Tanaman: Cabai

  • Jelang Iduladha, Pemkot Kediri Sidak Harga Pangan ke Pasar Tradisional

    Jelang Iduladha, Pemkot Kediri Sidak Harga Pangan ke Pasar Tradisional

    Kediri (beritajatim.com) – Menyambut Hari Raya Iduladha 1446 H, Pemerintah Kota Kediri melalui tim gabungan menggelar inspeksi mendadak (sidak) harga pangan ke sejumlah titik, termasuk Pasar Tradisional Setono Betek dan gudang distributor, Selasa (3/6/2025). Sidak ini bertujuan memantau kestabilan harga dan memastikan pasokan bahan pokok tetap aman menjelang hari besar keagamaan.

    Tim gabungan tersebut terdiri dari Bagian Administrasi Perekonomian, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Diskominfo, dan Perumda Pasar Joyoboyo.

    “Jadi ada beberapa komoditas yang biasanya dibutuhkan saat hari raya qurban dan ini tadi dua komoditas utama yang harganya mengalami kenaikan, yaitu cabai dan bawang merah,” kata Tetuko Erwin Sukarno, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Kota Kediri.

    Ia menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit merupakan hal wajar menjelang Iduladha karena lonjakan kebutuhan masyarakat. Selain momentum kurban, banyaknya hajatan juga ikut mendorong tingginya permintaan.

    Harga cabai rawit tercatat Rp43.000 per kilogram, naik signifikan dari sebelumnya. Cabai merah besar naik menjadi Rp38.000, sedangkan cabai keriting dijual Rp34.000 per kilogram. Adapun harga bawang merah kini berada di angka Rp36.000, sedikit turun dari harga sebelumnya Rp38.000.

    Untuk harga komoditas lainnya, seperti beras premium Rp14.875, telur ayam ras Rp26.600, dan daging ayam ras Rp31.000, masih tergolong stabil. Begitu pula dengan pasokan beras, yang dipastikan aman oleh tim setelah melakukan sidak di Gudang Blabak.

    “Setelah lebaran haji nanti, kami tetap lakukan pengawasan untuk mengontrol fluktuasi harga bahan pokok,” ujar Erwin. Ia juga mengimbau pedagang pasar untuk tetap membuka kiosnya setelah Sholat Ied agar distribusi pangan tetap terjaga.

    Sujono, pedagang sayuran di Pasar Setono Betek, membenarkan adanya lonjakan harga cabai. “Cabai kecil sekarang Rp44.000, sebelumnya Rp32.000. Cabai merah besar dulu Rp28.000 sekarang Rp38.000. Alhamdulillah stok masih lancar dan mencukupi,” katanya.

    Pemerintah mengimbau masyarakat tidak panik menyikapi kenaikan ini karena bersifat musiman dan masih dalam batas wajar. Erwin menegaskan, tim akan terus mengawasi agar harga kembali stabil pasca-Iduladha. [nm/beq]

  • 17 Bau yang Tidak Disukai Kucing, Ampuh Usir Tanpa Melukai

    17 Bau yang Tidak Disukai Kucing, Ampuh Usir Tanpa Melukai

    Jakarta

    Kucing memang menggemaskan, tapi tak semua orang senang dengan kehadirannya. Terutama jika mereka tiba-tiba muncul di halaman rumah, naik ke mobil, atau bahkan buang air sembarangan. Alih-alih menggunakan cara kasar, ada metode aman dan efektif untuk mengusir kucing: bau menyengat.

    Secara ilmiah, kucing memiliki indera penciuman yang sangat sensitif, jauh lebih kuat dari manusia. Beberapa aroma tertentu bisa sangat mengganggu bagi mereka. Tak heran, banyak yang memanfaatkan bau-bauan tertentu untuk membuat kucing enggan mendekat-tanpa harus menyakiti.

    Dikutip dari buku Ada Apa Dengan Kucing? karya Ismawati Soerianegara & Dewi Rahmawati, serta sumber lain, berikut ini 17 bau yang paling dibenci kucing:

    Cuka

    Bau asam dari cuka sangat menyengat bagi kucing. Meski tidak berbahaya, cuka bisa jadi senjata ampuh untuk membuat mereka menjauh dari area tertentu.

