Tanaman: Cabai

  • Harga Pangan Turun Awal Desember, Ini Daftarnya

    Harga Pangan Turun Awal Desember, Ini Daftarnya

    Jakarta: Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum turun di 1 Desember 2024.
     
    Melansir Antara, Minggu, 1 Desember 2024, berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pada Senin pukul 10.00 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium stabil di harga Rp15.420 per kg.
     
    Kemudian beras medium turun 0,67 persen atau Rp90 menjadi Rp13.380 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 0,08 persen atau Rp10 menjadi Rp12.510 per kg.
     
    Berikutnya komoditas bawang merah turun 0,38 persen atau Rp150 menjadi Rp38.910 per kg; lalu bawang putih bonggol juga turun 0,12 persen atau Rp50 menjadi Rp41.420 per kg.
     
    Selanjutnya, harga komoditas cabai merah keriting juga turun 0,37 persen atau Rp110 menjadi Rp29.660 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 1,23 persen atau Rp470 menjadi Rp37.850 per kg.
     

    Harga daging naik, minyak goreng turun
    Sedangkan, harga daging sapi murni naik 0,36 persen atau Rp480 menjadi Rp135.470 per kg; lalu daging ayam ras stabil di harga Rp36.430 per kg; lalu telur ayam ras turun 0,07 persen atau Rp20 menjadi Rp28.300 per kg.
     
    Sementara itu, harga kedelai biji kering (impor) terpantau turun 0,29 persen atau Rp30 menjadi Rp10.460 per kg; sedangkan gula konsumsi naik 0,11 persen atau Rp20 menjadi Rp18.000 per kg.
     
    Selanjutnya, minyak goreng kemasan sederhana turun 0,32 persen atau Rp60 menjadi Rp18.470 per kg; lalu minyak goreng curah juga turun 0,76 persen atau Rp130 menjadi Rp17.020 per kg.
     
    Kemudian harga tepung terigu curah juga turun 0,49 persen atau Rp50 menjadi Rp10.070 per kg; lalu tepung terigu noncurah turun 0,99 persen atau Rp130 menjadi Rp12.960 per kg.
     
    Selain itu, untuk harga jagung di tingkat peternak turun 0,50 persen atau Rp30 menjadi Rp5.950 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun 0,60 persen atau Rp70 menjadi Rp12.960 per kg.
     
    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 1,15 persen atau Rp430 menjadi Rp37.790 per kg; sedangkan ikan tongkol turun di level 1,87 persen atau Rp590 menjadi Rp30.930 per kg; begitu pun ikan bandeng turun 1,53 persen atau Rp510 menjadi Rp32.900 per kg.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Daftar Komoditas yang Diproyeksi Kerek Inflasi November 2024

    Daftar Komoditas yang Diproyeksi Kerek Inflasi November 2024

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom memperkirakan Indeks Harga Konsumen atau IHK pada November 2024 mengalami inflasi. Lantas, apa saja komoditas yang mengerek inflasi tersebut?

    Chief of Economist  PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) Banjaran Surya Banjaran memproyeksi inflasi pada November 2024 mencapai 1,77% secara tahunan (year on year/YoY). Dia mengatakan perkembangan inflasi pada periode tersebut diperkirakan akan dipengaruhi dua komponen utama 

    “Terutama didorong oleh peningkatan inflasi administered price sejalan dengan naiknya harga BBM dan sedikit naiknya inflasi volatile food terutama didorong oleh peningkatan harga bawang,” jelas Banjaran kepada Bisnis.com, Minggu (1/12/2024).

    Sementara itu, sambungnya, inflasi tertahan oleh inflasi inti yang diprakirakan tetap rendah seiring dengan koreksi harga emas pada November 2024.

    Sejalan, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual memproyeksikan IHK akan mengalami inflasi sebesar 0,36% secara month to month (MtM) dan 1,46% YoY. 

    David melihat tren inflasi yang melambat ini terjadi akibat efek low base, utamanya untuk harga cabai merah yang pada tahun lalu meningkat, kemudian pada tahun ini mengalami penurunan. 

