Tanaman: Cabai

  • Inflasi Kota Kediri Tetap Terkendali, BPS Optimis Berlanjut di 2025

    Inflasi Kota Kediri Tetap Terkendali, BPS Optimis Berlanjut di 2025

    Kediri (beritajatim.com) – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri mengumumkan hasil penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk Desember 2024, yang mencatat kenaikan dibanding bulan sebelumnya.

    Kepala BPS Kota Kediri, Emil Wahyudiono, dalam konferensi pers daring menjelaskan, bahwa peningkatan ini wajar terjadi akibat meningkatnya permintaan selama perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

    Pada Desember 2024, inflasi month-to-month (m-to-m) di Kota Kediri mencapai 0,52 persen, sementara secara year-on-year (y-on-y) dan year-to-date (y-to-d), Kota Kediri menempati posisi terendah kedua di Jawa Timur dengan angka 1,19 persen, lebih rendah dari rata-rata nasional dan provinsi.

    Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kenaikan harga selama Desember 2024 meliputi penyesuaian harga BBM non-subsidi, kenaikan harga telur ayam ras, minyak goreng, serta komoditas hortikultura.

    Di sisi lain, harga emas mengalami penurunan, demikian pula tarif angkutan udara akibat penyesuaian tarif tiket pesawat sebesar 10 persen yang berlangsung dari 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025.

    “Kenaikan harga telur ayam ras dipicu oleh meningkatnya harga pakan, sementara harga cabai naik karena musim hujan yang mempercepat pembusukan, ditambah peningkatan permintaan dari konsumen,” jelas Emil.

    Komoditas utama penyumbang inflasi m-to-m di Kota Kediri pada Desember antara lain:

    Telur ayam ras (0,10 persen)
    Cabai rawit (0,07 persen)
    Cabai merah (0,05 persen)
    Terong (0,04 persen)
    Minyak goreng, kangkung, bawang merah, kacang panjang, dan sawi hijau (masing-masing 0,03 persen)
    Jagung manis, perawatan kendaraan, semangka, ketimun, beras, kelapa, wortel, dan ikan nila (masing-masing 0,01 persen)

    Sementara itu, beberapa komoditas justru mengalami deflasi, seperti emas perhiasan (-0,02 persen), pepaya (-0,01 persen), dan alpukat (-0,01 persen).

    Emil menekankan pentingnya langkah-langkah antisipatif dari Pemkot Kediri untuk menjaga stabilitas harga pada Januari 2025. “Distribusi komoditas harus dipastikan tetap lancar. Lebih baik lagi jika tersedia cold storage untuk menyimpan bahan pangan yang mudah rusak agar harga tetap terkendali,” ujarnya.

    Ia juga mengimbau masyarakat untuk mulai membiasakan substitusi komoditas segar dengan yang lebih tahan lama, seperti mengolah cabai menjadi cabai kering.

    Sementara itu, Tetuko Erwin Sukarno, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian sekaligus Sekretaris TPID Kota Kediri, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi, sehingga inflasi tahunan tetap berada di angka 1,19 persen.

    Erwin optimis stabilitas ekonomi ini akan berlanjut pada 2025, terutama dengan kebijakan pemerintah yang hanya menaikkan PPN pada barang mewah, bukan pada kebutuhan pokok, sehingga keterjangkauan harga tetap terjaga.

    Di akhir wawancara, ia menegaskan bahwa pemerintah tengah menyiapkan berbagai program untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi beban pengeluaran masyarakat, seperti pemberian makanan bergizi gratis dan pelatihan keterampilan kerja.

    “Semoga program pemerintah di 2025 dapat meringankan kebutuhan masyarakat, meningkatkan daya beli, serta memperkuat daya saing kita semua,” pungkasnya. [nm/ian]

  • Daftar Peluang Usaha Bermodal Kecil yang Ngetren di 2025

    Daftar Peluang Usaha Bermodal Kecil yang Ngetren di 2025

    Jakarta: Memulai bisnis sendiri bisa jadi solusi untuk menambah penghasilan, terutama di tengah kondisi ekonomi yang kurang stabil.
     
    Namun, memulai usaha bukan perkara mudah. Perlu jeli membaca peluang dan menemukan ide bisnis yang menjanjikan keuntungan besar.
     
    Melansir laman Ruang Menyala, berikut beberapa ide bisnis modal kecil yang cocok dilakukan di 2025.
     
