Tanaman: Cabai

  • Harga cabai rawit Rp64.940/kg dan bawang putih Rp42.600/kg

    Harga cabai rawit Rp64.940/kg dan bawang putih Rp42.600/kg

    Ilustrasi: Seorang pedagang cabai rawit melayani pembeli di pasar Dungingi, Kota Gorontalo, Gorontalo. ANTARA/Adiwinata Solihin

    Harga cabai rawit Rp64.940/kg dan bawang putih Rp42.600/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 04 Januari 2025 – 12:27 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan secara umum fluktuatif, cabai rawit merah naik menjadi Rp64.940 per kilogram (kg), sedangkan bawang putih bonggol turun menjadi Rp42.600 per kg, per 4 Januari 2025.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium turun 0,58 persen atau Rp90 menjadi Rp15.300 per kg.

    Lalu beras medium juga turun 0,52 persen atau Rp70 menjadi Rp13.410 per kg; begitu pun beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog turun 0,24 persen atau Rp30 menjadi Rp12.470 per kg.

    Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau turun 1,36 persen atau Rp560 menjadi Rp40.620 per kg; begitu pun bawang putih bonggol turun 0,37 persen atau Rp560 menjadi Rp40.620 per kg.

    Sementara itu, harga komoditas cabai merah keriting naik 0,45 persen atau Rp230 menjadi Rp51.270 per kg; lalu cabai rawit merah juga naik 1,12 persen atau Rp720 menjadi Rp64.940 per kg.

    Selanjutnya harga daging sapi murni turun 0,53 persen atau Rp720 menjadi Rp134.320 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 0,32 persen atau Rp120 menjadi Rp37.830 per kg; begitu pun telur ayam ras naik 0,20 persen atau Rp60 menjadi Rp30.780 per kg.

    Komoditas kedelai biji kering (impor) terpantau turun 0,10 persen atau Rp10 menjadi Rp10.390 per kg; lalu gula konsumsi turun 0,06 persen atau Rp10 menjadi Rp17.980 per kg.

    Selanjutnya minyak goreng kemasan sederhana naik 0,21 persen atau Rp40 menjadi Rp19.160 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 2,05 persen atau Rp360 menjadi Rp17.240 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah juga turun 2,01 persen atau Rp200 menjadi Rp9.750 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 1,78 persen atau Rp230 menjadi Rp12.700 per kg.

    Selanjutnya, harga jagung di tingkat peternak naik 1,63 persen atau Rp100 menjadi Rp6.240 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga naik 0,52 persen atau Rp60 menjadi Rp11.550 per kg.

    Sementara itu, untuk harga ikan kembung terpantau naik 1,73 persen atau Rp660 menjadi Rp38.810 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 1,63 persen atau Rp520 menjadi Rp33.330 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 2,43 persen atau Rp820 menjadi Rp32.900 per kg.

    Sumber : Antara

  • Daya beli masyarakat tetap terjaga meski terjadi inflasi

    Daya beli masyarakat tetap terjaga meski terjadi inflasi

    Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat meninjau harga komoditas pangan di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang, Banten, Jumat (4/1/2025). (ANTARA/HO-Puspen Kementerian Dalam Negeri)

    Mendagri: Daya beli masyarakat tetap terjaga meski terjadi inflasi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 03 Januari 2025 – 20:46 WIB

    Elshinta.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan bahwa daya beli masyarakat tetap terjaga meski terjadi kenaikan inflasi.

    Hal ini disampaikan Mendagri saat meninjau langsung harga komoditas pangan di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang, Banten, Jumat.

    “Faktanya terjadi inflasi, kenaikan, meskipun tidak terlalu tinggi. Artinya, menurut saya, daya beli masyarakat masih cukup terjangkau,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (2/1).

    Dia menjelaskan inflasi inti saat ini memang menunjukkan peningkatan, meski masih dalam batas yang terkendali. Menurutnya, indikator ini mencerminkan daya beli masyarakat untuk kebutuhan non-pokok masih dapat dipertahankan.

    “Nah kalau ingin melihat daya beli, kalau menurut saya, kita harus melihat inflasi core, inflasi inti, di luar makanan (dan) minuman,” tambahnya.

    Dalam kunjungannya, dirinya juga berdialog langsung dengan para pedagang untuk mendapatkan gambaran kondisi harga dan pasokan komoditas seperti cabai merah, bawang merah, beras, dan minyak goreng.

