Tanaman: Cabai

  • Harga bawang merah Rp47.810/kg, cabai rawit Rp49.062/kg

    Harga bawang merah Rp47.810/kg, cabai rawit Rp49.062/kg

    Ilustrasi – Pedagang menunjukkan cabai rawit yang dijual di pasar. ANTARA FOTO/Abdan Syakura/Spt/aa

    Bapanas: Harga bawang merah Rp47.810/kg, cabai rawit Rp49.062/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 01 Agustus 2025 – 11:15 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen Rp47.810 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp51.836 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp49.062 per kg turun dari sebelumnya Rp55.512 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Jumat pukul 07.50 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.151 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp16.160 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.346 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.413 per kg; beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.647 per kg naik dari sebelumnya Rp12.610 per kg.

    Komoditas jagung tk peternak tercatat Rp5.691 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.487 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.605 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.792 per kg.

    Berikutnya, bawang putih bonggol di harga Rp37.506 per kg turun dari hari sebelumnya Rp38.766 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp39.046 per kg turun dari sebelumnya Rp43.452 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp36.812 per kg turun dari sebelumnya Rp44.047 per kg.

    Lalu, daging sapi murni Rp130.593 per kg turun dari sebelumnya Rp134.769 per kg, daging ayam ras Rp34.408 per kg turun dari sebelumnya Rp35.384 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.311 per kg turun dari sebelumnya 29.608 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.224 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.251 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.526 per liter turun dari sebelumnya Rp20.849 per liter; minyak goreng curah Rp17.035 per liter turun dari sebelumnya Rp17.527 per liter; Minyakita Rp17.173 per liter turun dari sebelumnya Rp17.482 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.501 per kg turun dari sebelumnya Rp9.761 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.260 per kg turun dari sebelumnya Rp12.951 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp39.722 per kg turun dari sebelumnya Rp41.472 per kg; ikan tongkol Rp33.718 per kg turun dari sebelumnya Rp34.499 per kg; ikan bandeng Rp34.068 per kg turun dari sebelumnya Rp34.853 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.121 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.654 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp98.750 per kg turun dari sebelumnya Rp105.632 kg, daging kerbau segar lokal Rp136.500 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.628 per kg.

    Sumber : Antara

  • BPS: Beras hingga tomat penyumbang utama inflasi bulanan Juli 2025

    BPS: Beras hingga tomat penyumbang utama inflasi bulanan Juli 2025

    penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,74 persen

    Jakarta (ANTARA) – Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyampaikan sejumlah komoditas pangan, termasuk beras, tomat, bawang merah, cabai rawit dan telur ayam ras, menjadi kontributor terbesar inflasi bulanan Juli 2025.

    “Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,74 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,22 persen,” ujarnya di Jakarta, Jumat.

    Ia menuturkan bahwa beras menjadi salah satu komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok pengeluaran tersebut dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen.

    Sementara tomat dan bawang merah memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen, cabai rawit sebesar 0,04 persen, serta telur ayam ras sebesar 0,02 persen.

    Bensin dan biaya sekolah dasar merupakan komoditas lain di luar kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau yang juga menjadi penyumbang terbesar terhadap inflasi bulanan Juli 2025 dengan andil masing-masing sebesar 0,03 persen dan 0,02 persen.

    “Selain itu, masih terdapat juga komoditas yang masih memberikan andil deflasi pada Juli 2025 ini, yaitu seperti tarif angkutan udara dengan andil deflasi sebesar 0,03 persen,” kata Pudji.

    Sedangkan menurut komponen, ia menyatakan kenaikan inflasi bulanan pada Juli 2025 terutama didorong oleh inflasi komponen harga bergejolak.

    Ia menuturkan komponen tersebut mengalami inflasi sebesar 1,25 persen dan memberikan andil inflasi terbesar, yakni sebesar 0,20 persen.

    “Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen harga bergejolak ini adalah beras, tomat, bawang merah dan cabai rawit,” ucap Pudji.

    Komponen dengan andil inflasi bulanan terbesar selanjutnya adalah komponen inti yang mengalami inflasi sebesar 0,13 persen dengan andil sebesar 0,08 persen.

    Ia mengatakan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen tersebut adalah biaya sekolah dasar, biaya sekolah menengah pertama, biaya sekolah menengah atas, biaya bimbingan belajar dan biaya taman kanak-kanak.