    1. Salon rumahan

    Salon rumahan bisa jadi pilihan tepat, terutama di lingkungan padat penduduk. Bisa menawarkan layanan potong rambut, creambath, atau perawatan wajah.
     
    2. Jasa digital marketing untuk UMKM

    Banyak UMKM membutuhkan bantuan untuk memasarkan produk secara online.
     
    3. Bisnis hidroponik sayuran

    Menanam sayuran dengan metode hidroponik membutuhkan ruang kecil dan memiliki potensi pasar besar, terutama di perkotaan yang menginginkan produk segar dan sehat.
     

     

    4. Jualan skincare

    Skincare merupakan kebutuhan yang terus diminati, terutama oleh generasi muda. Bisa menjadi reseller atau dropshipper produk skincare terkenal, atau bahkan menjual merek sendiri dengan kerja sama produsen.
     
    5. Kursus calistung

    Kursus membaca, menulis, dan berhitung (calistung) untuk anak-anak prasekolah merupakan kebutuhan penting bagi orang tua. Memulai bisnis ini dari rumah, terutama jika tinggal di area dengan banyak keluarga muda.
     
    6. Depot air minum isi ulang

    Bisnis ini menawarkan peluang yang stabil karena air bersih adalah kebutuhan dasar.
     
     

    7. Jasa laundry sepatu

    Laundry sepatu menjadi tren di perkotaan. Dengan modal minim untuk peralatan seperti sikat, deterjen khusus, dan pewangi.
     
    8. Jualan buku bekas dan koleksi

    Bisnis ini cocok untuk yang hobi membaca. Koleksi buku bekas atau langka bisa dijual secara online atau di bazar lokal dengan margin keuntungan yang menarik.
     
    9. Jasa penyewaan alat camping

    Minat terhadap wisata alam meningkat, dan banyak orang membutuhkan perlengkapan camping. Penyewaan alat seperti tenda, sleeping bag, atau kompor portable bisa menjadi peluang usaha.
     
    10. Pelatihan online sesuai keahlian

    Jika memiliki keahlian tertentu, seperti bahasa asing, desain grafis, atau memasak, bisnis pelatihan online bisa dimulai dengan modal minim menggunakan platform video conference.
     
    11. Usaha warung kopi

    Dengan modal kecil, Bisa membuka warung kopi sederhana. Sajikan kopi khas lokal dan camilan ringan. Fokus pada suasana yang nyaman untuk menarik pelanggan.
     
    12. Budi daya ikan lele

    Bisnis budi daya ikan lele bisa dimulai dengan kolam sederhana di halaman rumah. Modalnya terjangkau, dan ikan lele memiliki permintaan pasar yang stabil, baik untuk konsumsi maupun bibit.
     
     

    13. Jual bibit sayur

    Dengan meningkatnya minat masyarakat pada urban farming, menjual bibit tanaman seperti cabai, tomat, atau kangkung menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.
     
    14. Peternakan ayam petelur

    Memulai usaha peternakan ayam petelur dengan kandang sederhana dan jumlah ayam terbatas bisa memberikan pendapatan stabil dari penjualan telur.
     
    15. Jasa titip

    Tren belanja online memungkinkan jasa titip beli (jastip) berkembang. Dapat memanfaatkan momentum promo atau diskon dari toko tertentu untuk melayani pembelian produk sesuai pesanan pelanggan.
     
    Sebelum memulai usaha-usaha tersebut, ada baiknya mengetahui kondisi kesehatan finansial terlebih dulu. (Laura Oktaviani Sibarani)
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (AHL)

  • Harga Cabai Mulai Tidak Pedas Hari Ini

    Harga Cabai Mulai Tidak Pedas Hari Ini

    Jakarta: Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Senin mencatat, harga pangan secara umum mayoritas turun, bahkan cabai rawit merah turun drastis Rp30.170 menjadi Rp38.380 per kilogram (kg), dari hari sebelumnya tercatat Rp64.490 per kg.
     