    Ia pun membandingkan data yang dipaparkan Penjabat (Pj.) Wali Kota Tangerang dengan kondisi di lapangan.

    “Saya ingin mengecek apa yang disampaikan Pak Wali Kota tadi dalam paparan, di lapangan seperti apa, di pasar ini. Tadi saya ngecek di cabai rawit, justru mengalami penurunan harga,” jelas Tito.

    Selain itu, Tito menyoroti bahwa kenaikan harga selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) adalah pola musiman yang wajar, serupa dengan saat Lebaran.

    “Karena demand naik ya. Nah, tapi Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa kenaikan harga barang jasa meskipun ada naik, tapi relatif stabil,” ujarnya.

    Melalui peninjauan ini, dia berharap pemerintah daerah dapat terus memantau kondisi pasar, menjaga stabilitas harga, serta memastikan pasokan komoditas tetap tersedia guna mendukung daya beli masyarakat di tengah berbagai dinamika ekonomi.

    Sumber : Antara

  • Pupuk Indonesia Catat 27.092 Transaksi Subsidi hingga 3 Januari 2025

    Pupuk Indonesia Catat 27.092 Transaksi Subsidi hingga 3 Januari 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat telah ada sekitar 27.092 transaksi petani yang berhasil menebus pupuk bersubsidi sejak awal tahun hingga tanggal 3 Januari 2025. Hal ini menjadi bentuk komitmen Pupuk Indonesia menjalankan mandat Pemerintah dalam rangka mewujudkan swasembada pangan nasional.

    Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh mengatakan bahwa kegiatan penebusan pupuk bersubsidi pada awal tahun ini merupakan bentuk dukungan Pemerintah yang telah berhasil menyederhanakan skema penebusan pupuk bersubsidi dan alokasi yang lebih terencana dengan baik.

    “Kami sampaikan sesuai janji Pemerintah, mulai 1 Januari 2025 Pupuk Indonesia siap menyalukan pupuk bersubsidi, dan benar pada pukul 00.00 detik ke 22 itu ada petani dari Kecamatan Sukadana, Lampung Timur melakukan penebusan, kemudian dari Serdang Bedagai, totalnya ada 10 petani yang bertransaksi pada malam tahun baru. Jadi allhamdulillah, petani sudah bisa menebus pupuk bersubsidi pada 1 Januari 2025,” demikian ungkap Tri Wahyudi.

    Pupuk Indonesia mencatat telah ada sebanyak 27.092 transaksi penebusan pupuk bersubsidi hingga tanggal 3 Januari 2025 dengan jumlah pupuk 7.536 ton, rinciannya pupuk urea 4.532 ton, pupuk NPK 2.966 ton, pupuk NPK Formula Khusus 16,7 ton, dan pupuk organik 20,8 ton.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 644/KPTS/SR.310/M.11/2024, Pemerintah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi sebesar 9,5 juta ton. Alokasi tersebut terbagi menjadi Urea 4,6 juta ton, NPK 4,2 juta ton, NPK Kakao 147.798 ton, dan Organik 500.000 ton.

    Tri Wahyudi memastikan bahwa penyaluran pupuk subsidi ini diperuntukkan bagi petani terdaftar pada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dengan subsektor tanaman pangan (padi, jagung, kedelai), hortikultura (cabai, bawang merah, bawang putih), serta perkebunan (tebu rakyat, kakao, kopi).

    Adapun syarat lain bagi petani yang mendapatkan alokasi pupuk subsidi yaitu memiliki luas lahan maksimal 2 hektare, termasuk petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau Perhutanan Sosial.

    “Kami menyambut baik kegiatan penebusan di awal tahun 2025, karena kegiatan ini dapat ini Kami harapkan dapat mendukung dalam mewujudkan swasembada pangan nasional,” katanya.

    Proses penebusan pupuk bersubsidi yang dapat dilakukan pada awal tahun 2025 ini disambut baik oleh para petani terdaftar yang berada di beberapa lokasi, seperti Wiyono, petani asal jawa Tengah ini merasa senang lantara awal tahun sudah dapat menebus pupuk guna memenuhi kebutuhan di awal musim tanam.