    “Inflasi kembali melambat secara YoY karena efek low base harga cabai merah. Beberapa komoditas lain cenderung stagnan, tetapi bawang merah naik cukup tinggi,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (29/11/2024). 

    Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas cabai merah memberikan andil/sumbangan deflasi YoY sebesar 0,11%. Komoditas ini juga turun memberikan andil deflasi MtM tertinggi, yakni 0,03%. 

    Sementara IHK secara bulanan, David melihat memang terdapat peningkatan inflasi yang sejalan dengan tumbuh positifnya harga bahan pokok. Sementara inflasi inti melambat terutama karena harga emas mulai stagnan. 

    Sedangkan, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal memproyeksikan tingkat inflasi diproyeksikan akan berada pada kisaran 0,15%—0,2% (month to month/MtM) pada November 2024 atau lebih rendah dibandingkan Oktober ke November 2023 (0,39% MtM).

    Secara tahunan, tingkat inflasi diproyeksikan akan berada pada kisaran 1,3-1,5% (YoY) atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan November 2023 (2,87% YoY).

    “Proyeksi ini menggunakan tren tahun 2023 sebagai dasar perhitungan,” ujar Faisal kepada Bisnis.com, Minggu (1/12/2024).

    Berdasarkan konsensus Bloomberg pada Jumat (29/11/2024), nilai tengah proyeksi 18 ekonom untuk inflasi tahunan (YoY) berada di angka 1,5% pada November 2024.

    Sementara untuk bulanan (month to month/MtM) akan kembali mengalami inflasi 0,23%. Sebagaimana pada Oktober 2024 di mana IHK mengalami inflasi untuk pertama kalinya sebesar 0,08%—usai tren deflasi berlangsung sejak Mei hingga September. Adapun, BPS akan mengumumkan IHK bulanan dan tahunan pada Senin (2/12/2024) pukul 11.00 WIB. 

  • Harga cabai rawit Rp37.850 per kg pada awal Desember

    Harga cabai rawit Rp37.850 per kg pada awal Desember

    Seorang pedagang memilih cabai rawit di pasar Sentral, Kota Gorontalo, Gorontalo. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/hp

    Harga cabai rawit Rp37.850 per kg pada awal Desember
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 01 Desember 2024 – 11:55 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum turun di 1 Desember 2024, antara lain cabai rawit merah menjadi Rp37.850 per kilogram (kg).

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pada Senin pukul 10.00 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium stabil di harga Rp15.420 per kg.

    Kemudian beras medium turun 0,67 persen atau Rp90 menjadi Rp13.380 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 0,08 persen atau Rp10 menjadi Rp12.510 per kg.

    Berikutnya komoditas bawang merah turun 0,38 persen atau Rp150 menjadi Rp38.910 per kg; lalu bawang putih bonggol juga turun 0,12 persen atau Rp50 menjadi Rp41.420 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting juga turun 0,37 persen atau Rp110 menjadi Rp29.660 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 1,23 persen atau Rp470 menjadi Rp37.850 per kg.

    Sedangkan, harga daging sapi murni naik 0,36 persen atau Rp480 menjadi Rp135.470 per kg; lalu daging ayam ras stabil di harga Rp36.430 per kg; lalu telur ayam ras turun 0,07 persen atau Rp20 menjadi Rp28.300 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau turun 0,29 persen atau Rp30 menjadi Rp10.460 per kg; sedangkan gula konsumsi naik 0,11 persen atau Rp20 menjadi Rp18.000 per kg.

    Selanjutnya, minyak goreng kemasan sederhana turun 0,32 persen atau Rp60 menjadi Rp18.470 per kg; lalu minyak goreng curah juga turun 0,76 persen atau Rp130 menjadi Rp17.020 per kg.

    Kemudian harga tepung terigu curah juga turun 0,49 persen atau Rp50 menjadi Rp10.070 per kg; lalu tepung terigu non curah turun 0,99 persen atau Rp130 menjadi Rp12.960 per kg.

