Tanaman: Cabai

  • BPS Jatim catat Nilai Tukar Petani pada Oktober turun 0,26 persen

    BPS Jatim catat Nilai Tukar Petani pada Oktober turun 0,26 persen

    Surabaya (ANTARA) – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Zulkipli menyatakan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) pada Oktober 2024 adalah sebesar 111,32 atau turun 0,26 persen dibandingkan September 2024.

    “NTP Oktober mencapai 111,32 atau turun 0,26 persen dibandingkan September 2024 yang sebesar 111,61,” katanya dalam konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.

    Zulkipli menuturkan kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (lt) turun 0,02 persen yaitu 135,71 sementara indeks harga yang dibayarkan petani (lb) naik 0,24 persen yaitu 121,91.

    Turunnya harga yang diterima petani disebabkan turunnya harga komoditas jagung, tembakau, cabai merah, dan telur burung puyuh karena beberapa wilayah sudah mulai terjadi panen sehingga stok menjadi banyak.

    Sedangkan naiknya indeks harga bayar petani didorong oleh kenaikan harga komoditas bawang merah, tomat sayur, kacang panjang, dan cabai rawit.

    “Seperti tomat sayur itu harganya naik 4,32 persen sedangkan harga bawang merah naik lebih dari 10 persen,” ujar Zulkipli.

    NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani dan menjadi salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.

    NTP juga merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga petani.

    Apabila dilihat dari subsektor, penurunan terdalam terjadi pada NTP Tanaman Pangan (NTPP) yaitu 1,03 persen atau 113,17 dari 114,35 sementara penurunan lain terjadi di NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) yaitu 0,28 persen atau 114,34 dari 114,66 serta NTP Peternakan (NTPT) yaitu 0,35 persen atau 103,67 dari 104,03.

    Baca juga: Pengertian nilai tukar petani dan cara menghitungnya

    Untuk subsektor lain yang mengalami kenaikan adalah NTP Hortikultura (NTPH) yaitu sebesar 3,73 persen dan NTP Perikanan (NTP-PI) 0,39 persen.

    Sementara itu, penurunan turut terjadi terhadap Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada September 2024 yaitu 0,10 persen dibandingkan September 2024.

    Baca juga: BPS catat Jatim alami inflasi 0,15 persen pada Oktober 2024

    Hal itu disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani (lt) yaitu 0,02 persen atau 135,71 sedangkan indeks biaya produksi dan barang modal (BPPM) naik sebesar 0,08 persen atau 118,59.

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024

  • Jakpus rutin cek pasar untuk pastikan harga pangan tetap aman

    Jakpus rutin cek pasar untuk pastikan harga pangan tetap aman

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Pusat rutin melakukan pengecekan ke pasar-pasar tradisional, swalayan dan pasar lokasi binaan di wilayah tersebut untuk memastikan harga pangan aman dan terkendali.

    “Kita rutin melakukan pengawasan pangan di pasar-pasar satu bulan sekali, semua kita cek mulai dari standar keamanan, stok dan juga harganya,” kata Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan
    (KPKP) Kota Administrasi Jakarta Pusat, Penty Yunesi Pudyastuti di Jakarta, Jumat.

    Penty menyebutkan, setiap melakukan pengawasan pangan pihaknya juga memonitor melalui Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) di wilayah ataupun penyuluh dan seksi terkait.

    Menurut Penty, ada beberapa pangan yang memiliki keadaan harga tidak tetap, bisa naik atau turun (fluktuasi). Seperti bawang merah, bawang putih, ayam, telur ayam, minyak goreng, cabai rawit merah, cabai merah keriting dan daging sapi.

    Naik-turunnya harga pangan, kata Penty, bisa disebabkan beberapa faktor. Antara lain permintaan yang lebih tinggi dibandingkan penawaran, beberapa momentum seperti saat bulan Ramadhan, akhir tahun ataupun faktor cuaca.

    Baca juga: Sudin KPKP Jakpus lakukan pengawasan pangan di pusat perbelanjaan

    Setiap minggunya, menurut dia, biasanya yang sering fluktuasi harga bahan pokok tersebut. “Kalau ga naik ya turun, atau bisa juga stabil, tapi semua harga pangan masih masuk kategori aman terkendali,” ujar Penty.

    Penty menyebutkan, harga bawang merah minggu ini berkisar Rp35 ribu per kilogram (kg), bawang putih bonggol Rp40 ribu, ayam ras Rp40 ribu, telur ayam Rp26 ribu per kg.

    Minyak goreng Rp17 ribu per liter (1 botol), cabai rawit merah Rp50 ribu per kg, cabai merah keriting Rp45 ribu dan daging sapi kisaran Rp130-140 ribu per kg.

    “Kalau telur dibandingkan minggu kemarin itu mengalami penurunan harga, dari Rp28 ribu per kg, jadi Rp26 ribu per kg,” katanya.