    Kopi

    Aroma kopi bisa membuat kucing kabur, tapi hati-hati-kafein bersifat toksik bagi mereka jika tertelan.

    Citrus (Jeruk-jerukan)

    Jeruk nipis, lemon, hingga kulit jeruk punya aroma yang sangat tidak disukai kucing. Kandungan asam sitratnya bisa menyebabkan iritasi hingga keracunan jika dikonsumsi.

    Lavender

    Wangi lavender bikin manusia rileks, tapi bagi kucing justru sebaliknya. Kandungan linalool bisa memicu muntah hingga kesulitan bernapas.

    Minyak Kayu Putih

    Minyak kayu putih mengandung eucalyptus oil yang tajam. Hidung kucing sangat sensitif terhadap aroma ini.

    Rosemary

    Tanaman herbal ini aman, tapi aromanya bikin kucing enggan berlama-lama. Bisa jadi pengusir alami tanpa efek samping.

    Mint dan Thyme

    Dua tanaman herbal ini punya aroma kuat yang membuat kucing menjauh. Cocok diletakkan di halaman atau dekat pintu masuk.

    Cabai dan Paprika

    Bau pedas dari cabai dan paprika mengandung capsaicin yang mengiritasi hidung kucing. Hindari penggunaannya secara langsung karena bisa berbahaya jika tertelan.

    Lada Hitam

    Rempah ini bisa bikin kucing bersin-bersin. Aroma kuatnya membuat mereka tidak betah berada di sekitarnya.

    Mentega Kacang

    Meskipun disukai anjing, mentega kacang justru mengganggu penciuman kucing. Terutama yang mengandung pemanis buatan atau garam tinggi.

    Bawang Merah & Putih

    Kedua jenis bawang ini memiliki bau menyengat yang langsung terdeteksi oleh kucing. Selain mengganggu, senyawa di dalamnya bisa memicu anemia jika tertelan.

    Daun Salam

    Aroma daun salam terasa tajam di hidung kucing, berkat kandungan eugenol dan sineol. Efektif untuk menjauhkan mereka dari dapur atau rak makanan.

    Pisang

    Banyak kucing tidak tahan dengan aroma pisang yang matang. Senyawa kimia di dalamnya, seperti etil asetat, bisa mengusik kenyamanan penciuman mereka.

    Rokok

    Asap rokok jelas mengganggu, bukan cuma bagi manusia tapi juga kucing. Mereka akan menjauh karena terganggu, sekaligus untuk menghindari risiko kanker akibat paparan asap.

    Pewangi Ruangan

    Pewangi yang harum bagi manusia bisa terasa menyiksa bagi kucing. Aroma artifisial yang kuat bisa mengganggu bahkan membuat mereka stres.

    Minyak Pinus

    Mirip aroma hutan atau getah kayu, minyak pinus cukup menyengat dan tidak bersahabat di hidung kucing.

    Bau Gosong

    Aroma makanan terbakar atau lilin menyala bisa membuat kucing cemas. Mereka akan memilih kabur karena merasa tidak aman.

    (afr/afr)

  • Jelajah Daulat Pangan 2025: Mendorong Petani Milenial Tanam Cabai di Pekarangan Rumah

    Jelajah Daulat Pangan 2025: Mendorong Petani Milenial Tanam Cabai di Pekarangan Rumah

    Bisnis.com, KARAWANG — Dinas Pertanian Ketahanan Pangan (DPKP) Karawang mendorong petani milenial memanfaatkan lahan di pekarangan rumah untuk ditanami cabai. Hasil panen diklaim dapat memenuhi kebutuhan hidup pribadi.

    Ketua Tim Hortikultura DPKP Karawang Asep Saprudin menuturkan, pihaknya berkolaborasi dengan salah satu petani milenial yang sukses, yakni Rifki Habibi.

