Tanaman: Cabai

  • Harga bawang merah menjadi Rp40.560 per kg pada Jumat

    Harga bawang merah menjadi Rp40.560 per kg pada Jumat

    Dokumentasi – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat mengunjungi gudang dan cold storage bawang merah CV Surabaya Perkasa Sejahtera di Brebes, Jawa Tengah. ANTARA/HO-Badan Pangan Nasional

    Harga bawang merah menjadi Rp40.560 per kg pada Jumat
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 13 Desember 2024 – 11:54 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum fluktuatif per Jumat (13/12) pagi, daging sapi, gula konsumsi, dan minyak goreng turun sedangkan bawang merah naik menjadi Rp40.560 per kilogram (kg).

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 09.00 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,39 persen atau Rp60 menjadi Rp15.460 per kg.

    Sedangkan beras medium turun 0,67 persen atau Rp90 menjadi Rp13.370 per kg; sementara beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog naik 0,32 persen atau Rp40 menjadi Rp12.540 per kg.

    Berikutnya komoditas bawang merah naik 1,48 persen atau Rp590 menjadi Rp40.560 per kg; lalu bawang putih bonggol juga naik 0,85 persen atau Rp360 menjadi Rp42.610 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting naik 1,87 persen atau Rp600 menjadi Rp32.760 per kg; lalu cabai rawit merah juga naik 0,20 persen atau Rp80 menjadi Rp39.770 per kg.

    Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 1,32 persen atau Rp1.780 menjadi Rp133.170 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 0,66 persen atau Rp240 menjadi Rp36.830 per kg; begitu pun telur ayam ras naik 1,47 persen atau Rp430 menjadi Rp29.770 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,48 atau Rp50 menjadi Rp10.490 per kg; sedangkan gula konsumsi turun 0,28 persen atau Rp50 menjadi Rp17.930 per kg.

    Minyak goreng kemasan sederhana turun 0,16 persen atau Rp30 menjadi Rp18.660 per kg; begitu pula minyak goreng curah turun 1,10 persen atau Rp190 menjadi Rp17.150 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 0,59 persen atau Rp60 menjadi Rp10.060 per kg; tepung terigu non curah juga turun 0,76 persen atau Rp230 menjadi Rp12.870 per kg.

    Kemudian harga jagung di tingkat peternak naik 2,63 persen atau Rp160 menjadi Rp6.240 per kg; sedangkan harga garam halus beryodium turun 1,21 persen atau Rp140 menjadi Rp11.470 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau turun 0,43 persen atau Rp160 menjadi Rp37.470 per kg; ikan tongkol juga turun 1,11 persen atau Rp350 menjadi Rp31.220 per kg; lalu ikan bandeng juga turun 0,93 persen atau Rp310 menjadi Rp33.190 per kg.

    Sumber : Antara

  • Prabowo Tetapkan 9,5 Juta Ton Pupuk Subsidi di 2025, Stok Siap Disalurkan ke Petani  – Halaman all

    Prabowo Tetapkan 9,5 Juta Ton Pupuk Subsidi di 2025, Stok Siap Disalurkan ke Petani  – Halaman all

     

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) menyatakan siap mengimplementasikan Peraturan Presiden (Perpres) yang membuat distribusi pupuk bersubsidi menjadi lebih sederhana, dengan tetap memperhatikan tata kelola yang baik. 

    Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi saat menerima kunjungan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Republik Indonesia, Sudaryono di kantor Pupuk Indonesia, di Jakarta, Rabu (11/12/2024). 

    Terkait hal ini Pemerintah hari ini resmi menetapkan alokasi pupuk subsidi untuk petani sebanyak 9,5 juta ton di tahun 2025. 

    Ketetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Ri No 644/kPTS/SR.310/M.11/2024 tentang Penetapan Alokasi dan Harga eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun 2025. 

    Dalam dokumen keputusan menteri yang ditandatangani Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman disebutkan, alokasi pupuk subsidi terbagi menjadi 3 jenis yakni Urea sebesar 4,6 juta, NPK sebanyak 4,2 juta ton dan NPK untuk Kakao sebesar 147 ribu ton dan organik sebesar 500 ribu ton. 

    Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2025.