    Sudin KPKP Jakarta Pusat bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jakarta dan Dinas Kesehatan atau Suku Dinas Kesehatan juga sudah melakukan pengawasan keamanan pangan terpadu di beberapa pasar yang ada di Jakarta Pusat pada Selasa (8/10).

    Kesimpulan dari hasil pengujian dan pemeriksaan bahan pangan usai diuji coba, yakni seluruh sampel layak dikonsumsi 100 persen.

    Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) untuk mewaspadai kenaikan harga lima komoditas pangan dengan mengecek langsung harga komoditas di daerah masing-masing.

    Adapun lima komoditas itu, yakni bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, jagung, dan minyak goreng. Langkah mengawasi komoditas tersebut menjadi bagian dari strategi pengendalian inflasi.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Masih Menurun, Harga Cabai hingga Ikan Segar Sudah 7 Bulan Deflasi

    Masih Menurun, Harga Cabai hingga Ikan Segar Sudah 7 Bulan Deflasi

    Jakarta

    Indonesia akhirnya mengakhiri tren deflasi pada Oktober 2024 dengan mencatatkan inflasi sebesar 0,08% secara bulanan. Meski demikian, masih terdapat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi dalam waktu yang cukup lama.

    Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, komponen harga bergejolak mengalami deflasi 0,11%. Komponen ini memberikan andil deflasi 0,01%.

    “Komponen harga bergejolak mengalami deflasi selama tujuh bulan berturut-turut namun tekanan deflasinya semakin berkurang pada Oktober ini.”

    Adapun komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada kelompok ini adalah cabai merah, cabai rawit, kentang, dan ikan segar.

    Jika sebuah harga barang mengalami deflasi, artinya harga barang tersebut mengalami penurunan dalam jangka waktu tertentu. Deflasi pada harga barang biasanya menunjukkan bahwa harga barang tersebut lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, sehingga konsumen bisa membelinya dengan harga lebih murah dibandingkan sebelumnya.

    Kelompok transportasi juga mengalami deflasi 0,52% dengan andil deflasi 0,06%. Komoditas yang dominan mendorong deflasi pada kelompok ini adalah bensin dan tarif angkutan udara.

    “Komoditas bensin sudah terjadi dua bulan berturut-turut, sejalan dengan tren penurunan harga minyak pada global.” jelas Amalia.

    Deflasi sendiri masih terjadi pada 10 provinsi di Indonesia sepanjang Oktober 2024. Deflasi tertinggi disumbangkan oleh provinsi Maluku Utara.

    Sedangkan inflasi terjadi pada 28 Provinsi lainnya. Sebanyak 7 dari 9 komoditas utama pendorong inflasi pada Oktober 2024 disumbang oleh kelompok makanan minuman dan tembakau.

    Amalia menjelaskan, setelah mengalami deflasi sejak April 2024, kelompok makanan dan minuman kembali inflasi pada Oktober 2024 dan memberikan andil inflasi 0,03%.

    “Komoditas bawang merah dan telur ayam ras juga demikian, setelah beberapa sebelumnya deflasi.” katanya.

    Lihat Video: Harga Cabai Mahal, Petani di Lumajang Semringah

    (eds/eds)

  • Akhiri Tren Deflasi, Indonesia Catat Inflasi 1,71% di Oktober 2024 – Page 3

    Akhiri Tren Deflasi, Indonesia Catat Inflasi 1,71% di Oktober 2024 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Oktober 2024 terjadi inflasi sebesar 1,71 persen year on year dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,01.

    “Secara year on year terjadi inflasi sebesar 1,71 persen, dan secara tahun kalender terjadi inflasi sebesar 0,82 persen,” kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia A. Widyasanti dalam konferensi pers BPS, Jumat (1/11/2024).

    Amalia mengatakan, inflasi pada Oktober 2024 mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024 hingga September 2024. Adapun kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar perawatan pribadi dan jasa lainnya inflasi 0,94 persen dan memberi andil inflasi 0,06 persen.

    BPS mencatat komoditas dominan yang mendorong inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang beri andil 0,06 persen. Sementara itu, ada komoditas lain yang memberikan andil inflasi, antara lain daging ayam ras dengan andil inflasi 0,04 persen, bawang merah andil inflasi 0,03 persen, tomat dan nasi dengan lauk dengan andil inflasi masing-masing 0,02 persen.

    Selanjutnya, kopi bubuk, minyak goreng, Sigaret Kretek Mesin dan beras memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.

    Lebih lanjut, Amalia menyebut bahwa inflasi bulanan ini didorong oleh inflasi komponen inti, yang mengalami inflasi sebesar 0,22 persen dengan andil inflasi sebesar 0,14 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti adalah emas perhiasan, nasi dengan lauk, kopi bubuk, dan minyak goreng.

