Tanaman: Cabai

  • Harga Cabai Makin Pedas Pengaruhi Daya Beli Konsumen – Page 3

    Harga Cabai Makin Pedas Pengaruhi Daya Beli Konsumen – Page 3

    Sebelumnya, Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat tren kenaikan harga cabai, baik cabai rawit merah maupun cabai merah keriting masih terjadi hingga Kamis (16/1/2025).

    Kenaikan harga cabai paling tinggi terjadi pada cabai rawit merah, yakni tembus hingga Rp 117.941 per kg. Kemudian harga cabai rawit merah di Banten juga mahal Rp 102.261 per kg, di Jawa Barat juga masih mencapai Rp 100.940 per kg, di Kalimantan Tengah Rp 100.000 per kg, Kepulauan Riau Rp 97.560 per kg, Kalimantan Barat RP 94.229 per kg, Kalimantan Utara Rp 94.000 per kg.

    Kemudian, di Nusa Tenggara Barat harga cabai rawit merah mencapai RP 91.611 per kg, Bali Rp 90.720 per kg, Maluku Utara Rp 90.200 per kg, Kalimantan Selatan Rp 87.093 per kg, Papua Barat Daya Rp 85.714 per kg, Kepulauan Bangka Belitung Rp85.667 per kg.

    Sementara, untuk wilayah lainnya berada dikisaran rata-rata Rp 80.000 per kg. Untuk harga cabai rawit merah termurah dijual di Sulawesi Tenggara sebesar Rp 56.547 per kg dan di Sulawesi Selatan Rp 59.007 per kg.

    Selanjutnya, untuk cabai merah keriting juga terpantau masih mahal. Harga paling tinggi dijual di Kalimantan Tengah Rp 89.324 per kg, dan Kepulauan Riau Rp 85.440 per kg. Sementara untuk daerah lainnya, harga cabai merah keriting dikisaran Rp 32.000 – Rp 60.000 per kg.

    Namun, disejumlah daerah juga diwaspadai lantaran harga cabai merah keriting melampaui Harga Acuan Penjualan (HAP) yakni di daerah DKI Jakarta harga jualnya Rp 78.706 per kg, Kalimantan Utara Rp 72.400 per kg, Nusa Tenggara Barat Rp 72.229 per kg, Kepulauan Bangka Belitung Rp 71.214 per kg, Nusa Tenggara Timur Rp 67.188 per kg, Papua Barat Daya Rp 67.143 per kg, Kalimantan Barat Rp 67.128 per kg, Banten Rp 66.304 per kg.

     

  • Jaktim optimistis program “Rawita Peti” mampu stabilkan harga pangan

    Jaktim optimistis program “Rawita Peti” mampu stabilkan harga pangan

    kami terus mengimbau masyarakat dalam memanfaatkan lahan-lahan yang ada

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur optimistis program “Rawita Peti” yang merupakan akronim dari Pedaskan Timur yang dihadirkan sejak tahun 2023 mampu menjaga ketersediaan stok pangan dan menstabilkan harganya.

    “Sejak 2023, kami berkolaborasi dengan PT East Seed West Indonesia (produsen benih) melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (corporate social responsibility/ CSR) dan Suku Dinas Lingkungan Hidup memiliki program Rawita Peti (Pedaskan Timur) untuk meningkatkan ketahanan pangan dan menekan inflasi pangan,” kata Kepala Suku Dinas (Sudin) Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur Taufik Yulianto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Program ini diharapkan bisa menjadi solusi keluhan warga terkait naiknya harga cabai di pasar, karena umumnya rumah tangga membutuhkan cabai untuk dikonsumsi saban hari.

    Program ini berupa gerakan menanam cabai rawit di lahan kosong, termasuk pemanfaatan lahan di 76 lokasi rumah ibadah.

    Kegiatan ini telah sukses menurunkan inflasi sebanyak tiga persen melalui budidaya cabai di seluruh kelurahan dan kecamatan.

    Lalu, sejak 2024, Sudin KPKP Jakarta Timur terus menggerakkan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan lahan yang ada dengan kegiatan pertanian perkotaan (urban farming) dengan menanam tanaman cabai, bawang merah, sayuran daun, dan tanaman buah-buahan.

    Upaya tersebut digerakkan bersama Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) Jakarta Timur mulai dari jajaran kelurahan, kecamatan, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), penggiat urban farming, kelompok tani, dan pemangku kepentingan (stakeholders).

    “Kami terus mengimbau masyarakat dalam memanfaatkan lahan-lahan yang ada dan pekarangan rumah untuk menanam kebutuhan dapur seperti cabai, bawang merah, terong, tomat, sayuran, buah-buahan, dan komoditas pertanian lainnya,” ujar Taufik.

    Menurut Taufik, masyarakat bisa menanam cabai ataupun tanaman lainnya di lahan konvensional maupun dengan hidroponik melalui program pertanian perkotaan sebagai salah satu upaya mewujudkan ketahanan pangan.

    Harga komoditas cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur mencapai Rp70 ribu per kilogram (kg) atau mengalami kenaikan tiga kali lipat dibandingkan harga sebelumnya.

