Tanaman: Cabai

  • Harga Pangan Hari Ini 10 Desember: Harga Beras & Cabai Turun Jelang Nataru

    Harga Pangan Hari Ini 10 Desember: Harga Beras & Cabai Turun Jelang Nataru

    Bisnis.com, JAKARTA – Harga pangan sebagian besar mengalami penurunan secara rata-rata nasional menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Adapun, harga komoditas pangan yang turun yaitu beras medium, bawang, cabai, hingga gula.

    Menurut data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Selasa (10/12/2024) pukul 07.44 WIB, harga beras medium turun 0,82% menjadi Rp13.370 per kg dibandingkan hari sebelumnya.

    Harga beras SPHP juga turun 0,16% menjadi Rp12.490 per kg, sedangkan harga beras premium mengalami kenaikan sebesar 1,69% menjadi Rp15.660 per kg.

    Komoditas pangan yang harganya juga turun yaitu bawang putih bonggol turun 1,80% menjadi Rp41.430 per kg dan bawang merah turun 4% menjadi Rp38.360 per kg.

    Di sisi lain, kedelai biji kering impor naik harganya 0,76% menjadi Rp10.540 per kg dan harga jagung tingkat peternak naik 1,85% menjadi Rp6.060 per kg. 

    Adapun, harga cabai merah keriting mengalami penurunan 2,64% menjadi Rp30.200 per kg dan harga cabai rawit merah turun 0,26% menjadi Rp38.790 per kg. 

    Di samping itu, harga telur ayam ras naik 2,84% menjadi Rp29.650 per kg. Sementara, harga daging ayam ras naik 2,38% menjadi Rp37.450 per kg.

    Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 0,74% menjadi sebesar Rp133.950 per kg. Di sisi lain, harga gula konsumsi turun 0,44% menjadi Rp17.900 per kg.

    Sementara itu, harga minyak goreng kemasan sederhana berada di angka Rp18.710 per liter atau naik 0,59% dari hari sebelumnya.

    Di sisi lain, harga tepung terigu curah turun 2,94% menjadi Rp16.850 per kg. Sedangkan, minyak goreng curah turun 2,94% menjadi Rp16.850 per liter.

    Berbagai jenis ikan seperti ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan bandeng memiliki harga bervariasi. Harga ikan kembung hari ini yaitu Rp38.190 per kg atau naik 2,17% dari hari sebelumnya.

    Sementara itu, harga ikan tongkol turun 2,39% menjadi Rp30.620 per kg dan ikan bandeng turun 2,92% menjadi Rp32.590 per kg.

  • Dari Beras hingga Minyakita, Sanggupkah Badan Otonom Bulog Urus Semua?

    Dari Beras hingga Minyakita, Sanggupkah Badan Otonom Bulog Urus Semua?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perum Bulog yang saat ini bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pangan tengah disiapkan untuk menjadi sebuah badan otonom yang langsung di bawah presiden.

    Presiden Prabowo Subianto pun sudah membentuk tim untuk mempercepat persiapan peralihan Perum Bulog dari BUMN menjadi badan otonom.

    “Pak presiden sudah ndawuhi (menginstruksikan) tim untuk melakukan transformasi kelembagaan, dan di dalam tim itu ada duduk beberapa menteri,” ujar Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono ditemui di Yogyakarta, Rabu (4/12).

    Tim yang dibentuk terdiri dari Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy, dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.

    “Ada di situ menteri koordinator pangan, menteri perencanaan pembangunan, menteri pertahanan juga tim terkait. Saat ini susunan tim masih menunggu keputusan presiden,” jelasnya.

    Selain direncanakan menjadi sebuah badan, Perum Bulog juga bakal diberi tugas tambahan khusus selain mengurus beras, yakni menangani soal jagung, gula hingga ikut menyalurkan minyak goreng kemasan Minyakita. Tujuannya agar peredaran minyak yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan tersebut bisa dikontrol.

    Pasalnya, selama ini distribusi Minyakita sulit untuk diawasi karena disalurkan oleh swasta, sehingga banyak produk yang dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp15.700 per liter.

    Lantas sanggupkah Perum Bulog menjalankan segudang tugas tambahan jika jadi badan otonom?

    Pengamat pertanian dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Eliza Mardian mengatakan sangat tepat jika Bulog ikut menyalurkan Minyakita. Ia pun sepakat dengan tujuan pemerintah agar harganya lebih terkendali.

