Tanaman: Cabai

  • Harga Cabai Naik di Tengah Klaim Surplus Kementan Januari 2025

    Harga Cabai Naik di Tengah Klaim Surplus Kementan Januari 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap bahwa cabai mengalami surplus pada Januari 2025. Namun, harganya terus mengalami kenaikan di lapangan. 

    Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan Andi Muhammad Idil Fitri mengatakan bahwa rata-rata harga cabai rawit dalam dua minggu melonjak signifikan, baik untuk harga konsumen maupun di tingkat petani.

    Jika dibandingkan harga minggu kedua Januari 2025 terhadap minggu pertama Januari 2025, rata-rata harga mingguan cabai rawit merah di tingkat produsen dan konsumen masih naik di atas harga acuan penjualan (HAP) konsumen dan HAP produsen.

    Untuk diketahui, HAP konsumen di rentang Rp40.000–Rp57.000 per kilogram. Sementara itu, HAP produsen di rentang Rp25.000–Rp31.500 per kilogram.

    Kendati demikian, Andi mengeklaim bahwa sistem peringatan dini (early warning system) mencatat ketersediaan cabai rawit masih menunjukkan surplus. Sementara itu, produksi cabai rawit di Januari 2025 adalah 111.041 ton, sedangkan kebutuhan bulanan adalah 87.692 ton.

    “Itu [cabai rawit] di neraca bulanan dan neraca kumulatif kita masih surplus. Untuk neraca produksi, neraca cabai rawit kita di Januari ada neraca bulanan di 23.349 ton,” kata Andi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025 di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Untuk cabai merah keriting, jika dibandingkan harga minggu kedua Januari 2025 terhadap minggu pertama Januari 2025. Harga rata-rata tingkat petani turun 1,72%, namun harganya masih di atas HAP produsen. Sementara itu, harga rata-rata tingkat konsumen turun 1,5%, namun masih dalam rentang HAP konsumen.

    Adapun, HAP konsumen cabai merah keriting adalah Rp37.000–Rp55.000 per kilogram. Sedangkan HAP produsen di rentang Rp22.000–Rp29.600 per kilogram.

    Beranjak ke cabai besar, Kementan menyebut bahwa ketersediaan cabai besar nasional juga masih surplus. Di mana, produksi cabai besar pada Januari 2025 adalah 120.376 ton. Di sisi lain, kebutuhan bulanan cabai besar hanya 83.950 ton.

    “Cabai besar nasional kita masih surplus, baik neraca bulanan maupun neraca kumulatif. Untuk Januari masih ada 36.426 ton, tentunya tersebar di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

    Biang Kerok

    Lebih lanjut, Kementan juga mengungkap biang kerok peningkatan harga cabai dalam dua minggu terakhir terjadi akibat cuaca yang ekstrem, di mana bencana banjir di dataran rendah. Alhasil, potensi kehilangan produksi cabai akibat banjir mencapai 70-87%.

    Andi menambahkan, curah hujan yang tinggi juga menyebabkan di hampir semua wilayah daerah sentra pertanaman cabai tergenang. Selain itu, juga ada    bencana yang mengakibatkan kerusakan areal cabai, serta angin kencang yang mengakibatkan kerusakan areal tanam cabai.

    Selain itu, adanya anomali cuaca berakibat terjadinya peningkatan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Serangan terjadi merata di seluruh daerah sentra. “Kita tahu bahwa komoditas cabai ini sangat-sangat rentan terhadap serangan OPT,” jelasnya.

    Mahalnya harga cabai juga imbas dari rendahnya harga jual cabai merah beberapa waktu. Kondisi ini menyebabkan para petani tidak merawat tanamkan yang sudah kondisi siap panen.

    “Petani juga banyak mengganti komoditas yang diusahakan, terutama petani baru yang tidak terbiasa menanam cabai rawit,” pungkasnya.

  • Di Jakarta Naik Gila-gilaan, Harga Cabai di Sini Cuma Rp12.500/kg

    Di Jakarta Naik Gila-gilaan, Harga Cabai di Sini Cuma Rp12.500/kg

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perkembangan harga komoditas cabai sampai dengan pekan kedua Januari 2025. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengungkapkan harga rata-rata cabai merah dan cabai rawit masih mengalami kenaikan signifikan sampai dengan pekan kedua Januari ini.