    Sementara komponen diatur Pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,25 persen, dengan andil deflasi sebesar 0,05 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah bensin dan tarif angkutan udara.

    Untuk komponen bergejolak juga mengalami deflasi sebesar 0,11 persen dengan andil deflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi komponen bergejolak adalah cabai merah, cabai rawit, dan ikan segar.

  • Jelang akhir tahun, harga beras dan sembako di Bekasi naik

    Jelang akhir tahun, harga beras dan sembako di Bekasi naik

    Sumber foto: Hamzah Aryanto/elshinta.com.

    Jelang akhir tahun, harga beras dan sembako di Bekasi naik
    Dalam Negeri   
    Sigit Kurniawan   
    Kamis, 31 Oktober 2024 – 20:34 WIB

    Elshinta.com – Jelang akhir tahun, harga sejumlah komoditas pangan di Kota Bekasi, Jawa Barat mengalami kenaikan.

    Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi, Rini Desmiati mengatakan  harga beras di akhir tahun ini diperkirakan naik menjadi Rp.15.000/Kg.

    “Terutama beras medium yaa. Yang tadinya Rp13.000/kg bisa mencapai Rp15.000/kg,” kata Rini, Kamis (31/10).

    Ia menyebut, kenaikan harga juga diprediksi terjadi pada komoditas lain.

    “Cabai rawit merah misalnya, dari Rp40.000/kg bisa menjadi Rp45.000/kg, meskipun tidak setiap hari. Ini diperkirakan karena keterlambatan pasokan dari daerah penghasil,” jelasnya.

    Sementara itu, daging sapi diprediksi akan naik dari Rp135.000/kg menjadi Rp140.000/kg pada bulan Desember karena meningkatnya permintaan akhir tahun.

    “Sedangkan daging ayam, yang seharusnya Rp23.000/kg, sekarang sudah mencapai Rp35.000/kg, dan harga ini relatif stabil,” tambahnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hamzah Aryanto, Kamis (31/10). 

    Kemudian, harga telur ayam juga mengalami kenaikan, dari Rp23.000/kg menjadi Rp27.000/kg.

    Sebagai upaya untuk mengatasi kenaikan harga tersebut, Disperindag Kota Bekasi telah menggelar operasi pasar di 12 kecamatan sejak 4 November.

    “Kita akan menyediakan beras, telur, ayam, dan daging. Lokasi operasi pasar akan diumumkan melalui flyer di masing-masing kecamatan,” ujar Rini.

    Ia menyebut, jika di akhir tahun lonjakan harga semakin meroket, Disperindag akan berkoordinasi dengan dinas ketahanan pangan untuk mengeluarkan cadangan daging ayam dan daging sapi yang dimiliki Pemerintah Kota.

    “Hasil evaluasi operasi pasar akan diumumkan setelah kegiatan tersebut selesai. Operasi pasar ini ditujukan bagi masyarakat yang membutuhkan,” pungkasnya. 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Bermodal Pipa Bekas dan Meteran Badan, Warga Bukit Batu Kini Bebas dari Karhutla

    Bermodal Pipa Bekas dan Meteran Badan, Warga Bukit Batu Kini Bebas dari Karhutla

    Bisnis.com, PEKANBARU– Asap hitam pekat itu membubung tinggi di langit. Matanya perih saat berusaha memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang cukup besar terjadi pada 2019 silam di Desa Batang Duku, Kecamatan Bukit Batu Bengkalis. 

    Tumin ingat betul kala itu musim kemarau sudah berlangsung cukup lama sehingga lahan menjadi kering dan sangat mudah tersulut api. Hal itu menimbulkan karhutla cukup besar.

    Pria paruh baya ini tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Dia terkadang berprofesi sebagai tukang bangunan, dan hanya menjalankan aktivitas itu di saat ada permintaan. Untuk mengisi waktu luang di kala tidak ada pekerjaan, Tumin bersama sejumlah warga lain menjadi petani sayuran dan mengolah lahan tidur.

    Memang ada kebiasaan warga sekitar membuka lahan pertanian dengan cara membakar lahan atau istilahnya merun. Pada praktiknya, rumput lahan yang mengering ditumpuk kemudian dibakar, sehingga hasilnya lahan itu bersih dan siap ditanami berbagai jenis sayuran.

    Namun, praktik ini memang ada risikonya, yakni kalau angin kencang bisa memicu api yang timbul dari aktivitas merun akan membesar, dan bisa menyebar ke lahan lain yang berdekatan dengan lokasi pertanian sayurnya.

    “Jadi terakhir kali kebakaran besar itu sekitar 2019, dan sampai sekarang sudah tidak ada kebakaran besar lagi karena kami sudah mengolah lahan dengan baik tanpa membakar,” ungkap Tumin kepada Bisnis, Rabu (30/10/2024).

