Tanaman: Cabai

  • 6 Rekomendasi Tempat Makan Mie Ayam Enak di Jakarta Selatan

    6 Rekomendasi Tempat Makan Mie Ayam Enak di Jakarta Selatan

    1. Mie Ayam Bakso Yunus

    Mie Ayam Bakso Yunus dikenal sebagai salah satu tempat makan mie ayam di Jakarta Selatan yang cukup populer. Tempatnya yang sederhana menyajikan sajian mi dan bakso khas dengan harga ramah di kantong.

    Adapun harga yang dijual di tempat makan ini mulai dari Rp 25 ribu dan terkenal dengan tekstur minya yang kenyal serta rasa topping ayam gurih nikmat. Melansirs dari ulasan Google kedai mie ayam ini memiliki rating 4,4 dari total 4.536 pengguna.

    Lokasi Mie Ayam Bakso Yunus berada di Jl. Tebet Bar. Dalam VIII D No. 2 1, RT.2/RW.5, Tebet Bar., Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dengan jam buka setiap hari pukul 08.00 hingga 20.00 WIB.

    2. Mie Ayam Bangka

    Tempat mie ayam ini terkenal dengan sajian mie ayam khas Bangka dan mempunyai topping tauge rebus di atasnya. Selain itu, para pengunjung juga bisa menikmati sajian acar potongan cabe rawit yang segar.

    Mie Ayam Bangka juga menyediakan pendamping nikmat untuk disantap dengan mie ayam seperti bakso atau pangsit rebus. Berdasarkan ulasan Google rumah makan ini mempunyai rating 4,4 dari total 950 pengguna.

    Lokasi Mie Ayam Bangka berada di Mie Ayam Bangka Tebet Barat Dalam, RT.9/RW.6, Tebet Bar., Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dengan jam buka setiap hari pukul 08.00 hingga 20.00 WIB.

  • Ewindo dukung DKI sukseskan pertanian perkotaan melalui benih unggul

    Ewindo dukung DKI sukseskan pertanian perkotaan melalui benih unggul

    Jakarta (ANTARA) – PT East West Seed Indonesia (Ewindo) mendukung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyukseskan pertanian perkotaan melalui penyediaan benih unggul sayuran tropis yang tahan terhadap virus dan tidak membutuhkan banyak pupuk.

    “Untuk pertanian perkotaan (urban farming) di DKI Jakarta, kami pakai program corporate social responsibility (CSR) bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK kota dan kabupaten dengan memanfaatkan lahan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA),” kata Managing Director Ewindo, Glenn Pardede dalam bincang-bincang dengan wartawan di Jakarta, Rabu.

    Kualitas benih yang dikembangkan di DKI Jakarta serupa dengan yang dikembangkan petani konvensional di berbagai daerah, yakni tahan terhadap penyakit dan minim pemakaian pupuk.

    Benih sayuran yang dikembangkan di DKI Jakarta seperti melon, pepaya, semangka, mentimun, labu, cabai, bawang, tomat, peria, buncis, jagung manis, kangkung, bayam, dan lainnya juga dirancang untuk berbagai kondisi cuaca termasuk untuk dataran rendah, sehingga cocok untuk mewujudkan ketahanan pangan.

    “Seperti yang kami kembangkan di salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) setiap kali panen bisa dikonsumsi siswa dan pengajar yang pada akhirnya ikut mendukung perbaikan gizi,” tutur Glenn.

    Dalam mewujudkan benih sayuran unggul tentunya dibutuhkan riset dan pengembangan yang terus menerus mengingat tantangan yang dihadapi berupa perubahan iklim dan penyakit juga senantiasa mengalami perubahan.

    Glenn mengatakan dalam meningkatkan pelayanan kepada petani, perusahaan telah menyiapkan fasilitas penelitian dan pengembangan baru di Purwakarta, Jawa Barat, yang akan beroperasi pada pertengahan Mei 2025.