    “Kalau harga cabai rawit merah baru sebulan ini naik jadi Rp60-70 ribu per kilogram. Sebelumnya normalnya sebesar Rp25-30 ribu per kilogram, bahkan sempat Rp20 ribu per kilogram. Pokoknya udah bukan dua kali lipat aja, tapi tiga kali lipat,” kata salah satu pedagang cabai di Pasar Induk Kramat Jati, Carsim (47) di Jakarta Timur, Rabu (15/1).

    Harga cabai merah besar juga mengalami kenaikan sejak Desember 2024 hingga saat ini menjadi Rp40.000 per kilogram dibandingkan pada Oktober-November 2024 yang berkisar Rp10-20 ribu per kilogram.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • 9 Makanan Khas Imlek dan Maknanya: Kue hingga Buah – Halaman all

    9 Makanan Khas Imlek dan Maknanya: Kue hingga Buah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perayaan Imlek merupakan momen yang penuh kehangatan, di mana tradisi, budaya, dan kebersamaan keluarga menjadi inti dari setiap perayaan.

    Namun, yang tak kalah penting adalah kehadiran berbagai makanan khas yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga sarat akan makna simbolis. 

    Setiap makanan yang dihidangkan memiliki filosofi mendalam, mulai dari kue keranjang sebagai simbol keutuhan keluarga, hingga pangsit yang dipercaya membawa keberuntungan. 

    Makanan-makanan ini, tidak hanya menjadi pelengkap perayaan, tetapi juga mewakili doa dan harapan yang diungkapkan melalui cita rasa yang kaya dan penuh tradisi. 

    Berikut adalah daftar makanan khas Imlek:

    1. Kue Keranjang atau Kue Beras Ketan

    Kue Keranjang Imlek (ditasoehardi.blogspot.co.id)

    Memiliki rasa manis dan tekstur yang kenyal, kue keranjang dipercaya membawa keberuntungan, kesehatan, kekayaan, hingga kebahagiaan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. 

    Penataan kue keranjang yang saling bertumpuk juga punya makna mendalam, yakni melambangkan keberuntungan pada gaji dan posisi yang lebih tinggi.

    2. Kue Mangkok

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews, kue mangkok atau fa gao adalah makanan khas Imlek berbentuk bunga yang sedang mekar. Konon, bentuk kelopak bunga tersebut melambangkan rezeki yang sedang berkembang. 

    Banyak orang menyebutnya “kue kemakmuran” karena kue mangkok dipercaya memberikan keberuntungan. 

    Bahkan, semakin banyak kelopak di atasnya, maka semakin banyak pula keberuntungan yang akan didapatkan.

    3. Kue Ku

    Ciri khas kue ku adalah bentuknya yang menyerupai tempurung dan berwarna merah cerah yang cantik. 

    Kue tradisional yang terbuat dari tepung ketan berisi kacang hijau ini melambangkan kemakmuran. 

    4. Kue Bulan

    Moon cake atau kue bulan adalah makanan manis khas Imlek yang menyerupai pia dan berisi pasta kacang merah. 

    Bentuknya yang bulat menyerupai bulan melambangkan keutuhan. 

    Sehingga, jika kita mengonsumsi kue bulan, dipercaya dapat mendatangkan rezeki, kemakmuran, dan kesehatan utuh selama setahun ke depan.

    5. Dumpling

    Dumpling (The Kitchn)

    Dikenal juga dengan sebutan jiaozi, merupakan olahan pangsit berbentuk uang Tiongkok kuno yang melambangkan kemakmuran. 

    Menurut kepercayaan, banyaknya dumpling yang dikonsumsi pada malam Imlek memprediksi jumlah uang yang akan didapatkan saat memasuki tahun baru. 

    Dumpling berisi daging sapi dan sayur yang menyegarkan. 

    6. Mi Panjang Umur – Kebahagiaan dan Umur Panjang

    Mi panjang umur kerap menjadi makanan wajib pada perayaan Tahun Baru Imlek. 

    Sesuai namanya, mi goreng ini melambangkan umur panjang dan keberuntungan.

    7. Ikan 

    Dalam bahasa Cina, “ikan” atau “yu/yoo” terdengar seperti “surplus”.

    Ikan adalah hidangan Tahun Baru Imlek tradisional pada menu makan malam Tahun Baru Imlek.

    Orang Tionghoa selalu ingin memiliki surplus di akhir tahun, karena mereka berpikir jika mereka telah berhasil menabung di akhir tahun, maka mereka dapat menghasilkan lebih banyak di tahun berikutnya.

    Ikan bisa dimasak dengan berbagai cara, seperti direbus, dikukus, dan direbus.

    Hidangan ikan China yang paling terkenal termasuk weever kukus, ikan West Lake dengan acar kubis dan cabai, ikan kukus dengan saus cuka, dan ikan rebus dengan kaldu pedas.

    8. Spring Rolls/Lumpia

    Lumpia (Sajian Sedap)

    Berwarna cokelat keemasan menyerupai emas batangan, lumpia termasuk makanan khas Imlek yang dipercaya membawa keberuntungan dan kekayaan. 

    Mirip lumpia pada umumnya, spring roll khas Imlek ini diisi dengan potongan daging dan berbagai sayuran. 

    9. Buah Keberuntungan

    Jeruk keprok (Sputnik/Michael Mordasov)

    Buah-buahan tertentu dimakan selama periode Tahun Baru China, seperti jeruk keprok dan pomelo.