    Sedangkan komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,09 persen dengan andil sebesar 0,02 persen.

    “Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen harga diatur pemerintah ini adalah bensin, bahan bakar rumah tangga dan sigaret kretek mesin,” imbuh Pudji Ismartini.

    BPS melaporkan terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,27 pada Juni 2025 menjadi 108,60 pada Juli 2025, atau inflasi sebesar 0,3 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Juli 2025.

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bapanas: Harga bawang merah Rp47.810/kg, cabai rawit Rp49.062/kg

    Bapanas: Harga bawang merah Rp47.810/kg, cabai rawit Rp49.062/kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen Rp47.810 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp51.836 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp49.062 per kg turun dari sebelumnya Rp55.512 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Jumat pukul 07.50 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.151 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp16.160 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.346 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.413 per kg; beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.647 per kg naik dari sebelumnya Rp12.610 per kg.

    Komoditas jagung tk peternak tercatat Rp5.691 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.487 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.605 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.792 per kg.

    Berikutnya, bawang putih bonggol di harga Rp37.506 per kg turun dari hari sebelumnya Rp38.766 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp39.046 per kg turun dari sebelumnya Rp43.452 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp36.812 per kg turun dari sebelumnya Rp44.047 per kg.

    Lalu, daging sapi murni Rp130.593 per kg turun dari sebelumnya Rp134.769 per kg, daging ayam ras Rp34.408 per kg turun dari sebelumnya Rp35.384 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.311 per kg turun dari sebelumnya 29.608 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.224 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.251 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.526 per liter turun dari sebelumnya Rp20.849 per liter; minyak goreng curah Rp17.035 per liter turun dari sebelumnya Rp17.527 per liter; Minyakita Rp17.173 per liter turun dari sebelumnya Rp17.482 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.501 per kg turun dari sebelumnya Rp9.761 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.260 per kg turun dari sebelumnya Rp12.951 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp39.722 per kg turun dari sebelumnya Rp41.472 per kg; ikan tongkol Rp33.718 per kg turun dari sebelumnya Rp34.499 per kg; ikan bandeng Rp34.068 per kg turun dari sebelumnya Rp34.853 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.121 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.654 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp98.750 per kg turun dari sebelumnya Rp105.632 kg, daging kerbau segar lokal Rp136.500 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.628 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Konsensus Ekonom Ramal Inflasi Juli 2025 Naik, Surplus Neraca Dagang Menyusut

    Konsensus Ekonom Ramal Inflasi Juli 2025 Naik, Surplus Neraca Dagang Menyusut

    Bisnis.com, JAKARTA — Konsensus ekonom Bloomberg menunjukkan estimasi kinerja indeks harga konsumen/IHK akan melanjutkan kenaikan Inflasi pada Juni 2025. Sementara itu, surplus neraca perdagangan barang diramal semakin susut.

    Berdasarkan proyeksi dari 29 ekonom yang Bloomberg himpun, median atau nilai tengah IHK Juli 2025 sebesar 2,26% year-on-year (YoY). Estimasi tertinggi di level 2,44% dan terendah di posisi 1,97%. 

    Secara bulanan atau month-to-month (MtM), median dari konsensus 18 ekonom meramalkan inflasi sebesar 0,23%. Melihat ramalan tersebut, seluruhnya menunjukkan bahwa inflasi akan semakin tinggi pada awal semester II/2025 ini. 

    Sebelumnya, inflasi pada Juni 2025 tercatat senilai 1,87% YoY dan 0,19% MtM. Dengan tingkat inflasi sepanjang tahun berjalan atau year-to-date (YtD) sebesar 1,38%, lebih rendah dari target pemerintah dan Bank Indonesia 2,5% ±1%. 

    Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Andry Asmoro, termasuk dalam ekonom yang disurvei Bloomberg, memperkirakan IHK tahunan akan naik menjadi 2,44% YoY, yang mencerminkan kontribusi lebih tinggi dari komponen musiman dan terkait pangan.

    Pada basis bulanan, inflasi diperkirakan akan meningkat sebesar 0,38% MtM, lebih tinggi dari 0,19% MtM yang tercatat pada bulan sebelumnya.

    “Peningkatan inflasi pada Juli terutama didorong oleh harga pangan yang lebih tinggi, dengan kenaikan signifikan pada beras, cabai rawit, bawang merah, dan daging ayam,” ujarnya, Kamis (31/7/2025). 

