Tanaman: Cabai

  • Harga Komoditi Pangan Naik Serentak di Pasar Kota Bandung

    Harga Komoditi Pangan Naik Serentak di Pasar Kota Bandung

    JABAR EKSPRES – Harga kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) naik serentak di pasar Kota Bandung. Hal ini berkenaan dengan musim hujan yang telah tiba di sebagian wilayah Jawa Barat.

    Adapun terkait komidi yang mengalami kenaikan yakni bawang putih, bawang merah, cabai merah, telur, hingga daging ayam.

    Salah satu pedagang pasar Induk Gedebage, Uswandi (41) menyebut, kenaikan telah terjadi terhitung pada Senin (4/11). Bahkan sampai saat ini terdapat beberapa komoditi yang terus mengalami lonjakan harga.

    BACA JUGA: Damkar Cimahi Buka Suara Soal Dugaan Penyebaran Stiker Paslon di Pilkada Cimahi

    “Cabe merah naik terus, dari Rp 50.000 sekarang per kilo Rp 60.000. Bawang merah sekarang sudah Rp 45.000 per kilo, Bawang putih juga sama per kilonya Rp 45.000 perkilo,” katanya

    Meskipun harga komiditi tersebut mengalami kenaikan, stok bahan pangan ini masih aman pasar di pasar Induk Gedebage, Kota Bandung.

    Tak hanya itu, daging ayam ras dan telur pun mengalami lonjakan harga di Pasar Induk, Gedebage. Bahkan daging ayam kini dibandrol Rp 45.000 perkilo. Menurutnya salah satu pedagang, Zaenal (35) menyebut, kenaikan berkenaan dengan kualitas daging ayam yang dijual.

    BACA JUGA: Najwa Shihab: Kesuksesan Selalu Berkat Dukungan Orang Lain

    “Perkilo Rp 45.000, (kenapa naik) karena kualitasnya sih, kang. Yang sebelumnya dari segi ukuran kecil, belum lagi ada kenaikan di suplayernya,” katanya

    Terakhir untuk bahan pangan telur, kenaikannya hanya terjadi sebesar Rp 1.000, dari yang sebelumnya Rp28.000 per kilo kini menjadi Rp 29.000 per kilo.

    “Naik Rp1.000 perkilo, katanya sih karena biaya produksinya nambah, jadi harganya ikut naik,” tutup Zaenal.

    BACA JUGA: Janji Rudy Susmanto, Bangun Balai Khusus PSK dan Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bogor

    Hingga berita ini tayang, Jabar Ekspres tengah menunggu alasan pihak DKPP Kota Bandung soal alasan dibalik naiknya harga pangan di Kota Kembang. (Dam)

  • Dukung UMKM Go Global, BRI Peduli Gelar Program Pelatihan Ekspor – Page 3

    Dukung UMKM Go Global, BRI Peduli Gelar Program Pelatihan Ekspor – Page 3

    Kehadiran program pelatihan ekspor yang dilaksanakan oleh BRI Peduli memberikan banyak manfaat bagi sejumlah pelaku usaha lokal. Misalnya saja bagi Ade Ariyanti, nasabah dan sekaligus pemilik UMKM Sambal Mak Kocai. 

    Sejak dirinya terkena imbas PHK pada waktu pandemi Covid-19, Ade memberanikan diri untuk membuka usaha kecil-kecilan agar bisa menyambung kehidupannya dan keluarga. Berawal dari tekad tersebut, munculah sebuah ide untuk membuka usaha sambal yang dibuat secara tradisional.

    “Pada saat era pandemi Covid-19, ada banyak orang yang membutuhkan makanan dengan sumber vitamin C untuk menjaga imunitas. Cabai sendiri memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, sehingga saya memulai inisiasi untuk membuat sambal sebagai produk bisnis saya. Alhamdulillah pada waktu itu Sambal Mak Kocai sangat diterima oleh masyarakat sekitar. Mereka sangat terbantu dengan adanya Sambal Mak Kocai sebagai kebutuhan makanan pokok dalam kondisi lockdown dan produk ini pun bisa terus bertahan sampai saat ini,” cerita Ade.