    “Berkaca dari skema pendistribusian Minyakita yang hampir sepenuhnya dikelola swasta ini kan harganya sulit terkendali meski ada HET sekalipun. Masyarakat mengeluhkan harganya yang jauh di atas HET,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

    Selain itu, keikutsertaan Bulog menyalurkan Minyakita dinilai akan sangat mengurangi kecurangan ataupun akal bulus yang kerap digunakan pedagang.

    “Belum lagi ada kebijakan beli Minyakita harus sepaket beli produk lain. Lebih baik Bulog pun menyalurkan Minyakita dengan demikian pendistribusian Minyakita dapat terawasi dengan baik,” imbuhnya.

    Menurut Eliza, apabila Bulog ingin dijadikan sebagai badan, maka tugasnya harus ditambah lagi dengan mengurus semua pangan strategis yang masuk dalam kategori volatile food. Sebab, sejauh ini fokus Bulog masih seputar beras saja, padahal komoditas lain pun sama krusialnya.

    Memang Bulog juga sudah menyerap minyak, gula dan jagung, tapi ia menilai porsinya sangat kecil. Sehingga ia berharap ke depannya bisa difokuskan untuk mengamankan komoditas lainnya.

    “Dengan adanya penugasan Bulog menyerap komoditas lain selain beras, ini akan memberi opsi kepada petani karena setidaknya ada pangsa pasar yang relatif lebih jelas bagi petani untuk menjual hasil panennya. Karena petani ini butuh kepastian pasar dan harga,” jelasnya.

    Ia menilai transformasi di Bulog memang harus dilakukan terutama di tengah prediksi akan terjadi krisis pangan di masa depan. Kelembagaan Bulog perlu diperkuat dengan reformulasi kebijakan dan strategi agar lebih optimal dalam menyediakan pangan nasional dan stabilitas harga.

    “Alangkah baiknya jika bisa menyerap komoditas beras, jagung, telur, ayam, gula, minyak goreng, cabai dan bawang merah. Meski kapasitas gudang Bulog ini relatif terbatas, namun Bulog bisa bekerja sama dengan swasta atau BUMN yang gudang-gudang nya sudah tidak terpakai lagi. Dalam merancang kebijakan yang win-win solution membutuhkan kreativitas dan pendekatan baru yang tidak mengulang kesalahan yang sama,” terang Eliza.

    Selain itu, Eliza juga berharap pemerintah bisa mereformulasi pembiayaan untuk Bulog dalam menyerap hasil panen petani, terutama gabah. Sebab, selama ini dalam pengadaan cadangan pangan pemerintah, pembiayaan Bulog berasal dari bank bank negara ataupun bank daerah.

    Sedangkan, pemerintah hanya memberikan subsidi bunga pinjaman sekitar 3-4,5 persen agar tidak memberatkan Bulog. Namun, meski diberikan subsidi bunga, itu tetap menjadi cost bagi perseroan dalam penyediaan pangan.

    Maka, ia menyarankan agar pemerintah agar membebaskan bunga pinjaman kepada Bulog agar bisa lebih banyak menyerap gabah petani. Pasalnya, bunga pinjaman menjadi penyebab perusahaan sulit mengoptimalkan penyerapan karena membeli gabah petani atau impor beras dilakukan dengan uang hasil pinjaman.

    “Pemerintah lebih baik mereformulasi pembiayaan untuk Bulog dalam menyerap gabah petani. Daripada banyak diberikan bantuan-bantuan seperti benih, alsintan yang rentan mark up dan belum tentu sampai ke tangan petani, lebih baik anggarannya di realokasikan untuk membeli hasil panen petani. Sudah pasti uang tersebut diterima petani,” tegasnya.

    Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori pun sangat setuju jika tugas Bulog ditambah sebagai penyalur Minyakita. Ia pun menilai perusahaan mampu untuk melaksanakan tugas tersebut.

    “Ya (Bulog mampu). Toh Bulog sebetulnya juga sudah menyalurkan Minyakita dalam jumlah terbatas selama ini lewat outlet-outlet yang dimiliki,” jelasnya.

    Khudori pun sepakat bahwa problem utama Minyakita adalah harganya yang melampaui HET karena masalah distribusi. Bahkan ia menduga, Minyakita dijadikan diekspor sebagai minyak jelantah yang harganya lebih mahal.

    [Gambas:Photo CNN]

    “Pemerintah relatif tidak mampu mengawasi penyelewengan distribusi dari produsen Minyakita ke konsumen. Karena distributor, sub distributornya banyak dan berlapis-lapis,” jelasnya.

