Tanaman: Cabai

  • Harga Daging Melonjak Jelang Lebaran, Masyarakat Keluhkan Kenaikan

    Harga Daging Melonjak Jelang Lebaran, Masyarakat Keluhkan Kenaikan

    Jakarta, Beritasatu.com – Tiga hari menjelang perayaan Lebaran 1446 H, harga daging menjadi salah satu komoditas yang mengalami lonjakan signifikan. Di Pasar Jatinegara, harga daging lokal kini berkisar antara Rp 150.000 hingga Rp 160.000 per kilogram.

    “Setiap tahun memang seperti ini, tidak ada perubahan. Harga daging paling mahal biasanya mentok di Rp 170.000. Sekarang berkisar Rp 150.000 hingga Rp 160.000,” ujar Hilal, salah satu pedagang daging di Pasar Jatinegara, Jakarta, Jumat (28/3/2025).

    Lonjakan harga daging ini merupakan fenomena tahunan yang kerap dirasakan para pedagang. Meski harga naik, mereka tidak selalu mendapatkan keuntungan lebih.

    “Kalau penyebabnya ya dari pusatnya, dari jagalnya. Kalau dari jagalnya enggak naik, ya kita juga enggak mungkin menaikkan harga,” tambah Hilal.

    Pedagang harus menyesuaikan harga dengan daya beli konsumen. Akibatnya, ketika harga dari pemasok melonjak tajam, keuntungan mereka justru semakin menipis.

    Tak hanya daging, sejumlah komoditas lain juga mengalami kenaikan harga. Cabai rawit kini menembus Rp 130.000 per kilogram, sementara bawang putih dan bawang merah masing-masing dihargai Rp 70.000 per kilogram. Kelapa pun ikut naik, dengan harga mencapai Rp 20.000 per buah.

    “Banyak banget harga yang naik. Gaji habis buat makan saja, enggak ada sisanya. Minta diturunin aja deh harga bahan pokoknya,” keluh Puroyati, salah satu konsumen.

    Masyarakat berharap pemerintah dapat terus memantau dan mengendalikan lonjakan harga daging dan komoditas lain agar tidak semakin memberatkan, terutama bagi mereka yang berada di lapisan menengah ke bawah.

  • Kemenhub berangkatkan 3.264 pemudik gratis dengan transportasi bus

    Kemenhub berangkatkan 3.264 pemudik gratis dengan transportasi bus

    Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi (lima kiri) melepas keberangkatan peserta mudik gratis Kementerian Perhubungan dengan bus dari Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Kamis (27/3/2025). ANTARA/HO-Humas Kemenhub

    Kemenhub berangkatkan 3.264 pemudik gratis dengan transportasi bus
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 28 Maret 2025 – 06:42 WIB

    Elshinta.com – Kementerian Perhubungan memberangkatkan 3.264 pemudik gratis menggunakan transportasi bus, sebagai bagian dari upaya untuk memfasilitasi perjalanan mudik yang lebih aman dan nyaman bagi masyarakat selama libur Lebaran Idul Fitri 2025/1446 Hijriah.

    “Sebanyak 3.264 penumpang diberangkatkan dari Terminal Pulo Gebang pada hari ini. Mudik gratis ini merupakan kegiatan tahunan kita,” kata Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi saat melepas keberangkatan peserta mudik gratis Kementerian Perhubungan dengan bus dari Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Kamis.

    Menhub menyampaikan bahwa tahun ini pihaknya menyelenggarakan mudik gratis angkutan jalan dengan bus sebanyak 520 bus ke 31 daerah tujuan.

    “Total (yang) akan ada 21.536 penumpang yang akan berangkat,” jelas Menhub.

    Menurut Menhub Dudy, selain dapat meringankan para pemudik yang ingin pulang ke kampung halaman, program itu juga dapat meringankan beban jalan dan mengurangi penggunaan sepeda motor untuk mudik.

    Dengan demikian, diharapkan dapat menurunkan potensi kecelakaan jalan selama arus mudik maupun balik.

    “Kami juga integrasikan layanan mudik gratis ini dengan mudik gratis dari lembaga lain, tujuannya supaya bisa dimanfaatkan dengan optimal, tidak terjadi double booking dan tidak ada kursi kosong,” tutur Menhub.

    Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menyiapkan 520 bus mudik dan balik gratis serta 10 truk mudik dan balik gratis untuk mengangkut 300 unit sepeda motor, pada masa Angkutan Lebaran tahun 2025.