    “Terima kasih kepada Pemerintah dan Pupuk Indonesia atas ketersediaan stok pupuk yang selalu ada, hari ini saya Wiyono, petani dari Prambanan bisa menebus pupuk subsidi dengan KTP di hari Rabu, 1 Januari 2025,” kata Wiyono.

    Hal senada diungkapkan Ridwan, petani asal Pinrang, Sulawesi Selatan ini mengungkapkan bahwa stok pupuk tersedia dan proses penebusannya mudah melalui i-Pubers. “Per tanggal 1 Januari 2025. Saya sudah bisa melakukan penebusan pupuk bersubsidi di kios UD Daun Buah, cukup menggunakan KTP dan tidak ada kendala sama sekali,” katanya.

    Stok Pupuk Nasional Tersedia

    Pupuk Indonesia mencatat stok pupuk nasional pada awal tahun 2025 mencapai 1.558.558 ton. Seluruh stok ini terdiri dari pupuk bersubsidi sebesar 1.147.453 ton dan nonsubsidi sebesar 411.105 ton. Adapun rincian stok pupuk bersubsidi yaitu urea 572.700 ton, NPK 510.125 ton, NPK Formula Khusus 17.306 ton, dan pupuk organik sebesar 47.322 ton. Sedangkan stok pupuk nonsubsidi untuk urea 349.974 ton dan NPK 61.131 ton.

    Dengan stok yang tersedia dan di atas minimum stok yang ditentukan pemerintah ini, Pupuk Indonesia meyakini siap memenuhi kebutuhan pupuk petani terdaftar pada musim tanam awal tahun 2025.

    “Kami mengajak kepada seluruh petani terdaftar di RDKK untuk segera melakukan penebusan pupuk guna memenuhi kebutuhan pupuk di awal musim tanam 2025. Penebusan sudah dapat dilakukan dengan mudah, cukup membawa KTP dan proses penebusannya melalui i-Pubers,” kata Tri Wahyudi.

  • Pupuk Indonesia Catat 27.092 Transaksi Petani Tebus Pupuk Bersubsidi hingga 3 Januari 2025

    Pupuk Indonesia Catat 27.092 Transaksi Petani Tebus Pupuk Bersubsidi hingga 3 Januari 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat telah ada sekitar 27.092 transaksi petani yang berhasil menebus pupuk bersubsidi sejak awal tahun hingga 3 Januari 2025. Hal ini menjadi bentuk komitmen Pupuk Indonesia menjalankan mandat Pemerintah dalam rangka mewujudkan swasembada pangan nasional.

    Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh mengatakan bahwa kegiatan penebusan pupuk bersubsidi pada awal tahun ini merupakan bentuk dukungan Pemerintah yang telah berhasil menyederhanakan skema penebusan pupuk bersubsidi dan alokasi yang lebih terencana dengan baik.

    “Kami sampaikan sesuai janji Pemerintah, mulai 1 Januari 2025 Pupuk Indonesia siap menyalukan pupuk bersubsidi, dan benar pada pukul 00.00 detik ke 22 itu ada petani dari Kecamatan Sukadana, Lampung Timur melakukan penebusan, kemudian dari Serdang Bedagai, totalnya ada 10 petani yang bertransaksi pada malam tahun baru. Jadi allhamdulillah, petani sudah bisa menebus pupuk bersubsidi pada 1 Januari 2025,” ungkap Tri Wahyudi.

    Pupuk Indonesia mencatat telah ada sebanyak 27.092 transaksi penebusan pupuk bersubsidi hingga tanggal 3 Januari 2025 dengan jumlah pupuk 7.536 ton, rinciannya pupuk urea 4.532 ton, pupuk NPK 2.966 ton, pupuk NPK Formula Khusus 16,7 ton, dan pupuk organik 20,8 ton. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 644/KPTS/SR.310/M.11/2024, Pemerintah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi sebesar 9,5 juta ton. Alokasi tersebut terbagi menjadi Urea 4,6 juta ton, NPK 4,2 juta ton, NPK Kakao 147.798 ton, dan Organik 500.000 ton.

    Tri Wahyudi memastikan bahwa penyaluran pupuk subsidi ini diperuntukkan bagi petani terdaftar pada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dengan subsektor tanaman pangan (padi, jagung, kedelai), hortikultura (cabai, bawang merah, bawang putih), serta perkebunan (tebu rakyat, kakao, kopi). Adapun syarat lain bagi petani yang mendapatkan alokasi pupuk subsidi yaitu memiliki luas lahan maksimal 2 hektare, termasuk petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau Perhutanan Sosial.