    Karena kondisi ini, maka masuknya Bulog sebagai lembaga pemerintah akan sangat tepat. Lagipula Bulog mempunyai jaringan yang luas sehingga tak akan sulit menjalankan penugasan ini.

    “Jangan lupa jejaring Bulog, baik gudang maupun ritel dalam bentuk rumah pangan kita, relatif luas. Ini memudahkan dalam distribusi dan menjangkau konsumen,” tegasnya.

    Sementara itu, terkait dengan rencana Bulog diubah menjadi badan otonom, Khudori mengatakan masih membutuhkan waktu. Setidaknya persiapan perlu setahun.

    “Kalkulasi saya, paling cepat setidaknya perlu setahun. Karena bentuk kelembagaannya, lembaga pemerintah lainnya atau lembaga sui Generis seperti BPJS, perlu waktu untuk menyiapkan segala sesuatunya,” jelasnya.

    Oleh sebab itu, ia yakin tugas Bulog menyalurkan Minyakita akan dilakukan sebelum berubah menjadi badan.

    “Yang agak rumit ya regulasi, harmonisasi peraturan, pembuatan peraturan baru, juga mitigasi overlap tugas dan fungsi ketika Bulog jadi regulator selain operator. Jadi, konteks penugasan Minyakita itu masih dalam kondisi Bulog saat ini,” pungkasnya.

  • Harga Bawang Putih per Kilo Naik Drastis, dari Rp5000-an Menjadi Nyaris Rp50 Ribu

    Harga Bawang Putih per Kilo Naik Drastis, dari Rp5000-an Menjadi Nyaris Rp50 Ribu

    ERA.id – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum naik pada Senin pagi, dengan bawang putih naik Rp5.410 menjadi Rp47.520 per kilogram (kg).

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 06.30 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional seperti beras premium naik 5,20 persen atau Rp800 menjadi Rp16.190 per kg.

    Begitupun beras medium naik 3,13 persen atau Rp420 menjadi Rp13.860 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga naik 1,04 persen atau Rp130 menjadi Rp12.630 per kg.

    Berikutnya, komoditas bawang merah naik 7,16 persen atau Rp2.830 menjadi Rp42.360 per kg; lalu bawang putih bonggol juga naik 12,85 persen atau Rp5.410 menjadi Rp47.520 per kg.

    Selanjutnya, harga komoditas cabai merah keriting naik 14,55 persen atau Rp4.430 menjadi Rp34.880 per kg; lalu cabai rawit merah juga naik 14,61 persen atau Rp5.650 menjadi Rp44.310 per kg.

    Sementara itu, harga daging sapi murni turun 3,61 persen atau Rp4.870 menjadi Rp130.130 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 10,80 persen atau Rp3.940 menjadi Rp40.410 per kg; begitu pun telur ayam ras naik 8,56 persen atau Rp2.440 menjadi Rp30.960 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 1,24 persen atau Rp130 menjadi Rp10.590 per kg; lalu gula konsumsi juga naik 6,17 persen atau Rp1.110 menjadi Rp19.090 per kg.

    Selanjutnya, minyak goreng kemasan sederhana naik 11,09 persen atau Rp2.070 menjadi Rp20.640 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 7,50 persen atau Rp1.300 menjadi Rp16.030 per kg.

    Kemudian, komoditas tepung terigu curah naik 2,57 persen atau Rp260 menjadi Rp10.390 per kg; sedangkan tepung terigu non curah turun 1,83 persen atau Rp240 menjadi Rp12.850 per kg.

    Lalu, harga jagung di tingkat peternak naik hingga 29,05 persen atau Rp1.740 menjadi Rp7.730 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga naik 7,16 persen atau Rp830 menjadi Rp12.430 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 6,92 persen atau Rp2.680 menjadi Rp39.870 per kg; begitu pun ikan tongkol naik 17,11 persen atau Rp5.360 menjadi Rp36.690 per kg; lalu ikan bandeng juga naik 39.67 persen atau Rp13.150 menjadi Rp46.300 per kg.

  • Jelang Nataru, Pemerintah Kota Bekasi jaga stok pangan

    Jelang Nataru, Pemerintah Kota Bekasi jaga stok pangan

    Sumber foto: Hamzah Aryanto/elshinta.com.

    Jelang Nataru, Pemerintah Kota Bekasi jaga stok pangan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 09 Desember 2024 – 15:59 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Jawa Barat memastikan ketersediaan pangan tetap terjaga selama libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru). 