    Pudji memaparkan, cabai merah mencatat kenaikan harga hingga 34,55% dibandingkan Desember 2024. Hingga minggu kedua Januari 2025, harga rata-rata nasional mencapai Rp51.612 per kg, masih dalam rentang Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan Rp37.000 hingga Rp55.000 per kg. Namun, secara spasial, kenaikan harga cabai merah terjadi di 85,28% wilayah Indonesia, dengan harga tertinggi berada di luar Pulau Jawa dan Sumatra mencapai Rp53.457 per kg.

    “Secara rata-rata nasional, harga cabai merah tertinggi terjadi di luar Pulau Jawa dan Sumatera sebesar Rp53.457 per kg, dan rata-rata harga cabai tertinggi juga terjadi di kabupaten,” kata Pudji dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, Senin (13/1/2025).

    Dia merinci, pada minggu kedua Januari 2025, harga cabai merah di Pulau Sumatera rata-rata mencapai Rp48.148 per kg. Kabupaten Kepulauan Anambas mencatat harga tertinggi sebesar Rp103.333 per kg, sementara harga terendah berada di Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan Rp21.056 per kg.

    Di Pulau Jawa, rata-rata harga cabai merah menurut data BPS mencapai Rp52.421 per kg, dengan Jakarta Utara mencatatkan harga tertinggi sebesar Rp78.333 per kg, sedangkan Kabupaten Bangkalan memiliki harga terendah, yaitu Rp16.889 per kg.

    Foto: Sejumlah warga membeli cabai di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (7/01/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
    Sejumlah warga membeli cabai di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (7/01/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

    Sementara itu, wilayah di luar Jawa dan Sumatera mencatat rata-rata harga Rp53.457 per kg. Kabupaten Nduga mencatat harga tertinggi mencapai Rp180.000 per kg, sementara Kabupaten Bombana menjadi wilayah dengan harga terendah, yakni Rp12.500 per kg.

    “Peta wilayah Sumatra, Jawa, dan Kalimantan kembali didominasi warna merah yang mengindikasikan kenaikan harga cabai merah,” jelasnya.

    Kenaikan lebih tajam terjadi pada cabai rawit merah yang naik 42% dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata harga nasional kini mencapai Rp67.816 per kg, jauh di atas HAP yang ditetapkan antara Rp40.000 hingga Rp57.000 per kg. Kenaikan harga ini terjadi di 75% wilayah Indonesia, dengan harga tertinggi tercatat di kabupaten di Pulau Jawa.

    “Secara nasional, rata-rata harga cabai rawit pada minggu kedua Januari 2025 sudah berada di atas rentang HAP, yaitu mencapai Rp67.816 per kg,” ungkapnya.

    Jika dirinci, data BPS menunjukkan harga rata-rata cabai rawit di Pulau Sumatra mencapai Rp56.573 per kg sampai dengan minggu kedua Januari 2025. Adapun, harga tertinggi terjadi di kabupaten Kepulauan Anambas sebesar Rp113.333 per kg, sedangkan harga terendah di kabupaten Sarolangun sebesar Rp26.000 per kg.

    Untuk Pulau Jawa, Pudji mengungkap harga rata-ratanya adalah Rp74.262 per kg. Dari sana terlihat harga tertinggi terjadi di Jakarta Utara yang mencapai Rp110.000 per kg. Sedangkan harga terendah di level Rp24.852 per kg di kabupaten Bangkalan.

    Sementara itu, harga rata-rata cabai rawit di luar Pulau Jawa-Sumatra adalah Rp69.378 per kg. Harga tertinggi terjadi di kabupaten Nduga yang tembus Rp180.000 per kg, sedangkan harga terendah terjadi di kabupaten Bombana sebesar Rp25.000 per kg.