    “Kami menyambut baik kegiatan penebusan di awal tahun 2025, karena kegiatan ini kami harapkan dapat mendukung dalam mewujudkan swasembada pangan nasional,” katanya.

    Proses penebusan pupuk bersubsidi yang dapat dilakukan pada awal tahun 2025 ini disambut baik oleh para petani terdaftar yang berada di beberapa lokasi, seperti Wiyono, petani asal jawa Tengah ini merasa senang lantara awal tahun sudah dapat menebus pupuk guna memenuhi kebutuhan di awal musim tanam.

    “Terima kasih kepada Pemerintah dan Pupuk Indonesia atas ketersediaan stok pupuk yang selalu ada, hari ini saya Wiyono, petani dari Prambanan bisa menebus pupuk subsidi dengan KTP di hari Rabu, 1 Januari 2025,” kata Wiyono.

    Hal senada diungkapkan Ridwan, petani asal Pinrang, Sulawesi Selatan ini mengungkapkan bahwa stok pupuk tersedia dan proses penebusannya mudah melalui i-Pubers.

    “Per tanggal 1 Januari 2025. Saya sudah bisa melakukan penebusan pupuk bersubsidi di kios UD Daun Buah, cukup menggunakan KTP dan tidak ada kendala sama sekali,” katanya.

    Stok Pupuk Nasional Tersedia Pupuk Indonesia mencatat stok pupuk nasional pada awal tahun 2025 mencapai 1.558.558 ton. Seluruh stok ini terdiri dari pupuk bersubsidi sebesar 1.147.453 ton dan nonsubsidi sebesar 411.105 ton.

    Adapun rincian stok pupuk bersubsidi yaitu urea 572.700 ton, NPK 510.125 ton, NPK Formula Khusus 17.306 ton, dan pupuk organik sebesar 47.322 ton. Sedangkan stok pupuk nonsubsidi untuk urea 349.974 ton dan NPK 61.131 ton. Dengan stok yang tersedia dan di atas minimum stok yang ditentukan pemerintah ini, Pupuk Indonesia meyakini siap memenuhi kebutuhan pupuk petani terdaftar pada musim tanam awal tahun 2025.

    “Kami mengajak kepada seluruh petani terdaftar di RDKK untuk segera melakukan penebusan pupuk guna memenuhi kebutuhan pupuk di awal musim tanam 2025. Penebusan sudah dapat dilakukan dengan mudah, cukup membawa KTP dan proses penebusannya melalui i-Pubers,” kata Tri Wahyudi.

  • Kemenko Perkonomian Sebut Inflasi Tetap Terkendali Sepanjang 2024

    Kemenko Perkonomian Sebut Inflasi Tetap Terkendali Sepanjang 2024

    Jakarta, Beritasatu.com– Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menilai rendahnya inflasi pada Desember pada 2024 menjadi indikator baik  bagi perekonomian dalam negeri. Inflasi pada Desember 2024 terjaga dalam target inflasi yang sebesar 2,5±1%.

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Desember 2024 secara bulanan (mtm) mencapai  0,44%. Sementara inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,57% dan inflasi tahun kalender sebesar 1,57%. Kenaikan harga pangan menjadi penyebab inflasi pada Desember 2024.  

    “Sepanjang 2024 inflasi sangat terkendali dalam rentang target 2,5±1%,” ucap Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso di kantornya pada Jumat (3/1/2025).

    Inflasi komponen harga bergejolak (volatile food/VF) pada Desember 2024 sebesar 2,04% (mtm) dan 0,12% (yoy). Hal ini menunjukkan upaya pemerintah dan Bank Indonesia melalui tim pengendali inflasi pusat dan tim pengendali inflasidaerah dalam pengendalian harga pangan tetap di bawah 5% sebagaimana hasil kesepakatan HLM TPIP 2024. 

    Sementara itu, inflasi komponen harga diatur pemerintah (administered price/AP) masih tetap stabil yakni 0,03% (mtm) dan 0,56% (yoy). Secara keseluruhan, inflasi ini masih terjaga dalam rentang target 2,5%±1% didukung kenaikan pada komponen inti yakni 0,17% (mtm) dan 2,26 (yoy). “Angka (inflasi) 1,57% dan juga terkonfirmasi, bahwa volatile food tidak lagi terdeflasi lagi,” tutur dia.

