Tanaman: Cabai

  • Swir Cakalang, Kuliner Gurih dan Tahan Lama Khas Pesisir Gorontalo

    Swir Cakalang, Kuliner Gurih dan Tahan Lama Khas Pesisir Gorontalo

    Liputan6.com, Gorontalo – Swir cakalang menjadi salah satu kuliner khas pesisir Gorontalo yang kian diminati, baik oleh warga lokal maupun wisatawan.

    Dikenal dengan cita rasa pedas, gurih, dan smokey (aroma asap), olahan ikan ini tak hanya menggugah selera, tetapi juga mampu bertahan lama tanpa bahan pengawet.

    Produk unggulan ini merupakan hasil kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Mulai dari proses penangkapan ikan hingga pengolahan tradisional di dapur rumah tangga.

    Swir cakalang dibuat dari ikan cakalang segar hasil tangkapan nelayan pesisir Gorontalo. Setelah melalui proses pengasapan alami, ikan kemudian disuwir secara manual dengan cara dicabik-cabik dan dimasak dengan minyak goreng sedikit campuran cabai, bawang merah, bawang putih, dan rempah-rempah lokal.

    Proses memasak dilakukan dengan api kecil dalam waktu lama untuk menghasilkan tekstur lembut namun kering, serta rasa gurih dan pedas yang khas.

    Swir cakalang tidak hanya digemari karena rasanya yang kuat dan otentik, tetapi juga karena daya tahannya yang tinggi.

    Tanpa bahan pengawet, produk ini bisa bertahan hingga beberapa minggu dalam suhu ruangan, menjadikannya pilihan favorit sebagai oleh-oleh khas Gorontalo.

    Kombinasi rasa pedas, gurih, dan aroma asap menjadikan swir cakalang cocok dinikmati bersama nasi hangat, nasi kuning, hingga sebagai pelengkap lauk harian.

    Beberapa lokasi di wilayah pesisir Gorontalo dikenal sebagai sentra pengolahan dan penjualan swir cakalang otentik. Desa-desa di Kecamatan Kabila Bone dan Batudaa Pantai,

    “Kalau di Kabupaten Bone Bolango, merupakan contoh daerah yang aktif memproduksi olahan ini secara mandiri,” kata Warga Lanti lokal.

    Produk swir cakalang dari wilayah ini telah menjangkau pasar lokal hingga nasional. Bahkan mulai merambah pasar digital melalui platform e-commerce lokal.

    “Ada yang sudah menjual produk ikan cakalang swir ke luar negeri juga,” ia menandaskan.

     

    Simak informasi dalam Fokus Pagi edisi (16/4) dengan beberapa topik pilihan di antaranya, 10 Mahasiswa KKN Terseret Arus Sungai, Tiga Tewas, Bus Rombongan Pengantin Terperosok, Kebakaran Rumah, Satu Orang Tewas, Ditikam Seseorang ala Ninja, Polisi Gu…

  • Kronologi Remaja Bunuh 2 Bocah SD Hingga Buang Jasad ke Septic Tank di Bengkulu, Pemicunya Sepele – Halaman all

    Kronologi Remaja Bunuh 2 Bocah SD Hingga Buang Jasad ke Septic Tank di Bengkulu, Pemicunya Sepele – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU – Dua bocah SD inisial AR (8) dan AB (9) tewas dibunuh seorang remaja di Bengkulu.

    Kronologis kejadian bermula saat kedua korban, warga Kelurahan Kandang, Kota Bengkulu, menghilang secara misterius pada Selasa (16/4/2025).

    Saat itu, AR dan AB diketahui sedang bermain ponsel bersama di rumah AR. 

    Namun, satu jam kemudian, keduanya sudah tidak berada di rumah.

    Hingga menjelang Magrib, keberadaan mereka tidak diketahui.

    Kepanikan pun melanda keluarga, hingga akhirnya dilaporkan kepada warga sekitar dan pihak kepolisian.

    Keluarga bersama warga pun melakukan pencarian dengan menyisir area sungai, rumah teman-teman korban, serta tempat bermain yang biasa mereka datangi.

    Pada Rabu (17/4/2025), keluarga mendapat informasi bahwa kedua bocah sempat terlihat memancing dan membantu menguras kolam ikan milik warga yang lokasinya tidak jauh dari kantor Lurah Kandang.

    Pemilik kolam membenarkan bahwa AR dan AB memang datang ke tempatnya.

    Mereka sempat diberi upah berupa ikan dan disuruh pulang pada sore harinya.

    Namun, kedua bocah tersebut tak kunjung pulang ke rumahnya.

    Setelah dilakukan pencarian, warga dikejutkan dengan penemuan mayat dalam karung pada Minggu (20/4/2025).

    Mayat tersebut ditemukan sekelompok pemancing yang sedang mencari umpan udang di kawasan Muaro Jenggalu, Kota Bengkulu.