    Buah ini dipilih karena bulat dan berwarna emas, melambangkan kepenuhan dan kekayaan.

    Mengonsumsi jeruk dianggap membawa kemakmuran terus menerus.

    Semakin banyak Anda makan, semakin banyak kekayaan yang akan dihasilkan.

    (Tribunnews.com/Widya)

  • 16 Januari Hari Makanan Pedas Sedunia, Ini Rekomendasi Makanan Pedas Khas Indonesia

    16 Januari Hari Makanan Pedas Sedunia, Ini Rekomendasi Makanan Pedas Khas Indonesia

    Liputan6.com, Yogyakarta – Hari Makanan Pedas Sedunia diperingati oleh masyarakat global pada 16 Januari setiap tahunnya. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk merayakannya, salah satunya mencicipi makanan pedas selama seharian.

    Berbicara tentang makanan pedas, banyak kuliner khas Indonesia yang menawarkan cita rasa pedas yang lezat sekaligus menyegarkan. Bagi sebagian orang, menyantap makanan pedas dapat menambah selera makan.

    Mengutip dari berbagai sumber, berikut rekomendasi makanan pedas khas Indonesia:

    1. Bubbor Paddas

    Bubbor paddas atau bubur pedas adalah makanan tradisional khas orang Melayu Sambas di Kalimantan Barat. Sesuai namanya, kuliner ini berupa sejenis bubur dengan cita rasa pedas.

    Bubbor paddas juga populer di kalangan orang Melayu di Sarawak, Malaysia. Biasanya, makanan ini disajikan sebagai menu buka puasa selama bulan Ramadan.

    2. Dendeng Balado

    Dendeng balado adalah hidangan khas Padang, Sumatra Barat. Kuliner ini berupa daging sapi yang dibumbui dengan cabai merah, bawang merah, bawang putih, tomat, gula, garam, dan bumbu lainnya.

    Daging sapi untuk dendeng diolah dengan cara dipotong tipis, kemudian direbus, dikeringkan, dan diasinkan. Dendeng balado memiliki rasa pedas dan gurih.

    3. Mi Aceh

    Sesuai namanya, mi aceh adalah masakan mi pedas yang berasal dari Aceh. Dalam semangkuk mi aceh berisi perpaduan mi kuning tebal, irisan daging sapi, daging kambing, atau makanan laut lainnya, dan diberi kuah khas.

    Secara tampilan, kuah mi aceh tampak seperti sup sejenis kari yang terasa gurih dan pedas. Sebagai pelengkap, mi aceh biasanya juga diberi taburan bawang goreng dan disajikan bersama emping, potongan bawang merah, mentimun, dan jeruk nipis.

     

  • Hari Desa Nasional 2025, Ini Sejarah dan Temanya

    Hari Desa Nasional 2025, Ini Sejarah dan Temanya

    Jakarta: Pada Rabu, 15 Januari 2025, Indonesia merayakan Hari Desa Nasional yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 23 Tahun 2024.

    Tanggal ini dipilih sebagai pengingat pentingnya peran desa dalam pembangunan nasional, pemberdayaan masyarakat, dan pelestarian kebudayaan. Peringatan ini tidak hanya menjadi momen refleksi, tetapi juga menguatkan posisi desa sebagai subjek pembangunan.
     
    Sejarah Hari Desa Nasional
    Hari Desa Nasional pertama kali ditetapkan pada tahun 2024 melalui Keppres Nomor 23. Inisiatif ini lahir dari keinginan pemerintah untuk memberikan penghormatan kepada desa sebagai entitas yang memiliki kontribusi signifikan dalam kemajuan negara.

    Desa, sebagai pusat pertumbuhan dan kebudayaan daerah, memainkan peran vital dalam menciptakan ketahanan sosial dan ekonomi di tingkat lokal.

    Peringatan Hari Desa Nasional dimaksudkan untuk memotivasi masyarakat dan pemangku kepentingan agar menjadikan desa sebagai ujung tombak pembangunan.

    Sejak awal, tujuan utamanya adalah memperkuat kapasitas desa dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk ketahanan pangan, perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan.
     
    Tema Hari Desa Nasional 2025
    Hari Desa Nasional tahun ini mengusung tema “Ketahanan Pangan Nasional Dimulai dari Desa Swasembada Pangan.” Tema ini menekankan pentingnya desa dalam menciptakan ketahanan pangan melalui pengelolaan sumber daya lokal yang mandiri dan berkelanjutan.

    Sebagai bagian dari perayaan tahun ini, pemerintah mencanangkan Gerakan Menanam Tanaman Pangan di Desa atau “Gema Tandan Desa.” Gerakan ini bertujuan untuk:

    Meningkatkan Ketahanan Pangan Desa: Menanam tanaman lokal bernilai gizi tinggi seperti cabai, jagung, singkong, dan palawija.

    Memanfaatkan Potensi Lokal: Memaksimalkan pemanfaatan lahan desa untuk produksi pangan mandiri.

    Meningkatkan Kesadaran Publik: Mendorong dokumentasi dan publikasi kegiatan desa melalui media sosial untuk memperlihatkan kontribusi nyata desa dalam ketahanan pangan.

    Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap, Jarot Prasojo, dalam sambutannya mengatakan, “Gema Tandan Desa dilaksanakan dengan menanam bibit tanaman di sekitar kantor desa dan mempublikasikannya.  Gerakan ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam pembangunan desa.”

    Peringatan Hari Desa Nasional tahun 2025 diharapkan menjadi momen penting untuk mengingatkan semua pihak bahwa pembangunan desa adalah langkah awal menuju kemajuan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

    Baca Juga:
    Beri Dampak Signifikan, Program Tekad Kemendes Bakal Dilanjutkan

    Jakarta: Pada Rabu, 15 Januari 2025, Indonesia merayakan Hari Desa Nasional yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 23 Tahun 2024.
     
    Tanggal ini dipilih sebagai pengingat pentingnya peran desa dalam pembangunan nasional, pemberdayaan masyarakat, dan pelestarian kebudayaan. Peringatan ini tidak hanya menjadi momen refleksi, tetapi juga menguatkan posisi desa sebagai subjek pembangunan.
     
    Sejarah Hari Desa Nasional
    Hari Desa Nasional pertama kali ditetapkan pada tahun 2024 melalui Keppres Nomor 23. Inisiatif ini lahir dari keinginan pemerintah untuk memberikan penghormatan kepada desa sebagai entitas yang memiliki kontribusi signifikan dalam kemajuan negara.
     
    Desa, sebagai pusat pertumbuhan dan kebudayaan daerah, memainkan peran vital dalam menciptakan ketahanan sosial dan ekonomi di tingkat lokal.

    Peringatan Hari Desa Nasional dimaksudkan untuk memotivasi masyarakat dan pemangku kepentingan agar menjadikan desa sebagai ujung tombak pembangunan.
     
    Sejak awal, tujuan utamanya adalah memperkuat kapasitas desa dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk ketahanan pangan, perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan.
     

    Tema Hari Desa Nasional 2025
    Hari Desa Nasional tahun ini mengusung tema “Ketahanan Pangan Nasional Dimulai dari Desa Swasembada Pangan.” Tema ini menekankan pentingnya desa dalam menciptakan ketahanan pangan melalui pengelolaan sumber daya lokal yang mandiri dan berkelanjutan.
     
    Sebagai bagian dari perayaan tahun ini, pemerintah mencanangkan Gerakan Menanam Tanaman Pangan di Desa atau “Gema Tandan Desa.” Gerakan ini bertujuan untuk:
     
    Meningkatkan Ketahanan Pangan Desa: Menanam tanaman lokal bernilai gizi tinggi seperti cabai, jagung, singkong, dan palawija.
     
    Memanfaatkan Potensi Lokal: Memaksimalkan pemanfaatan lahan desa untuk produksi pangan mandiri.
     
    Meningkatkan Kesadaran Publik: Mendorong dokumentasi dan publikasi kegiatan desa melalui media sosial untuk memperlihatkan kontribusi nyata desa dalam ketahanan pangan.
     
    Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap, Jarot Prasojo, dalam sambutannya mengatakan, “Gema Tandan Desa dilaksanakan dengan menanam bibit tanaman di sekitar kantor desa dan mempublikasikannya.  Gerakan ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam pembangunan desa.”
     
    Peringatan Hari Desa Nasional tahun 2025 diharapkan menjadi momen penting untuk mengingatkan semua pihak bahwa pembangunan desa adalah langkah awal menuju kemajuan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
     
    Baca Juga:
    Beri Dampak Signifikan, Program Tekad Kemendes Bakal Dilanjutkan
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (WAN)

  • Sepedas Rasanya, Harga Cabai Rawit Tembus Rp90.000 di Pasar Tumenggungan Kebumen

    Sepedas Rasanya, Harga Cabai Rawit Tembus Rp90.000 di Pasar Tumenggungan Kebumen

    TRIBUNJATENG.COM, KEBUMEN – Harga komoditas cabai rawit di Pasar Tradisional Tumenggungan, Kebumen, terus merangkak naik pasca perayaaan Natal dan Tahun Baru hingga minggu kedua Januari ini. 

    Pedagang berharap harga cabai turun.

    Mereka juga berharap pasokan komoditas tersebut lebih stabil.

    “Dibanding komoditas lain, harga cabai rawit yang paling terasa naik. 

    Sebelum tahun baru, harga cabai rawit sekitar Rp58.000 per kilogram.

    Nah, setelah tahun baru bahkan sampai hari ini, harga naik sampai Rp90.000 per kilogram,” jelas salah satu pedagang cabai di Pasar Tradisional Temenggungan, Khasanah (65).

    Harga komoditas cabai rawit di Pasar Tradisional Tumenggungan, Kebumen, terus merangkak naik pasca perayaaan Natal dan Tahun Baru hingga minggu kedua Januari ini. (Tribun Jateng/Intan Aulia Naharwati)

    Cabai keriting merah dan cabai hijau juga mengalami kenaikan, walaupun tidak sebesar cabai rawit.

    Harga cabai keriting merah Rp60.000 per kilogram dan cabai hijau sebesar Rp25.000 per kilogram. 

    Menurut pedagang, kenaikan harga ini disebabkan oleh ekstremnya cuaca, pasokan bahan, hingga lokasi supplier pertama. 

