Tanaman: Cabai

  • Mendag Blak-blakan Kondisi Stok Pangan Jelang Nataru, Harga Bakal Naik?

    Mendag Blak-blakan Kondisi Stok Pangan Jelang Nataru, Harga Bakal Naik?

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan harga pangan stabil menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

    Mendag mengakui bahwa permintaan komoditas pangan menjelang Nataru bakal meningkat. Namun, dia memastikan bahwa kondisi stok pangan aman menjelang Nataru sehingga harganya diprediksi stabil.

    Kendati begitu, dia menegaskan bhawa pemerintah pusat bersama pemerintah daerah, Satuan Tugas (Satgas) Pangan, bersama stakeholders terkait terus bergerak untuk memastikan agar tidak terjadi lonjakan harga pada momen pergantian tahun tersebut. Salah satunya, melalui rapat koordinasi.

    “Kita selalu berkoordinasi,” kata Budi ketika ditemui di Taman Mini Indonesia Indah, Minggu (10/11/2024). 

    Lebih lanjut, Budi juga memastikan bahwa stok minyak goreng aman menjelang Nataru. Dia menyampaikan, meski kebutuhan meningkat, pasokan minyak goreng dalam negeri dipastikan aman.

    “Pasokan tetap aman,” ujarnya.

    Menyitir laman Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Minggu (10/11/2024) pukul 09.05 WIB, harga minyak goreng kemasan sederhana dipatok sebesar Rp18.230 per liter atau turun 0,33% dibanding hari sebelumnya. Harga minyak goreng curah juga terekam turun pagi ini sebesar 0,36% menjadi Rp16.700 per liter. 

    Sementara itu, harga beras premium turun 0,32% dari hari sebelumnya, menjadi Rp15.380 per kilogram dan harga beras SPHP turun tipis 0,08% menjadi Rp12.540 per kilogram. Harga beras medium masih berada di level Rp13.500 per kilogram.

    Selanjutnya, harga cabai merah keriting pagi ini dipatok Rp27.710 per kilogram atau turun 1,60%, daging sapi murni turun 0,50% menjadi Rp134.100 per kilogram.

    Penurunan harga juga terjadi pada produk unggas. Bapanas melaporkan, harga daging ayam turun 1% menjadi Rp35.750.034 kilogram dan telur ayam ras turun 0,14% menjadi Rp28.330 per kilogram.

    Tepung terigu kemasan turun signifikan 2,13% menjadi Rp12.840 per kilogram.Harga garam halus beryodium tidak mengalami perubahan harga atau stabil di level Rp11.840 per kilogram.

    Berbagai jenis ikan juga mengalami penurunan harga pagi ini. Tercatat harga ikan tongkol di tingkat pedagang eceran turun 1,23% menjadi Rp30.440 per kilogram dan ikan bandeng turun 1,33% menjadi Rp32.600 per kilogram.

    Sementara itu, sejumlah komoditas pangan pagi ini tercatat naik. Harga ikan kembung naik signifikan 3,35% menjadi Rp37.910 per kilogram, dan jagung di tingkat peternak naik sebesar 0,34% menjadi Rp5.920 per kilogram.

    Kemudian, Bapanas merekam harga gula konsumsi naik tipis 0,06% menjadi Rp17.940 per kilogram dan cabai rawit merah naik sebesar 1,42% menjadi Rp40.010 per kilogram.

    Berbagai jenis bawang turut terkerek. Bapanas melaporkan, harga bawang putih bonggol naik 1,34% menjadi Rp40.910 per kilogram dan bawang merah naik 1,66% menjadi Rp35.610 per kilogram. Harga kedelai impor pagi ini naik signifikan 0,76% menjadi Rp10.650 per kilogram.

  • Kepolisian manfaatkan lahan kosong untuk perkuat ketahanan pangan

    Kepolisian manfaatkan lahan kosong untuk perkuat ketahanan pangan

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian memanfaatkan lahan kosong di Jalan Ancol Barat, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, untuk menanam sejumlah tanaman sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan di wilayah tersebut.

    “Hari ini kami menanam bibit jagung, bawang merah, kemangi dan cabai di wilayah Kelurahan Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara,” kata Kapolsek Pademangan Polres Metro Jakarta Utara Kompol Binsar Hatorangan Sianturi di Jakarta, Minggu.