    Kemudian harga jagung di tingkat peternak turun 0,50 persen atau Rp30 menjadi Rp5.950 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun 0,60 persen atau Rp70 menjadi Rp12.960 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 1,15 persen atau Rp430 menjadi Rp37.790 per kg; sedangkan ikan tongkol turun di level 1,87 persen atau Rp590 menjadi Rp30.930 per kg; begitu pun ikan bandeng turun 1,53 persen atau Rp510 menjadi Rp32.900 per kg.

    Sumber : Antara

  • Mi Tarempa, Sajian Kuliner Khas Kepulauan Anambas

    Mi Tarempa, Sajian Kuliner Khas Kepulauan Anambas

    Liputan6.com, Kepri – Kepulauan Anambas memiliki sajian kulines khas berbahan dasar mi, yakni mi tarempa. Sesuai namanya, mi ini diproduksi di Tarempa, Siantan, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau.

    Mengutip dari disbud.kepriprov.go.id, mi tarempa terbuat dari mi tepung yang diolah dan diproduksi di Tarempa. Ciri khas mi ini berbentuk pipih.

    Mie tarempa berbahan utama mi kuning Tarempa buatan lokal. Teksturnya kenyal dengan rasa yang khas.

    Terdapat dua jenis mi tarempa, yakni mi tarempa basah (berkuah) dan mi tarempa goreng (tanpa kuah). Keduanya dibuat dengan tambahan bumbu yang kaya, sehingga menghasilkan kuliner yang gurih dan sedikit pedas.

    Selain mi kuning tarempa, kuliner ini juga dibuat dengan tambahan bumbu lainnya, seperti garam, penyedap rasa, kecap asin, kecap manis, minyak goreng, ikan tongkol, taoge, telur, dan sawi. Ada juga bumbu yang dihaluskan, yakni bawang putih dan cabai merah.

    Bahan-bahan tersebut ditumis dengan minyak secukupnya. Selanjutnya telur dan air ditambahkan, menyusul kemudian ikan tongkol.

    Sebelum diolah, ikan tongkol direbus terlebih dahulu, kemudian dipotong kecil-kecil. Selanjutnya, aneka sayur dan bumbu ditambahkan, seperti sawi, taoge, kecap manis, kecap asin, dan penyedap rasa.

    Terakhir, baru mi kuning dimasukkan. Umumnya mi tarempa disajikan dengan taburan bawang goreng.

    Beberapa versi mi tarempa juga ada yang diberi topping tambahan berupa udang atau daging ayam. Selain itu, ada juga tambahan acar, potongan cabai rawit, dan jeruk nipis untuk menambah sensasi rasa segar dan sedikit asam.

    Hingga kini, mi tarempa masih menjadi salah satu sajian favorit masyarakat lokal maupun wisatawan. Umumnya, mi tarempa dijual di kedai atau warung kopi maupun rumah makan di sekitar Kabupaten Kepulauan Anambas. Sajian ini menjadi salah satu kekayaan kuliner khas yang tak tergeser oleh kuliner masa kini.

     

    Penulis: Resla

  • Masuk Musim Tanam, Pupuk Indonesia Sudah Salurkan 6,6 Juta Ton Pupuk Bersubsidi

    Masuk Musim Tanam, Pupuk Indonesia Sudah Salurkan 6,6 Juta Ton Pupuk Bersubsidi

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 6,6 juta ton kepada petani terdaftar di seluruh Indonesia, sejak adanya alokasi pupuk bersubsidi 2024 ditambah oleh Pemerintah hingga akhir November 2024. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh, di Jakarta, Jumat (29/11/2024).

    “Untuk realisasi pupuk bersubsidi, sampai dengan kemarin 26 November sudah mencapai 6,6 juta ton. Ini sudah 87,7 persen dari kontrak kami dengan Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia 7,54 juta ton,” ungkap Tri.

