Tanaman: Cabai

  • Jaktim siap gandeng pelaku tawuran untuk kembangkan “urban farming”

    Jaktim siap gandeng pelaku tawuran untuk kembangkan “urban farming”

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Timur siap menggandeng pelaku tawuran untuk mengembangkan pertanian perkotaan (urban farming) dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dan menjaga lingkungan.

    “Termasuk juga teman-teman yang kemarin pernah melakukan tawuran, saya akan ajak mereka melakukan giat ‘urban farming’. Agar mereka melihat bagaimana bertani ternyata asik dan juga bisa benefit,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah di Jakarta, Kamis.

    Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur juga akan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk pengelolaan “urban farming” dan memberikan penyuluhan terkait jenis tanaman serta cara meningkatkan produksi.

    “Saya akan berpatokan dan melakukan tolak ukur (benchmark) ke IPB, saya akan ajak komunitas-komunitas penggiat ‘urban farming’,” ujar Iin.

    Pemkot Jakarta Timur juga akan membuat wisata agro yang digunakan untuk belajar “urban farming”.

    Wisata agro merupakan wisata yang memanfaatkan kawasan pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan sebagai daya tarik wisata.

    “Nanti kita bikin wisata agro yang sifatnya paketnya adalah belajar tentang ‘urban farming’. Karena kita semua kecamatan punya titik itu. Memang yang terbanyak ada di Cipayung, di sana untuk daerah luasannya. Tetapi semua kecamatan punya titik ‘urban farming’,” katanya.

    Sebelumnya, Pemkot Jakarta Timur (Jaktim) melakukan panen serentak sebanyak 2,9 ton cabai hingga ikan di 100 titik yang ada di sepuluh kecamatan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    “Panen serentak hari ini di Jakarta Timur ada 100 titik dengan total 2,9 ton baik itu berupa cabai, sayur-sayuran dan ada juga tadi ikan,” katanya dalam acara panen serentak di Lahan Pertanian Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (19/3).

    Komoditas yang dipanen meliputi 2,3 ton dari komoditas pertanian seperti cabai, kangkung, terong, pakcoy, tomat, brokoli dan lainnya. Sedangkan komoditas perikanan sebanyak 599 kilogram (kg) seperti ikan nila, mujair, patin dan lele.

    Lahan “urban farming” yang menjadi lokasi panen beragam, mulai dari lingkungan permukiman, Kelompok Tani (Poktan), Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), atap atau “rooftop” perkantoran pemerintah dan swasta hingga kolong Tol Becakayu.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Potensi Harga Pangan Melonjak Jelang Lebaran, Riyono Minta Pemerintah Waspadai Kenaikan Harga Cabai

    Potensi Harga Pangan Melonjak Jelang Lebaran, Riyono Minta Pemerintah Waspadai Kenaikan Harga Cabai

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Perayaan Hari Raya Idulfitri 2025 tinggal dua pekan lagi. Menjelang perayaan Lebaran tersebut, salah satu yang selalu menjadi perhatian adalah kenaikan harga pangan alias kebutuhan pokok.

    Melihat fenomena kenaikan kebutuhan pokok menjelang Lebaran, anggota Komisi IV DPR RI, Riyono berharap pemerintah bisa mempertahankan kestabilan harga pangan, terkhusus cabai menjelang Idulfitri 1443 Hijriah yang kemungkinan terlaksana pada akhir Maret 2025.

    “Cabai memang harus diwaspadai menjelang lebaran ini,” kata legislator Fraksi PKS itu saat dihubungi, Rabu (19/3).

    Sebab, kata Riyono, pengawasan harga pangan, khususnya cabai agak mengendur menjelang Idulfitri akibat sejumlah pihak berpotensi memikirkan isu mudik.

    “Potensi naik ada, karena menjelang lebaran pengawasan oleh Satgas Pangan kadang kurang efektif, karena sudah persiapan mudik,” ujarnya.

    Dia pun berharap kinerja pemerintah bisa maksimal menstabilkan harga, mengingat tarif cabai keriting di sejumlah pasar tradisional sudah naik 20 sampai 30 persen.
    “Memang harga cabai khususnya rawit, sempat tinggi di pasar tradisional, bahkan cabai kering juga sempat naik di kisaran 20-30 persen dari harga normal, sepekan lalu saya keliling ke pasar tradisional cek harga pangan pokok strategis,” lanjut pria yang akrab disapa Riyono Caping itu.

