Tanaman: Cabai

  • Petani di Lombok Keluhkan Harga Pupuk Mahal hingga Bikin Mentan Amran Geram, Begini Penjelasan Kios – Halaman all

    Petani di Lombok Keluhkan Harga Pupuk Mahal hingga Bikin Mentan Amran Geram, Begini Penjelasan Kios – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM,- Keluhan petani di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) terkait mahalnya harga pupuk yaitu Rp 300 ribu per kuintal atau Rp 150 ribu per zak, menjadi perhatian khusus Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman. 

    Amran bahkan akan melakukan pemutusan izin kerja sama distributor di wilayah tersebut, jika kejadian yang disampaikan petani benar adanya yakni menjual pupuk di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). 

    Keluhan ini disampaikan salah satu anggota kelompok tani ‘Remaja Tani’ secara langsung kepada Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lombok Tengah, NTB pada Senin (6/1/2025). 

    Pada saat itu, petani menyampaikan bahwa dirinya menebus pupuk bersubsidi Rp 300.000 per kuintal atau Rp 150.000 per zak. 

    Diketahui, proses penebusan pupuk subsidi tersebut berlangsung di Kios UD Elvin yang memiliki wilayah tanggung jawab atau pemenuhan kebutuhan pupuk bersubsidi di Desa Pengembur, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. 

    Menanggapi hal tersebut, penanggung jawab kios UD Elvin, Natasya memastikan bahwa informasi yang disampaikan anggota kelompok tani ‘Remaja Tani’ tersebut tidak tepat. 

    ”Saya ingin mengklarifikasi perihal berita yang mencuat terkait dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi di bawah wilayah tanggung jawab saya,” kata Natasya dikutip Sabtu (11/1/2025).

    Ia menjelaskan, penebusan pupuk bersubsidi yang dilakukan salah satu anggota kelompok tani ‘Remaja Tani’ sebesar Rp 300.000 per kuintal dikarenakan atas kesepakatan antara petani dengan ketua kelompok tani, serta pembayarannya dilakukan secara kredit atau utang. 

    Biasanya, pupuk subsidi yang telah ditebus ini dibayarkan setelah panen atau dikenal dengan istilah yarnen. 

    ”Bahwa petani yang bernama Cahyadi Atmaja yang masuk kedalam Kelompok Tani Remaja Tani memang benar menebus pupuk subsidi dengan harga Rp 300 ribu per kuintal tetapi pembayarannya tidak cash atau berutang dan hal ini merupakan atas kesepakatan untuk jatah urea 587 kg yang sudah ditebus semua, sedangkan jatah NPK 675 kg dan yang ditebus hanya 475 kg selama tahun 2024 dan untuk tahun 2025 belum ada penebusan belum ada penebusan sama sekali,” tegasnya. 

    Menurutnya, penebusan pupuk bersubsidi saat di kios sudah sesuai harga eceran tertinggi. 

    Namun adanya selisih harga seperti yang dikeluhkan salah satu anggota kelompok tani ‘Remaja Tani’ ini terdapat selisih harga yang berasal dari kesepakatan antara anggota dengan ketua kelompok tani, selisih harga ini biasanya terdapat beberapa komponen seperti biaya ongkos kirim. 

    Sementara itu, Wakil Direktur CV Fortuna, Ferdinan mengatakan bahwa pihaknya selaku distributor pupuk bersubsidi di Lombok Tengah telah memanggil seluruh kios binaan. 

    Sebagai distributor, CV Fortuna siap memberikan teguran keras (surat peringatan) terhadap kios yang menjual pupuk dengan harga  tinggi atau tidak sesuai HET, dan siap memberhentikan kios yang tidak dapat melakukan fungsi pengecer dalam melayani petani/kelompok tani. 

    ”Apabila dikemudian hari ditemukan pengecer yang menjual diatas HET, maka akan dikenakan sanksi  (diberhentikan). Kami telah memberikan surat peringatan pertama kepada UD Elvin atas dugaan menjual pupuk Urea bersubsidi diatas HET. Jika kejadian serupa terulang, kami tidak segan memutus kerja sama kios,” kata Ferdinan.

    Sebelumnya, Mentan Amran mengancam para distributor pupuk bersubsidi yang menjual pupuk di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

    “Nanti kami cek. Kalau benar di atas HET sudah pasti ditindaki. Kami akan cek alamatnya, orangnya siapa, itu aku evaluasi, dan bisa dicabut izinnya,” kata Amran di Jakarta, Kamis (9/1/2025).