    Total kuota mudik dan balik sebanyak 21.536 peserta terbagi menjadi kuota mudik sebanyak 15.640 peserta dan kuota balik sebanyak 5.896 peserta.

    Terdapat 31 kota tujuan mudik gratis yang tersebar di Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

    Sebaran kota tujuan mudik adalah tiga kota tujuan di Jawa Barat, 20 kota tujuan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, lima kota tujuan Jawa Timur, serta empat kota tujuan di Pulau Sumatera. Sedangkan, jumlah kota keberangkatan arus balik sebanyak sembilan kota dari Jawa dan Sumatra.

    Pemberangkatan penumpang arus mudik akan diberangkatkan dari lima Terminal yaitu Terminal Pulo Gebang Jakarta, Terminal Pondok Cabe Tangerang Selatan, dan Terminal Jatijajar Depok, pada 27 Maret 2025.

    Sementara untuk Terminal Kampung Rambutan Jakarta dan Terminal Poris Plawad Tangerang pada 28 Maret 2025.

    Sedangkan kuota mudik sepeda motor sebanyak 300 unit dengan arus mudik dan balik di antaranya Semarang, Solo, Purwokerto, Wonogiri dan Yogyakarta. Untuk sepeda motor telah diberangkatkan dengan truk pada hari Rabu 26 Maret 2025 melalui Terminal Tipe A Pondok Cabe Tangerang.

    Kemudian untuk pemberangkatan arus balik pengangkutan sepeda motor pada 4 April 2025 dari 5 terminal tipe A yaitu kota Solo, Semarang, Purwokerto, Wonogiri dan Yogyakarta. Sedangkan pemberangkatan arus balik penumpang pada tanggal 5 April 2025 dari sembilan terminal tipe A kota asal keberangkatan.

    Sumber : Antara

  • Tumis Cengkaruk, Olahan Bunga Durian Khas Betawi

    Tumis Cengkaruk, Olahan Bunga Durian Khas Betawi

    Liputan6.com, Jakarta – Tumis cengkaruk merupakan kuliner khas Betawi yang kerap hadir saat musim durian tiba. Makanan ini dibuat dari bunga durian sebagai bahan dasar.

    Mengutip dari Seni & Budaya Betawi, kehadiran tumis cengkaruk tak lepas dari keahlian masyarakat betawi dalam bercocok tanam. Sejak dahulu, masyarakat Betawi memang dikenal sebagai masyarakat agraris yang mampu memanfaatkan lahan untuk menanam berbagai jenis tanaman, mulai dari buah, sayur, tanaman hias, hingga obat-obatan.

    Dari beberapa tanaman yang mereka tanam, salah satu yang paling menonjol adalah buah durian. Menariknya, mereka tak hanya memanfaatkan buahnya, melainkan juga bunganya.

    Bunga durian memiliki putik berwarna putih cerah dengan panjang sekitar 4-5 cm. Pada bagian mahkota bunga ini berwarna putih kecokelatan.

    Oleh masyarakat Betawi, bunga tersebut dinamakan karuk. Ketika diolah menjadi makanan, olahan bunga karuk dinamakan tumis bunga karuk atau cengkaruk.

    Dahulu, anak-anak era 1980-an kerap berburu karuk saat musim durian. Pukul 03.00 hingga waktu Subuh, bunga durian banyak berjatuhan. Saat itulah, anak-anak berburu bunga durian.

    Anak-anak memungut bunga yang masih segar dan semerbak. Setelah terkumpul, mereka akan memberikannya kepada emak atau ibu di rumah untuk dimasak. Tak jarang, ada juga anak-anak yang memilih untuk menjual hasil bunga yang mereka kumpulkan ke pasar.

    Selain bunga durian, tumis cengkaruk juga dibuat dengan menggunakan bahan-bahan pelengkap lainnya, seperti ikan teri maupun petai. Cara memasak tumis cengkaruk mirip dengan olahan tumis pada umumnya.

    Pertama-tama, cabai, bawang merah, dan bawang putih yang sudah diiris ditumis hingga harum. Setelahnya, masukkan daun salam, daun jeruk, dan laos.

    Kemudian, baru masukkan bunga durian yang sudah dicuci dan direbus terlebih dahulu. Tak lupa, masukkan teri medan yang sudah digoreng garing.

    Selanjutnya, beri air secukupnya dan bumbui masakan, lalu masak hingga matang. Tumis cengkaruk khas Betawi siap disajikan.