    Riyono mengatakan penting bagi pemerintah menjaga harga cabai tetap stabil, karena komoditas itu berpotensi memicu kenaikan produk lain. “Kenaikan harga cabai bisa menjadi pemicu kenaikan harga pangan yang lain,” ungkapnya. (fajar)

  • Rano minta setiap wilayah Jakarta punya kampung binaan pangan

    Rano minta setiap wilayah Jakarta punya kampung binaan pangan

    Saya ingin nanti setiap kota harus punya kampung binaan

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno meminta setiap wilayah di kota administrasi Jakarta mempunyai kampung binaan tanaman dan hewan untuk ketahanan pangan di Jakarta.

    “Saya ingin nanti setiap kota harus punya kampung binaan. Jadi itu sangat produktif, menghasilkan produk untuk pangan masyarakat,” kata Rano dalam acara panen serentak di lahan pertanian Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu.

    Rano mencontohkan seperti di Jalan KS Tubun, Pasar Baru, Karawaci, Kota Tangerang yang memiliki Kampung Markisa. Tempat tersebut sekarang menjadi salah satu tempat wisata di Kota Tangerang yang seringkali menjadi lokasi foto bagi masyarakat.

    “Saya waktu di Kota Tangerang ada yang namanya Kampung Markisa. Itu dulu tempat pembuangan sampah. Saya ubah menjadi Kampung Markisa. Sekarang itu menjadi pusat pelatihan dan dikunjungi masyarakat,” ujar Rano.

    Sehingga, menurut Rano, kampung binaan nantinya bisa menjadi salah satu program yang bertujuan membina setiap wilayah dan mencari solusi dalam masalah ketahanan pangan.

    Program ini dapat dilakukan oleh berbagai pihak, seperti pemerintah, dinas terkait, penggiat tanaman, dan masyarakat setempat.

    “Jadi artinya yang kita tanam memang yang bisa kita makan sehari-hari,” ucap Rano.

    Adapun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui dinas terkait akan memberikan warga bibit cabai dan sayur-sayuran sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan.

    Rano menyebut Jakarta memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan, terutama di bidang hortikultura dan perikanan.

    Selain itu, pertanian perkotaan yang berkelanjutan juga dapat mendukung kesejahteraan penduduk dan keberlanjutan lingkungan masyarakat ke depannya.

    “Artinya Jakarta itu dengan pertanian itu sangat dekat dan memang pertanian di Jakarta itu lebih kepada pertanian perkotaan (urban farming), bukan seperti wilayah lain,” ujar Rano.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • DKI salurkan bibit cabai dan sayur ke warga wujud ketahanan pangan

    DKI salurkan bibit cabai dan sayur ke warga wujud ketahanan pangan

    misalnya setiap rumah punya empat aja pohon cabai, sudah tidak usah belanja lagi

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menginstruksikan untuk menyalurkan bibit cabai dan sayur-sayuran kepada warga sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan.

    “Saya menginstruksikan dinas terkait untuk menyerahkan bibit kepada masyarakat Jakarta misalnya cabai, tomat, kangkung mulai sekarang untuk ketahanan pangan,” kata Rano pada panen serentak di Lahan Pertanian Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu.

    Rano menyebut Jakarta memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan, terutama di bidang hortikultura dan perikanan.

    Selain itu, pertanian perkotaan yang berkelanjutan juga dapat mendukung kesejahteraan penduduk dan keberlanjutan lingkungan masyarakat ke depannya.

    “Artinya Jakarta itu dengan pertanian itu sangat dekat dan memang pertanian di Jakarta itu lebih kepada pertanian perkotaan (urban farming), bukan seperti wilayah lain,” ujar Rano.

    Menurut Rano, masyarakat bisa melakukan urban farming di rumah masing-masing ataupun lingkungan sekitar.

    Hal ini sebagai upaya mendukung ketahanan pangan Jakarta, memenuhi kebutuhan sayur dan buah di rumah tangga, dan membawa dampak positif terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan penduduk kota.

    “Saya sangat yakin ibu-ibu kalau misalnya setiap rumah punya empat aja pohon cabai, sudah tidak usah belanja lagi. Artinya setiap ruang kalau kita bisa memanfaatkan Insyaallah akan menghasilkan,” ucap Rano.

    Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, pihaknya terus melakukan upaya Pemprov DKI Jakarta untuk pemenuhan pangan masyarakat.

    “Ini pangan keluarga. Kenapa? Tadi arahan bapak Wakil Gubernur Rano juga jelas ya bahwa kalau seluruh masyarakat Jakarta kita bagi benih tanaman-tanaman hortikultura, tentu mereka tidak perlu lagi belanja ke pasar, itu yang pertama,” kata Suharini.