    Diketahui jasad tersebut adalah AB.

    AB ditemukan dalam kondisi mulai hancur dan sulit dikenali.

    Jasadnya sengaja dibungkus dengan dua lapis karung, yakni karung goni dan karung plastik. 

    Selain jasad AB di dalamnya ditemukan batu yang diduga agar tubuh korban tenggelam dan tidak mengambang.

    Saat ditemukan, jasad korban berada dalam kondisi tanpa busana dan tubuhnya telah hancur tinggal bagian kepala.

    Jasad Korban AR Ditemukan Dalam Septic Tank

    Setelah penemuan jasad AB, tim gabungan dari Resmob Macan Gading Polresta Bengkulu, Jatanras Polda Bengkulu, dan Polsek Kampung Melayu mengepung sebuah rumah di Kelurahan Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu, Senin (21/4/2025) pukul 21.00 WIB

    Rumah tersebut diketahui milik SC.

    Dari rumah tersebut polisi berhasil meringkus terduga pelaku PT, remaja yang merupakan tetangga korban dan anak tiri SC.

    Selain PT, ibu kandungnya dan SC juga ikut diamankan untuk pemeriksaan.

    Setelah itu, polisi pun menemukan jenazah AR dalam sebuah septic tank di kediaman pelaku PT pada Selasa (22/4/2025) sore.

    Saat ditemukan, jasad AR kondisinya terbungkus karung.

    Menurut Ketua RW 05 Kelurahan Kandang, Kuswanto, peristiwa mengejutkan ini terjadi saat warga sedang melaksanakan pengajian di lingkungan setempat.

    Di tengah kegiatan tersebut, pihak kepolisian tiba-tiba datang dan langsung melakukan pengepungan terhadap rumah milik warga berinisial SC (45), yang berada tak jauh dari lokasi pengajian atau rumah korban AR.

    “Jaraknya hanya sekitar 100 meter dari tempat kami mengaji,” kata Kuswanto.

    Setelah itu polisi meminta Kuswanto untuk menyaksikan proses evakuasi mayat yang ditemukan di rumah tersebut.

    Dengan bantuan warga, polisi membuka penutup septic tank berbentuk sumur dan menemukan jasad seorang anak yang sudah tidak bernyawa, masih terbungkus dalam karung.

    Jenazah kemudian dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu untuk proses identifikasi lebih lanjut.

    Sosok PT, Pembunuh Dua Bocah SD

    Tersangka PT merupakan remaja pria berusia 17 tahun.

    PT diketahui merupakan seorang pelajar SMK Swasta kelas 11 di Kota Bengkulu.

    PT merupakan anak tiri dari SC pemilik rumah tempat ditemukannya jasad AR.

    PT dikenal di lingkungan sekitar sebagai pribadi yang cenderung pendiam bahkan tergolong remaja yang tidak terlalu sering berinteraksi dengan masyarakat.

    Fatwa seorang warga Kelurahan Kandang, menyampaikan, bukan hanya PT yang terbilang tertutup, kedua orang tuanya cenderung pendiam.

    “Jarang liat dia main, ada sesekali itu waktu saya di kebun belakang, dia lagi mencari umpan sendirian. Orang tuanya juga bisa dibilang tertutup,” ujar Fatwa.

    Menurut Fatwa, ayah PT berprofesi sebagai penjual cabe giling, sedangkan ibunya berprofesi sebagai penyewa mainan odong-odong di kawasan taman Simpang Kandis.

    Namun, ketika kejadian kata Fatwa, PT dan keluarganya sempat ikut dalam pencarian AR dan AB.

    “Mereka ikut juga membantu itu, jadi tidak ada gelagat yang mencurigakan dari warga sekitar,” katanya.

    Karena itu, setelah mendapat kabar jika yang membunuh dua bocah tersebut adalah tetangganya sendiri, ia sangat terkejut.

    “Kaget lah, tidak menyangka, ternyata sekeluarga sekeji itu sama anak kecil,” ucapnya.

    Pembunuhan Dipicu Persoalan Sepele

    Menurut pengakuan PT kepada polisi, ia membunuh AR dan AB dengan cara dipiting hingga ditenggelamkan ke dalam kolam.

    Pelaku menghabisi korban lantaran tersulut emosi karena kedua bocah SD itu kedapatan memancing di kolam belakang rumahnya.

    “Pelaku emosi dengan kedua korban saat mendapati memancing di kolam belakang rumahnya. Pelaku memiting kedua kepala korban dan menenggelamkannya ke kolam,” kata Kapolresta Bengkulu Kombes Sudarno, saat konferensi pers, Selasa (22/4/2025).

    Kapolresta menjelaskan, usai menghabisi kedua korban, PT membuang jasad AB ke Muara Jenggalu.