    Penulis: Resla

  • Harga cabai rawit Rp97.450/kg, telur ayam Rp30.200/kg

    Harga cabai rawit Rp97.450/kg, telur ayam Rp30.200/kg

    Ilustrasi – Seorang pedagang menyortir cabai rawit di Pasar Mardika, Kota Ambon, Provinsi Maluku. ANTARA FOTO/FB Anggoro

    PIHPS: Harga cabai rawit Rp97.450/kg, telur ayam Rp30.200/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 27 Maret 2025 – 14:23 WIB

    Elshinta.com – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat sejumlah komoditas pangan secara umum, cabai rawit merah di harga Rp97.450 per kilogram (kg) dan telur ayam ras di harga Rp30.200 per kg.

    Berdasarkan data dari PIHPS, dilansir di Jakarta, Kamis pukul 11.00 WIB selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah di harga Rp47.750 per kg, bawang putih di harga Rp46.950 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp14.100 per kg, beras kualitas bawah II Rp13.850 per kg, beras kualitas medium I Rp15.400 per kg, begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp15.300 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp16.800 per kg, dan beras kualitas super II Rp16.300 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp67.300 per kg, cabai merah keriting Rp65.200 per kg, dan cabai rawit hijau Rp66.650 per kg. Kemudian, daging ayam ras di harga Rp37.600 per kg, daging sapi kualitas I Rp144.550 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp136.600 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.850 per kg, dan gula pasir lokal Rp18.650 per kg. Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp18.950 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp22.500 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp21.350 per liter.

    Sumber : Antara

  • Jelang Lebaran Harga Daging, Cabai, hingga Ayam Meroket, Ini Daftarnya!

    Jelang Lebaran Harga Daging, Cabai, hingga Ayam Meroket, Ini Daftarnya!

    Jakarta: Lebaran tak lengkap tanpa hidangan khas yang menggugah selera. Opor ayam dengan kuah santan yang gurih, gulai dengan bumbu kaya rempah, serta semur daging yang manis legit menjadi menu andalan di meja makan keluarga.
     
    Tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun, menjadi simbol kebersamaan dan kehangatan saat hari raya. Namun, di balik aroma harum masakan, ada satu hal yang tak bisa diabaikan yakni biasanya harga bahan pangan yang terus bergerak menjelang Lebaran.
     
    Setiap tahun, permintaan bahan makanan meningkat drastis, menyebabkan lonjakan harga, terutama pada bahan utama seperti daging, cabai, kelapa, dan bawang.

    Tahun ini pun tak jauh berbeda. Berdasarkan data terbaru, beberapa bahan pokok mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.
     

    Harga bahan pokok hari ini
    Menjelang Lebaran, harga beberapa komoditas penting mengalami kenaikan. Berikut daftar harga terbaru di Jakarta per hari ini mengacu data Informasi Pangan Jakarta:

    Bahan pokok yang mengalami kenaikan harga:

    Cabai merah keriting: Rp80.000 per kg (naik Rp11.483)
    Cabai rawit merah: Rp115.000 per kg (naik Rp3.700)
    Bawang merah: Rp60.000 per kg (naik Rp699)
    Daging sapi murni (semur): Rp150.000 per kg (naik Rp6.067)
    Ayam broiler/ras: Rp42.500 per kg (naik Rp900)
    Kelapa kupas: Rp15.000 per kg (naik Rp520)

    Bahan pokok yang mengalami penurunan harga:

    Beras IR I: Rp14.000 per kg (turun Rp1.281)
    Beras IR II: Rp13.500 per kg (turun Rp416)
    Beras IR III: Rp13.000 per kg (turun Rp1.011)
    Beras muncul I: Rp15.000 per kg (turun Rp705)
    Cabai merah besar: Rp67.500 per kg (turun Rp4.250)
    Cabai rawit: Rp65.000 per kg (turun Rp3.079)
    Bawang putih: Rp48.000 per kg (turun Rp2.447)
    Daging sapi has (paha belakang): Rp145.000 per kg (turun Rp933)
    Telur ayam ras: Rp28.000 per kg (turun Rp769)
    Minyak goreng curah: Rp19.500 per kg (turun Rp355)
     
    Meski harga bahan pangan terus bergerak, semangat menyajikan hidangan terbaik untuk keluarga tetap harus dijaga.
     