    Fasilitas ini akan dilengkapi dengan laboratorium biomolekular, bioselular dan laboratorium penyakit tanaman yang lebih luas. Ketiga laboratorium ini perannya sangat strategis dalam menjamin kemurnian dan keaslian sumber genetik, mempercepat seleksi varietas unggul tahan penyakit, adaptif terhadap perubahan iklim, dan sesuai kebutuhan pasar.

    Tidak hanya itu, fasilitas baru ini juga akan dilengkapi dengan laboratorium biokimia dan laboratorium bioinformatika. Beroperasinya kedua laboratorium tersebut nantinya dapat mendukung percepatan proses perakitan varietas baru, dan memungkinkan dilakukannya deteksi senyawa biokimia melalui analisis DNA, RNA guna mendukung pengembangan varietas sayuran dengan kandungan nutrisi tinggi.

    “Aplikasi teknologi ini memungkinkan kami menyederhanakan proses yang biasanya memakan waktu bertahun-tahun dalam pengembangan varietas. Ini tidak hanya efisien dari sisi waktu, tapi juga meningkatkan akurasi dalam mendapatkan hasil terbaik,” tambah Glenn.

    Kemudian dalam rangka mengedukasi petani, perusahaan juga telah membangun 20 “learning farm” dan tiga rumah bawang. Dengan cara ini diharapkan banyak kalangan muda yang tertarik untuk bertanam sayuran.

    Fasilitas ini memungkinkan petani untuk saling berbagi informasi dan melakukan praktik bertani dengan baik dan berkelanjutan, mulai dari teknologi budidaya, penanggulangan hama dan penyakit serta berbagai persoalan lain yang dihadapi petani.

    Untuk mempermudah petani dalam menentukan sayuran apa yang mesti ditanam, Ewindo juga terus mengembangkan aplikasi Sipindo yang di dalamnya mencantumkan informasi harga sayur di pasar. Informasi tersebut diharapkan dapat membantu petani sayur mengetahui jika pasar sudah jenuh terhadap produk sayuran tertentu.

    Pertumbuhan produk hortikultura (sayuran dan buah-buahan) di Indonesia dalam kurun lima tahun terakhir rata-rata tumbuh dua hingga tiga persen, sedangkan Ewindo sendiri pada tahun lalu mampu tumbuh dobel digit.

    Pewarta: Ganet Dirgantara
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • 5
                    
                        Kronologi Pedagang di Bali Kehilangan Tas Isi Rp 60 Juta dan Emas 300 Gram
                        Denpasar

    5 Kronologi Pedagang di Bali Kehilangan Tas Isi Rp 60 Juta dan Emas 300 Gram Denpasar

    Kronologi Pedagang di Bali Kehilangan Tas Isi Rp 60 Juta dan Emas 300 Gram
    Tim Redaksi
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Nasib pilu menimpa Ni Komang Merta (62), pedagang lanjut usia di Pasar Gunung Agung, Kota Denpasar, Provisi
    Bali
    , Senin (7/4/2025).
    Dia kehilangan uang Rp 60 juta dan emas 300 gram setelah tas miliknya tertinggal saat berbelanja barang daganganya di Pasar Galiran, Kecamatan klungkung, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali.
    Kepala Seksi Humas Polres Klungkung Agus Widiono mengatakan, pihaknya langsung melakukan penyelidikan setelah menerima laporan dari korban.
    Namun, Agus belum mengetahui pasti alasan korban membawa uang tunai puluhan juta dan emas ratusan gram di dalam tasnya tersebut.
    Ia hanya menduga para
    pedagang di Bali
    sudah terbiasa membawa barang berharga dan uang tunai sebagai modal mereka berusaha.
    “Mungkin dia habis belanja dan itu (tas beriisi uang Rp 60 Juta dan emas 300 gram hilang) menurut pengakuannya. Ini masik kita lidik,” kata dia pada Selasa (8/4/2025).
    Agus mengatakan, kasus ini bermula ketika Merta berbelanja di Pasar Galiran, Kabupaten Klungkung, pada Senin (7/4/2024).
    Saat itu, dia berbelanja cabai di pedagang grosir setempat bernam Mek Taman, yang berjualan mengubakan mobil pikap.
    Ketika sedang melakukan tawar menawar, korban meletakan tas kulit waran kuning miliknya di atas dek mobil pikap pedagang tersebut
    Selesai berbelanja, korban langsung berangkat menuju Pasar Gunung Agung, Kota Denpasar, untuk menjual barang dagangannya.
    Kemudian, sekitar pukul 07.00 Wita, tepatnya saat hendak berjualan Merabaru menyadari tasnya hilang.
    “Kemudian korban langsung menuju ke rumah Mek Taman untuk menanyakan tas kulit berwarna kuning miliknya namun Mek Taman mengatakan tidak ada mengambil tas milik korban,” kata dia.
    Perempuan lanjut usia ini pun langsung melaporkan kehilangan tas berikut barang berharga di dalam ke Polres Klungkung. Total kerugian yang dialaminya diperkirakan Rp 600 juta.
    Saat ini, polisi telah memeriksa sejumlah saksi dan mengecek rekaman CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian untuk mencari pelaku pencurian tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tarif listrik picu Sulut alami inflasi 2,65 persen

