Tanaman: Cabai

  • Bapanas: Harga cabai rawit Rp64.353/kg, bawang merah Rp44.894/kg

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp64.353/kg, bawang merah Rp44.894/kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen mencapai Rp64.353 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp66.807 per kg, sedangkan bawang merah Rp44.894 per kg turun dari sebelumnya Rp45.510 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Sabtu pukul 10.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.059 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp16.072 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.272 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.314 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.553 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp12.516 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.143 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.147 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.786 per kg turun dari sebelumnya Rp10.846 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp38.324 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp38.942 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp44.266 per kg turun dari sebelumnya Rp45.537 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp42.756 per kg turun dari sebelumnya Rp44.397 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp135.206 per kg naik dari sebelumnya Rp134.739 per kg, daging ayam ras Rp35.225 per kg turun dari sebelumnya Rp35.564 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.121 per kg turun dari sebelumnya 29.501 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.316 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.310 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.632 per liter turun dari sebelumnya Rp20.783 per liter; minyak goreng curah Rp17.237 per liter turun dari sebelumnya Rp17.475 per liter; Minyakita Rp17.437 per liter turun dari sebelumnya Rp17.509 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.708 per kg turun dari sebelumnya Rp9.761 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.921 per kg turun dari sebelumnya Rp12.940 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.803 per kg naik dari sebelumnya Rp41.648 per kg; ikan tongkol Rp34.342 per kg turun dari sebelumnya Rp34.501 per kg; ikan bandeng Rp33.729 per kg naik dari sebelumnya Rp35.013 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.694 per kg naik dari hari sebelumnya Rp11.628 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp103.688 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp105.621 kg, daging kerbau segar lokal Rp138.214 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.930 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bubbor Paddas, Warisan Gurih Pedas dari Dapur Melayu Menyatukan Rasa Nusantara

    Bubbor Paddas, Warisan Gurih Pedas dari Dapur Melayu Menyatukan Rasa Nusantara

    Liputan6.com, Jakarta – Di balik kepulan uap dan aroma yang menggoda dari semangkuk bubur hangat, tersembunyi kisah panjang tentang warisan kuliner, identitas budaya, dan tradisi yang menyatukan beragam wilayah di Indonesia dan Malaysia.

    Bubur Pedas atau dalam pelafalan lokal disebut Bubbor Paddas bukanlah sekadar hidangan sederhana dari bahan-bahan lokal, melainkan sajian tradisional yang mencerminkan kekayaan rasa dan semangat kebersamaan dari masyarakat Melayu.

    Hidangan ini menembus batas-batas geografis dan kultural, hadir dalam berbagai variasi di tanah air dan negeri tetangga, serta menyimpan makna khusus dalam momentum kebersamaan seperti bulan Ramadhan.

    Keistimewaan bubur ini bukan hanya pada rasa pedasnya yang khas, tetapi juga pada filosofi dan sejarah yang melatarinya menghidupkan kembali nilai gotong-royong, kehangatan keluarga, dan hubungan lintas etnis dalam masyarakat multikultural.

    Bubbor Paddas memiliki akar kuat dalam budaya Melayu, terutama dari komunitas Melayu Sambas di Kalimantan Barat, Melayu Deli dan Melayu Langkat di Sumatera Utara, hingga masyarakat Melayu di Tambelan, Kepulauan Riau. Bahkan di Sarawak, Malaysia, bubur pedas menjadi makanan wajib yang kerap hadir di meja iftar saat bulan suci Ramadhan tiba.

    Setiap wilayah menyuguhkan versinya sendiri dengan sentuhan lokal yang unik, tetapi benang merahnya tetap sama: bubur ini adalah simbol kehangatan dan kekayaan rasa. Uniknya lagi, dalam komunitas Tionghoa lokal, khususnya dari suku Hakka, bubur pedas dikenal sebagai Lat Moi, yang secara harfiah berarti bubur pedas.

    Ini menunjukkan bahwa pengaruh bubur pedas telah menembus batas etnis dan menjadi bagian dari lintasan budaya yang lebih luas sebuah bukti bahwa makanan dapat menjadi jembatan pemersatu antar komunitas. Secara umum, bubur pedas diracik dari beras yang digiling kasar atau disangrai, lalu dimasak bersama sayuran lokal seperti daun kesum, daun pakis, kangkung, rebung muda, dan daun kunyit.