    Sebagai salah satu UMKM peserta program Pelatihan Ekspor, Ade merasa bersyukur bisa mendapatkan ilmu sekaligus pendampingan langsung dari BRI agar usahanya bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Ia pun berharap bahwa lewat program ini, usaha Sambal Mak Kocai yang dibangun dari nol tersebut dapat terus berkembang dan mendapatkan omset yang semakin besar.

    Selain Ade, Teuku Akmal juga menjadi pelaku UMKM lainnya yang mendapatkan manfaat dari program pelatihan ini. Pria berusia 38 tahun tersebut diketahui memulai brand fesyen miliknya sejak tahun 2019 silam. Berawal dari kecintaannya pada dunia fesyen dan juga wujud cinta terhadap keindahan Indonesia, Teuku pun menghadirkan produk yang mengedepankan unsur kearifan lokal di dalamnya. 

    “Usaha kami menghadirkan produk pelengkap penampilan, yaitu scarf dan juga outer scarf yang bernuansa keindahan Indonesia. Produk ini bisa diandalkan sebagai pelengkap penampilan yang memberikan kesan formal, namun tetap fashionable,” ucapnya.

    Selama menjalani program Pelatihan Ekspor dari BRI, Teuku bercerita bahwa dirinya banyak belajar tentang hal-hal yang diperlukan untuk mengekspansi usaha miliknya, agar tak hanya menjangkau pasar lokal saja, melainkan juga internasional.

    “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi saya yang baru mulai mempelajari dan mengenal dunia ekspor, baik dari pengenalan terhadap mencari negara tujuan ekspor hingga perhitungan biaya yang dibutuhkan. Dengan mengikuti pelatihan ini, saya berharap agar bisnis yang saya miliki bisa terus bertumbuh dan berkembang sesuai harapan dan pastinya bisa melakukan ekspor ke berbagai negara luar,” imbuhnya.

  • Mendes Bidik Setiap Desa Sumbang Bahan Pangan untuk Makan Bergizi Gratis

    Mendes Bidik Setiap Desa Sumbang Bahan Pangan untuk Makan Bergizi Gratis

    Jakarta

    Kementerian Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal (PDT) menargetkan setiap desa menyumbang bahan baku pangan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Setiap desa juga didorong punya produk unggulan.

    Menteri Desa dan PDT Yandri Susanto tidak ingin desa hanya sebagai penonton dalam program strategis Presiden Prabowo Subianto. Harapannya, desa bisa berkontribusi melalui penyediaan pangan.

    “Kami tidak ingin desa hanya sebagai penonton, subjek saja. Kita ingin menjadi objek dari makan bergizi gratis itu. Mungkin di setiap desa ada kontribusi untuk bahan baku (pangan),” kata Yandri dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi V DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2024).

    Selaras dengan target tersebut, pihaknya telah meneken kerja sama dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mendorong lahirnya desa yang punya ciri khas produk unggulan. Penandatanganan kerja sama ini dilakukan Rabu (6/11) dan disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan.

    “Sesuai perintah Presiden Prabowo, kami ingin swasembada pangan. Ini leading sektornya Kementerian Pertanian. Kemarin kami bersama Menteri Pertanian Amran dan disaksikan Menko Pangan Zulkifli Hasan, kita menandatangani kesepakatan bahwa nanti akan kita lombakan (pertanian di desa),” ujarnya.

    Yandri menjelaskan, lomba ini dilakukan untuk mendorong sektor pertanian di desa-desa tersebut hingga terciptanya desa dengan produk unggulan. Kerja sama ini juga melibatkan TNI dan Polri.

    “Kami kerja sama dengan Panglima (TNI), Kapolri, akan melombakan potensi pertaniannya. Apakah desa ini khusus cabai, nila, tomat, ada hadiahnya dari penyelenggaraan lomba itu,” terang dia.