    Tarif listrik picu Sulut alami inflasi 2,65 persen

    Kepala Bagian Umum Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Bhayu Prabowo, di Manado. ANTARA/HO-BPS.

    Tarif listrik picu Sulut alami inflasi 2,65 persen
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 09 April 2025 – 06:31 WIB

    Elshinta.com – Tarif listrik memicu Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami inflasi sebesar 2,65 persen pada bulan Maret 2025.

    “Inflasi Sulut pada bulan Maret 2025 mencapai 2,65 persen month to month (mtm), dan merupakan yang tertinggi ketiga di Indonesia,” kata Kepala Bagian Umum Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Bhayu Prabowo, di Manado, Selasa.

    Dia mengatakan penyebab utama terjadinya inflasi yang tinggi di Sulut adalah tarif listrik yang menyumbang inflasi sebesar 1,40 persen. Inflasi tahun kalender Sulawesi Utara sampai Maret 2025 sebesar 0,99 persen dan inflasi year on year 1,41 persen. Dia menjelaskan komoditas tarif listrik menjadi penyebab utama terjadinya inflasi di Sulut pada bulan Maret 2025, karena tidak ada diskon 50 persen lagi seperti pada Januari dan Februari.

    Sehingga, katanya, harga tarif listrik pada Maret mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya. Bhayu mengatakan, secara kelompok, inflasi tertinggi terjadi pada Kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga yang mencapai 10,18 persen dengan andil inflasi 1,40 persen.

    Kemudian Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau yang mengalami inflasi 3,75 persen dengan andil inflasi 1,26 persen. Kelompok lainnya yang mengalami inflasi cukup tinggi adalah Rekreasi, Olahraga dan Budaya yakni 1,83 persen, namun andil inflasi hanya 002 persen.

    Sementara Kelompok pendorong inflasi atau yang mengalami deflasi tertinggi yaitu Pakaian dan Alas Kaki sebesar -1,09 persen dengan andil deflasi 0,06 persen. Lima komoditas pendorong inflasi yaitu Tarif Listrik dengan andil 1,40 persen, Cabai Rawit 0,62 persen, Tomat 0,15 persen, Ikan Tude 0,11 persen dan Ikan Cakalang 0,11 persen.

    Sementara komoditas penahan inflasi terbesar yaitu Daging Babi -0,07 persen, Daun Bawang -0,03 persen, Baju Kaos Tanpa Kerah/T-Shirt Pira -0,03 persen, Beras -0,03 persen dan Pisang -0,03 persen. Inflasi di Indonesia pada bulan Maret 2025 mencapai 1,65 persen. Inflasi di Provinsi Sulawesi Utara merupakan yang tertinggi ketiga di Indonesia. Tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 2,88 persen, kemudian Sulawesi Tengah 2,82 persen.

    Seluruh provinsi di Pulau Sulawesi juga mengalami inflasi yang tinggi di atas 2 persen, yakni Sulawesi Tenggara 2,39 persen, Sulawesi Barat 2,23 persen dan Sulawesi Selatan 2,16 persen.