    Bumbu rempahnya yang melimpah seperti serai, bawang merah, bawang putih, lengkuas, cabai, dan lada hitam memberikan karakteristik rasa yang tajam, kompleks, dan hangat di tenggorokan. Di beberapa daerah, bubur ini juga diperkaya dengan kacang tanah goreng tumbuk, ikan teri, bahkan daging cincang atau udang kecil kering sebagai tambahan protein.

  • Pemkot Jaktim tanam ribuan cabai untuk wujudkan kemandirian pangan

    Pemkot Jaktim tanam ribuan cabai untuk wujudkan kemandirian pangan

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur menanam ribuan bibit cabai secara serentak di 10 kecamatan untuk mewujudkan kemandirian pangan di wilayahnya.

    “Hari ini bersama jajaran kita telah menanam sebanyak 3.000 bibit cabai secara serentak di 10 kecamatan se-Jakarta Timur untuk meningkatkan pangan mandiri,” kata Wali Kota Jakarta Timur Munjirin di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Rawa Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat.

    Sebanyak 3.000 bibit tanaman cabai tersebut persembahan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pengembangan Benih. Tanaman tersebut ditanam oleh 1.000 peserta yang tersebar di 10 kecamatan Jakarta Timur.

    Selain itu, Pemkot Jakarta Timur juga menanam sebanyak delapan bibit tanaman produktif yang terdiri dari empat pohon mangga Irwin dan empat pohon alpukat cipedak persembahan dari Sudin KPKP Jakarta Timur.

    “Pohon produktif dan pelindung juga sebagai upaya mengedukasi masyarakat dalam meningkatkan pangan mandiri dan menciptakan lingkungan yang lebih hijau, sehat, serta berkelanjutan,” ujar Munjirin.

    Sementara itu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Jakarta Timur Essie Feransie Munjirin mengatakan, kegiatan dilakukan secara setentak di 280 titik se-Jakarta Timur.

    “Alhamdulillah kita telah mengikuti bersama penanaman cabai serentak DKI Jakarta. Dan Jakarta Timur telah menanam 3.000 bibit cabai di 10 kecamatan di 280 titik. Tadi juga kita lakukan panen sayuran dan aksi menanam pohon produktif,” kata Essie.

    Essie berharap, dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan memotivasi seluruh warga, sekaligus menjadi pengingat pentingnya ketahanan pangan di Jakarta.

    “Sesuai yang diharapkan Ibu Gubernur dan Ibu Wakil Gubernur kita, agar tanaman yang telah ditanam dirawat bersama, sehingga dapat mendorong ketahanan pangan keluarga dan pelestarian lingkungan,” ucap Essie.

    Kegiatan bertema “Mewujudkan Keluarga Mandiri Pangan” tersebut dipimpin langsung Tenaga Ahli Tim Penggerak PKK DKI Jakarta Dewi Indriati Rano Karno di Taman Urban Farming Dahlia RW 07, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

    Kegiatan berlangsung secara hybrid di seluruh wilayah Jakarta dengan enam titik tanam utama mewakili lima kota dan satu kabupaten.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Laksa Bogor, Perpaduan Rasa Menggoda dengan Aroma Kemangi yang Memikat Lidah

    Laksa Bogor, Perpaduan Rasa Menggoda dengan Aroma Kemangi yang Memikat Lidah

    Liputan6.com, Jakarta – Laksa Bogor adalah sebuah mahakarya kuliner yang lahir dari dapur tradisional masyarakat Bogor, Jawa Barat. Bukan sekadar makanan biasa, laksa ini menyuguhkan perpaduan rasa yang unik dan mengesankan, menjadikannya salah satu ikon gastronomi yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal dalam pengolahan bahan-bahan sederhana menjadi sajian yang luar biasa.

    Keunikan laksa Bogor terletak pada komposisi bahan-bahannya yang tidak lazim bila dibandingkan dengan varian laksa dari daerah lain. Di dalam satu porsi laksa, kita akan menemukan kombinasi mie kuning yang kenyal, potongan ketupat yang padat namun lembut, dan tauge segar yang renyah.