    Karena kehabisan waktu, pelaku PT membuang jasad AR ke dalam septic tank dekat rumah pelaku.

    (Tribunbengkulu.com/ Beta Misutra)

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Pengakuan PT Pelaku Pembunuhan 2 Anak SD di Bengkulu, Habisi Korban Dipiting-Ditenggelamkan ke Kolam

  • Upaya Keluarga Cari Keberadaan Alvaro, Susuri Kampung hingga Lintas Kota
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 April 2025

    Upaya Keluarga Cari Keberadaan Alvaro, Susuri Kampung hingga Lintas Kota Megapolitan 22 April 2025

    Upaya Keluarga Cari Keberadaan Alvaro, Susuri Kampung hingga Lintas Kota
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Tugimin (71), kakek dari
    Alvaro Kiano Nugroho
    (6), mengungkapkan bahwa keluarga telah melakukan berbagai upaya untuk mencari keberadaan cucunya.
    Salah satu upaya yang masih dilakukan hingga kini adalah menelusuri berbagai petunjuk yang diterima dari sejumlah pihak mengenai keberadaan Alvaro.
    “Upaya ini terus kami lakukan dengan menelusuri dari kampung ke kampung, dari RT ke RT, dari RW ke RW, itu sudah ditelusuri,” kata Tugimin saat ditemui di rumahnya, Bintaro,
    Pesanggrahan
    ,
    Jakarta Selatan
    , Selasa (22/4/2025).
    Selain itu, pihak keluarga juga mencari keberadaan Alvaro hingga melintasi kota seperti Tangerang Selatan dan Bekasi.
    Pasalnya, Arum, ibunda Alvaro yang saat ini bekerja di Malaysia, sangat berharap agar anaknya bisa kembali ke pelukan keluarga.
    “Ada petunjuk di Terminal Tanjung Priok, ada di Cengkareng. Ya kami cari ke Cengkareng. Tapi ternyata enggak ada,” kata dia.
    “Terakhir katanya di dekat Bandara Pondok Cabe. Kami cari, kami ubek dari 15.00 WIB hingga 18.00 WIB, juga enggak ada. Akhirnya saya pulang,” ucap Tugimin melanjutkan.
    Tugimin mengatakan, informasi ini Arum terima dari beberapa orang melalui media sosial. Namun, Tugimin menyarankan Arum agar tetap tenang dan tabah.
    “Maksud saya, jangan terlalu dimasukkan ke hati (kalau dapat informasi), kita saring dulu,” ujarnya.
    Saat ini sudah 47 hari berlalu sejak Alvaro dilaporkan hilang. Ia terakhir terlihat di Masjid Jami Al Muflihun, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (6/3/2025).
    Pada hari kejadian, Alvaro sempat ikut neneknya pergi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pesanggrahan untuk kontrol kesehatan.
    Sepulang dari rumah sakit, Alvaro meminta Tugimin agar dibelikan susu.
    “Terus saya bilang, ‘Dek, kan puasa.’ ‘Puasa mah anak kecil setengah hari boleh, Pak,’” kata Tugimin.
    Saat azan Asar berkumandang, Alvaro bergegas menuju Masjid Jami Al Muflihun tanpa sempat berpamitan.
    Namun, menjelang waktu berbuka puasa, seorang pria diketahui datang ke lokasi kejadian.
    Informasi tentang kedatangan pria tersebut baru diketahui Tugimin dari marbut Masjid Jami Al Muflihun, tiga hari setelah Alvaro dinyatakan hilang.
    “Itu ada orang datang, ditanya sama marbut, ‘Pak, cari siapa?’ ‘Cari anak saya. Alvaro katanya kalau shalat di masjid sini.’ ‘Itu ada anaknya di atas.’ Kata marbut begitu,” ungkap Tugimin.
    Setelah itu, marbut tidak memperhatikan lagi gerak-gerik pria tersebut. Marbut sibuk menyiapkan untuk shalat Maghrib dan berbuka puasa.
    Usai berbuka puasa dan waktu shalat Maghrib, Alvaro tak kunjung pulang.
    Tugimin belum merasa curiga, karena sang cucu memang kerap bermain sepak bola bersama teman-temannya saat malam hari.
    “Saya sadar untuk mencari itu jam 21.30 WIB. ‘Kok cucu saya belum pulang? Ke mana?’. Saya bilang kayak begitu,” ujar dia.
    Tugimin, yang merupakan pensiunan petugas Damkar Lebak Bulus, segera menyambangi lokasi terakhir Alvaro terlihat.
    Ia juga mendatangi teman-teman yang biasa bermain dengan cucunya. Namun, upayanya tak membuahkan hasil.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nathalie Holscher Siap Promosikan Sidrap, Sudah Coba Nasu Palekko?

    Nathalie Holscher Siap Promosikan Sidrap, Sudah Coba Nasu Palekko?