    Dengan strategi yang tepat, kamu tetap bisa menikmati opor, gulai, dan semur tanpa membuat kantong jebol. Jadi, sudah siap belanja bahan makanan untuk Lebaran tahun ini? 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • H-3 Lebaran, Harga Cabai Rawit di Yogyakarta Capai Rp 100.000 Per Kg

    H-3 Lebaran, Harga Cabai Rawit di Yogyakarta Capai Rp 100.000 Per Kg

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Mendekati Lebaran sejumlah harga kebutuhan pokok sudah merangkak naik, seperti halnya di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Saat ini harga cabai rawit sudah menembus di angka Rp 100.000 per kilogram, naik drastis dari harga normal di angka Rp 65.000 per kilogram.

    Hal yang sama juga terjadi pada harga cabai keriting merah yang kini sudah menembus Rp 75.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 50.000 per kilogram. Kemudian cabai keriting hijau yang turut naik menjadi Rp 30.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 25.000 per kilogram. Sementara untuk jenis sayuran lain seperti bunga kol, buncis, wortel dan lainnya juga mengalami kenaikan berkisar antara Rp 1.000 hingga Rp 2.000.

    “Menjelang Lebaran ini kenaikan cukup signifikan terutama cabai rawit yang sekarang Rp 100.000,” kata Ida Habibah, penjual sayuran di Pasar Beringharjo kepada Beritasatu.com, Jumat (28/3/2025).

    Pedagang dan masyarakat berharap pemerintah bisa segera menurunkan harga-harga di pasaran termasuk cabai rawit supaya masyarakat bisa membeli bahan pokok dengan harga yang terjangkau saat hari raya Idulfitri.

  • Harga Cabai Rawit Sentuh Rp 100.000 per Kg Hari Ini 28 Maret 2025 – Page 3

    Harga Cabai Rawit Sentuh Rp 100.000 per Kg Hari Ini 28 Maret 2025 – Page 3

    Sebelumnya, beberapa perusahaan industri aneka pangan telah melaporkan melalui Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) terjadinya krisis kelangkaan garam industri.

    Permasalahan yang berlarut-larut ini dapat mengancam kapasitas produksi perusahaan, dan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pasar.

    Ketua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman menyampaikan bahwa situasi ini sangat memprihatinkan bagi industri aneka pangan. “Kami ingin mendukung pertumbuhan ekonomi dan mencegah terhentinya produksi karena kekurangan bahan baku garam industri,” kata dia dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Selasa (25/3/2025).

    Saat ini, Adhi mencatat stok garam industri aneka pangan yang tersedia hanya cukup untuk kebutuhan produksi hingga Maret 2025.

    “Pihak pemasok menginformasikan kepada anggota kami bahwa mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan garam karena adanya kendala dalam pengadaan garam industri,” ungkap dia.

    Bahan Baku Utama

    Bagi industri aneka pangan, garam industri merupakan bahan baku utama untuk memproduksi berbagai produk pangan olahan seperti seasoning, tepung bumbu, mi instan, snack, dan berbagai produk pangan olahan lainnya. Situasi ini dapat mengganggu operasional perusahaan, terutama di bulan Ramadhan menjelang perayaan Idul Fitri.

    “Selama ini industri aneka pangan telah berkontribusi besar dalam PDB Nasional serta dalam menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 1,9 juta tenaga kerja (data BPS 2023). Ketidakpastian ketersediaan bahan baku ini sangat mengkhawatirkan bagi keberlangsungan industri kami”, tambah Adhi.

    Pada situasi ini, GAPMMI mendesak Pemerintah untuk segera menyelesaikan permasalahan ini sehingga penghentian produksi dan gangguan pasokan ke pasar dapat dihindari. Jika tidak, penghentian produksi dan gangguan pasokan ke pasar dapat terjadi, yang akan merugikan banyak pihak, mulai dari produsen hingga konsumen akhir.

     

  • Pasar Murah Food Station sudah jangkau 220 kelurahan sejak Ramadhan

    Pasar Murah Food Station sudah jangkau 220 kelurahan sejak Ramadhan

    Jakarta (ANTARA) – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Food Station Tjipinang Jaya telah menyelenggarakan pasar murah menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah yang saat ini sudah menjangkau 220 dari 240 kelurahan di Jakarta.

    Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya (Perseroda), Karyawan Gunarso mengatakan dalam keterangannya, Jumat, pasar murah ini salah satu bentuk kegiatan perusahaan sebagai salah satu BUMD pangan di DKI Jakarta yang bertugas untuk menjaga ketahanan pangan masyarakatnya.

    Menurut dia, salah satu ketahanan pangan di Jakarta adalah stabilitas harga, mudah dan terjangkau oleh masyarakat.