    Lalu, Pemprov DKI Jakarta juga melakukan penguatan kerja sama antar daerah dengan memperbanyak stok pangan bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pangan terkait.

    Adapun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan panen serentak sebanyak 20 ton cabai hingga ikan di 266 titik yang ada di enam wilayah Jakarta menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Komoditas yang dipanen meliputi sayuran seperti cabai, bawang merah, kangkung, bayam, tomat, terong, buah-buahan, tanaman pangan, dan ikan.

    Tujuan panen serentak ini tentunya meningkatkan pasokan dan ketersediaan pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, sekaligus mendukung program Astacita Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • 8
                    
                        Jakarta Panen Raya 20 Ton Pangan, Rano Karno Minta Dibagikan ke Warga yang Membutuhkan
                        Megapolitan

    8 Jakarta Panen Raya 20 Ton Pangan, Rano Karno Minta Dibagikan ke Warga yang Membutuhkan Megapolitan

    Jakarta Panen Raya 20 Ton Pangan, Rano Karno Minta Dibagikan ke Warga yang Membutuhkan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
     – Pemerintah Provinsi Jakarta melaksanakan
    panen raya
    yang menghasilkan 20 ton pangan dari enam wilayah kota dan kabupaten.
    Hasil panen ini terdiri dari berbagai jenis tanaman hortikultura, termasuk cabai, sayur-sayuran, tomat, terong, serta ikan.
    Wakil Gubernur Jakarta
    Rano Karno
    meminta kepada para Wali Kota dan Bupati untuk membagikan hasil panen raya tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan.
    “Hasil yang kami hasilkan 20 ton ini, saya minta didistribusikan kepada masyarakat yang memang membutuhkan,” ungkap Rano Karno di lahan pertanian Pulogebang, Rabu (19/3/2025).
    Rano juga menjelaskan, tujuan dari program
    urban farming
    di Jakarta bukanlah semata-mata untuk aspek ekonomi, melainkan untuk menjaga lingkungan.
    “Nah itulah saya berterima kasih dengan IPB yang telah mendampingi kita, memberikan penyuluhan kepada petani-petani amatir kita tapi mempunyai karakter dan semangat luar biasa,” ujar Rano Karno.
    Selain tanaman hortikultura, Rano juga mengimbau agar ada penanaman tanaman pendamping beras sebagai langkah antisipasi terhadap potensi krisis pangan di masa depan.
    “Kalau bisa kami menanam, tanaman pendamping beras, mudah-mudahan tidak terjadi tapi mungkin saja satu saat kita akan krisis masalah pangan beras akan menjadi risiko. Karena itu saya lihat di sini sudah ada jagung,” tuturnya.
    Adapun panen raya merupakan hasil dari lahan pertanian milik pemerintah kota atau kabupaten yang ada di Jakarta. 
    Selain itu, lahan pertanian tersebut di kelola langsung oleh pemkot dan pemkab, seperti ditanami tanaman holtikultura hingga perternakan.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemprov DKI panen serentak 20 ton cabai hingga ikan di 266 titik

    Pemprov DKI panen serentak 20 ton cabai hingga ikan di 266 titik

    tidak usah dijual, bagi-bagi dengan masyarakat di sekitar Wali Kota

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan panen serentak sebanyak 20 ton cabai hingga ikan di 266 titik yang ada di enam wilayah Jakarta menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    “Hari ini saya melakukan panen di rumah kaca (greenhouse) dengan sistem pertanian pintar (smart farming). Hari ini memang panen raya serentak di beberapa kota madya bahkan di Kepulauan Seribu yang terdaftar di 266 titik dengan potensi hasil sekitar 20 ton segala macam aspek mulai cabai sampai ada ikan,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno di lahan pertanian Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu.

    Komoditas yang dipanen meliputi cabai, bawang merah, kangkung, bayam, tomat, terong, buah-buahan, tanaman pangan, dan ikan.

    Tujuan panen serentak ini tentunya meningkatkan pasokan dan ketersediaan pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, sekaligus mendukung program Astacita Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan.

    Peserta panen serentak 2025 ini terbanyak 1.330 orang yang terdiri atas kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), masyarakat penggiat tanaman perkotaan (urban farming), pembudidaya ikan, dan unsur Pemerintah Kota se-Jakarta.

    “Salah satu tujuan utama dari kegiatan ini bukan kepada ekonomisnya, tapi menjaga lingkungannya. Setelah kita menjaga lingkungan, pasti ekonomis akan lahir dengan sendirinya,” ujar Rano.

