Tanaman: Cabai

  • Lapas Mojokerto Dorong Ketahanan Pangan Lewat Program Pembinaan WBP

    Lapas Mojokerto Dorong Ketahanan Pangan Lewat Program Pembinaan WBP

    Mojokerto (Beritajatim.com) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto terus berinovasi dalam mendukung program ketahanan pangan melalui berbagai kegiatan produktif yang melibatkan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Sejumlah program pembinaan kemandirian dijalankan, diantaranya budidaya lele, peternakan kambing, serta penanaman cabai dan terong.

    Budidaya lele yang dijalankan Lapas Kelas IIB Mojokerto melalui kolam Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) menjadi salah satu program unggulan karena dinilai mampu memberikan hasil signifikan. Di sisi lain, peternakan kambing dikembangkan untuk melatih keterampilan beternak sekaligus memenuhi kebutuhan konsumsi protein hewani.

    Lahan yang tersedia di lingkungan Lapas Kelas IIB Mojokerto juga dimanfaatkan untuk bercocok tanam komoditas hortikultura, seperti cabai dan terong. Hasil panen digunakan untuk memenuhi kebutuhan dapur lapas sekaligus menjadi media pembelajaran langsung bagi para WBP. Dengan berbagai kegiatan ini, Lapas Kelas IIB Mojokerto berupaya mencetak WBP yang lebih produktif, mandiri, dan siap kembali ke masyarakat.

    Inovasi tersebut juga menjadi wujud kontribusi nyata pemasyarakatan dalam mendukung visi pemerintah menuju bangsa yang sejahtera dan berdaya saing. Program tersebut tidak hanya berorientasi pada peningkatan keterampilan WBP, tetapi juga bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan nasional

    “Kegiatan ini sejalan dengan Asta Cita Presiden dan 13 Program Akselerasi IMIPAS. Kami ingin WBP memiliki bekal keterampilan yang berguna setelah selesai menjalani masa pidana,” ungkap Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIB Mojokerto, Rudi Kristiawan mengatakan, Rabu (24/9/2025). [tin/ian]

  • Harga beras medium turun jadi Rp13.150/kg, cabai rawit Rp61.667/kg

    Harga beras medium turun jadi Rp13.150/kg, cabai rawit Rp61.667/kg

    beras premium di harga Rp17.300 per kg naik dari dari sebelumnya Rp16.009 per kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga beras medium di tingkat konsumen turun menjadi Rp13.150 per kilogram dari sebelumnya Rp13.879 per kg, sedangkan cabai rawit merah naik menjadi Rp61.667 per kg dari sebelumnya Rp48.928 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Rabu pukul 06.40 WIB harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional beras premium di harga Rp17.300 per kg naik dari dari sebelumnya Rp16.009 per kg; beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp13.000 per kg naik dari sebelumnya Rp12.569 per kg.

    Komoditas kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.679 per kg turun dari sebelumnya Rp10.743 per kg.

    Berikutnya bawang merah Rp46.200 per kg naik dari sebelumnya Rp40.168 per kg, bawang putih bonggol di harga Rp37.800 per kg naik dari hari sebelumnya Rp37.562 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp59.667 per kg turun dari sebelumnya Rp60.767 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp55.167 per kg naik dari sebelumnya Rp50.996 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp147.500 per kg turun dari sebelumnya Rp135.288 per kg, daging ayam ras Rp43.286 per kg naik dari sebelumnya Rp38.339 per kg, lalu telur ayam ras Rp33.800 per kg naik dari sebelumnya Rp29.992 per kg.

    Sementara itu, gula konsumsi di harga Rp18.600 per kg turun dari sebelumnya Rp18.103 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp23.000 per liter naik dari sebelumnya Rp20.946 per liter; minyak goreng curah Rp20.000 per liter naik dari sebelumnya Rp17.535 per liter; Minyakita Rp17.750 per liter naik tipis dari sebelumnya Rp17.501 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp10.000 per kg naik dari sebelumnya Rp9.785 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp13.800 per kg naik dari sebelumnya Rp12.992 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp42.857 per kg naik dari sebelumnya Rp41.617 per kg; ikan tongkol Rp35.714 per kg naik dari sebelumnya Rp34.771 per kg; ikan bandeng Rp32.500 per kg turun dari sebelumnya Rp35.175 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp9.600 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.609 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp807.500 per kg turun dari sebelumnya Rp105.936 kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mendagri Imbau Daerah dengan Inflasi Tinggi Perkuat Koordinasi Pengendalian bersama BPS hingga Bulog
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        23 September 2025

