Tanaman: Cabai

  • Cabai Rawit hingga Bawang Putih jadi Biang Kerok Deflasi Mei 2025

    Cabai Rawit hingga Bawang Putih jadi Biang Kerok Deflasi Mei 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap cabai rawit, cabai merah, hingga bawang putih menjadi komoditas penyumbang utama deflasi Mei 2025. Sejumlah komoditas itu termasuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

    Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil deflasi terbesar pada Mei 2025 adalah sebesar 0,41% secara bulanan (month to month/MtM).

    Jika dirinci, Pudji menuturkan deflasi cabai merah dan cabai rawit masing-masing adalah sebesar 26,10% (MtM) dan 30,83% (MtM) pada Mei 2025. Kedua komoditas ini menyumbang andil deflasi sebesar 0,12%.

    “Adapun beberapa komoditas yang menyumbang andil deflasi terbesar dari kelompok ini adalah komoditas cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih,” kata Pudji dalam rilis BRS, Senin (2/6/2025).

    Komoditas lain yang juga memberikan andil deflasi adalah bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,09% dan deflasi mencapai 14,91% (MtM). Begitu pula dengan deflasi bawang putih yang mencapai 7,82% (MtM) dengan andil deflasi sebesar 0,04%.

    Dia menjelaskan bahwa pola inflasi atau deflasi yang terjadi di setiap Mei 2021—2025 searah dengan inflasi atau deflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang terlihat pada andil kelompok tersebut di setiap Mei 2021—2025.

    Di sisi lain, BPS juga mengungkap beberapa komoditas seperti tomat, tarif pulsa ponsel, tarif angkutan udara, beras, hingga emas perhiasan memberikan andil inflasi pada Mei 2025.

    “Khusus untuk tarif pulsa ponsel dan tarif angkutan udara, kondisinya kembali ke tarif normal setelah adanya program diskon dari pemerintah dan juga operator penyedia layanan pada periode mudik dan juga pada Nyepi 2025,” terangnya.

    Jika dirinci lebih lanjut, komoditas utama yang menyumbang andil inflasi pada Mei 2025 adalah tomat dengan tingkat inflasi sebesar 12,41% dan andilnya adalah sebesar 0,03%.

    Data BPS juga menunjukkan komoditas beras masih mengalami inflasi dan memberikan andil inflasi pada Mei 2025 sebesar 0,01%. Sementara itu, komoditas dari kelompok lain yang juga menyumbang inflasi adalah emas perhiasan.

    “Komoditas emas perhiasan ini terus mengalami inflasi sejak September 2023,” ungkapnya.

    Pudji mengungkap komoditas emas perhiasan masih mengalami inflasi pada Mei 2025, akan tetapi tingkat inflasi Mei 2025 lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi April 2025. Pada Mei 2025, inflasi emas perhiasan mencapai 0,45% (MtM).

  • Kesejahteraan Petani Naik Tipis Mei 2025, Terpangaruh NTP Harga Cabai – Kelapa Sawit

    Kesejahteraan Petani Naik Tipis Mei 2025, Terpangaruh NTP Harga Cabai – Kelapa Sawit

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) mengalami kenaikan sebesar 0,07% secara bulanan (month-to-month/mtm) menjadi di level 121,15 pada Mei 2025. Adapun pada April 2025 angkanya hanya mencapai 121,06.

    Sekadar informasi, nilai tukar petani (NTP) adalah indikator yang mengukur kemampuan daya beli petani di pedesaan, menunjukkan seberapa baik mereka bisa bertukar produk pertanian dengan barang dan jasa yang dibutuhkan.

    NTP dihitung dengan membandingkan indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib).

    NTP Naik menunjukkan bahwa harga hasil panen petani naik lebih cepat daripada harga barang-barang yang mereka beli. Ini berarti petani memiliki lebih banyak daya beli.

    Adapun mengenai kenaikan NTP April 2025, Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) turun 0,24% mtm, dari 150,19 pada April 2025 menjadi 149,84 pada Mei 2025.