     

     
    Melansir Antara, berdasarkan data Panel Harga Bapanas yang dilansir pukul 06.50 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, yakni:

    Beras premium turun 11,93 persen atau Rp1.840 menjadi Rp13.580 per kg.
    Beras medium turun 9,99 persen atau Rp1.350 menjadi Rp12.170 per kg.
    Beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog stabil di Rp12.500 per kg.
    Bawang merah terpantau naik 5,65 persen atau Rp2.340 menjadi Rp43.730 per kg.
    Bawang putih bonggol naik 0,70 persen atau Rp300 menjadi Rp42.990 per kg.
    Cabai merah keriting turun hingga 40,25 persen atau Rp20.970 menjadi Rp31.130 per kg.
    Cabai rawit merah juga turun di level 44,01 persen atau Rp30.170 menjadi Rp38.380 per kg.
    Daging sapi murni turun 9,96 persen atau Rp13.440 menjadi Rp121.560 per kg.
    Daging ayam ras juga turun 3,86 persen atau Rp1.460 menjadi Rp36.320 per kg.
    Telur ayam ras juga turun 10,51 persen atau Rp3.230 menjadi Rp27.500 per kg.
    Kedelai biji kering (impor) juga terpantau turun 4,24 persen atau Rp440 menjadi Rp9.940 per kg.
    Gula konsumsi juga turun 1,73 persen atau Rp310 menjadi Rp17.650 per kg.
    Minyak goreng kemasan sederhana turun 1,52 persen atau Rp390 menjadi Rp18.820 per kg.
    Minyak goreng curah turun 11,20 persen atau Rp1.980 menjadi Rp15.700 per kg.
    Tepung terigu curah turun 6,38 persen atau Rp630 menjadi Rp9.240 per kg.
    Terigu noncurah turun 4,27 persen atau Rp550 menjadi Rp12.320 per kg.
    Jagung di tingkat peternak naik hingga 22,20 persen atau Rp1.350 menjadi Rp7.430 per kg.
    Garam halus beryodium turun 0,26 persen atau Rp30 menjadi Rp11.530 per kg.
    Ikan kembung terpantau turun 1,40 persen atau Rp530 menjadi Rp37.400 per kg.
    Ikan tongkol turun 4,96 persen atau Rp1.580 menjadi Rp30.280 per kg.
    Ikan bandeng naik 6,19 persen atau Rp2.070 menjadi Rp35.500 per kg.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (AHL)

  • Kabar Gembira, Bansos Beras Diperpanjang Jadi 6 Bulan – Page 3

    Kabar Gembira, Bansos Beras Diperpanjang Jadi 6 Bulan – Page 3

    Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo mengungkapkan akan menugaskan Bulog untuk menjalankan bantuan pangan beras untuk 16 juta Penerima Bantuan Pangan 10 kg selama Januari dan Februari 2025.

    “Bantuan pangan di bulan Januari dan Februari ini sudah diperintahkan juga oleh Pak Presiden kemarin, bahwa Badan Pangan Nasional akan menugaskan Bulog untuk menjalankan bantuan pangan beras untuk 16 juta PBP sebanyak 10 kg,” ujar Arief dalam konferensi pers, Paket Kebijakan Ekonomi di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (16/12/2024). 

    Pada kesempatan yang sama, Arief menjelaskan terkait kenaikan PPN 12 persen tidak akan ada pengenaan PPN untuk komoditas strategis seperti bahan-bahan pokok termasuk bawang merah, bawang putih, semua jenis cabai, telur, ayam, daging, dan sebagainya. 

    “Jadi tidak ada pengenaan, karena kemarin ada yang menanyakan apakah komoditas strategis dikenakan PPN 12 persen, jadi tidak ada,” jelas Arief.

     

  • Harga cabai rawit merah turun Rp30.170 jadi Rp38.380/kg pada Senin

    Harga cabai rawit merah turun Rp30.170 jadi Rp38.380/kg pada Senin

    Ilustrasi – Pedagang memilah cabai rawit yang dijual di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (21/5/2024). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

    Harga cabai rawit merah turun Rp30.170 jadi Rp38.380/kg pada Senin
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 06 Januari 2025 – 08:10 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Senin mencatat, harga pangan secara umum mayoritas turun, bahkan cabai rawit merah turun drastis Rp30.170 menjadi Rp38.380 per kilogram, dari hari sebelumnya tercatat Rp64.490 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas yang dilansir pukul 06.50 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium turun 11,93 persen atau Rp1.840 menjadi Rp13.580 per kg.

    Lalu beras medium juga turun 9,99 persen atau Rp1.350 menjadi Rp12.170 per kg; sedangkan beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog stabil di harga Rp12.500 per kg.

    Meski begitu komoditas bawang merah terpantau naik 5,65 persen atau Rp2.340 menjadi Rp43.730 per kg; begitu pun bawang putih bonggol naik 0,70 persen atau Rp300 menjadi Rp42.990 per kg.