    Mendagri Imbau Daerah dengan Inflasi Tinggi Perkuat Koordinasi Pengendalian bersama BPS hingga Bulog Nasional 23 September 2025

    Mendagri Imbau Daerah dengan Inflasi Tinggi Perkuat Koordinasi Pengendalian bersama BPS hingga Bulog
    Penulis
    KOMPAS.com
    – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) dengan tingkat inflasi yang masih tinggi memperkuat koordinasi dengan sejumlah pihak terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Bulog.
    Koordinasi itu diperlukan terutama untuk menemukan penyebab kenaikan inflasi sekaligus langkah pengendaliannya.
    Hal tersebut disampaikan Tito dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dirangkaikan dengan pembahasan evaluasi dukungan pemda dalam program 3 Juta Rumah. Forum ini berlangsung secara
    hybrid
    dari Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP), Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Selasa (23/9/2025).
    Tito menjelaskan, capaian inflasi nasional saat ini relatif terkendali sebesar 2,31 persen secara tahunan (
    year-on-year
    /yoy) pada Agustus 2025.
    Ia menekankan, capaian tersebut sejalan dengan target ideal pemerintah, yakni menjaga inflasi pada rentang 2,5 persen plus minus 1 persen.
    Lebih lanjut, Tito menyampaikan bahwa inflasi tidak boleh terlalu rendah maupun terlalu tinggi. Inflasi yang terlalu rendah, misalnya di bawah 1 persen, akan menyulitkan produsen seperti petani, nelayan, dan pelaku industri karena harga tidak menutup biaya produksi.
    Sebaliknya, inflasi di atas 3,5 persen akan merugikan masyarakat sebagai konsumen karena harga kebutuhan terlalu tinggi.
    “Keseimbangan antara menyenangkan produsen dan menyenangkan konsumen. Sehingga di angka 2,31 [persen] ini adalah angka yang sangat bagus sekali,” jelas Tito.
    Meski demikian, ia mengingatkan adanya beberapa daerah dengan tingkat inflasi di atas 3,5 persen, seperti Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, Papua Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Pegunungan, Aceh, Riau, dan Sulawesi Barat.
    Untuk itu, Tito mendorong agar kepala daerah lebih intens berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait.
    “Tolong duduk bersama dengan BPS setempat, kemudian Bulog, kemudian juga dengan Bank Indonesia yang ada di sana, perwakilan, bila perlu dengan asosiasi pengusaha seperti Kadin atau Apindo, untuk mencari penyebabnya apa,” pesannya.
    Menurut Tito, tingginya inflasi di suatu daerah bisa dipengaruhi banyak faktor.
    Hal itu antara lain keterbatasan pasokan bahan pangan, kenaikan harga yang diatur pemerintah, seperti tarif air minum, hingga masalah distribusi akibat cuaca atau hambatan logistik. Bahkan, tidak menutup kemungkinan adanya praktik penimbunan barang oleh oknum tertentu.
    “Itulah perlunya kita melakukan evaluasi,” jelas Tito.
    Di sisi lain, ia menyoroti perkembangan sejumlah komoditas yang memengaruhi Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu ketiga September 2025.
    Tito menyebut harga bawang merah mengalami tren penurunan signifikan. Dari 309 kabupaten/kota yang sebelumnya mengalami kenaikan pada minggu ketiga Agustus 2025, kini hanya tersisa 31 daerah pada minggu ketiga September 2025.
    Sementara itu, terdapat 303 kabupaten/kota yang justru mengalami penurunan harga bawang merah pada periode yang sama.
    “Ini yang menarik dan perlu diketahui apakah memang konsumsinya yang berkurang, kayaknya enggak. Atau mungkin karena sudah terjadi pemerataan distribusi,” kata Tito.
    Tak hanya itu, komoditas beras turut menjadi perhatian utama. Tito menjelaskan, operasi pasar yang digelar bersama Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) berhasil menekan lonjakan harga di banyak daerah.
    Pada minggu keempat Agustus 2025, kenaikan harga beras terjadi di 214 daerah. Namun, pada minggu ketiga September 2025, kenaikan tersebut tercatat hanya terjadi di 106 daerah. Jumlah daerah yang mengalami penurunan harga beras pun meningkat.
    Kendati demikian, terdapat sejumlah komoditas yang masih perlu diwaspadai karena tren kenaikannya cukup tinggi. Komoditas itu antara lain cabai merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
    Sebagai informasi, rapat tersebut dihadiri langsung oleh sejumlah narasumber, antara lain Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Perdesaan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Imran, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi II Bidang Perekonomian dan Pangan Kantor Staf Presiden Edy Priyono, serta Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Indra Wijayanto.
    Hadir pula secara virtual narasumber lain dari kementerian dan lembaga terkait. Kegiatan ini juga diikuti secara virtual oleh jajaran pemda, termasuk forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Duren Sawit dan KBT berpotensi jadi lahan pertanian perkotaan