    (wur)

  • Pegiat AACI Banjarnegara: Harga cabai rawit merah segera turun

    Pegiat AACI Banjarnegara: Harga cabai rawit merah segera turun

    Itu karena pasokan mulai ada, daerah dataran rendah yang aman seperti Kediri dan beberapa wilayah Jawa Timur mulai panen raya

    Banjarnegara (ANTARA) – Pegiat Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Teguh Suprapto memperkirakan harga cabai rawit merah segera turun dalam satu hingga dua pekan ke depan.

    “Itu karena pasokan mulai ada, daerah dataran rendah yang aman seperti Kediri dan beberapa wilayah Jawa Timur mulai panen raya,” kata Teguh Suprapto di Banjarnegara, Senin.

    Ia mengakui dalam beberapa pekan terakhir terjadi kenaikan harga berbagai jenis cabai di tingkat petani yang berdampak pada lonjakan harga di pasaran.

    Dalam hal ini, harga cabai rawit merah di tingkat petani pada pekan kedua bulan Januari 2025 berkisar Rp70.000-Rp75.000 per kilogram, sedangkan harga cabai merah keriting yang dihasilkan petani di wilayah atas Banjarnegara mencapai Rp55.000/kg.

    Menurut dia, kenaikan harga cabai tersebut disebabkan oleh faktor hujan yang terjadi selama lima hari berturut-turut pada pertengahan bulan November 2024.

    “Akibatnya, tanaman cabai di wilayah bawah yang tergenang air, sekitar 40 persen rusak. Terus yang di wilayah atas, yang terkena cuaca ekstrem, juga terkena layu fusarium, yakni perakarannya mati sehingga atasnya ikut mati,” katanya.

    Ia mengatakan tanaman cabai di wilayah bawah Banjarnegara yang mengalami kerusakan tersebar di Kecamatan Bawang serta sebagian Karangkobar dan Wanayasa.

    Kendati demikian, dia mengaku bersyukur karena pihaknya masih mampu mengirim pasokan cabai merah keriting keluar wilayah Banjarnegara dalam jumlah besar.

    “Semalam masih bisa kirim lebih dari satu ton cabai merah keriting,” katanya.

    Lebih lanjut, dia memperkirakan harga berbagai jenis cabai akan kembali normal saat bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 1446 H jika melihat kondisi pertanaman yang ada saat sekarang.

    Kendati demikian, dia mengatakan hal itu tergantung pada perkembangan cuaca dalam beberapa pekan ke depan.

    Menurut dia, hal itu berkaca dari penataan penanaman cabai untuk kebutuhan Natal dan tahun baru telah ditata semaksimal mungkin untuk menjaga ketersediaan komoditas tersebut di pasaran.

    “Namun ternyata Allah menurunkan hujan selama lima hari berturut-turut, sehingga pertanian di lapangan berubah. Namun hal itu juga merupakan kehendak Allah untuk memberikan kebahagiaan bagi petani cabai agar bisa menikmati harga tinggi setelah sempat anjlok selama empat bulan,” katanya.

    Sejumlah ibu rumah tangga membeli cabai murah sesuai harga petani dalam kegiatan yang selenggarakan oleh Champion Cabai bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian dan kelompok tani di Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (12/1/2025). ANTARA/HO-AACI Banjarnegara

    Terkait dengan hal itu, Teguh mengatakan pihaknya selaku Champion Cabai binaan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian bekerja sama dengan kelompok tani mendapatkan tugas untuk menjual cabai dengan harga petani guna membantu masyarakat, khususnya di Banjarnegara.

    Pewarta: Sumarwoto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Harga Cabai Rawit Meroket, 326 Kabupaten/Kota Melebihi Harga Acuan – Page 3

    Harga Cabai Rawit Meroket, 326 Kabupaten/Kota Melebihi Harga Acuan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat ada 326 kabupaten/kota di Indonesia yang harga cabai rawitnya berada di atas Harga Acuan Pemerintah (HAP).

    Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Maino Dwi Hartono, mengatakan salah satu komoditas yang menjadi sorotan adalah cabai rawit merah.

    Bapanas mengakui bahwa kenaikan harga cabai rawit sejak awal Januari 2025 cukup tajam, dengan harga di Kabupaten Tanimbar pada 12 Januari 2025 menembus angka Rp160.000 per kilogram, jauh melebihi HAP sekitar Rp50.000 per kilogram.

