Tanaman: Cabai

  • Cabai Merah hingga Beras Dorong Inflasi Harga Bergejolak Tembus 6,44% YoY

    Cabai Merah hingga Beras Dorong Inflasi Harga Bergejolak Tembus 6,44% YoY

    Bisnis.com, JAKARTA — Inflasi harga bergejolak (volatile goods) menjadi komponen inflasi tertinggi pada September 2025 yakni sebesar 6,44% secara tahunan atau year-on-year (yoy). Kenaikan harga cabai merah, bawang merah, daging ayam ras serta beras turut berkontribusi dalam meningkatnya Indeks Harga Konsumen (IHK). 

    Adapun inflasi tahunan September 2025 sebesar 2,65% (yoy), sedangkan 0,21% secara bulanan atau month-to-month (mtm). Terdapat tiga komponen inflasi untuk tahunan yakni berdasarkan harga diatur pemerintah 1,10% (yoy), inflasi inti 2,19% (yoy), serta harga bergejolak 6,44% (yoy).

    Secara terperinci, inflasi berdasarkan komponen harga bergejolak yang mencapai hingga 6,44% (yoy) memiliki andil sebesar 1,03%. Inflasi harga bergejolak menyentuh level tertinggi sejak Juni 2024.

    “Komoditas yang dominan memiliki andil terhadap inflasi adalah cabai merah, bawang merah, beras dan ayam daging ras,” jelas Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah pada konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Rabu (1/10/2025). 

    Komponen lain yang juga mengalami inflasi secara tahunan yakni inflasi inti sebesar 2,19% (yoy) dengan andil terbesar yaitu 1,41%. Komoditas yang menyumbang inflasi inti adalah emas dan perhiasan, minyak goreng, hingga kopi bubuk.

    Selanjutnya, komponen inflasi harga diatur pemerintah tercatat sebesar 1,10% (yoy) dengan andil terhadap inflasi umum sebesar 0,21%. Komoditas yang dominan adalah tarif air minum PAM di 13 wilayah, sigaret kretek mesin (SKM) serta bahan bakar rumah tangga. 

    Mengenai inflasi harga bergejolak yang melesat hingga 6,44% (yoy), Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet memandang bahwa cabai merah dan daging ayam ras memiliki peran yang paling signifikan mendorong inflasi komponen harga bergejolak tersebut.  

    Sementara itu, kendati memiliki bobot besar pada keranjang IHK, beras justru tidak menjadi penyumbang utama pada kelompok inflasi tersebut. 

    “Hal ini karena meskipun harga beras masih lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, secara bulanan justru beras mengalami deflasi sehingga berperan sebagai peredam inflasi pada bulan tersebut,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (1/10/2025). 

    Artinya, lanjut Yusuf, meskipun beras tetap berkontribusi, justru komoditas yang secara historis lebih bergejolak seperti cabai dan ayam lebih menentukan kenaikan inflasi tahunan kali ini.

    Adapun bawang merah justru tercatat menekan inflasi di periode bulanan. Oleh sebab itu, Yusuf menilai gambaran yang lebih utuh menunjukkan bahwa beras bukan komoditas paling dominan dalam mendorong inflasi volatile food pada September 2025. 

    Berbeda dengan inflasi tahunan, harga komoditas beras justru menjadi peredam inflasi bulanan September 2025 sebesar 0,21% month-to-month (mtm). Pada bulan lalu, harga beras secara bulanan justru mengalami deflasi 0,13% pada September 2025 dari harga pada Agustus 2025. Andilnya juga sebesar 0,01%. 

    “Deflasi [beras] secara bulanan di September adalah deflasi kedua di 2025, sebelumnya terjadi deflasi untuk beras di April 2025,” jelas Habibullah. 