    Rifki Habibi merupakan seorang petani milenial asal Karawang yang sukses dalam pengembangan pertanian, khususnya cabai rawit. Dia adalah Ketua Pemuda Tani Indonesia DPC Kabupaten Karawang dan dikenal sebagai Young Ambassador Agriculture 2024 serta mewakili Karawang dalam berbagai ajang nasional.

    “Untuk petani-petani milenial, kami memang mengajak untuk penanaman di hortikultura. Memanfaatkan pekarangan,” kata Asep kepada Bisnis di kantornya, Senin (2/5/2025).

    Mengacu Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045, definisi dari petani milenial merupakan petani berusia 19 tahun-39 tahun, dan/atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital.

    Berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani berusia 19 tahun hingga 39 tahun yang memanfaatkan teknologi mencapai 9.190 orang per 2023.

    Selain di pekarangan, Asep mengatakan pihaknya juga mengajak para petani milenial yang memiliki kebun luas untuk ditanami hortikultura, khususnya cabai. Maklum, cabai juga merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi.

    Asep juga mengatakan, hasil panen dari para petani milenial itu cukup memuaskan. Setidaknya, kata dia, uang hasil tani itu bisa memenuhi kebutuhan pribadi.

    “Alhamdulillah kalau untuk petani milenial, untuk kebutuhan pribadi mungkin bisa, ya. Bisa-bisa untuk memungkinkan kebutuhannya. Dan intinya, bisa memanfaatkan pekarangannya. Pekarangan yang melahan tidur, kemudian kebun-kebunnya bisa dimanfaatkan,” tutur Asep.

    Seperti diketahui, Hasil Sensus Pertanian 2023 menunjukkan jumlah petani milenial yang berusia di rentang 19–39 tahun mencapai 6,18 juta orang pada 2023. Proporsinya sekitar 21,93% dari total petani di Indonesia yang sebanyak 28,19 juta orang.

    Namun, petani milenial yang menggunakan teknologi digital lebih sedikit dibandingkan yang tidak menggunakan. Perinciannya, petani milenial yang menggunakan teknologi digital sebanyak 2,6 juta orang. Sedangkan petani milenial yang tidak menggunakan teknologi digital adalah sebanyak 3,57 juta orang.

    Kementerian Pertanian (Kementan) pun berjanji mengakomodir para petani usia muda tersebut. Kementan menyatakan anak muda yang masuk sebagai petani milenial bisa mengantongi cuan hingga Rp10 juta per bulan.

    Salah satu jurus ini disebut mampu menarik minat anak muda menjadi petani milenial, sekaligus meningkatkan ketahanan pangan. Namun yang perlu diingat, pendapatan Rp10 juta per bulan itu merupakan proyeksi hasil panen dan bukan gaji tetap dari pemerintah. Adapun, petani milenial ditargetkan hingga 50.000 pendaftar.

  • Jelang Idul Adha, Harga Bumbu Dapur di Samarinda Masih Stabil
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Juni 2025

    Jelang Idul Adha, Harga Bumbu Dapur di Samarinda Masih Stabil Regional 2 Juni 2025