    Sebelumnya, melalui kerja sama ini, nantinya Kementan fokus dengan pendistribusian bibit tanaman maupun hewan yang merupakan bahan baku untuk pangan bergizi. Bahan baku ini diharapkan bisa dioptimalkan dari kawasan di sekitar dapur yang dibangun.

    “Bahan bakunya disiapkan di sekitar dapur Pangan Bergizi. Seperti telur, ayam, sayur-sayuran, ikan, dan seterusnya. Ini disiapkan nantinya. Jadi arah kita adalah bagaimana menyiapkan bahan baku untuk Pangan Bergizi untuk anak-anak kita,” terang Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (6/11/2024).

    Sedangkan untuk Kementerian Desa dan PDT, membantu distribusi dari bibit maupun benih ini. Dengan demikian, diharapkan bisa menjadi muara atas pergerakan ekonomi desa itu sendiri.

    “Kementerian Pertanian dengan Kepala Desa, dengan Kepala Desa juga, karena desa kan ujung tombak terdepan. Nah dibagi dua, kita akan membangun klaster pertanian modern. Sekarang kita sudah mulai dari Papua, kemudian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Barat, Sumsel, Aceh, Kepri, Lampung,” ujar Amran.

    (shc/ara)

  • Bapanas Bantah Harga Pangan RI Paling Tinggi di Asia, Ini Faktanya

    Bapanas Bantah Harga Pangan RI Paling Tinggi di Asia, Ini Faktanya

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) membantah harga pangan di Indonesia paling mahal dibandingkan di kawasan Asia Tenggara lainnya.

    Hal ini merespons pernyataan dari salah satu anggota DPR Komisi IV yang menyebut masyarakat Indonesia harus merogoh kocek senilai US$4,47 miliar atau Rp69.000 setiap hari untuk mendapatkan pangan bergizi.

    “Kalau harga pangan kita dibilang paling tinggi [di Asia], sebenarnya tidak juga, Pak,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV di DPR, Rabu (6/11/2024).

    Arief membuktikan bahwa dirinya sendiri sudah melakukan pengecekan dengan berkunjung ke beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, hingga Korea. Pada kunjungan itu, Arief mengaku harga pangan yang dijajakan di etalase ritel negara tetangga lebih mahal dibandingkan di Indonesia.

    “Harga di rak [ritel] itu semua kalau kita konversi lebih tinggi dari kita. Jadi saya sampai foto satu-satu untuk menunjukkan bahwa harga pangan kita sebetulnya tidak terlalu mahal,” ungkapnya.

    Kondisi harga pangan di ritel Malaysia per 10 Oktober 2024, misalnya, harga beras premium dibanderol 19,59–23,99 ringgit Malaysia per 5 kilogram (kg). Harganya setara dengan Rp14.104–Rp17.272 per kg jika dikonversikan ke mata uang Indonesia.

    Sementara itu, harga telur ayam di Malaysia adalah 7,8–8,5 ringgit Malaysia per 10 butir, atau sekitar Rp28.080–30.600 per 10 butir.

    Namun, Arief menyadari bahwa harga gula yang dijual di Malaysia lebih murah dibandingkan di Tanah Air. Ini lantaran gula konsumsi yang digunakan Indonesia adalah gula kristal putih. Di Malaysia, harga gula adalah senilai 5,25–5,75 ringgit Malaysia per kg, atau sekitar Rp18.900–20.700 per kg.

    “Kalau gula memang mereka sedikit lebih sedikit murah karena mereka menggunakan refined sugar. Gula konsumsi kita gula kristal putih, kita tidak menggunakan gula rafinasi, tapi gula rafinasi unutk industri,” terangnya.

    Masih di Malaysia, harga minyak goreng sawit dipatok 13,30–17,6 ringgit Malaysia per 2 kg, atau sekitar Rp19.152–25.344 per liter.