    “Pagi ini kita berdiskusi dengan Wakil Menteri Pertanian untuk memastikan implementasi (Perpres baru),” kata Rahmad.

    “Kita tidak berbicara konsep, karena konsep sudah disepakati, sudah disederhanakan. Arahan-arahan dari Pak Wamentan akan kami sesuaikan dengan prosedur di Pupuk Indonesia seperti penerapan sistem Informasi Teknologi dan business process,” lanjut Rahmad. 

    PT Pupuk Indonesia (Persero) siap menyalurkan pupuk bersubsidi dengan tepat jumlah dan tepat waktu pada musim tanam perdana tahun 2025. 

    “Nanti akan masuk bulan Januari, Pupuk Indonesia sudah siapkan stoknya. Insya Allah mulai 1 Januari 2025 pupuk bersubsidi para petani sudah tersedia, dan bisa disalurkan,” beber Rahmad di hadapan Wamentan. 

    Wamentan menjelaskan, distribusi pupuk bersubsidi kepada petani tadinya melibatkan belasan Kementerian. Selain itu ada 145 aturan yang harus dijalankan. Mekanisme inilah yang disederhanakan untuk penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2025. 

    “Aturannya sedang kita susun dengan rapi, kemudian kita ajukan kepada Presiden. Insya Allah Presiden secara prinsip sudah setuju, tinggal urusan teknis saja yang perlu kita harmonisasi karena aturan yang kita buat itu akan dilaksanakan oleh kawan-kawan Pupuk Indonesia,” ujarnya. 

    “Tahun depan kita realisasikan, dan memang tidak bisa langsung break. Secara bertahap bisa kita realisasikan,” kata Wamentan. 

    Ia menambahkan, meskipun regulasi disederhanakan, proses penyaluran pupuk bersubsidi tetap memperhatikan kaidah-kaidah atau tata kelola yang baik, karena anggaran pupuk bersubsidi berasal dari APBN yang pertanggungjawabannya harus benar dan rapi. 

    “Yang bagus kita pertahankan mekanismenya. Semua kita bikin simpel. Simpel tapi tidak ngawur. Simpel pertanggungjawabannya juga harus prima, karena ini menyangkut anggaran negara, uang rakyat. Subsidi harus diterima oleh petani yang memang membutuhkan subsidi itu,” tegas Wamentan kembali. 

    Dia berharap upaya ini didukung oleh seluruh stakeholder pertanian, baik Pupuk Indonesia maupun petani. Sehingga penyederhanaan ini berdampak besar bagi percepatan swasembada pangan nasional. 

    “Kami minta petani percaya, proses ini menjadi komitmen prioritas. Karena ini bagian dari keinginan Bapak Presiden Prabowo Subianto, bagaimana mekanisme penyaluran pupuk itu sederhana, ringkas, tepat sasaran, (pupuk bersubsidi) sampai pada saat dibutuhkan.”

    “Dengan mekanisme yang benar ini Insya Allah produktivitas akan naik, swasembada pangan bisa kita raih secepat mungkin,” kata Wamentan.

    Keputusan Menteri Pertanian tentang Penetapan Alokasi dan Harga eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun 2025 juga menetapkan harga eceran tertinggi (HET) baru pupuk bersubsidi di tahun 2025.

    Yakni pupuk urea sebesar Rp 2.250/kg, pupuk NPK sebesar Rp 2.300/kg, pupuk NPK untuk Kakao sebesar Rp 3.300/kg, dan pupuk organik Rp 800/kg. 

    Pupuk subsidi ini ditujukan bagi petani yang melakukan usaha tani di subsektor tanaman pangan berupa padi, jagung dan kedelai serta tanaman hortikultura yang meliputi cabai, bawang merah dan bawang putih, dan atau perkebunan yag meliputi tebu rakyat, kakao, dan kopi. 