    Sementara itu, indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) turun lebih dalam, yaitu sebesar 0,31% mtm. Angkanya menjadi 123,68 dari bulan sebelumnya di level 124,07.

    “Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani nasional adalah cabai rawit, bawang merah, cabai merah, dan kelapa sawit,” kata Pudji dalam rilis BRS, Senin (2/6/2025).

    Jika dilihat berdasarkan subsektor, Pudji mengungkap subsektor yang mengalami penurunan NTP terdalam adalah subsektor tanaman hortikultura (NTPH). Subsektor ini mengalami penurunan NTP sebesar 8,07% secara bulanan.

    “Hal ini karena It turun 8,36%, lebih dalam dari penurunan Ib yang sebesar 0,31%,” ujarnya.

    Sementara itu, komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan It adalah cabai rawit, bawang merah, cabai merah, dan kentang.

    Data BPS juga menujukkan, nilai tukar nelayan (NTN) mengalami penurunan sebesar 0,06%. Hal ini lantaran It turun 0,27% dan lebih dalam dari penurunan Ib yang sebesar 0,22%.

    “Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan It untuk nilai tukar nelayan adalah tongkol, selar, ketamba, dan juga cakalang,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai Tukar Petani (NTP) Indonesia tercatat sebesar 121,06 poin pada April 2025. Nilainya turun 2,15% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 123,72 poin.

    Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, NTP Indonesia pada April 2025 masih lebih tinggi 3,66%. Tercatat, pada April 2024, NTP Indonesia adalah sebesar 116,79 poin.

    Penurunan NTP pada bulan lalu ini terjadi seiring dengan penurunan indeks harga yang diterima oleh petani (lt) sebesar 1,35% menjadi 150,19 poin dari 152,24 poin. Sementara itu, indeks harga yang dibayar oleh petani (lb) mengalami kenaikan 0,82% menjadi 124,07 poin dari 123,05 poin.

  • Mendes Gandeng Quantum Akhyar Luncurkan Gerakan Indonesia Menanam

    Mendes Gandeng Quantum Akhyar Luncurkan Gerakan Indonesia Menanam

    Serang

    Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto sepakat menjalin kerja sama dengan Yayasan Institut Quantum Akhyar, Serang. Kerja sama itu terkait Gerakan Indonesia Menanam (Gerina).

    Adapun penandatanganan kerja sama (MoU) ini juga dihadiri Wamendes PDT Ahmad Riza Patria di Desa Sindanglaya, Kecamatan Cinangka, Serang, Minggu (1/6/2025). Yandri mengapresiasi Ustadz Adi Hidayat karena telah menjadi pilot project dari Gerina.

    “Kami berharap Kabupaten Serang menunjukkan gregetnya untuk mengembalikan kejayaan Banten yang dimulai dari tempat ini,” kata Yandri dalam sambutannya.

    Mantan Wakil Ketua MPR RI itu juga mengimbau para camat dan kepala desa untuk segera menindaklanjuti program Rencana Desa Negara Emas (Radenmas) 2045 yang diinisiasi Yayasan Institut Quantum Akhyar.

    Desa-desa diminta sesuaikan potensi yang dimiliki untuk menjadi Desa Tematik seperti Desa Cabai, Desa Padi atau Desa Ayam Petelur.

    “Hingga nanti ekosistem ekonomi di desa bisa berjalan, utamanya menyambut adanya Koperasi Desa Merah Putih dan kebutuhan Bahan Baku untuk dukung program Makan Bergizi Gratis,” katanya.

    “Kita membersamai dari bawah, dari level desa hingga jika nantinya desa tertata dengan baik maka secara otomatis tingkatan di atasnya lebih mudah di tata,” kata Ustadz Adi Hidayat.

    Kabupaten Serang menjadi titik awal untuk menata 70.000 lebih desa di Indonesia dengan pertimbangan sejarah, karakteristik dan letak strategisnya yang diyakini bisa menopang kekuatan ekonomi Indonesia.

    “Ini gerakan cepat untuk segera ditindaklanjuti, olehnya saya akan segera mengumpulkan OPD terkait untuk petakan potensi desa masing-masing,” kata Bupati Ratu.