  • Genteng Rontok, Masjid Rusak, Warga Sekitar Bandara YIA Protes Dampak Jet Blast Pesawat
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        1 Oktober 2025

    Genteng Rontok, Masjid Rusak, Warga Sekitar Bandara YIA Protes Dampak Jet Blast Pesawat Yogyakarta 1 Oktober 2025

    Genteng Rontok, Masjid Rusak, Warga Sekitar Bandara YIA Protes Dampak Jet Blast Pesawat
    Tim Redaksi
    KULON PROGO, KOMPAS.com –
    Rumah, kebun, hingga bangunan masjid di Kalurahan Karangwuni, Kulon Progo, mengalami kerusakan akibat embusan angin pesawat atau jet blast dari pesawat di Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA).
    Jet blast adalah dorongan udara bertekanan tinggi yang dihasilkan mesin jet, terutama saat lepas landas atau ketika pesawat menggunakan daya dorong penuh.
    Aliran udara ini bisa mencapai kecepatan lebih dari 250 kilometer per jam, sehingga berpotensi merusak bangunan, peralatan, hingga menimbulkan bahaya serius bagi warga di sekitarnya.
    Sejumlah warga pun menuntut adanya solusi setelah berulang kali melapor tanpa mendapatkan tindak lanjut yang memuaskan.
    Salah satu keluhan datang dari Winarto, warga Karangwuni sekaligus Ketua Kelompok Nelayan Ngudi Rezeki.
    “Sudah berulang kali terjadi, kena kentut pesawat. (Akibatnya) genteng musak-masik, rontok. Kami dari masyarakat juga sudah sering buat laporan, seperti kena tempatnya Mas Agung, tempatnya Mbak Sri, dan banyak lagi,” kata Winarto saat ditemui di Karangwuni, Rabu (1/10/2025).
    Menurut Winarto, laporan warga sudah ditujukan ke desa, tetapi hingga kini belum ada tindak lanjut.
    Ia mengaku juga menjadi korban. Rumahnya yang berada di dekat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangwuni mengalami kerusakan atap akibat embusan pesawat.
    “Awalnya saya tidak percaya, meski banyak bangunan lain juga rusak. Tapi belum lama ini, angin kuat membuat genteng rumah saya rontok bersamaan dengan suara ledakan jet saat pesawat mendarat,” ujarnya.
    Winarto menambahkan, saat kejadian ia sedang makan bersama keluarga.
    “Tadinya mau saya biarkan saja, tapi karena ini musim hujan, saya segera perbaiki,” katanya.
    Berdasarkan perhitungan warga, setidaknya ada 10 rumah yang mengalami kerusakan serupa.
    Tidak hanya bangunan, sejumlah fasilitas lain seperti kandang ternak, pohon kelapa, tanaman semangka, cabai, hingga masjid di Pasir Mendit juga ikut terdampak.
    Warga kemudian melayangkan surat pengaduan resmi kepada PT Angkasa Pura Indonesia selaku pengelola Bandara YIA.
    “YIA sempat merespons dengan menurunkan tim ke lokasi,” ujar Winarto.
    Keluhan serupa juga disampaikan Agung Nurcahyo, warga Padukuhan Keboan, yang rumahnya berada tepat di jalur lurus pendaratan pesawat.
    “Genteng rumah saya rontok terus. Tanaman seperti kelapa, semangka, dan mulsa jadi rusak. Bahkan atap bangunan petani juga hilang karena angin pesawat,” kata Agung.
    Menurut Agung, kerusakan sudah terjadi sejak awal beroperasinya YIA, namun hingga kini belum ada solusi yang jelas.
    Ia mengaku sudah melapor berulang kali sejak pindah ke Karangwuni pada 2021, baik melalui email ke Surabaya, Jakarta, maupun surat resmi ke pihak YIA.
    “Kami ingin tinggal dengan nyaman, tidak terganggu terus-menerus seperti ini,” tegasnya.
    Agung menyebut, dalam seminggu genteng rumahnya bisa rontok hingga dua kali, terutama ketika pesawat mendarat dari arah timur saat angin bertiup ke permukiman. Biaya perbaikan pun mencapai sedikitnya Rp 500.000.
    Ia mengaku YIA pernah merespons keluhan warga, tetapi prosesnya justru menyulitkan.
    “Kami diminta menyediakan bukti berupa video dan memastikan waktu kejadian secara spesifik. Padahal tidak mungkin setiap hari kami mengawasi dan merekam pesawat yang lewat. Harusnya pihak bandara yang punya data lebih lengkap soal jadwal terbang,” ujar Agung.
    Warga berharap ada itikad baik dari pengelola Bandara YIA untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
    “Kami ini tetangganya bandara. Dalam filosofi Jawa, bertetangga itu harus saling membuat nyaman. Kalau ada dampak, ya seharusnya dibicarakan dan dicarikan jalan keluar,” tambah Winarto.
    Lewat pesan singkat yang disampaikan Humas YIA, General Manager YIA, Ruly Artha, mengungkapkan empati atas apa yang dialami warga sekitar bandara.
    “Kami telah melakukan komunikasi dengan beberapa warga melalui perangkat desa di beberapa wilayah sekitar bandara. Melalui entitas transportasi udara, kami memiliki Tim Reaksi Cepat yang terdiri dari PT Angkasa Pura Indonesia (YIA), Airline Operator Committee, BMKG, dan AirNav Indonesia,” tulis dia.
    “Setiap laporan yang masuk melalui perangkat desa ditindaklanjuti tim dengan pengecekan di lokasi serta langkah lain sesuai alur penanganan. Sebagai pengelola bandara, kami akan terus berupaya memastikan operasional penerbangan berjalan dengan baik, sesuai ketentuan, demi kenyamanan pengguna jasa bandara maupun masyarakat sekitar.”
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Inflasi tahunan Jakarta pada September 2025 lebih terkendali