    Adapun luasan lahan sawah petani yang dapat alokasi pupuk subsidi maksimal 2 hektar (ha), termasuk di dalamnya petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau Perhutanan Sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 

    Sumber: Kontan

  • Tajin Palappa, Kuliner Khas Situbondo nan Nikmat dan Mengenyangkan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Desember 2024

    Tajin Palappa, Kuliner Khas Situbondo nan Nikmat dan Mengenyangkan Surabaya 13 Desember 2024

    Tajin Palappa, Kuliner Khas Situbondo nan Nikmat dan Mengenyangkan
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com

    Tajin Palappa
    , makanan khas Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur, semakin populer di kalangan masyarakat, terutama sebagai pilihan sarapan.
    Kuliner ini menjadi favorit bagi pembeli dari usia 25 tahun hingga lansia, berkat rasanya yang enak dan tekstur lembut.
    Tajin Palappa terdiri dari
    bubur nasi
    kental yang dicampur dengan bumbu kacang mirip bumbu rujak, serta sayuran segar.
    Bubur nasi
    yang disajikan tidak perlu dalam keadaan panas; cukup dibiarkan setelah dimasak dan dimasukkan ke dalam kuali besar sehingga tetap hangat dan mudah dimakan.
    Masyarakat Situbondo telah menjadikan Tajin Palappa sebagai menu sarapan pagi.
    Rata-rata, pembeli adalah orang dewasa yang hendak berangkat bekerja.
    Noning (47), warga Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, mengungkapkan bahwa ia telah menjual kuliner ini sejak lama, diwariskan dari nenek kepada ibunya, dan kini kepadanya.
    “Saya sudah sangat lama menjual Tajin Palappa, ini dari nenek saya ke ibu saya setelah itu ke saya,” ujar Noning sambil mengulek bumbu kacang.
    Kesibukannya mengulek bumbu kacang berlangsung dari pukul 06.30 hingga 09.30 WIB.
    Namun, terkadang dagangannya sudah habis sebelum pukul sembilan.
    “Pokok sehabisnya, setelah saya pulang mas, alhamdulillah selalu ada pembeli,” tambahnya.
    Noning menjelaskan bahwa Tajin Palappa yang dijualnya tidak hanya enak dan mengenyangkan, tetapi juga terjangkau.
    Satu porsi dijual seharga Rp 8.000, termasuk minuman.
    Ia menyediakan botol gelas kecil untuk pembeli yang makan di warungnya, meskipun banyak juga yang memilih untuk dibungkus dan dibawa pulang.
    Salah satu pembeli, Ruslan, mengaku sering membeli Tajin Palappa ketika istrinya tidak masak untuk sarapan.
    “Kadang istri tidak masak ya kami sekeluarga beli Tajin Palappa. Saya dan istri sudah kenyang makan satu porsi ini sampai siang,” kata Ruslan, Jumat (13/12/2024).
    Ruslan menambahkan bahwa selain rasanya yang enak, makanan ini memiliki tekstur lembut dan sayuran seperti daun kangkung serta kecambah yang menambah serat dalam tubuh.
    “Rasanya enak, keluarga saya seminggu bisa empat kali sarapan paginya pakai Tajin Palappa,” ujarnya.
    Ia juga menyatakan bahwa Tajin Palappa menjadi pilihan saat dirinya sakit dan tidak berselera makan.
    “Saya kalau sakit konsumsinya pakai tajin ini mas, pokok jangan pakai cabe aja,” tuturnya.
    Bagi para pecinta kuliner, penjual biasanya membuka kesempatan untuk meminta cita rasa sesuai selera, seperti tingkat kepedasan.
    “Biasanya penjual bertanya kepada pembeli mau pakai cabai berapa atau tidak pakai cabai,” tambah Ruslan.
    Dengan kelezatan dan harga yang bersahabat, Tajin Palappa terus menjadi primadona sarapan di Situbondo.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pasar Induk Pare Pasok 60 Persen Kebutuhan Cabai Jabodetabek – Halaman all

    Pasar Induk Pare Pasok 60 Persen Kebutuhan Cabai Jabodetabek – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI – Wilayah DKI Jakarta kota-kota sekitarnya di Jabodetabek saat ini menjadi pasar terbesar yang menyerap panenan cabai rawit petani di Pulau Jawa. 

    Setiap harinya, Jawa Timur memasok 80 hingga 110 ton cabai rawit ke wilayah Jabotabek. Pasokan puluhan ton cabai untuk Jabodetabek setiap harinya dipasok dari Pasar Induk Sayur dan Buah Pare di Kabupaten Kediri.