    Di samping itu, ada dorongan inflasi akibat efek musiman dari pengeluaran pendidikan karena pembayaran uang sekolah biasanya dilakukan pada bulan Juli.

    Komponen pendidikan diperkirakan akan naik sedikit di atas kenaikan musiman tahun lalu, berkontribusi pada kenaikan inflasi umum. 

    Sementara harga bahan bakar nonsubsidi juga mengalami penyesuaian naik pada awal Juli 2025, sejalan dengan peningkatan mobilitas selama periode sekolah. 

    Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede memproyeksikan inflasi umum akan naik ke level 2,35% YoY yang dipengaruhi oleh efek basis rendah dari tahun sebelumnya. 

    Inflasi inti secara tahunan diproyeksi sedikit menurun menjadi 2,35% YoY, didukung oleh membaiknya kondisi global serta penguatan rupiah, namun secara bulanan meningkat akibat kenaikan musiman biaya pendidikan. 

    “Dengan meredanya ketegangan geopolitik dan risiko perang dagang, serta stabilnya nilai tukar rupiah, inflasi diprediksi tetap terkendali dalam target Bank Indonesia 1,5–3,5% hingga akhir tahun,” ungkapnya. 

    Sementara secara bulanan, Josua memandang IHK masih akan terjadi inflasi sebesar 0,29% MtM, lebih tinggi dari Juni 2025 yang sebesar 0,19%. Utamanya didorong oleh lonjakan harga komoditas pangan seperti beras, cabai rawit, dan bawang merah akibat gangguan produksi. 

    Surplus Neraca Dagang Bakal Susut

    Mengacu konsensus Bloomberg, nilai tengah dari 24 ekonom menunjukkan surplus neraca dagang akan mencapai US$3,45 miliar pada Juni 2025, lebih rendah dari Mei 2025 yang senilai US$4,30 miliar.  

    Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang melihat dari sisi eksternal, neraca perdagangan Juni 2025 diperkirakan masih melanjutkan surplus sebesar US$4,20 miliar, memperpanjang tren surplus selama 62 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. 

    Ekspor diperkirakan masih tumbuh kuat sebesar 10% YoY, ditopang oleh peningkatan pengiriman produk kelapa sawit, logam dasar, dan komponen elektronik ke AS dan China.

    Sebaliknya, impor hanya tumbuh 5% YoY, mencerminkan pelemahan permintaan domestik serta berlanjutnya kontraksi PMI manufaktur yang masih berada di bawah level 50.

    Adapun, Andry Asmoro memprediksi surplus neraca perdagangan Juni 2025 lebih rendah, yakni akan mencapai US$3,32 miliar. 

    “Hal ini sejalan dengan peningkatan impor dari China, sementara ekspor melambat akibat melemahnya permintaan dari India dan China,” tuturnya, Kamis (31/7/2025). 

    Asmo melihat hal tersebut tecermin dari data Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan dan Kpler (aplikasi pelacakan kargo komoditas global) yang menunjukkan bahwa ekspor batu bara Indonesia ke China turun sekitar 30% year on year (YoY), sementara ekspor batu bara ke India turun 14%. 

    Surplus yang susut tersebut juga sejalan dengan ekspor yang meski diperkirakan tumbuh 9,7% YoY, tetapi turun 7,1% month to month (MtM). Penurunan ekspor bulanan mencerminkan aktivitas bisnis yang melemah, seperti terlihat dari penurunan lebih lanjut dalam PMI manufaktur Indonesia. 

    Bisnis mencatat bahwa Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia mengalami kontraksi hingga ke level 46,9 pada Juni 2025, atau menurun sejak 3 bulan terakhir.

    Lebih lanjut, Asmo menyampaikan bahwa penurunan harga baja dan nikel juga diperkirakan akan membebani kinerja ekspor.

    Sementara itu, pertumbuhan ekspor tahunan didukung oleh efek dasar yang rendah dari tahun sebelumnya, serta upaya percepatan impor sebagai respons terhadap kebijakan tarif Trump. 

    Sama halnya dengan impor yang juga diperkirakan tumbuh 5,9% YoY atau kontraksi 3,8% MtM. Pertumbuhan impor tahunan didorong oleh impor mesin dan kendaraan dari China. 