    Jelang Idul Adha, Harga Bumbu Dapur di Samarinda Masih Stabil
    Tim Redaksi
    SAMARINDA, KOMPAS.com –
    Tinggal 4 hari lagi menuju perayaan Hari Raya
    Idul Adha
    1446 Hijriah, pantauan harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional
    Samarinda
    menunjukkan stabilitas yang cukup mengejutkan.
    Meski volume pembeli meningkat, khususnya untuk
    bumbu dapur
    , harga beberapa komoditas strategis seperti bawang dan cabai masih relatif terkendali. Para pedagang memprediksi kenaikan harga baru akan terjadi mendekati H-1 atau H-2 Lebaran.
    Yeni, salah seorang pedagang sayuran di Pasar Segiri Samarinda, mengungkapkan bahwa beberapa harga bahan pokok pada Senin (2/6/2025) cenderung stabil.
    Bawang putih dibanderol Rp 38.000 per kilogram dan bawang merah Rp 40.000 per kilogram. Komoditas lain seperti tomat Rp 15.000 per kilogram, wortel Rp 18.000 per kilogram, kentang Rp 18.000 per kilogram, jeruk nipis Rp 17.000 per kilogram, dan kol Rp 13.000 per kilogram.
    “Dekat-dekat Idul Adha ini memang sudah terasa banyak pembeli. Yang paling banyak dicari itu bumbu-bumbu, seperti bawang, lalu jeruk nipis dan daun bawang,” ujar Yeni saat ditemui di lapaknya.
    Yeni menambahkan, lancarnya pasokan dari luar daerah, termasuk melalui jalur kapal, menjadi salah satu faktor penahan harga agar tidak melambung terlalu tinggi.
    “Biasanya sudah naik, tapi ini masih aman. Mungkin satu atau dua hari sebelum Lebaran baru ada kenaikan harga,” prediksinya.
    Senada dengan Yeni, Sari, pedagang cabai di lokasi yang sama, juga melaporkan
    harga cabai
    masih dalam batas wajar.
    Harga cabai
    rawit saat ini Rp 30.000 per kilogram, cabai acar Rp 50.000 per kilogram, cabai merah besar Rp 60.000 per kilogram, cabai hijau besar Rp 35.000 per kilogram, dan cabai keriting merah Rp 60.000 per kilogram.
    “Pembelian lancar sekali, tapi harga masih aman. Stok juga banyak, kami dapat pasokan dari Sulawesi dan Surabaya,” kata Sari.
    Sari mengakui bahwa peningkatan permintaan menjelang hari besar keagamaan memang biasa terjadi.
    Namun, berkat pasokan yang memadai, lonjakan harga signifikan bisa dihindari untuk sementara waktu. Ia juga memperkirakan, jika ada kenaikan, tidak akan terlalu drastis dan hanya akan terjadi menjelang puncak perayaan Idul Adha.
    Situasi ini memberikan sedikit kelegaan bagi masyarakat Samarinda yang mulai berbelanja untuk kebutuhan Idul Adha.
    Pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan terus memantau pergerakan harga dan pasokan guna memastikan stabilitas harga hingga hari H Idul Adha tiba.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sate Lalat, Kuliner Khas Probolinggo dengan Cita Rasa Unik

    Sate Lalat, Kuliner Khas Probolinggo dengan Cita Rasa Unik

    Setelah proses pemanggangan, sate ini umumnya disajikan dengan lontong atau ketupat, dilengkapi taburan bawang merah goreng dan irisan cabai rawit. Karakteristik utama sate lalat terletak pada ukuran daging yang kecil namun padat, menghasilkan tekstur yang renyah di luar namun tetap lembut di dalam.

    Bumbu kacang yang kental dan meresap sempurna menjadi daya tarik utama kuliner ini. Penyajiannya yang praktis menjadikannya cocok untuk berbagai kesempatan.

    Sate Lalat di Probolinggo mudah ditemui di berbagai lokasi strategis, terutama di sekitar objek wisata dan pusat keramaian. Harga jualnya berkisar antara Rp15.000 hingga Rp20.000 per porsi, tergantung jenis daging yang digunakan.

    Pada musim liburan dan hari raya, permintaan terhadap kuliner ini bisa meningkat hingga tiga kali lipat dari hari biasa. Beberapa warung makan legendaris di Probolinggo bahkan mampu menjual lebih dari 5.000 tusuk sate lalat per hari selama musim puncak wisata.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Jakarta alami deflasi 0,24 persen pada Mei 2025

    Jakarta alami deflasi 0,24 persen pada Mei 2025

    Yang memberikan andil deflasi, yang tertinggi adalah bawang merah yakni 0,09 persen

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI mencatat Jakarta mengalami deflasi bulanan pada Mei 2025 sebesar 0,24 persen dengan komoditas yang memberikan andil tertinggi, yakni bawang merah.

    “Pada Mei 2025, inflasi di Jakarta tercatat deflasi sebesar 0,24 persen. Yang memberikan andil deflasi, yang tertinggi adalah bawang merah yakni 0,09 persen,” ujar Kepala BPS DKI Jakarta Nurul Hasanudin di Jakarta, Senin.