    Duren Sawit dan KBT berpotensi jadi lahan pertanian perkotaan

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur menyebutkan, wilayah Duren Sawit dan Kanal Banjir Timur (KBT) berpotensi besar menjadi kawasan pertanian perkotaan (urban farming).

    “Kalau di Jakarta Timur itu bagus sebenarnya, terutama di Duren Sawit. Tahun mendatang kita persiapkan untuk kategori pemanfaatan lahan tidur. Di KBT juga potensinya baik, tinggal kita monitor,” kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur Taufik Yulianto saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Taufik menyebut, pihaknya terus mendorong pengembangan pertanian perkotaan sebagai upaya pemanfaatan lahan terbatas di ibu kota.

    Salah satu tantangan yang masih perlu diperkuat adalah pemanfaatan lahan tidur. Meski pengembangannya baru berjalan, sejumlah penggiat di Jakarta Timur dinilai menjanjikan.

    “Lahan tidur sebenarnya kita bagus ya kemarin kalau saya lihat. Cuman memang belum terlalu lama, tapi penggiatnya sudah menjanjikan. Ke depannya kita akan terus monitor apa yang membuat kelompok di sana belum mendapat kesempatan meraih posisi,” ujarnya.

    Selain lahan tidur, hampir seluruh Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jakarta Timur juga telah memanfaatkan lahan untuk urban farming.

    “Untuk yang di RPTRA, Alhamdulillah seluruh RPTRA di Jakarta Timur sudah memanfaatkan lahannya dengan kegiatan urban farming,” ucap Taufik.

    Pemanfaatan serupa mulai berkembang di perkantoran pemerintahan seperti kantor wali kota, kecamatan, hingga kelurahan. Diharapkan, sektor perkantoran swasta juga mulai memanfaatkan lahan-lahan mereka.

    Untuk kategori pekarangan atau gang hijau, Pemkot Jakarta Timur bersama perangkat kecamatan dan kelurahan terus membina masyarakat. Keterlibatan PKK, karang taruna, dan pemuda menjadi bagian penting dalam menggerakkan warga agar aktif mengolah lahan sekitar.

    “Kami bersama-sama dengan penggiat urban farming terus mengimbau, memanfaatkan lahan-lahan yang ada di sekitar,” kata Taufik.

    Konsep urban farming di Jakarta Timur juga dikembangkan secara kreatif, seperti di Kecamatan Ciracas yang memanfaatkan atap gedung (rooftop) lantai tiga.

    Lokasi tersebut ditanami berbagai komoditas mulai dari cabai, anggur, hingga melon, sekaligus menjadi ruang berkumpul antar unit kerja perangkat daerah (UKPD) dan memenuhi kebutuhan pangan aparatur sipil negara (ASN).

    “Dengan lahan yang sempit, mereka bisa memanfaatkan rooftop secara maksimal. Mudah-mudahan kawasan lain di Jakarta Timur bisa meniru. Ini efektif dalam pengelolaan aset dan bangunan yang ada,” ujarnya.