    Kemudian, bawang putih (kating) 7,7 ringgit malaysia per 0,5 kg, atau sekitar Rp55.440 per kg. Bawang merah (india) 4,5 ringgit Malaysia per 350 gram, atau sekitar Rp46.285 per kg, Sedangkan cabai merah kriting adalah 2,6 ringgit malaysia per 100 gram atau Rp93.000 per kg.

    “Saya bandingkan sendiri dan saya lihat sendiri angkanya, kecuali daging. Nanti kita cerita soal daging. Soal efisiensi, soal produksi. Sebetulnya daging ayam kendalanya ada di pakannya,” terangnya.

    Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS Riyono menyebut bahwa dalam laporan FAO, harga pangan bergizi Indonesia tertinggi di antara Asia Tenggara.

    “Untuk mendapatkan pangan bergizi masyarakat kita harus mengeluarkan US$ 4,47 atau Rp 69.000 per hari,” tuturnya.

    Sementara itu, kata dia, angka yang terjadi di negara tetangga lebih rendah dibandingkan Indonesia, seperti pengeluaran makan di Thailand US$4,3, Filipina US$4,1, dan Malaysia US$3,5.

    Di sisi lain, dia melanjutkan bahwa ada 183 juta penduduk Indonesia yang tidak bsia mengakses pangan bergizi.

  • Mudahkan Petani, Mentan Amran Tegaskan Penebusan Pupuk Subsidi Hanya Pakai KTP – Page 3

    Mudahkan Petani, Mentan Amran Tegaskan Penebusan Pupuk Subsidi Hanya Pakai KTP – Page 3

    ”Pak Menko lapor, kita buka-bukaan makanya ke depan ini harus satu komando, tapi komandonya 7 (kementerian/lembaga). Kami kirim pupuk itu sejak Januari ya, keputusan (penambahan kuota pupuk subsidi) Januari, sekarang sudah bulan 11 tapi ini tidak sampai. Tambahan 100 persen, tapi kalau bupatinya tidak tandatangan pupuk itu tidak ada. Padahal pupuk numpuk,” jelasnya.

    Kebijakan pupuk bersubsidi diatur pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 1 Tahun 2024. Pada beleid ini, petani yang berhak mendapatkan alokasi subsidi pupuk adalah petani yang tergabung dalam kelompok tani dan terdaftar dalam RDKK.

    Pupuk bersubsidi ini diberikan bagi petani yang melakukan usaha tani subsektor tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai, serta subsektor tanaman hortikultura seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih, dan subsektor perkebunan seperti tebu rakyat, kakao, dan kopi.

    Dari jenis-jenis usaha tani tersebut, ditetapkan kriteria luas lahan yang diusahakan maksimal 2 hektar termasuk di dalamnya petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pada aturan baru ini, penginputan data petani pada RDKK dapat dievaluasi empat bulan sekali pada tahun berjalan. Dengan kata lain, petani yang belum mendapatkan alokasi bisa menginput pada proses pendaftaran pada proses evaluasi di tahun berjalan.

     

  • Dukung Makan Bergizi Gratis, Pemerintah Sebar Benih Cabai hingga Ayam Petelur – Page 3

    Dukung Makan Bergizi Gratis, Pemerintah Sebar Benih Cabai hingga Ayam Petelur – Page 3

    Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes), Yandri Susanto, mengungkapkan kolaborasi ini dilakukan untuk mempercepat swasembada pangan dan mendorong desa seluruh Indonesia untuk memaksimalkan potensi yang ada di wilayahnya.

    ”Di desa itu banyak sekali potensinya. Mari kita petakan potensi desa masing-masing, misalnya nanti ada desa ikan nila, desa tomat, desa kacang tanah, dan sebagainya. Jangan sampai desa dengan potensinya yang luar biasa hanya menjadi penonton,” kata Mendes Yandri.