    Menurut dia, petani adalah ujung tombak bangsa. Mereka tidak boleh dizalimi.

    “Petani itu ujung tombak kita. Masa mau dizalimi dengan menaikkan harga (pupuk). Gak boleh lagi,” ujar Amran.

    Per 1 Januari 2025, Kementerian Pertanian telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sebesar Rp 2.250 per kilogram (kg) untuk pupuk urea.

    Lalu, HET pupuk NPK sebesar Rp 2.300 per kg, pupuk NPK untuk kakao Rp 3.300 per kg, serta pupuk organik Rp 800 per kg.

    Melalui Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 644/KPTS/SR.310/M.11/2024, pemerintah menetapkan alokasi pupuk subsidi untuk tahun 2025 sebesar 9,5 juta ton.

    Alokasi tersebut terbagi menjadi Urea 4,6 juta ton, NPK 4,2 juta ton, NPK Kakao 147.798 ton, dan Organik 500.000 ton.

    Distribusi pupuk subsidi ini diperuntukkan bagi petani yang terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

    Ada beberapa subsektor, yaitu petani tanaman pangan (padi, jagung, kedelai), hortikultura (cabai, bawang merah, bawang putih), serta perkebunan (tebu rakyat, kakao, kopi).

    Selain itu, ketentuan lainnya memiliki luas lahan maksimal 2 hektar, termasuk petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau Perhutanan Sosial.

  • Harga pangan Jumat turun, cabai rawit merah Rp66.690 per kg

    Harga pangan Jumat turun, cabai rawit merah Rp66.690 per kg

    Arsip foto – Komoditas cabai rawit merah. ANTARA/Harianto

    Harga pangan Jumat turun, cabai rawit merah Rp66.690 per kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 10 Januari 2025 – 10:55 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan pada Jumat pagi secara umum mayoritas turun, cabai rawit merah Rp66.690 per kilogram (kg), bawang merah Rp36.500 per kg, hingga daging sapi murni Rp128.370 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas dilansir di Jakarta, pukul 08.16 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional untuk beras premium, turun 4,01 persen atau Rp620 menjadi Rp14.860 per kg.

    Lalu beras medium juga turun 4,58 persen atau Rp620 menjadi Rp12.930 per kg; begitu pun beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog turun 1,52 persen atau Rp190 menjadi Rp12.310 per kg.

    Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau turun 9,65 persen atau Rp3.900 menjadi Rp36.500 per kg; begitu pun bawang putih bonggol turun 2,46 persen atau Rp1.050 menjadi Rp41.560 per kg.

    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting juga turun hingga 19 persen atau Rp9.780 menjadi Rp41.690 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 10,16 persen atau Rp7.540 menjadi Rp66.690 per kg.

    Selanjutnya harga daging sapi murni turun 4,54 persen atau Rp6.110 menjadi Rp128.370 per kg; lalu daging ayam ras juga turun 4,45 persen atau Rp1.670 menjadi Rp37.860 per kg; begitu pun telur ayam ras turun 2,52 persen atau Rp770 menjadi Rp29.820 per kg.

    Sementara itu, Komoditas kedelai biji kering (impor) terpantau naik 3,19 persen atau Rp330 menjadi Rp10.660 per kg; lalu gula konsumsi juga naik 0,44 persen atau Rp80 menjadi Rp18.120 per kg.

    Selanjutnya minyak goreng kemasan sederhana naik 0,83 persen atau Rp160 menjadi Rp19.480 per kg; berbeda dengan minyak goreng curah turun 5,11 persen atau Rp890 menjadi Rp16.510 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 4,18 persen atau Rp410 menjadi Rp9.400 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 6,63 persen atau Rp850 menjadi Rp11.980 per kg.

    Berikutnya, harga jagung di tingkat peternak turun 7,31 persen atau Rp460 menjadi Rp5.830 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun di level 11,71 persen atau Rp1.330 menjadi Rp10.030 per kg.

    Kemudian, untuk harga ikan kembung terpantau naik 6,66 persen atau Rp2.560 menjadi Rp40.970 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 4,62 persen atau Rp1.480 menjadi Rp33.500 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 6,84 persen atau Rp2.260 menjadi Rp30.780 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Cabai Rawit Meroket Hingga Rp 150.000 Per Kilogram, Warga: Banyakin Campur Tomat

    Harga Cabai Rawit Meroket Hingga Rp 150.000 Per Kilogram, Warga: Banyakin Campur Tomat

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga cabai rawit merah melonjak tajam pada awal 2025. Di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, satu kilogram cabai rawit merah dijual dengan harga Rp 120.000 hingga Rp 150.000. Kenaikan ini membuat warga dan pedagang mengeluhkan dampaknya.