    “Harga naik paling menonjol disebabkan karena stok cabai yang menipis dari supplier.

    Ada yang panennya tersendat karena cuaca yang tidak menentu ini atau ada pula karena serangan hama pada panennya.

    Inilah yang membuat stok menjadi langka,” ujar khasanah (65).

    Para pedagang Pasar Temenggungan biasanya mengandalkan pemasok dari Jawa Timur, Jawa Tengah, atau lokal (wilayah Kebumen).

    “Biasanya pemasoknya memang lokal, ya dari wilayah Kebumen saja.

    Kalau wilayah supplier nya dekat, harga akan lebih murah dibanding mengambil supplier yang lebih jauh dari Kebumen,” ucap Ari (32), pedagang komoditas bahan pokok dan sembako di Pasar Temenggungan.

    “Lokasi supplier juga bisa membuat harga tidak menentu.

    Biasanya saya ambil pemasok dari Prembun atau Petanahan, lokal, tapi karena memang sedang sedikit langka, saya kemarin ambil dari Magelang, jadi memang sedikit mahal.

    Kalau dari lokal saja, harga cabai rawit paling Rp85.000,” tambah Khasanah (65)

    Kedua pedagang tersebut berharp harga segera turun, karena permintaan dari konsumen juga menjadi sedikit.

    Selain itu, walaupun harga komoditas bahan pokok terutama cabai rawit melambung tinggi, mereka berharap agar pasokan cabai dapat lebih stabil, sehingga dapat menutupi kerugian yang ada. (ian)

  • Kenaikan Harga Cabai di Kebumen Buat Pedagang Makanan Risau

    Kenaikan Harga Cabai di Kebumen Buat Pedagang Makanan Risau

    TRIBUNJATENG.COM, KEBUMEN – Kenaikan harga cabai rawit yang mencapai Rp90.000 per kilogram berdampak pada permintaan konsumen yang kian menurun.

    Begitu pula dengan kerisauan para pedagang makanan atas dampak yang dihadapi.

    Mereka terpaksa memangkas pembelian cabai rawit yang menjadi kebutuhan sehari-hari mereka.

    “Walaupun harga naik, cabai rawit memang jadi kebutuhan sehari-hari saya sebagai pedagang ayam geprek.

    Jadi, mau tidak mau memang harus selalu membeli.

    Tidak ada strategi pastinya, tapi paling tidak saya harus memangkas pembelian cabai rawit saya yang tadinya beli 5 kg bisa jadi 3-4 kg saja,” kata pembeli cabai rawit sekaligus pedagang ayam geprek yang ditemui di Pasar Temenggungan, Kebumen, Ani (42)

    Hal senada disampaikan Toyibah.

    Pedagang bakso dan mi ayam di Pasar Tumenggungan, Kebumen, itu mengatakan, kenaikan harga cabai membuatnya risau. 

    “Cabai memang jadi kebutuhan berdagang saya sehari-hari.

    Saya akalin, cabai 1 kg itu saya buat untuk 4-5 bungkus sambal.

    Padahal biasanya, 1 kg cabai untuk 3 bungkus sambal.

    Lalu 1 kg cabai sendiri bisa untuk 4-5 hari stok sambal di warung,” ucap Toyibah.

    Meskipun harga cabai naik, mereka berusaha untuk tidak mengurangi kualitas dagangannya, meski harus menghadapi tantangan akibat melambungnya harga bahan baku tersebut.

    Pembeli sekaligus pedagang makanan juga berharap agar harga cabai rawit dapat kembali stabil dan dapat mengatasi kenaikan harga dengan cara menyesuaikan harga jual makanan tanpa mengurangi kualitas dagangannya. (ian)

  • Trik Pedagang Warteg Siasati Pedasnya Harga Cabai: Campur Lada dengan Sambal Instan – Halaman all

    Trik Pedagang Warteg Siasati Pedasnya Harga Cabai: Campur Lada dengan Sambal Instan – Halaman all

    Trik Pedagang Warteg dan UMKM Kuliner Siasati Pedasnya Harga Cabai, Campurkan Sambal Instan dan Lada 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Semakin pedasnya harga cabai di berbagai daerah membuat pelaku usaha kuliner berputar otak agar tak rugi. Sambal instan jadi pilihan.

    Harga cabai kini melonjak tajam di pedagang sayur.

    Pantauan di berbagai daerah, harga cabai tidak ada yang di bawah Rp100 ribu, bahkan ada daerah yang harganya tembus Rp120 ribu hingga Rp150 ribu per kilogram.

    Kenaikan ini berlipat-lipat, dari harga normal cabai rawit merah biasanya sekitar Rp 40.000-Rp 60.000 per kg.

    Kenaikan harga cabai rawit sudah berlangsung sebelum Tahun Baru 2025. 

    Umar, salah seorang pedagang di Pasar Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, mengatakan bahkan pembelian ecer Rp 5 ribu hanya bisa dapat 5 sampai 8 biji saja, tergantung dari timbangan ukuran ons.

    Harga cabai cabai rawit merah di Pasar Cileungsi, Bogor, saat ini dibanderol Rp 130 ribu per gram.

    Ia menduga, kenaikan harga cabai ini karena stok menipis imbas petani gagal panen. Sementara, daya beli masyarakat akan cabai tinggi. 