    Ketiga bahan ini disiram dengan kuah santan yang kaya rasa, yang diolah dari santan kelapa segar dan diberi bumbu khas nusantara seperti lengkuas, kunyit, kemiri, serta yang paling khas yakni daun kemangi yang memberikan aroma harum yang sangat menggoda.

    Aroma daun kemangi dalam kuah santan menjadi unsur pembeda yang menonjol dalam laksa Bogor. Tak seperti laksa lain yang lebih mengandalkan kekuatan rempah semata, laksa Bogor justru mengedepankan aroma segar yang menyatu dengan gurihnya santan.

    Daun kemangi yang digunakan bukan hanya sekadar pelengkap, melainkan bintang utama yang menyatu secara harmonis dengan bumbu-bumbu lainnya. Saat suapan pertama masuk ke mulut, perpaduan rasa gurih dari santan, sedikit pedas dari cabai, lembutnya ketupat, kenyalnya mie, dan renyahnya tauge menciptakan sensasi rasa yang kompleks namun sangat bersahabat di lidah.

    Laksa Bogor bukan hanya soal rasa, melainkan juga soal tekstur dan aroma yang saling bersinergi satu sama lain. Setiap elemen di dalamnya memiliki fungsi dan kontribusi rasa yang khas, menciptakan harmoni yang seimbang dalam satu mangkuk.

    Uniknya lagi, meskipun menggunakan santan sebagai bahan utama kuahnya, laksa Bogor tidak terasa terlalu berat atau membuat enek. Ini karena penggunaan daun kemangi yang memiliki aroma segar dan sedikit rasa asam menyegarkan, serta tambahan serundeng kelapa parut yang disangrai kering yang semakin memperkaya rasa dan menambah tekstur pada setiap suapan.

  • Pembunuhan Mbah Nah: Anak Angkat Tembak Diri Sendiri Usai Habisi Sang Nenek Pakai Ulekan Cabai

    Pembunuhan Mbah Nah: Anak Angkat Tembak Diri Sendiri Usai Habisi Sang Nenek Pakai Ulekan Cabai

    Liputan6.com, Lampung Timur – Polisi mengungkap fakta baru di balik kasus pembunuhan seorang nenek bernama Mbah Nah di Desa Mengandung Sari, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur.

    Pelaku, yang tak lain adalah anak angkat korban, Tito Kurniawan, mencoba mengakhiri hidupnya usai melakukan aksi keji itu.

    Kepala Bidang Humas Polda Lampung, Komisaris Besar Polisi Yuni Iswandari Yuyun mengatakan, Tito menembakkan air gun ke dada kirinya setelah menganiaya korban hingga tewas.

    “Pelaku masih menjalani perawatan di rumah sakit. Usai menganiaya korban sampai meninggal, pelaku mencoba bunuh diri dengan menembakkan air gun ke dadanya,” kata Yuni, Jumat (18/7/2025).

  • Dukung ketahanan pangan, Dinas KPKP ajak warga aktif “urban farming”

    Dukung ketahanan pangan, Dinas KPKP ajak warga aktif “urban farming”

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) bersama Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) se-DKI Jakarta mengajak warga untuk aktif berkebun di perkotaan (urban farming) untuk mendukung ketahanan pangan keluarga dan pelestarian lingkungan.

    Ajakan itu dilakukan melalui kegiatan Tanam Serentak digelar secara hybrid di seluruh wilayah Jakarta dengan enam titik tanam utama mewakili lima kota dan satu kabupaten, Jumat.

    “Melalui kegiatan ini, kami juga ingin mendorong masyarakat untuk aktif melakukan urban farming, memanfaatkan lahan, pekarangan, dan ruang yang ada secara produktif,” kata Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok di Jakarta, Jumat.

    Kegiatan bertema ‘Mewujudkan Keluarga Mandiri Pangan’ itu diharapkan menjadi sarana edukasi bagi masyarakat luas.

    Pasalnya, menanam dan memelihara tanaman adalah bagian dari solusi konkret dalam menghadapi tantangan pangan dan inflasi.

    Menurut Hasudungan, dengan sinergi lintas sektor, dari PKK, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), kelompok tani hingga masyarakat umum, maka bisa terbangun ekosistem pangan kota yang tangguh dan mandiri.