    Hingga nanti Desa Tematik di Kabupaten Serang tidak akan tumpang tindih dan menyesuaikan potensi yang dimiliki oleh desa.

    Adapun penandatanganan kerja sama ini juga dihadiri Dirjen PEID Tabrani, Kepala BPSDM Agustomi Masik, dan Kepala Pusdatin Fajar Tri Suprapto dengan Yayasan Institut Quantum Akhyar.

    Mendes Yandri dan Wamendes Ariza kemudian mendapatkan penjelasan dari Ustadz Adi Hidayat soal Solusi Penanaman Padi Terapung (Si Opung) yang dikembangkan Quantum Akhyar.

    Tak hanya itu, Yandri, Ariza dan Ustadz Adi Hidayat serta Bupati Ratu kemudian melakukan penanaman bibit pohon durian dan mangga sebagai tanda peluncuran Gerina yang dimulai dari Kabupaten Serang.

    (azh/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ekonom Proyeksi Deflasi pada Mei 2025, Akibat Harga Cabai Turun?

    Ekonom Proyeksi Deflasi pada Mei 2025, Akibat Harga Cabai Turun?

    Bisnis.com, JAKARTA — Konsensus ekonom meramalkan akan terjadi deflasi secara bulanan pada Mei 2025. Penurunan harga cabai disinyalir menjadi penyebab deflasi tersebut.

    Berdasarkan proyeksi 14 ekonom yang dihimpun Bloomberg, median atau nilai tengah IHK pada Mei 2025 berada di zona deflasi sebesar 0,14% month to month (MtM). Nilai tersebut menurun dibandingkan realisasi inflasi sebesar 1,17% MoM pada bulan sebelumnya atau April 2025.

    Dilihat secara tahunan atau year on year (YoY), 25 ekonom memproyeksi median IHK pada Mei 2025 berada di zona inflasi sebesar 1,87%. Nilai tersebut melandai dibandingkan realisasi inflasi sebesar 1,95% YoY pada April 2025.

    Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede sendiri memperkirakan terjadi deflasi 0,27% MtM pada Mei 2025 akibat lonjakan musiman selama periode Lebaran.

    “Penurunan harga ini terutama didorong oleh normalisasi harga pangan pasca-Idulfitri, termasuk penurunan harga komoditas volatile [harga bergejolak] seperti cabai merah dan cabai rawit,” ujar Josua dalam keterangannya, dikutip Minggu (1/6/2025).

    Sementara itu, komoditas pangan utama seperti beras dan produk unggas diperkirakan masih mencatatkan inflasi dalam skala moderat.

    Di luar kelompok pangan bergejolak, harga yang diatur pemerintah (administered prices) juga mengalami deflasi meski tidak sedalam kelompok pangan.

    Penyebabnya, sambung Josua, disebabkan oleh turunnya harga BBM non-subsidi akibat pelemahan harga minyak global di April serta penurunan tarif angkutan udara menyusul berakhirnya lonjakan permintaan saat Lebaran.

    Adapun secara tahunan, dia memproyeksikan inflasi melandai menjadi sekitar 1,7% YoY pada Mei 2025. Inflasi inti juga diproyeksikan turun tipis ke 2,43% YoY dari 2,48% YoY, seiring dengan turunnya harga emas domestik dan penguatan nilai tukar rupiah.

    “Jika proyeksi ini terealisasi, maka tren penurunan inflasi tetap konsisten dengan tekanan harga yang rendah di semester I-2025. Secara kumulatif, inflasi sejak awal tahun hingga Mei diperkirakan baru mencapai 1,29% YtD, relatif rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” ujar Josua.

    Senada, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Andry Asmoro sendiri memperkirakan secara bulanan terjadi deflasi 0,18% MtM dan inflasi 1,8% YoY pada Mei 2025.

    “Tekanan deflasi menunjukkan stabilitas berkelanjutan dalam pasokan pangan dan normalisasi permintaan pasca-Lebaran,” ujar Andry dalam keterangannya, dikutip Minggu (1/6/2025).