    Inflasi tahunan Jakarta pada September 2025 lebih terkendali

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta melaporkan inflasi Jakarta secara tahunan pada September 2025 dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebesar 2,40 persen, atau lebih terkendali dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 2,65 persen.

    “Inflasi tahunan berada pada level 2,40 persen, masih relatif lebih terkendali karena target 2,5 plus minus 1, tentunya ini berada pada posisi yang baik. Jakarta juga berada masih lebih terkendali dibandingkan (inflasi) nasional di 2,65 persen,” kata Kepala BPS DKI Jakarta Nurul Hasanudin di Jakarta, Rabu.

    Dia merinci dari 11 kelompok pengeluaran, yang memberikan andil inflasi tertinggi, yakni makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,85 persen, diikuti perumahan, air, listrik, dan bahan bakar sebesar 0,71 persen, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,59 persen.

    Selain itu, terdapat dua kelompok yang mengalami deflasi, yaitu transportasi dan informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

    “Untuk transportasi dengan andil 0,17 persen, dan 0,02 persen untuk kelompok informasi, komunikasi serta jasa keuangan,” ujar Hasanudin.

    Sementara itu, komoditas penyumbang utama inflasi tahunan, yakni tarif air minum PAM (0,63 persen), emas perhiasan (0,46 persen), daging ayam ras (0,20 persen), beras (0,10 persen), dan bawang merah (0,10 persen).

    Di sisi lain, komoditas utama penyumbang deflasi, antara lain tarif angkutan udara (0,12 persen), bensin (0,08 persen), tarif kereta api (0,02 persen), telepon seluler (0,02 persen), dan sabun cair atau cuci piring (0,02 persen).

    Secara bulanan, inflasi yang dialami Jakarta pada September 2025 sebesar 0,13 persen dibandingkan Agustus 2025. Penyumbang utama inflasi itu, yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,06 persen.

    Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok makanan tersebut adalah daging ayam ras, cabai merah, dan beras.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • MRT Jakarta – Tangsel: Proyek Masih Dikaji, Tapi Jalur Sudah Terlihat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 September 2025

    MRT Jakarta – Tangsel: Proyek Masih Dikaji, Tapi Jalur Sudah Terlihat Megapolitan 29 September 2025

    MRT Jakarta – Tangsel: Proyek Masih Dikaji, Tapi Jalur Sudah Terlihat
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Proyek MRT Jakarta hingga Tangerang Selatan saat ini masih dalam tahap kajian, namun rute potensial sudah mulai terlihat.
    Pemerintah memastikan pembangunan tetap berjalan meski waktunya belum bisa dipastikan.
    “Jadi kalau ke Tangsel, kemarin baru pembahasan dengan swasta, karena memang di Tangsel itu pilihannya dengan swasta,” ujar Gubernur Jakarta Pramono Anung saat ditemui di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Senin (29/9/2025).
    Pramono menegaskan, proyek MRT ini tidak bisa ditanggung Pemprov Jakarta sendirian.
    Dukungan dari Pemprov Banten dan Pemerintah Kota Tangsel juga sangat dibutuhkan.
    “Dan tentunya juga melibatkan pemerintah daerah di Tangsel,” kata Pramono.
    Meskipun belum ada kepastian soal waktu pembangunan, Pramono memastikan hasil kajian akan diumumkan ke publik setelah fase perhitungan selesai.
    “Sekarang dalam fase perhitungan, nanti kalau sudah selesai kami sampaikan,” jelasnya.
    Beberapa rute yang dinilai paling potensial adalah Pondok Aren – Serpong dan Ciputat – Pondok Cabe.
    Kedua rute itu dipertimbangkan karena menghubungkan kawasan permukiman padat, pusat aktivitas masyarakat Tangsel, serta kawasan pendidikan.
    Jalur ini diprediksi memiliki trafik harian tinggi, mengingat banyak warga Tangsel yang bekerja di Jakarta.
    Kedua jalur nantinya akan terkoneksi langsung dengan Stasiun MRT Lebak Bulus, yang menjadi titik sentral MRT Jakarta di wilayah selatan, sehingga mempermudah mobilitas warga Tangsel menuju pusat kota.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bank Indonesia Bakal Pakai AI untuk Prediksi Inflasi Mulai November 2025

    Bank Indonesia Bakal Pakai AI untuk Prediksi Inflasi Mulai November 2025

    Bisnis.com, SAMARINDA — Bank Indonesia Kalimantan Timur mengembangkan sistem peringatan dini berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang diprediksi beroperasi pada Oktober atau November 2025. 

    Inovasi teknologi ini dirancang untuk memprediksi fluktuasi inflasi mingguan melalui analisis mendalam terhadap pergerakan harga komoditas strategis di pasar.

    Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur, Budi Widihartanto, menyatakan sistem ini merupakan terobosan  dalam manajemen stabilitas harga regional. 

    “Dengan (teknologi) AI, kami dapat membaca pola inflasi, jadi cepat, kita minggu pertama, minggu kedua nih, saya sudah bisa kira-kira inflasi tersebut berapa di minggu ketiga. Nah makanya, dari minggu ke minggu ini kita ceritakan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (29/9/2025).

    Sistem AI tersebut mampu mengidentifikasi pergerakan harga komoditas secara real-time. 

    Sebagai ilustrasi, algoritma dapat mendeteksi bahwa harga beras, cabai, dan bawang mengalami tren deflasi, sementara harga ikan laut menunjukkan potensi tekanan inflasi. 

    “Dengan prediksi ini, pemerintah daerah dapat mengambil tindakan antisipatif secara lebih cepat dan tepat,” kata Budi. 

    Lebih jauh, pengembangan sistem ini menjadi krusial mengingat Kalimantan Timur akan menghadapi transformasi ekonomi besar-besaran seiring pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 

    Proyek megastruktur tersebut diperkirakan menyerap sekitar 10.000 tenaga kerja pada fase konstruksi intensif.

    Menurut Budi, lonjakan jumlah pekerja tersebut tidak hanya menciptakan peluang lapangan kerja, tapi juga berpotensi memicu tekanan permintaan terhadap kebutuhan primer, khususnya pangan dan akomodasi. 

    Fenomena ini dapat menjadi bumerang jika tidak diantisipasi dengan strategi supply chain yang matang.