    Sumber : Antara

  • Cabai rawit Rp80.004/kg, Minyakita Rp17.540/kg

    Cabai rawit Rp80.004/kg, Minyakita Rp17.540/kg

    Pedagang memperlihatkan minyak goreng kemasan bersubsidi Minyakita di salah satu Pasar Tradisional di Pekanbaru, Riau. ANTARA FOTO/Rony Muharrman/aww/aa.

    Harga pangan Selasa: Cabai rawit Rp80.004/kg, Minyakita Rp17.540/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 08 April 2025 – 13:51 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan secara umum turun mulai cabai rawit merah menjadi Rp80.004 per kilogram (kg) dari hari sebelumnya Rp81.743 per kg dan Minyakita juga turun menjadi Rp17.540 per kg dari sebelumnya Rp17.660 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas dilansir di Jakarta, Selasa, pukul 10.00 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.551 per kg turun tipis dari hari sebelumnya di harga Rp15.591 per kg. Sedangkan harga beras medium di harga Rp13.663 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp13.755 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.588 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp12.605 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak di harga Rp6.003 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp6.191 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.604 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp10.703 kg. Berikutnya komoditas bawang merah di harga Rp42.930 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp44.631 per kg; lalu bawang putih bonggol di harga Rp44.364 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp45.249 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp55.221 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp57.521 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp52.085 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp56.347 per kg. Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp136.268 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp137.068 per kg; lalu daging ayam ras di harga Rp36.851 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp37.286 per kg.

    Kemudian harga telur ayam ras mencapai Rp29.332 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp29.517 per kg. Lalu komoditas gula konsumsi di harga Rp18.451 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp18.580 per kg. Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.479 per liter turun dari hari sebelumnya tercatat Rp20.723 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.818 per liter turun dari hari sebelumnya tercatat Rp17.944 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp9.667 per kg atau turun dari hari sebelumnya tercatat Rp9.867 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.896 per kg atau turun dari hari sebelumnya tercatat Rp12.972 per kg.

    Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp42.337 per kg naik dari hari sebelumnya tercatat Rp41.969 per kg; ikan tongkol di harga Rp34.589 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp35.152 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp33.863 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp35.360 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.737 per kg turun dari hari harga sebelumnya tercatat Rp11.772 per kg. Sementara itu, daging kerbau beku impor di harga Rp104.940 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp107.545 per kg; lalu daging kerbau segar lokal di harga Rp139.696 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp141.667 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Cabai dan Bawang Naik, Tapi Inflasi Maret 2025 Justru Lebih Rendah

    Harga Cabai dan Bawang Naik, Tapi Inflasi Maret 2025 Justru Lebih Rendah

    Jakart: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Maret 2025 sebesar 1,03 persen (year-on-year/yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan Maret tahun lalu yang mencapai 3,05 persen.
     
    Meski begitu, inflasi Maret 2025 tetap lebih tinggi dibanding Februari 2025 yang justru mengalami deflasi sebesar 0,09 persen yoy.
    Makanan jadi penyumbang inflasi terbesar
    Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah, menjelaskan inflasi kali ini terutama dipicu oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
     
    “Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan ini utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 2,07 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,61 persen,” kata dia dilansir Antara, Selasa, 8 April 2025.

    Ia mengatakan bahwa komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok tersebut adalah cabai rawit, bawang merah, dan minyak goreng.
     
    Selain itu, emas perhiasan juga memberikan andil besar terhadap inflasi sebesar 0,44 persen, disusul tarif air minum PAM (0,14 persen) dan nasi dengan lauk (0,04 persen).
     

    Tarif listrik dan transportasi turun, sumbang deflasi
    Meski ada tekanan dari bahan makanan, beberapa komponen justru mencatat penurunan harga yang cukup signifikan. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami deflasi dan menyumbang penurunan harga sebesar 0,74 persen.
     
