Tanaman: Cabai

  • Sambal Colo Colo, Kuliner Ambon Dengan Cita Rasa Pedas Segar

    Sambal Colo Colo, Kuliner Ambon Dengan Cita Rasa Pedas Segar

    Keunikan lain dari Sambal Colo-Colo terletak pada cara penyajiannya. Tidak seperti sambal lain yang biasanya diulek atau dihaluskan, semua bahan pada Sambal Colo-Colo dibiarkan dalam potongan-potongan kecil.

    Hal ini tidak hanya memberikan tampilan visual yang menarik, tetapi juga memungkinkan setiap bahan untuk tetap mempertahankan tekstur dan rasa aslinya.

    Sambal ini biasanya disajikan dalam mangkuk kecil, dengan bahan-bahan yang tampak berwarna-warni merah dari cabai dan tomat, putih dari bawang merah, dan hijau dari daun kemangi. Warna-warna ini memberikan kesan segar yang menggoda mata sekaligus menambah kelezatan hidangan secara keseluruhan.

    Sambal Colo-Colo juga mencerminkan kearifan lokal masyarakat Ambon yang akrab dengan kekayaan laut dan hasil bumi sekitarnya. Penggunaan bahan-bahan segar yang mudah ditemukan di wilayah Maluku menjadi simbol dari kesederhanaan yang penuh rasa.

    Sambal ini juga menjadi bukti bagaimana masyarakat setempat mampu memanfaatkan hasil bumi yang melimpah untuk menciptakan kuliner yang tidak hanya enak, tetapi juga memiliki nilai budaya yang tinggi.

    Dalam setiap suapan ikan bakar yang dicocol dengan Sambal Colo-Colo, tersimpan cerita tentang tradisi, kebersamaan, dan rasa syukur masyarakat Maluku terhadap alam.

    Kini, Sambal Colo-Colo telah menjadi salah satu ikon kuliner Maluku yang mulai dikenal luas, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Ambon tertarik untuk mencicipi sambal ini sebagai bagian dari pengalaman kuliner mereka.

    Dengan rasanya yang unik dan autentik, Sambal Colo-Colo membuktikan bahwa kuliner tradisional Indonesia memiliki daya tarik yang tidak kalah dengan makanan internasional. Sambal ini bukan hanya sekadar pelengkap makanan, tetapi juga sebuah perayaan akan keberagaman rasa dan budaya Nusantara.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Top 3: Harga Cabai Makin Pedas – Page 3

    Top 3: Harga Cabai Makin Pedas – Page 3

     

    Sebuah video yang menunjukkan Kereta Api (KA) Logawa relasi Purwokerto Jember berhenti di Terowongan Gunung Gumitir Jember menjadi viral di berbagai platform media sosial. Dalam video berdurasi satu menit tersebut, terlihat KA Logawa berhenti saat melewati terowongan yang dimaksud.

    Dalam tayangan itu, tampak bahwa bodi kereta api sangat dekat dengan dinding terowongan, sehingga kereta harus melaju dengan hati-hati. Kejadian ini terjadi pada hari Selasa, 7 Januari 2025.

    Manager Hukum dan Humas PT KAI Daop 9 Jember Cahyo Widiantoro menjelaskan, KAI tengah melakukan uji coba untuk kereta api baru di wilayah Daop 9 Jember.

    Simak berita selengkapnya di sini 

  • Gurihnya Mi Jebew di Pangkalpinang, Pedasnya Bikin Ketagihan

    Gurihnya Mi Jebew di Pangkalpinang, Pedasnya Bikin Ketagihan

    Pangkalpinang, Beritasatu.com – Bagi pencinta kuliner, mi jebew yang sedang viral di Kota Pangkalpinang Bangka Belitung ini, wajib dicoba. Dengan cita rasa yang menggugah selera,  mi ini menawarkan kombinasi kenikmatan dan kepedasan yang bikin nagih.

    Mi jebew terkenal dengan cita rasanya yang gurih,  perpaduan antara bumbu dan bahan-bahan segar,  membuat setiap suapan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Tidak hanya itu,  pengunjung juga dapat memilih tingkat kepedasan sesuai selera, mulai dari yang ringan hingga ekstrem.

    Tak heran, mi yang satu ini kini viral dan banyak diburu pelanggan, terutama mereka yang suka dengan makanan berbahan mi.

