan kebutuhan pokok masyarakat tetap terjaga dengan baik. 

    Kapolres Langkat AKBP David Triyo Prasojo yang didampingi Kasat Reskrim AKP Pandu H.W. Batubara dan Kasi Humas Polres Langkat AKP Rajendra Kusuma menegaskan, kegiatan ini bertujuan untuk mengawasi stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok agar masyarakat tidak mengalami kesulitan selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

    “Kami akan terus melakukan pemantauan bersama instansi terkait guna memastikan distribusi bahan pokok berjalan lancar dan harga tetap terkendali,” ujar AKBP David seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, M Salim, Rabu (5/3). 

    AKBP David Triyo Prasojo mengimbau para pedagang agar tidak menaikkan harga secara tidak wajar dan akan terus mengawal stabilitas pangan serta melakukan tindakan tegas terhadap oknum yang mencoba melakukan penimbunan barang kebutuhan pokok.

    “Dengan adanya pengawasan ini, diharapkan masyarakat dapat menjalankan ibadah Ramadhan dengan lebih tenang tanpa kekhawatiran akan lonjakan harga bahan pokok dan juga tetap bijak dalam berbelanja dan mari bersama-sama kita jaga kestabilan ekonomi,” pungkas AKBP David. 

    Sementara itu, Kasat Reskrim AKP Pandu H.W Batubara menambahkan bahwa tim satgas pangan melakukan pemantauan langsung di Pasar Baru Stabat, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, serta Gudang Bulog di Kompleks Pergudangan Stabat Baru.

    “Dari hasil monitoring, stok bahan pokok masih mencukupi untuk 30 hari ke depan, untuk itu masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak melakukan aksi panic buying,” ungkap AKP Pandu. 

    Dari segi harga, sambung AKP Pandu, sebagian besar bapokting masih sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, kecuali minyak kita dan cabai merah, yang mengalami sedikit kenaikan harga. Untuk itu, satgas pangan akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait guna memastikan harga tetap stabil dan tidak terjadi lonjakan signifikan.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Daya Beli Masyarakat Meningkat, Manufaktur Tumbuh Positif Jelang Ramadhan dan Lebaran

    Daya Beli Masyarakat Meningkat, Manufaktur Tumbuh Positif Jelang Ramadhan dan Lebaran

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai daya beli masyarakat mengalami peningkatan diikuti dengan pertumbuhan manufaktur secara positif saat memasuki  Ramadhan dan menjelang Lebaran 2025.

    Secara keseluruhan, kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Rabu bahwa inflasi Indonesia terkendali dengan inflasi inti (core) yang mengalami peningkatan.

    Di sisi lain, sektor manufaktur juga menunjukkan kinerja yang positif yang mana mencerminkan ketahanan ekonomi nasional. 

    Pada Februari 2025, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,48 persen (mtm) atau 0,09 persen (yoy).

    “Namun, inflasi inti tetap menunjukkan kenaikan, dengan angka 0,25 persen (mtm) atau 2,48 persen (yoy) di mana sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,38 persen (yoy),” kata Airlangga.

    Selanjutnya, komponen harga bergejolak (volatile food/VF) tercatat mengalami deflasi sebesar 0,93 persen (mtm) atau inflasi 0,56 persen (yoy). 

    Beberapa komoditas yang berkontribusi terhadap deflasi tersebut antara lain daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tomat, dan telur ayam ras. 

    Sementara itu, harga yang diatur pemerintah deflasi 2,65 persen (mtm) atau 9,83 persen (yoy), yang sebagian besar disebabkan oleh kebijakan pemberian diskon tarif listrik sebesar 50 persen kepada pelanggan rumah tangga (daya 450 VA hingga 2200 VA) selama Januari dan Februari 2025.

    “Pemerintah terus meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi domestik tetap kuat melalui berbagai kebijakan strategis, seperti percepatan penyaluran bantuan sosial dan penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) bagi ASN dan pekerja swasta,” tuturnya.