    Selain melakukan penanaman, pihaknya juga memberikan anakan bebek kepada warga dan Kebun Kampung Walang di Jalan Lodan Raya sekaligus memberikan pakan ternak tersebut.

    “Kami juga menanam bibit kemangi, bawang merah serta di Kelurahan Pademangan Barat di Jalan Budi Mulia RW 16 penanaman bibit bawang merah,” kata dia.

    Baca juga: Polisi temukan dua agen minyak goreng jual curah Rp265 ribu di Jakut
    Baca juga: Polisi temukan stok minyak goreng curah terbatas di Pasar Jaya

    Ia mengatakan ketahanan pangan merupakan program utama Presiden Prabowo Subianto dan ini sebagai upaya mendukung program tersebut.

    “Program ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian lokal serta memperkuat ketahanan pangan,” kata dia.

    Ia mengatakan kegiatan ini merupakan sinergi antara aparat dan masyarakat dalam mendukung ketahanan pangan yang berkelanjutan. Tidak hanya masyarakat, petugas Kepolisian dari Polsek Pademangan juga berpartisipasi mewujudkan swasembada pangan.

    Kapolsek bersama anggotanya turun langsung melakukan penanaman benih jagung, bawang merah, kemangi dan cabai di lahan kosong yang disiapkan untuk mendukung ketahanan pangan tersebut.

    “Dengan keterlibatan Polri dalam kegiatan seperti ini, masyarakat diharapkan semakin termotivasi untuk terus mengembangkan potensi pertanian yang dimiliki,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Mendag pastikan stok minyak goreng aman jelang Natal dan tahun baru

    Mendag pastikan stok minyak goreng aman jelang Natal dan tahun baru

    Kita koordinasi terus ya

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan bahwa persediaan minyak goreng masih aman tercukupi menjelang perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru).

    Diketahui pada Minggu (10/11), harga minyak goreng kemasan sederhana turun 0,05 persen atau Rp10 menjadi Rp18.280 per kg; begitu pun minyak goreng curah turun 0,12 persen atau Rp20 menjadi Rp16.740 per kg.

    “Sementara pasokan masih aman ya. Mungkin karena kebutuhan meningkat, tapi pasokan tetap aman,” kata Budi saat acara “UMKM Gathering Indogrosir se-Jabodetabek” yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu.

    Budi mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pengawasan juga koordinasi dengan pemerintah daerah (Pemda) untuk tetap memastikan stok minyak goreng tercukupi.

    Pihaknya juga berkomitmen menjaga harga minyak goreng agar tetap stabil sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat menjelang akhir tahun.

    “Kita koordinasi terus ya. Kan juga harga-harga stabil, relatif stabil, tapi kita tidak diam, kita bergerak dengan daerah-daerah, melalui Satgas Pangan, dengan pemerintah daerah, dinas, dengan distributor dan para stakeholder untuk mengamankan Nataru,” ujarnya.

    Adapun Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum fluktuatif hari ini. Bawang putih naik tipis Rp440 menjadi Rp40.810 per kilogram (kg).

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 10.00 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,19 persen atau Rp30 menjadi Rp15.460 per kg.

    Sedangkan beras medium turun 0,15 persen atau Rp20 menjadi Rp13.480 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog naik 0,16 persen atau Rp20 menjadi Rp12.570 per kg.

    Berikutnya komoditas bawang merah naik 2,14 persen atau Rp750 menjadi Rp35.780 per kg; begitu pula bawang putih bonggol naik 1,09 persen atau Rp440 menjadi Rp40.810 per kg.

    Sedangkan harga komoditas cabai merah keriting turun 0,04 persen atau Rp10 menjadi Rp28.150 per kg; sedangkan cabai rawit merah naik 0,74 persen atau Rp290 menjadi Rp39.740 per kg.

    Berikutnya, harga daging sapi murni naik 0,08 persen atau Rp110 menjadi Rp134.880 per kg; sedangkan daging ayam ras turun 0,53 persen atau Rp190 menjadi Rp35.920 per kg; lalu telur ayam ras naik 0,49 persen atau Rp140 menjadi Rp28.510 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 1,14 persen atau Rp120 menjadi Rp10.690 per kg; lalu gula konsumsi juga naik 0,39 persen atau Rp70 menjadi Rp18.000 per kg.

    Berikutnya harga tepung terigu curah turun 1,68 persen atau Rp170 menjadi Rp9.960 per kg; lalu tepung terigu non curah juga turun 1,14 persen atau Rp150 menjadi Rp12.970 per kg.