    “Kalau menurut aku untuk level satu oke worth it karena enggak terlalu pedas juga jadi kalau seleranya enggak suka pedas ini cocok banget. Kondimennya lengkap banget ada kerupuk, daun bawang, minyak , dan bawng goreng juga, juga telur,” kata Salsa, penikmat kuliner Sabtu (11/1/2024).

    Hal yang sama juga disampaikan oleh Arica, penikmat mi jebew. Menurutnya, selain memiliki perpaduan topping yang lengkap, mi jebew  juga cocok di kantong karena harga yang sangat bersahabat dan murah.

    “Topping-nya banyak dan ada kerupuknya juga. Minya banyak dan lembut jadi kalau dimakan enak. Harganya terjangkau dari Rp 10.000-Rp 15.000 tergantung dengan levelnya. Kalau mau tambah topping lain boleh tambah Rp 5.000,” jelasnya.

    Sementara peracik kuliner mi jebew Diah mengatakan untuk mengolah makanan ini diperlukan bahan-bahan seperti, mi, cabai, minyak, bawang minyak, kaldu jamur, sambel, saus, kecap, bawang goreng, ayam cincang, tambahan topping seperti pangsit, bakso, sosis, dan telur.

    Mi lebih dulu direbus hingga teksturnya matang, lalu angkat dan tiriskan. Proses selanjutnya, bahan cabai minyak, bawang minyak, kaldu jamur, sambel, saus, kecap, dicampur satu per satu diaduk hingga merata. Kemudian campurkan mi.

    Setelah mi terlumuri bumbu hingga merata, letakan ayam cincang di atasnya. Jangan lupa taburi dengan bawang goreng dan daun bawang, serta topping sesuai pesanan. Mi jebew khas Pangkalpinang siap dihidangkan.

    “Kita mengusung makanan yang lebih ke makanan kekinian. Namun, kondimennya kita racik sedemikian rupa sehingga menghasilkan rasa kekinian,” tutur Diah.

    Jika tengah berada di Pangkalpinang dan mencari pengalaman kuliner yang memuaskan,  jangan lewatkan untuk mencoba mi jebew, yang harganya sangat ramah di kantong.

  • Cabai di Pasar Legi Ponorogo Naik Tajam, Warga Beralih ke Cabai Kering
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        11 Januari 2025

    Cabai di Pasar Legi Ponorogo Naik Tajam, Warga Beralih ke Cabai Kering Regional 11 Januari 2025

    Cabai di Pasar Legi Ponorogo Naik Tajam, Warga Beralih ke Cabai Kering
    Tim Redaksi
    PONOROGO, KOMPAS.com –

    Harga cabai
    rawit di Kabupaten
    Ponorogo
    , Jawa Timur, terus meroket, mencapai Rp 100.000 per kilogram di sejumlah pasar.
    Kenaikan
    harga cabai
    segar ini membuat warga beralih mencari
    cabai kering
    yang harganya hanya separuh dari cabai basah, yakni Rp 50.000 per kilogram.
    Anggraini, seorang pedagang cabai di Pasar Legi Ponorogo, mengatakan, “Cabai sekarang Rp 100.000 per kilogram. Biasanya pembeli akan mencampur dengan cabai kering yang harganya Rp 50.000 per kilogram.”
    Ia juga mengungkapkan bahwa bulan ini banyak warga yang mengadakan hajat pernikahan, sehingga cabai kering menjadi solusi untuk menghemat pengeluaran.
    Sebelumnya, harga cabai biasanya berkisar di Rp 30.000 per kilogram. Namun, banyak petani mengalami gagal panen akibat
    musim hujan
    .
     