    “Faktor panen gagal sepertinya, belum panen raya juga, kalau sudah panen raya mudah-mudahan ada penurunan harga,” kata Umar, baru-baru ini.

    Trik Pedagang Makanan Siasa Pedasnya Harga Cabai, Campurkan Sambal Instan dan Lada

    Suasana di Warteg Warmo Tebet Jakarta Selatan yang mulai melayani makan di tempat, Senin (26/7/2021). Aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 yang berlaku dari tanggal 26 Juli hingga 2 Agustus 2021 membolehkan warteg untuk melayani makan di tempat selama 20 menit untuk setiap pembeli. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

    Cabai bagi pelaku usaha kecil menengah (UMKM) yang bergerak di bidang perdagangan makanan bak komoditas pokok yang sangat penting, layaknya beras dan minyak.

    Tak heran jika kenaikan harga cabai cukup membuat pusing dan dompet pedagang rasakan ‘pedasnya’ harga cabai.

    Taks sedikit yang berpikir keras memutar otak, bagaimana menjaga kualitas pedas pada rasa makanan yang mereka jual tanpa menguras modal. 

    “Ya harus berpikir kreatif biar makanannya tetap pedas, tapi modal gak kepedasan,” kata Inah seorang pedagang Warung Tegal (warteg) di Ciputat Tangerang Selatan.

    Bagaimana caranya?

    Ilustrasi sambal. (Istimewa)

    Pedagang menghemat belanjaan dengan membeli cabai dengan porsi secukupnya modal. 

    Dari cabai segar ini, pedagang kemudian mencampurkannya dengan sambal instan yang banyak dijual pabrikan.

    “Ya, gimana caranya biar seblak yang saya buat tetap hot, terasa pedasnya. Ada sambal instan kan, campurkan saja,” tutur Mpok Lina, pelaku usaha UMKM kuliner. 

    Tak hanya sambal instan,bubuk cabai dan lada dari pabrikan pun masuk dalam belanjaan pelaku usaha kuliner saat cabai segar harganya mencekik. 

     

    Harga Cabai di Berbagai Daerah, Tertinggi di Kabupaten Nduga Papua

    Pedagang cabai di Pasar Induk Pare di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kediri. (Tribunnews/Choirul Arifin)

    Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap harga cabai rawit telah naik 42 persen sejak Desember 2024 hingga pekan kedua Januari 2025.

    Berdasarkan data SP2KP Kemendag yang diolah BPS, harga rata-rata nasionalnya telah mencapai Rp 67.816 per kilogram (kg). 

    Harga Rp 67.816 per kg tersebut sudah di atas Harga Acuan Penjualan (HAP) bawah sebesar Rp 40 ribu dan HAP atas sebesar Rp 57 ribu. 

     

    “Harga cabai rawit tertinggi terjadi di Pulau Jawa untuk rata-rata. Harga tertinggi ada di Kabupaten Nduga,” kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025, Senin (13/1/2025). 

    Harga rata-rata cabai rawit di Pulau Jawa sebesar Rp 74.262 per kg, di mana paling tinggi ada di Kota Jakarta Utara yang dibanderol Rp 110 ribu per kg. 

    Rata-rata harga cabai rawit di Pulau Sumatera sebesar Rp 56.573 per kg, di mana paling tinggi ada di Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau, sebesar Rp 113.333. 

    Untuk di luar pulau Jawa dan Sumatera, rata-ratanya sebesar Rp 69.378, di mana harga cabai rawit tertinggi ada di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, yaitu sebesar Rp 180 ribu. 

    Sementara itu, untuk harga cabai merah, sejak Desember 2024 hingga pekan kedua Januari 2025 telah naik 34,55 persen. 

    “Kita bisa lihat rata-rata harga cabai pada minggu kedua Januari 2025 masih berada di dalam rentang harga acuan penjualan,” ujar Pudji. 

    Harga rata-rata cabai merah di Pulau Jawa sebesar Rp 52.421 per kg, di mana paling tinggi ada di Kota Jakarta Utara yang dibanderol Rp 78.333 ribu per kg. 

    Rata-rata harga cabai merah di Pulau Sumatera sebesar Rp 48.148 per kg, di mana paling tinggi ada di Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar Rp 103.333. 

    Untuk di luar pulau Jawa dan Sumatera, rata-ratanya sebesar Rp 53.457, di mana harga cabai rawit tertinggi ada di Kabupaten Nduga, yaitu sebesar Rp 180 ribu. 

     

    Harga Cabai Diprediksi Turun Februari

    Petani memanen cabai rawit di lahan garapan kawasan Sawah Lega, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (13/1/2025). Petani cabai rawit asal Lembang ini beruntung bisa panen di saat harga cabai naik di tingkat petani Rp 90.000 per kg, dari harga normal Rp 40.000 – Rp 50.000 per kg. Namun, tidak sedikit yang gagal panen di saat harga naik akibat tanaman mereka terserang hama patek dan thrips di saat musim hujan. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

    Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memprediksi harga cabai akan turun pada Februari mendatang.

    Menurut Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa, kenaikan harga cabai pada awal tahun ini sama seperti yang terjadi pada 2024.