    “Komponen yang dominan memberikan andil deflasi adalah tarif listrik, tarif angkutan udara, dan bensin,” ujar dia.
    Mengenal komponen penyebab inflasi
    Secara umum, BPS membagi penyebab inflasi ke dalam tiga komponen utama, yaitu:

    1. Komponen Inti

    Komponen ini naik 2,48 persen yoy dan menjadi penyumbang inflasi terbesar sebesar 1,58 persen. Komoditas utama di dalamnya adalah emas perhiasan, minyak goreng, kopi bubuk, dan nasi dengan lauk.

    2. Komponen Harga Bergejolak (Volatile Food)

    Naik 0,37 persen yoy, dengan andil inflasi 0,06 persen. Komoditas penyumbangnya antara lain cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih.

    3. Komponen Harga Diatur Pemerintah (Administered Prices)

    Mengalami deflasi 3,16 persen yoy, dengan andil deflasi 0,61 persen. Penurunan terutama berasal dari tarif listrik, tarif angkutan udara, dan bensin.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • BPS catat inflasi tahunan Maret 2025 lebih rendah dari Maret 2024

    BPS catat inflasi tahunan Maret 2025 lebih rendah dari Maret 2024

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    BPS catat inflasi tahunan Maret 2025 lebih rendah dari Maret 2024
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 08 April 2025 – 17:07 WIB

    Elshinta.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa tingkat inflasi tahunan pada Maret 2025 sebesar 1,03 persen year-on-year (yoy) tercatat lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi tahunan pada Maret 2024 yang mencapai 3,05 persen yoy.

    Namun, tingkat inflasi tahunan pada Maret 2025 masih lebih tinggi daripada Februari 2024 yang secara tahunan justru tercatat mengalami deflasi hingga 0,09 persen yoy.

    Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah menuturkan di Jakarta, Selasa, bahwa inflasi tahunan pada Maret 2025 terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

    “Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan ini utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 2,07 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,61 persen,” katanya.

    Ia mengatakan bahwa komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok tersebut adalah cabai rawit, bawang merah, dan minyak goreng.

    Selain sejumlah komoditas tersebut, ia menyatakan bahwa komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi cukup besar adalah emas perhiasan (0,44 persen), tarif air minum PAM (0,14), dan nasi dengan lauk (0,04 persen).

    “Sementara itu, kelompok pengeluaran yang masih mengalami deflasi secara tahunan dan memberikan andil deflasi terdalam pada Maret 2025 adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil deflasi sebesar 0,74 persen,” ujar Habibullah.

    Dia menyampaikan bahwa deflasi tersebut disebabkan oleh deflasi tarif listrik, mengingat pelanggan pascabayar PLN masih menikmati diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk pembayaran pada Maret 2025 atas pemakaian listrik selama Februari 2025.

    Sedangkan menurut komponen, ia mengatakan bahwa inflasi tahunan terjadi pada komponen inti sebesar 2,48 persen yoy dan komponen harga bergejolak (volatile) sebesar 0,37 persen yoy.

    Habibullah menyatakan bahwa komponen inti memberikan andil inflasi terbesar, yakni 1,58 persen, dengan komoditas utama yang memberikan andil inflasi antara lain emas perhiasan, minyak goreng, kopi bubuk, dan nasi dengan lauk.

    Terkait komponen harga bergejolak, ia menuturkan bahwa komponen tersebut memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen dengan komoditas dominan yang memberikan andil inflasi adalah cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih.

    Sementara komponen harga diatur pemerintah tercatat mengalami deflasi. Ia menyatakan bahwa komponen tersebut mengalami deflasi tahunan sebesar 3,16 persen yoy dan memberikan andil deflasi sebesar 0,61 persen.

    “Komponen yang dominan memberikan andil deflasi adalah tarif listrik, tarif angkutan udara, dan bensin,” ujar M Habibullah. 

    Sumber : Antara

  • Pasca Lebaran, Harga Kebutuhan Pokok di Bandung Barat Turun!

    Pasca Lebaran, Harga Kebutuhan Pokok di Bandung Barat Turun!