    Pasokan cabai di Pasar Induk Pare berasal dari berbagai daerah seperti Banyuwangi, Blitar, Probolinggo, Nganjuk, Jombang, dan lain lain termasuk dari petani cabai dari Kediri sendiri. 

    “Saat panen raya pasar ini suplai 60 persen kebutuhan cabai di Jabodetabek,” ungkap Suyono, Ketua Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri saat ditemui Kamis, 13 Desember 2024.

    Selama ini kita pasokan cabai ke Jabodetabek pembongkarannya dilakukan di Pasar Induk Kramatdjati, sampai Pasar Tanah Tinggi Tangerang.

    “Pasokan cabai dari Jawa Timur ke Jabodetabek antara 80 sampai 100 ton per hari. Sementara kebutuhan cabai untuk wilayah Kediri saja 8 sampai 10 ton per hari, sementara ke daerah lain di Jawa Timur 110 ton per hari dari sini,” ujarnya.

    “Kita sudah bekerja sama dengan salah satu Pemprov Papua dan sudah bikin MoU (nota kesepahaman) untuk pengiriman cabai ke sana. Tapi proses pengiriman selama ini ada kendala transportasi,” kata Suyono. 

    “Kalau kita kirim lewat kargo laut butuh seminggu. Sementara kalau menggunakan kargo udara yang lebih cepat biayanya Rp72 ribu per kilogram dengan transit di Makassar,” bebernya.

    Petani Cabai Kediri Butuh Dukungan Penerbangan

    Selain ke Jabodetabek, cabai di Pasar Induk Pare juga memasok kebutuhan daerah lain seperti Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan hingga Papua. 

    Cabai dari Pasar Induk Pare juga memasok kebutuhan cabai di Batam dan Kepri dan selama ini dikirim via udara.

    “Kami sebenarnya berharap ada pesawat yang bisa suplay ke Kota Kota besar seperti Jakarta, Makassar, Batam hingga Papua, minimal sehari 2 kali sehingga dapat mendistribusikan hasil panen seperti cabe, bawang merah, bawang putih yang ada di Pasar Induk Pare, Kediri tepat waktu ” kata Suyono.

    Melalui Pasar Induk Pare ini asosiasinya juga berusaha mencegah terjadi over suplai maupun kekurangan pasokan.

    “Kebutuhan cabai setiap daerah beragam. Tapi apapun kebutuhannya dan jenis cabainya, kita siap memasok,” kata dia.

    Suyono mengatakan wilayah Kabupaten Kediri dan daerah lain di Jawa Timur saat ini sedang memasuki panen raya meski di tengah gangguan musim hujan dengan curah hujan cukup tinggi.

    Hal itu menyebabkan harga cabai sedikit turun dan proses pematangan cabai di pohon menjadi sedikit lama dari 5-6 hari sekali bisa dipanen menjadi 10 hari sekali.

    Gerbang masuk Pasar Induk Pare di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kediri. (Tribunnews/Choirul Arifin)

    Varietas cabai yang dipasok dari petani melalui Pasar Induk Pare sangat beragam seperti untuk jenis cabai rawit merah antara lain Ori 212, Asmoro 043, Bhaskara, lokal Kediri, lokal Nganjuk dan lokal Jombang.

    Sementara untuk jenis cabai besar ada varietas Gada MK dan Imola. Sementara, untuk jenis cabai merah keriting varietas Boos Tavi dan Sibad.

    Sugik, Sekretaris Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri mengatakan, Pasar Induk Pare merupakan tradisional terbesar di Kabupaten Kediri dari total 17 pasar tradisional yang ada di wilayah ini.

    Transaksi cabai di Pasar Induk Pare di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kediri.

    Hevin Switerson, Kepala UPT Pasar Pemkab Kediri mengatakan, pedagang resmi yang bergabung di Pasar Induk Pare mencapai 450 pedagang, tidak termasuk pedagang musiman.

    Pasar induk ini sudah beroperasi sejak belasan tahun lalu pembangunannya didanai Pemkab Kediri sendiri.

    Lamiran, Koordinator Pasar Induk Pare menambahkan, selain pedagang besar dan grosiran, mereka yang banyak mengambil komoditas sayur mayur dari pasar ini adalah pengusaha restoran dan rumah makan termasuk usaha catering dari berbagai kota.