    Jakarta, Beritasatu.com – Setelah viral karena penampilannya di sebuah kelab malam di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, Nathalie Holscher menyatakan kesiapannya untuk mendukung promosi daerah tersebut apabila diminta.

    Hal ini diungkapkan menyusul ajakan dari Anggota DPR Rusdi Masse Mappasessu (RMS), yang memintanya kembali mengunjungi Sidrap, tetapi bukan sebagai DJ, melainkan dalam kapasitas untuk mendukung pengembangan pariwisata dan budaya lokal.

    “Kalaupun saya diminta mempromosikan Kota Sidrap, saya siap dan dengan senang hati. Namun, permasalahan yang terjadi ini berbeda. Saat itu, tugas saya hanya untuk menghibur di salah satu kelab malam yang mengundang saya,” ujar Nathalie dalam unggahan Instagram Stories beberapa waktu lalu.

    Jika benar akan kembali berkunjung dalam rangka promosi budaya, tentu menarik apabila Nathalie Holscher juga memperkenalkan pada kekayaan kuliner khas Sidrap, salah satunya adalah nasu palekko, hidangan tradisional yang begitu lekat dengan identitas masyarakat Bugis.

    Makanan berbahan dasar daging itik ini terkenal dengan rasa pedas yang khas serta aroma rempah yang kuat. Bagi masyarakat Bugis, nasu palekko bukan sekadar hidangan, tetapi juga warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

    Secara etimologis, “nasu” berarti masakan, sedangkan “palekko” merujuk pada teknik memasak dengan menggoreng kering atau menumis daging dengan sedikit kuah dan rempah yang pekat. Daging itik dipotong kecil-kecil agar bumbu meresap sempurna. Kini, varian dengan daging ayam juga mulai banyak dijumpai sebagai alternatif. Teknik pengolahan ini menciptakan rasa pedas yang menggigit dan cita rasa khas yang sulit dilupakan.

    Mengulas Proses Pembuatan Nasu Palekko

    Pembuatan nasu palekko dimulai dari pemilihan daging bebek atau ayam, yang kemudian dipotong kecil. Potongan tersebut dibumbui dengan campuran rempah pilihan, seperti bawang putih, lengkuas, jahe, cabai, serta asam yang menambah kesegaran rasa.

    Hasil akhirnya adalah sajian dengan rasa pedas, gurih, dan sedikit asam yang berpadu sempurna. Hidangan ini kerap disajikan dalam acara keluarga atau adat sebagai simbol kebersamaan dan tradisi yang dijaga erat oleh masyarakat Bugis.

    Jejak Sejarah dan Budaya Nasu Palekko

    Konon, hidangan ini bermula dari kebiasaan petani dan pemburu di sekitar Danau Sidenreng yang memasak daging itik dengan cara sederhana, tetapi tahan lama untuk bekal di ladang atau saat berburu. Teknik memasak ini bertahan hingga kini dan menjadi salah satu ikon kuliner Sidrap yang kaya akan filosofi lokal.

    Lebih dari Sekadar Hidangan

    Nasu palekko bukan hanya menawarkan kenikmatan rasa, tetapi juga membawa nilai-nilai kekeluargaan, ketekunan, serta semangat menjaga warisan leluhur. Di Sidrap, beberapa rumah makan bahkan hanya memasaknya berdasarkan pesanan agar kualitas dan kesegarannya terjaga.

    Seporsi nasu palekko biasanya dijual seharga Rp 20.000, lengkap dengan nasi putih hangat dan pisang sebagai pelengkap untuk meredakan rasa pedas.

    Kini, nasu palekko telah merambah ke berbagai restoran di Sidrap, Parepare, bahkan Makassar. Hidangan ini menjadi daya tarik kuliner bagi wisatawan yang ingin merasakan cita rasa khas Sulawesi Selatan. Festival kuliner Bugis yang rutin digelar turut memperkenalkan kelezatan nasu palekko kepada generasi muda dan wisatawan mancanegara.

    Jika Nathalie Holscher benar-benar berniat membantu mempromosikan budaya Sidrap, mencicipi dan mengenalkan nasu palekko kepada publik bisa menjadi langkah kecil yang bermakna besar. Tak hanya memperluas wawasan soal kekayaan kuliner Indonesia, juga memperkuat citra positif Sidrap sebagai daerah yang tak hanya punya hiburan, tetapi juga budaya dan rasa yang luar biasa.

  • Sederet Penyebab Asam Lambung Naik, Bukan Cuma gegara Makan Pedas

    Sederet Penyebab Asam Lambung Naik, Bukan Cuma gegara Makan Pedas

    Jakarta

    Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux (GERD) terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan rasa terbakar di dada atau tenggorokan,

    “Ini terjadi ketika sfingter esofagus bagian bawah, katup antara kerongkongan dan lambung, tidak menutup sebagaimana mestinya, sehingga asam dapat keluar,” kata ahli gizi Julie Lichtman, RD, LDN, dikutip dari Eating Well.