    Dijabarkan Mendes Yandri, anggaran Dana Desa dari 2015 hingga 2024 mencapai Rp609 triliun. Tahun 2023 capai Rp70 triliun dan 2025 capai Rp71 triliun. Untuk mendukung swasembada pangan, Kemendes PDT mengalokasikan anggaran 20 persen dari dana desa tersebut  untuk pengembangan ekonomi produktif mendukung ketahanan pangan sesuai kearifan lokal. 

    Oleh karena itu, Kementan dan Kemendes PDT menguatkan komitmen mewujudkan swasembada pangan dengan menandatangani nota kesepahamanan (MoU) untuk pencapaian swasembada pangan, pengembangan sarana dan prasarana produksi pertanian, sinergi program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, pendampingan dan penguatan kapasitas masyarakat desa, penguatan dan pengembangan kelembagaan ekonomi desa, serta pertukaran data dan informasi.

    Reporter: Sulaeman

    Sumber: Merdeka.com

  • Harga Pangan RI Disebut Paling Mahal di Asia, Bos Bapanas Jawab Begini

    Harga Pangan RI Disebut Paling Mahal di Asia, Bos Bapanas Jawab Begini

    Jakarta

    Harga pangan di Indonesia disebut termahal di Asia Tenggara. Hal tersebut membuat pengeluaran masyarakat Indonesia untuk makan lebih tinggi dibandingkan negara tetangga.

    “Laporan FAO disebut bahwa harga pangan bergizi Indonesia tertinggi di antara Asia Tenggara. Untuk mendapatkan pangan bergizi masyarakat kita harus mengeluarkan US$ 4,47 atau Rp 69.000 per hari,” kata Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS Riyono dalam rapat dengar pendapat dengan Bapanas dan Barantin, Rabu (6/11/2024).

    Sementara negara tetangga angkanya lebih rendah dibandingkan Indonesia. Seperti pengeluaran makan di Thailand US$ 4,3, Filipina US$ 4,1, dan Malaysia US$ 3,5.

    “Sementara ada 183 juta penduduk kita tidak bisa mengakses pangan bergizi,” tambahnya.

    Menanggapi itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan telah mengecek langsung harga pangan di negara tetangga seperti di Singapura, Malaysia, hingga Korea. Menurutnya harga pangan di sana lebih tinggi dibandingkan Indonesia.

    “Harga di rak itu (ritel) semua, kalau kita konversi lebih tinggi dari kita. Saya foto-foto satu-satu, semua menunjukkan bahwa harga pangan kita sebenarnya tidak terlalu mahal,” ungkap dia.

    Dalam paparannya, harga beras premium di ritel Malaysia Rp 14.104/kg-Rp 17.272/kg, harga telur Rp 28.000 sampai Rp 30.600/10 butir, gula Rp 18.900-Rp 20.700/kg, minyak goreng sawit Rp 19.152/liter-Rp 25.344/liter, bawang putih Rp 55.440/kg, bawang merah Rp 46.285/kg, dan cabai merah keriting Rp 93.000/kg.

    Sementara di Indonesia, harga beras di ritel telah ditetapkan harga eceran tertinggi (HET), seperti harga beras premium Rp 14.900/kg dan beras medium Rp 12.500/kg. Untuk secara rata-rata nasional harga beras premium saat ini Rp 15.480/kg dan medium Rp 13.530/kg.

    Lebih lanjut, dikutip dari Panel Harga Pangan Nasional, bawang merah rata-rata nasional Rp 34.020/kg, bawang putih Rp 40.370/kg, cabai merah keriting Rp 39.570/kg, gula konsumsi Rp 17.990/kg, dan harga telur ayam Rp 28.570/kg.

    Saksikan juga video: Menlu Ungkap Rencana Kerja Sama Ketahanan Pangan RI-Vietnam

    (ada/ara)

  • Bandara Pondok Cabe Mau Disulap Jadi Eco-Friendly Airport

    Bandara Pondok Cabe Mau Disulap Jadi Eco-Friendly Airport

    Jakarta – Pelita Air dan Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Penerapan Konservasi Energi dan Pemanfaatan Energi Terbarukan pada Bandar Udara Pondok Cabe. Penandatanganan ini menjadi awal dari rencana pengembangan Bandara Pondok Cabe menjadi bandara berkonsep ramah lingkungan.