    Berdasarkan pantauan Beritasatu.com, Jumat (10/1/2025), harga cabai jenis rawit merah mengalami lonjakan signifikan dibandingkan cabai merah biasa yang dijual dengan harga Rp 100.000 per kilogram.

    Lela, warga Jakarta, mengaku kenaikan harga cabai ini sangat memberatkan, terutama bagi pecinta makanan pedas.

    “Ini sangat menyiksa, apalagi buat yang hobi makan pedas. Jadi harus pintar-pintar menyiasati,” ujar Lela, Jumat (10/1/2025).

    Untuk menghemat, Lela mengurangi jumlah cabai dan menggantinya dengan tomat dalam pembuatan sambal.

    “Saya beli cuma seperempat kilogram cabai, sekitar Rp 30.000, lalu dicampur lebih banyak tomat agar tetap pedas,” tambahnya.

    Berbeda dengan Lela, Nia, seorang pedagang makanan, mengaku tak punya pilihan selain tetap membeli cabai meskipun harganya mahal.

    “Mau tidak mau tetap beli cabai yang berkualitas agar masakan tetap enak. Kalau pakai cabai kering, rasanya beda,” ungkap Nia.

    Kenaikan harga cabai ini mengurangi keuntungan Nia sebagai pedagang. Ia berharap harga cabai dan bahan pokok lainnya bisa segera stabil.

    “Untung sudah tipis, minyak naik, cabai naik. Jadi semakin bingung. Kalau bisa, jangan naik terus,” keluhnya.

  • Harga Cabai Makin Pedas, di Palangka Raya Tembus Rp 100 Ribu/Kg

    Harga Cabai Makin Pedas, di Palangka Raya Tembus Rp 100 Ribu/Kg

    Foto Bisnis

    ANTARA FOTO/Auliya Rahman – detikFinance

    Jumat, 10 Jan 2025 17:00 WIB

    Palangka Raya – Harga cabai di Pasar Besar Palangka Raya, Kalimantan Tengah, mengalami kenaikan. Salah satunya cabai rawit, dari Rp70 ribu menjadi Rp110 ribu per kilogram.

  • Pantasan Orang Korsel Kurus-kurus, Anti Obesitas gegara Doyan Makan Ini

    Pantasan Orang Korsel Kurus-kurus, Anti Obesitas gegara Doyan Makan Ini

    Jakarta

    Kimchi merupakan salah satu makanan yang khas di Korea Selatan. Hidangan fermentasi tradisional ini terbuat dari kubis, lobak, dan sayuran lainnya yang dibumbui rempah-rempah, seperti bawang putih, jahe, dan cabai.

    Makanan satu ini dikenal karena rasanya yang pedas, tajam, gurih, dan segar. Kimchi juga kerap disajikan sebagai lauk atau campuran ke dalam makanan lain.

    Selain enak, ternyata kimchi terbukti efektif dalam mengurangi lemak tubuh dan meningkatkan kesehatan pencernaan.

    Dikutip dari EurekAlert, World Institute of Kimchi, Korea Selatan, menerbitkan sejumlah artikel tentang efek anti-obesitas kimchi di jurnal internasional. Artikel-artikel itu didasari studi penelitian tentang subjek tersebut.

    Hasilnya, menunjukkan bahwa konsumsi kimchi secara teratur dapat mencegah obesitas.

    Penelitian terkini yang meneliti efek kimchi terhadap obesitas telah menghasilkan bukti kuat yang mendukung kemanjurannya. Khususnya, eksperimen praklinis pada model hewan obesitas.

    Di penelitian itu, terjadi penurunan lemak tubuh yang substansial sebesar 31,8 persen di antara hewan yang diberi diet kimchi.

    Selain itu, analisis ekstensif data yang dikumpulkan selama 13 tahun dari Studi Genom dan Epidemiologi Korea (KoGES), sebuah studi berbasis populasi besar, menemukan bahwa asupan kimchi yang tepat dikaitkan dengan penurunan indeks massa tubuh (IMT) sebesar 15 persen.

    Selain itu, terjadi juga penurunan kejadian obesitas sebesar 12 persen di antara pria paruh baya. Studi ini dipublikasikan di Food & Function, BMJ Open, yakni jurnal medis Inggris yang diterbitkan oleh anak perusahaan British Medical Association.