    Penjabat (Pj) Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhamad mengatakan Pemkot Bekasi telah dan akan terus melakukan berbagai langkah antisipatif untuk mencegah lonjakan harga dan kelangkaan bahan pokok.

    “Artinya seperti yang saya sampaikan bahwa pemerintah kota Bekasi mempunyai PR yang sangat banyak, terutama mensukseskan Pilkada, dilanjut dengan persiapan bagaimana kita menjaga ketersediaan pangan kita. Di mana pada saat Nataru ini permintaan akan tinggi, nah kita terus melakukan pemantauan,” kata Raden Gani seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hamzah Aryanto, Senin (9/12).

    Ia menjelaskan pemantauan ketersediaan pangan dilakukan secara intensif dan berkelanjutan.

    “Tim dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi secara rutin melakukan pengecekan di pasar-pasar tradisional dan modern.  Mereka memantau harga dan stok berbagai komoditas penting, seperti beras, gula, minyak goreng, dan cabai,” ungkapnya.

    Selain pemantauan, Pemkot Bekasi juga berkoordinasi dengan pemerintah pusat, khususnya Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan secara nasional.

    “Hari ini juga kita akan melakukan rapat dengan Kemendagri terkait inflasi, supaya kita sinergi semua, antar daerah pusat dan daerah, di dalam menciptakan stabilitas pangan tentunya menghadapi Nataru,” ujar Raden Gani.

    Koordinasi ini bertujuan untuk memastikan distribusi bahan pokok berjalan lancar dan mencegah potensi penimbunan yang dapat memicu kenaikan harga.

    “Pemkot Bekasi juga tengah mempersiapkan langkah-langkah strategis lainnya, termasuk potensi operasi pasar murah jika diperlukan untuk memastikan masyarakat tetap dapat mengakses bahan pangan dengan harga terjangkau selama libur Nataru,” ujarnya.

    Dengan berbagai upaya ini, Pemkot Bekasi optimistis dapat menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan selama libur panjang Natal dan Tahun Baru. 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Jelang Nataru, Puan Ingatkan Pemerintah Kendalikan Harga Bahan Pokok

    Jelang Nataru, Puan Ingatkan Pemerintah Kendalikan Harga Bahan Pokok

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua DPR Puan Maharani mengingatkan pemerintah untuk mengendalikan harga kebutuhan bahan pokok agar tidak melonjak menjelang momentum perayaan Natal 2024 dan libur Tahun Baru 2025 (Nataru).

    Puan menyampaikan bahwa kebutuhan masyarakat yang meningkat pada momen Nataru perlu diantisipasi. 

    “Kami mengimbau pemerintah untuk mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok demi memastikan masyarakat dapat menikmati momen Natal dan pergantian tahun tanpa kekhawatiran kenaikan harga-harga komoditas,” kata Puan dalam keterangan resmi, dikutip pada Minggu (8/12/2024). 

    Adapun, salah satu komoditas yang menjadi sorotan adalah harga minyak goreng rakyat alias Minyakita yang melonjak dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

    Dia juga meminta agar pasokan Minyakita merata ke seluruh daerah, termasuk ke wilayah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar dan perbatasan).

    Bahkan, Puan juga menyoroti temuan manipulasi minyak goreng. Menurutnya, bukan hanya persoalan produksi dan stok terbatas saja, melainkan juga ada penyelewengan minyak goreng lantaran disparitas harga berbagai jenis minyak goreng yang tinggi.

    Sementara itu, Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (Gimni) mencatat harga minyak goreng premium mencapai Rp21.000 per liter. Sedangkan Minyakita di ritel modern berkisar di harga Rp 15.700 per liter, dan minyak goreng curah Rp17.000-Rp18.000 per liter. Kemudian, harga minyak bekas atau jelantah untuk bahan baku biodiesel di pasar internasional sekitar Rp18.000 per liter.

    Menurut Puan, disparitas harga yang cukup tinggi itu dimanfaatkan oknum-oknum tertentu dengan memborong minyak goreng untuk dimanipulasi.

    Puan menyebut, para oknum nakal menjual minyak yang telah dimanipulasi ke luar negeri dalam bentuk minyak jelantah atau memperdagangkannya sebagai minyak goreng curah dengan harga yang lebih tinggi. Imbasnya, lanjut dia, stok minyak goreng rakyat yang semestinya melimpah tidak bisa dirasakan oleh masyarakat.

    “Kecurangan-kecurangan seperti ini harus jadi perhatian pemerintah, penegak hukum, dan stakeholder terkait lainnya. Akibat permainan oknum-oknum tak bertanggung jawab, masyarakat jadi kesulitan mendapat minyak goreng murah,” ungkapnya.