    Selain itu, Rano meminta hasil panen serentak ini dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

    “Hasil panen tidak usah dijual, bagi-bagi dengan masyarakat di sekitar Wali Kota distribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan, 20 ton itu bukan nilai yang kecil. Sekarang kita bagi-bagi menjelang Hari Raya Idul Fitri,” ucap Rano.

    Rano mengimbau kepada jajarannya di seluruh wilayah administratif agar terus bersinergi dalam menjaga stabilitas stok dan harga pangan sehingga warga Jakarta terjamin ketersediaan pangan terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri hingga akhir tahun.

    Adapun Lokasi panen yang terdaftar di 266 titik itu yakni di lahan pertanian Pulo Gebang (Jakarta Timur), Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Selaras, Komplek Angkasa Pura (Jakarta Pusat), Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kembangan (Jakarta Barat), Taman Sehati Pesanggrahan (Jakarta Selatan), rooftop gedung parkir Wali Kota (Jakarta Utara), dan Pokdakan Tidung Mandiri, Pulau Tidung (Kepulauan Seribu).

    Panen serentak ini turut disaksikan secara daring (online) bersama Pemerintah Kota se-Jakarta dan jajaran Institut Pertanian Bogor (IPB) yang merupakan mitra kerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam hal ini memberikan pengetahuan dan penyuluhan terkait penanaman di Jakarta.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kapolri Resmikan Balai Poliran di Polda Banten, Siapkan Tenaga Kerja Produktif – Page 3

    Kapolri Resmikan Balai Poliran di Polda Banten, Siapkan Tenaga Kerja Produktif – Page 3

    Kedua, sektor Ketahanan Pangan akan memberikan pelatihan pertanian, peternakan, dan perikanan. Ketiga, sektor Lingkungan Hidup yang akan mendidik peserta tentang pengolahan sampah dan pemanfaatan limbah menjadi produk bernilai ekonomi.

    Dalam acara peresmian ini, juga dilaksanakan Gerakan Penanaman Serentak 2 Juta Bibit Cabai, sebagai bagian dari Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Listyo mendukung penuh atas kegiatan positif Polda Banten.

    “Bahwa saya mendukung penuh kegiatan Poliran diharapkan Poliran dapat melatih masyarakat menjadi tenaga kerja yang profesional yang dibutuhkan oleh dunia industri sehingga balai Poliran dapat menjembatani masyarakat dengan perusahaan yang ada,” tandas dia.

  • Gerakan Pangan Murah di Majalengka bantu stabilkan harga jelang lebaran.

    Gerakan Pangan Murah di Majalengka bantu stabilkan harga jelang lebaran.

    Sumber foto: Enok Carsinah/elshinta.com.

    Gerakan Pangan Murah di Majalengka bantu stabilkan harga jelang lebaran.
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 18 Maret 2025 – 14:23 WIB

    Elshinta.com – Bupati Majalengka, Eman Suherman secara resmi membuka Gerakan Pangan Murah (GPK) bertempat di halaman Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka, Senin (17/03). 

    Acara Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai upaya mendukung stabilitas harga pangan dan meningkatkan daya beli masyarakat,diikuti pelaku usaha lokal, bulog dan BUMD.

    Eman Suherman mengatakan Gerakan Pangan Murah (GPM) ini bertujuan untuk menyediakan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan harga pasar. 

    Disamping itu  juga merupakan langkah nyata pemerintah daerah dalam membantu masyarakat menghadapi tantangan ekonomi, sekaligus menjaga stabilitas pasokan pangan di wilayah Majalengka.

    “Melalui Gerakan Pangan Murah ini, kami berharap masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka dengan harga yang lebih terjangkau menjelang lebaran. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat menekan inflasi dan mendukung kesejahteraan masyarakat,” ujar Bupati.

    Adapun berbagai komoditas yang dijual dalam program ini meliputi beras SHP Rp. 60.000, 5 Kg, minyak goreng Kita Rp.15.700 / Kg, Gula Pasir Rp.18.500,- , Daging Rp.100.000,- , Cabe merah Rp.5000 per pak, Telur Rp. 17.000 Kg, sayuran serta bahan pokok lainnya. 

    Semua produk yang tersedia dijual dengan harga di bawah pasar, sehingga dapat meringankan beban masyarakat, terutama mereka yang berada di golongan ekonomi menengah ke bawah.

    Lebih lanjut Bupati menjelaskan bahwa Gerakan Pangan Murah ini direncanakan akan dilaksanakan di beberapa titik dengan mengandeng pihak swasta.