    Lebih lanjut, dia memperkirakan inflasi inti akan tetap stabil di sekitar 2,5% YoY. Menurutnya, angka tersebut mencerminkan inflasi dasar yang terkendali di tengah permintaan domestik yang moderat.

    Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Mei 2025 pada Senin (2/6/2025) esok.

  • Jelang Peluncuran Insentif Ekonomi Juni, Indonesia Diproyeksi Deflasi pada Mei 2025

    Jelang Peluncuran Insentif Ekonomi Juni, Indonesia Diproyeksi Deflasi pada Mei 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Konsensus ekonom memproyeksikan akan terjadi deflasi secara bulanan pada Mei 2025. Sementara secara tahunan, inflasi diproyeksikan akan melandai.

    Proyeksi ini di tengah rencana pemerintah meluncurkan stimulus untuk menjaga roda ekonomi melalui enam paket kebijakan.  “Semua program stimulus ekonomi tersebut segera diterapkan mulai tanggal 5 Juni 2025,” ujar Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso  dalam keterangan resmi, Selasa (27/5/2025).

    Stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi itu mencakup diskon tiket kereta api, angkutan laut hingga pesawat, diskon tarif tol, diskon tarif listrik, penebalan bantuan sosial dan pemberian bantuan pangan tambahan kartu sembako, bantuan subsidi upah (BSU), serta perpanjangan diskon iuran program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) di BPJS Ketenagakerjaan.

    Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri baru akan mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Mei 2025 pada Senin (2/6/2025) esok.

    14 ekonom yang dihimpun Bloomberg memproyeksikan median atau nilai tengah IHK pada Mei 2025 berada di zona deflasi sebesar 0,14% month to month (MtM). Nilai tersebut menurun dibandingkan realisasi inflasi sebesar 1,17% MoM pada bulan sebelumnya atau April 2025.

    Adapun estimasi tertinggi diberikan oleh ekonom Standard Chartered Bank Aldian Taloputra sebesar 0,16%. Sementara estimasi terendah disampaikan oleh ekonom Maybank Securities Brian Lee Shun Rong sebesar -0,3%

    Dilihat secara tahunan atau year on year (YoY), 25 ekonom memproyeksi median IHK pada Mei 2025 berada di zona inflasi sebesar 1,87%. Nilai tersebut melandai dibandingkan realisasi inflasi sebesar 1,95% YoY pada April 2025.

    Estimasi tertinggi terpantau berada di angka 2,14% yang dikeluarkan oleh ekonom Standard Chartered Bank Aldian Taloputra. Sementara estimasi terendah di angka 1,7% oleh ekonom Maybank Securities Brian Lee Shun Rong dan ekonom Bank Pertama Josua Pardede.

    Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Andry Asmoro sendiri memperkirakan secara bulanan terjadi deflasi 0,18% MtM dan inflasi 1,8% YoY pada Mei 2025.

    “Tekanan deflasi menunjukkan stabilitas berkelanjutan dalam pasokan pangan dan normalisasi permintaan pasca-Lebaran,” ujar Andry dalam keterangannya, dikutip Minggu (1/6/2025).

    Lebih lanjut, dia memperkirakan inflasi inti akan tetap stabil di sekitar 2,5% YoY. Menurutnya, angka tersebut mencerminkan inflasi dasar yang terkendali di tengah permintaan domestik yang moderat.

    Sementara Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede memperkirakan terjadi deflasi 0,27% MtM pada Mei 2025 akibat lonjakan musiman selama periode Lebaran.

    “Penurunan harga ini terutama didorong oleh normalisasi harga pangan pasca-Idulfitri, termasuk penurunan harga komoditas volatile seperti cabai merah dan cabai rawit,” ujar Josua dalam keterangannya.

    Dia menyebut komoditas pangan utama seperti beras dan produk unggas diperkirakan masih mencatatkan inflasi dalam skala moderat. Di luar kelompok pangan bergejolak, harga yang diatur pemerintah (administered prices) juga mengalami deflasi meski tidak sedalam kelompok pangan.