    “Kita pantau di cabai rawit kenaikannya juga lumayan ada 326 Kabupaten/kota yang diatas HAP,” kata Maino dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025, Senin (13/1/2025).

    Ia menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah cuaca ekstrem yang menyebabkan gangguan produksi, seperti curah hujan tinggi, banjir, dan angin puting beliung.

    Selain itu, serangan hama organisme pengganggu tumbuhan (OPT) juga mengurangi hasil panen, sehingga pasokan cabai ke pasar berkurang. Penurunan pasokan ini mengarah pada lonjakan harga cabai yang cukup tajam.

    Langkah-Langkah Bapanas dalam Menanggulangi Kenaikan Harga

    Sebagai respons terhadap masalah ini, Bapanas telah mengadakan rapat koordinasi dengan berbagai pihak terkait pada 9 Januari 2024. Dalam rapat tersebut, hadir Kementerian/Lembaga (K/L) terkait, pelaku usaha cabai, serta petani cabai, untuk menyusun strategi menanggulangi lonjakan harga yang berkelanjutan.

    Beberapa rencana aksi yang disepakati antara lain adalah, pertama, penyediaan cabai dengan harga yang lebih terjangkau langsung dari petani kepada konsumen.

    Kedua, pemantauan perkembangan harga cabai setiap minggu untuk melihat apakah harga akan terus naik. Jika kenaikan berlanjut, Bapanas akan melakukan langkah-langkah konkret seperti fasilitasi distribusi pangan (FDP) dan penjualan cabai di lokasi Gerakan Pangan Murah (CPM).

    Ketiga, yakni ukungan dari pemerintah daerah (Pemda) dalam bentuk subsidi harga dan/atau transportasi untuk memastikan distribusi yang lancar dan harga cabai rawit tetap stabil.

  • Harga pangan Senin turun, cabai rawit merah Rp72.690/kg

    Harga pangan Senin turun, cabai rawit merah Rp72.690/kg

    Ilustrasi – Penjual menyortir cabai rawit merah di Pasar Agung, Depok, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/wsj.

    Harga pangan Senin turun, cabai rawit merah Rp72.690/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 13 Januari 2025 – 11:13 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat pada Senin pagi, harga pangan secara umum mayoritas turun termasuk cabai rawit merah yang dijual dengan harga Rp72.690 per kilogram (kg). Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas dilansir di Jakarta pada pukul 09.13 WIB, secara umum di tingkat pedagang eceran secara nasional, harga beras premium turun 0,32 persen atau Rp50 menjadi Rp15.470 per kg.

    Lalu, beras medium juga turun 1,25 persen atau Rp170 menjadi Rp13.410 per kg; begitu pun beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 1,04 persen atau Rp130 menjadi Rp12.380 per kg. Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau turun 2,80 persen atau Rp1.110 menjadi Rp38.570 per kg; begitu pun bawang putih bonggol turun 1,97 persen atau Rp840 menjadi Rp41.760 per kg.

    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting juga turun hingga 5,42 persen atau Rp2.720 menjadi Rp47.440 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 2,04 persen atau Rp1.510 menjadi Rp72.690 per kg. Sedangkan, harga daging sapi murni naik 0,81 persen atau Rp1.100 menjadi Rp136.200 per kg; sedangkan daging ayam ras turun 3,26 persen atau Rp1.220 menjadi Rp36.160 per kg; begitu pun telur ayam ras turun 3,08 persen atau Rp930 menjadi Rp29.300 per kg.

    Sementara itu, komoditas kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,86 persen atau Rp90 menjadi Rp10.540 per kg; sedangkan gula konsumsi turun 0,50 persen atau Rp90 menjadi Rp17.920 per kg. Berikutnya, minyak goreng kemasan sederhana turun 0,41 persen atau Rp80 menjadi Rp19.230 per kg; lalu minyak goreng curah juga turun 1,65 persen atau Rp290 menjadi Rp17.250 per kg.

    Komoditas tepung terigu curah turun 1,62 persen atau Rp160 menjadi Rp9.690 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 2,67 persen atau Rp340 menjadi Rp12.410 per kg. Berikutnya, harga jagung di tingkat peternak turun 0,63 persen atau Rp40 menjadi Rp6.340 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun 2,85 persen atau Rp320 menjadi Rp10.890 per kg.