    Imbasnya, harga cabai terus melonjak selama tiga bulan terakhir.
    “Harga biasa Rp 30.000, tapi sejak musim penghujan, harga terus meroket sampai Rp 100.000 per kilogram. Banyak yang punya hajat pernikahan mencampur cabai segar satu kilogram dengan cabai kering setengah kilogram agar biayanya mencukupi,” imbuh Anggraini.
    Purnomo, pemilik warung makan Sego Gegok, mengaku, cabai adalah bahan penting dalam menu yang disajikannya.
    Ia mengaku tetap membeli sesuai takaran standar, meskipun harga cabai mahal.
    “Mau bagaimana, kita tetap membeli sesuai standar menu Sego Gegok. Biaya belanja memang naik dan kita tidak bisa menaikkan harga jual, mau bagaimana lagi kita jalani saja,” katanya.
    Di sisi lain, Bagong, penjual bakso keliling, memilih untuk mencampur cabai kering dengan cabai basah dalam pembuatan sambal.
    Ia menjelaskan, ada perlakuan khusus agar sambal yang dibuat dari cabai kering tetap memiliki rasa yang mirip dengan sambal dari cabai basah.
    “Tetap dicampur agar biaya pembuatan sambal tidak membengkak. Biasanya kalau beli satu kilogram cabai kering, kita juga beli satu kilogram cabai basah. Tapi sebelum dicampur, cabai kering kita kukus dulu agar rasanya bisa sama dengan cabai basah dan mudah saat diblender,” ucapnya.
    Kondisi ini menunjukkan dampak signifikan dari fluktuasi harga cabai terhadap pola konsumsi masyarakat, terutama menjelang acara-acara penting seperti pernikahan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Disdag Mataram gelar pasar murah tekan harga cabai ke Rp60.000 per kg

    Disdag Mataram gelar pasar murah tekan harga cabai ke Rp60.000 per kg

    Aktivitas pedagang cabai di Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Nirkomala.

    Disdag Mataram gelar pasar murah tekan harga cabai ke Rp60.000 per kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 11 Januari 2025 – 11:45 WIB

    Elshinta.com – Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat merencanakan kegiatan pasar murah untuk menekan harga cabai menjadi Rp60.000 dari saat ini sekitar Rp90.000 per kilogram sekaligus sebagai upaya pengendalian laju inflasi.

    Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Sabtu, mengatakan pasar murah dilaksanakan pada 12-19 Januari 2025.

    “Pasar murah kami jadwalkan mulai besok pagi (Minggu 12/1) di CFD (car free day) Jalan Udayana, dan berlanjut sampai tanggal 19 Januari di enam kecamatan se-Kota Mataram,” katanya.

    Menurut dia, dalam kegiatan pasar murah tersebut pihaknya bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI), Dinas Perdagangan Provinsi NTB, dan Bagian Ekonomi Setda Kota Mataram.

    Komoditas yang akan dijual pada pasar murah tersebut merupakan komoditas yang saat ini mengalami gejolak harga akibat cuaca ekstrem, seperti cabai rawit, telur dan bawang merah.

    Tiga jenis komoditas itu, saat ini mengalami kenaikan harga signifikan terutama cabai rawit yang mencapai Rp90.000 per kilogram dari harga normal Rp28.000-Rp30.000 per kilogram.

    Begitu juga dengan bawang merah saat ini kembali naik dari Rp40.000 per kilogram menjadi Rp42.000 per kilogram, dan telur juga naik menjadi Rp58.000-Rp60.000 per tray (satu tray isi 30 butir) dengan ukuran besar, biasanya Rp54.000-Rp55.000 per tray.

    “Terkait dengan itulah, pasar murah kami laksanakan untuk menekan harga tersebut agar tidak terus naik,” katanya.

    Dalam kegiatan pasar murah, sambungnya, distributor yang akan dilibatkan hanya dari distributor binaan BI, sehingga harga jual bisa di bawah harga pasar.

    Untuk cabai rawit, dalam pasar murah masyarakat bisa membeli dengan harga Rp60.000 per kilogram, begitu juga dengan harga bawang dan telur akan dijual di bawah harga pasar.

    Selama kegiatan pasar murah masyarakat dibolehkan untuk membeli komoditas yang dijual tanpa ada batasan maksimal sebab pasar murah memang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    “InsyaAllah untuk kegiatan pasar murah besok pagi, distributor akan menyiapkan cabai sebanyak 100 kilogram,” katanya.

    Sedangkan untuk telur dan bawang sejauh ini belum ada kepastian berapa yang akan disiapkan termasuk harga jual, yang jelas di bawah harga pasar.

    Lebih jauh Sri mengatakan setelah pelaksanaan pasar murah di Udayana, kegiatan dilanjutkan di enam kecamatan se-Kota Mataram, dengan jatah sehari satu kecamatan dua lokasi.

    “Total pasar murah yang akan kami laksanakan sebanyak 14 kali. Semoga kegiatan ini bisa optimal menekan inflasi,” katanya lagi.