    Adapun penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT Pelita Air Service, Dendy Kurniawan dan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi yang diwakilkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE, Sahid Junaidi di Kantor Pusat PT Pelita Air Service.

    Nantinya proyek ini akan dijalankan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ), yang merupakan lembaga asal Jerman dan berfokus pada kerja sama internasional untuk membantu pemerintah dan mitra di berbagai negara dalam melakukan pembangunan berkelanjutan. Dalam proyek ini, GIZ akan menjadi perpanjangan tangan dari Direktorat Jenderal EBTKE dalam menerapkan berbagai teknologi ramah lingkungan pada Bandara Pondok Cabe.

    Dalam pidatonya, Eniya Listiani Dewi berharap agar penerapan konservasi energi dan pemanfaatan energi terbarukan secara berkelanjutan pada Bandara Pondok Cabe dapat membuka potensi kerja sama. Selain itu juga mendatangkan manfaat optimal untuk mewujudkan upaya penanggulangan dampak perubahan iklim dan mitigasi efek gas rumah kaca.

    “Kesepakatan ini mencakup berbagai inisiatif, meliputi pelaksanaan studi-studi teknis dan pertukaran informasi terkait konservasi energi di Bandara Pondok Cabe. Penerapan manajemen energi untuk efisiensi pemakaian energi yang berkelanjutan di Bandara Pondok Cabe. Pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk mendukung transformasi Bandara Pondok Cabe menjadi bandara hijau atau eco-airport; serta kerja sama lebih lanjut di masa depan yang akan disepakati antara Direktorat Jenderal EBTKE dan Pelita Air,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (6/11/2024).

    Sejalan dengan hal tersebut, Bagus Agung Rahadiansyah, selaku Senior Vice President Corporate Finance PT Pertamina (Persero) menyampaikan dirinya menaruh harapan besar bagi kerja sama yang terjalin antara PT Pelita Air Service dengan Direktorat Jenderal EBTKE melalui GIZ. Dia mendorong proyek ini menjadi percontohan dan rujukan bagi pengembangan bandara-bandara lainnya.

    “Dengan dukungan teknis dan pengalaman dari GIZ serta komitmen penuh dari PT Pelita Air Service, kami optimis bahwa Bandara Pondok Cabe dapat menjadi role model untuk implementasi teknologi hijau di bandara-bandara Indonesia,” jelasnya.

    Sementara itu, Dendy Kurniawan mengatakan implementasi konsep pembangunan berkelanjutan pada Bandara Pondok Cabe merupakan inisiatif yang dijalankan perusahaan untuk menguatkan perannya dan ambil bagian dalam mewujudkan industri penerbangan yang lebih ramah lingkungan.

    “Langkah nyata yang dilakukan oleh PT Pelita Air Service merupakan bentuk kontribusinya dalam mendukung PT Pertamina (Persero) mencapai target Net Zero Emission tahun 2060. Proyek kolaboratif ini merupakan peluang luar biasa untuk mengembangkan Bandara Pondok Cabe sebagai salah satu bandara ramah lingkungan di Indonesia. Hal ini bukan hanya inisiatif jangka pendek saja tetapi merupakan landasan penting dalam membawa perusahaan mewujudkan keberlanjutan di industri aviasi Tanah Air,” kata Dendy.

    Sebagai pelaksana dari proyek ini, GIZ melalui program Sustainable Energy Transition in Indonesia (SETI), bertujuan untuk mendukung pembangunan ekosistem energi bersih yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. Melalui kerja sama ini, Pelita Air dan Direktorat Jenderal EBTKE berkomitmen untuk dapat mencapai efisiensi energi yang signifikan serta pemanfaatan energi terbarukan di lingkungan bandara. Harapannya, upaya ini dapat mempercepat transisi menuju bandara dengan jejak karbon rendah yang mendukung kelestarian lingkungan.