    Ia menyampaikan bahwa, alokasi pupuk bersubsidi awal tahun 2024 hanya 4,7 juta ton. Kemudian Pemerintah menambah alokasi anggaran untuk produksi pupuk bersubsidi setara 9,5 juta ton pada bulan April. Penambahan ini sebagai upaya Pemerintah untuk peningkatan produktivitas pertanian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional. Keputusan tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh kepala daerah baik Gubernur maupun Bupati/Walikota di seluruh Indonesia melalui penerbitan Surat Keputusan (SK).

    Penerbitan SK baru terlaksana di pertengahan tahun 2024 sehingga penyaluran pupuk bersubsidi mengalami sedikit keterlambatan karena menunggu terbitnya SK masing-masing kepala daerah. Adapun pupuk bersubsidi yang berhasil disalurkan Pupuk Indonesia hingga di tangan petani terdiri dari Urea sebanyak 3.361.040 ton, selanjutnya NPK 3.210.755 ton, dan pupuk organik Petroganik 38.419 ton.

    Sementara adendum kontrak Pupuk Indonesia dengan Kementan rinciannya Urea 3.621.860 ton, NPK 3.419.661 ton. Tri pun berharap sisa alokasi pupuk bisa dioptimalkan oleh petani hingga akhir tahun 2024 sehingga mampu meningkatkan produktivitas di musim tanam ini. Apalagi Pemerintah semakin mempermudah tata cara penebusan pupuk bersubsidi. Petani terdaftar cukup datang ke kios resmi dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    “Masih ada sisa alokasi, di musim tanam Oktober-Maret silakan petani terdaftar memaksimalkan, karena pupuk sudah tersedia di lapangan,” tandas Tri.

    Sementara petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi harus memenuhi kriteria yang tertuang dalam Permentan Nomor 1 Tahun 2024, yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), menggarap lahan maksimal dua hektar. Selain itu, komoditas strategis yang berhak menerima subsidi pupuk dibatasi sembilan komoditas saja. Antara lain padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao.

    Bagi petani yang memenuhi syarat sebagai penerima pupuk bersubsidi tapi belum terdaftar dalam elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK), Pemerintah juga memberikan kemudahan. Petani tersebut diharapkan segera mendaftarkan diri melalui kelompok tani (poktan) di daerahnya, karena eRDKK bisa direvisi setiap empat bulan sekali di tahun berjalan.

    “Bagi petani yang tidak tercatat sebagai penerima pupuk bersubsidi, karena tidak termasuk dalam regulasi, Pupuk Indonesia sudah menyiapkan solusinya melalui pupuk nonsubsidi yang juga bisa didapatkan di kios-kios,” pungkas Tri.

  • Harga cabai rawit merah capai Rp39.520 per kg di akhir November

    Harga cabai rawit merah capai Rp39.520 per kg di akhir November

    Arsip foto – Pedagang menunjukkan cabai rawit yang dijual di Pasar Kosambi, Bandung, Jawa Barat, Senin (29/7/2024). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww/aa.

    Harga cabai rawit merah capai Rp39.520 per kg di akhir November
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 30 November 2024 – 09:03 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah di akhir November 2024 naik Rp1.590 menjadi Rp39.520 per kilogram, sementara harga beras medium dan bawang mengalami penurunan.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 0.7.00 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 1,36 persen atau Rp210 menjadi Rp15.620 per kg.

    Sedangkan beras medium turun 0,37 persen atau Rp50 menjadi Rp13.400 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 0,08 persen atau Rp10 menjadi Rp12.500 per kg.

    Berikutnya komoditas bawang merah turun 0,49 persen atau Rp190 menjadi Rp38.790 per kg; lalu bawang putih bonggol juga turun 0,53 persen atau Rp220 menjadi Rp41.240 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting juga turun 1,97 persen atau Rp580 menjadi Rp28.850 per kg; sedangkan cabai rawit merah naik hingga 4,19 persen atau Rp1.590 menjadi Rp39.520 per kg.

    Selanjutnya, harga daging sapi murni naik 1,64 persen atau Rp2.200 menjadi Rp136.670 per kg; lalu daging ayam ras juga naik 3,95 persen atau Rp1.440 menjadi Rp37.890 per kg; lalu telur ayam ras juga naik 5,55 persen atau Rp1.570 menjadi Rp29.840 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau turun 2,38 persen atau Rp250 menjadi Rp10.240 per kg; sedangkan gula konsumsi naik 0,22 persen atau Rp40 menjadi Rp17.990 per kg.