    Tumin dan warga Desa Batang Duku mulai dikenalkan dengan praktek pengolahan lahan, terutama gambut yang berada di tempat tinggalnya, dengan cara yang baik dan benar serta tentu saja tidak lagi membakar.

    Hal ini dipahaminya berkat adanya informasi dan edukasi dari Forum Masyarakat Peduli Api (MPA) Gerbang Lesmana yang dipimpin Sadikin.

    Menurut Sadikin, menjaga lahan gambut dari risiko karhutla yakni memastikan gambut tetap basah, dan ketinggian air di gambut terjaga dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan rutin ketinggian air di lahan gambut dengan mengukur permukaan air di kanal atau parit gambut.

    Pipa Bekas dan Meteran Badan

    Untuk melakukan itu, petugas atau masyarakat peduli api harus patroli di lahan berisiko terbakar, dan membawa alat ukur ke kanal. Memang hal ini sudah menjadi standar dan harus dilakukan guna mengantisipasi lahan gambut kering akibat kekurangan air.

    “Dengan kondisi pemantauan yang berjarak antar lokasi kanal, akhirnya kami bersama dengan perwakilan Kilang Pertamina Sei Pakning, membuat inovasi berupa alat ukur air tanah (AKURRAT) dari bahan sederhana yaitu pipa bekas dan meteran badan, yang kemudian di tanam ke lahan gambut sedalam 3 meter untuk memantau ketinggian air gambut,” ungkapnya.

    Alat ukur air tanah (AKURAT). JIBIPerbesar

    Dengan metode AKURRAT ini, kegiatan mengukur atau monitoring ketinggian air lahan gambut menjadi lebih mudah. Dia menjelaskan idealnya level ketinggian air gambut berada di rentang angka 20-40 cm dari permukaan gambut.

    Namun, dia mengatakan jika ketinggian air terus berkurang hingga sampai ke level 50-60 cm dari permukaan gambut, itu masuk ke dalam kategori waspada. Bahkan, bila menyentuh angka 80 cm, artinya sudah bahaya dan gambut di sekitar sangat rentan terbakar oleh api.

    Apabila ketinggian air sudah di level waspada, warga atau petani yang ada di sekitar lahan gambut harus melakukan pembasahan atau penyiraman lahan 1 kali sampai 2 kali sehari, guna menjaga kelembaban lahan gambut, lalu apabila sudah di atas 60 cm sampai 80 cm untuk penyiraman harus dilakukan minimal 4 kali sehari.

    Tidak hanya dengan memasang sistem AKURRAT, pihaknya juga melatih petani dan warga sekitar untuk bagaimana menangani lahan berisiko karhutla, yakni misalnya dengan membuat sumur bor atau sumur hidran yang bisa dijadikan sumber air memadamkan api karhutla.

    “Biasanya kalau sudah terjadi kebakaran hutan, itu sangat susah memadamkannya, misalnya ada karhutla seluas 1 hektare itu memadamkannya bisa habis waktu minimal seminggu, dan itu asapnya sangat luar biasa mencemari udara di kampung ini,” ujarnya.

    Setelah kampung itu bebas dari karhutla besar seperti yang terjadi pada 2019 silam, Tumin yang juga Ketua Kelompok Tani Maju Jaya Bersama, kembali melanjutkan aktivitasnya sebagai petani dan mendapatkan beragam pelatihan serta pendampingan pertanian hortikultura di lahan gambut dari Kilang Pertamina Sei Pakning.

    Ada beragam bantuan yang diterima Poktan itu, diantaranya peralatan mesin pertanian, bibit tanaman sayuran, sistem irigasi lahan gambut, dan bisa dibilang semua pendukung usaha pertanian di tempatnya dibantu oleh Kilang Pertamina.

    “Dengan dukungan ini sistem bekerja kami sebagai petani sayuran di Desa Batang Duku ini jelas lebih baik, dan akhirnya kami fokus menjadi petani sayur sehingga tidak lagi menjadikannya pekerjaan sambilan,” ujar Tumin.

    Sejumlah tanaman sayuran yang dikembangkan di lahan itu diantarnya adalah kangkung, bayam, ubi kayu, kacang panjang, dengan lahan sistem menyewa.

    Dalam sehari ada sekitar 800 ikat sayuran yang diproduksi dengan berbagai jenis sayur dan dijual ke pasaran di sekitar Sei Pakning. Hasil yang diterima pihaknya bisa mencapai Rp1 jutaan perharinya.

    Saat ini ada sekitar 10 orang anggota Poktan yang aktif, dan tiap petani bisa meraup penghasilan di angka Rp3 juta sampai Rp4 jutaan tiap bulannya.

    Tentu saja dengan hasil sebesar itu membuat Tumin dan rekan-rekannya menjadi lebih semangat dalam bekerja, bila dibandingkan kerja serabutan yang tidak pasti penghasilannya setiap hari.