    Inflasi VF secara tahunan mengalami penurunan, meskipun beberapa komoditas tetap mengalami peningkatan seperti beras, bawang merah, bawang putih dan daging ayam ras. 

    Dia mengatakan, terjadi pergeseran puncak panen dari Maret 2023 menjadi April 2024 serta perkiraan luas panen yang menurun 1,54% pada 2024 menyebabkan kenaikan harga beras pada awal 2024. 

    Sementara harga bawang putih mengalami kenaikan didorong melonjaknya harga bawang putih di China yang merupakan negara impor utama.  Di sisi lain, komoditas yang memberikan andil deflasi secara tahunan yaitu cabai merah dan cabai rawit.

    Komponen inti yang mencerminkan daya beli masyarakat mengalami inflasi sebesar 0,17% (mtm) atau 2,26% (yoy). Peningkatan tersebut utamanya dipengaruhi oleh kenaikan harga emas perhiasan. 

    Rata-rata harga emas 2024 naik sebesar 22,88% dibandingkan rata-rata 2023 atau sebesar 0,35% (yoy). Harga emas global masih dapat berfluktuasi di tengah konflik geopolitik yang masih berlangsung.  Selain itu, harga kopi juga mengalami peningkatan yakni 67,45% yang mengakibatkan kopi bubuk domestik juga meningkat sebesar 0,10% (yoy).

  • Korpolairud Gandeng Akademi Penerbangan dan Pelayaran untuk Ciptakan SDM Polri yang Unggul

    Korpolairud Gandeng Akademi Penerbangan dan Pelayaran untuk Ciptakan SDM Polri yang Unggul

    Jakarta, Beritasatu.com – Korps Kepolisian Perairan dan Udara (Korpolairud) Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri  menggelar kerja sama dengan berbagai institusi pendidikan nasional untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) Polri yang unggul.

    Nota kesepahaman (MoU) kerja sama tersebut ditandatangi bersama Akademi Penerbangan Indonesia Banyuwangi, Politeknik Penerbangan Curug, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, dan Politeknik Penerbangan Palembang, di markas komando Ditpoludara Korpolairud Baharkam Polri, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Jumat (3/1/2025).

    Kepala Korpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Mohammad Yassin Kosasih mengatakan, kerja sama ini merupakan implementasi dari visi Kapolri Police 4.0 dalam mencetak SDM Polri yang unggul melalui pendidikan dalam negeri.

    Menurutnya, program tersebut didasari oleh MoU antara Polri dan Kementerian Perhubungan.

    “Ini komitmen dari Polri guna menghasilkan sumber daya manusia Polri yang memiliki kompetensi sebagai awak pesawat dan awak kapal yang unggul, patuh terhadap hukum, terpuji, handal, terampil, dan profesional,” ujar Kakorpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Mohammad Yassin Kosasih.

    Berdasarkan data, pencapaian program pendidikan dari 2016 hingga 2024 menghasilkan antara lain 50 penerbang private pilot license (PPL) dan commercial pilot license (CPL), 465 pelaut (perwira nautika dan teknik), dan lima pramugari.

    Kakorpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Mohammad Yassin Kosasih mengatakan, para lulusan pendidikan itu telah mendukung operasional kepolisian di berbagai sektor.

    Menurut Kakorpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Mohammad Yassin Kosasih, personel Korpolairud diharapkan mampu mengoperasikan peralatan modern dan canggih di pesawat, helikopter, serta kapal Polri, untuk mendukung pengamanan event besar serta selalu mengutamakan keselamatan penerbangan dan pelayaran.

    Penandatanganan kerja sama tersebut turut dihadiri Dirpoludara Korpolairud Baharkam Polri, para Kabag Korpolairud Baharkam Polri, para Kasubdit Jajaran Direktorat Korpolairud Baharkam Polri, Kabag Kerma Robinopsnal Baharkam Polri, dan Kabagkerma Rokerma KL Sops Polri. Hadir pula Kabagkermalem Rokermaluhkum Divkum Polri, Kasubagtakah Setum Polri, Direktur API Banyuwangi, Direktur PPI Curug, Direktur PPP Palembang, dan Direktur PIP Semarang.
     