    Merespons tantangan tersebut, pemerintah daerah menyiapkan tiga strategi komprehensif. 

    Pertama, penguatan logistik dan pasokan pangan lokal dengan fokus pada wilayah penyangga IKN, terutama Penajam Paser Utara (PPU) dan Balikpapan. 

    Upaya ini mencakup intensifikasi sektor pertanian lokal seperti hortikultura, peternakan ayam, serta peningkatan produksi jagung untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak yang diproyeksikan meningkat tajam.

    Kedua, kolaborasi antar-daerah (Kerja Sama Antar-Daerah/KAD) dengan provinsi lain, khususnya Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, akan diperkuat untuk menjamin kelancaran rantai pasokan komoditas strategis. 

    Kerja sama ini akan dioperasionalisasikan melalui skema business-to-business (B2B) untuk memasok berbagai komoditas kritis seperti telur, beras, dan kebutuhan pokok lainnya.

    Ketiga, integrasi antara sistem AI dengan mekanisme respons kebijakan akan menciptakan ekosistem pengendalian inflasi yang adaptif. 

    Adapun, dia menuturkan ketika sistem mendeteksi anomali harga, otoritas terkait dapat segera mengaktifkan mekanisme operasi pasar, penyesuaian stok strategis, atau koordinasi dengan pemasok.

  • Harga Pangan Indonesia 27 September: Beras Premium Turun, Daging Sapi dan Ikan Naik

    Harga Pangan Indonesia 27 September: Beras Premium Turun, Daging Sapi dan Ikan Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata nasional sejumlah komoditas pangan utama di Tanah Air mengalami pergerakan beragam pada Sabtu (27/9/2025).

    Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 09.55 WIB, harga rata-rata beras premium di Tanah Air turun 0,85% menjadi Rp15.899 per kilogram dibandingkan dengan hari sebelumnya.

    Harga beras medium turun lebih dalam, yakni 1,28% ke Rp13.711 per kilogram, sedangkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perum Bulog naik tipis 0,08% ke Rp12.547 per kilogram.

    Sementara itu, sejumlah komoditas lainnya mengalami penurunan. Jagung peternak turun 2,16% ke Rp6.521 per kilogram, kedelai biji kering impor turun 0,64% menjadi Rp10.637 per kilogram, dan bawang merah turun 0,28% ke Rp39.044 per kilogram. Bawang putih bonggol turun 0,91% ke Rp36.964 per kilogram.

    Harga cabai pun turun serentak. Cabai merah keriting turun 3,84% ke Rp57.790 per kilogram, cabai merah besar turun 4,43% ke Rp48.987 per kilogram, dan cabai rawit merah lebih murah 0,23% menjadi Rp47.145 per kilogram.

    Adapun, harga daging ayam ras turun 0,71% ke Rp38.270 per kilogram, sementara telur ayam ras turun 0,56% menjadi Rp29.926 per kilogram. Gula konsumsi turun 0,54% ke Rp17.996 per kilogram, garam konsumsi turun 0,30% ke Rp11.572 per kilogram, tepung terigu curah turun 0,86% ke Rp9.731, dan tepung terigu kemasan lebih murah 2,48% ke Rp12.716.

    Untuk minyak goreng, harga kemasan dan curah masing-masing turun 1,60% dan 0,88% menjadi Rp20.651 dan Rp17.483 per liter. Sementara itu, Minyakita juga turun 0,64% menjadi Rp17.389 per liter.

    Penurunan harga juga terjadi pada daging kerbau segar lokal yang turun 2,18% ke Rp137.941 per kilogram, serta daging kerbau beku impor yang turun 3,48% ke Rp101.836 per kilogram. Ikan bandeng ikut turun 2,65% menjadi Rp34.467 per kilogram.

    Sebaliknya, beberapa komoditas mencatat kenaikan harga. Daging sapi murni naik 0,22% menjadi Rp135.282 per kg, ikan kembung naik 1,30% ke Rp42.114 per kilogram, sementara ikan tongkol naik 1,09% ke Rp34.933 per kilogram.