    Adapun urban farming sendiri merupakan bagian dari desain besar pertanian perkotaan 2018–2030 dengan lima kategori lokasi pengembangan, yakni perkantoran, sekolah, RPTRA, lahan kosong atau tidur, dan pekarangan.

    Jakarta Timur menargetkan dapat memperluas pemanfaatan lahan di seluruh sektor untuk memperkuat ketahanan pangan perkotaan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tak Hanya Soal Kesehatan, Posyandu Juga Ikut Jaga Ketertiban Umum hingga Pendidikan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        22 September 2025

    Tak Hanya Soal Kesehatan, Posyandu Juga Ikut Jaga Ketertiban Umum hingga Pendidikan Nasional 22 September 2025

    Tak Hanya Soal Kesehatan, Posyandu Juga Ikut Jaga Ketertiban Umum hingga Pendidikan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian, mengatakan bahwa Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu (Posyandu) tak lagi hanya mengurus soal kesehatan, tetapi juga masuk dalam bagian enam standar pelayanan minimal (SPM), salah satunya adalah ketentraman dan ketertiban umum.
    Hal ini disampaikan Tito dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Posyandu, di Mercure Ancol, Jakarta Utara, pada Senin (22/9/2025).
    Tito mengatakan bahwa Posyandu telah bertransformasi dengan melaksanakan enam standar pelayanan minimal (SPM). Sebelumnya, Posyandu lebih banyak dikenal dalam konteks pelayanan kesehatan.
    “Jadi pelayanan publik yang dibuat secara terpadu dalam satu pos. Kira-kira gitu. Nah, apa saja? Tidak hanya di bidang kesehatan, tapi enam standar pelayanan minimal, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah,” kata Tito.
    Enam SPM tersebut meliputi pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, ketentraman dan ketertiban umum, serta perlindungan masyarakat (trantibumlinmas), dan sosial.
    Dalam konteks ini, pendayagunaan Posyandu diarahkan pada enam bidang SPM sesuai kewenangan desa/kelurahan, dengan penekanan pada kegiatan pemberdayaan masyarakat di tingkat lokal.
    “Posyandu sebagai mitra pemerintah. Posyandu itu adalah mitra pemerintah. Tapi diakui keberadaannya dalam undang-undang,” tegas Mendagri.
    Sebagai mitra pemerintah, Posyandu dapat menyempurnakan tugas-tugas yang dilaksanakan pemerintah.
    Hal ini termasuk kontribusi terhadap pendidikan anak usia dini (PAUD), pemanfaatan literasi digital, penguatan sektor pangan, serta bidang lainnya yang menjadi persoalan di lingkungan masyarakat.
    Mendagri mencontohkan, salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan Posyandu ialah memperkuat sektor pangan melalui gerakan menanam.
    Jika dilakukan secara kolektif oleh kader Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Posyandu, serta pemerintah desa, gerakan ini diyakini dapat membantu pemenuhan kebutuhan pangan.
    “Kalau itu dilakukan oleh semua desa melalui gerakan PKK, Posyandu, bergerak menanamnya seperti cabai masing-masing untuk konsumsi desanya sendiri, konsumsi rumah tangga yang sendiri, enggak ada inflasi setiap minggu itu enggak ada. Karena sudah cukup untuk masing-masing,” tutur Tito.
    Dia juga menjelaskan bahwa keberadaan Posyandu memiliki dasar hukum yang kuat.
    Hal ini antara lain diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2024, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43 Tahun 2014, Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 18 Tahun 2018, serta Permendagri Nomor 13 Tahun 2024.
    Dalam UU Nomor 3 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa disebutkan secara tegas bahwa Posyandu merupakan salah satu unsur lembaga kemasyarakatan desa (LKD).
    Selain itu, Posyandu juga menjadi mitra pemerintah desa dalam melaksanakan fungsi pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan, dan pembinaan masyarakat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Remaja Jepara Tewas di Ladang Cabai Demak, Polisi: Akibat Tersengat Listrik 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        22 September 2025