    Kemudian, harga jagung di tingkat peternak naik 2,03 persen atau Rp120 menjadi Rp6,020 per kg; harga garam halus beryodium juga naik 0,78 persen atau Rp90 menjadi Rp11.570 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 0,46 persen atau Rp170 menjadi Rp36.850 per kg; sedangkan ikan tongkol turun 1,78 persen atau Rp550 menjadi Rp30.270 per kg; lalu ikan bandeng juga turun 1,57 persen atau Rp520 menjadi Rp32.520 per kg.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024

  • Harga Pangan Hari Ini 10 November: Harga Beras Turun, Cabai Naik

    Harga Pangan Hari Ini 10 November: Harga Beras Turun, Cabai Naik

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan secara rata-rata nasional mengalami penurunan harga. Komoditas itu diantaranya beras, cabai merah keriting, daging, dan telur ayam.

    Melansir data Panel Harga Bapanas, Minggu (10/11/2024), pukul 09.05 WIB, harga beras premium turun 0,32% dari hari sebelumnya, menjadi Rp15.380 per kilogram dan harga beras SPHP turun tipis 0,08% menjadi Rp12.540 per kilogram. Harga beras medium masih berada di level Rp13.500 per kilogram.

    Selanjutnya, harga cabai merah keriting pagi ini dipatok Rp27.710 per kilogram atau turun 1,60%, daging sapi murni turun 0,50% menjadi Rp134.100 per kilogram.

    Penurunan harga juga terjadi pada produk unggas. Bapanas melaporkan, harga daging ayam turun 1% menjadi Rp35.750.034 kilogram dan telur ayam ras turun 0,14% menjadi Rp28.330 per kilogram.

    Harga minyak goreng kemasan sederhana turun 0,33% menjadi Rp18.230 per liter dan minyak goreng curah turun 0,36% menjadi Rp16.700 per liter. Tepung terigu kemasan turun signifikan 2,13% menjadi Rp12.840 per kilogram.

    Harga garam halus beryodium tidak mengalami perubahan harga atau stabil di level Rp11.840 per kilogram.

    Berbagai jenis ikan juga mengalami penurunan harga pagi ini. Tercatat harga ikan tongkol di tingkat pedagang eceran turun 1,23% menjadi Rp30.440 per kilogram dan ikan bandeng turun 1,33% menjadi Rp32.600 per kilogram.

    Sementara itu, sejumlah komoditas pangan pagi ini tercatat naik. Harga ikan kembung naik signifikan 3,35% menjadi Rp37.910 per kilogram, dan jagung di tingkat peternak naik sebesar 0,34% menjadi Rp5.920 per kilogram.

    Kemudian, Bapanas merekam harga gula konsumsi naik tipis 0,06% menjadi Rp17.940 per kilogram dan cabai rawit merah naik sebesar 1,42% menjadi Rp40.010 per kilogram.

    Berbagai jenis bawang turut terkerek. Bapanas melaporkan, harga bawang putih bonggol naik 1,34% menjadi Rp40.910 per kilogram dan bawang merah naik 1,66% menjadi Rp35.610 per kilogram. Harga kedelai impor pagi ini naik signifikan 0,76% menjadi Rp10.650 per kilogram.

  • Harga pangan Sabtu pagi, bawang merah jadi Rp35.790 per kg

    Harga pangan Sabtu pagi, bawang merah jadi Rp35.790 per kg

    lustrasi – Pedagang melayani pembeli bawang merah di pasar tradisional Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (8/6/2022). ANTARA FOTO/Rahmad/rwa

    Harga pangan Sabtu pagi, bawang merah jadi Rp35.790 per kg
    Dalam Negeri   
    Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 09 November 2024 – 11:29 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum fluktuatif per Sabtu (9/11) pagi, bawang merah naik Rp1.150 menjadi Rp35.790 per kilogram (kg). Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 08.00 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,32 persen atau Rp50 menjadi Rp15.500 per kg.

    Begitu pun beras medium naik 0,22 persen atau Rp30 menjadi Rp13.530 per kg; lalu beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog juga naik 0,40 persen atau Rp50 menjadi Rp12.600 per kg. Berikutnya komoditas bawang merah naik 3,32 persen atau Rp1.150 menjadi Rp35.790 per kg; begitu pula bawang putih bonggol naik 1,29 persen atau Rp520 menjadi Rp40.790 per kg.