    Menurut Biro Statistik Nasional China, total ekspor China ke Indonesia naik sekitar 8% YoY pada Juni-25. Secara bulanan, impor Indonesia mengalami kontraksi, sejalan dengan penurunan sekitar 30% dalam impor terkait minyak dari Singapura.

    Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan perkembangan IHK periode Juli 2025 dan kinerja ekspor, impor, serta neraca perdagangan Juni 2025 pada Jumat (1/8/2025), mulai pukul 09.00 WIB. 

  • Pemprov Maluku terima 8.000 bibit tanaman perkebunan dari Kementan

    Pemprov Maluku terima 8.000 bibit tanaman perkebunan dari Kementan

    Ambon (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku menerima sebanyak 8.000 bibit tanaman perkebunan dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mendukung upaya ketahanan pangan di daerah itu.

    “Bantuan itu berupa 2.600 bibit pala, 1.900 bibit kakao, 1.400 bibit jambu mete, 1.100 bibit kelapa dalam, dan 1.000 bibit,” kata Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa di Ambon, Kamis.

    Penyerahan bantuan disampaikan langsung oleh Plt. Dirjen Perkebunan Abdul Roni Angkat, saat melakukan kunjungan kerja ke Ambon.

    Dalam pertemuan itu Gubernur Maluku mengapresiasi perhatian Kementan terhadap pembangunan pertanian di wilayah kepulauan. Gubernur mengatakan ada beberapa komoditas unggulan Maluku yang perlu mendapat perhatian, seperti pala, cengkeh, kelapa dalam, kakao, jambu mete, serta sagu dan hilirisasinya.

    “Khususnya di Kabupaten Seram Bagian Timur. Untuk tanaman pangan, juga diperlukan pengembangan tanaman hotong di Pulau Buru dan cabai sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi,” katanya.

    Sementara itu Plt Dirjen Perkebunan Kementan Abdul Roni Angkat menyatakan bahwa nantinya ada bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan (APBNP) tahun 2025 akan digunakan untuk pengembangan pala seluas 250 hektare, sementara 8.000 bibit perkebunan yang disalurkan mulai didistribusikan pada tahun 2026.

    “Kami serahkan ke Gubernur Maluku untuk segera ditindaklanjuti oleh Dinas Pertanian,” tuturnya.

    Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cabai rawit Rp53.432 per kg, bawang merah Rp47.238 per kg

    Cabai rawit Rp53.432 per kg, bawang merah Rp47.238 per kg

    Ilustrasi – Cabai merah keriting di daerah Tangerang Selatan, Banten, Selasa (29/7/2025). ANTARA/Harianto

    Bapanas: Cabai rawit Rp53.432 per kg, bawang merah Rp47.238 per kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 30 Juli 2025 – 13:19 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen Rp53.432 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp57.077 per kg, sedangkan bawang merah Rp47.238 per kg turun dari sebelumnya Rp51.113 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Rabu, pukul 08.53 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.989 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp16.140 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.170 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.410 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.605 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp12.586 per kg. Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.818 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.500 per kg, kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.579 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.849 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp38.122 per kg turun dari hari sebelumnya Rp38.907 per kg. Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp42.511 per kg turun dari sebelumnya Rp43.555 per kg, lalu cabai merah besar di harga Rp40.077 per kg turun dari sebelumnya Rp43.798 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp134.738 per kg turun dari sebelumnya Rp135.166 per kg, daging ayam ras Rp35.140 per kg turun dari sebelumnya Rp35.424 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.512 per kg turun dari sebelumnya 29.597 per kg. Gula konsumsi di harga Rp18.220 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.312 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.577 per liter turun dari sebelumnya Rp20.832 per liter; minyak goreng curah Rp17.078 per liter turun dari sebelumnya Rp17.540 per liter, MinyaKita Rp17.250 per liter turun dari sebelumnya Rp17.497 per liter. Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.580 per kg turun dari sebelumnya Rp9.758 per kg, lalu tepung terigu kemasan Rp12.656 per kg turun dari sebelumnya Rp13.005 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp40.438 per kg turun dari sebelumnya Rp41.362 per kg, ikan tongkol Rp33.683 per kg turun dari sebelumnya Rp34.398 per kg; ikan bandeng Rp34.263 per kg turun dari sebelumnya Rp34.993 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.310 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.629 per kg. Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp103.155 per kg turun dari sebelumnya Rp104.629 kg, daging kerbau segar lokal Rp135.357 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.216 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga cabai rawit Rp65.000/kg, bawang merah Rp50.000/kg