    Menurut Direktur World Institute of Kimchi, Dr Hae-Choon Chang, hasil studi praklinis dan uji klinis ini secara sistematis memverifikasi efek anti-obesitas dari kimchi.

    “Dan menyajikan bukti ilmiah yang akan membantu membuat khasiat kimchi yang luar biasa dikenal luas, dengan demikian meletakkan dasar bagi pertumbuhan kimchi sebagai makanan kesehatan yang diakui di seluruh dunia,” jelas Dr Chang.

    Dr Chang bersama timnya akan terus berupaya untuk meneliti demi memperkuat khasiat kesehatan dari kimchi. Uji klinis mengenai efek anti-obesitas kimchi tersebut dipublikasikan dalam jurnal ‘Journal of Functional Foods’ edisi Oktober 2024.

    “Seperti dalam meningkatkan kesehatan gastrointestinal selain efeknya dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan anti-kanker. Dengan demikian memantapkan peran kimchi sebagai makanan kesehatan global,” pungkasnya.

    (sao/kna)

  • ICMI Jateng Akan Tanam 5000 Bibit Pohon di Sempadan Sungai Tuntang Demak

    ICMI Jateng Akan Tanam 5000 Bibit Pohon di Sempadan Sungai Tuntang Demak

    TRIBUNJATENG.COM, DEMAK – Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Jawa Tengah akan menyelenggarakan program penanaman pohon di Kabupaten Demak pada Jumat, 17 Januari 2025.

    Kegiatan ini bertujuan untuk merehabilitasi, mereboisasi, dan melestarikan lingkungan di sepanjang Sempadan Sungai Tuntang.

    Ali Sa’roni, Ketua Bidang Lingkungan Hidup ICMI Jateng, menjelaskan bahwa acara pembukaan akan dilangsungkan di Balai Desa Ploso, Kecamatan Karangtengah, Demak.

    Penanaman pohon akan dilakukan di sepanjang sempadan Sungai Tuntang yang melintasi Desa Dukun, Karangsari, Grogol, Donorejo, Pulosari, Ploso, dan Bonang, mencakup total 30 kilometer sempadan sungai dan 20 kilometer sepanjang jalan Desa Bonang.

    “Kami akan menanam sebanyak 5.000 pohon, termasuk pohon kayu, bunga, dan buah, seperti Trembesi, Tabebuya, Nangka, Petai, Alpukat, dan Durian,” kata Ali Sa’roni kepada Tribun Jateng, Jumat (10/1/2025).

    Penanaman pohon ini bertujuan untuk memperkuat tanggul sungai, mencegah longsor, dan meningkatkan kualitas lingkungan.

    Saat ini, sebagian besar lahan di tepi dan tanggul Sungai Tuntang dimanfaatkan masyarakat untuk menanam tanaman pangan seperti jagung, singkong, dan cabai.

    Namun, tanpa tanaman konservasi, pemanfaatan ini berpotensi meningkatkan risiko banjir dan kerusakan tanggul dalam jangka panjang.

    Kegiatan ini diinisiasi oleh ICMI Jateng bekerja sama dengan Perum Bulog Indonesia, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Pemali Jratun, dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah.

    Sebanyak 100 peserta akan berpartisipasi dalam kegiatan ini.

    Ali berharap program seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkala.

    “Selain untuk rehabilitasi dan konservasi ekosistem, penanaman pohon ini juga bisa memperindah alam, menambah penghasilan masyarakat, serta melestarikan keanekaragaman hayati yang terancam punah,” ujarnya.

    Kegiatan ini diharapkan mampu menciptakan manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar sekaligus menjaga kelestarian alam Sungai Tuntang. (*)

  • Resep Mi Nyemek Gampang untuk Makan Malam

    Resep Mi Nyemek Gampang untuk Makan Malam

    TRIBUNJATENG.COM – Berikut ini resep mi nyemek gampang dan mudah untuk makan malam di rumah.

    Mi nyemek merupakan kuliner yang mirip dengan mi kuah namun kuahnya lebih sedikit atau kental.

    Kuliner ini begitu populer di wilayah Jawa khususnya daerah Jogja.

    Mi nyemek dimasak dengan telur dan beberapa sayuran sehingga rasanya sangat nikmat.

    Penasaran seperti apa cara membuat mi nyemek?

    Berikut resep yang bisa Anda coba.