    Sementara itu, harga komoditas cabai merah keriting turun hingga 40,25 persen atau Rp20.970 menjadi Rp31.130 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun di level 44,01 persen atau Rp30.170 menjadi Rp38.380 per kg.

    Selanjutnya harga daging sapi murni turun 9,96 persen atau Rp13.440 menjadi Rp121.560 per kg; lalu daging ayam ras juga turun 3,86 persen atau Rp1.460 menjadi Rp36.320 per kg; begitu pun telur ayam ras juga turun 10,51 persen atau Rp3.230 menjadi Rp27.500 per kg.

    Komoditas kedelai biji kering (impor) juga terpantau turun 4,24 persen atau Rp440 menjadi Rp9.940 per kg; lalu gula konsumsi juga turun 1,73 persen atau Rp310 menjadi Rp17.650 per kg.

    Selanjutnya minyak goreng kemasan sederhana turun 1,52 persen atau Rp390 menjadi Rp18.820 per kg; begitu pun minyak goreng curah turun 11,20 persen atau Rp1.980 menjadi Rp15.700 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah juga turun 6,38 persen atau Rp630 menjadi Rp9.240 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 4,27 persen atau Rp550 menjadi Rp12.320 per kg.

    Sementara itu, harga jagung di tingkat peternak naik hingga 22,20 persen atau Rp1.350 menjadi Rp7.430 per kg; sedangkan harga garam halus beryodium turun 0,26 persen atau Rp30 menjadi Rp11.530 per kg.

    Kemudian, untuk harga ikan kembung terpantau turun 1,40 persen atau Rp530 menjadi Rp37.400 per kg; lalu ikan tongkol juga turun 4,96 persen atau Rp1.580 menjadi Rp30.280 per kg; sedangkan ikan bandeng naik 6,19 persen atau Rp2.070 menjadi Rp35.500 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Bawang Melonjak di Senin Pertama 2025, Cabai Rawit Turun – Page 3

    Harga Bawang Melonjak di Senin Pertama 2025, Cabai Rawit Turun – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sejumlah komoditas pangan di pasaran seperti bawang merah dan bawang putih terkena lonjakan harga di hari Senin pertama tahun 2025, tepatnya pada 6 Januari. Sebaliknya, beberapa produk dapur semisal harga cabai rawit merah justru turun drastis.

    Mengutip data Panel Harga Badan Pangan Nasional, Senin (6/1/2025), harga bawang merah naik 2,68 persen atau Rp 1.110 menjadi Rp 42.500 per kg dari hari sebelumnya, Minggu, 5 Januari 2025.

    Kenaikan harga lebih tinggi dialami komoditas bawang putih, yang secara harga rata-rata meroket 3,07 persen atau sekitar Rp 1.310 menjadi Rp 44.000 per kg.

    Komoditas bahan pangan lain yang secara harga terkerek, antara lain gula konsumsi, naik 2,06 persen (Rp 370) menjadi Rp 18.330 per kg. Lalu, minyak goreng kemasan sederhana naik 2,93 persen (Rp 560) menjadi Rp 19.670 per liter, dan tepung terigu melonjak 8,11 persen (Rp 800) menjadi Rp 10.670 per kg.

    Senada, harga jagung di tingkat peternak melambung hingga 22,20 persen (Rp 1.350) menjadi Rp 7.430 per kg, harga ikan tongkol 15,10 persen (Rp 4.810) menjadi Rp 36.670 pet kg, dan ikan bandeng 6,19 persen (Rp 2.070) menjadi Rp 35.500 per kg.

    Turun Harga 

    Di sisi lain, harga komoditas pangan utama seperti beras dan kedelai impor terpantau turun. Harga beras premium melemah -11,93 persen (Rp 1.840) menjadi Rp 13.580 per kg, dan beras medium -7,77 persen (Rp 1.050) menjadi Rp 12.470 per kg. Harga kedelai biji kering impor juga turun hingga -17,15 persen (Rp 1.780) menjadi Rp 8.600 per kg.

    Begitu pula harga cabai, komoditas daging hingga telur ayam yang cenderung merosot. Harga cabai rawit merah turun drastis -46,27 persen (Rp 31.720) menjadi Rp 36.830 per kg. Penurunan harga lebih tajam pun dirasakan cabai merah keriting, -51,06 persen (turun Rp 26.600) menjadi Rp 25.500 per kg.