    “Yang beli ke sini dengan membawa kendaraan sendiri banyak dari luar kota bahkan dari luar provinsi seperti Solo, Madiun, Surabaya,” ujarnya.

     

  • Kritik Anggaran Makan Bergizi Rp10 Ribu, Megawati: Hai Mas Bowo Tolong Dihitung Lagi

    Kritik Anggaran Makan Bergizi Rp10 Ribu, Megawati: Hai Mas Bowo Tolong Dihitung Lagi

    ERA.id – Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengkritik besaran anggaran program makan bergizi gratis sebesar Rp10 ribu per anak per hari. Dia pun meminta Presiden Prabowo Subianto menghitung ulang.

    Hal itu disampaikan saat menghadiri Peluncuran dan Diskusi Buku Berjudul: Pilpres 2024 Antara Hukum, Etika, dan Pertimbangan Psikologis di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

    Menurutnya, anggaran Rp10 ribu perlu dihitung kembali sebab bahan pokok mengalami kenaikan harga.

    “Ku hitung, ya… Rp10 ribu. Ya apa ya (apakah cukup?) Apalagi sekarang harga naik,” kata Megawati.

    “Hai Mas Bowo (Prabowo). Kalau denger ini tolong deh, suruh dihitung lagi,” imbuhnya.

    Ketua Umum PDI Perjuangan itu mengaku mendukung program makan bergizi gratis yang akan diluncurkan pemerintah pada Januari 2025. Dia tak menampik hal itu dibutuhkan oleh masyarakat.

    “Saya adalah orang yang turun ke bawah, jadi ibu-ibu jangan mentereng-mentereng, tapi turun. Lihat manusia Indonesia yang katanya mau kasih makanan gratis. Setuju saya benar,” kata Megawati.

    Namun di sisi lain, dia menilai anggaran Rp10 ribu tak masuk akal. Mendaku sebagai orang yang piawai memasak, menurutnya, anggaran itu justru memberatkan masyarkat.

    “Saya tau, ngulek cabe segala, ini kemanusiaan, tau. Loh iya, nanti kalau (harga) udah melambung kan datang ke saya, ibu ini gimana cabainya sekarang aduh (naik) pusing gua. Ibu sekarang bawang putihnya naik,” tutur Megawati.

    Dia menegaskan kritik soal anggaran makan siang gratis ini sebagai koreksi membangun, agar program yang dibuat Presiden Prabowo lebih realistis.

    “Jadi ya gitu, sory ya Mas (Prabowo) saya mesti kritik. Lha saya bener kok. Saya suruh ibu-ibu hitung, Rp10 ribu dapete opo to yo? Baru ibu-ibu bilang lha yo opo, paling tempe. Lha iya bener. Saya bisa masak kok,” kata Megawati.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memangkas anggaran makan bergizi gratis untuk anak dan ibu hamil menjadi Rp10 ribu per hari. Keputusan itu disampaikan usai rapat terbatas di Istana Presiden hari ini.

    Dia mengakui, pemerintah awalnya ingin menetapkan biaya makan bergizi sebesar Rp15 ribu per hari. Namun, anggaran yang ada tidak memungkinkan, sehingga harus dipangkas.

    “Program makan bergizi ini nanti rata-rata minumumnya, atau rata-ratanya kita ingin memberi indeks per anak, per ibu hamil itu Rp10 ribu per hari. Kita ingin Rp15 ribu, tapi kondisi anggaran mungkin (cukup) Rp10 ribu,” kata Prabowo dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (29/11).

  • Megawati Bilang Anggaran Makan Bergizi Gratis Kurang: Mas Bowo Dengerin Nih!

    Megawati Bilang Anggaran Makan Bergizi Gratis Kurang: Mas Bowo Dengerin Nih!

    ERA.id – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku mendukung program makan bergizi gratis (MBG) oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

    “Katanya mau kasih makanan gratis, setuju saya, beneran,” kata Megawati saat menjadi pembicara kunci acara “Peluncuran dan Diskusi Buku Berjudul: Pilpres 2024 Antara Hukum, Etika, dan Pertimbangan Psikologis” di Jakarta, Kamis (12/12/2024), dikutip dari Antara.