  • Harga Ayam Potong di Pasar Baru Bekasi Naik, Diduga Imbas Kenaikan Harga Pakan Ternak
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 September 2025

    Harga Ayam Potong di Pasar Baru Bekasi Naik, Diduga Imbas Kenaikan Harga Pakan Ternak Megapolitan 25 September 2025

    Harga Ayam Potong di Pasar Baru Bekasi Naik, Diduga Imbas Kenaikan Harga Pakan Ternak
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Harga ayam potong di Pasar Baru Bekasi, Duren Jaya, Bekasi Timur, mengalami kenaikan dari harga normal.
    Pedagang bernama Herman (40) mengatakan harga ayam potong sempat mencapai Rp 31.000 per kilogram, padahal biasanya Rp 22.000.
    Kini, harga jualnya sudah turun menjadi Rp 28.500, tetapi belum kembali ke harga normal.
    “Kalau turun sih dikit-dikit, kemarin harga Rp 31.000, Rp 29.000, sekarang Rp 28.500. Semenjak habis Agustus harga mulai naik,” ujar Herman kepada
    Kompas.com
    di Pasar Baru Bekasi, Kamis (25/9/2025).
    Menurut dia, harga ayam potong cenderung fluktuatif setiap harinya. Ia menduga harganya naik karena harga pakan ternak yang naik juga.
    “Tapi mungkin karena harga pakan ternak juga mahal,” kata Herman.
    Lantaran naiknya harga itu, sejumlah pembeli mengeluh dan kadang menawar dengan harga terlalu rendah.
    “Pembeli ngeluh karena cabai mahal, ayam potong mahal, ada yang nawar Rp 20.000 per kilo padahal harga Rp 28.500 per kilo. Banyak sabar kalau lagi mahal kayak begini,” ujar dia.
    Ia pun berharap agar ada solusi dari pemerintah guna mengembalikan harga ayam potong normal kembali.
    “Paling tidak lebih terjangkau lah agar pembeli berminat,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Mau RI Jadi Lumbung Pangan Dunia, Begini Fakta-Kondisi Terbaru

    Prabowo Mau RI Jadi Lumbung Pangan Dunia, Begini Fakta-Kondisi Terbaru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menjabarkan pernyataan Presiden Prabowo Subianto saat berpidato di Sidang Umum PBB ke-80 di New York, Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa lalu, 23 September 2025 waktu setempat.

    Prabowo berpidato selama sekitar 19 menit, mengusung tema “Seruan Indonesia untuk Harapan”. Pidato itu menekankan solidaritas, keadilan global, hingga solusi dua negara bagi Palestina dan Israel. Peran dan kesiapan Indonesia menjaga perdamaian dunia.

    Tak hanya itu, Prabowo juga memaparkan harapan dan target-target Indonesia, terkait pembangunan, menghadapi tantangan global termasuk perubahan iklim. Serta, ketidakamanan pangan, energi, dan air, di tengah pertambahan populasi dunia.

    Indonesia, kata Prabowo, mengambil langkah, salah satunya dengan membangun rantai pasok pangan, memacu peningkatan produksi pangan, dan akan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

    Lalu bagaimana sebenarnya kondisi pangan di Indonesia saat ini?

    Arief mengatakan, saat ini kondisi pangan di Indonesia sudah memadai alias mencukupi. Dan, tidak hanya untuk beras, tapi pangan pokok lainnya juga sudah tercukupi dari produksi dalam negeri.

    “Bapanas tentu jelas mendukung visi Presiden Prabowo tersebut. Dan sebenernya Indonesia itu kan juga sudah sufficient (mencukupi) di beberapa pangan strategis selain beras. Seperti telur, daging ayam, cabai, dan bawang merah. Itu kan kita sebenarnya sudah sufficient juga. Visi Indonesia jadi lumbung pangan dunia memang cita-cita Bapak Presiden, makanya kita harus swasembada pangan,” kata Arief dalam keterangan tertulis, Kamis (25/9/2025).