    2 Remaja Jepara Tewas di Ladang Cabai Demak, Polisi: Akibat Tersengat Listrik Regional 22 September 2025

    2 Remaja Jepara Tewas di Ladang Cabai Demak, Polisi: Akibat Tersengat Listrik
    Tim Redaksi
     
    DEMAK, KOMPAS.com
    – Penyebab kematian dua remaja asal Kabupaten Jepara, R (15) dan F (15), di ladang cabai Desa Pasir, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, akhirnya terungkap.
    Kasatreskrim Polres Demak, Iptu Anggah Mardwi Pitriyono, mengatakan hasil pemeriksaan medis menunjukkan keduanya meninggal dunia akibat tersengat listrik.
    “Kesimpulan yang disampaikan oleh dokter pada saat itu mati lemas karena sengatan listrik,” ujar Angga melalui sambungan telepon, Senin (22/9/2025) sore.
    R dan F sebelumnya ditemukan tergeletak tak bernyawa di tepi sawah cabai pada Minggu (21/9/2025). Polisi masih menyelidiki lebih lanjut terkait penyebab kematian mereka.
    “Masih penyelidikan, sementara masih mendalami saksi-saksi dari yang pertama kali menemukan, petani sekitar, pemilik lahan itu kita masih kita lakukan pemeriksaan mendalam,” ungkap Anggah.
    Ia menegaskan peristiwa tersebut akan menjadi fokus utama penyelidikan untuk mengungkap kronologi lengkap.
    “Ini kan nyawa manusia ya, intinya kita masih berusaha sebaik mungkin bahwasanya melihat peristiwa ini ya tentang manusia. Tidak untuk dipandang remeh, makanya kita tidak cepat ambil kesimpulan,” tutup Anggah.
    Sebelumnya, Kepala Desa Pasir, Taqiyuddin, menduga korban tersengat listrik jebakan tikus saat melintas di area persawahan untuk mencari jalan pintas menuju konser dangdut di sekitar lokasi.
    “Warga kami kan saat ini lagi kena serangan hama tikus, dikasih pagar sama lampu, sama aliran listrik. Ada indikasi juga, itu kan ada acara dangdut EO event itu. Mungkin korban mencari jalur alternatif, tapi mungkin ya,” kata Taqiyuddin, Minggu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Beras Premium Turun Jadi Rp15.918/Kg, Cabai Rp47.257/Kg

    Beras Premium Turun Jadi Rp15.918/Kg, Cabai Rp47.257/Kg

    JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga beras premium di tingkat konsumen turun menjadi Rp15.918 per kilogram dari sebelumnya Rp15.956 per kg, begitu pun cabai rawit merah Rp47.257 per kg dari sebelumnya Rp47.713 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Minggu pukul 09.40 WIB dikutip Antara, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional beras medium di harga Rp13.674 per kg turun dari sebelumnya Rp13.852 per kg; beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.490 per kg turun dari sebelumnya Rp12.544 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.489 per kg turun dari sebelumnya Rp6.650 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.688 per kg turun dari sebelumnya Rp10.715 per kg.

    Berikutnya, bawang merah Rp39.261 per kg turun dari sebelumnya Rp40.221 per kg, bawang putih bonggol di harga Rp36.496 per kg turun dari hari sebelumnya Rp37.199 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp59.025 per kg turun dari sebelumnya Rp59.566 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp48.507 per kg turun dari sebelumnya Rp48.818 per kg.

    Lalu, daging sapi murni Rp135.078 per kg turun dari sebelumnya Rp135.346 per kg, daging ayam ras Rp38.027 per kg turun dari sebelumnya Rp38.180 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.528 per kg turun dari sebelumnya Rp29.800 per kg.

    Sementara itu, gula konsumsi di harga Rp17.900 per kg turun dari sebelumnya Rp18.071 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.665 per liter turun dari sebelumnya Rp20.846 per liter; minyak goreng curah Rp17.280 per liter naik dari sebelumnya Rp17.532 per liter; Minyakita Rp17.283 per liter turun dari sebelumnya Rp17.436 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.564 per kg turun dari sebelumnya Rp9.729 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.828 per kg turun dari sebelumnya Rp12.970 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp42.195 per kg naik dari sebelumnya Rp41.896 per kg; ikan tongkol Rp34.779 per kg naik dari sebelumnya Rp34.741 per kg; ikan bandeng Rp34.535 per kg turun dari sebelumnya Rp35.370 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.487 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.587 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp102.926 per kg turun dari sebelumnya Rp104.729 kg, daging kerbau segar lokal Rp139.524 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.330 per kg.