    Dengan demikian, ketahanan pangan keluarga di Jakarta dapat terus meningkat, kebutuhan pangan dapat terpenuhi secara mandiri, serta mendorong pemanfaatan lahan dan ruang untuk urban farming.

    “Tak kalah penting, inflasi, khususnya pada komoditas strategis dapat ditekan melalui hasil panen yang langsung dinikmati oleh masyarakat sendiri,” kata Hasudungan.

    Kegiatan tanam serentak diikuti ribuan peserta dari berbagai kalangan, termasuk anggota PKK, perkantoran, RPTRA, kelompok tani, kelas berkebun, binaan, dan masyarakat umum.

    Sebanyak 26.000 bibit tanaman ditanam dalam kegiatan ini, terdiri atas tanaman cabai, tomat, terung, tanaman obat keluarga (toga), serta berbagai tanaman produktif lainnya.

    Tenaga Ahli Tim Penggerak PKK DKI Jakarta, Dewi Indriati Rano Karno mengatakan, program ini tidak hanya mendukung urban farming, tetapi juga memperkuat peran aktif masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan di tengah kota.

    “Luar biasa, yang terpenting bukan hanya menanam, tapi juga bagaimana kita merawat dan memeliharanya dengan sungguh-sungguh. Dengan perawatan yang baik, tanaman bisa tumbuh subur, menghasilkan panen yang melimpah, dan pada akhirnya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan keluarga maupun masyarakat sekitar,” kata Dewi.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga cabai rawit Rp61.169/kg, bawang merah Rp42.494/kg

    Harga cabai rawit Rp61.169/kg, bawang merah Rp42.494/kg

    Pedagang membersihkan cabai rawit dagangannya di Pasar Mandonga, Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (5/7/2025). Menurut pedagang, harga cabai di wilayah itu mengalami kenaikan hingga 100 persen yaitu cabai rawit dari Rp50 ribu per kilogram menjadi Rp100 ribu per kilogram sedangkan cabai besar dan keriting dari Rp30 ribu per kilogram menjadi Rp60 ribu per kilogram yang disebabkan cuaca ekstrem yang melanda Kota Kendari sepekan terakhir. ANTARA FOTO/Andry Denisah/foc.

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp61.169/kg, bawang merah Rp42.494/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 18 Juli 2025 – 09:23 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen mencapai Rp61.169 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp69.570 per kg, sedangkan bawang merah Rp42.494 per kg turun dari sebelumnya Rp45.662 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Jumat pukul 07.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.681 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp16.085 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.944 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.347 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.590 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp12.549 per kg. Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.563 per kg naik dari sebelumnya Rp5.207 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.843 per kg turun dari sebelumnya Rp10.851 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp35.829 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp39.275 per kg. Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp39.705 per kg turun dari sebelumnya Rp46.729 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp38.472 per kg turun dari sebelumnya Rp45.170 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp133.296 per kg turun dari sebelumnya Rp135.036 per kg, daging ayam ras Rp34.373 per kg turun dari sebelumnya Rp35.814 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.211 per kg turun dari sebelumnya 29.611 per kg. Gula konsumsi di harga Rp18.152 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.372 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp19.711 per liter turun dari sebelumnya Rp20.904 per liter; minyak goreng curah Rp16.777 per liter turun dari sebelumnya Rp17.476 per liter; Minyakita Rp17.101 per liter turun dari sebelumnya Rp17.549 per liter. Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.419 per kg turun dari sebelumnya Rp9.776 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.244 per kg turun dari sebelumnya Rp13.020 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.068 per kg turun dari sebelumnya Rp41.556 per kg; ikan tongkol Rp33.800 per kg turun dari sebelumnya Rp34.229 per kg; ikan bandeng Rp35.723 per kg naik dari sebelumnya Rp34.839 per kg. Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.146 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.761 per kg.

    Sumber : Antara

  • Tahu Aci Gurih-Renyah Menggoda, Simak Proses Pembuatannya

    Tahu Aci Gurih-Renyah Menggoda, Simak Proses Pembuatannya

    Untuk adonan acinya, campurkan sekitar 100 gram tepung kanji dengan 1 batang daun kucai yang telah diiris halus, 2 siung bawang putih yang dihaluskan, setengah sendok teh garam, seperempat sendok teh merica, dan tambahkan air sedikit demi sedikit hingga membentuk adonan kental tapi tidak terlalu encer.