    Sensasi tidak nyaman ini dapat berlangsung selama beberapa menit atau berjam-jam. Saat frekuensi refluks terus-menerus atau parah, mungkin berkembang menjadi penyakit GERD atau gastroesophageal reflux disease.

    Lantas, apa saja penyebab asam lambung naik?

    Penyebab Asam Lambung Naik

    1. Sering mengonsumsi makanan berlemak

    Penyebab asam lambung naik bisa terjadi karena terlalu sering mengonsumsi makanan berlemak. Dikutip dari Healthline, makanan berlemak dapat melemahkan katup sfingter esofagus yang membatasi lambung dan kerongkongan.

    Akibatnya, katup tidak bisa menutup dengan sempurna, sehingga memungkinkan cairan asam dan makanan mengalir kembali ke kerongkongan, sehingga memungkinkan cairan asam dan makanan mengalir kembali ke kerongkongan.

    Makanan berlemak juga dapat menunda pengosongan lambung. Hal ini bisa meningkatkan risiko asam lambung kambuh. Beberapa makanan yang perlu diwaspadai, seperti:

    MentegaKejuKentang gorengEs krimDressing saladPotongan daging yang tinggi lemak

    2. Langsung tidur setelah makan

    Menurut ahli nutrisi Cari Riker, RDN, LDN, CDCES, mengungkapkan langsung berbaring setelah makan dapat mempengaruhi refluks asam. Saat tubuh berbaring setelah makan, lambung dan esofagus akan berada pada level yang sama, sehingga GERD akan lebih mudah naik ke esofagus.

    3. Postur tubuh yang kurang tepat saat makan

    Ternyata postur tubuh saat makan juga penting diperhatikan bagi orang dengan penyakit lambung atau GERD. Menurut Riker, terlalu membungkuk saat makan dapat menyebabkan refluks asam.

    “Ini karena postur tubuh yang buruk dapat menekan lambung, yang dapat mendorong asam kembali ke esofagus dan memicu refluks asam,” jelasnya.

    4. Stres

    Dikutip dari Harvard Health Publishing, stres emosional dapat meningkatkan produksi asam di lambung, yang memperburuk atau membuat penyakit GERD kambuh.

    Pada orang dengan GERD, otot sfingter esofagus bagian bawah tidak berfungsi dengan baik. Hal ini memungkinkan asam naik dari lambung dan masuk ke esofagus.

    5. Makan berlebihan

    Makan berlebihan dapat memicu mulas, yang terjadi karena lambung tetap mengembang saat banyak makanan di dalamnya. Dikutip dari WebMD, ada otot yang terletak di antara kerongkongan dan lambung.

    Kerongkongan menjadi saluran untuk makanan lewat dari mulut ke lambung. Semakin besar lambung mengembang, semakin besar kemungkinan otot sfingter esofagus tidak menutup dengan benar.

    Ketika tidak menutup, otot sfingter esofagus tidak dapat mencegah makanan dan cairan lambung naik kembali ke kerongkongan.

    6. Konsumsi makanan pedas dan asam

    Makanan pedas seperti cabai dapat memicu refluks asam, mengiritasi kerongkongan, dan membuat lambung memproduksi lebih banyak asam.

    Saat lambung memproduksi lebih banyak asam, asam tersebut kemungkinan besar akan naik kembali ke kerongkongan.

    Dikutip dari Banner Health, buah atau jus yang terasa asam juga dapat membuat penyakit GERD kambuh. Makanan asam, seperti jeruk, dapat memperburuk gejala refluks asam dan memperparah nyeri ulu hati.

    7. Minum kopi saat perut kosong

    Sebagian orang mungkin tidak bisa lepas dari kopi sebelum menjalani aktivitas harian. Tetapi, perlu diketahui untuk tidak minum kopi saat perut kosong, karena bisa memicu penyakit GERD kambuh.

    “Jika Anda tidak bisa berhenti minum kopi atau teh yang mengandung kafein, cobalah untuk tidak meminumnya saat perut kosong. Itu dapat mengurangi gejala apapun,” beber ahli diet Brogan Taylor.

    (sao/kna)

  • Bebek Songkem Madura, Kuliner Tradisional yang Kaya Rasa dan Filosofi

    Bebek Songkem Madura, Kuliner Tradisional yang Kaya Rasa dan Filosofi

    Proses pembuatan Bebek Songkem pun menjadi daya tarik tersendiri. Pertama-tama, bebek pilihan yang biasanya masih muda dan tidak terlalu berlemak dibersihkan terlebih dahulu, lalu dibaluri dengan bumbu rempah khas Madura yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai, kemiri, lengkuas, jahe, kunyit, ketumbar, garam, dan sedikit gula merah.