    Penyebabnya, sambung Josua, disebabkan oleh turunnya harga BBM non-subsidi akibat pelemahan harga minyak global di April serta penurunan tarif angkutan udara menyusul berakhirnya lonjakan permintaan saat Lebaran.

    Sedangkan secara tahunan, dia memproyeksikan inflasi melandai menjadi sekitar 1,7% YoY pada Mei 2025. Inflasi inti juga diproyeksikan turun tipis ke 2,43% YoY dari 2,48% YoY, seiring dengan turunnya harga emas domestik dan penguatan nilai tukar rupiah.

    “Jika proyeksi ini terealisasi, maka tren penurunan inflasi tetap konsisten dengan tekanan harga yang rendah di semester I-2025. Secara kumulatif, inflasi sejak awal tahun hingga Mei diperkirakan baru mencapai 1,29% YtD, relatif rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” ujarnya.

  • Batalion, Sapi Presiden Prabowo di Tangsel Dapat Perawatan Khusus Jelang Idul Adha 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Juni 2025

    Batalion, Sapi Presiden Prabowo di Tangsel Dapat Perawatan Khusus Jelang Idul Adha 2025 Megapolitan 1 Juni 2025

    Batalion, Sapi Presiden Prabowo di Tangsel Dapat Perawatan Khusus Jelang Idul Adha 2025
    Editor
     
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, perhatian tertuju pada Batalion,
    sapi kurban Presiden
    RI Prabowo Subianto yang dipelihara di
    Lebak Talas Farm
    , Pondok Cabe Ilir,
    Tangerang Selatan
    .
    Dengan bobot lebih dari satu ton, perawatan sapi ini dilakukan secara ekstra dan penuh perhatian agar tetap sehat hingga hari penyembelihan.
    “Kita-kita kasih benar-benar ekstra. Rawatannya juga luar biasa. Beda,” ujar pemilik peternakan Lebak Talas Farm, saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu (1/6/2025).
    Dari segi pakan, sapi tersebut tidak diberi makanan sembarangan seperti sapi pada umumnya.
    Sapi milik orang nomor satu di Indonesia ini disebut mendapat makanan konstrat yang memiliki kandungan serat kasar rendah dan kaya mmemiliki energi serta protein.
    “Konsentrat. Kita-kita kasih benar-benar ekstra. Rawatannya juga luar biasa. Beda,” tambahnya.
    Edy juga menjelaskan asupan makanan sapi yang tadinya 4 karung ampas tahu per hari kini ditambah menjadi 6 karung.
    Begitu juga dengan pakan sentrat, yang jumlahnya diperbesar agar kondisi sapi tetap prima.
    Untuk menjaga kesehatan, peternak melakukan pengecekan dokter secara rutin, biasanya dua minggu sekali untuk semua sapi di peternakan tersebut.
    “Alhamdulillah baik komunikasi dengan peliharaan,” kata Edy.
    Untuk diketahui, Menjelang Idul Adha yang jatuh pada Jumat (6/6/2025), Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan, melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah peternakan dan lapak penjualan hewan kurban.
    Salah satu fokus inspeksinya adalah sapi milik
    Presiden Prabowo
    Subianto yang berbobot 1.045 kilogram.
    “Hari ini kami bersama dokter hewan mengecek kondisi hewan kurban yang ada di sini. Kebetulan di lokasi ini ada satu ekor sapi seberat 1.045 kilogram milik Bapak Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto,” ujar Pilar saat sidak pada Rabu (28/5/2025).
    Pilar memastikan, berdasarkan pemeriksaan dokter hewan, sapi dalam kondisi sehat dan memenuhi syarat untuk dijadikan hewan kurban, baik dari segi usia maupun fisik.
    Pemeriksaan lanjutan juga akan dilakukan pasca penyembelihan untuk memastikan kualitas daging yang akan didistribusikan ke masyarakat.
    “Alhamdulillah, menurut dokter hewan, semuanya sehat dan sangat layak untuk dikurbankan. Semoga menjadi amal jariyah untuk Bapak Presiden Prabowo. Kami, atas nama masyarakat dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, mengucapkan terima kasih,” kata Pilar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pampis, Sajian Nasi Bersantan Khas Manado yang Kaya Rasa