    Harga cabai rawit Rp65.000/kg, bawang merah Rp50.000/kg

    Pedagang menata cabai merah di lapak grosir Pasar Induk Gadang, Malang, Jawa Timur, Selasa (3/6/2025). ANTARA Jatim/Ari Bowo Sucipto

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp65.000/kg, bawang merah Rp50.000/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 29 Juli 2025 – 09:43 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen Rp65.000 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp58.742 per kg, sedangkan bawang merah Rp50.000 per kg turun dari sebelumnya Rp50.663 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Selasa pukul 06.40 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.417 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp16.147 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.750 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.409 per kg.

    Komoditas jagung tingkat peternak tercatat Rp5.900 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.246 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp9.750 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.862 per kg.

    Berikutnya, bawang putih bonggol di harga Rp34.000 per kg turun dari hari sebelumnya Rp39.184 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp31.000 per kg turun dari sebelumnya Rp44.393 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp32.000 per kg turun dari sebelumnya Rp44.531 per kg.

    Lalu, daging sapi murni Rp128.333 per kg turun dari sebelumnya Rp135.178 per kg, daging ayam ras Rp33.000 per kg turun dari sebelumnya Rp35.560 per kg, lalu telur ayam ras Rp27.500 per kg turun dari sebelumnya 29.689 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp17.500 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.321 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp18.600 per liter turun dari sebelumnya Rp20.862 per liter; minyak goreng curah Rp17.520 per liter turun dari sebelumnya Rp17.551 per liter; Minyakita Rp16.600 per liter turun dari sebelumnya Rp17.544 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.750 per kg turun dari sebelumnya Rp9.771 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.750 per kg turun dari sebelumnya Rp12.969 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp35.000 per kg turun dari sebelumnya Rp41.008 per kg; ikan tongkol Rp32.500 per kg turun dari sebelumnya Rp34.009 per kg; ikan bandeng Rp35.000 per kg naik dari sebelumnya Rp34.561 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp10.000 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.723 per kg.

    Sumber : Antara

  • Beras, Rokok hingga Kopi Paling Banyak Dibeli Orang Miskin di RI

    Beras, Rokok hingga Kopi Paling Banyak Dibeli Orang Miskin di RI

    Jakarta

    Jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 23,85 juta orang per Maret 2025. Pengeluaran utama orang miskin baik di perkotaan maupun perdesaan umumnya hampir sama yakni paling banyak untuk beras, rokok kretek filter, serta telur ayam.

    Berdasarkan Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), pengeluaran untuk beras dan rokok kretek filter di kalangan perkotaan masing-masing sebesar 21,06% dan 10,72%. Sementara itu, pengeluaran di perdesaan untuk komoditas yang sama masing-masing sebesar 24,91% dan 9,99%.

    “Pada Maret 2025, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya hampir sama. Beras masih memberikan sumbangan terbesar. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan,” tulis data BPS, dikutip Senin (28/7/2025).

    Dari sisi komponen bukan makanan, pengeluaran terbesar baik di perkotaan maupun perdesaan adalah untuk perumahan, bensin, listrik, pendidikan, serta perlengkapan mandi.

    Pengeluaran makanan dan bukan makanan menjadi dua komponen yang diukur BPS untuk menentukan garis kemiskinan. Pada Maret 2025, garis kemiskinan tercatat sebesar Rp 609.160 per kapita per bulan, naik 2,34% dibandingkan September 2024.

    Garis kemiskinan makanan merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang diwakili oleh 52 jenis komoditas. Sementara itu, garis kemiskinan bukan makanan diwakili oleh 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di perdesaan.