    Selain bawang merah, komoditas lainnya yang juga memberikan andil deflasi, yakni cabai rawit (0,07 persen), cabai merah (0,07 persen), bawang putih (0,03 persen), dan tarif angkutan udara (0,02 persen).

    Sementara itu, berdasarkan kelompok pengeluaran yang menjadi dasar penghitungan angka inflasi, sumbangan dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil deflasi yang cukup dalam yaitu sebesar 0,27 persen, diikuti transportasi dengan andil 0,05 persen.

    “Di nasional juga deflasi, meskipun lebih dalam yakni 0,37 persen. Dinamika harga emas termasuk juga tarif pulsa, juga beberapa komoditas produk makanan yang memberikan andil deflasi,” ujar Hasanudin.

    Adapun secara tahunan, DKI Jakarta pada Mei 2025 tercatat mengalami inflasi sebesar 2,07 persen.

    “Inflasi tahunan tercatat 2,07 persen. Ini menjadi early warning, target pemerintah di 2,50 plus minus satu persen. Dengan angka 2,07 persen berada di range yang aman di dalam pengendalian inflasi kita,” kata Hasanudin.

    Dia menambahkan semua kelompok komoditas mengalami inflasi pada Mei 2025 secara tahunan, kecuali kelompok transportasi serta informasi, komunikasi serta jasa keuangan.

    “Masing-masing memiliki andil deflasi sebesar 0,09 persen dan 0,01 persen, dengan komoditas utama penyumbang deflasi adalah bensin, angkutan udara dan tarif kereta api,” ujarnya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cabai Merah hingga Daging Ayam Penyumbang Deflasi RI di Mei 2025 – Page 3

    Cabai Merah hingga Daging Ayam Penyumbang Deflasi RI di Mei 2025 – Page 3

    Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi tahunan ini utamanya didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 9,24 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,59 persen.

    “Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah emas perhiasan,” ucapnya.

    Komoditas lain diluar kelompok tadi yang juga memberikan andil inflasi cukup dominan adalah tarif air minum PAM, kopi bubuk, minyak goreng, beras, dan sigaret krekek mesin (SKM).

    Komoditas Sumbang Deflasi

    Pudji mencatat masih ada kelompok pengeluaran yang mencatatkan deflasi secara tahunan. Yakni, kelompok pengeluaran informasi, komunikasi dan jasa keuangan.

    “Sementara itu untuk kelompok pengeluaran yang masih mengalami deflasi secara tahunan dan memberikan andil deflasi terdalam pada Mei 2025 ini adalah kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen,” tuturnya.

    “Dan deflasi tersebut didorong oleh deflasi telepon selular,” imbuhnya.

     

  • Mengenal LaMala, Destinasi Kuliner Malatang Halal di Bintaro

    Mengenal LaMala, Destinasi Kuliner Malatang Halal di Bintaro

    Liputan6.com, Bandung – Popularitas kuliner khas Tiongkok telah mendunia dan bisa ditemukan dengan mudah termasuk di Indonesia. Adapun terdapat salah satu hidangan yang belakangan ini menarik perhatian masyarakat yaitu sajian Mala.

    Sebagai informasi, mala merupakan hidangan khas dari Tiongkok tepatnya berasal dari daerah Sichuan. Kata “mala” sendiri merupakan gabungan dari dua karakter Mandarin yaitu “ma” yang berarti mati rasa dan “la” yang berarti pedas.

    Hidangan ini dikenal luas karena cita rasanya yang khas serta kombinasi antara rasa pedas yang membakar lidah dan sensasi kebas dari lada Sichuan. Mala umumnya hadir dalam bentuk sup panas, tumisan, atau hot pot yang kaya rempah.

    Ciri khas utama dari mala adalah penggunaan lada Sichuan yang menimbulkan sensasi mati rasa di lidah dan cabai kering yang menghasilkan kepedasan tinggi. Selain itu, minyak cabai dan berbagai jenis rempah-rempah turut memperkuat cita rasa hidangan ini.