    Selanjutnya, minyak goreng kemasan sederhana naik 1,30 persen atau Rp240 menjadi Rp18.750 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 4,59 persen atau Rp790 menjadi Rp16.410 per kg.

    Kemudian harga tepung terigu curah naik 1,97 persen atau Rp200 menjadi Rp10.340 per kg; lalu tepung terigu non curah turun 0,38 persen atau Rp50 menjadi Rp13.030 per kg.

    Kemudian harga jagung di tingkat peternak naik 4,52 persen atau Rp270 menjadi Rp6.250 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga naik 4,42 persen atau Rp510 menjadi Rp12.050 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 5,32 persen atau Rp1.970 menjadi Rp38.970 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 1,44 persen atau Rp450 menjadi Rp31.800 per kg; begitu pun ikan bandeng naik di level 5,80 persen atau Rp1.940 menjadi Rp35.380 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Komoditas Pangan di KBB Fluktuatif, Pedagang: Kami di Komplain Pembeli

    Harga Komoditas Pangan di KBB Fluktuatif, Pedagang: Kami di Komplain Pembeli

    JABAR EKSPRES – Usai perhelatan Pilkada Serentak 2024 pada Rabu, 27 November 2024 harga sejumlah komoditas pangan di Kabupaten Bandung Barat (KBB), secara umum fluktuatif pada Jumat, 29 November 2024.

    Fluktuatif harga pangan dan kebutuhan pokok berimbas langsung pada aktivitas perdagangan di pasar tradisional Tagog Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

    Naik turunnya harga bahan pokok itupun menurunkan daya beli masyarakat sehingga berpengaruh terhadap pendapatan pedagang pasar.

    Seperti beras premium dan cabai merah keriting naik, sedangkan bawang merah turun menjadi Rp38 ribu per kilogram.

    Salah seorang pedagang di pasar tradisional Tagog Padalarang, Bandung Barat, Fitriani (30) mengatakan, harga sejumlah komoditas pangan secara eceran naik, di antaranya beras premium sebesar Rp500 menjadi Rp16 ribu per kilogram, dari semula Rp15.500 per kilogram.

    BACA JUGA: Rayakan HUT ke-129, BRI Tawarkan Progam Special BRIguna, Suku Bunga Mulai dari 8,129% dan Diskon biaya Provisi 50%

    “Naik kalau yang premium. Beras medium turun sedikit dari semula Rp14 ribu per kilogram menjadi Rp13.700 per kilogram,” katanya.

    Selain beras medium, komoditas bawang merah pun turun menjadi Rp38 ribu per kilogram dari semula Rp38.500 per kilogram. Sedangkan bawang putih bonggol naik Rp760 menjadi Rp42.040 per kilogram.

    Selanjutnya, minyak goreng kemasan sederhana naik menjadi Rp18.520 per kilogram, sedangkan minyak goreng curah turun menjadi Rp16.940 per kilogram.

    “Udah satu minggu ini naik turun, nggak menentu. Lalu cabai merah keriting naik Rp530 menjadi Rp29.350 per kilogram, cabai rawit merah turun menjadi Rp37.650 per kilogram, dari semula Rp38 ribu,” imbuhnya.

    Sementara untuk harga daging sapi turun menjadi Rp132 ribu per kilogram, sedangkan harga daging ayam naik menjadi Rp36.360 per kilogram, dari semula Rp36 ribu per kilogram.

    BACA JUGA: Cara Menghasilkan Saldo DANA Gratis Terbukti Membayar Langsung Cair ke Rekening

    “Bukan hanya daging ayam saja yang naik, telur ayam pun naik sekitar Rp500 menjadi Rp29 ribu per kilogram,” kata Jajang (45) penjual daging.

    Menurutnya, turun naiknya harga pangan saat ini didorong oleh lonjakan harga berbagai komoditas yang menjadi bahan baku utamanya.