  • Harga pangan, bawang merah Rp40.920/kg, gula konsumsi Rp17.960/kg

    Harga pangan, bawang merah Rp40.920/kg, gula konsumsi Rp17.960/kg

    Arsip Foto – Seorang warga membeli bahan pokok saat Gerakan Pangan Murah (GPM) yang diselenggarakan Bapanas, di Jakarta, Sabtu (4/5/2024). ANTARA/Harianto

    Harga pangan, bawang merah Rp40.920/kg, gula konsumsi Rp17.960/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 03 Januari 2025 – 13:47 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan secara umum fluktuatif, bawang merah naik menjadi Rp40.920 per kilogram (kg), sedangkan gula konsumsi turun menjadi Rp17.960 per kg, per 3 Januari 2025. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,46 persen atau Rp70 menjadi Rp15.440 per kg.

    Sedangkan beras medium turun 0,07 persen atau Rp10 menjadi Rp13.460 per kg; sementara beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog naik 0,08 persen atau Rp10 menjadi Rp12.490 per kg. Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau naik 0,24 persen atau Rp100 menjadi Rp40.920 per kg; begitu pun bawang putih bonggol naik 1,11 persen atau Rp470 menjadi Rp42.880 per kg.

    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting turun 2,42 persen atau Rp1.250 menjadi Rp50.330 per kg; sedangkan cabai rawit merah naik 0,25 persen atau Rp160 menjadi Rp63.590 per kg. Selanjutnya harga daging sapi murni naik 0,20 persen atau Rp270 menjadi Rp135.080 per kg; lalu daging ayam ras juga naik 0,18 persen atau Rp70 menjadi Rp37.940 per kg; begitu pun telur ayam ras naik 0,07 persen atau Rp20 menjadi Rp30.770 per kg.

    Komoditas kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,77 persen atau Rp80 menjadi Rp10.470 per kg; lalu gula konsumsi turun 0,22 persen atau Rp40 menjadi Rp17.960 per kg. Selanjutnya minyak goreng kemasan sederhana naik 1,26 persen atau Rp240 menjadi Rp19.240 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 1,42 persen atau Rp250 menjadi Rp17.390 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah juga turun harganya 1,41 persen atau Rp140 menjadi Rp9.810 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 1,47 persen atau Rp190 menjadi Rp12.720 per kg. Selanjutnya, harga jagung di tingkat peternak naik 1,48 persen atau Rp90 menjadi Rp6.180 per kg; sedangkan harga garam halus beryodium juga turun 1,13 persen atau Rp130 menjadi Rp11.370 per kg.

    Sementara itu, untuk harga ikan kembung terpantau naik 1,36 persen atau Rp520 menjadi Rp38.740 per kg; sedangkan ikan tongkol turun 2,36 persen atau Rp760 menjadi Rp31.400 per kg; lalu ikan bandeng juga turun 1,54 persen atau Rp520 menjadi Rp33.170 per kg.

    Sumber : Antara

  • Airlangga menilai inflasi tahunan RI 1,57 persen masih terkendali

    Airlangga menilai inflasi tahunan RI 1,57 persen masih terkendali

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, inflasi tahunan di level 1,57 persen (yoy) pada Desember 2024 masih terkendali, Jakarta, Jumat (3/1/2025). ANTARA/HO-Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

    Airlangga menilai inflasi tahunan RI 1,57 persen masih terkendali
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 03 Januari 2025 – 13:56 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, inflasi tahunan di level 1,57 persen (yoy) pada Desember 2024 masih terkendali.

    “Tingkat inflasi Indonesia bulan Desember 2024 tetap terkendali dalam rentang target sasaran nasional 2,5 plus minus 1 persen. Inflasi Desember 2024 tercatat sebesar 1,57 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi Desember 2023 (2,61 persen),” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (3/1).

    Airlangga menjelaskan, capaian inflasi Desember 2024 tidak terlepas dari berbagai faktor baik dari eksternal maupun domestik, serta kebijakan pengendalian inflasi yang dikoordinasikan oleh Tim Pengendalian Inflasi Nasional.

    Dari eksternal fluktuasi harga komoditas global, seperti emas, kopi, minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak mentah, mendorong kenaikan harga komoditas dalam negeri. Sementara dari dalam negeri, penyesuaian tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT), tingginya curah hujan serta momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) menjadi penggerak utama pergerakan inflasi.