    Penurunan harga juga dirasakan produk daging sapi murni, terpangkas -15,80 persen (Rp 21.330) menjadi Rp 113.670 per kg. Juga harga daging ayam ras yang turun -16,89 persen (Rp 6.380) menjadi Rp 31.400 per kg, dan harga telur ayam ras -12,14 persen (Rp 3.730) menjadi Rp 27.000 per kg.

    Berbeda dengan minyak goreng kemasan, harga minyak goreng curah terpantau turun -11,20 persen (Rp 1.980) menjadi Rp 15.700 per liter. Begitu pun harga garam halus beryodium yang terpotong -17,82 persen (Rp 2.060) menjadi Rp 9.500 per kg, dan harga ikan kembung -1,40 persen (Rp 530) menjadi Rp 37.400 per kg.

  • Harga pangan Minggu, bawang putih Rp42.450/kg-cabai rawit Rp64.490 /kg

    Harga pangan Minggu, bawang putih Rp42.450/kg-cabai rawit Rp64.490 /kg

    Seorang pedang bawang mengatur dagangannya di Pasar Karang Anyar, Jakarta, Minggu (5/1/2025). ANTARA/Harianto

    Harga pangan Minggu, bawang putih Rp42.450/kg-cabai rawit Rp64.490 /kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 05 Januari 2025 – 11:13 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan secara umum turun, bawang putih menjadi Rp42.450 per kilogram (kg), sedangkan cabai rawit merah Rp64.490 per kg, per Minggu, 5 Januari 2025.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas dilansir pukul 09.30 WIB, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium turun 1,30 persen atau Rp200 menjadi Rp15.210 per kg.

    Lalu beras medium juga turun 1,48 persen atau Rp200 menjadi Rp13.320 per kg; begitu pun beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog turun 0,88 persen atau Rp110 menjadi Rp12.410 per kg.

    Selanjutnya, komoditas bawang merah terpantau turun 1,86 persen atau Rp770 menjadi Rp40.580 per kg; begitu pun bawang putih bonggol turun 1,26 persen atau Rp540 menjadi Rp42.450 per kg.

    Sementara itu, harga komoditas cabai merah keriting turun 4,32 persen atau Rp2.220 menjadi Rp49.160 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 2,44 persen atau Rp1.610 menjadi Rp64.490 per kg.

    Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 2,05 persen atau Rp2.770 menjadi Rp132.110 per kg; lalu daging ayam ras juga turun 0,66 persen atau Rp250 menjadi Rp37.410 per kg; begitu pun telur ayam ras turun 2,49 persen atau Rp770 menjadi Rp30.130 per kg.

    Sementara itu, komoditas kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,19 persen atau Rp20 menjadi Rp10.440 per kg; sedangkan gula konsumsi turun 0,22 persen atau Rp40 menjadi Rp17.960 per kg.

    Selanjutnya, minyak goreng kemasan sederhana turun 0,68 persen atau Rp130 menjadi Rp18.980 per kg; begitu pun minyak goreng curah turun 0,91 persen atau Rp160 menjadi Rp17.350 per kg.

    Kemudian, komoditas tepung terigu curah juga turun 3,21 persen atau Rp320 menjadi Rp9.650 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 3,41 persen atau Rp440 menjadi Rp12.480 per kg.

    Selanjutnya, harga jagung di tingkat peternak turun 1,29 persen atau Rp80 menjadi Rp6.130 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun 1,04 persen atau Rp120 menjadi Rp11.400 per kg.

    Kemudian, untuk harga ikan kembung terpantau turun 0,92 persen atau Rp350 menjadi Rp37.560 per kg; lalu ikan tongkol juga turun 2,87 persen atau Rp920 menjadi Rp31.130 per kg; begitu pun ikan bandeng turun 3,32 persen atau Rp1.110 menjadi Rp32.360 per kg.

    Sumber : Antara

  • Jualan Keripik di Pasar Internasional Menjanjikan, Ini Faktanya

    Jualan Keripik di Pasar Internasional Menjanjikan, Ini Faktanya

    Jakarta: Setiap orang memiliki peluang untuk bisa menjadi pengusaha. Tidak melulu soal modal besar, berusaha dengan modal kecil asal tau celah pasarnya bisa mendapatkan keuntungan yang fantastis lho.
     
    Contohnya, olahan keripik bisa menjadi masuk pasar ekspor Indonesia karena memang memiliki peminat di berbagai belahan dunia.
     