  • Harga pangan Jumat, cabai rawit naik Rp2.590 menjadi Rp40.490 per kg

    Harga pangan Jumat, cabai rawit naik Rp2.590 menjadi Rp40.490 per kg

    Seorang pedagang memilih cabai rawit di pasar Sentral, Kota Gorontalo, Gorontalo. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/hp

    Harga pangan Jumat, cabai rawit naik Rp2.590 menjadi Rp40.490 per kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 29 November 2024 – 09:07 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum fluktuatif pada Jumat pagi, seperti beras dan bawang turun, sedangkan cabai rawit merah naik Rp2.590 menjadi Rp40.490 per kilogram (kg). Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 07.00 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium turun 0,20 persen atau Rp30 menjadi Rp15.350 per kg.

    Begitu pun beras medium turun 1,93 persen atau Rp260 menjadi Rp13.180 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 0,24 persen atau Rp30 menjadi Rp12.480 per kg. Berikutnya komoditas bawang merah turun 2,63 persen atau Rp1.020 menjadi Rp37.800 per kg; lalu bawang putih bonggol juga turun 0,41 persen atau Rp170 menjadi Rp41.170 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting turun 0,71 persen atau Rp210 menjadi Rp29.170 per kg; sedangkan cabai rawit merah naik hingga 6,83 persen atau Rp2.590 menjadi Rp40.490 per kg. Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 1,27 persen atau Rp1.710 menjadi Rp132.760 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 2,61 persen atau Rp950 menjadi Rp37.530 per kg; lalu telur ayam ras juga naik 2,58 persen atau Rp730 menjadi Rp29.010 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,86 persen atau Rp90 menjadi Rp10.570 per kg; begitu pun gula konsumsi naik 0,56 persen atau Rp100 menjadi Rp18.010 per kg. Selanjutnya, minyak goreng kemasan sederhana naik 0,22 persen atau Rp40 menjadi Rp18.530 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 2,86 persen atau Rp490 menjadi Rp16.670 per kg.

    Kemudian harga tepung terigu curah turun 1,09 persen atau Rp110 menjadi Rp10.010 per kg; lalu tepung terigu non curah juga turun 1,91 persen atau Rp250 menjadi Rp12.850 per kg. Kemudian harga jagung di tingkat peternak naik 5,85 persen atau Rp350 menjadi Rp6.330 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga naik 1,90 persen atau Rp220 menjadi Rp11.780 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 6,25 persen atau Rp2.310 menjadi Rp39.280 per kg; sedangkan ikan tongkol turun 0,64 persen atau Rp200 menjadi Rp31.040 per kg; lalu ikan bandeng naik di level 9,24 persen atau Rp3.090 menjadi Rp36.530 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga pangan pada Kamis fluktuatif, bawang merah jadi Rp38.910 per kg

    Harga pangan pada Kamis fluktuatif, bawang merah jadi Rp38.910 per kg

    Ilustrasi – Pedagang melayani pembeli bawang merah di pasar tradisional Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (8/6/2022). ANTARA FOTO/Rahmad/rwa

    Harga pangan pada Kamis fluktuatif, bawang merah jadi Rp38.910 per kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 28 November 2024 – 10:15 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum fluktuatif pada Kamis, seperti beras premium dan cabai merah keriting naik, sedangkan bawang merah turun menjadi Rp38.910 per kilogram. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 08.00 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional yakni beras premium naik 1,17 persen atau Rp180 menjadi Rp15.560 per kg.