    Sedangkan harga komoditas cabai merah keriting turun 2,16 persen atau Rp610 menjadi Rp27.610 per kg; sedangkan cabai rawit merah naik 2,45 persen atau Rp970 menjadi Rp40.560 per kg. Berikutnya, harga daging sapi murni turun 0,79 persen atau Rp1.060 menjadi Rp133.520 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 0,91 persen atau Rp330 menjadi Rp36.410 per kg; lalu telur ayam ras naik 2,14 persen atau Rp610 menjadi Rp29.070 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,85 persen atau Rp90 menjadi Rp10.670 per kg; sedangkan gula konsumsi turun 0,39 persen atau Rp70 menjadi Rp17.900 per kg. Kemudian, minyak goreng kemasan sederhana naik 0,82 persen atau Rp150 menjadi Rp18.430 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 1,19 persen atau Rp200 menjadi Rp16.600 per kg.

    Berikutnya harga tepung terigu curah turun 2,47 persen atau Rp250 menjadi Rp9.870 per kg; lalu tepung terigu non curah juga turun 0,61 persen atau Rp80 menjadi Rp13.030 per kg. Kemudian, harga jagung di tingkat peternak turun 1,67 persen atau Rp100 menjadi Rp5.900 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun 2,34 persen atau Rp270 menjadi Rp11.280 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau turun 1,06 persen atau Rp390 menjadi Rp36.370 per kg; begitu pun ikan tongkol turun 3,51 persen atau Rp1.090 menjadi Rp29.920 per kg; lalu ikan bandeng juga turun 6,18 persen atau Rp2.050 menjadi Rp31.100 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga pangan di Jumat, daging sapi turun menjadi Rp132.490 per kg

    Harga pangan di Jumat, daging sapi turun menjadi Rp132.490 per kg

    Pembeli membayar daging sapi kepada penjual di PD Pasar Jaya Kramat Jati, Jakarta, Minggu (27/2/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

    Harga pangan di Jumat, daging sapi turun menjadi Rp132.490 per kg
    Dalam Negeri   
    Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 08 November 2024 – 10:41 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum naik per Jumat (8/11) pagi, seperti beras, bawang, namun daging sapi murni turun menjadi Rp132.490 per kilogram (kg). Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 08.00 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,26 persen atau Rp40 menjadi Rp15.490 per kg.

    Begitu pun beras medium naik 0,07 persen atau Rp10 menjadi Rp13.510 per kg; sedangkan beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog turun 0,32 persen atau Rp40 menjadi Rp12.510 per kg. Berikutnya komoditas bawang merah naik 1,93 persen atau Rp660 menjadi Rp34.880 per kg; begitu pula bawang putih bonggol naik 0,42 persen atau Rp170 menjadi Rp40.510 per kg.

    Sedangkan harga komoditas cabai merah keriting turun 5,10 persen atau Rp1.430 menjadi Rp26.620 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 3,08 persen atau Rp1.220 menjadi Rp38.360 per kg. Berikutnya, harga daging sapi murni turun 1,71 persen atau Rp2.310 menjadi Rp132.490 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 2,68 persen atau Rp970 menjadi Rp37.100 per kg; lalu telur ayam ras naik 3,56 persen atau Rp1.010 menjadi Rp29.390 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,47 persen atau Rp50 menjadi Rp10.640 per kg; lalu gula konsumsi juga naik 0,89 persen atau Rp160 menjadi Rp18.100 per kg. Kemudian, minyak goreng kemasan sederhana naik 1,21 persen atau Rp220 menjadi Rp18.470 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 1,07 persen atau Rp180 menjadi Rp16.620 per kg.

    Berikutnya harga tepung terigu curah turun 0,39 persen atau Rp40 menjadi Rp10.090 per kg; lalu tepung terigu non curah juga turun 0,91 persen atau Rp120 menjadi Rp13.000 per kg. Kemudian, harga jagung di tingkat peternak naik 2,99 persen atau Rp180 menjadi Rp6.200 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga naik 0,95 persen atau Rp110 menjadi Rp11.640 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 4,97 persen atau Rp1.830 menjadi Rp38.680 per kg; begitu pun ikan tongkol naik 1,42 persen atau Rp440 menjadi Rp31.410 per kg; lalu ikan bandeng juga naik 1,21 persen atau Rp400 menjadi Rp33.430 per kg.