    Untuk harga ikan kembung terpantau naik 4,93 persen atau Rp1.970 menjadi Rp41.900 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 2,22 persen atau Rp710 menjadi Rp32.740 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 0,62 persen atau Rp200 menjadi Rp32.170 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Cabai Meroket di Minggu Kedua Januari 2025, Ini Datanya

    Harga Cabai Meroket di Minggu Kedua Januari 2025, Ini Datanya

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap harga rata-rata cabai merah dan cabai rawit masih mengalami kenaikan sampai dengan minggu kedua Januari 2025.

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan bahwa harga cabai merah mengalami kenaikan di 85,28% wilayah di Indonesia. Sampai dengan minggu kedua Januari 2025, harga cabai merah naik 34,55% dibandingkan dengan Desember 2024.

    Kendati demikian, Pudji menyampaikan bahwa secara nasional, rata-rata harga cabai rawit merah pada minggu kedua Januari 2025 masih di dalam rentang harga acuan penjualan (HAP).

    Data BPS mencatat, rata-rata harga cabai merah sampai minggu kedua Januari 2025 adalah Rp51.612 per kilogram. Perlu diketahui, HAP bawah untuk harga cabai merah adalah Rp37.000 per kilogram, sedangkan HAP atas yang ditetapkan adalah Rp55.000 per kilogram.

    “Secara rata-rata, rata-rata harga cabai merah tertinggi terjadi di luar Pulau Jawa dan Sumatra sebesar Rp53.457 per kilogram, dan rata-rata harga cabai tertinggi juga terjadi di kabupaten,” kata Pudji dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025 di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Jika dilihat secara rinci, pada minggu kedua Januari 2025, rata-rata harga cabai merah di Pulau Sumatra dibanderol Rp48.148 per kilogram. Untuk wilayah ini, harga tertinggi terjadi di kabupaten Kepulauan Anambas, yakni Rp103.333 per kilogram. Sementara itu, harga terendah terjadi di kabupaten Tulang Bawang Barat, yakni Rp21.056 per kilogram.

    Untuk Pulau Jawa, BPS mencatat harga rata-rata cabai merah mencapai Rp52.421 per kilogram. Harga tertinggi terjadi di Jakarta Utara, yakni tembus Rp78.333 per kilogram, sedangkan harga terendah adalah Rp16.889 per kilogram di kabupaten Bangkalan.

    Sementara itu, harga rata-rata di luar Pulau Jawa—Sumatra adalah Rp53.457 per kilogram. Adapun, harga tertinggi terjadi di kabupaten Nduga sebesar Rp180.000 per kilogram, sedangkan harga terendah terjadi di Kabupaten Bombana adalah Rp12.500 per kilogram.

    “Secara spasial, peta di wilayah Sumatra, Jawa, dan Kalimantan didominasi kembali oleh warna merah yang menunjukkan terjadinya kenaikan harga cabai merah,” ungkapnya.

    Di samping itu, Pudji mengatakan bahwa lonjakan harga komoditas juga terjadi pada cabai rawit. Sampai dengan minggu kedua Januari 2025, harga harga cabai rawit naik 42% dibandingkan Desember 2024.

    Pudji juga menyebut bahwa komoditas cabai rawit mengalami kenaikan harga di 75% wilayah di Indonesia sampai dengan minggu kedua Januari 2025.

    “Secara nasional, rata-rata harga cabai rawit pada minggu kedua Januari 2025 sudah berada di atas rentang HAP, yaitu mencapai Rp67.816 per kilogram,” ungkapnya.

    Asal tahu saja, HAP bawah harga cabai rawit ditetapkan sebesar Rp40.000 per kilogram, sedangkan HAP atas adalah Rp57.000 per kilogram.

    Secara terperinci, data BPS menunjukkan harga rata-rata cabai rawit di Pulau Sumatra mencapai Rp56.573 per kilogram sampai dengan minggu kedua Januari 2025.