    Sedangkan, beras medium turun 0,52 persen atau Rp70 menjadi Rp13.380 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 0,16 persen atau Rp20 menjadi Rp12.500 per kg. Berikutnya, komoditas bawang merah turun 0,56 persen atau Rp220 menjadi Rp38.910 per kg; sedangkan bawang putih bonggol naik 1,84 persen atau Rp760 menjadi Rp42.040 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting naik 1,84 persen atau Rp530 menjadi Rp29.350 per kg; sedangkan cabai rawit merah turun 0,03 persen atau Rp10 menjadi Rp37.650 per kg. Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 1,85 persen atau Rp2.490 menjadi Rp132.400 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 0,08 persen atau Rp30 menjadi Rp36.360 per kg; lalu telur ayam ras juga 1,45 persen atau Rp410 menjadi Rp28.650 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau turun 0,19 persen atau Rp20 menjadi Rp10.460 per kg; sedangkan gula konsumsi naik 0,39 persen atau Rp70 menjadi Rp17.970 per kg. Selanjutnya, minyak goreng kemasan sederhana naik 0,43 persen atau Rp80 menjadi Rp18.520 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 0,94 persen atau Rp160 menjadi Rp16.940 per kg.

    Kemudian harga tepung terigu curah naik 0,30 persen atau Rp30 menjadi Rp10.120 per kg; sedangkan tepung terigu non curah juga turun 0,38 persen atau Rp50 menjadi Rp13.020 per kg. Kemudian harga jagung di tingkat peternak turun 0,51 persen atau Rp20 menjadi Rp5.880 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun 0,78 persen atau Rp90 menjadi Rp11.410 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 1,41 persen atau Rp520 menjadi Rp37.520 per kg; sedangkan ikan tongkol turun 0,16 persen atau Rp50 menjadi Rp31.320 per kg; begitu pun ikan bandeng turun 4,23 persen atau Rp1.410 menjadi Rp31.900 per kg.

    Sumber : Antara

  • Beras-Cabai Naik, Bawang Merah Turun

    Beras-Cabai Naik, Bawang Merah Turun

    Jakarta: Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum fluktuatif pada Kamis, seperti beras premium dan cabai merah keriting naik, sedangkan bawang merah turun menjadi Rp38.910 per kilogram.
     
    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 08.00 WIB, dikutip dari Antara, Kamis, 28 November 2024, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional yakni beras premium naik 1,17 persen atau Rp180 menjadi Rp15.560 per kg.
     
    Sedangkan, beras medium turun 0,52 persen atau Rp70 menjadi Rp13.380 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 0,16 persen atau Rp20 menjadi Rp12.500 per kg.
    Berikutnya, komoditas bawang merah turun 0,56 persen atau Rp220 menjadi Rp38.910 per kg; sedangkan bawang putih bonggol naik 1,84 persen atau Rp760 menjadi Rp42.040 per kg.
     
    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting naik 1,84 persen atau Rp530 menjadi Rp29.350 per kg; sedangkan cabai rawit merah turun 0,03 persen atau Rp10 menjadi Rp37.650 per kg.
     
    Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 1,85 persen atau Rp2.490 menjadi Rp132.400 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 0,08 persen atau Rp30 menjadi Rp36.360 per kg; lalu telur ayam ras juga 1,45 persen atau Rp410 menjadi Rp28.650 per kg.
     

     

    Harga minyak goreng naik

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau turun 0,19 persen atau Rp20 menjadi Rp10.460 per kg; sedangkan gula konsumsi naik 0,39 persen atau Rp70 menjadi Rp17.970 per kg.
     
    Selanjutnya, minyak goreng kemasan sederhana naik 0,43 persen atau Rp80 menjadi Rp18.520 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 0,94 persen atau Rp160 menjadi Rp16.940 per kg.
     
    Kemudian harga tepung terigu curah naik 0,30 persen atau Rp30 menjadi Rp10.120 per kg; sedangkan tepung terigu non curah juga turun 0,38 persen atau Rp50 menjadi Rp13.020 per kg.
     
    Kemudian harga jagung di tingkat peternak turun 0,51 persen atau Rp20 menjadi Rp5.880 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun 0,78 persen atau Rp90 menjadi Rp11.410 per kg.
     
    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 1,41 persen atau Rp520 menjadi Rp37.520 per kg; sedangkan ikan tongkol turun 0,16 persen atau Rp50 menjadi Rp31.320 per kg; begitu pun ikan bandeng turun 4,23 persen atau Rp1.410 menjadi Rp31.900 per kg.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)