    “Selama Ramadhan hingga Lebaran kami akan menjangkau hingga 240 titik kelurahan di DKI Jakarta,” katanya.

    Tercatat, hingga Rabu (26/3) kemarin telah berhasil dijangkau sebanyak 220 titik kelurahan. “InsyaAllah, capaian target kita di 240 titik kelurahan di seluruh Jakarta dapat tercapai,” kata Gunarso.

    Ia berharap kehadiran Food Station di lokasi-lokasi strategis ini dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Jakarta secara efektif dan efisien.

    “Saat ini warga tengah membutuhkan pangan untuk Lebaran nanti. Pasar murah Food Station ini juga bisa membantu pengendalian harga pangan di Jakarta,” katanya.

    Ia menyampaikan, kehadiran pasar murah ini sangat disambut antusias warga, tercatat sudah ada 15.000 warga yang membeli produk berkualitas Food Station.

    Adapun produk yang paling dicari di tengah masyarakat, yakni MinyaKita, Beras, Gula Pasir, serta Cabai dan Bawang Putih.

    “Kami tentu merasa sangat bersyukur pasar murah ini diminati warga Jakarta. Terlebih, kami menjamin semua produk Food Station berkualitas tinggi dan semua harga pangan kita di bawah harga pasaran,” tegasnya.

    Legislator Komisi C DPRD DKI Jakarta, Brando Susanto menyampaikan apresiasi atas inisiatif PT Food Station Tjipinang Jaya yang mengadakan pasar murah dengan menjual sembako untuk warga Jakarta.

    PT Food Station Tjipinang Jaya terbukti sudah melakukan langkah implementatif karena mereka langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan mendekatkan layanan sehingga lebih tepat sasaran.

    Melihat antusias warga, Brando berharap jangkauan pasar murah ini bisa lebih diperbanyak, serta mobil truk keliling pangan ini ditambah jumlahnya sesuai jumlah kecamatan.

    “Supaya pasar murah ini bisa terus hadir di tengah-tengah masyarakat, khususnya dalam menjaga kestabilan stok dan harga pangan di Jakarta,” kata Brando.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • H-3 Lebaran, Harga Cabai Rawit Merah Rp 120.000 Per Kg

    H-3 Lebaran, Harga Cabai Rawit Merah Rp 120.000 Per Kg

    Jakarta, Beritasatu.com – Pada H-3 Lebaran, harga sejumlah bahan pangan mengalami lonjakan signifikan. Sementara itu, harga cabai rawit merah masih tinggi dan belum juga turun sejak hari pertama Ramadan.

    Berdasarkan pantauan di Pasar Atrium Pondok Gede, Kota Bekasi, Jumat (28/3/2025), harga cabai rawit merah masih Rp 120.000 per kilogra (kg).

    Selain cabai rawit merah, harga cabai merah keriting terpantau mengalami kenaikan menjadi Rp 80.000 per kg.

    “Harganya sudah mirip harga daging. Biasanya pembeli beli sekilo, sekarang cuma seperempat kilo,” kata Yulia, salah satu pedagang di pasar tersebut;

    Selain cabai, harga bawang putih kating juga naik drastis. Saat ini, bawang putih kating dijual seharga Rp 60.000 per kg dari sebelumnya Rp 40.000-Rp 45.000 per kg.

    Pedagang lain, Ferry (33), juga mencatat kenaikan harga pada bawang bombay menjadi Rp 40.000 per kg dari sebelumnya Rp 30.000 per kg.

    Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi menjelaskan kenaikan harga cabai dipengaruhi oleh curah hujan tinggi yang menghambat distribusi ke pasar.

  • Dua Hidangan Lezat dari Minangkabau yang Jadi Favorit Banyak Orang

    Dua Hidangan Lezat dari Minangkabau yang Jadi Favorit Banyak Orang

    YOGYAKARTA – Kuliner khas Minangkabau dikenal dengan cita rasanya yang kaya dan otentik, salah satunya adalah rendang yang sangat populer. Selain rendang, terdapat hidangan lain yang sering dianggap mirip karena bahan dan teknik memasaknya yang hampir sama, yaitu kalio. Meski sekilas tampak serupa, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

    Untuk memahami lebih lanjut, penting untuk mengetahui perbedaan antara rendang dan kalio dari berbagai aspek. Mulai dari proses memasaknya, tekstur daging yang dihasilkan, hingga rasa yang dihadirkan, kedua hidangan ini memiliki karakteristik tersendiri yang membuatnya unik.