    Adapun, harga tertinggi terjadi di kabupaten Kepulauan Anambas sebesar Rp113.333 per kilogram, sedangkan harga terendah di kabupaten Sarolangun sebesar Rp26.000 per kilogram.

    Untuk Pulau Jawa, Pudji mengungkap harga rata-ratanya adalah Rp74.262 per kilogram. Dari sana terlihat harga tertinggi terjadi di Jakarta Utara yang mencapai Rp110.000 per kilogram. Sedangkan harga terendah di level Rp24.852 per kilogram di kabupaten Bangkalan.

    Sementara itu, harga rata-rata cabai rawit di luar Pulau Jawa—Sumatra adalah Rp69.378 per kilogram. Harga tertinggi terjadi di kabupaten Nduga yang tembus Rp180.000 per kilogram, sedangkan harga terendah terjadi di kabupaten Bombana sebesar Rp25.000 per kilogram.

  • Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp88.000 per Kg, Pedagang Sebut Masih Wajar

    Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp88.000 per Kg, Pedagang Sebut Masih Wajar

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) melambung hingga mencapai Rp88.000 per kilogram per hari ini, Minggu (12/1/2025).

    Pedagang cabai Guyub Rukun Pedagang Cabai PIKJ Guntur mengatakan bahwa harga cabai rawit merah dibanderol di kisaran Rp80.000–Rp88.000 per kilogram di PIKJ per hari ini. Sementara itu, untuk cabai merah keriting tembus Rp45.000–Rp55.000 per kilogram.

    Guntur mengatakan bahwa perubahan harga cabai di PIKJ masih dalam rentang yang wajar. “Perubahan harga cabai per hari ini nggak ada yang ekstrem, tingginya kisaran itu di harga grosir,” kata Guntur kepada Bisnis, Minggu (12/1/2025).

    Jika menengok Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Minggu (12/1/2025) pukul 16.09 WIB, harga cabai rawit merah naik tipis 0,76% atau sebesar Rp560 menjadi Rp74.200 per kilogram secara rata-rata nasional.

    Di sisi lain, harga cabai merah keriting terpantau mulai turun tipis 0,87%. Secara nasional, harga cabai merah keriting di pedagang eceran dibanderol Rp50.160 per kilogram.

    Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo sebelumnya menjelaskan bahwa faktor cuaca ekstrem menjadi penyebab utama harga cabai di tingkat konsumen melambung tajam.

    Pada akhir tahun lalu, Tunov menyampaikan bahwa petani cabai sudah memberikan lampu kuning terhadap komoditas cabai pada kuartal I/2025. Salah satunya disebabkan oleh cuaca ekstrem yang membuat tanaman cabai tergenang air.

    “Penyebab kenaikan harga ini, yang pasti karena banjir atau tergenang air tanaman kami. Kalau pohon cabai tergenang air dalam kurun waktu 1 bulan, itu tidak akan pernah ada yang kuat pohon cabai kalau tergenang air terus-menerus,” ujar Tunov dalam Rapat Koordinasi SPHP Cabai secara virtual, Kamis (9/1/2025).

    Tunov menyampaikan bahwa cuaca ekstrem ini terjadi hampir di semua sentra pangan, terutama di Jawa Tengah dengan tingkat kegagalan hampir mencapai 75%, imbas tergenang air hujan.

    “Ini hal sepele, tetapi sangat berpengaruh, hujan dari pagi di wilayah sentra. Rumus cabai, cabai kalau hari ini petik maka pasar akan ada barang, hari ini libur petik, hari ini juga stok pasar akan turun. Beda dengan komoditas lain,” ungkapnya.

    Dia menambahkan, cuaca ekstrem yang tinggi mengakibatkan produktivitas cabai turun karena bunga yang rontok. Imbasnya, probabilitas per pohon cabai bisa anjlok hingga 50%.

  • Cabai rawit Rp70.440/kg-bawang merah Rp38.330/kg

    Cabai rawit Rp70.440/kg-bawang merah Rp38.330/kg

    Arsip foto – Cabai rawit merah dan komoditas pangan lainnya yang dijual pedagang di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (21/8/2024). ANTARA/Harianto.