    “Memang di Januari tahun ini sama dengan periode sebelumnya. Rerata harganya di atas harga acuan kita,” katanya saat rapat koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) cabai, dikutip dari siaran pers pada Jumat (10/1/2025).

    “Nanti Februari mulai akan turun dan Maret akan masuk lagi ke range batas bawah dan batas atas,” lanjutnya.

     

    Ketut mengatakan, sebelum kenaikan pada saat ini, harga cabai sempat mengalami depresiasi.

    Ia menyebut harga cabai merah keriting di tingkat produsen di 2024 mulai menurun sejak September. Oktober kembali turun, lalu November harganya Rp 14.000 per kilo di petani.

    “Ini sebenarnya para sedulur petani cabai kita sedih,” ujar Ketut.

    Adapun guna mengatasi mahalnya harga cabai pada awal tahun ini, Bapanas tengah memetakan daerah mana saja yang mengalami kenaikan harga.

    Daerah dengan harga cabai tinggi itu akan didorong suplai cabai dari daerah yang surplus melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP).

    Ketut yakin FDP dapat mendorong kestabilan harga cabai, utamanya menjelang bulan Ramadan pada Maret mendatang.

    Untuk diketahui, sepanjang 2024, pemerintah bersama pemangku kepentingan pangan telah melaksanakan FDP yang realisasinya mencapai 750 ribu kilogram (kg).

    FDP cabai total terlaksana sebanyak 250 ribu kg. Ini terdiri dari cabai merah besar 206,4 kg, cabai merah keriting 38,7 ribu kg, dan cabai rawit merah 4,9 ribu kg.

     

    (Tribunnews.com/Anita K Wardhani/Galuh Widya Wardani)

     

  • Komitmen Pupuk Indonesia untuk Petani Indonesia: Stok Melimpah dan Distribusi Mudah
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Januari 2025

    Komitmen Pupuk Indonesia untuk Petani Indonesia: Stok Melimpah dan Distribusi Mudah Regional 15 Januari 2025

    Komitmen Pupuk Indonesia untuk Petani Indonesia: Stok Melimpah dan Distribusi Mudah
    Tim Redaksi
    KLATEN, KOMPAS.com

    Pupuk Indonesia
    berkomitmen mendukung program swasembada pangan yang ditargetkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo pada 2027.
    Dukungan ini diwujudkan dengan menjamin ketersediaan
    pupuk bersubsidi
    serta kemudahan dalam penyalurannya kepada petani.
    “Harapan kami stok selalu tersedia. Petani tidak kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Tentunya program ketahanan pangan, swasembada pangan itu harus bisa tercapai,” ujar Senior Manager Pupuk Indonesia Wilayah Jawa Tengah dan DIY, Antonius Yudi Kristiyanto, saat ditemui di Gudang Penyimpanan Pupuk (GPP) Lini III Klaten, Jawa Tengah, pada Kamis (9/1/2025).
    Saat ini, stok pupuk bersubsidi di Gudang Lini III Klaten mencapai 3.500 ton, yang merupakan 210 persen dari ketentuan kebutuhan untuk Januari 2025.
    Sementara, kapasitas gudang tersebut adalah 7.000 ton.
    “Ini untuk melayani wilayah Klaten dan sebagian Boyolali,” ungkap dia.
    Antonius menjelaskan bahwa gudang tersebut melayani pendistribusian pupuk bersubsidi ke 153 kios di wilayah Klaten dan Boyolali.
    “Sudah dipermudah untuk penebusan pupuk bersubsidi saat ini,” katanya.


    KOMPAS.com/Labib Zamani Senior Manager Pupuk Indonesia Wilayah Jawa Tengah dan DIY, Antonius Yudi Kristiyanto mengecek stok pupuk bersubsidi di Gudang Penyimpanan Pupuk (GPP) Lini III Klaten, Jawa Tengah, Kamis (9/1/2025).
    Petani dapat menebus pupuk bersubsidi di kios-kios tersebut dengan menggunakan KTP, asalkan mereka terdaftar dalam elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK) yang terintegrasi dengan sistem informasi manajemen penyuluhan pertanian (Simluhtan).
    “Cukup menunjukkan KTP untuk bisa menebus pupuk bersubsidi,” tambahnya.
    Ada sembilan komoditas pangan yang mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi, yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, kakao, tebu, dan kopi.
    Alokasi pupuk bersubsidi yang disalurkan meliputi urea, NPK, dan pupuk organik.
    Harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi 2025 tetap sama seperti tahun lalu, yaitu urea Rp 2.250 per kilogram, NPK Rp 2.300 per kilogram, dan pupuk organik Rp 800 per kilogram.
    Antonius juga mengungkapkan bahwa realisasi pupuk bersubsidi 2024 untuk wilayah Jawa Tengah mencapai sekitar 73 persen, sedangkan di wilayah Klaten sekitar 85 persen.
    “Jadi serapan pupuk bersubsidi terhadap alokasi yang 9,5 juta itu masih tersisa. Tahun ini kami berharap yang kami sediakan dan dialokasikan bisa maksimal terserap melebihi tahun lalu,” ujarnya.
    “Kami sebagai operator yang ditugaskan siap menyalurkan pupuk bersubsidi yang sudah ditentukan pemerintah, dalam hal ini adalah Kementerian Pertanian. Apa pun nanti kebijakannya kita akan mengikuti. Yang jelas kami siap menyiapkan pupuknya dan mengikuti ketentuannya,” sambungnya.
    Sementara itu, Kepala Bidang Sarana, Prasarana, Penyuluhan, dan Pengembangan Usaha Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten, Erni Kusumawati, menyampaikan bahwa ada 80.927 petani di Klaten yang diusulkan mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi dengan luas tanam mencapai 101.364 hektar.
    “Usulan kita kemarin untuk Urea 26.165 ton, NPK 26.657 ton. Tapi untuk realisasi alokasi Urea kita hanya mendapatkan 22.500 ton, dan NPK-nya 16.250 ton,” kata Erni.
    Pihaknya mengingatkan para petani untuk menebus dan memanfaatkan alokasi pupuk bersubsidi sesuai kebutuhan.
    “Kami menyampaikan kepada teman-teman PPL dan juga petani untuk menebus sesuai dengan kebutuhannya, sesuai dengan rekomendasi yang sudah disampaikan PPL ke petani. Jangan berlebih penggunaannya,” ungkapnya.
    “Jika petani tidak memiliki kartu tani, mereka bisa menebus dengan KTP, tetapi syaratnya tetap harus terdaftar dalam kelompok dan masuk dalam e-RDKK,” tambahnya.
    Lebih lanjut, Erni menyampaikan luas baku sawah di Klaten sekarang sebanyak 30.680 hektar.
    “Target tanamnya memang untuk padi saja. Kita memang sekarang target di 2025 lumayan tinggi 91.000 luas tanam. Harapan kami dengan target yang tinggi itu nanti kebutuhan pupuk khususnya untuk tanamam padi itu nanti bisa tersalurlan semua,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Berburu Sarapan Gecok, Kuliner Khas Sumbawa Murah Langganan ASN 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Januari 2025