    Memang dirinya berharap kampung Batang Duku, Bengkalis ini tidak lagi terjadi kebakaran atau karhutla, sehingga dirinya dan warga petani lain tetap bisa bekerja menanam sayur dan menerima hasil dengan baik, tanpa harus disulitkan akibat kebakaran dan asap pekat seperti 2019 silam dan tahun-tahun sebelumnya.

    Pak Tumin (kanan) petani di Desa Batang Duku Bengkalis saat menanam kangkung di lahan gambut dengan menerapkan pertanian berkelanjutan dan tanpa bakar. JIBIPerbesar

    Program Pendampingan Pertamina

    Di kesempatan terpisah, Community Development Officer PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit II Sei Pakning Leonardo Manullang menyebutkan memamg program pendampingan yang diberikan pihaknya kepada petani di Desa Batang Duku Bengkalis ini karena melihat wilayah itu sebagai daerah yang rawan terjadi karhutla seperti beberapa tahun lalu.

    “Dulunya memang wilayah Batang Duku ini rawan karhutla dan masyarakat membuka lahan istilahnya merun atau dengan membakar lahan, sekarang Pertamina Sei Pakning memberikan pemahaman bahwa mengelola lahan dengan merun itu berisiko menimbulkan karhutla,” ujarnya.

    Karena itu, pihaknya menjelaskan bagaimana cara mengelola lahan hortikultura dengan baik tanpa dibakar, dan untuk ke depan dilakukan antisipasi sehingga lahan gambut di kampung itu tidak lagi terbakar seperti sebelumnya.

    Selain mendorong petani menanam sayuran hortikultura dengan ramah lingkungan tanpa bakar, Pertamina menggandeng Forum MPA untuk membuat sistem AKURRAT sehingga bisa membantu upaya mitigasi bencana karhutla dengan baik.

    Kemudia, untuk meningkatkan produktivitas pertanian, diberikan juga dukungan alat pertanian seperti sprinkle atau alat siram otomatis, irigasi tetes, kemudian alat pemupukan otomatis, rumah pembibitan sayuran seperti bibit cabai, bibit terong, pembangunan gudang, dan juga saung untuk tempat petani berkumpul dan berdiskusi.

    “Kami juga terus mendorong petani mengembangkan komoditas tanamannya agar terus bertambah, misalnya menanam kopi jenis Liberika yang memang tumbuh di lahan gambut, serta tanaman karet,” ujarnya.

    Area Manager Communication Relations dan CSR KPI Unit Dumai Agustiawan mengatakan memang pihaknya melalui Kilang Unit Sei Pakning berupaya membantu mitigasi karhutla di Desa Batang Duku dengan mendorong pertanian berkelanjutan tanpa bakar. 

    “Kami mendampingi petani agar bisa mengubah cara mengelola lahan gambut dengan merun atau membakar lahan karena berisiko memicu karhutla. Kami arahkan menjadi ramah lingkungan serta menjadi petani siaga karhutla serta ramah gambut,” ujarnya.

    Di sisi infrastruktur pertanian,  pihaknya mengenalkan irigasi teknis sprinkel sehingga lebih hemat bahan bakar dibandingkan sistem irigasi konvensional. Untuk sistem pertaniannya, pihaknya mengembangkan paludikultur dan pengaturan tanam poligowo. Hasilnya, sayuran yang diproduksi selain dijual ke pasaran juga mulai diolah menjadi produk turunan seperti stik kangkung.

    Dari upaya ini, Kilang Sei Pakning mencatat warga yang merasakan manfaat program tersebut mencapai 4.613 orang, serta ekonomi poktan binaan bisa meningkat sebesar 127%. Dimana terlihat dari meningkatnya akumulasi penghasilan sepanjang 2022 ke 2023 dari angka Rp224,57 jutaan menjadi Rp226,15 jutaan.

    “Harapan kami tentunya usaha pertanian warga Batang Duku ini dapat terus berjalan tanpa harus terganggu karhutla lagi kedepannya, sehingga kesejahteraan masyarakat sekitar dapat meningkat dan manfaatnya dapat terus berkelanjutan,” pungkasnya.

  • Dari Subang, Zulhas Sidak ke Pasar Kosambi Bandung-Temukan Fakta Ini

    Dari Subang, Zulhas Sidak ke Pasar Kosambi Bandung-Temukan Fakta Ini

    Bandung, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga bahan pokok atau pangan di Pasar Kosambi, Kota Bandung. Zulhas menemukan harga pangan stabil dan cenderung turun, hanya harga daging ayam yang sedikit mengalami kenaikan.

    Ketua Umum PAN itu berkeliling pasar untuk menemui pedagang ayam, telur, sayuran, hingga kue kering. Zulhas pun menanyakan terkait ketersediaan dan harga komoditas pangan di Pasar Kosambi.

    “Ini telur berapa?” tanya Zulhas ke pedagang telur, Kamis (31/10/2024).