    Inflasi komponen harga bergejolak (volatile food/VF) pada Desember 2024 tercatat sebesar 2,04 persen (mtm) dan 0,12 persen (yoy).

    “Hal ini menunjukkan upaya pemerintah dan Bank Indonesia melalui TPIP dan TPID dalam pengendalian harga pangan tetap di bawah 5 persen sebagaimana hasil kesepakatan HLM TPIP 2024,” jelas Menko.

    Sementara itu, inflasi komponen harga diatur Pemerintah (administered price/AP) masih tetap stabil yakni 0,03 persen (mtm) dan 0,56 persen (yoy). Secara keseluruhan, Airlangga menilai inflasi ini masih terjaga dalam rentang target 2,5 persen plus minus 1 persen didukung kenaikan pada komponen inti yakni 0,17 persen (mtm) dan 2,26 (yoy).

    Lebih lanjut, Inflasi komponen harga bergejolak secara tahunan mengalami penurunan, meskipun beberapa komoditas tetap mengalami peningkatan seperti beras, bawang merah, bawang putih dan daging ayam ras. Terjadi pergeseran puncak panen dari Maret 2023 menjadi April 2024 serta perkiraan luas panen yang menurun sebesar 1,54 persen pada 2024 telah menyebabkan kenaikan harga beras pada awal tahun 2024.

    Sementara harga bawang putih mengalami kenaikan didorong melonjaknya harga bawang putih di China yang merupakan negara impor utama.

    Di sisi lain, komoditas yang memberikan andil deflasi secara tahunan yaitu cabai merah dan cabai rawit. Komponen inti yang mencerminkan daya beli masyarakat mengalami inflasi sebesar 0,17 persen (mtm) atau 2,26 persen (yoy).

    Peningkatan tersebut utamanya dipengaruhi oleh kenaikan harga emas perhiasan. Rata-rata harga emas tahun 2024 naik sebesar 22,88 persen dibandingkan rata-rata tahun 2023 atau sebesar 0,35 persen (yoy).

    Harga emas global masih dapat berfluktuasi di tengah konflik geopolitik yang masih berlangsung. Selain itu, harga kopi juga mengalami peningkatan yakni 67,45 persen yang mengakibatkan kopi bubuk domestik juga meningkat sebesar 0,10 persen (yoy).

    Kemudian, tarif angkutan udara mengalami deflasi dengan andil sebesar 0,01 persen (mtm) karena Pemerintah menurunkan harga tiket pesawat selama 16 hari pada periode Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru) yaitu pada 19 Desember 2024 – 3 Januari 2025.

    Inflasi harga diatur pemerintah relatif terjaga sejalan dengan upaya Pemerintah menyediakan tiket pesawat yang terjangkau sehingga mobilitas masyarakat dapat meningkat pada periode libur Nataru.

    “Sinergi antara Pemerintah dan Bank Indonesia melalui TPIP dan TPID telah berhasil menjaga stabilitas harga dan memberikan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah juga akan terus memastikan pasokan pangan yang cukup, menjaga kestabilan harga, dan mendorong pemulihan sektor-sektor vital seperti industri manufaktur, konstruksi dan pertanian,” terang Airlangga.

    Sumber : Antara

  • Harga Telur Ayam di Pasar Tanjungsari Sumedang Masih Tinggi!

    Harga Telur Ayam di Pasar Tanjungsari Sumedang Masih Tinggi!

    JABAR EKSPRES – Harga kebutuhan pokok masyarakat (Kapokmas) di sejumlah pasar tradisional pada awal 2025 mengalami perubahan, termasuk di wilayah Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

    Melalui pantauan Jabar Ekspres di lokasi, Jumat (3/1/2025), beberapa komoditas diketahui tidak mengalami perubahan yang signifikan, adapun harga Kapokmas yang cukup jadi perharian di antaranya cabai rawit merah, cabai rawit hijau dan daging ayam.

    Petugas UPTD Pasar Tanjungsari, Ceppy mengatakan, sementara ini harga Kapokmas cukup terkendali, sebab tak ada yang meningkat secara signifikan.

    BACA JUGA:Selain Beras, Program SPHP 2025 Sasar Dua Pangan Pokok Berikut

    “Cabai rawit merah sekarang Rp100.000 per kilogram, cabai rawit hijau Rp80.000 per kilogram, dan ayam sayur Rp36.000 per kilogram,” katanya, Jumat.