    Sumber : Antara

  • Dorong Pengusaha Go Global, BRI Peduli Gelar Pelatihan Ekspor UMKM Binaan

    Dorong Pengusaha Go Global, BRI Peduli Gelar Pelatihan Ekspor UMKM Binaan

    Jakarta, Beritasatu.com – BRI terus menunjukkan komitmen untuk memberikan pemberdayaan terhadap pengusaha lokal agar mampu go global dan bersaing di pasar internasional. Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BRI Peduli, perseoan menyelenggarakan program Pelatihan Ekspor bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) hasil kolaborasi antara BRI dengan BRI Research Institute (BRIRIns) dan PPEJP. Kegiatan ini berlangsung di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) Jakarta, pada 29 – 31 Oktober 2024 lalu dan diikuti oleh 30 calon eksportir yang juga merupakan UMKM binaan BRI dari berbagai daerah di Indonesia.

    Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa pelatihan ekspor ini bertujuan untuk membekali para peserta dengan keterampilan dasar dalam ekspor guna mengembangkan jangkauan bisnis mereka dari yang sebelumnya lokal menjadi berorientasi pasar nasional maupun go internasional.

    “Harapannya UMKM bisa terus menjaga kualitas dari produknya, pasarnya semakin terbuka, sehingga mereka bisa naik kelas dan bisa mengakses pasar lebih besar lagi,” ujar Catur.

    Ia menambahkan, kegiatan ekspor merupakan kesempatan emas bagi UMKM untuk mengakses pasar global dan mengembangkan usaha agar bisa naik kelas. Melalui program ini, BRI berharap dapat membantu plaku usaha untuk bisa lebih percaya diri dan siap memasarkan produk mereka hingga ke pasar internasional.

    Dalam kegiatan pelatihan tersebut peserta diperkenalkan tentang dasar-dasar ekspor, teknik analisis pasar dan SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Treaths), pengembangan produk untuk kebutuhan internasional, hingga strategi mencari pembeli di pasar global. Harapannya, dengan pengetahuan yang diperoleh, para peserta dapat memulai langkah sukses sebagai eksportir baru.

    Kehadiran program pelatihan ekspor yang dilaksanakan oleh BRI Peduli memberikan banyak manfaat bagi sejumlah pelaku usaha lokal. Misalnya saja bagi Ade Ariyanti, nasabah dan sekaligus pemilik UMKM Sambal Mak Kocai. Sejak dirinya terkena imbas PHK pada waktu pandemi Covid-19, Ade memberanikan diri untuk membuka usaha kecil-kecilan agar bisa menyambung kehidupannya dan keluarga. Berawal dari tekad tersebut, munculah sebuah ide untuk membuka usaha sambal yang dibuat secara tradisional.

    “Pada saat era pandemi Covid-19, ada banyak orang yang membutuhkan makanan dengan sumber vitamin C untuk menjaga imunitas. Cabai sendiri memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, sehingga saya memulai inisiasi untuk membuat sambal sebagai produk bisnis saya. Alhamdulillah pada waktu itu Sambal Mak Kocai sangat diterima oleh masyarakat sekitar. Mereka sangat terbantu dengan adanya Sambal Mak Kocai sebagai kebutuhan makanan pokok dalam kondisi lockdown dan produk ini pun bisa terus bertahan sampai saat ini,” cerita Ade.

    Sebagai salah satu UMKM peserta program Pelatihan Ekspor, Ade merasa bersyukur bisa mendapatkan ilmu sekaligus pendampingan langsung dari BRI agar usahanya bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Ia pun berharap bahwa lewat program ini, usaha Sambal Mak Kocai yang dibangun dari nol tersebut dapat terus berkembang dan mendapatkan omzet yang semakin besar.

    Selain Ade, Teuku Akmal juga menjadi pelaku UMKM lainnya yang mendapatkan manfaat dari program pelatihan ini. Pria berusia 38 tahun tersebut diketahui memulai brand fesyen miliknya sejak tahun 2019 silam. Berawal dari kecintaannya pada dunia fesyen dan juga wujud cinta terhadap keindahan Indonesia, Teuku pun menghadirkan produk yang mengedepankan unsur kearifan lokal di dalamnya.