    “Adapun tingkat ketercukupan telah Bapanas susun dalam Proyeksi Neraca Pangan Nasional yang konsisten diperbarui setiap bulannya. Berdasarkan data per 2 September, beberapa pangan pokok antara lain telur, daging ayam, cabai, dan bawang merah tercatat tidak membutuhkan pasokan impor,” bebernya.

    Dia pun memaparkan kondisi ketercukupan pangan pokok saat ini.

    Produksi dalam negeri tahun 2025 diprediksi dapat mencapai 6,5 juta ton dengan kebutuhan konsumsi setahun di angka 6,2 juta ton. Namun belum ada realisasi ekspor.

    Produksi daging ayam selama setahun 4,2 juta ton dan telah melebihi kebutuhan setahun yang 3,8 juta ton.

    cabai besar dan cabai rawit

    Produksi setahunnya masing-masing dapat berada hingga 1,4 juta ton dan 1,6 juta ton. Sementara kebutuhan setahun berada di kisaran 876.000 sampai 958.000 ton.

    Tercatat telah diekspor 128 ton pada semester pertama tahun 2025 ini. Di semester kedua direncanakan ekspor sejumlah 5 ribu ton.

    Hal ini karena produksi setahun bawang merah dapat mencapai 1,3 juta ton dengan kebutuhan konsumsi dalam negeri di 1,1 juta ton.

    “Untuk beras, itu proyeksi sampai Oktober, produksinya 31 juta ton. Kemudian November dan Desember anggap produksinya misalnya 1,5 sampai 1,8 juta ton. Artinya kita masih ada surplus sekitar hampir 3 juta ton. Itu proyeksi kita,” kata Arief.

    “Mudah-mudahan tidak ada hal yang tiba-tiba, seperti disaster atau hama penyakit atau hujan yang berlebih,” sambungnya.

    Arief mengutip Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis data produksi beras Januari-Oktober tahun 2025 diperkirakan dapat mencapai 31,04 juta ton.

    Di mana, proyeksi produksi beras tahun 2025 dengan 31,04 juta ton terdiri dari angka tetap untuk produksi Januari sampai April yang berada di 14 juta ton. Lalu angka sementara untuk produksi Mei sampai Juni yang 7,92 juta ton. Terakhir merupakan angka potensi untuk produksi Juli-Oktober dengan angka 9,11 juta ton.

    Kata dia, proyeksi ini bahkan telah melebihi total produksi beras selama tahun 2024 yang berada di angka 30,62 juta ton. Dan, telah mulai mendekati produksi setahun di 2023 yang 31,1 juta ton.

    Foto: Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi ungkap posisi pangan nasional per September 2025. (Dok. Bapanas)
    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi ungkap posisi pangan nasional per September 2025. (Dok. Bapanas)

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Festival Hari Tani Nasional 2025 di Sumenep: Saatnya Petani Berinovasi

    Festival Hari Tani Nasional 2025 di Sumenep: Saatnya Petani Berinovasi

    Sumenep (beritajatim.com) – Wakil Bupati Sumenep, Imam Hasyim menilai bahwa Hari Tani merupakan momentum penting, mengingat petani merupakan pilar bangsa dan penggerak roda kehidupan.

    “Petani itu menjaga ketahanan pangan. Tanpa kerja keras petani, kita tidak bisa menikmati pangan yang cukup, yang sehat, dan berkualitas,” kata Imam Hasyim saat membuka Festival Hari Tani Nasional 2025 di Pendopo Agung Keraton Sumenep, Rabu (24/09/2025).

    Festival bertema ‘Menggerakkan Ekonomi Lokal dengan Meningkatkan Inovasi Produk plPertanian sebagai Kekuatan Ekonomi Daerah yang Berkelanjutan’ tersebut digagas Badan Eksekutif Mahasiswa
    (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja (Unija) bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep.

    “Menghadapi persaingan global ini, petani tidak bisa hanya mengandalkan cara tradisional. Perlu inovasi. Mulai pemilihan bibit unggul, sistem pertanian, pengolahan, hingga pemasaran. Inovasi itu bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital,” terang Imam Hasyim.