    Meski demikian, ujar Ceppy, untuk harga telur ayam di beberapa tempat alias kios di Pasar Tradisional Tanjungsari, terpantau stabil, dengan stok yang dinilai masih melimpah.

    “Kondisi ini memberi sedikit harapan bagi masyarakat di tengah kenaikan harga bahan pokok lain walaupun tidak signifikan banyak komoditi yang naik gitu,” ujarnya.

    BACA JUGA:NTP Jagung di Jabar Alami Kenaikan Saat Sub Sektor Tanaman Pangan Turun

    Diketahui, apabila merujuk berdasarkan catatan Badan Pangan Nasional, pada 1 Januari 2025, harga pangan secara umum fluktuatif.

    Cabai rawit merah berada di angka Rp56.690 per satu kilogram, sedangkan harga telur ayam ras yakni Rp30.930 per satu kilogram.

    “Harga pangan cenderung naik menjelang dan setelah liburan besar, ditambah dengan distribusi yang mungkin terhambat akibat kondisi cuaca,” tukas Ceppy.

    BACA JUGA:Jelang Akhir Tahun Minyak Goreng Langka dan Cabai Mahal, Pemkot Cimahi Jamin Stok Bahan Pokok Aman Jelang Nataru

    Sementara itu, walaupun stoknya dinilai melimpah, namun harga telur ayam di Pasar Tradisional Tanjungsari cukup menjadi perhatian.

    Di Pasar Tradisional Tanjungsari, untuk harga telur ayam masih tetap tinggi, yakni berada di angka Rp30.000 per kilogramnya.

    Salah seorang pedagang telur ayam di Pasar Tradisional Tanjungsari, Mustofa (40) mengaku, harga barang jualannya tidak mengalami perubahan sejak sebelum Hari Natal 2024.

    “Harga telur masih di harga Rp30.000 per kilogram dari sebelum Natal. Nggak ada perubahan harga sampai sekarang,” pungkasnya. (Bas)

  • Mendagri: Daya beli masyarakat tetap terjaga meski terjadi inflasi

    Mendagri: Daya beli masyarakat tetap terjaga meski terjadi inflasi

    “Faktanya terjadi inflasi, kenaikan, meskipun tidak terlalu tinggi. Artinya, menurut saya, daya beli masyarakat masih cukup terjangkau,”

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan bahwa daya beli masyarakat tetap terjaga meski terjadi kenaikan inflasi.

    Hal ini disampaikan Mendagri saat meninjau langsung harga komoditas pangan di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang, Banten, Jumat.

    “Faktanya terjadi inflasi, kenaikan, meskipun tidak terlalu tinggi. Artinya, menurut saya, daya beli masyarakat masih cukup terjangkau,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Dia menjelaskan inflasi inti saat ini memang menunjukkan peningkatan, meski masih dalam batas yang terkendali. Menurutnya, indikator ini mencerminkan daya beli masyarakat untuk kebutuhan non-pokok masih dapat dipertahankan.

    “Nah kalau ingin melihat daya beli, kalau menurut saya, kita harus melihat inflasi core, inflasi inti, di luar makanan (dan) minuman,” tambahnya.

    Dalam kunjungannya, dirinya juga berdialog langsung dengan para pedagang untuk mendapatkan gambaran kondisi harga dan pasokan komoditas seperti cabai merah, bawang merah, beras, dan minyak goreng.

    Ia pun membandingkan data yang dipaparkan Penjabat (Pj.) Wali Kota Tangerang dengan kondisi di lapangan.

    “Saya ingin mengecek apa yang disampaikan Pak Wali Kota tadi dalam paparan, di lapangan seperti apa, di pasar ini. Tadi saya ngecek di cabai rawit, justru mengalami penurunan harga,” jelas Tito.

    Selain itu, Tito menyoroti bahwa kenaikan harga selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) adalah pola musiman yang wajar, serupa dengan saat Lebaran.

    “Karena demand naik ya. Nah, tapi Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa kenaikan harga barang jasa meskipun ada naik, tapi relatif stabil,” ujarnya.

    Melalui peninjauan ini, dia berharap pemerintah daerah dapat terus memantau kondisi pasar, menjaga stabilitas harga, serta memastikan pasokan komoditas tetap tersedia guna mendukung daya beli masyarakat di tengah berbagai dinamika ekonomi.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025