    Mengutip laman Kemenkop, Minggu, 5 Januari 2024, Keripik itu merupakan makanan olahan yang terbuat dari hasil alam seperti umbi-umbian, sayuran, atau buah-buahan yang diiris tipis-tipis, digoreng dan dibumbui.
     
    Bahan baku sendiri dari pembuatan kripik terbuat dari buah pisang, singkong, ubi, sayuran hijau maupun buah-buahan lainnya yang dikeringkan.
     
    Untuk menghasilkan rasa yang gurih dan renyah, keripik bisa dicampur juga dengan adonan tepung dan diberi bumbu rempah tertentu. Ada juga keripik yang diberi taburan rasa tambahan, seperti keju, coklat, garam, bubuk cabe, hingga rumput laut.
     
    Pada pandemi covid-19 yang lalu beberapa sektor memang terdampak cukup serius hingga gulung tikar. Namun, menurut Menteri Perdagangan, pandemi dua tahun terakhir ini justru malah menjadi berkah oleh sebagian orang.
     

     
    Bahkan bisa menjadi peluang bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya ke kancah internasional.
     
    Salah satu contoh perusahaan makanan ringan level UKM yang berhasil menembus pasar global adalah PT Parestu Estu Guna.
     
    UKM asal Bojonegoro tersebut mulai merambah pasar internasional pada bulan Januari 2020. Produk keripik singkong yang berhasil dikirim oleh UKM Jawa Tengah tersebut sudah menembus pasar Amerika Serikat (Kemendag). Pengiriman pertamanya berjumlah 320 karton dengan nilai USD5.200 atau sekitar Rp74 juta rupiah (kurs hari ini).
     
    Nah, jika Sobat Medcom tertarik untuk memulai berbisnis keripik berikut beberapa negara yang bisa jadi tujuan ekspor: 
    Negara tujuan ekspor keripik

    Hong Kong

    Hong Kong sudah menjadi pusat perdagangan di Asia. Sampai sekarang negara pemilik 8.000 gedung pencakar langit ini terus berkembang dan berhasil menjadi pusat perekonomian dunia.
    Saat ini Hong Kong memegang gelar sebagai kota metropolis dan simbol status sosial di Asia. Jadi tidak mengherankan jika negara pengguna Bahasa Yingyu dan Bahasa Kanton ini kemudian menarik banyak wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung.
     
    Banyak merek dagang internasional berlomba-lomba untuk memasarkan produknya di Hong Kong. Kondisi tersebut tentu bisa menjadi peluang besar bagi UKM Indonesia untuk ikut memasarkan produknya di Hong Kong, terutama di bidang pangan olahan seperti makanan ringan. Selain itu, Hong Kong dan Indonesia memiliki hubungan diplomasi ekonomi yang menekankan tiga hal utama. Pertama yaitu meningkatkan intensitas kerja sama perdagangan.
     
    Kedua, memanfaatkan peluang yang belum tergarap. Ketiga, menguatkan dukungan pemerintah dalam bentuk insentif bagi dunia usaha. Menurut KJRI Hong Kong, Hong Kong menempati urutan ketiga asing dengan jumlah USD1,8 miliar atau setara dengan Rp25,5 triliun pada semester pertama di 2020.

    Jerman

    Jerman merupakan ekonomi nasional terbesar di Uni Eropa (UE) dan yang terbesar keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang (Fakta Jerman). Sektor-sektor industri penyumbang omset terbesar berasal dari industri mobil, industri konstruksi mesin dan instalasi, industri kimia serta peralatan teknik kedokteran.
     
    Jerman termasuk negara yang memiliki angkatan kerja paling tinggi di UE, sekaligus merupakan negara dengan persentase pengangguran remaja paling rendah. Kebanyakan penduduk Jerman memiliki pekerjaan di bidang yang kurang berdekatan dengan bidang kuliner.
     
    Menurut catatan, profesi yang banyak dicari di Jerman adalah juru masak handal. Namun, untuk menutupi kekurangan di bidang ini dan bidang lainnya, pihak pemerintah sudah berusaha melakukan promosi untuk menarik pekerja yang sesuai kualifikasi.
     