    “Kita akan bekerjasama dengan PKK minggu depan di belakang pendopo  Kabupaten Majalengka, sehingga dengan adanya bazzar murah ini manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak masyarakat.” jelas Bupati.

    Darwati (45) salah satu pengunjung asal kelurahan cicenang mengaku bersyukur dengan digelarnya gerakan pangan murah yang merupakan  inisiatif pemerintah daerah melalui DKP3.

    “Harga-harga di sini  lebih murah dibandingkan di pasar dan ini sangat membantu sekali, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit,” ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Enok Carsinah, Selasa (18/3). 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Harga Cabai Masih Mahal Jelang Lebaran, Mendag Bongkar Biang Keroknya – Page 3

    Harga Cabai Masih Mahal Jelang Lebaran, Mendag Bongkar Biang Keroknya – Page 3

    Sementara itu, terjadi sedikit kenaikan pada harga beras medium.

    “Tadi ada kenaikan sedikit, tetapi kan ada SPHB. SPHB kan ini untuk intervensi pasar yang harganya standar Rp12.500 per kilo ya, jadi bisa kita atasi untuk harganya,” Budi merinci.

     

    Harga Cabai Rawit Merah Tembus Hampir Rp 150 ribu per kg saat Ramadan 2025

    Harga komoditas pangan saat Ramadan sebagian masih mengalami kenaikan, misalnya untuk beras, bawang putih, hingga komoditas cabai yang tembus di atas Rp 100.000 per kg.

    Dikutip dari Panel Harga Badan Pangan, Kamis (6/3/2025), harga beras di sejumlah daerah mengalami kenaikan di atas Harga Acuan Penjualan (HAP), misalnya di Papua Barat di kisaran Rp 18.556 per kg, Papua Tengah Rp 18.417 per kg.

    Kemudian, untuk Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Papua Barat Daya, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Papua, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Maluku, Bali, Riau, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, harga beras dijual di kisaran Rp 16.200 – Rp 17.940 per kg.

     

  • Mendag: Harga Daging Ayam, Sapi dan Telur Stabil – Page 3

    Mendag: Harga Daging Ayam, Sapi dan Telur Stabil – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan bahwa harga pangan di pasar tradisional terkendali menjelang Hari Raya Idul Fitri 2025. Saat ini kondisi pasokan sejumlah pangan stabil sehingga tidak mendongkrak harga.

    Hal itu disampaikan Budi Santoso usai meninjau Pasar Senen, Jakarta Pusat pada Selasa (18 /3/2025).

    Sejumlah harga-harga pangan yang terkendali ini mencakup daging ayam, daging sapi, hingga telur ayam dan minyak goreng.

    “Harga daging ayam tadi Rp 35.000, dari acuannya Rp 40.000, jadi harganya normal ya di bawah harga acuan.Kemudian daging sapi juga di bawah harga acuan Rp 140.000, tadi harganya Rp 135.000,” ungkap Budi kepada media di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (18/3/2025).

    Sementara itu, terjadi sedikit kenaikan pada harga beras medium.

    “Tadi ada kenaikan sedikit, tetapi kan ada SPHB. SPHB kan ini untuk intervensi pasar yang harganya standar Rp 12.500 per kilo ya, jadi bisa kita atasi untuk harganya,” Budi merinci.

    Sementara itu, harga telur ayam juga stabil di kisaran Rp 27.000 per kilo, dari harga acuan Rp 30.000. Adapun harga MinyaKita yang sesuai dengan HET sebesar Rp 15.700.

    “Jadi harga terkendali, pasokan stabil. Kita jaga terus sampai lebaran ini. Tidak perlu khawatir ya Pemerintah akan selalu menjaga stabilisasi harga,” imbuhnya.

    Harga Cabai Naik

    Namun, Mendag Budi melihat, harga cabai masih tinggi di sejumlah daerah.

    Kondisi ini mengingat faktor cuaca yang belum cukup mendukung kualitas cabai.

    “Masih sedikit (tinggi) ya harganya. Tadi kami komunikasi dengan petani di Kediri dimana harga cabai hari ini per kilo Rp83.000. Ini terjadi karena kan kemarin sempat turun terus naik lagi pasokannya, karena hujan dan sebagainya yang kurang bagus untuk panen cabai,” jelas Mendag Budi.

    “Memang harga cabai ini naik turun ya, mudah-mudahan sih nanti kalau cuaca ada bagus, hasil panennya juga bagus… apalagi ini sudah dekat lebaran,” tuturnya.