    Puan menambahkan, kelangkaan komoditas ini juga membuat harga minyak menjadi lebih tinggi. “Ujung-ujungnya, rakyat lagi yang menjadi korban. Kita minta ada intervensi untuk mengatasi manipulasi atau penyelewengan seperti itu,” tuturnya.

    Untuk itu, dia mengingatkan pentingnya kerja sama antara pemerintah dengan produsen untuk meningkatkan produksi bahan pangan dan memastikan distribusi berjalan merata, sehingga menjaga stabilitas harga komoditas.

    Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengaku hingga saat ini belum terjadi kenaikan yang cukup signifikan di beberapa komoditas selama sebulan terakhir.

    Namun, dia tak mengelak telah terjadi lonjakan harga pada sejumlah komoditas seperti bawang merah, bawang putih, hingga daging.

    “Kecuali bawang merah dan bawang putih. Bawang merah, bawang putih, daging itu memang ada mengalami kenaikan. Untuk cabai, beras, beras juga naiknya nggak signifikan,” ujar Mansuri kepada Bisnis, Selasa (3/12/2014).

    Meski demikian, Mansuri melihat harga kebutuhan bahan pokok pada Nataru tahun ini akan relatif lebih stabil dibandingkan tahun sebelumnya.

    “Saya harus yakinkan bahwa Nataru tahun ini dibandingkan Nataru tahun lalu relatif lebih stabil secara keseluruhan walaupun beberapa komoditas ada yang naik,” ucapnya.

    Dia juga menyampaikan bahwa pihaknya masih terus berkoordinasi untuk menjaga ketersediaan bahan pokok di pasar agar harga saat Nataru juga bisa terjaga.

    “Kami sampai detik ini masih melakukan koordinasi dengan semua pihak untuk memperbanyak produksi dalam negeri, memperbanyak produksi di pasar, melimpah barangnya di pasar agar harga di Nataru ini bisa terjaga,” terangnya.

    Mansuri menyampaikan bahwa hal ini merupakan kondisi yang wajar lantaran seiring dengan tingginya permintaan, maka ada kenaikan harga, meski saat ini belum ada kenaikan yang cukup tinggi.

  • Program Simpang Lima Farmer’s Market Diyakini Mampu Tekan Inflasi di Semarang

    Program Simpang Lima Farmer’s Market Diyakini Mampu Tekan Inflasi di Semarang

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Peluncuran “Simpang Lima Farmer’s Market” mewarnai kegiatan “The Jewel of Central Java”, kolaborasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah dengan Pemerintah Kota Semarang, yang berlangsung di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang tanggal 7 – 8 Desember 2024.

    Simpang Lima Farmer’s Market menjadi program inisiasi Pemerintah Kota Semarang untuk mempromosikan produk-produk ketahanan pangan dari petani lokal. Pasar ini bertujuan untuk menjembatani petani dengan pelaku usaha pertanian langsung kepada masyarakat dan pelaku industri.

    Walikota Semarang, Hevearita G Rahayu, mengatakan, Simpang Lima Farmer Market ini dihadirkan untuk lebih memudahkan masyarakat membeli hasil-hasil pertanian. Sehingga, diharapkan dapat mendukung kegiatan-kegiatan di rumah seperti kegiatan usaha.

    “Dan dengan harga yang lebih murah daripada di pasaran, tentu ini kita lakukan seiring bagaimana kota Semarang bisa menjaga inflasi,” kata Mbak Ita, sapaannya, Minggu (8/12/2024). 

    Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya menjaga inflasi harga-harga di Kota Semarang.

    “Dengan keterjagaan inflasi, harga-harga ini mungkin (masyarakat) juga merasakan harga-harga di Kota Semarang tidak naik atau tidak memberatkan masyarakat. Tapi tentunya kita tetap terus-menerus berusaha untuk menjadikan Kota Semarang ini bisa memberikan kesejahteraan pada masyarakat,” terangnya.

    Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Nita Rachmenia menjelaskan, Simpang Lima Farmer’s Market memiliki arti penting yang signifikan dalam mendukung mandat Bank Indonesia untuk melakukan pengendalian inflasi.

    Ia menyebutkan beberapa langkah yang telah diambil oleh Bank Indonesia bersama Pemerintah Kota Semarang untuk mengatasi masalah inflasi, terutama pada komoditas pangan yang sangat rentan terhadap kondisi cuaca.