    Dengan kondisi tersebut, para importir di Jerman terus memenuhi kebutuhan masyarakat dengan mendatangkan dari negara lain. Salah satunya ialah makanan ringan keripik asal dari Indonesia. Dengan demikian, potensi ekspor makanan ringan ke negara Eropa khususnya Jerman bisa menjadi peluang bagi pelaku usaha di Indonesia
     

    Korea Selatan

     
    Korea Selatan saat ini dikagumi oleh banyak orang dari berbagai sudut pandang. Mulai dari gaya hidup, kemajuan fashion, tradisi dan budaya, sejarah, hingga kemajuan hidupnya.
     
    Negara pelopor operasi plastik ini menjadi negara yang cukup berpengaruh di era digital saat ini. Bagaimana tidak, salah satu jenis musik (kpop) dan serial film (k-drama) dari negara ini mempengaruhi Asia bahkan dunia. Oleh karenanya, banyak sektor lainnya yang juga terpengaruh. Di antaranya adalah industri pariwisata dan kuliner.
     
    Dengan perkembangan era digital memudahkan kerja sama antar negara Indonesia dan Korea Selatan. Bahkan di 2021 sudah ada lima produk makanan ringan khas Jawa Barat yang sudah mendarat di negeri ginseng ini. Kelima produk UKM Jawa Barat ini berbahan baku singkong, ubi, tempe, pisang, dan kerupuk kulit.
     
    Menurut data yang didapat, total ekspor mencapai 20 ton atau sebesar Rp850 juta rupiah. Cemilan tersebut ternyata banyak disukai oleh penduduk Korea Selatan, terutama di musim dingin. Karena jenis makanan ringan tersebut cocok untuk menemani minuman penghangat.
     
    Nah, bagaimana Sobat Medcom? Apakah sudah menambah wawasan untuk berdagang keripik khas Indonesia?
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Harga bahan pokok di Kabupaten Bekasi masih tinggi

    Harga bahan pokok di Kabupaten Bekasi masih tinggi

    Penjual telur di Pasar Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat sedang melayani pembeli. (ANTARA/Pradita Kurniawan Syah).

    Harga bahan pokok di Kabupaten Bekasi masih tinggi
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Sabtu, 04 Januari 2025 – 17:41 WIB

    Elshinta.com – Harga bahan pokok mulai dari minyak, telur, cabai, daging hingga bawang di sejumlah pasar tradisional wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terpantau masih tinggi pada pekan perdana tahun 2025.

    Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting pada Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi Helmi Yenti menjelaskan, tinggi harga bahan pokok akibat dari kondisi inflasi yang dialami wilayah itu sejak pekan ketiga Desember 2024.

    “Beberapa harga barang telah melebihi acuan pemerintah di pasar. Pada akhir Desember, inflasi tercatat dengan indeks harga mencapai +1,52 pada minggu ketiga dan +2,12 untuk minggu keempat,” katanya di Cikarang, Sabtu.

    Ia menjelaskan pemicu inflasi disebabkan oleh kenaikan harga pada sedikitnya delapan komoditas bahan pokok meliputi minyak goreng rakyat dengan harga tertinggi mencapai Rp21.000 perkilogram dan daging ayam potong seharga Rp47.000 satu kilogram.

    Kemudian komoditas lain juga dalam satuan kilogram yakni telur ayam ras Rp33.000, cabai keriting Rp70.000, cabai merah besar Rp70.000, cabai rawit hijau Rp50.000, cabai rawit merah Rp75.000 dan bawang putih Rp45.000.

    Ia pun menyebutkan bahwa faktor kondisi alam yakni cuaca ekstrem di sejumlah daerah pemasok sejak pekan-pekan akhir tahun lalu berdampak pada hasil pertanian sehingga harga komoditas bahan pokok turut melonjak.

    “Pengaruh cuaca ekstrem. Kita banyak memasok dari Garut dan Madura. Di wilayah itu harga naik, jumlah produsen pun berkurang. Mereka cenderung memprioritaskan kebutuhan lokal terlebih dahulu, baru kemudian mengirim ke luar daerah. Akibatnya, meski stok memadai, tinggi permintaan menyebabkan harga tetap tinggi,” ucapnya.

    Helmi mengaku pemerintah daerah telah menyiapkan strategi khusus mengatasi lonjakan harga dimaksud. Salah satunya melalui penetrasi pasar menyasar para pedagang serta operasi pasar murah kepada masyarakat.

    “Operasi pasar ini juga akan menyasar pedagang serta distributor, termasuk memastikan ketersediaan seluruh komoditas,” ucapnya.

    Pedagang Pasar Tambun Epi (41) mengungkapkan beberapa komoditas mengalami kenaikan harga secara bertahap sejak sebelum Hari Raya Natal 2024 sampai tahun baru 2025.