    JABAR EKSPRES – Sejumlah kebutuhan pokok masyarakat satu pekan pasca Hari Raya Idulfitri di Kabupaten Bandung Barat (KBB) menunjukan tren penurunan. Sejumlah komoditas mengalami penurunan harga mulai dari cabai, daging ayam, daging sapi, kentang, telur, bawang, minyak goreng dan beras.

    Penurunan harga kebutuhan pokok ini disambut positif oleh para konsumen, meski para pedagang mengaku pasokan dari petani dan distributor belum sepenuhnya kembali normal.

    “Harga sejumlah komoditas mulai turun di H+3 lebaran. Tapi nggak sepenuhnya turun ke harga normal, bertahap,” ungkap salah satu pedagang bahan pokok di Pasar Tradisional Tagog Padalarang, Bandung Barat, Deden, 32 tahun, kepada wartawan, Selasa (8/4/2025).

    Penurunan paling signifikan menurut Deden, pada komoditas cabai rawit merah yang sebelumnya sempat tembus Rp120.000 per kilogram, menjadi Rp100.000 per kilogram.

    Penurunan harga tidak hanya terjadi pada satu jenis cabai rawit saja. Cabai keriting merah dan cabai tanjung yang sebelumnya dibanderol Rp90.000 per kilogram, kini bisa didapatkan dengan harga Rp60.000 per kilogram.

    BACA JUGA:Pasca Lebaran, Harga Cabai Rawit Merah Sentuh Rp 140 ribu

    Deden berharap turunnya harga tersebut dapat membawa angin segar bagi para konsumen yang sempat mengeluhkan lonjakan harga selama bulan Ramadan hingga Lebaran 2025.

    Ia menambahkan, selain berbagai jenis cabai, sejumlah sayuran penting lainnya juga menunjukkan tren serupa. Salah satunya kentang, sebelumnya harga komoditas itu dibanderol dengan harga Rp22.000 per kilogram menjadi Rp20.000 per kilogram.

    “Naik karena stok sedikit, sekarang normal lagi. Selain kentang wortel juga turun dari Rp22.000 menjadi Rp20.000 per kilogram,” tambahnya.

    Deden menilai penyebab utama naiknya harga sebelum Lebaran, karena pasokan yang terbatas, sementara permintaan meningkat tajam.

    Kini, setelah para petani dan distributor kembali beraktivitas normal, pasokan pun mulai stabil sehingga harga bisa turun perlahan. Namun, menurutnya tidak semua komoditas mengikuti tren penurunan, bawang merah dan bawang putih masih bertahan di harga tinggi sejak H-7 Lebaran.

    Kedua bahan pokok itu, lanjut dia, masih dijual dengan harga sekitar Rp50.000 per kilogram.

    “Bawang masih mahal, belum ada penurunan. Tapi ya mudah-mudahan minggu depan bisa turun juga,” jelasnya.

  • Diskon Tarif Listrik Berakhir, Inflasi Jateng Tembus 1,43 Persen pada Maret 2025

    Diskon Tarif Listrik Berakhir, Inflasi Jateng Tembus 1,43 Persen pada Maret 2025

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Jawa Tengah mencatatkan inflasi sebesar 1,43 persen secara month-to-month (m-to-m) pada Maret 2025.

    Angka inflasi tersebut tercatat lebih rendah dari inflasi nasional yang sebesar 1,65 persen.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih memaparkan, ini merupakan pertama kalinya terjadi inflasi secara m-to-m di atas 1 persen, setelah September 2022 lalu yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM.

    Ia menyebutkan, pada Maret 2025, inflasi secara m-to-m utamanya karena berakhirnya diskon tarif listrik 50 persen kepada pelanggan rumah tangga dengan daya terpasang listrik 450 VA-2200 VA.

    “Penyumbang terbesar inflasi m-to-m (Maret) tahun 2025 adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, utamanya disebabkan karena berakhirnya diskon tarif listrik prabayar sebesar 50 persen.

    Seperti diketahui, diskon ini diterapkan pada pelanggan rumah tangga dengan daya listrik 450 VA sampai dengan 2200 VA,” kata Endang pada pemaparan secara daring, Selasa (8/4/2025).