    Sementara itu, Project Coordinator untuk SETI Johannes Anhorn menyampaikan inisiatif ini sejalan dengan upaya global untuk mengatasi perubahan iklim.

    “Kami senang dapat berkolaborasi dengan EBTKE dan Pelita Air dalam inisiatif penting ini. Kami berkomitmen untuk mendukung studi teknis, pengembangan kapasitas, dan fasilitasi teknologi yang diperlukan guna membantu menjadikan Bandara Pondok Cabe sebagai percontohan penerapan efisiensi energi dan pemanfaatan energi terbarukan di sektor penerbangan Indonesia. Kemitraan ini adalah langkah penting dalam perjalanan kita bersama menuju transisi energi, dan kami berharap dapat belajar dan berkembang bersama melalui upaya ini,” Kata Johannes.

    Di sisi lain, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan proyek pengembangan Bandara Pondok Cabe sebagai bandara ramah lingkungan menjadi bukti nyata peran aktif anak usaha Pertamina dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDG’s.)

    “Pelita Air sebagai anak usaha Pertamina turut berperan aktif dalam menjalankan inisiatif-inisiatif yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Hal tersebut tentunya sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina,” tukasnya.

    (akn/ega)

  • Sejak 1969, Mangut Lele Mbah Marto Berawal dari Gendongan ke Beringharjo
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        6 November 2024

    Sejak 1969, Mangut Lele Mbah Marto Berawal dari Gendongan ke Beringharjo Yogyakarta 6 November 2024

    Sejak 1969, Mangut Lele Mbah Marto Berawal dari Gendongan ke Beringharjo
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
     Mbok Marto Ijoyo, pendiri
    mangut lele
    asal
    Bantul
    , Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meninggal dunia pada Rabu (6/11/2024).
    Mangut lele
    Mbok marto merupakan
    kuliner legendaris
    asal Bantul yang sudah ada sejak 1969.
     
    Hal ini diceritakan oleh anak kelima Mbok Marto Ijoyo, Poniman.
    Tahun-tahun pertama Mbok Marto berjualan manggut lele, dia menggendong masakannya belasan kilometer ke pusat kota, Pasar Beringharjo.
    Di zaman itu, Mbok Marto tidak memiliki sepeda atau kendaraan lainnya. Namun dia tetap bersemangat membawa jualannya dari Jalan Masjid Baitussalam Panggungharjo, Sewon, Bantul ke Pasar Beringharjo sambil digendong.
    “Simbok dari keluarga yang sangat sederhana istilahnya tidak punya sepeda, ya cara berdagangnya itu digendong. Awal mulanya sampai Beringharjo lalu ke Keraton,” ujar Poniman, Rabu (6/10/2024).
    Seiring berjalannya waktu, masakan buatan mendiang ibunya semakin dikenal warga. Sehingga, Mbok Marto tidak lagi menggendong sampai ke Pasar Beringharjo.
    Saat Mbok Marto berjalan hingga daerah Gading yang berada di Jalan Patehan Kidul, Kota Yogyakarta, masakan Mbok Marto sudah habis.
    “Karena customer semakin banyak, itu sampai di Gading habis, sampai Krapyak habis. Akhirnya tahun 1986 sudah
    stay
    di kampus ISI aja, kira-kira sekitar 300 meter dari rumah.
    Lama kelamaan, akhirnya Mbok Marto memutuskan membuwa warung sederhana mangut lele di rumahnya.
    “Jadi ceritanya dari tahun 70 hingga 83 itu digendong. Wah kasihan kalau lihat simbok perjuangannya,” kata dia.
    Seiring berjalannya waktu, kondisi fisik Mbok Marto Ijoyo kian lemah.
    Meski sudah tidak kuat memasak, Mbok Marto tetap turun tangan. Meski hanya membuat tusukan untuk lele yang akan dibuat mangut atau meracik bumbu.
    “Setelah beliau nggak kuat masak, hanya buat sunduk (tusuk) itu lele,” kata dia.
    Setelah tak kuat membuat tusuk sate, Mbok Marto tetap meminta pekerjaan. Dia tetap meminta untuk dilibatkan dalam memasak, meski hanya memetik cabai dan mengupas bawang merah serta bawang putih.
    “Biasanya kan 10 kilo 12 kilo (bawang) sendiri, tapi kemarin cuma sekilo. Kami cuma memberikan kesibukan tangannya biar bergerak, biar sehat terus. Terus terakhir hanya lombok, yang ditanyakan itu hanya lombok.
    Lomboke endi, lomboke endi
    (cabainya mana), sampai tadi terakhir tadi malem juga tanya lomboknya mana kok nggak dikasih gawean (kerjaan),” beber Poniman.
    Poniman mengenang, setiap kali ibunya tidak diberi pekerjaan dapur, beliau akan marah.
    “Iya, marah nanti diunek-uneke (dimarahi), harus dikasih kerjaan,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga bawang merah naik menjadi Rp35.290 per kg pada Rabu pagi