  • Zulhas Kaget Harga Cabai Makin Mahal, Singgung Faktor Cuaca

    Zulhas Kaget Harga Cabai Makin Mahal, Singgung Faktor Cuaca

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) terkejut mengetahui harga cabai yang melambung usai meninjau harga barang kebutuhan pokok di Pasar Jaya Johar Baru, Jakarta, Rabu (5/3/2025).

    Berdasarkan pantauan Bisnis, Rabu (5/3/2025), Menko Zulhas tiba bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi sekitar pukul 08.05 WIB.

    Setibanya di sana, kios pertama yang dikunjungi adalah telur dengan harga yang dipatok Rp30.000 per kilogram. Tak lama, ketiganya mengunjungi kios aneka cabai.

    Di sana, Menko Zulhas pun bertanya bagaimana stok dan harga satu kilogram aneka cabai yang dijual pedagang.

    “Oh stoknya banyak. Cabai merah berapa?” tanya Zulhas kepada pedagang cabai. Pedagang itu pun menjawab harga cabai keriting dibanderol Rp100.000 per kilogram.

    Dia pun terkejut dengan harga cabai yang dilontarkan si penjual. “[Cabai keriting] Rp100.000 [per kilogram?] Cabai rawit?” kata Zulhas dengan nada terkejut dan dijawab bahwa harga cabai rawit dipatok Rp120.000 per kilogram.

    Zulhas kembali terkejut dengan harga cabai rawit yang semakin mahal. “Rp120.000 [per kilogram]. Wah, cabai makin naik aja ya,” tuturnya.

    Sementara itu, harga bawang putih dan bawang merah masing-masing dibanderol Rp60.000 per kilogram. “Bawang putih mahal sekali [Rp60.000 per kilogram],” katanya.

    Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyebut cabai menjadi satu-satunya komoditas pangan yang melambung saat momentum Ramadan 2025. Pasalnya, harga cabai dibanderol di kisaran Rp100.000–Rp120.000 per kilogram.

    Zulhas mengungkap melonjaknya harga cabai disebabkan faktor musim hujan yang berimbas pada gagal panen.

    “Cabai [mahal] mungkin karena musim hujan. Kalau musim hujan kan panennya gagal. Tapi biasanya nggak lama, biasanya 2 minggu. Setelah nanti terang lagi [cuaca], itu [harganya] akan turun lagi,” ujarnya.

    Menurutnya, gagal panen ini lantaran budidaya tanaman cabai masih menggunakan pendekatan pertanian terbuka. Alhasil, saat hujan melanda sentra produksi, maka bunga dari tanaman cabai akan rontok dan berakhir gagal panen.

    Beralih ke kios lain, Menko Zulhas meninjau harga daging ayam. Di sana, harga daging ayam dibanderol Rp30.000–Rp40.000 per kilogram, atau harganya sudah sesuai dengan harga acuan penjualan (HAP) Rp40.000.

    Dia juga meninjau harga aneka ikan, seperti ikan tuna dan ikan bandeng masing-masing dibanderol Rp60.000 per kilogram.

    Sementara itu, harga beras premium dipatok Rp18.000 per kilogram, beras medium Rp15.000 per kilogram, dan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog alias beras SPHP dibanderol Rp12.000 per kilogram.

    Menyitir Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), pada Rabu (5/3/2025) pukul 09.40 WIB, harga rata-rata beras premium di tingkat konsumen dibanderol Rp15.609 per kilogram. Sementara itu, harga rata-rata beras medium dipatok Rp13.775 per kilogram. Sedangkan beras SPHP dibanderol Rp12.760 per kilogram.

    Untuk aneka cabai, Panel Harga Bapanas menunjukkan harga rata-rata cabai merah keriting, cabai merah besar, dan cabai rawit merah masing-masing sebesar Rp60.194 per kilogram, Rp60.577 per kilogram, dan Rp93.426 per kilogram.

    Bapanas optimistis harga turun ….