    “Usaha kami menghadirkan produk pelengkap penampilan, yaitu scarf dan juga outer scarf yang bernuansa keindahan Indonesia. Produk ini bisa diandalkan sebagai pelengkap penampilan yang memberikan kesan formal, namun tetap fashionable,” ujarnya.

    Selama menjalani program Pelatihan Ekspor dari BRI, Teuku bercerita bahwa dirinya banyak belajar tentang hal-hal yang diperlukan untuk mengekspansi usaha miliknya, agar tak hanya menjangkau pasar lokal saja, melainkan juga internasional.

    “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi saya yang baru mulai mempelajari dan mengenal dunia ekspor, baik dari pengenalan terhadap mencari negara tujuan ekspor hingga perhitungan biaya yang dibutuhkan. Dengan mengikuti pelatihan ini, saya berharap agar bisnis yang saya miliki bisa terus bertumbuh dan berkembang sesuai harapan dan pastinya bisa melakukan ekspor ke berbagai negara luar,” imbuhnya.

  • Catat, Ini Syarat Petani yang Bisa Dapat Subsidi Pupuk dari Pemerintah

    Catat, Ini Syarat Petani yang Bisa Dapat Subsidi Pupuk dari Pemerintah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah kembali membuka kesempatan bagi para petani untuk mendaftarkan dirinya menjadi penerima pupuk subsidi 2025. Pendaftaran dibuka hingga 15 November 2024. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa subsidi pupuk tepat sasaran dan dapat mewujudkan swasembada pangan nasional.

    Petani, melalui penyuluh pertanian lapangan, dapat mendaftarkan dirinya ke dalam e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 1 Tahun 2024, pembaruan data e-RDKK ini bisa dilakukan setiap empat bulan sekali. Petani yang berhak menerima pupuk subsidi, adalah yang melakukan usaha tani subsektor tanaman pangan padi, jagung, dan kedelai, serta subsektor tanaman hortikultura cabai, bawang merah, dan bawang putih, dan subsektor perkebunan tebu rakyat, kakao, dan kopi.

    Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian dalam acara Gerakan Nasional Pangan Merah Putih Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan kembali menegaskan terkait mekanisme penebusan pupuk.

    “Nanti menggunakan KTP sudah bisa ambil pupuk dan itu bebas, tidak dihalangi, kecuali untuk perusahaan itu tidak boleh. Ini untuk petani Indonesia dan sudah ditambah (alokasi pupuk subsidi) 100%. (dengan) KTP cukup dan itu arahan Bapak Presiden. (dengan) KTP bisa ambil pupuk dan itu berlaku (untuk ambil pupuk),” ungkap Mentan, Jumat (8/11/2024).

    “Program pendaftaran dan pembaharuan data e-RDKK sangat penting buat petani, karena dengan terdaftar di e-RDKK, petani sangat mudah untuk akses mendapatkan pupuk subsidi. Sehingga jika sudah terdaftar, maka petani akan tenang dalam melakukan budidaya tanamannya sehingga diharapkan hasilnya akan memuaskan. Itu semua bisa memperkuat niat pemerintah untuk mendukung ketahanan pangan,” ujar M. Yadi Sofyan Noor, Ketua Umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Nasional.

    Subsidi pupuk yang disalurkan mencakup beberapa jenis, antara lain Urea, NPK, NPK Formula Khusus Kakao, dan Organik. Setiap jenis pupuk memiliki peran penting dalam menutrisi tanaman dan meningkatkan hasil panen. Kuota pupuk yang diberikan pada setiap petani akan disesuaikan dengan kebutuhan lahan yang dimiliki.

    Sementara itu, Otong Wiranta, Pengamat Pertanian sekaligus Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat juga menyatakan hal senada bahwa skema penebusan pupuk bersubsidi sebenarnya sudah dipermudah melalui Permentan terbaru. Pemerintah memberikan kemudahan dengan cukup membawa KTP untuk proses penebusan pupuk di kios. Bahkan, jika petani tidak bisa datang langsung, penebusan dapat diwakilkan oleh keluarga atau anggota poktan dengan surat kuasa. Hal ini sangat bermanfaat bagi petani lansia atau yang mengalami kendala transportasi.

    “Penebusan hanya dengan KTP ini sangat memudahkan petani dalam memperoleh pupuk subsidi. Walaupun banyak petani yang masih mengeluh ribetnya dalam transaksi, tapi itu semua mungkin karena awalnya saja. Setelah terbiasa, petani akan dimudahkan. Yang penting syarat utamanya hanya KTP dan tentu terdaftar di e-RDKK,” ungkap Otong.