    Sumber : Antara

  • Harga cabai rawit merah turun jadi Rp70.730 per kg

    Harga cabai rawit merah turun jadi Rp70.730 per kg

    Ilustrasi – Pedagang mengambil cabai rawit merah untuk ditimbang di Pasar Senen, Jakarta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

    Harga cabai rawit merah turun jadi Rp70.730 per kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 11 Januari 2025 – 12:03 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan secara umum turun, cabai rawit merah Rp70.730 per kilogram (kg) dan bawang merah Rp37.800 per kg, pada Sabtu pagi.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, pukul 09.20 WIB secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium turun 0,58 persen atau Rp90 menjadi Rp15.400 per kg.

    Lalu beras medium juga turun 1,62 persen atau Rp220 menjadi Rp13.360 per kg; begitu pun beras program stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog turun 0,48 persen atau Rp60 menjadi Rp12.440 per kg.

    Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau turun 5,92 persen atau Rp2.380 menjadi Rp37.800 per kg; begitu pun bawang putih bonggol turun 0,05 persen atau Rp20 menjadi Rp42.440 per kg.

    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting juga turun hingga 8,83 persen atau Rp4.530 menjadi Rp46.760 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 3,86 persen atau Rp2.840 menjadi Rp70.730 per kg.

    Sementara itu harga daging sapi murni naik 0,27 persen atau Rp360 menjadi Rp135.270 per kg; sedangkan daging ayam ras turun 1,61 persen atau Rp600 menjadi Rp36.760 per kg; begitu pun telur ayam ras turun 1,55 persen atau Rp470 menjadi Rp29.900 per kg.

    Sementara itu, komoditas kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,48 persen atau Rp50 menjadi Rp10.370 per kg; sedangkan gula konsumsi turun 0,89 persen atau Rp160 menjadi Rp17.830 per kg.

    Selanjutnya minyak goreng kemasan sederhana naik 0,52 persen atau Rp100 menjadi Rp19.420 per kg; berbeda dengan minyak goreng curah turun 1,54 persen atau Rp270 menjadi Rp17.230 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 1,43 persen atau Rp140 menjadi Rp9.630 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 3,21 persen atau Rp410 menjadi Rp12.370 per kg.

    Berikutnya, harga jagung di tingkat peternak turun 5,48 persen atau Rp290 menjadi Rp6.040 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun 2,46 persen atau Rp280 menjadi Rp11.110 per kg.

    Kemudian, untuk harga ikan kembung terpantau naik 3,53 persen atau Rp1.390 menjadi Rp40.760 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 1,51 persen atau Rp490 menjadi Rp33.010 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 5,32 persen atau Rp1.760 menjadi Rp31.310 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Cabai Pedas Banget, Tembus Rp 130 Ribu per Kg – Page 3

    Harga Cabai Pedas Banget, Tembus Rp 130 Ribu per Kg – Page 3

    Sebelumnya, harga cabai rawit merah masih mengalami tren kenaikan pada tanggal-tanggal awal Januari 2025 ini. Mengutip data terbaru panel harga Badan Pangan Nasional, Senin (6/1/2025) sore pukul 16.30 WIB, harga cabai rawit merah secara rata-rata dipatok di angka Rp 71.260 per kg.

    Jumlah tersebut naik 3,95 persen dibanding waktu yang sama hari sebelumnya, atau sekitar Rp 2.710. Padahal, harga cabai rawit merah sempat turun drastis -46,27 persen (Rp 31.720) menjadi Rp 36.830 per kg pada pagi hari ini.

    Bahkan menurut laporan di berbagai pasar, harga cabai rawit merah tembus di atas Rp 100.000 per kg.

    Saat ditanyai hal itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi balik meminta informasi, pasar mana saja yang terkena lonjakan harga cabai. Dia pun membuka diri untuk mendatangi pasar tersebut.

    “Kalau ada cabai Rp 100.000, kasih tahu, nanti kita fasilitasi diskusi. Nanti sama-sama kita ke sana,” ujar Arief saat dimintai konfirmasi di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (6/1/2025).

  • Warteg Pertimbangkan Buat Sambal Alternatif Imbas Cabai Rawit Merah Mahal

    Warteg Pertimbangkan Buat Sambal Alternatif Imbas Cabai Rawit Merah Mahal

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI – Para pengusaha warteg harus putar otak menghadapi kenaikan harga cabai rawit merah kini mencapai Rp100 ribu per kilogram.