    Beberapa orang juga menambahkan sedikit tepung terigu agar adonan lebih lekat dan tidak mudah retak saat digoreng. Setelah adonan siap, tempelkan pada bagian sisi tahu yang telah dibelah, lalu tekan sedikit agar menempel sempurna.

    Langkah selanjutnya adalah proses penggorengan. Panaskan minyak goreng dalam wajan hingga cukup panas (tapi jangan terlalu panas agar tahu tidak cepat gosong), lalu goreng tahu aci dengan posisi adonan aci menghadap ke bawah terlebih dahulu.

    Hal ini penting agar bagian aci matang dan mengembang dengan sempurna. Setelah bagian bawah berwarna keemasan, balik tahu dan goreng hingga kedua sisi matang merata. Angkat dan tiriskan di atas tisu dapur untuk mengurangi kelebihan minyak.

    Sajikan tahu aci dalam keadaan hangat bersama sambal kecap yang diberi potongan cabai rawit dan bawang merah untuk menambah sensasi pedas-manis yang menggugah selera. Tidak sedikit juga yang menyantap tahu aci hanya dengan cabai rawit segar, terutama jika ingin menikmati versi yang lebih sederhana namun tetap memikat.

    Selain lebih higienis, membuat tahu aci sendiri juga memberikan ruang kreativitas dalam hal bumbu, isian, atau cara penyajian. Ada yang menambahkan topping keju parut di atas aci sebelum digoreng, ada pula yang memasukkan irisan cabai ke dalam adonan agar terasa lebih pedas.

    Apa pun variannya, tahu aci tetap menjadi bukti bahwa makanan tradisional Indonesia memiliki daya tarik yang kuat, baik dari segi rasa maupun nilai budaya yang melekat di setiap potongannya.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Lengkap! Harga Pangan dan BBM Hari Ini 18 Juli 2025

    Lengkap! Harga Pangan dan BBM Hari Ini 18 Juli 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen mencapai Rp61.169 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp69.570 per kg, sedangkan bawang merah Rp42.494 per kg turun dari sebelumnya Rp45.662 per kg.

    Dilansir dari Antara, Jumat (18/7/2025), Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Jumat pukul 07.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.681 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp16.085 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.944 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.347 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.590 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp12.549 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.563 per kg naik dari sebelumnya Rp5.207 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.843 per kg turun dari sebelumnya Rp10.851 per kg. Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp35.829 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp39.275 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp39.705 per kg turun dari sebelumnya Rp46.729 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp38.472 per kg turun dari sebelumnya Rp45.170 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp133.296 per kg turun dari sebelumnya Rp135.036 per kg, daging ayam ras Rp34.373 per kg turun dari sebelumnya Rp35.814 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.211 per kg turun dari sebelumnya 29.611 per kg. Gula konsumsi di harga Rp18.152 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.372 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp19.711 per liter turun dari sebelumnya Rp20.904 per liter; minyak goreng curah Rp16.777 per liter turun dari sebelumnya Rp17.476 per liter; Minyakita Rp17.101 per liter turun dari sebelumnya Rp17.549 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.419 per kg turun dari sebelumnya Rp9.776 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.244 per kg turun dari sebelumnya Rp13.020 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.068 per kg turun dari sebelumnya Rp41.556 per kg; ikan tongkol Rp33.800 per kg turun dari sebelumnya Rp34.229 per kg; ikan bandeng Rp35.723 per kg naik dari sebelumnya Rp34.839 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.146 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.761 per kg.

    Harga BBM Hari Ini

    Harga bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina, Shell, BP, dan Vivo mengalami perubahan per Juli 2025 ini. Lantas, mana BBM paling murah?

    Adapun harga BBM di seluruh SPBU di Indonesia mengalami penyesuaian harga setiap tanggal 1. Tercatat, per 1 Juli 2025, harga BBM di seluruh SPBU kompak niak.