    Semua bumbu tersebut diulek atau diblender hingga halus, lalu dimasukkan dan dilumurkan merata ke seluruh bagian bebek, termasuk bagian dalam perutnya. Setelah bumbu meresap, bebek tersebut dibungkus rapat menggunakan daun pisang yang sudah dipanaskan agar lentur, kemudian dikukus selama beberapa jam.

    Proses pengukusan ini bukan hanya membuat daging bebek menjadi sangat empuk dan tidak amis, tetapi juga memungkinkan semua bumbu meresap ke dalam serat daging, menciptakan rasa yang sangat kaya dan menggoda. Daun pisang yang menjadi pembungkus pun memberikan sentuhan aroma alami yang khas, memperkaya cita rasa Bebek Songkem yang tak tertandingi.

    Di era modern seperti sekarang, Bebek Songkem mulai mendapatkan perhatian lebih luas, bahkan telah dipasarkan dalam bentuk beku atau siap santap di banyak kota besar di Indonesia.

    Beberapa restoran bahkan mulai menyajikan variasi Bebek Songkem dengan tambahan sambal pencit (mangga muda), nasi jagung, atau urap sayuran, menjadikannya hidangan komplet yang tidak hanya nikmat tetapi juga bernutrisi. Meski demikian, rasa autentik Bebek Songkem buatan rumahan di Madura tetap sulit untuk disaingi.

    Keaslian rasa dan nuansa budaya yang menyertai setiap gigitan menjadikannya jauh lebih dari sekadar makanan—ia adalah representasi dari kehangatan, penghormatan, dan warisan kuliner yang patut dilestarikan.

    Oleh karena itu, mengenalkan Bebek Songkem kepada generasi muda dan wisatawan merupakan langkah penting dalam menjaga identitas kuliner lokal Madura tetap hidup di tengah arus modernisasi yang cepat dan kadang menggerus kekayaan tradisi.

    Dengan semua keunikan dan keistimewaannya, Bebek Songkem layak disebut sebagai salah satu ikon kuliner Madura yang mampu bersaing dengan berbagai makanan khas daerah lain di Indonesia. Dalam sepiring Bebek Songkem, tersimpan cerita panjang tentang budaya, sejarah, dan kecintaan masyarakat Madura terhadap warisan nenek moyangnya.

    Setiap proses pengolahan yang dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketelitian menjadi bukti bahwa makanan bukan hanya untuk mengenyangkan perut, tetapi juga dapat menjadi simbol identitas dan penghargaan terhadap nilai-nilai luhur.

    Maka jika suatu hari Anda berkesempatan mengunjungi Madura, jangan lewatkan untuk mencicipi Bebek Songkem—sebuah hidangan sederhana yang sarat makna dan rasa yang sulit dilupakan.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • RI Impor Cabai hingga Bawang Merah, Begini Datanya

    RI Impor Cabai hingga Bawang Merah, Begini Datanya

    Jakarta

    Indonesia melakukan importasi untuk sejumlah komoditas pangan, mulai dari susu, cabai, beras, kedelai, daging sapi, telur hingga bawang merah. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) selama periode Januari-Maret 2025, beberapa komoditas impor mengalami kenaikan.

    Untuk importasi cabai Januari-Maret 2025 sebanyak 13.629 ton, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 9.693 ton. Kenaikannya 155%.

    Adapun negara asal impor cabai terbanyak dari India sebanyak 10.072 ton, China 3.555 ton, Malaysia 3 ton, Jepang 9 kilogram (kg), dan lainnya 306 kg.

    Indonesia juga tercatat impor bawang merah. Sepanjang Januari-Maret 2025 tercatat sebanyak 1.011 ton bawang merah yang diimpor dari India, China dan Thailand. Padahal tahun lalu Indonesia tidak melakukan impor bawang merah.

    Kemudian impor susu juga tercatat mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sepanjang Januari-Maret 2025, impor susu tercatat 79.713 ton, naik dari tahun lalu 78.899 ton.

    Asal negara impor susu terbanyak dari Selandia Baru 50.464 ton, Australia 10.245 ton, Amerika Serikat (AS) 5.295 ton, Malaysia 4.707 ton, Belgia 5.646 ton, dan lainnya 3.353 ton.

    Kemudian impor gandum dan meslin tercatat mencapai 2.666.946 ton, turun dibandingkan tahun lalu 3.614.051 ton. Asal negara impor gandum dan meslin dari Australia, Argentina, Kanada, Brasil, AS, dan lainnya.

    Impor kedelai tahun ini tercatat 652.525 ton, turun dari tahun lalu 678.227 ton. Asal negara impor kedelai, AS, Kanada, Bolivia, Malaysia, Jepang, dan lainnya.