    Harga bawang merah naik menjadi Rp35.290 per kg pada Rabu pagi

    Arsip foto – Bawang merah dijual pedagang di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (21/8/2024). ANTARA/Harianto

    Harga bawang merah naik menjadi Rp35.290 per kg pada Rabu pagi
    Dalam Negeri   
    Calista Aziza   
    Rabu, 06 November 2024 – 10:02 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum naik per Rabu pagi, bawang merah naik Rp2.010 menjadi Rp35.290 per kilogram (kg).

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 07.30 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 4,67 persen atau Rp720 menjadi Rp16.150 per kg.

    Begitu pun beras medium naik 3,63 persen atau Rp490 menjadi Rp13.980 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga naik 1,99 persen atau Rp250 menjadi Rp12.790 per kg.

    Berikutnya komoditas bawang merah naik 6,04 persen atau Rp2.010 menjadi Rp35.290 per kg; begitu pula bawang putih bonggol naik 6,30 persen atau Rp2.530 menjadi Rp42.710 per kg.

    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting naik hingga 20,06 persen atau Rp5.700 menjadi Rp34.110 per kg; lalu cabai rawit merah juga naik 10,83 persen atau Rp4.260 menjadi Rp43.610 per kg.

    Sementara itu, harga daging sapi murni turun 0,88 persen atau Rp1.180 menjadi Rp133.470 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 11,42 persen atau Rp4.130 menjadi Rp40.310 per kg; begitu juga telur ayam ras naik 10,82 persen atau Rp3.080 menjadi Rp31.540 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 4,24 persen atau Rp450 menjadi Rp11.060 per kg; begitu pun gula konsumsi naik 3,07 persen atau Rp550 menjadi Rp18.490 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan sederhana naik 2,96 persen atau Rp540 menjadi Rp18.770 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 2,16 persen atau Rp360 menjadi Rp16.340 per kg.

    Berikutnya, harga tepung terigu curah naik 5,14 persen atau Rp520 menjadi Rp10.640 per kg; lalu tepung terigu non curah naik 5,04 persen atau Rp660 menjadi Rp13.760 per kg.

    Kemudian, harga jagung di tingkat peternak naik signifikan hingga 22,28 persen atau Rp1.330 menjadi Rp7.300 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga naik 4,51 persen atau Rp520 menjadi Rp12.050 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 11,19 persen atau Rp4.130 menjadi Rp41.040 per kg; sedangkan ikan tongkol naik 11,31 persen atau Rp3.510 menjadi Rp34.550 per kg; lalu ikan bandeng juga naik 9,44 persen atau Rp3.120 menjadi Rp36.180 per kg.

    Sumber : Antara