    Pampis, Sajian Nasi Bersantan Khas Manado yang Kaya Rasa

    Momen-momen kecil ini memperlihatkan bahwa Pampis tidak hanya menjadi santapan, tetapi juga bagian dari ritus sosial dan ikatan kekeluargaan. Apalagi dalam acara-acara khusus seperti syukuran, pesta keluarga, atau kenduri, hidangan Pampis kerap menjadi andalan utama yang disusun rapi dalam rantang atau dihidangkan dalam piring-piring besar, sebagai tanda penghormatan kepada tamu dan bentuk rasa syukur atas berkah kehidupan.

    Pampis juga menunjukkan betapa masyarakat Manado sangat menghargai bahan-bahan lokal dan kemampuan mengolahnya dengan cermat. Ikan cakalang, misalnya, adalah hasil laut yang melimpah di perairan Sulawesi dan menjadi simbol kekuatan kuliner daerah ini.

    Dalam versi Pampis ikan, daging ikan cakalang direbus atau diasap terlebih dahulu, kemudian disuwir-suwir dan ditumis bersama bumbu rempah khas seperti bawang merah, bawang putih, cabai rawit, kemangi, dan sedikit perasan jeruk nipis atau lemon cui yang memberi kesegaran.

    Proses ini menciptakan lauk yang tidak hanya kaya rasa, tapi juga tahan lama, sangat cocok untuk masyarakat pesisir yang terbiasa menyimpan makanan untuk beberapa hari. Sementara itu, nasi bersantan yang menjadi dasar hidangan menunjukkan pengaruh kuat dari kuliner Nusantara yang gemar mengolah kelapa sebagai sumber rasa dan tekstur.

    Perpaduan keduanya menjadikan Pampis bukan sekadar makanan fungsional, tapi juga cermin dari keterampilan dan filosofi hidup masyarakatnya. Sayangnya, seperti banyak kuliner tradisional lainnya, Pampis mulai menghadapi tantangan di era modern.

    Gaya hidup yang serba cepat, masuknya makanan instan dan internasional, serta minimnya dokumentasi membuat banyak anak muda kurang akrab dengan cara pembuatan hidangan seperti Pampis. Padahal, makanan ini menyimpan potensi luar biasa untuk dikenalkan lebih luas sebagai bagian dari kekayaan kuliner nasional.

    Dengan sentuhan inovasi dan pendekatan modern dalam penyajiannya, Pampis bisa menjadi sajian menarik di restoran tematik, kafe, atau produk UMKM yang menjangkau pasar global. Tentu, pelestarian rasa dan nilai tradisionalnya tetap menjadi hal utama, agar keaslian hidangan ini tidak luntur oleh modernisasi yang berlebihan.

    Upaya seperti festival kuliner, dokumentasi resep leluhur, serta pelatihan bagi generasi muda tentang cara memasak tradisional bisa menjadi langkah nyata untuk menjaga agar Pampis tetap hidup dan dikenal lintas zaman.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Kirab Tumpeng Raksasa Warnai Hari Lahir Pancasila di Ponorogo

    Kirab Tumpeng Raksasa Warnai Hari Lahir Pancasila di Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Suasana dan perayaan berbeda terasa di pusat kota Ponorogo, dalam perayaan Hari Lahir Pancasila.

    Kegiatan perayaan itu dimulai pada Sabtu (30/5/2025) kemarin di sepanjang Jalan Urip Sumoharjo Kelurahan Mangkujayan Ponorogo.

    Ribuan warga pun tumpah ruah di jalan tersebut. Mereka bukan sekadar menonton kirab peringatan hari lahir Pancasila, tapi juga ikut berebut hasil bumi dari tumpeng raksasa yang diarak keliling tersebut.