    “Rp 27.500 ribu, Pak,” jawab sang pedagang.

    Foto: Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga bahan pokok atau pangan di Pasar Kosambi, Kota Bandung. (Dok: Tim Media Menko Pangan)
    Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga bahan pokok atau pangan di Pasar Kosambi, Kota Bandung. (Dok: Tim Media Menko Pangan)

    Dalam sidaknya, Zulhas memborong telur hingga camilan cuanki yang ada di Pasar Kosambi, lalu dibagikan ke masyarakat. Kemudian usai berkeliling, Zulhas bersyukur harga pangan di Pasar Kosambi Bandung stabil dan cenderung turun.

    “Tadi barusan cek, harga ayam naik sedikit, ada Rp38.000, ada Rp39.000, ada yang Rp40.000. (Harga) bawang stabil, cabai stabil, beras turun sedikit, ada yang turun Rp100, ada yang turun Rp 200. lainnya stabil alhamdulillah,” ucapnya.

    Sebagai informasi, sebelum ke Pasar Kosambi, Zulhas sedang melakukan kunjungan kerja di Jawa Barat, yaitu meninjau lahan pertanian di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Peninjauan ini dilakukan untuk mengetahui apa permasalahan yang ada di lapangan terkait pertanian padi.

    Zulhas didampingi oleh Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama PT RNI (Persero) ID FOOD Sis Apik Wijayanto, Direktur Utama Tani Optima Budi Tanaka, Direktur Utama PT. Sang Hyang Seri (member of ID Food), Adhi Cahyono Nugroho dan PJ Bupati Subang, Imran.

    (wur)

  • Kadin gelar Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Bogor

    Kadin gelar Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Bogor

    Kabupaten Bogor (ANTARA) – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kantor Kelurahan Cibinong, Kamis.

    Ketua Kadin Kabupaten Bogor Sintha Dec Checawaty mengungkapkan, Kadin selalu terlibat dalam pengendalian laju inflasi daerah dalam tiga tahun terakhir. Kadin pun telah membentuk Pokja Tim Pengendalian Inflasi Daerah.

    “Kegiatan GPM ini bukti nyata Kadin hadir berkolaborasi untuk mengendalikan inflasi melalui GPM. Dan rutin memonitoring harga di pasaran untuk bersama-sama mengintervensi jika ada kenaikan harga di pasaran,” ungkap Sintha.

    Sintha melanjutkan, GPM akan terus dilaksanakan dengan harapan inflasi di Kabupaten Bogor terkendali, sehingga tidak ada gejolak-gejolak yang tidak diinginkan.

    “Selain itu, dengan GPM diharapkann masyarakat Kabupaten Bogor dapat mengakses kebutuhan pangan pokoknya dengan harga yang terjangkau,” jelas Sintha.

    Menurut dia, dalam GPM kali ini, disediakan beras SPHP sebanyak 2 ton, beras medium ada 1 ton, minyak goreng ada 600 liter, gula pasir ada 100 kilogram, telur ayam ada 200 kilogram, daging sapi ada 20 kilogram, daging ayam 50 kilogram, bawang merah 30 kilogram, bawang putih 20 kilogram, cabe merah keriting 25 kilogram dan cabe rawit merah 25 kilogram.

    Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor Bambam Setia Aji pun mengapresiasi Kadin yang telah memfasilitasi GPM di Kelurahan Cibinong.

    “Terima kasih kepada Kadin Kabupaten Bogor yang sudah memfasilitasi GPM ini, mudah-mudahan GPM ini bisa lanjut terus dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bogor,” jelas Bambam.

    Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Zaenal Ashari mengatakan, GPM ini hampir setiap minggu dilaksanakan di seluruh wilayah Kabupaten Bogor secara bergilir.

    “GPM tidak hanya terpusat di Kecamatan Cibinong tapi juga di kecamatan lainnya seperti Tamansari, Ciseeng dan lainnya, karena masyarakat sangat membutuhkan. Tujuannya menstabilkan harga terutama harga bahan pokok untuk menekan laju inflasi di Kabupaten Bogor,” kata Zaenal.

    Zainal menambahkan, untuk menekan laju inflasi berbagai upaya kita lakukan, tidak hanya GPM, tapi juga ada operasi pasar, gerakan tanam cabai dan komoditas lainnya di pekarangan rumah dan lainnya.

    Baca juga: Pangan murah bisa jadi strategi kendalikan inflasi

    Baca juga: Kadin: PP 28/2024 sangat ancam keberlangsungan IHT Jatim

    Pewarta: M Fikri Setiawan
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pupuk Indonesia Memberdayakan Wanita Kelola Pertanian Melalui Kartini Tani

    Pupuk Indonesia Memberdayakan Wanita Kelola Pertanian Melalui Kartini Tani

    Bogor, Beritasatu.com – Peranan Kartini Tani PT Pupuk Indonesia (Persero) dalam mengembangkan pertanian sudah sangat berkembang. Hal ini dapat dilihat dari hasil “Panen Raya Padi Organik Program Kartini Tani Pupuk Indonesia” di lahan Agro Eduwisata Organik Mulyaharja, Kec. Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/10/2024) sebesar 9 ton/Ha, atau terdapat kenaikan sekitar 34 persen dari budidaya sebelumnya.

    Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh menyampaikan arahan dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto untuk mempercepat swasembada beras. Kartini Tani ini menjadi program kolaborasi untuk mendukung percepatan swasembada tersebut. Ia menambahkan, Kartini Tani menjadi salah satu inisiatif Pupuk Indonesia sekaligus untuk memperkuat peran perempuan dalam industri pertanian, sehingga mampu menjadi penggerak kesejahteraan serta ketahanan pangan masyarakat.

    “Kartini Tani di Mulyaharja ini mampu membuktikan jika peranan perempuan dapat meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan hasil panen. Melalui skema pemberdayaan, kelompok perempuan di Mulyaharja didorong untuk memperluas penerapan pertanian berkelanjutan,” ujar Tri Wahyudi.

    Di Mulyaharja ini, tambahnya, Pupuk Indonesia melakukan pembinaan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Ciharashas. Kartini Tani di sini mendapatkan pelatihan untuk peningkatan kompetensi terkait budidaya pertanian padi organik, tanaman hidroponik dan tanaman hortikultura. Para Kartini Tani juga mendapatkan pendampingan budidaya dan mendapatkan rekomendasi pemupukan untuk memastikan peningkatan produktivitas pertanian. Kelompok ini juga mendapatkan monitoring pascapanen, dan bantuan pemasaran hasil produk pertaniannya.

    “Pupuk Indonesia juga membantu perpanjangan sertifikasi beras organik untuk mendukung meningkatkan nilai tambah dan daya saing melalui produk organik yang sertifikat kita serahkan hari ini juga. Pertanian organik dewasa ini sangat potensial, mengingat permintaan produk organik juga semakin besar seiring dengan meningkatnya pemahaman terhadap pola hidup sehat,” tandas Tri Wahyudi.

    Lebih lanjut ia menambahkan Pupuk Indonesia telah mengembangkan ekosistem produk berbasis organik dan hayati untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Hal ini menjadi penting bagi penggunaan jangka panjang untuk menjaga kesehatan ekosistem pertanian secara keseluruhan. Pupuk Indonesia meyakini dengan menyediakan berbagai pupuk organik bagi pertanian yang sehat, mampu mencapai ketahanan pangan Indonesia. Dalam budidaya di Mulyaharja ini, Pupuk Indonesia mengaplikasikan pupuk NPK Phonska Alam. Pupuk ini terbuat dari bahan-bahan mineral alam yang dapat digunakan dalam sistem pertanian organik. Memiliki kandungan hara N, P, dan K yang mudah larut, seimbang, dan terstandar sehingga kualitas terjamin.

    “Pupuk Indonesia bersama PIKA (Perkumpulan Istri Karyawan) Pupuk Indonesia melakukan pendampingan Kartini Tani. Mereka kita ajak untuk membuktikan kualitas dari NPK Phonska Alam. Harapannya, budidaya ini juga menginspirasi petani organik lain di Indonesia,” ujarnya.

    Sementara itu, Ketua Umum PIKA Pupuk Indonesia, Tata Rahmad Pribadi menjelaskan bahwa, program Kartini Tani di Mulyaharja ini dikenalkan sejak tanggal 3 Februari 2024 lalu. Di sini, Kartini Tani telah banyak melakukan pelatihan-pelatihan antara lain budidaya tanaman, manajemen hasil panen, serta memperkenalkan pupuk organik kepada petani perempuan untuk pertanian berkelanjutan.

    Secara nasional, ia menambahkan, Kartini Tani telah menyasar di lima titik wilayah, yaitu di Mulyaharja-Bogor ini, kemudian Indramayu, Banyuasin, Banyuwangi, dan Magelang. Kartini Tani di daerah tersebut dijalankan spesifik, sesuai dengan kebutuhan masing-masing KWT, seperti komoditas buah naga, melon, cabai, dan lainnya.

    “Pupuk Indonesia bergerak di bidang pertanian, kami ingin mensupport semua program-program perusahaan, sehingga kami terjun langsung dengan membentuk Kartini Tani Indonesia. Di Mulyaharja penguatan peran Kartini Tani tersebut melalui pengembangan pertanian organik,” ujar Tata.

    Menurutnya, peran perempuan dalam pertanian sangat krusial. Kartini Tani sendiri merupakan program pemberdayaan perempuan untuk mempercepat swasembada pangan. Jumlah petani perempuan cukup besar, yaitu 14,4 persen dari petani yang ada di Indonesia.