    Berikut daftar komoditas yang memberi sumbangan besar terhadap garis kemiskinan:

    Makanan: 73,67% di perkotaan, 76,07% di perdesaan

    1. Beras: 21,06% di perkotaan, 24,91% di perdesaan
    2. Rokok kretek filter: 10,72% di perkotaan, 9,99% di perdesaan
    3. Telur ayam ras: 4,50% di perkotaan, 3,62% di perdesaan
    4. Daging ayam ras: 4,22% di perkotaan, 2,98% di perdesaan
    5. Di perkotaan mie instan 2,47%, di perdesaan gula pasir 2,40%
    6. Kopi bubuk & kopi instan sachet: 2,29% di perkotaan, 2,16% di perdesaan
    7. Di perkotaan roti 2,09%, di perdesaan mie instan 2,08%
    8. Di perkotaan kue basah 1,98%, di perdesaan bawang merah 1,99%
    9. Di perkotaan bawang merah 1,79%, di perdesaan cabai rawit 1,86%
    10. Di perkotaan gula pasir 1,78%, di perdesaan kue basah 1,86%

    Bukan makanan: 26,33% di perkotaan, 23,93% di perdesaan

    1. Perumahan: 9,11% di perkotaan, 8,99% di perdesaan
    2. Bensin: 3,06% di perkotaan, 3,03% di perdesaan
    3. Listrik: 2,58% di perkotaan, 1,52% di perdesaan
    4. Pendidikan: 2,07% di perkotaan, 1,25% di perdesaan
    5. Perlengkapan mandi: 1,31% di perkotaan, 1,15% di perdesaan
    6. Di perkotaan untuk perawatan kulit, muka, kuku, rambut 0,79%; di perdesaan untuk sabun cuci 0,76%
    7. Di perkotaan untuk kesehatan 0,72%; di perdesaan untuk perawatan kulit, muka, kuku, rambut 0,73%
    8. Lainnya: 6,68% di perkotaan, 6,50% di perdesaan

    Tonton juga video “Mentan Sebut 16 Perusahaan Sudah Diperiksa Terkait Beras Oplosan” di sini:

    (aid/hns)

  • Akhir Pekan, Harga Cabai Rawit Merah dan Bawang Kompak Turun

    Akhir Pekan, Harga Cabai Rawit Merah dan Bawang Kompak Turun

    JAKARTA – Harga cabai rawit merah tingkat konsumen Rp58.568 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp58.705 per kg, sedangkan bawang merah Rp47.253 per kg turun dari sebelumnya Rp49.028 per kg.

    Berdasarkan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Minggu pukul 10.54 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp16.149 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp16.132 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.299 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.369 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.592 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp12.583 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.208 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.275 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.767 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.841 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp38.337 per kg turun dari hari sebelumnya Rp38.699 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp42.232 per kg turun dari sebelumnya Rp43.752 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp42.950 per kg turun dari sebelumnya Rp43.664 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp135.634 per kg naik dari sebelumnya Rp134.775 per kg, daging ayam ras Rp35.465 per kg naik dari sebelumnya Rp35.302 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.452 per kg turun dari sebelumnya 29.511 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.275 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.249 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.827 per liter naik dari sebelumnya Rp20.749 per liter; minyak goreng curah Rp17.381 per liter turun dari sebelumnya Rp17.507 per liter; Minyakita Rp17.451 per liter turun dari sebelumnya Rp17.513 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.772 per kg naik dari sebelumnya Rp9.718 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.920 per kg naik dari sebelumnya Rp12.900 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.234 per kg naik dari sebelumnya Rp41.211 per kg; ikan tongkol Rp34.323 per kg naik dari sebelumnya Rp34.249 per kg; ikan bandeng Rp33.883 per kg turun dari sebelumnya Rp34.589 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.628 per kg naik dari hari sebelumnya Rp11.591 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp105.245 per kg naik dari sebelumnya Rp104.979 kg, daging kerbau segar lokal Rp141.774 per kg naik dari sebelumnya mencapai Rp141.250 per kg.

  • Harga Pangan Minggu (27/7): Beras Premium-Medium Masih Mahal di Semua Wilayah

    Harga Pangan Minggu (27/7): Beras Premium-Medium Masih Mahal di Semua Wilayah

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata beras premium dan beras medium di tingkat konsumen masih mengalami kenaikan di semua wilayah dan kembali melampaui harga eceran tertinggi (HET) pada Minggu (27/7/2025).

    Merujuk Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 08.15 WIB, harga rata-rata beras premium di tingkat konsumen mencapai Rp16.120 per kilogram secara nasional. Harganya naik 8,19% dari HET nasional beras premium sebesar Rp14.900 per kilogram.

    Jika ditinjau lebih jauh, kenaikan harga beras premium terjadi di semua wilayah, yakni di zona 1 senilai Rp15.602 per kilogram, zona 2 senilai Rp16.560 per kilogram, dan zona 3 senilai Rp18.250 per kilogram.