    “Cabai merah sampai tembus Rp100.000 per kilogram dari sebelumnya Rp60.000. Bawang merah semula Rp30.000 menjadi Rp40.000. Kenaikan harga ini juga tidak sebanding dengan pembeli yang justru sepi,” katanya.

    Kondisi serupa dirasakan pedagang telur ayam Pasar Tambun Aan (38) yang mengaku terpaksa menjual seharga Rp31.000 per kilogram dari harga semula hanya Rp26.000 sejak sepekan menjelang Hari Raya Natal 2024.

    “Hingga awal Januari ini, harga telur ayam belum juga mengalami penurunan. Tinggi harga mempengaruhi pembeli. Penurunan pembeli 30 sampai 40 persen karena berbarengan juga sama liburan anak sekolah,” ucapnya.

    Sementara seorang warga setempat Clara (29) berharap harga bahan pokok segera turun karena dirinya terpaksa mengatur ulang pengeluaran sejak terjadi kenaikan harga beberapa bahan pokok seperti cabai, bawang merah dan telur.

    “Pemerintah semoga bisa segera mengendalikan harga agar cepat turun, jangan terlalu mahal. Kita kan utama buat anak. Sekarang jadi mengurangi belanja yang tadinya beli cabai sekilo jadi seperempat. Awal tahun ini banyak pengeluaran, buat persiapan anak sekolah, belum lagi pas Rabu kemarin beli salmon buat konsumsi balita saja harganya bikin kaget,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • Harga cabai rawit Rp64.940/kg dan bawang putih Rp42.600/kg

    Harga cabai rawit Rp64.940/kg dan bawang putih Rp42.600/kg

    Ilustrasi: Seorang pedagang cabai rawit melayani pembeli di pasar Dungingi, Kota Gorontalo, Gorontalo. ANTARA/Adiwinata Solihin

    Harga cabai rawit Rp64.940/kg dan bawang putih Rp42.600/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 04 Januari 2025 – 12:27 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan secara umum fluktuatif, cabai rawit merah naik menjadi Rp64.940 per kilogram (kg), sedangkan bawang putih bonggol turun menjadi Rp42.600 per kg, per 4 Januari 2025.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas, secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium turun 0,58 persen atau Rp90 menjadi Rp15.300 per kg.

    Lalu beras medium juga turun 0,52 persen atau Rp70 menjadi Rp13.410 per kg; begitu pun beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog turun 0,24 persen atau Rp30 menjadi Rp12.470 per kg.

    Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau turun 1,36 persen atau Rp560 menjadi Rp40.620 per kg; begitu pun bawang putih bonggol turun 0,37 persen atau Rp560 menjadi Rp40.620 per kg.

    Sementara itu, harga komoditas cabai merah keriting naik 0,45 persen atau Rp230 menjadi Rp51.270 per kg; lalu cabai rawit merah juga naik 1,12 persen atau Rp720 menjadi Rp64.940 per kg.

    Selanjutnya harga daging sapi murni turun 0,53 persen atau Rp720 menjadi Rp134.320 per kg; sedangkan daging ayam ras naik 0,32 persen atau Rp120 menjadi Rp37.830 per kg; begitu pun telur ayam ras naik 0,20 persen atau Rp60 menjadi Rp30.780 per kg.

    Komoditas kedelai biji kering (impor) terpantau turun 0,10 persen atau Rp10 menjadi Rp10.390 per kg; lalu gula konsumsi turun 0,06 persen atau Rp10 menjadi Rp17.980 per kg.

    Selanjutnya minyak goreng kemasan sederhana naik 0,21 persen atau Rp40 menjadi Rp19.160 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 2,05 persen atau Rp360 menjadi Rp17.240 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah juga turun 2,01 persen atau Rp200 menjadi Rp9.750 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 1,78 persen atau Rp230 menjadi Rp12.700 per kg.

    Selanjutnya, harga jagung di tingkat peternak naik 1,63 persen atau Rp100 menjadi Rp6.240 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga naik 0,52 persen atau Rp60 menjadi Rp11.550 per kg.

    Sementara itu, untuk harga ikan kembung terpantau naik 1,73 persen atau Rp660 menjadi Rp38.810 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 1,63 persen atau Rp520 menjadi Rp33.330 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 2,43 persen atau Rp820 menjadi Rp32.900 per kg.

    Sumber : Antara