    Bahan-bahan :
    – 1 bungkus mi instan
    – 1 telur ayam
    – 2 tangkai sawi, potong-potong
    – 1 siung bawang putih
    – 5 cabe rawit, iris tipis
    – 1/2 sdm kecap manis/secukupnya
    – 1/4 sdt garam
    – 1/4 sdt kaldu bubuk (bisa diskip)
    – 2 sdm minyak goreng
    – 1 gelas air/secukupnya
    – bawang goreng

    Cara membuat :
    1. Geprek bawang putih kemudian cincang hingga lembut. Tumis sampai matang dan berwarna kecoklatan.

    2. Masukkan telur, kemudian orek kasar telur hingga setengah matang.

    3. Masukkan sedikit air, lalu aduk hingga rata. Kemudian masukkan satu bungkus mi instan, irisan sawi, garam, penyedap rasa dan irisan cabe rawit. Aduk hingga rata.

    4. Setelah itu masukkan 1/2 sdm kecap manis dan bumbu mi instan. Aduk kembali hingga rata.

    5. Tutup sebentar hingga benar-benar matang dan air menyusut. Angkat dan sajikan dalam piring.

    6. Taburi dengan bawang goreng.

    Selamat mencoba. (*)

  • Harga pangan Kamis, cabai rawit merah tembus Rp71.700 per kg

    Harga pangan Kamis, cabai rawit merah tembus Rp71.700 per kg

    Tangkapan layar – Tabel harga pangan di Panel Harga Sistem Monitoring Harga Pangan Bapanas per tanggal 9 Januari 2025 pukul 09.06 WIB di Jakarta, Kamis (9/1/2025). ANTARA/Harianto

    Harga pangan Kamis, cabai rawit merah tembus Rp71.700 per kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 09 Januari 2025 – 13:31 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan secara umum turun, namun cabai rawit merah tembus di harga Rp71.700 per kilogram (kg) di Kamis pagi. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas dilansir di Jakarta, pukul 09.06 WIB secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium turun 0,32 persen atau Rp50 menjadi Rp15.460 per kg.

    Lalu beras medium juga turun 1,62 persen atau Rp220 menjadi Rp13.380 per kg; sedangkan beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog naik 0,32 persen atau Rp40 menjadi Rp12.530 per kg. Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau turun 5,27 persen atau Rp2.150 menjadi Rp38.670 per kg; begitu pun bawang putih bonggol turun 3,02 persen atau Rp1.300 menjadi Rp41.690 per kg.

    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting juga turun 6,77 persen atau Rp3.500 menjadi Rp48.170 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 2,59 persen atau Rp1.910 menjadi Rp71.700 per kg. Selanjutnya harga daging sapi murni turun 0,73 persen atau Rp990 menjadi Rp134.630 per kg; lalu daging ayam ras juga turun 0,79 persen atau Rp300 menjadi Rp37.590 per kg; sedangkan telur ayam ras naik 2,48 persen atau Rp760 menjadi Rp31.390 per kg.

    Komoditas kedelai biji kering (impor) terpantau naik 1,36 persen atau Rp140 menjadi Rp10.470 per kg; sedangkan gula konsumsi turun 0,11 persen atau Rp20 menjadi Rp18.030 per kg. Selanjutnya minyak goreng kemasan sederhana turun 0,05 persen atau Rp10 menjadi Rp18.330 per kg; lalu minyak goreng curah juga turun 4,47 persen atau Rp780 menjadi Rp16.670 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 2,52 persen atau Rp250 menjadi Rp9.660 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 3,56 persen atau Rp460 menjadi Rp12.460 per kg. Sementara itu, harga jagung di tingkat peternak naik 4,65 persen atau Rp290 menjadi Rp6.530 per kg; sedangkan harga garam halus beryodium turun 2,46 persen atau Rp280 menjadi Rp11.100 per kg.

    Kemudian, untuk harga ikan kembung terpantau naik 3,01 persen atau Rp1.160 menjadi Rp39.760 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 3,14 persen atau Rp1.010 menjadi Rp33.220 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 4,04 persen atau Rp1.350 menjadi Rp32.080 per kg.

    Sumber : Antara

  • Beras dan Minyak Naik, Cabai Turun

    Beras dan Minyak Naik, Cabai Turun

    Jakarta, FORTUNE – Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan adanya kenaikan harga beras premium dan minyak kemasan sederhana per hari ini, Jumat (10/1) pagi. Harga beras premium naik hingga 0,13 persen atau Rp20 menjadi Rp15.500 per kg dan harga minyak kemasan sederhana naik 0,16 persen atau Rp30 menjadi Rp19.350 per liter.