    Syarat-syarat Penerima Pupuk Subsidi

    Mengikuti skema yang ada, petani cukup mendatangi penyuluh di wilayah kecamatan masing-masing untuk proses pendaftaran e-RDKK. Sesuai Permentan Nomor 1 tahun 2024, berikut adalah syarat-syarat agar bisa menjadi penerima pupuk subsidi:

    1. Memiliki usaha tani di sembilan komoditas yang telah ditentukan
    Sembilan komoditas tersebut adalah padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi.

    2. Memiliki lahan produktif maksimal 2 hektar
    Program ini ditujukan bagi petani kecil yang memang membutuhkan bantuan pupuk untuk meningkatkan hasil panen. Petani dengan luas lahan lebih dari 2 hektar tidak masuk dalam kategori penerima subsidi.

    3. Tergabung dalam kelompok tani
    Petani yang berhak untuk menebus pupuk subsidi adalah mereka yang sudah resmi tercatat dan bergabung dalam kelompok tani (poktan) di wilayah masing-masing. Selain itu, data petani juga harus tercatat dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (Simluhtan).

    Otong berharap agar petani lebih bisa mengerti untuk mau mendaftar atau memperbarui e-RDKK sampai benar-benar yakin namanya sudah terdaftar. Sehingga pada saatnya, petani gampang mengakses pupuk subsidi.

    Lebih lanjut, Yadi mengatakan Petani menganggap sepele untuk daftar ulang, tapi nanti saatnya perlu pupuk, ribut karena tidak terdaftar. Petani masih menganggap bahwa mereka otomatis harus mendapatkan pupuk saat bercocok tanam.

    Untuk itu perlunya sosialisasi sampai ke tingkat petani. Masih banyak juga petani yang kurang aktif dalam berkelompok tani sehingga terlewat tidak terdata. Jika diperlukan, untuk pendaftaran update e-RDKK ini ada petugas khusus yang menanganinya, yang keliling ke setiap kelompok untuk selalu mengingatkan pentingnya pendaftaran atau update e-RDKK sehingga petani yakin dapat pupuk. Yang pada akhirnya dapat membantu pemerintah dalam ketahanan pangan serta pada akhirnya juga dapat meningkatkan kesejahteraan para petaninya.

    (ayh/ayh)

  • Harga Pangan Hari Ini: Telur Ayam Naik

    Harga Pangan Hari Ini: Telur Ayam Naik

    Jakarta: Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat pada hari ini harga sejumlah komoditas pangan secara umum naik. Salah satunya harga telur ayam ras yang naik menjadi Rp28.700 per kilogram (kg).
     
    Melansir Antara, Kamis, 7 November 2024, berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 09.00 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,78 persen atau Rp120 menjadi Rp15.600 per kg.
     
    Begitu pun beras medium naik 0,15 persen atau Rp20 menjadi Rp13.550 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga naik 0,16 persen atau Rp20 menjadi Rp12.580 per kg.
    Berikutnya komoditas bawang merah naik 0,35 persen atau Rp120 menjadi Rp34.140 per kg; begitu pula bawang putih bonggol naik 0,15 persen atau Rp60 menjadi Rp40.430 per kg.
     

    Harga cabai merah keriting naik
    Kemudian harga komoditas cabai merah keriting naik 0,98 persen atau Rp280 menjadi Rp28.820 per kg; lalu cabai rawit merah juga naik 0,10 persen atau Rp40 menjadi Rp39.610 per kg.
     
    Berikutnya, harga daging sapi murni naik 0,03 persen atau Rp40 menjadi Rp134.780 per kg; sedangkan daging ayam ras turun 0,63 persen atau Rp230 menjadi Rp36.090 per kg; lalu telur ayam ras naik 0,46 persen atau Rp130 menjadi Rp28.700 per kg.
     
    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,66 persen atau Rp70 menjadi Rp10.680 per kg; sedangkan gula konsumsi turun 0,17 persen atau Rp30 menjadi Rp17.960 per kg.
     
    Kemudian, minyak goreng kemasan sederhana turun 0,11 persen atau Rp20 menjadi Rp18.290 per kg; begitu pun minyak goreng curah turun 1,13 persen atau Rp190 menjadi Rp16.580 per kg.
     