    Mengutip laman resmi MyPertamina, Jumat (18/7/2025), harga Pertamax (RON 92) dipatok Rp12.500 per liter per 1 Juli 2025. Angka itu naik dibanding bulan sebelumnya, yakni Rp12.100 per liter.

    Selanjutnya, harga Pertamax Green (RON 95) naik dari Rp12.800 menjadi Rp13.250 per liter. Lalu, harga Pertamax Turbo (RON 98) naik dari Rp13.050 menjadi Rp13.500 per liter.

    Berikutnya, harga Dexlite (CN 51) naik dari Rp12.740 menjadi Rp13.650 per liter. Adapun, harga Pertamina Dex (CN 53) naik dari Rp13.200 menjadi Rp13.320 per liter.

    Sementara itu, untuk harga BBM subsidi jenis Pertalite (RON 90) tetap Rp10.000 per liter dan solar subsidi Rp6.800 per liter.

    Senada, SPBU Shell juga kompak menaikkan harga BBM per 1 Juli 2025 ini. Tercatat harga Shell Super kini dipatok Rp12.810 per liter. Angka ini naik dibandingkan bulan sebelumnya, yakni Rp12.370 per liter.

    Adapun Shell V-Power kini dijual seharga Rp13.300 per liter. Angka ini naik dari Juni yang senilai Rp12.840 per liter.

    Lalu, harga Shell V-Power Diesel naik dari Rp13.250 menjadi Rp13.830 per liter. Kemudian, Shell V-Power Nitro+ naik dari Rp13.070 menjadi Rp13.540 per liter.

    Menyusul Pertamina dan Shell, SPBU BP juga menaikkan harga seluruh jenis BBM besutan mereka. Rinciannya, harga BP Ultimate kini dipatok Rp13.300, naik dari sebelumnya Rp12.840 per liter.

    Selanjutya, harga BP 92 dipatok Rp12.600 per liter pada Juli ini. Harga tersebut naik dibanding Juni yang senilai Rp12.370 per liter.

    Kemudian, BP Ultimate Diesel kini dijual seharga Rp13.800 per liter. Harga itu naik dibanding bulan sebelumnya, yakni Rp13.250 per liter.

    Tak ketinggalan, harga BBM di SPBU Vivo juga kompak naik. Tercatat harga Revvo 90 dipatok Rp12.730 per liter per 1 Juli 2025 ini. Harga itu naik dari bulan sebelumnya, yakni Rp12.260 per liter.

    Berikutnya, Revvo 92 kini dijual seharga Rp12.810 per liter. Angka itu naik dari sebelumnya Rp12.340 per liter.

    Kemudian, harga Revvo 95 kini diaptok seharga Rp13.300 per liter. Angka ini naik dibanding bulan sebelumnya, yakni Rp12.810 per liter.

    Lalu, harga Diesel Primus Plus naik dari Rp13.210 menjadi Rp13.800 per liter.

    Berikut daftar harga BBM terbaru di SPBU Pertamina, Shell, BP, dan Vivo per 18 Juli 2025:

    1. Pertamina

    – Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter

    – Solar Subsidi: Rp6.800 per liter

    – Pertamax (RON 92): Rp12.500 per liter

    – Pertamax Green (RON 95): Rp13.250 per liter

    – Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.500 per liter

    – Dexlite (CN 51): Rp13.650 per liter

    – Pertamina Dex (CN 53): Rp13.320 per liter

    2. Shell

    – Shell Super: Rp12.810 per liter

    – Shell V-Power: Rp13.300 per liter

    – Shell V-Power Diesel: Rp13.830 per liter

    – Shell V-Power Nitro+: Rp13.540 per liter

    3. BP

    – BP Ultimate: Rp13.300 per liter

    – BP 92: Rp12.600 per liter

    – BP Ultimate Diesel: Rp13.800 per liter

    4. Vivo

    – Revvo 90: Rp12.730 per liter

    – Revvo 92: Rp12.810 per liter

    – Revvo 95: Rp13.300 per liter

    – Diesel Primus Plus: Rp13.800 per liter

  • Kopdes harus punya produk bernilai tinggi agar untung maksimal

    Kopdes harus punya produk bernilai tinggi agar untung maksimal

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    CORE: Kopdes harus punya produk bernilai tinggi agar untung maksimal
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 17 Juli 2025 – 14:37 WIB

    Elshinta.com – Koperasi Desa Merah Putih, yang model bisnisnya hanya berfokus pada penyediaan barang konsumsi pokok, harus mengembangkan produk bernilai tinggi agar bisa mencapai keuntungan maksimal hingga Rp1 miliar per tahun.