    Jagung juga diimpor dari berbagai negara sebanyak 196.402 ton, naik dibandingkan Januari-Maret 2024 sebanyak 238.320 ton. Asal negara impor jagung, Argentina, AS, Thailand, Brasil, Malaysia, dan lainnya.

    Impor gula tahun ini mencapai 760.477 ton, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu 1,22 juta ton. Kemudian impor bawang putih juga tercatat turun dari 67.222 ton, menjadi 40.738 ton.

    Impor telur unggas juga dilakukan Indonesia, yakni sebanyak 599 ton tahun ini. Lebih banyak dibandingkan tahun lalu 406 ton. Asal negaranya yakni India, Jerman, AS, dan lainnya.

    Sementara impor jenis lembu hanya dari Australia 31.744 ton. Kemudian impor daging jenis lembu tahun ini 31.723 ton, naik dari tahun lalu 11.945 ton. Sumber impor daging jenis lembu dari Australia, Jepang, AS, Selandia Baru, India dan lainnya.

    Beras impor yang masuk tahun ini tercatat jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu. BPS mencatat Indonesia melakukan impor beras sebanyak 112.123 ton pada Januari-Maret 2025.

    Negara asal beras terbanyak dari Vietnam yakni 25.050 ton, kedua Thailand 25.044 ton. Ketiga impor beras dari Myanmar 17.860 ton, Pakistan 17.376 ton, Singapura 233 kilogram (kg), dan lainnya 26.793 ton.

    (ada/kil)

  • BPS Ungkap Bawang Merah-Daging Ayam Kerek Harga Pangan di Wilayah Ini

    BPS Ungkap Bawang Merah-Daging Ayam Kerek Harga Pangan di Wilayah Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada pekan ketiga bulan April 2025 mengalami penurunan. Dari pekan sebelumnya yang mencapai 225 kabupaten/ Kota menjadi 213 Kabupaten/ Kota. Kendati demikian, ia mengingatkan adanya lonjakan harga yang mengkhawatirkan, terutama di wilayah Sumatra dan Jawa.

    Amalia memaparkan, daerah dengan lonjakan harga terbesar masih terkonsentrasi di Sumatra, khususnya Sumatra Barat dan Riau, dengan komoditas yang paling banyak menyumbang kenaikan harga adalah cabai merah, bawang merah, dan daging ayam ras.

    “Di Padang Pariaman misalnya, kenaikan harga didorong cabai merah, bawang merah, dan ayam ras. Sementara di Pelalawan, cabai rawit juga ikut menyumbang,” jelas Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025, Senin (21/4/2025).

    Sementara itu, kenaikan IPH di Pulau Jawa tertinggi terjadi di Kabupaten Purworejo, lagi-lagi karena bawang merah dan cabai merah. Di luar Jawa dan Sumatra, tren serupa juga terjadi, dengan cabai rawit dan bawang merah sebagai pemicu utama.

    “Untuk di Pulau Jawa, kenaikan IPH tertinggi terjadi di Kabupaten Purworejo dan penyumbang andil kenaikan IPH adalah bawang merah dan cabai merah,” katanya.

    Foto: paparan Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rakor Inflasi Tahun 2025, Senin (21/4/2025).(Tangkapan Layar Youtube Kemendagri)
    paparan Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rakor Inflasi Tahun 2025, Senin (21/4/2025).. (Tangkapan Layar Youtube Kemendagri)

    Bukan Sekadar Naik, Tapi Sudah Mahal Sejak Awal

    Di sisi lain, Amalia mengingatkan, jangan hanya fokus pada IPH. Sebab, terkadang ada komoditas yang IPH-nya kecil, tapi sebenarnya harga komoditas tersebut sudah terkerek naik jauh dari sebelumnya.

    “Kita juga perlu selain melihat IPH atau indeks perubahan harga, tetapi juga perlu melihat bagaimana level harga dari komoditas tersebut. Sehingga kadang-kadang ini luput dari monitor kita karena IPH-nya rendah, namun harga yang dibayar oleh konsumen relatif tinggi, karena memang rata-rata level harganya sudah tinggi atau yang kita sebut dengan stabil tinggi,” jelasnya.

    “Bawang merah, ini selain IPH-nya tinggi, dia rata-rata level harganya juga sudah tinggi,” tukas Amalia.