    Endang melanjutkan, pendorong inflasi adalah dari kelompok makanan minuman dan tembakau yang memberikan andil inflasi kedua, terutama disebabkan naiknya harga bawang merah.

    Sementara kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, memberikan sumbangan inflasi terbesar berikutnya, utamanya disebabkan oleh naiknya harga emas perhiasan.

    Ia menyebutkan, berdasarkan komoditas penyumbang inflasi, lima terbesarnya adalah tarif listrik dengan andil sebesar 0,84 persen.

    Disusul bawang merah dengan andil sebesar 0,17 persen; emas perhiasan dengan andil 0,05 persen; dan cabai rawit serta beras dengan andil masing-masing sebesar 0,04 persen.

    Ia menjelaskan, bawang merah memberikan andil inflasi karena mengalami kenaikan harga setelah pada Januari dan Februari sempat mengalamai penurunan harga.

    Kenaikan harga disebabkan karena berkurangnya pasokan yang ada di pasaran.

    Sedangkan inflasi emas perhiasan, disebutkan karena harga emas mengalami kenaikan menyesuaikan harga emas dunia serta meningkatnya permintaan masyarakat akan aset save haven.

    “Harga cabai rawit mengalami kenaikan, utamanya pada rawit merah. Musim juga memengaruhi pasokan cabai rawit,” jelasnya.

    Sementara itu, deflasi terbesar Jawa Tengah pada Maret 2025 berasal dari angkutan udara, dengan andil sebesar -0,02 persen.

    Disusul kacang panjang dengan andil sebesar -0,02 persen; dan tarif kereta api, buncis, serta melon dengan andil masing-masing sebesar -0,01 persen.

    “Kelompok transportasi memberikan sumbangan deflasi terbesar, utamanya disebabkan turunnya tarif angkutan udara dan tarif kereta api. Selain itu, juga turunnya harga bensin, solar, dan diskon tarif jalan tol yang utamanya diterapkan untuk ruas Cikampek sampai Kalikangkung,” paparnya.

    Sementara itu, pada Maret 2025, inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Jawa Tengah tercatat sebesar 0,75 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,26 dan tingkat inflasi year to date (y-to-d), tercatat sebesar 0,18 persen. (idy)

  • Diskon Tiket Pesawat Bikin Sektor Transportasi Deflasi pada Lebaran 2025 – Page 3

    Diskon Tiket Pesawat Bikin Sektor Transportasi Deflasi pada Lebaran 2025 – Page 3

    Sebelumnya, Nilai Tukar Petani (NTP) per Maret 2025 mencapai 123,72 atau naik 0,22 persen secara bulanan (month to month/mtm) dibandingkan Februari 2025.

    Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS), M.Habibullah menuturkan, kenaikan NTP terjadi disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani atau IT naik sebesar 1,51 persen menjadi 152,24. 

    “Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani atau IB yang sebesar 1,29 persen menjadi 123,05,” ujar Habibullah dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Habibullah mengatakan, komoditas yang dominan yang mempengaruhi kenaikan harga yang diterima petani yakni kelapa sawit, bawang merah, gaba dan cabai rawit. Sedangkan subsektor yang mengalami peningkatan NTP terbesar adalah horticultura, sedangkan subsektor yang turun paling dalam adalah tanaman pangan. 

    “Subsektor horticultura mengalami kenaikan NTP sebesar 3,80 persen karena kenaikan IT sebesar 5,23 persen. Nilai tersebut lebih besar dari kenaikan IB yang sebesar 1,28 persen,” ujar dia.

    Sedangkan komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan IT adalah bawang merah, cabai rawit, pisang dan petai. Kendati begitu, NTP subsektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 0,57 persen. Hal ini karena kenaikan IT yang sebesar 0,82 persen. Nilai tersebut lebih kecil dibandingkan kenaikan IB yang sebesar 1,40 persen. 

    “Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan IB adalah tanda listrik, bawang merah, cabai rawit, dan telur ayam ras,” kata dia.