    Harga pangan Minggu: Cabai rawit Rp70.440/kg-bawang merah Rp38.330/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 12 Januari 2025 – 10:25 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan secara umum mayoritas turun, cabai rawit merah Rp70.440 per kilogram (kg) dan bawang merah Rp37.330 per kg, di Minggu pagi.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas dilansir di Jakarta, pukul 09.13 WIB secara umum harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,19 persen atau Rp30 menjadi Rp15.560 per kg.

    Sedangkan beras medium turun 0,81 persen atau Rp110 menjadi Rp13.470 per kg; begitu pun beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga turun 0,48 persen atau Rp60 menjadi Rp12.440 per kg.

    Selanjutnya komoditas bawang merah terpantau turun 3,81 persen atau Rp1.520 menjadi Rp38.330 per kg; begitu pun bawang putih bonggol turun 0,73 persen atau Rp310 menjadi Rp42.230 per kg.

    Kemudian, harga komoditas cabai merah keriting juga turun hingga 10,61 persen atau Rp5.370 menjadi Rp45.230 per kg; lalu cabai rawit merah juga turun 4,35 persen atau Rp3.200 menjadi Rp70.440 per kg. 

    Selanjutnya, harga daging sapi murni turun 0,84 persen atau Rp1.130 menjadi Rp133.760 per kg; lalu daging ayam ras turun 0,93 persen atau Rp350 menjadi Rp37.200 per kg; begitu pun telur ayam ras turun 0,63 persen atau Rp190 menjadi Rp29.950 per kg.

    Sementara itu, Komoditas kedelai biji kering (impor) terpantau naik 1,64 persen atau Rp170 menjadi Rp10.560 per kg; sedangkan gula konsumsi turun 0,28 persen atau Rp50 menjadi Rp17.920 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng kemasan sederhana naik 0,36 persen atau Rp70 menjadi Rp19.320 per kg; berbeda dengan minyak goreng curah turun 1,72 persen atau Rp300 menjadi Rp17.130 per kg.

    Kemudian komoditas tepung terigu curah turun 3,05 persen atau Rp300 menjadi Rp9.520 per kg; begitu pula terigu non curah juga turun 3,76 persen atau Rp480 menjadi Rp12.270 per kg.

    Berikutnya, harga jagung di tingkat peternak turun 2,07 persen atau Rp130 menjadi Rp6.260 per kg; lalu harga garam halus beryodium juga turun 2,51 persen atau Rp280 menjadi Rp10.890 per kg.

    Kemudian, untuk harga ikan kembung terpantau naik 4,44 persen atau Rp1.760 menjadi Rp41.390 per kg; lalu ikan tongkol juga naik 2,08 persen atau Rp670 menjadi Rp32.850 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 2,68 persen atau Rp870 menjadi Rp31.610 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga Cabai di Tangerang Tembus Rp 150.000, Pedagang Kuliner Naikkan Harga

    Harga Cabai di Tangerang Tembus Rp 150.000, Pedagang Kuliner Naikkan Harga

    Tangerang, Beritasatu.com – Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tangerang, Banten, mengalami lonjakan yang signifikan, Minggu (12/1/2025). Cabai rawit merah tembus Rp 150.000 per kilogram.

    Kenaikan harga cabai di pasaran membuat daya beli masyarakat menurun, terutama pedagang kuliner yang terpaksa harus menaikkan harga jual makanannya untuk mencegah kerugian.

    Pedagang sayuran, Madil menyampaikan, kenaikan cabai yang signifikan ini terjadi sejak tiga hari terakhir. Sebelumnya harga cabai rawit merah masih berada di kisaran Rp 120.000 per kilogram.

    “Cabai rawit merah sekarang Rp 150.000, kalau normalnya hanya Rp 40.000 sekilo. Cabai rawit hijau, kemarin kita jual Rp 80.000, sekarang sudah Rp 100.000 sekilo. Kalau normal cabai rawit hijau cuma Rp 30.000 sekilo,” ujarnya kepada Beritasatu.com, Minggu (12/1/2025).

    Sedangkan cabai merah keriting, lanjut Madil, kini berada di kisaran Rp 80.000 per kilogram, padahal normalnya hanya Rp 40.000 per kilogram. Selain cabai, sayuran di antara kol dan kentang juga ikut mengalami kenaikan.