    Ketua Koperasi warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni mengatakan siasat yang dapat digunakan pedagang menghadapi kenaikan harga di antaranya membuat sambal alternatif.

    “Kenaikan harga memicu warteg berinovasi, misalnya dengan membuat sambal dari bahan alternatif atau membeli bahan baku secara kolektif,” kata Mukroni saat dikonfirmasi, Sabtu (11/1/2025).

    Cara ini menjadi pertimbangan bila harga cabai rawit merah di pasaran tidak kunjung turun, dan membebani pengeluaran para pedagang warteg untuk mempertahankan usahanya.

    Dalam satu harinya rata-rata pedagang warteg dapat menghabiskan 1/2 kilogram cabai rawit merah, 1 kilogram cabai keriting, dan 1 kilogram cabai hijau untuk keperluan berbagai olahan menu.

    Pilihan membuat sambal alternatif ini dirasa jadi solusi dibandingkan mengurangi porsi cabai rawit merah, atau menaikkan harga makanan untuk mengimbangi biaya produksi.

    “Jika pelanggan berkurang karena harga naik atau rasa berubah, omzet warteg bisa turun. Ini berdampak pada keberlanjutan usaha, terutama bagi warteg kecil,” ujar Mukroni.

    Bila mengacu pada laman infopangan.jakarta.go.id saja harga cabai rawit merah saja mencapai Rp113 ribu per kilogram, cabai merah keriting Rp72 ribu, cabai rawit hijau Rp78 ribu.

    Padahal harga cabai rawit merah di pasaran normalnya di bawah Rp50 ribu per kilogram, sehingga kenaikan yang terjadi membuat biaya produksi warteg membengkak.

    “Berharap harga cabai dan bahan pangan lain turun, bisa stabil. Dampak kenaikan harga cabai rawit terhadap warteg sangat terasa, memengaruhi operasional hingga strategi bisnis,” tutur Mukroni.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Petani Cabai Buka-bukaan Penyebab Harga Cabai Mahal, 70 Persen karena Hujan – Halaman all

    Petani Cabai Buka-bukaan Penyebab Harga Cabai Mahal, 70 Persen karena Hujan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Petani cabai mengungkap hujan menjadi alasan harga cabai melonjak pada awal tahun ini.

    Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo menjelaksan, hujan menyebabkan banjir, sehingga tanaman cabai akan tergenang.

    “Penyebab kenaikan harga ini yang pasti karena banjir atau kalau bahasa kami, tergenang air tanaman kami. Itu kalau cabai, tergenang air dalam kurun waktu 1 bulan, tidak akan pernah ada yang kuat,” katanya dikutip dari siaran pers Badan Pangan Nasional pada Sabtu (11/1/2025).

    “Kalau di wilayah Jawa tengah itu bisa sampai 70 persen kegagalan karena hujan,” lanjutnya.

    Selain itu, kata Tunov, produktivitas turun karena rontok bunga akibat hujan.

    “Itu bunga banyak yang rontok akhirnya probabilitas per pohon itu berkurang drastis bisa sampai di 50 persen,” ujarnya.

    Kemudian, petani cabai banyak yang mengganti tanam cabai dengan komoditas tanaman lain.

    Ia juga mengutarakan transisi sentra panen cabai juga turut mempengaruhi pasokan.

    Katanya, saat Jawa Timur selesai panen akan beralih ke masa panen di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ini kerap terjadi di awal, tengah, dan akhir setiap tahunnya.

    Terakhir, terjadinya hujan dari pagi dinilai sangat berpengaruh. 

    Misalnya mereka di Jawa Tengah, hujan dari pagi menyebabkan tidak ada yang panen, keesokan harinya di Jakarta stok cabai pasti akan kosong di pasar.

    “Makanya ini yang menyebabkan fluktuasi tinggi. Kalau besok cuacanya mendukung, petani akan serempak panen, maka harga akan terkoreksi lumayan tajam,” ucap Tunov.

    Guna mengantisipasi itu, Tunov mengatakan Kementerian Pertanian telah mengimbau untuk segera dilakukan penggantian terhadap tanaman yang rusak.

    Hal itu agar pada Februari dan Maret hingga Idulfitri nanti stok cabai dapat tercukupi.