    Ya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo mengemas peringatan Hari Lahir Pancasila dengan cara unik. Tak lagi sekadar upacara seremonial. Kali ini, tumpeng besar berisi aneka hasil tani diarak dan diperebutkan warga dalam suasana penuh kegembiraan.

    Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengungkapkan bahwa kegiatan ini tidak sekadar meriahkan Hari Lahir Pancasila. Kirab tumpeng juga menjadi wadah menumbuhkan kebanggaan terhadap hasil tani lokal dan bentuk kearifan budaya masyarakat.

    “Ini bentuk gotong royong yang nyata. Kita rayakan Pancasila dengan cara rakyat, sederhana tapi bermakna. Dan ini akan jadi agenda tahunan,” kata Bupati Sugiri, ditulis Minggu (1/6/2025).

    Kirab tumpeng diikuti oleh perwakilan dari 21 kecamatan se-Kabupaten Ponorogo. Setiap rombongan membawa hasil bumi dari wilayah masing-masing. Tak sedikit peserta yang berdandan ala petani atau mengenakan busana adat, memperkuat nuansa kultural dalam peringatan tersebut.

    Tumpeng hasil bumi berukuran besar kemudian diletakkan di tengah jalan. Ribuan pasang mata sudah menunggu saat aba-aba dimulai. Dalam hitungan detik, sayuran seperti jagung, terong, cabai, dan singkong langsung ludes diserbu warga. Tak sedikit yang rela berdesakan demi seikat sawi atau labu.

    “Rebutan sayur ini tradisi yang dipercaya membawa berkah. Saya sampai ikut lari-larian dan rebutan beserta warga lainnya,” kata Sony Dwi, salah satu warga yang ikut rebutan tumpeng raksasa.

    Usai kirab tumpeng, semarak Hari Lahir Pancasila berlanjut pada malam harinya. Jalan Urip Sumoharjo kembali disulap menjadi arena budaya. Pemerintah memberlakukan car free night (CFN) untuk menyambut gelaran yang dinamai Pancasila Night.

    Acara malam itu diisi pertunjukan seni, pameran budaya, dan stan UMKM dari berbagai desa. Warga dan wisatawan lokal memadati lokasi, menikmati hiburan sambil mencicipi produk kuliner khas Ponorogo.

    Peringatan Hari Lahir Pancasila di Ponorogo tahun ini bukan hanya simbolik, tetapi menjadi ruang pertemuan budaya, ekonomi, dan kebersamaan warga. Sebuah pesta rakyat yang tidak melupakan nilai-nilai dasar, yakni gotong royong, persatuan, dan cinta tanah air. (end/ted)

  • Harga Pangan Hari Ini 1 Juni: Harga Cabai Turun, Daging Sapi Naik

    Harga Pangan Hari Ini 1 Juni: Harga Cabai Turun, Daging Sapi Naik

    Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah harga pangan bervariasi pada hari ini, Minggu (1/6/2025). Di mana, harga cabai hingga bawang kompak turun, sedangkan harga daging sapi justru naik.

    Mengutip laman Badan Pangan Nasional pada pukul 08.40 WIB, harga bawang parkir di angka Rp36.785 per kilogram (Kg). Posisinya turun 3,97% dibandingkan dengan harga pangan pada hari sebelumnya (31/5/2025).

    Diikuti harga bawang putih bonggol sebesar Rp40.351 per kg, atau turun 1,29% dibandingkan dengan harga sebelumnya.

    Kemudian, harga cabai merah keriting juga turun 2,23% menjadi Rp43.303 per kg, cabai merah besar turun 1,52% menjadi Rp41.350 per kg, serta cabai rawit merah turun 1,64% menjadi Rp45.672 per kg.

    Komoditas pangan pokok seperti beras premium turun tipis 0,17% menjadi Rp15.644 per kg dan harga beras medium turun 1,04% menjadi Rp13.774 per kg. Sedangkan, harga beras SPHP justru naik 3% menjadi Rp12.621 per kg.