    Meski begitu, Megawati tetap menyampaikan beberapa catatan, salah satunya terkait anggaran Rp10.000 per porsi.

    Menurut Presiden RI ke-5 ini, anggaran tersebut kurang cukup untuk membeli makanan kaya gizi. Belum lagi jika terjadi kenaikan harga bahan pokok seperti bawang dan cabai.

    “Kuhitung Rp10.000 toh, ye apa toh. Sekarang harga harga naik. Eh Mas Bowo (Prabowo Subianto) dengerin nih, tolong deh suruh dihitung lagi,” kata Megawati.

    Putri dari Sukarno itu menilai sarannya patut dipertimbangkan guna memaksimalkan kualitas makanan dari program MBG.

    Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjelaskan biaya MBG Rp10.000 hanya rata-rata sesuai hasil uji coba selama 11 bulan di Sukabumi, Jawa Barat.

    “Pak Presiden Prabowo Subianto menyampaikan rata-rata saja, sesuai hasil uji coba 11 bulan di Sukabumi,” katanya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa (3/12/2024).

    Ia menegaskan BGN hanya menyediakan anggaran untuk bahan baku dan menu harian yang dibayarkan sesuai bukti pengeluaran riil, tidak untuk makanan matang.

    “Mekanisme BGN tidak membeli makanan matang, tetapi membuat menu harian dan bahan baku untuk menu harian dibayar at cost,” ujar Dadan.

    Ia juga menekankan BGN tetap mengutamakan standar komposisi gizi untuk setiap makanan bergizi gratis yang diberikan. “Standar komposisi gizi tetap diutamakan,” ucapnya.

    Dadan juga mengemukakan dana untuk Program MBG dikelola secara terpusat oleh BGN dan subsidi silang dilakukan secara internal.

    “Dana dikelola terpusat di Badan Gizi Nasional, subsidi silang dilakukan internal, dan sekali lagi BGN tidak membeli paket makan, tetapi bahan baku at cost,” tutur Dadan.

    Sebelumnya Dadan juga sudah menegaskan bahwa terkait anggaran tahunan, alokasi anggaran tetap sesuai APBN yang telah disahkan sebesar Rp71 triliun.

  • Freeport Pastikan Tailing Aman

    Freeport Pastikan Tailing Aman

    Timika, CNN Indonesia

    PT Freeport Indonesia (PTFI) memastikan limbah tambang alias tailing yang mereka alihkan dari areal pertambangan mereka aman.

    Jaminan keamanan melakukan penelitian terhadap dampak tailing terhadap lingkungan.

    Penelitian dilakukan di area penimbunan tailing Freeport berluas 100 hektare.

    Dalam area penimbunan yang mereka kembangkan sebagai laboratorium reklamasi tailing alami sejak 1995 lalu tersebut, Manager Environmental Central System and Project PTFI Roberth Sarwom mengatakan pihaknya mencoba mengembangkan tanaman budidaya antara lain; sayur-sayuran, cabai, tomat, kelapa mangga, rambutan, jambu dan lain sebagainya.

    Pengembangan dilakukan Freeport dengan melibatkan 400 orang masyarakat lokal yang digaji dengan besaran UMK di daerah Timika.

    Hasil panen dari pengembangan pertanian itu kemudian dites di laboratorium lingkungan Freeport yang sudah terakreditasi.

    Hasilnya; produk hasil panenan yang dikembangkan di lahan timbunan tailing itu Aman untuk dikonsumsi.

    “Tidak ada sesuatu yang membahayakan hasilnya disandingkan dengan hasil baku mutu BPOM dan semua produk aman,” katanya di Timika, Rabu (11/12) kemarin.

    Meski sudah aman, ia mengatakan Freeport tidak akan berhenti untuk terus memastikan keamanan produk yang dihasilkan dari lahan timbunan limbah tambang.

    Pihaknya terus memantau perkembangan tanaman dan keamanan produknya.

    “Karena mungkin sekarang, 20 tahun ini belum ada masalah. Tapi mungkin nanti ada masalah. Maka itu kita selalu kaji untuk mengetahuinya,” katanya.