  • Harga beras medium turun jadi Rp13.657/kg, cabai rawit Rp45.791/kg

    Harga beras medium turun jadi Rp13.657/kg, cabai rawit Rp45.791/kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga beras medium di tingkat konsumen turun menjadi Rp13.657 per kilogram dari sebelumnya Rp13.837 per kg, begitu pun cabai rawit merah Rp45.791 per kg dari sebelumnya Rp47.336 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Senin pukul 08.20 WIB harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional beras premium di harga Rp16.007 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp15.958 per kg; beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.398 per kg turun dari sebelumnya Rp12.536 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.464 per kg naik dari sebelumnya Rp6.649 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.813 per kg naik dari sebelumnya Rp10.744 per kg.

    Berikutnya bawang merah Rp39.752 per kg turun dari sebelumnya Rp39.873 per kg, bawang putih bonggol di harga Rp37.457 per kg naik dari hari sebelumnya Rp37.065 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp53.200 per kg turun dari sebelumnya Rp59.345 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp41.724 per kg turun dari sebelumnya Rp48.521 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp133.612 per kg turun dari sebelumnya Rp135.480 per kg, daging ayam ras Rp37.813 per kg turun dari sebelumnya Rp38.035 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.690 per kg naik dari sebelumnya Rp29.660 per kg.

    Sementara itu, gula konsumsi di harga Rp17.845 per kg turun dari sebelumnya Rp18.046 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.650 per liter turun dari sebelumnya Rp20.771 per liter; minyak goreng curah Rp16.885 per liter turun dari sebelumnya Rp17.545 per liter; Minyakita Rp17.458 per liter turun dari sebelumnya Rp17.463 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.566 per kg turun dari sebelumnya Rp9.702 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.300 per kg turun dari sebelumnya Rp12.990 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp44.885 per kg naik dari sebelumnya Rp41.810 per kg; ikan tongkol Rp35.927 per kg naik dari sebelumnya Rp34.677 per kg; ikan bandeng Rp35.755 per kg turun dari sebelumnya Rp34.955 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.437 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.577 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp123.333 per kg turun dari sebelumnya Rp105.735 kg, daging kerbau segar lokal Rp137.000 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.302 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Komisi V DPR mendorong integrasi transportasi di Terminal Pondok Cabe

    Komisi V DPR mendorong integrasi transportasi di Terminal Pondok Cabe

    Terminal yang dikelola dengan baik akan menghadirkan manfaat ganda, mendukung mobilitas sekaligus pertumbuhan ekonomi lokal melalui pemberdayaan UMKM.

    Jakarta (ANTARA) – Komisi V DPR RI mendorong integrasi transportasi di Terminal Tipe A Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, guna meningkatkan konektivitas, memperlancar mobilitas masyarakat, serta memperkuat peran terminal sebagai simpul transportasi yang modern.

    Anggota Komisi V DPR RI Musa Rajekshah menyoroti berbagai persoalan yang masih membelit Terminal Pondok Cabe, mulai dari sulitnya akses transportasi umum, keberadaan terminal bayangan, hingga minimnya penumpang dan operator bus yang aktif.

    “Jika tidak segera diintegrasikan dengan MRT, LRT, atau KRL, terminal ini hanya akan jadi bangunan tanpa fungsi nyata bagi rakyat. Terminal harus benar-benar berfungsi sebagai simpul transportasi yang memudahkan masyarakat,” kata Musa dalam keterangan di Jakarta, Minggu (21/9).

    Sebagai Anggota Komisi V DPR yang membidangi infrastruktur dan perhubungan, Musa juga mendorong agar terminal tidak hanya berfungsi sebagai tempat naik turun penumpang, tetapi juga dikembangkan sebagai pusat kegiatan ekonomi.

    “Terminal yang dikelola dengan baik akan menghadirkan manfaat ganda, mendukung mobilitas sekaligus pertumbuhan ekonomi lokal melalui pemberdayaan UMKM,” ujarnya.