  • Ekonom prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 di bawah 5,0 persen

    Ekonom prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 di bawah 5,0 persen

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Ekonom prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 di bawah 5,0 persen
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 04 Maret 2025 – 14:01 WIB

    Elshinta.com – Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 bisa di bawah 5,0 persen.

    Salah satu faktor utama adalah menurunnya daya beli masyarakat akibat berkurangnya stimulus ekonomi berupa bantuan sosial (bansos) yang sebelumnya hadir di awal 2024.

    “Jika kita berbicara data year-on-year (yoy), sulit bagi daya beli rakyat awal tahun 2025 untuk melampaui awal tahun 2024 mengingat pada awal 2024 puluhan triliun bansos dibagikan dalam rangka Pilpres dan Pileg. Faktor ini tidak lagi muncul di awal 2025,” ujar Wijayanto kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Selain itu, deflasi tahunan yang terjadi di awal tahun 2025 turut mencerminkan adanya tekanan pada permintaan domestik.

    Sebagaimana diketahui, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,09 persen secara tahunan (yoy) pada Februari 2025, yang merupakan pertama kali sejak Maret 2000.

    Deflasi ini sebagian besar dipengaruhi oleh diskon tarif listrik sebesar 50 persen bagi pelanggan PLN dengan daya 2.200 volt ampere (VA) atau lebih rendah.

    Selain itu, suplai bahan pangan yang stabil dan penurunan daya beli masyarakat turut berkontribusi menyebabkan deflasi bulan ini.

    “Bagaimana dengan bulan Maret 2025? Kemungkinan akan mengalami inflasi year on year (yoy) yang tipis, mengingat diskon listrik sudah berakhir dan Lebaran terjadi di bulan Maret, maju 11 hari dari tahun sebelumnya di bulan April,” tuturnya.

    Adapun Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa komponen harga yang diatur pemerintah (administered price) mengalami deflasi sebesar 9,02 persen (yoy), memberikan kontribusi deflasi sebesar 1,77 persen (yoy). Namun, dua komponen lainnya, yaitu inflasi inti dan harga bergejolak, masih mencatat kenaikan harga secara tahunan.

    Sejumlah komoditas pangan, seperti cabai rawit, bawang putih dan ikan segar, masih mengalami kenaikan harga, memberikan kontribusi terhadap inflasi tahunan.

    “Biasanya daya beli itu dikaitkan dengan komponen inti. Komponen inti ini memberikan andil inflasi terbesar dengan andil (kontribusi) terhadap (nilai) inflasi (tahunan) sebesar 1,58 persen,” ucapnya.

    Ia mengatakan bahwa sejumlah komoditas pangan dan tembakau juga masih mengalami inflasi secara tahunan, seperti cabai rawit, bawang putih, kangkung, bawang merah, ikan segar, minyak goreng, kopi bubuk, sigaret kretek tangan (SKT), dan sigaret kretek mesin (SKM), sehingga menyebabkan inflasi pada komponen harga bergejolak.

    “Komponen harga bergejolak mengalami inflasi (tahunan) sebesar 0,56 persen (yoy) dengan andil (kontribusi terhadap nilai) inflasi (tahunan) hanya sebesar 0,10 persen,” tuturnya.

    Amalia menyampaikan bahwa pada Februari 2025 terjadi deflasi secara bulanan sebesar 0,48 persen secara bulanan (mtm) dengan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,99 pada Januari 2025 menjadi 105,48 pada Februari 2025.

    “Secara year-on-year (tahunan) juga terjadi deflasi sebesar 0,09 persen dan secara tahun kalender (year-to-date/ytd) mengalami deflasi sebesar 1,24 persen,” ujarnya.

    Data menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) secara year-to-date (ytd) hingga Februari mencatat deflasi sebesar 1,24 persen. Diskon tarif listrik sendiri menyumbang deflasi sebesar 1,47 persen pada Januari dan 0,67 persen pada Februari. Jika tidak memperhitungkan dampak dari kebijakan tersebut, inflasi ytd seharusnya mencapai 0,9 persen.

    Sumber : Antara