    Berdasarkan data Panel Harga Bapanas pukul 09.06 WIB, sejumlah harga komoditas pangan turun di tingkat pedagang eceran secara nasional. Beras medium turun sebesar 0,52 persen atau Rp70, menjadi Rp13.480 per kg.

    Harga beras stabilitas pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog juga ikut turun 0,08 persen atau Rp10, menjadi Rp12.490 per kg. Harga minyak goreng curah pun turun 1,03 persen atau Rp180 menjadi Rp17.220 per liter.

    Sementara itu, harga gula konsumsi juga turun 0,44 persen atau Rp80 menjadi Rp17.960 per kg. Harga tepung terigu kemasan (non-curah) pun turun 2,10 persen atau Rp270 menjadi Rp12.560. Tepung terigu curah juga harganya turun 2,04 persen atau Rp200 menjadi Rp9.610 per kg.

    Selanjutnya, harga daging sapi murni mengalami penurunan 0,06 persen atau sebesar Rp80 menjadi Rp134.400 per kg. Lalu, harga daging ayam ras pun ikut turun 0,59 persen atau Rp220 menjadi Rp37.310 per kg. Untuk telur ayam ras juga harganya turun 0,59 persen atau Rp180 menjadi Rp30.410 per kg.

    Komoditas bawang merah pun mengalami penurunan harga sebesar Rp1,44 persen atau Rp580 menjadi Rp39.820 per kg. Selain itu, harga bawang putih bonggol ikut turun 0,38 persen atau Rp160 menjadi Rp42.450 per kg.

    Harga cabai rawit merah pun turun 2,80 persen atau Rp2.080 menjadi Rp72.150 per kg. Selain cabai rawit merah, harga cabai merah keriting juga terpantau turun 1,79 persen atau Rp920 menjadi Rp50.550 per kg.

    Di samping itu, harga komoditas ikan kembung justru mengalami kenaikan sebesar 5,83 persen atau Rp2.240 menjadi Rp40.650 per kg. Ikan tongkol pun harganya naik 2,06 persen atau Rp660 menjadi Rp32.680 per kg. Sedangkan harga ikan bandeng mengalami penurunan sebesar 0,06 persen atau Rp20 menjadi Rp33.020 per kg.

  • Harga Cabai Rawit di Pasar Palmerah Tembus Rp 120.000, Penjual Mengeluh

    Harga Cabai Rawit di Pasar Palmerah Tembus Rp 120.000, Penjual Mengeluh

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga cabai di Pasar Palmerah, Jakarta Barat mengalami lonjakan signifikan menembus hingga 120.000 per kilogram (kg). Penjual cabai mengeluh dan minta pemerintah menstabilkan harga.

    Berdasarkan pantauan Beritasatu.com di lokasi, kenaikan harga berlaku pada semua jenis cabai, khususnya cabai rawit merah.

    Rata-rata, pedagang menjual cabai rawit merah Rp 120.000 per kilogram dan Rp 100.000 per kilogram untuk kualitas cabai rawit merah nonsuper.

    Salah satu pedagang bernama Eni (45) menyampaikan, kenaikan harga cabai terjadi sejak Natal akhir Desember 2024 lalu. “Mulainya dari Natal, Tahun Baru, dan sampai sekarang,” katanya saat ditemui Jumat (10/1/2025).

    Dia mengatakan, harga saat ini yang menembus Rp 120.000 per kilogram, lebih tinggi dari harga normal di ekitar Rp 50.000 sampai Rp 60.000 per kilogram.

    Eni mengaku tak mengetahui penyebab harga cabai meroket. Dia hanya mengungkapkan, pasokan cabai di pasar induk Kramat Jati sudah mahal sejak Natal. “Mungkin juga karena orang enggak pada panen. Namun, kalau awal tahun selalu begini,” ungkapnya.

    Senada dengan Eni, Wiji (70) juga bingung harga cabai rawit merah menembus Rp 120.000 per kilogram.  “Ini mending saat Natal sempat Rp 140.000 per kilogram, sehari saja itu,” katanya.

    Dia berharap pemerintah menstabilkan harga cabai di pasaran. Alasannya, saat harga cabai meroket, pembeli ikut mengeluh.

    “Konsumen belinya (menjadi) sedikit-sedikit. Sekarang belinya berapa ons saja. Pada ngeluh, harganya mahal. Harapannya stabil biar tidak bikin bingung,” ungkap dia.