    Atas Rendang, Bawah Kalio (Gambar image.pi7)

    Beberapa Perbedaan Rendang dan Kalio

    Proses Memasak

    Salah satu perbedaan rendang dan kalio yang paling mencolok adalah dari segi proses memasaknya. Rendang dimasak dalam waktu yang lebih lama dibandingkan kalio. Rendang biasanya membutuhkan waktu sekitar 4 hingga 6 jam agar bumbu meresap sempurna dan daging menjadi kering serta berwarna cokelat kehitaman.

    Sementara itu, kalio merupakan rendang yang belum melalui proses pemasakan hingga kering. Kalio dimasak dalam waktu yang lebih singkat, sekitar 2 hingga 3 jam, sehingga masih menyisakan kuah santan yang kental. Inilah mengapa kalio sering disebut sebagai “rendang setengah jadi” karena proses memasaknya yang belum sepenuhnya selesai.

    Tekstur dan Warna

    Dari segi tekstur, rendang memiliki daging yang lebih kering dan berserat karena dimasak dalam waktu lama. Proses pemasakan yang panjang membuat bumbu meresap sepenuhnya ke dalam daging, menghasilkan rasa yang lebih intens.

    Sementara itu, kalio memiliki tekstur yang lebih lembut dan sedikit lebih basah karena masih mengandung kuah santan yang belum mengering sepenuhnya. Warna kalio juga lebih terang, cenderung cokelat kemerahan, sedangkan rendang memiliki warna cokelat gelap hingga kehitaman akibat proses pemasakan yang lebih lama.

    Rasa dan Aroma

    Rendang memiliki cita rasa yang lebih kuat dan kompleks karena proses pemasakan yang panjang. Bumbu seperti lengkuas, serai, cabai, bawang merah, dan bawang putih benar-benar meresap ke dalam daging, menciptakan rasa gurih dan rempah yang mendalam.

    Kalio, di sisi lain, memiliki rasa yang lebih ringan dengan dominasi santan dan rempah-rempah yang belum sepenuhnya mengental. Karena masih memiliki kuah kental, rasa kalio lebih creamy dan sedikit lebih pedas dibandingkan rendang.

    Daya Tahan dan Cara Penyimpanan

    Perbedaan lainnya antara rendang dan kalio adalah daya tahannya. Rendang bisa bertahan lebih lama, bahkan hingga berminggu-minggu, tanpa perlu disimpan di kulkas. Ini karena kadar air dalam rendang sudah sangat berkurang akibat proses pemasakan yang lama. Hal ini membuat rendang menjadi salah satu makanan yang sering dibawa sebagai oleh-oleh atau bekal perjalanan jauh.

    Sebaliknya, kalio lebih cepat basi karena masih mengandung cukup banyak air dari santan yang belum mengering. Jika tidak disimpan dalam kondisi yang tepat, kalio hanya dapat bertahan selama beberapa hari saja di suhu ruang dan perlu disimpan di dalam kulkas agar tidak cepat rusak.

    Popularitas dan Penyajian

    Rendang telah diakui sebagai salah satu makanan terenak di dunia dan sering disajikan dalam berbagai acara besar seperti perayaan adat, hajatan, dan hari raya. Hidangan ini lebih dikenal secara internasional dibandingkan kalio karena daya tahannya yang lebih lama dan kelezatannya yang khas.

    Kalio, meskipun tidak sepopuler rendang, tetap menjadi hidangan favorit di banyak rumah makan Padang. Biasanya, kalio disajikan sebagai alternatif bagi mereka yang lebih menyukai tekstur daging yang lebih lembut dan rasa yang lebih creamy.

    Baik rendang maupun kalio memiliki cita rasa khas yang lezat dan menggugah selera. Perbedaan rendang dan kalio terutama terletak pada proses memasak, tekstur, rasa, daya tahan, serta cara penyajiannya. Jika Anda menyukai daging yang lebih kering dengan rasa rempah yang kuat, maka rendang adalah pilihan terbaik. Namun, jika lebih menyukai daging yang lembut dengan kuah santan yang masih kental, maka kalio bisa menjadi alternatif yang menarik.

    Apapun pilihannya, kedua hidangan ini tetap menjadi kebanggaan kuliner Indonesia yang patut dicoba dan dinikmati. Selain itu baca juga: Selain Rendang, Ini 4 Makanan yang Jadi Rebutan Antar Negara

    Jadi setelah mengetahui perbedaan rendang dan kalio, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!