    “Harga kol sekarang Rp 10.000, bisanya cuma Rp 6.000 sekilo. Kentang sekarang di kisaran Rp 18.000 sampai Rp 20.000 sekilo, normalnya cuma Rp 12.000 sekilo,” jelas Madil.

    Madil mengatakan, kenaikan harga sayuran terutama komoditas cabai terjadi karena faktor cuaca buruk. Para petani yang gagal panen membuat pasokan ke sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tangerang berkurang.

    “Faktor cuaca jadi petani gagal panen. Pasokan cabai semalam juga kosong, enggak dapat pasokan. Kalau cabai mahal begini, omzet pedagang turun semuanya. Turun kisaran 70%,” katanya.

    Kenaikan harga cabai juga dikeluhkan masyarakat, terutama pedagang kuliner. Nina, penjual seblak di Tigaraksa terpaksa harus menaikan harga jual seblaknya untuk mencegah kerugian.

    “Mudah-mudahan stabil lagi, keberatan kalau harga cabai segitu. Menyiasatinya paling kita naikkan harga seblaknya. Tadinya harga seblak Rp 15.000, sekarang jadi Rp 16.000 per porsi,” tuturnya.

    Ia juga mengaku harus mengurangi jumlah pembelian cabai. Pengurangan jumlah pembelian cabai dilakukannya agar bisa membeli bahan pangan yang lainnya.

    “Keberatan banget, paling kita kurangi belanjanya. Sebelumnya beli sekilo, sekarang beli setengah kilo atau seperempat. Pengennya harga cabai sama bahan pokok lainnya turun lagi,” tandasnya.
     

  • Harga Pangan Hari Ini, 12 Januari 2025: Beras, Cabai, dan Telur Turun Harga

    Harga Pangan Hari Ini, 12 Januari 2025: Beras, Cabai, dan Telur Turun Harga

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mayoritas harga pangan rata-rata nasional pada hari ini, Minggu (12/1/2025) mengalami penurunan. Hal itu sebagaimana terjadi pada beras, cabai, telur, hingga minyak goreng.

    Mengutip panel harga rata-rata nasional Bapanas pada pukul 09.48 WIB, beras medium turun 0,96% menjadi Rp13.450 per kg dan beras SPHP turun 0,24% menjadi Rp12.470 per kg. Sedangkan, harga beras premium stagnan di harpa Rp15.530 per kg.

    Bawang merah juga turun 2,61% menjadi Rp38.810 per kg, bawang putih bonggol turun 0,80% ke level Rp42.200, cabai merah keriting turun 6,23% menjadi Rp47.450 dan cabai rawit merah turun 0,65% menjadi Rp73.160 per kg.

    Selanjutnya produk unggas seperti daging ayam ras juga turun 0,51% menjadi Rp37.360 per kg. Diikuti telur ayam ras yang turun 0,43% menjadi Rp30.010 per kg.

    Di sisi lain, komoditas pangan sumber protein seperti daging sapi murni juga turun 0,04% menjadi Rp134.830 per kg dan ikan bandeng turun 1,51% menjadi Rp31.990 per kg.

    Kemudian, gula konsumsi juga pagi ini mengalami penurunan 0,39% menjadi Rp17.900 per kg, minyak goreng kemasan sederhana turun 0,10% menjadi Rp19.230 per liter dan minyak goreng curah turun 1,20% menjadi Rp17.220 per liter.

    Tepung terigu (curah) juga susut 2,24% ke level Rp9.600 per kg, tepung terigu kemasan (non-curah) turun 2,75% menjadi Rp12.400 per kg, dan garam halus beryodium turun 0,27% menjadi Rp11.140 per kg.

    Adapun, jagung pakan peternak menjadi komoditas yang paling besar mengalami lonjakan pada hari ini. Posisinya naik 2,86% menjadi Rp6.470 per kg. Diikuti kedelai biji kering naik 1,83% menjadi Rp10.580 per kg.

    Terakhir, ada ikan kembung naik 2,55% menjadi Rp40.460 per kg dan ikan tongkol naik 1,09% menjadi Rp32.530 per kg.