    “Beberapa hal yang dapat kami sampaikan di sini adalah bagaimana kontribusi dan dukungan Bank Indonesia bersama Pemkot Semarang untuk bahu-membahu dalam melakukan pengendalian inflasi, khususnya pada volatile food,” ujarnya.

    Nita menambahkan bahwa berbagai program telah dilaksanakan guna mendukung Provinsi Jawa Tengah, khususnya Pemkot Semarang, dalam mengendalikan harga-harga volatile food di kota ini.

    “Ke depan, kami akan selalu berkolaborasi dan berkoordinasi dengan Pemkot Semarang untuk meningkatkan koordinasi dalam memantau harga-harga dan melakukan langkah-langkah, seperti gerakan pangan murah dan berbagai kegiatan aksi peduli petani,” tegasnya.

    Hadir pada kesempatan itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan dukungannya terhadap program urban farming yang semakin berkembang di Kota Semarang.

    Secara simbolik, Wamentan melakukan penyiraman tanaman tomat dalam pot dan polybag, menandakan pentingnya penanaman di pekarangan rumah masing-masing.

    “Saya kira ini sangat menggembirakan, walaupun Semarang ini kota, tapi mendukung ketahanan pangan. Silakan diteruskan,” katanya.

    Wamentan menekankan bahwa tanaman yang ditanam di pekarangan, seperti cabai, tomat, dan bawang, dapat membantu menjaga inflasi. 

    “Kami dari pemerintah pusat mendorong, karena tanaman yang ditanam di pekarangan bisa membantu menjaga inflasi,” ungkapnya. (idy)

  • Harga pangan pada Minggu mayoritas turun, cabai keriting Rp29.630/kg

    Harga pangan pada Minggu mayoritas turun, cabai keriting Rp29.630/kg

    Cabai keriting merah dan komoditas pangan lainnya yang dijual pedagang di Pasar Jaya Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (6/12/2024). ANTARA/Harianto.

    Harga pangan pada Minggu mayoritas turun, cabai keriting Rp29.630/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 08 Desember 2024 – 12:31 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum mayoritas turun di Minggu pagi, cabai keriting merah turun menjadi Rp29.630 per kilogram (kg). Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 08.30 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium turun 0,98 persen atau Rp150 menjadi Rp15.230 per kg.

    Begitu pun beras medium turun 1,19 persen atau Rp160 menjadi Rp13.290 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 0,40 persen atau Rp50 menjadi Rp12.440 per kg. Berikutnya komoditas bawang merah turun 0,86 persen atau Rp340 menjadi Rp39.290 per kg; sedangkan bawang putih bonggol naik 0,05 persen atau Rp20 menjadi Rp41.990 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting turun 2,95 persen atau Rp900 menjadi Rp29.630 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 2,05 persen atau Rp790 menjadi Rp37.780 per kg. Sementara itu, harga daging sapi murni naik 0,59 persen atau Rp800 menjadi Rp135.440 per kg; sedangkan daging ayam ras turun 3,09 persen atau Rp1.130 menjadi Rp35.420 per kg; begitu pun telur ayam ras turun 0,46 persen atau Rp130 menjadi Rp28.330 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau turun 1,24 atau Rp130 menjadi Rp10.330 per kg; lalu gula konsumsi turun 0,22 persen atau Rp40 menjadi Rp17.910 per kg. Selanjutnya, minyak goreng kemasan sederhana naik 0,38 persen atau Rp70 menjadi Rp18.620 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 0,52 persen atau Rp90 menjadi Rp17.210 per kg.

    Kemudian, komoditas tepung terigu curah juga turun 3,85 persen atau Rp390 menjadi Rp9.740 per kg; begitu pun tepung terigu non curah turun 2,68 persen atau Rp350 menjadi Rp12.710 per kg. Kemudian, harga jagung di tingkat peternak turun 2,01 persen atau Rp120 menjadi Rp5.850 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun 5,01 persen atau Rp580 menjadi Rp11.000 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 2,18 persen atau Rp810 menjadi Rp37.590 per kg; begitu pun ikan tongkol naik 1,47 persen atau Rp460 menjadi Rp31.660 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 2,92 persen atau Rp980 menjadi Rp32.540 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Pangan Hari Ini: Bawang Putih Naik

    Harga Pangan Hari Ini: Bawang Putih Naik

    Jakarta: Harga sejumlah komoditas pangan secara umum naik pada Sabtu pagi, seperti bawang putih naik Rp1.300 menjadi Rp43.200 per kilogram (kg).
     