    Peneliti dari Centre of Reform on Economics (CORE) Eliza Mardian, saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis, mengatakan dengan model bisnis Koperasi Desa Merah Putih yang akan dijalankan, seperti agen LPG, agen beras, dan pupuk, menyerupai ritel modern atau minimarket desa, maka mereka mengandalkan volume penjualan tinggi dengan margin keuntungan yang relatif rendah.

    “Kalau skalanya masih level desa, keuntungan Rp1 miliar per tahun masih belum bisa mencapai. Kecuali jika lini bisnisnya itu membuat produk baru yang bernilai tambah tinggi,” kata Eliza.

    Misalnya, lanjutnya, koperasi mengolah singkong menjadi tepung singkong atau singkong beku, atau mengolah cabai menjadi cabai bubuk/pasta/chili oil.

     “Ini pasarnya lebih luas, bisa ke luar daerah bahkan ekspor sehingga memungkinkan keuntungan besar,” ujar dia menambahkan.

    Ia menjelaskan, pasokan produk untuk Koperasi Desa Merah Putih nantinya langsung dari produsennya, seperti Pertamina, Bulog, dan Pupuk Indonesia. Menurutnya, memang efektif memangkas rantai distribusi hingga 2-3 lapis, yang berpotensi mengurangi biaya hingga 15-20 persen dari margin yang selama ini dinikmati perantara.

    Eliza memaparkan dengan estimasi rata-rata 3.000-5.000 penduduk per desa, Koperasi Desa Merah Putih tetap berpotensi untung dari berbagai lini bisnis mereka.

    Berdasarkan perhitungannya, Eliza menyebut melalui penjualan LPG, Kopdes Merah Putih berpotensi menghasilkan Rp1-3 juta per bulan. Ini didasarkan pada perhitungan kasar penjualan sekitar 500 hingga 1.000 tabung per bulan, dengan keuntungan Rp2.000 hingga Rp3.000 setiap tabung.

    Untuk sektor pupuk, koperasi desa bisa meraup keuntungan tahunan sekitar Rp25 juta hingga Rp50 juta. Angka ini didapatkan dari margin 5-10 persen dari total penjualan pupuk yang mencapai Rp500 juta per tahun, dengan asumsi cakupan lahan sawah seluas 500-1.000 hektare.

    Sementara itu, dari penjualan sembako, jika volume penjualannya mencapai Rp50-100 juta per bulan dengan margin 10 persen, keuntungan yang didapatkan berpotensi sekitar Rp5-10 juta per bulan.

    Meskipun angka-angka tersebut menunjukkan potensi untung, keuntungan kumulatif dari model distribusi skala desa ini dinilai masih belum mampu mencapai target laba maksimal, seperti Rp1 miliar.

    Sebelumnya, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi memperkirakan bahwa tiap koperasi bisa meraup laba hingga Rp1 miliar per tahun, atau total Rp80 triliun dari 80 ribu koperasi. Angka ini bisa tercapai dari pemangkasan peran perantara yang selama ini merugikan, serta efisiensi dalam penyaluran barang-barang yang disubsidi pemerintah.

    Hingga saat ini, lebih dari 81.100 desa dan kelurahan telah membentuk Kopdes/Kel Merah Putih, dengan sekitar 77.900 di antaranya telah resmi berbadan hukum.

    Koperasi-koperasi itu nantinya akan memiliki berbagai unit usaha, seperti gerai sembako, LPG, pupuk bersubsidi, klinik dan apotek desa, pergudangan, logistik, hingga unit simpan pinjam.

    Selain bisnis usaha tersebut, koperasi ini juga didorong untuk melakukan kegiatan bisnis sesuai potensi desa masing-masing. Pemerintah meyakini koperasi juga berpotensi menjadi offtaker dari seluruh produk yang dihasilkan masyarakat desa.

    Sumber : Antara