    Harga Cabai Tembus Rp130 Ribu Per Kg

    Harga cabai di berbagai daerah mengalami lonjakan signifikan hingga menembus Rp120 ribu per kilo gram (kg)

    Harga cabai rawit merah di Pasar Minggu, Jakarta, dijual oleh pedagang Rp120 ribu sampai Rp130 ribu per kg. Sedangkan untuk cabai merah kriting naik jadi Rp75 ribu per kg.

    Kenaikan harga cabai rawit merah tersebut sudah berlangsung jelang tahun baru 2025, bahkan dikatakan pedagang sentuh harga Rp150 ribu per kg pada saat itu.

    Mahalnya harga cabai membuat pembelian senilai Rp5.000, hanya dapat 5 atau 8 cabai tergantung dari timbangan ukuran ons.

    Adapun harga normal cabai rawit merah sekitar Rp 40.000-Rp 60.000 per kg.

    Kemudian di Pasar Cileungsi, Bogor, harga cabai rawit merah dibanderol Rp130 ribu per gram.

    Umar yang merupakan pedagang di Pasar Cileungsi menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit merah sudah berlangsung sebelum Tahun Baru 2025.

    “Untuk cabai rawit merah sekarang sampai Rp 130.000 per kilosebelumnya hanya Rp 50.000 per kilogram,” kata Umar.

    Ia menduga, kenaikan harga cabai ini karena stok menipis, sementara daya beli masyarakat tinggi.

    “Faktor panen gagal sepertinya, belum panen raya juga, kalau sudah panen raya mudah-mudahan ada penurunan harga,” katanya.

    Kemudian, harga cabai di Pasar Besar Kota Malang, Jawa Timur juga semakin pedas.

    Dari sejumlah pedagang di Pasar Besar Kota Malang mengatakan harga semua jenis cabai mengalami kenaikan.

    Harga cabai rawit merah menyentuh harga Rp 110 ribu per kg.

    Pedagang menyebut jika kenaikan harga cabai dikarenakan musim hujan dan petani banyak yang gagal panen.

    “Kalau kata petani karena musim hujan dan banyak yang gagal panen. Naiknya juga sejak libur natal kemarin,” terang Suhema pedagang cabai Pasar Besar Kota Malang dikutip dari TribunJatim, Rabu (8/1/2024).

    Suhema menambahkan meski harga cabai naik, pelanggannya tetap membeli karena kebutuhan.

    “Tetap membeli mereka, karena langganan juga dan kebutuhan,” tambahnya.

    Tidak hanya cabai, bawang merah juga mengalami kenaikan.

    “Bawang merah juga naik dari Rp 30 ribu sekarang Rp 50 ribu per kilogram,” jelas Suhema.

    Selain Suhema, salah satu pedagang cabai yang lain yakni Ashari mengatakan jika dirinya tidak berani mengambil banyak stok.

    “Tidak berani ambil banyak, biasanya 10 kilogram sekarang cuma ambil 7 kilogram. Soalnya cabai umurnya satu hari kalau lama nanti takut busuk,” jelas Ashari.

    Ashari menambahkan jika pembeli tetap membeli dagangannya meski tidak banyak.

    “Tetap ada yang beli cuma mereka mengurangi. Biasanya yang beli 1 kilogram sekarang tidak sampai 1 kilo,” tambahnya. 

  • Tren Harga Cabai di Awal 2025 Disebut Mirip Seperti 2024, Diprediksi Turun Mulai Bulan Depan – Halaman all

    Tren Harga Cabai di Awal 2025 Disebut Mirip Seperti 2024, Diprediksi Turun Mulai Bulan Depan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memprediksi harga cabai akan turun pada Februari mendatang.

    Menurut Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa, kenaikan harga cabai pada awal tahun ini sama seperti yang terjadi pada 2024.

    “Memang di Januari tahun ini sama dengan periode sebelumnya. Rerata harganya di atas harga acuan kita,” katanya saat rapat koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) cabai, dikutip dari siaran pers pada Jumat (10/1/2025).

    “Nanti Februari mulai akan turun dan Maret akan masuk lagi ke range batas bawah dan batas atas,” lanjutnya.

    Ketut mengatakan, sebelum kenaikan pada saat ini, harga cabai sempat mengalami depresiasi.

    Ia menyebut harga cabai merah keriting di tingkat produsen di 2024 mulai menurun sejak September. Oktober kembali turun, lalu November harganya Rp 14.000 per kilo di petani.