    Berikutnya harga tepung terigu curah turun 1,67 persen atau Rp170 menjadi Rp10.000 per kg; lalu tepung terigu non curah juga turun 0,46 persen atau Rp60 menjadi Rp13.090 per kg.
     
    Kemudian, harga jagung di tingkat peternak naik 4,86 persen atau Rp290 menjadi Rp6.260 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga naik 0,17 persen atau Rp20 menjadi Rp11.610 per kg.
     
    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 1,59 persen atau Rp590 menjadi Rp37.680 per kg; begitu pun ikan tongkol naik 0,48 persen atau Rp150 menjadi Rp31.210 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 2,77 persen atau Rp920 menjadi Rp32.330 per kg.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Cek Gerakan Pangan Murah, Pj. Wali Kota pastikan ketersediaan sembako

    Cek Gerakan Pangan Murah, Pj. Wali Kota pastikan ketersediaan sembako

    Sumber foto: Hari Nurdiansyah/elshinta.com.

    Cek Gerakan Pangan Murah, Pj. Wali Kota pastikan ketersediaan sembako
    Dalam Negeri   
    Sigit Kurniawan   
    Kamis, 07 November 2024 – 15:35 WIB

    Elshinta.com – Pj. Wali Kota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono mengecek secara langsung pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang diselenggarakan Dinas Kelautan dan Perikanan, Pertanian dan Pangan (Dislatan) Kota Tegal bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tegal di Jalan Sumbodro, Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Rabu (6/11/2024).

    Pj. Wali Kota Tegal menyampaikan bahwa bahan pokok di Kota Tegal secara umum cukup. Menurutnya sekarang tinggal bagaimana Pemerintah Kota Tegal selalu mengontrol agar harga kebutuhan bahan pokok masyarakat tidak sampai  mendorong terjadinya inflasi.

    Giat Gerakan Pangan Murah tersebut menurutnya merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota bekerja sama dengan berbagai pihak, Pemerintah Kota Tegal melalui Dinas Kelautan dan Perikanan , Pertanian dan Pangan (DKP3), yang berkaitan dengan ketahanan pangan.

    Ia berharap giat tersebut bisa mewujudkan keterjangkauan harga dan merupakan upaya untuk menjamin dengan diintervensi oleh pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat. 

    “Alhamdulillah, dari berbagai titik yang sudah ada, serapan pembeliannya juga lebih banyak, dan kita akan dorong terus supaya kecukupan pangan di masing-masing rumah tangga bisa terjamin,” ujar Pj. Wali Kota Tegal seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hari Nurdiansyah, Kamis (7/11).

    Terkait dengan inflasi dan ketersediaan bahan pangan, sejauh ini, pihaknya akan terus mempertahankan keadaan ini, jangan sampai menimbulkan gejolak harga yang tentunya akan memberatkan masyarakat.

    Agus menyebut Dinas Kelautan dan Perikanan, Pertanian dan Pangan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Tegal menyelenggarakan Gerakan Pangan Murah dalam beberapa hari ini. Sejak bulan Oktober 2024 telah diselenggarakan GPM sebanyak lima kali.

    Sedangkan Produk pangan yang disediakan dalam GPM berupa 200 paket berisi lima kilogram beras, satu kilogram gula pasir, dan satu liter minyak goreng seharga Rp89.000 per paket dijual Rp80.000 per paket. Kemudian telur Rp25.000 per kilogram dijual Rp 24.000 perkilogram, ayam Rp33.000 perkilogram dijual Rp32.000 perkilogram.

    Tak hanya itu, bawang putih Rp36.000 per kilogram dijual Rp32.000 perkilogram, bawang merah Rp24.000 perkilogram, cabai merah Rp20.000 perkilogram, dan cabai rawit Rp40.000 perkilogram yang dijual per seperempat kilogram. GPM melibatkan kelompok tani untuk menyediakan produk pangan bagi masyarakat.

    Seorang ibu pembeli paket di Gerakan Pangan Murah, Anti (36) asal Jalan Werkudoro Kecamatan Tegal Timur menyampaikan  sebagai ibu-ibu ia merasa lebih terbantu membeli di GPM. Karena ada paket-paket sembako kebutuhan sehari-hari dengan harganya lebih murah. Ia berharap pemerintah bisa menjaga kesetabilan harga, jangan sampai ada komoditas yang harganya naik tinggi sehingga susah dijangkau warga.

    Sumber : Radio Elshinta