    Sekretaris Direktorat Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda (Ditjen Intram) Kemenhub Dedy Cahyadi mengungkapkan, operasional Terminal Pondok Cabe belum maksimal karena akses angkutan umum terbatas dan minat penumpang masih rendah.

    “Jumlah bus yang masuk lebih banyak dibanding penumpang yang berangkat dari terminal. Untuk itu, perlu segera disiapkan layanan feeder yang terhubung langsung dengan simpul transportasi lain,” ujar Dedy.

    Ia menegaskan, Ditjen Intram Kemenhub akan mendorong inovasi dalam pengelolaan terminal, agar setara dengan simpul transportasi lain seperti stasiun, bandara, dan pelabuhan.

    “Dengan penguatan feeder dan integrasi fisik ke simpul transportasi sekitar, Terminal Pondok Cabe dapat menjadi simpul perjalanan yang benar-benar diminati masyarakat,” ujarnya lagi.

    Komisi V DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke Terminal Tipe A Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Kunjungan dipimpin Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae, bersama jajaran anggota Komisi V untuk meninjau pelayanan di Terminal Pondok Cabe, sebagai bahan untuk mengevaluasi pembangunan terminal-terminal baru di kota lain.

    Kunjungan itu, juga bertepatan dengan peringatan Hari Perhubungan Nasional 2025, yang menjadi momentum penting untuk menjawab tantangan sektor transportasi sekaligus mendorong terwujudnya sistem transportasi yang lebih modern, terintegrasi, dan berpihak pada masyarakat.

    Terminal Pondok Cabe diresmikan pada 31 Desember 2018. Sesuai amanat UU Nomor 23 Tahun 2014, pengelolaan terminal tipe A menjadi kewenangan pemerintah pusat.

    Terminal tersebut sebelumnya dikelola oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan kini dalam proses serah terima menuju Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga beras premium turun jadi Rp15.918/kg, cabai rawit Rp47.257/kg

    Harga beras premium turun jadi Rp15.918/kg, cabai rawit Rp47.257/kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga beras premium di tingkat konsumen turun menjadi Rp15.918 per kilogram dari sebelumnya Rp15.956 per kg, begitu pun cabai rawit merah Rp47.257 per kg dari sebelumnya Rp47.713 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Minggu pukul 09.40 WIB harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional beras medium di harga Rp13.674 per kg turun dari sebelumnya Rp13.852 per kg; beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.490 per kg turun dari sebelumnya Rp12.544 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.489 per kg turun dari sebelumnya Rp6.650 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.688 per kg turun dari sebelumnya Rp10.715 per kg.

    Berikutnya, bawang merah Rp39.261 per kg turun dari sebelumnya Rp40.221 per kg, bawang putih bonggol di harga Rp36.496 per kg turun dari hari sebelumnya Rp37.199 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp59.025 per kg turun dari sebelumnya Rp59.566 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp48.507 per kg turun dari sebelumnya Rp48.818 per kg.

    Lalu, daging sapi murni Rp135.078 per kg turun dari sebelumnya Rp135.346 per kg, daging ayam ras Rp38.027 per kg turun dari sebelumnya Rp38.180 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.528 per kg turun dari sebelumnya Rp29.800 per kg.

    Sementara itu, gula konsumsi di harga Rp17.900 per kg turun dari sebelumnya Rp18.071 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.665 per liter turun dari sebelumnya Rp20.846 per liter; minyak goreng curah Rp17.280 per liter naik dari sebelumnya Rp17.532 per liter; Minyakita Rp17.283 per liter turun dari sebelumnya Rp17.436 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.564 per kg turun dari sebelumnya Rp9.729 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.828 per kg turun dari sebelumnya Rp12.970 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp42.195 per kg naik dari sebelumnya Rp41.896 per kg; ikan tongkol Rp34.779 per kg naik dari sebelumnya Rp34.741 per kg; ikan bandeng Rp34.535 per kg turun dari sebelumnya Rp35.370 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.487 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.587 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp102.926 per kg turun dari sebelumnya Rp104.729 kg, daging kerbau segar lokal Rp139.524 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.330 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.