    (agt/sfr)

  • Megawati Nilai Anggaran Makan Gratis Rp10 Ribu Tak Masuk Akal

    Megawati Nilai Anggaran Makan Gratis Rp10 Ribu Tak Masuk Akal

    Jakarta (beritajatim.com) – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengkritik Presiden Prabowo Subianto terkait program makan siang gratis bagi anak-anak sekolah. Sebagai perempuan Indonesia yang paham kuliner dan pandai memasak, Megawati merasa anggaran itu tidak masuk akal.

    “Tapi apa, saya hitung, lho saya juga tukang masak kok. Orang tua saya itu orang Sumatera, Bengkulu. Tradisinya putri pertama harus pinter masak. Alhamdulillah,” kata Megawati saat keynote speach Peluncuran dan Diskusi Buku Berjudul: Pilpres 2024 Antara Hukum, Etika, dan Pertimbangan Psikologis di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

    Dia pun menyampaikan saran kepada Presiden Prabowo agar anggaran Rp10 ribu per porsi ini dihitung ulang. “Hai Mas Bowo (Prabowo). Kalau denger ini tolong deh, suruh dihitung lagi” tandas Megawati yang disambut tepuk tangan para ibu-ibu yang hadir di acara itu.

    Megawati menegaskan, perencanaan program makan siang gratis itu perlu dikoreksi, karena hanya dianggarkan Rp10 ribu per porsi makanan.

    “Ku hitung, ya… Rp10 ribu. Ya apa ya (apakah cukup?) Apalagi sekarang harga naik,” ungkap Megawati.

    Presiden Kelima RI ini pun menegaskan kritik soal anggaran makan siang gratis ini sebagai koreksi membangun, agar program yang dibuat Presiden Prabowo lebih realistis.

    “Jadi ya gitu, sory ya Mas (Prabowo) saya mesti kritik. Lha saya bener kok. Saya suruh ibu-ibu hitung, Rp10 ribu dapete opo to yo? Baru ibu-ibu bilang lha yo opo, paling tempe. Lha iya bener. Saya bisa masak kok,” tukas Megawati.

    Sebagai sosok yang mengaku sering turun ke bawah mendengar suara rakyat, Megawati pada prinsipnya setuju dengan program tersebut. “Saya adalah orang yang turun ke bawah, jadi ibu-ibu jangan mentereng-mentereng, tapi turun. Lihat manusia Indonesia yang katanya mau kasih makanan gratis. Setuju saya benar,” kata Megawati

    Megawati pun merasakan bagaimana kondisi ibu-ibu yang setiap hari berhadapan dengan pekerjaan rumah tangga, seperti memasak dan mengurus kebutuhan sehari-hari yang harganya terus naik.

    “Saya tau, ngulek cabe segala, ini kemanusiaan, tau. Loh iya, nanti kalau (harga) udah melambung kan datang ke saya, ibu ini gimana cabainya sekarang aduh (naik) pusing gua. Ibu sekarang bawang putihnya naik,” tutur Megawati. [hen/but]

  • Harga daging sapi Rp131.190 per kg pada Kamis

    Harga daging sapi Rp131.190 per kg pada Kamis

    Ilustrasi – Pedagang menimbang daging sapi yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (13/2/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

    Harga daging sapi Rp131.190 per kg pada Kamis
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 12 Desember 2024 – 11:20 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, harga sejumlah komoditas pangan secara umum mayoritas fluktuatif per Kamis (12/12) pagi.

    Untuk bawang putih, cabai keriting merah naik, sedangkan daging sapi murni turun menjadi Rp131.190 per kilogram (kg).

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 08.00 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 2,15 persen atau Rp330 menjadi Rp15.710 per kg.

    Sedangkan beras medium turun 0,15 persen atau Rp20 menjadi Rp13.450 per kg; begitu pun beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 0,16 persen atau Rp20 menjadi Rp12.500 per kg.

    Komoditas bawang merah turun 0,50 persen atau Rp200 menjadi Rp39.780 per kg; sedangkan bawang putih bonggol naik 1,47 persen atau Rp620 menjadi Rp42.820 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting naik 1,18 persen atau Rp370 menjadi Rp31.850 per kg; sedangkan cabai rawit merah turun 0,81 persen atau Rp320 menjadi Rp39.020 per kg.

    Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 2,84 persen atau Rp3.830 menjadi Rp131.190 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 2,92 persen atau Rp1.070 menjadi Rp37.690 per kg; begitu pun telur ayam ras naik 1,37 persen atau Rp400 menjadi Rp29.590 per kg.

    Harga kedelai biji kering (impor) terpantau turun 0,15 atau Rp20 menjadi Rp13.450 per kg; sedangkan gula konsumsi naik 2,01 persen atau Rp360 menjadi Rp18.300 per kg.

    Minyak goreng kemasan sederhana naik 2,52 persen atau Rp470 menjadi Rp19.090 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 1,73 persen atau Rp300 menjadi Rp17.070 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 0,89 persen atau Rp90 menjadi Rp10.050 per kg; tepung terigu non curah juga turun 0,76 persen atau Rp100 menjadi Rp12.990 per kg.

    Harga jagung di tingkat peternak naik 3,94 persen atau Rp240 menjadi Rp6.330 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga naik 2,34 persen atau Rp270 menjadi Rp11.820 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 5,73 persen atau Rp2.150 menjadi Rp39.670 per kg; sedangkan ikan tongkol turun 0,03 persen atau Rp10 menjadi Rp31.610 per kg; lalu ikan bandeng naik 0,21 persen atau Rp70 menjadi Rp33.620 per kg. Daging sapi yang dijual pedagang di Pasar Jaya Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (6/12/2024).

    Sumber : Antara

  • Hai Mas Bowo, Rp 10 Ribu tak Masuk Akal

    Hai Mas Bowo, Rp 10 Ribu tak Masuk Akal

    GELORA.CO –  Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan masukan penting kepada Presiden Prabowo Subianto terkait anggaran program makan bergizi gratis bagi anak-anak sekolah. Dia mengaku, pada prinsipnya setuju dengan program peningkatan gizi anak-anak tersebut.

    “Saya adalah orang yang turun ke bawah, jadi ibu-ibu jangan mentereng-mentereng, tapi turun. Lihat manusia Indonesia yang katanya mau kasih makanan gratis. Setuju saya, benar,” kata Megawati dalam siaran pers kepada Republika.co.id di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

    Kendati demikian, Megawati menilai, perencanaan program makan siang gratis itu perlu dikoreksi. Pasalnya, pemerintah hanya menganggarkan Rp 10 ribu per porsi. Dia menilai, alokasi anggaran itu tidak masuk akal.

    “Tapi apa, saya hitung, lho saya juga tukang masak kok. Orang tua saya itu orang Sumatra, Bengkulu. Tradisinya putri pertama harus pinter masak. Alhamdulillah. Ku hitung, ya… Rp10 ribu. Ya apa ya (apakah cukup?) Apalagi sekarang harga naik,” kata Megawati.

    Presiden ke-5 RI itu menyampaikan saran kepada Prabowo agar anggaran Rp 10 ribu per porsi bisa ditambah. “Hai Mas Bowo (Prabowo). Kalau denger ini tolong deh, suruh dihitung lagi…” kata Megawati.

    Di sisi lain, Megawati mengaku ikut merasakan bagaimana kondisi ibu-ibu yang setiap hari berhadapan dengan pekerjaan rumah tangga. Mulai dari memasak dan mengurus kebutuhan sehari-hari yang harganya terus naik.

    “Saya tau, ngulek cabe segala, ini kemanusiaan, tau. Loh iya, nanti kalau (harga) udah melambung kan datang ke saya, ibu ini gimana cabainya sekarang aduh (naik) pusing gua. Ibu sekarang bawang putihnya naik,” kata putri Proklamator Sukarno tersebut.

    Megawati pun menegaskan kritik soal anggaran makan bergizi gratis sebagai koreksi membangun. Tujuannya agar program yang dikerjakan Presiden Prabowo lebih realistis.

    “Jadi ya gitu, sorry ya Mas (Prabowo) saya mesti kritik. Lha saya bener kok. Saya suruh ibu-ibu hitung, Rp10 ribu dapete opo to yo? Baru ibu-ibu bilang lha yo opo, paling tempe. Lha iya bener. Saya bisa masak kok,” katanya mengakhiri.