    Melansir Antara, berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 08.30 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional naik, beras premium naik 0,78 persen atau Rp120 menjadi Rp15.520 per kg.
     
    Begitu pun beras medium naik 0,30 persen atau Rp40 menjadi Rp13.500 per kg; sedangkan beras program stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog turun 0,32 persen atau Rp40 menjadi Rp12.460 per kg.
     
    Berikutnya komoditas bawang merah naik 3,25 persen atau Rp1.280 menjadi Rp40.720 per kg; begitu pun bawang putih bonggol juga naik 3,10 persen atau Rp1.300 menjadi Rp43.200 per kg.
     
    Selanjutnya, harga komoditas cabai merah keriting naik 3,67 persen atau Rp1.120 menjadi Rp31.640 per kg; lalu cabai rawit merah juga naik 2,86 persen atau Rp1.110 menjadi Rp39.960 per kg.
     

     
    Sementara itu, harga daging sapi murni turun 2,15 persen atau Rp2.900 menjadi Rp131.700 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 1,73 persen atau Rp630 menjadi Rp37.130 per kg; lalu telur ayam ras naik 1,40 persen atau Rp400 menjadi Rp28.890 per kg.
     
    Sedangkan, harga kedelai biji kering (impor) terpantau stabil di harga Rp10.480 per kg; lalu gula konsumsi naik 0,33 persen atau Rp60 menjadi Rp18.010 per kg.
     
    Selanjutnya, minyak goreng kemasan sederhana naik 0,92 persen atau Rp170 menjadi Rp18.710 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 0,64 persen atau Rp110 menjadi Rp17.200 per kg.
     
    Kemudian komoditas tepung terigu curah stabil di harga Rp10.130 per kg; begitu pun tepung terigu non curah turun 1,37 persen atau Rp180 menjadi Rp12.920 per kg.
     
    Lalu, harga jagung di tingkat peternak turun 3,48 persen atau Rp210 menjadi Rp5.820 per kg; sedangkan harga garam halus beryodium naik 0,78 persen atau Rp90 menjadi Rp11.580 per kg.
     
    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 0,89 persen atau Rp330 menjadi Rp37.520 per kg; sedangkan ikan tongkol turun 1,53 persen atau Rp480 menjadi Rp30.980 per kg; begitu pun ikan bandeng turun 3,74 persen atau Rp1.250 menjadi Rp32.160 per kg.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Harga bawang putih naik dari Rp1.300 jadi Rp43.200 per kg

    Harga bawang putih naik dari Rp1.300 jadi Rp43.200 per kg

    Bawang putih dan komoditas pangan lainnya yang dijual pedagang di Pasar Jaya Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (6/12/2024). ANTAR/Harianto

    Harga bawang putih naik dari Rp1.300 jadi Rp43.200 per kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 07 Desember 2024 – 10:35 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum naik pada Sabtu (7/12) pagi, seperti bawang putih naik Rp1.300 menjadi Rp43.200 per kilogram (kg).

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 08.30 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional naik, beras premium naik 0,78 persen atau Rp120 menjadi Rp15.520 per kg.

    Begitu pun beras medium naik 0,30 persen atau Rp40 menjadi Rp13.500 per kg; sedangkan beras program stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog turun 0,32 persen atau Rp40 menjadi Rp12.460 per kg.

    Berikutnya komoditas bawang merah naik 3,25 persen atau Rp1.280 menjadi Rp40.720 per kg; begitu pun bawang putih bonggol juga naik 3,10 persen atau Rp1.300 menjadi Rp43.200 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting naik 3,67 persen atau Rp1.120 menjadi Rp31.640 per kg; lalu cabai rawit merah juga naik 2,86 persen atau Rp1.110 menjadi Rp39.960 per kg.

    Sementara itu, harga daging sapi murni turun 2,15 persen atau Rp2.900 menjadi Rp131.700 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 1,73 persen atau Rp630 menjadi Rp37.130 per kg; lalu telur ayam ras naik 1,40 persen atau Rp400 menjadi Rp28.890 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau stabil di harga Rp10.480 per kg; lalu gula konsumsi naik 0,33 persen atau Rp60 menjadi Rp18.010 per kg.

    Selanjutnya, minyak goreng kemasan sederhana naik 0,92 persen atau Rp170 menjadi Rp18.710 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 0,64 persen atau Rp110 menjadi Rp17.200 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah stabil di harga Rp10.130 per kg; begitu pun tepung terigu non curah turun 1,37 persen atau Rp180 menjadi Rp12.920 per kg.