    “Ini sebenarnya para sedulur petani cabai kita sedih,” ujar Ketut.

    Adapun guna mengatasi mahalnya harga cabai pada awal tahun ini, Bapanas tengah memetakan daerah mana saja yang mengalami kenaikan harga.

    Daerah dengan harga cabai tinggi itu akan didorong suplai cabai dari daerah yang surplus melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP).

    Ketut yakin FDP dapat mendorong kestabilan harga cabai, utamanya menjelang bulan Ramadan pada Maret mendatang.

    Untuk diketahui, sepanjang 2024, pemerintah bersama pemangku kepentingan pangan telah melaksanakan FDP yang realisasinya mencapai 750 ribu kilogram (kg).

    FDP cabai total terlaksana sebanyak 250 ribu kg. Ini terdiri dari cabai merah besar 206,4 kg, cabai merah keriting 38,7 ribu kg, dan cabai rawit merah 4,9 ribu kg.

    Harga Cabai Tembus Rp130 Ribu Per Kg

    Harga cabai di berbagai daerah mengalami lonjakan signifikan hingga menembus Rp120 ribu per kilo gram (kg)

    Harga cabai rawit merah di Pasar Minggu, Jakarta, dijual oleh pedagang Rp120 ribu sampai Rp130 ribu per kg. Sedangkan untuk cabai merah kriting naik jadi Rp75 ribu per kg.

    Kenaikan harga cabai rawit merah tersebut sudah berlangsung jelang tahun baru 2025, bahkan dikatakan pedagang sentuh harga Rp150 ribu per kg pada saat itu.

    Mahalnya harga cabai membuat pembelian senilai Rp5.000, hanya dapat 5 atau 8 cabai tergantung dari timbangan ukuran ons.

    Adapun harga normal cabai rawit merah sekitar Rp 40.000-Rp 60.000 per kg.

    Kemudian di Pasar Cileungsi, Bogor, harga cabai rawit merah dibanderol Rp130 ribu per gram.

    Umar yang merupakan pedagang di Pasar Cileungsi menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit merah sudah berlangsung sebelum Tahun Baru 2025.

    “Untuk cabai rawit merah sekarang sampai Rp 130.000 per kilosebelumnya hanya Rp 50.000 per kilogram,” kata Umar.

    Ia menduga, kenaikan harga cabai ini karena stok menipis, sementara daya beli masyarakat tinggi.

    “Faktor panen gagal sepertinya, belum panen raya juga, kalau sudah panen raya mudah-mudahan ada penurunan harga,” katanya.

    Kemudian, harga cabai di Pasar Besar Kota Malang, Jawa Timur juga semakin pedas.

    Dari sejumlah pedagang di Pasar Besar Kota Malang mengatakan harga semua jenis cabai mengalami kenaikan.

    Harga cabai rawit merah menyentuh harga Rp 110 ribu per kg.

    Pedagang menyebut jika kenaikan harga cabai dikarenakan musim hujan dan petani banyak yang gagal panen.

    “Kalau kata petani karena musim hujan dan banyak yang gagal panen. Naiknya juga sejak libur natal kemarin,” terang Suhema pedagang cabai Pasar Besar Kota Malang dikutip dari TribunJatim, Rabu (8/1/2024).

    Suhema menambahkan meski harga cabai naik, pelanggannya tetap membeli karena kebutuhan.

    “Tetap membeli mereka, karena langganan juga dan kebutuhan,” tambahnya.

    Tidak hanya cabai, bawang merah juga mengalami kenaikan.

    “Bawang merah juga naik dari Rp 30 ribu sekarang Rp 50 ribu per kilogram,” jelas Suhema.

    Selain Suhema, salah satu pedagang cabai yang lain yakni Ashari mengatakan jika dirinya tidak berani mengambil banyak stok.

    “Tidak berani ambil banyak, biasanya 10 kilogram sekarang cuma ambil 7 kilogram. Soalnya cabai umurnya satu hari kalau lama nanti takut busuk,” jelas Ashari.

    Ashari menambahkan jika pembeli tetap membeli dagangannya meski tidak banyak.

    “Tetap ada yang beli cuma mereka mengurangi. Biasanya yang beli 1 kilogram sekarang tidak sampai 1 kilo,” tambahnya.