    “Kartini Tani ini menjadi penggerak perempuan untuk turut aktif menjaga ketahanan pangan, selain itu juga turut mensejahterakan masyarakat sekitarnya. Inisiatif ini dirancang untuk memperkuat peran perempuan melalui langkah-langkah konkret yang mencakup penguatan kelembagaan, pengembangan agribisnis, peningkatan kompetensi, dan digitalisasi usaha pertanian secara berkelanjutan,” pungkasnya.

    Merespons program Kartini Tani, Ketua KWT Ciharashas, Umyati mengaku mendapatkan banyak manfaat dengan bergabung Kartini Tani. Paling utama dapat meningkatkan taraf hidup keluarga. Karena dengan ilmu yang didapatkan, pendapatan yang diperoleh dari budidaya padi organik semakin optimal. 

    “Kami itu tadinya hanya Ibu-ibu rumah tangga. Sebelumnya wawasan kami seadanya, budidaya kami berasal dari turun-temurun orang tua. Setelah mengikuti pelatihan dari Kartini Tani banyak ilmu yang didapatkan, semakin optimal dalam pengendalian hama, bagaimana packaging yang baik,” ujarnya.

    Uum sapaan akrab Umyati mengaku berkat dukungan dari Pupuk Indonesia dan PIKA Pupuk Indonesia, ia bersama anggota KWT Ciharashas termotivasi untuk memajukan pertanian di Bogor, tanpa meninggalkan perannya sebagai ibu rumah tangga. 

    “Anggota KWT ini selain menjadi ibu rumah tangga, mereka juga pejuang pangan Indonesia. Kami sangat semangat sekali dalam mengembangkan pertanian karena di-support oleh Pupuk Indonesia dan PIKA Pupuk Indonesia,” pungkasnya. 

  • Pemkab Sleman canangkan gerakan `Serabi`

    Pemkab Sleman canangkan gerakan `Serabi`

    Sumber foto: Izan Raharjo/elshinta.com.

    Wujudkan ketahanan pangan dan cegah inflasi

    Pemkab Sleman canangkan gerakan `Serabi`
    Dalam Negeri   
    Sigit Kurniawan   
    Rabu, 30 Oktober 2024 – 22:24 WIB

    Elshinta.com – Sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan serta mengantisipasi kenaikan harga pangan, Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mengadakan inovasi kegiatan Sesarengan Nanem Bibit (Serabi) Tahun 2024.

    Inovasi Serabi ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Bupati Sleman Nomor 059 Tahun 2022 tentang Gerakan Penyediaan Lumbung Pangan Kedua dan Penghematan Energi.

    Pencanangan kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu (30/10), di lahan yang dikelola oleh KWT Srikandi Makmur Gejayan, Condongcatur, Depok, Sleman. Hadir pada acara tersebut Pjs Bupati Sleman, Kusno Wibowo, Forkopimda Kabupaten Sleman, dan sejumlah kepala OPD terkait.

    Pjs Bupati Sleman, Kusno Wibowo menjelaskan, kegiatan ini merupakan langkah optimalisasi lahan pekarangan rumah sehingga dapat mendukung program diversifikasi pangan. Diharapkan kegiatan ini akan memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan di setiap rumah tangga. 

    “Diharapkan masyarakat akan mudah mendapatkan dan mengonsumsi pangan yang beragam, bergizi dan seimbang. Dari pekarangan rumah kita akan mampu menjadi sumber gizi keluarga,” ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo, Rabu (30/10).

    Dipilihnya KWT Srikandi Makmur Gejayan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan ini menurutnya KWT tersebut dinilai mampu memanfaatkan lahan perkotaan yang terbatas sebagai lahan untuk menanam berbagai tanaman pangan.

    “Saya harap program ini dapat diadopsi dan dilakukan terus secara berkesinambungan oleh seluruh warga Sleman baik di perkotaan maupun di pedesaan,” imbuhnya. 

    Sementara itu, Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Sleman, Haris Martapa mengatakan kegiatan ini juga dilaksanakan di seluruh kapanewon di Kabupaten Sleman. Pemerintah Kabupaten Sleman juga telah memberikan bantuan berupa Bibit dan alat pertanian kepada masyarakat Sleman. 

    Bantuan tersebut meliputi bibit cabai 1.500 batang, bibit sawi/caisin 1.500 batang, bibit talas 400 batang, bibit tomat 1.500 batang, bibit alpokat 300 Batang, bibit kelengkeng 365 batang, bibit durian 310 batang bibit jambu deli 300 batang, benih kacang panjang 20 pack, benih bayam 50 pack, benih kangkung panah merah 25 pack, benih timun baby 100 pack, benih cabai kaliber 100 pack, benih terong panah merah 45 pack, mulsa 80 roll, polybag 100 kilogram, dan paranet.

    Sumber : Radio Elshinta