    Karena karakteristik rasanya yang unik dan kuat mala menjadi pilihan menarik bagi pecinta makanan pedas ekstrem. Di Indonesia, tren menikmati hidangan mala mulai merebak dalam beberapa tahun terakhir.

    Banyak restoran yang menawarkan menu seperti “mala xiang guo” (tumis mala) dan “malatang” yang bisa dipilih isian daging, seafood, hingga sayuran sesuai selera. Hidangan ini sangat populer di kalangan anak muda terutama karena rasanya.

    Sementara itu, di Bintaro sendiri terdapat destinasi menikmati mala yang bisa dicoba banyak orang karena telah memiliki sertifikasi halal. Tempat tersebut dikenal dengan nama LaMala Bintaro.

  • Harga cabai rawit Rp55.837/kg, bawang merah Rp37.333/kg

    Harga cabai rawit Rp55.837/kg, bawang merah Rp37.333/kg

    Sejumlah komoditas cabai rawit merah dan cabai merah keriting yang dijual pedagang di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (15/3/2025). ANTARA/Harianto

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp55.837/kg, bawang merah Rp37.333/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 02 Juni 2025 – 10:13 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen mencapai Rp55.837 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp46.378 per kg, sedangkan bawang merah Rp37.333 per kg turun dari sebelumnya Rp38.131 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Senin pukul 08.00 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.398 per kg naik tipis dari sebelumnya di harga Rp15.656 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.248 per kg naik tipis dari hari sebelumnya Rp13.852 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp13.000 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp12.592 per kg. Komoditas jagung tk peternak tercatat Rp5.456 per kg turun dari sebelumnya Rp6.236 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp11.222 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp10.827 kg.

    Berikutnya, bawang putih bonggol di harga Rp42.019 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp40.564 per kg. Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp53.000 per kg naik tipis dari sebelumnya tercatat Rp44.236 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp50.971 per kg naik dari hari sebelumnya tercatat Rp42.349 per kg.

    Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp135.128 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp135.674 per kg, daging ayam ras Rp37.418 per kg naik dari sebelumnya Rp35.066 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.915 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp28.973 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.991 per kg naik tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.493 per kg.

    Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.443 per liter turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp20.799 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.389 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp17.681 per liter; Minyakita di harga Rp17.617 per liter turun tipis dari sebelumnya di level Rp17.578 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp10.120 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp9.801 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.971 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.986 per kg.

    Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp44.955 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp40.665 per kg; ikan tongkol di harga 37.000 per kg naik dari sebelumnya Rp33.531 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp38.037 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp34.264 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.606 per kg turun tipis dibandingkan harga sebelumnya tercatat Rp11.609 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Emas Jadi Biang Kerok Inflasi di Mei 2025 – Page 3

    Harga Emas Jadi Biang Kerok Inflasi di Mei 2025 – Page 3

    Diwartakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,37 persen pada Mei 2025. Angka ini lebih rendah dari deflasi pada Mei 2024, tahun lalu.

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan deflasi tersebut imbas dari menurunnya indeks harga konsumen di Mei 2025.

    “Pada Mei 2025 terjadi deflasi sebesar 0,37 persen secara bulanan atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 108,47 pada April 2025 menjadi 108,07 pada Mei 2025,” kata Pudji dalam Rilis Berita Resmi Statistik, Senin (2/6/2025).

    Penyumbang Deflasi

    Mengutip data BPS, ini menjadi deflasi ketiga selama 2025. Sebelumnya, terjadi deflasi pada Januari dan Februari 2025. Sedangkan, pada Maret dan April 2025 mengalami inflasi. BPS mencatat inflasi pada April 2025 sebesar 1,37 persen.

    Adapun, Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar pada Mei 2025 adalah kelompok makanan minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar 1,04 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0,41 persen.

    “Adapun komoditas yang dominan mendorong deflasi pada kelompok ini adalah cabai merah, cabai rawit dan masing-masing memberikan andil deflasi sebesar 0,12 persen,” tuturnya.