    (dce)

  • bawang merah Rp43.148/kg, cabai rawit merah Rp80.379/kg

    bawang merah Rp43.148/kg, cabai rawit merah Rp80.379/kg

    Cabai rawit merah dijual pedagang di Pasar Rumput, Jakarta, Selasa (15/4/2025). ANTARA/Harianto

    Harga pangan: bawang merah Rp43.148/kg, cabai rawit merah Rp80.379/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 21 April 2025 – 11:29 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah di tingkat konsumen mencapai Rp43.148 per kilogram (kg) dibandingkan hari sebelumnya Rp44.890 per kg, sedangkan cabai rawit merah turun menjadi Rp80.379 per kg dari sebelumnya Rp80.406 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Senin pukul 08.50 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.586 per kg naik tipis dari sebelumnya di harga Rp15.581 per kg. Lalu, beras medium di harga Rp13.675 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp13.696 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.599 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.608 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.966 per kg turun dari sebelumnya Rp6.208 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.554 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp10.712 kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp44.208 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp44.724 per kg. Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp60.365 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp60.856 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp52.007 per kg naik dari hari sebelumnya tercatat Rp51.808 per kg.

    Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp136.094 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp135.658 per kg. Kemudian daging ayam ras Rp34.497 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp34.509 per kg; telur ayam ras di harga Rp28.964 per kg naik dari sebelumnya Rp28.853 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.451 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.535 per kg.

    Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.419 per liter turun dari hari sebelumnya tercatat Rp20.648 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.352 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp17.919 per liter; Minyakita di harga Rp17.510 per liter turun dari sebelumnya di level Rp17.600 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp9.534 per kg atau turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp9.795 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.414 per kg atau turun dari sebelumnya tercatat Rp12.965 per kg.

    Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp42.562 per kg naik tipis dari sebelumnya tercatat Rp41.651 per kg; ikan tongkol di harga Rp34.651 per kg naik dari sebelumnya Rp34.278 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp33.778 per kg turun dari sebelumnya Rp34.337 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.599 per kg turun dari hari harga sebelumnya tercatat Rp11.605 per kg. Sementara itu, daging kerbau beku impor di harga Rp95.000 per kg turun dari sebelumnya Rp107.178 per kg; daging kerbau segar lokal di harga Rp134.000 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.892 per kg.

    Sumber : Antara

  • Sumatra Barat Catat Peningkatan Harga Bawang Merah Tertinggi April 2025

    Sumatra Barat Catat Peningkatan Harga Bawang Merah Tertinggi April 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap bawang merah dan cabai merah perlu menjadi perhatian pemerintah, seiring terjadinya kenaikan indeks perkembangan harga (IPH) terhadap kedua komoditas ini pada minggu ketiga April 2025.

    Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa pada minggu ketiga April 2025, komoditas andil kenaikan IPH meliputi bawang merah dan cabai merah.

    Pada periode ini, terdapat 23 provinsi yang mengalami kenaikan IPH, 14 provinsi yang mengalami penurunan IPH, dan 1 provinsi stabil dibandingkan bulan sebelumnya.

    Perinciannya, Sumatera Barat menjadi provinsi dengan perubahan IPH tertinggi atau mencatatkan perubahan IPH sebesar 4% pada minggu ketiga April 2025.

    Disusul, Riau sebesar 3,55%, Papua Selatan 2,47%, Sumatera Utara 1,91%, Maluku 1,56%, Kepulauan Bangka Belitung 1,48%, Aceh 1,29%, DKI Jakarta 1,09%, dan Jambi 1,08%.

    “Mayoritas di daerah-daerah tersebut karena disumbang oleh komoditas cabai merah, bawang merah, kemudian sebagian juga ada cabai rawit dan juga bawang putih,” kata Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025 di YouTube Kemendagri, Senin (21/4/2025).

    Jika ditelusuri menurut wilayah, BPS mencatat kenaikan IPH tertinggi di Pulau Sumatera terjadi di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat dengan nilai perubahan IPH 7,09%.

    Sementara itu, komoditas penyumbang andil kenaikan IPH terbesar di 10 wilayah di Pulau Sumatera didominasi oleh cabai merah, bawang merah, dan sebagian daging ayam ras.

    Untuk Pulau Jawa, kenaikan IPH tertinggi masih terjadi di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dengan nilai perubahan IPH sebesar 2,6%. Komoditas penyumbang andil kenaikan IPH terbesar di 10 wilayah Pulau Jawa didominasi oleh bawang merah dan cabai merah.

    Lebih lanjut, untuk kenaikan IPH tertinggi di luar Pulau Jawa dan Sumatera terjadi di Kabupaten Mappi, Papua Selatan dengan nilai perubahan IPH sebesar 5,55%.

    Data BPS menunjukkan, komoditas penyumbang andil kenaikan IPH di 10 wilayah di luar Pulau Jawa dan Sumatera adalah cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah.

    Lebih lanjut, jika ditinjau dari jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga antara lain bawang merah, cabai merah, hingga bawang putih.

    Pada minggu ketiga April 2025, Amalia menyampaikan sebanyak 294 kabupaten/kota mengalami kenaikan harga bawang merah, 217 kabupaten/kota mengalami kenaikan harga cabai merah, dan 199 kabupaten/kota mengalami kenaikan harga bawang putih.