    Sebagai informasi, HET beras premium di zona 1 ditetapkan sebesar Rp14.900 per kilogram, zona 2 senilai Rp15.400 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp15.800 per kilogram.

    Kondisi serupa terjadi pada harga beras medium yang secara rata-rata nasional naik menjadi Rp14.465 per kilogram. Secara nasional, harga beras medium melonjak 14,92% dari HET nasional yang semestinya di level Rp12.500 per kilogram.

    Adapun, harga rata-rata beras medium di semua wilayah kompak naik dan melampaui HET. Perinciannya, harga rata-rata beras medium di zona 1 dibanderol Rp14.213 per kilogram, zona 2 senilai Rp14.373 per kilogram, dan zona 3 senilai Rp16.375 per kilogram.

    Untuk diketahui, HET beras medium di zona 1 dipatok Rp12.500 per kilogram, zona 2 senilai Rp13.100 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp13.500 per kilogram.

    Sementara itu, harga rata-rata beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog naik tipis dari HET nasional Rp12.500 per kilogram menjadi Rp12.585 per kilogram di tingkat konsumen pada pagi ini.

    Berdasarkan wilayah, harga rata-rata beras SPHP kompak berada di bawah HET, yakni zona 1 adalah Rp12.337 per kilogram, zona 2 senilai Rp12.909 per kilogram, dan zona 3 senilai Rp13.200 per kilogram.

    Beranjak ke pangan lainnya, yakni harga rata-rata minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah masing-masing dibanderol Rp21.096 per liter dan Rp17.241 per liter secara nasional.

    Harga rata-rata nasional Minyakita masih tetap berada di atas HET Rp15.700 per liter. Secara nasional, harga Minyakita naik 10,68% dari HET atau dibanderol Rp17.377 per liter.

    Beralih ke aneka cabai, harga rata-rata cabai rawit merah di tingkat konsumen mencapai Rp56.390 per kilogram, atau berada berada di rentang harga acuan penjualan (HAP) nasional Rp40.000–Rp57.000 per kilogram.

    Untuk harga rata-rata cabai merah keriting juga terpantau masih berada di dalam rentang HAP Rp37.000–Rp55.000 per kilogram, yakni mencapai Rp40.602 per kilogram. Di sisi lain, harga rata-rata cabai merah besar secara nasional dibanderol Rp37.623 kilogram di tingkat konsumen.

    Kemudian, harga rata-rata bawang merah di tingkat konsumen dibanderol Rp46.392 per kilogram, atau berada di atas HAP Rp36.500–Rp41.500 per kilogram. Sementara itu, rata-rata bawang putih bonggol adalah Rp37.936 per kilogram secara nasional, atau di bawah HAP nasional Rp38.000–Rp40.000 per kilogram.

    Untuk komoditas pangan yang bersumber dari protein hewani, seperti daging ayam ras dibanderol Rp35.168 per kilogram secara rata-rata nasional atau masih di bawah HAP nasional Rp40.000 per kilogram.

    Selanjutnya, harga rata-rata telur ayam ras dibanderol Rp29.172 per kilogram di tingkat konsumen, atau hampir mendekati batas HAP nasional yang berada di level Rp30.000 per kilogram.

    Untuk harga rata-rata daging sapi murni mencapai Rp134.584 per kilogram, atau berada di bawah HAP nasional Rp140.000 per kilogram. Untuk harga rata-rata daging kerbau segar lokal dan daging kerbau beku impor masing-masing adalah Rp145.000 per kilogram dan Rp109.000 per kilogram.

    Panel Harga Bapanas juga menunjukkan, harga rata-rata ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan bandeng masing-masing dibanderol Rp42.235 per kilogram, Rp34.102 per kilogram, dan Rp34.178 per kilogram secara nasional.

    Lalu, harga rata-rata kedelai biji kering impor di tingkat konsumen dibanderol Rp10.698 per kilogram dan harga rata-rata jagung pakan tingkat peternak adalah Rp6.026 per kilogram secara nasional.

    Berikutnya, harga rata-rata tepung terigu kemasan dan tepung terigu curah masing-masing adalah Rp12.910 per kilogram dan Rp9.701 per kilogram. Serta, harga rata-rata nasional, untuk gula konsumsi dan garam konsumsi masing-masing adalah Rp18.300 per kilogram dan Rp11.675 per kilogram.