    Kemudian harga jagung di tingkat peternak turun 3,48 persen atau Rp210 menjadi Rp5.820 per kg; sedangkan harga garam halus beryodium naik 0,78 persen atau Rp90 menjadi Rp11.580 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 0,89 persen atau Rp330 menjadi Rp37.520 per kg; sedangkan ikan tongkol turun 1,53 persen atau Rp480 menjadi Rp30.980 per kg; begitu pun ikan bandeng turun 3,74 persen atau Rp1.250 menjadi Rp32.160 per kg.

    Sumber : Antara

  • Cara Mudah Tebus Alokasi Pupuk Bersubsidi

    Cara Mudah Tebus Alokasi Pupuk Bersubsidi

    Jakarta: Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengajak seluruh petani terdaftar untuk mengoptimalkan penebusan pupuk bersubsidi di akhir tahun ini.
     
    Dwi Satriyo menambahkan petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi harus memenuhi kriteria yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 1 Tahun 2024, yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), dan menggarap lahan maksimal dua hektar.
     

    “Bagi petani yang tidak tercatat sebagai penerima pupuk petani tersebut segera mendaftarkan diri melalui Kelompok Tani (Poktan) di masing-masing daerahnya. Hal ini penting karena pemerintah memberikan kemudahan melalui regulasi terbaru,” tegas dia dikutip Sabtu, 7 Desember 2024.
     
    Pendataan petani penerima melalui e-RDKK (elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) dapat dievaluasi empat bulan sekali pada tahun berjalan. Hal ini membuat data petani penerima dan kebutuhan dapat dilakukan pembaruan ketika sistem e-RDKK dibuka.
    “Kami berharap alokasi pupuk bersubsidi yang disiapkan Pemerintah bisa diserap petani dengan optimal sehingga produktivitas dan kesejahteraannya dapat terus ditingkatkan serta menyokong tercapainya swasembada pangan,” pungkasnya.
     
    Dia mengingatkan komoditas strategis yang berhak menerima subsidi pupuk sesuai regulasi adalah sembilan komoditas. Antara lain padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao.
     
    Untuk memastikan kelancaran dalam penyaluran pupuk bersubsidi, Petrokimia Gresik telah melaksanakan digitalisasi pada semua lini bisnis, termasuk proses distribusi dan pengelolaan pergudangan.
     
    Pemanfaatan teknologi ini sekaligus sebagai upaya Petrokimia Gresik untuk meningkatkan pengawasan, sehingga pupuk bersubsidi yang tersalurkan tepat sasaran. Adapun sejumlah aplikasi digital yang diciptakan Petrokimia Gresik untuk kelancaran distribusi antara lain Warehouse Management System (WMS), Sistem Scheduling Truk Online (SISTRO) dan Petrokimia Gresik Port Information System (Petroport).
     
    “Kami juga sering blusukan ke daerah-daerah, untuk memastikan stok langsung di lapangan dan memastikan pupuk bersubsidi diterima oleh petani terdaftar. Ini sebagai komitmen Petrokimia Gresik untuk menjamin kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi sesuai dengan regulasi,” jelas Dwi Satriyo.

    Penambahan volume pupuk bersubsidi

    Pemerintah pada pertengahan 2024 resmi menambah volume pupuk bersubsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton. Atas penambahan alokasi tersebut, selanjutnya Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia memberikan kontrak senilai 7,54 juta ton kepada Pupuk Indonesia untuk pemenuhan pupuk bersubsidi tahun 2024.
     
    Penambahan ini dalam rangka mewujudkan swasembada pangan nasional. Ia pun mengimbau petani melakukan penebusan agar produktivitas pertanian nasional dapat terus ditingkatkan.
     
    “Stoknya kami siapkan cukup banyak, pupuknya juga sudah ada di kios-kios resmi, penebusannya lebih mudah. Petani terdaftar bisa menebus pupuk bersubsidi cukup dengan membawa KTP ke kios,” ujar Dwi Satriyo.
     
    Adapun stok pupuk bersubsidi yang disiapkan Petrokimia Gresik per tanggal 2 Desember 2024, terdiri dari Urea 52.365 ton, NPK 246.875 ton, dan Petroganik 17.094 ton. Stok tersebut jauh di atas ketentuan minimum yang ditetapkan Pemerintah. Lebih lanjut ia menjelaskan, Petrokimia Gresik senantiasa menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi sesuai regulasi.
     
    Untuk mengoptimalkan penyerapan pupuk bersubsidi menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru),Petrokimia Gresik yang merupakan perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 316.334 ton.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SAW)