    Ia mengakui potensi pertanian di Sumenep sangat luar biasa. Mulai bawang merah, cabai jamu, hingga kelapa dan kacang mente. “Kalau hasil-hasil pertanian kita itu bisa diolah menjadi produk bernilai tambah, maka ini akan mampu menggerakkan perekonomian lokal,” ungkapnya.

    Imam Hasyim menambahkan, Pemerintah Kabupaten berkomitmen untuk terus mendukung para petani dengan menggelar berbagai pelatihan, kemudian memfasilitasi akses pasar, dan permodalan.

    “Tapi keberhasilan pembangunan pertanian ini tidak cukup hanya menggantungkan pada Pemerintah. Perlu kolaborasi petani, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat luas,” ujarnya.

    Karena itu, ia mengapresiasi BEM Fakuktas Pertanian Unija Sumenep yang telah menggelar Festival Tani Nasional 2025. Festival tersebut diharapkan mampu menciptakan peluang dan kerja sama di bidang pertanian dengan pihak-pihak lain.

    “Festival Hari Tani ini bukan hanya seremonial, tetapi wadah berbagai pengetahuan, memperkenalkan produk lokal, serta menumbuhkan kebanggaan akan hasil bumi kita sendiri,” ucapnya.

    Dalam Festival Tani Nasional 2025 tersebut juga digelar bazar hasil pertanian dan inovasi produk olahannya oleh petani binaan di 20 kecamatan. (tem/ted)

  • Bagikan 4 Kuintal Sayur-Mayur, Petani Jember Ini Diserbu Kaum Perempuan

    Bagikan 4 Kuintal Sayur-Mayur, Petani Jember Ini Diserbu Kaum Perempuan

    Jember (beritajatim.com) – Ketua Forum Komunikasi Petani Jember Jumantoro membagikan sayur-mayur gratis untuk masyarakat di depan kantor Pemerintah Kabupaten Jember, dan depan gedung DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (24/9/2025).

    Jumantoro datang dengan mengenakan topi capil khas petani dan membawa kurang lebih empat kuintal tomat, mentimun, kol, terong, bawang prei, cabai. “Ini hasil bumi kelompok tani Sumber Makmur, Desa Candijati, Kecamatan Arjasa. Sementara bawang dan kol sumbangan dari kelompok tani lain,” katanya.

    Tak butuh waktu lama, hasil bumi itu habis diserbu warga yang sebagian besar perempuan. “Silakan ambil gratis ya. Ambil secukupnya, biar yang lain kebagian. Jangan rebutan,” kata Jumantoro.

    Jumantoro mengatakan, aksi bagi-bagi hasil bumi ini untuk memperingati Hari Tani Nasional. “Tuntutan kami tuntaskan reforma agraria, wujudkan kemakmuran dan keadilan untuk petani, dan kami berharap kawasan LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan) di Jember ditata ulang,” katanya.

    Jumantoro menekankan penataan ulang LP2B karena banyak lahan produktif untuk pangan di Jember terlah terkonversi peruntukannya menjadi perumahan dan perkantoran. “Perlu penataan LP2B, tak hanya di Jember tapi juga nasional, kalau kita betul-betul ingin berswasembada pangan,” katanya.

    Peringatan Hari Tani Nasional, menurut Jumantoro, adalah momentum kebangkitan petani. “Sejauh ini kebijakan pemerintah sekadar omon-omon doang dan tidak terimplementasi nyata di lapangan,” katanya.

    Jumantoro berharap pejabat-pejabat di sekitar Presiden Prabowo Subianto memberikan informasi yang benar soal kondisi petani di Indonesia. “Jangan asal bapak senang. Kalau kita ingin mewujudkan ketahanan pangan, perlu adanya keselarasan pemerintah pusat, provinsi, dan daerah untuk mengawal regulasi agar dirasakan manfaatnya oleh petani,” katanya. [wir]