    Daging sapi murni juga menjadi salah satu komoditas yang berada dalam tren naik harga. Posisinya meningkat 0,48% menjadi Rp136.281 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) justru turun 1,65% menjadi Rp105.090 per kg dan harga daging kerbau segar (lokal) turun 2,91% menjadi Rp136.667 per kg.

    Selanjutnya, daging ayam ras turun 0,69% menjadi Rp34.682 per kg diikuti telur ayam ras yang juga turun 1,33% menjadi Rp28.757 per kg.

    Adapun, harga ikan tongkol turun 2,59% menjadi Rp32.769 per kg, ikan bandeng turun 4,32% menjadi Rp32.824 per kg, dan ikan kembung naik 0,86% menjadi Rp41.194 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan turun 3,12% menjadi Rp20.263 per liter, minyak goreng curah turun 2,31% menjadi Rp17.318 per liter dan Minyakita turun 1,33% menjadi Rp17.381 per liter. 

    Gula konsumsi turun turun 0,48% menjadi Rp18.466 per kg, berbanding terbalik dengan harga garam konsumsi yang naik 2,01% menjadi Rp11.813 per kg. 

    Tepung terigu (curah) turun 1,93% menjadi Rp9.670 per kg dan tepung terigu kemasan turun 1,71% menjadi Rp12.843 per kg.

    Terakhir, komoditas jagung peternak turun cukup signifikan 5,17% menjadi Rp5.995 per kg. Serta harga kedelai biji kering (impor) turun 0,65% menjadi Rp10.790 per kg.

  • Peringati Hari Lahir Pancasila, Pemkab Ponorogo Kirab 21 Tumpeng Hasil Bumi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        31 Mei 2025

    Peringati Hari Lahir Pancasila, Pemkab Ponorogo Kirab 21 Tumpeng Hasil Bumi Surabaya 31 Mei 2025

    Peringati Hari Lahir Pancasila, Pemkab Ponorogo Kirab 21 Tumpeng Hasil Bumi
    Tim Redaksi
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kabupaten
    Ponorogo
    , Jawa Timur menggelar
    kirap 21 tumpeng raksasa
    hasil bumi dalam rangka memeringati hari lahirnya Pancasila, Sabtu sore (31/5/2025).
    Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan, gunungan hasil bumi merupakan gunungan raksasa yang terbuat dari palawija, aneka sayur mayur, serta hasil pertanian lainnya.
    “Kenapa hasil bumi? Karena kita ingin punya semangat bahwa Ponorogo biar subur dan makmur.”
    “Kenapa hasil bumi? Karena kita ingin membumikan Pancasila ke tanah kelahirannya.”
    “Diambil dari roh Indonesia, maka Pancasila nomor 1, itu harus kita jadikan alat untuk pemersatu Bangsa,” ujar dia di sela-sela kegiatan kirab.
    Sugiri Sancoko menambahkan, kegiatan kirap gunungan hasil bumi bertajuk
    Harmoni 21 Kecamatan
    dalam Semangat Pancasila ini baru pertama kali dilaksanakan.
    Dia berharap tidak menutup kemungkinan ke depan akan dijadikan c
    alendar of event
    (CoE) dalam rangka memeringati
    Hari Lahir Pancasila
    1 Juni.
    “Setiap 1 Juni kita adakan
    Pancasila Night
    atau
    Sukarno Car Free Night
    ,” imbuh dia.
    Kirab melalui jalan Pasar Lanang di Jalan Urip Sumoharjo hingga zona lima atau timur perempatan Tambakbayan, Ponorogo.
    Berbagai hasil bumi dari 21 kecamatan se-Ponorogo menjadi rebutan masyarakat yang memadati Jalan Urip Sumoharjo, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.
    Wahyudi, salah satu warga yang berhasil berebut hasil pertanian dan perkebunan seperti cabai, kacang panjang, jagung, dan hasil pertanian lainnya, mengaku senang.
    “Ini namanya
    ngalap
    berkah. Senang dengan kegiatan seperti ini karena selain pertama kali dilakukan, kita senang ada kegiatan yang mengajak masyarakat memeringati lahirnya dasar Negara dan ideologi Bangsa Indonesia,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.