    Berburu Sarapan Gecok, Kuliner Khas Sumbawa Murah Langganan ASN Regional 15 Januari 2025

    Berburu Sarapan Gecok, Kuliner Khas Sumbawa Murah Langganan ASN
    Tim Redaksi
    SUMBAWA, KOMPAS.com
    – Empat pembeli tampak mengantri di lapak Ibu Uci di
    pasar Brang Biji
    , Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (15/1/2025).
    Mereka ingin menikmati
    gecok
    , kuliner khas Sumbawa yang terkenal dengan rasa gurihnya.
    Meskipun terletak di bagian belakang pasar, lapak tersebut tetap ramai dikunjungi, terutama oleh aparatur sipil negara (ASN) yang mencari sarapan.
    Gecok
    , yang biasanya disajikan dalam acara-acara adat seperti pesta perkawinan dan syukuran, juga menjadi pilihan populer untuk sarapan.
    Hidangan ini cukup dipadukan dengan nasi hangat, menjadikannya pilihan yang menggiurkan.
    Dengan harga yang terjangkau, yaitu Rp 6.000 untuk porsi kecil dan Rp 10.000 untuk porsi besar, gecok menjadi buruan banyak orang.
    Lokasi pasar Brang Biji yang strategis, hanya 300 meter dari kantor bupati Sumbawa, semakin menambah daya tarik kuliner ini.
    Ibu Uci, yang telah lama berjualan gecok dan pelu di pasar tersebut, menjelaskan bahwa resep gecok yang ia jual merupakan warisan keluarga.
    “Betul, resepnya diwariskan ibu saya. Gecok juga sangat diminati masyarakat Sumbawa,” ungkap Uci.
    Ia juga menekankan bahwa harga yang ditawarkan sengaja dibuat terjangkau agar semua kalangan bisa menikmatinya.
    “Benar, semua gecok harganya murah karena tujuannya agar laris dan enak di kantor sebagai menu sarapan,” tambahnya.
    Di pasar Brang Biji, terdapat tiga lapak yang menjual gecok, dengan keunikan masing-masing dalam hal rasa dan jenis jeroan daging sapi yang digunakan.
    Sementara itu, di pasar Seketeng, Kecamatan Sumbawa, Ibu Hasri juga menjual gecok dengan harga Rp 5.000 per porsi.
    “Saya mulai berjualan dari tahun 2013 sampai sekarang. Saya buka dari jam 6 pagi sampai sore di Pasar Seketeng,” kata Ibu Hasri.
    Selain gecok, Ibu Hasri menawarkan berbagai jajanan lainnya seperti serabi, getuk, lupis, putu ayu, agar-agar, sempol dan pelcing.
    Bahan-bahan untuk membuat gecok, seperti jeroan sapi, santan, wijen hitam, belimbing wulu, dan cabai, dapat dengan mudah ditemukan di pasar.
    Proses memasak gecok pun cukup sederhana.
    Pertama, panaskan minyak goreng dan tumis bumbu halus hingga harum.
    Masukkan santan dan irisan jeroan yang sudah matang, lalu aduk rata.
    Setelah itu, taburkan wijen hitam halus dan kasar, kemudian aduk kembali.
    Gecok siap disajikan setelah santan menyusut, dan irisan cabai dapat ditambahkan untuk meningkatkan cita rasa.
    Bagi yang tidak memiliki waktu untuk memasak, pasar tradisional di Kabupaten Sumbawa menjadi tempat yang tepat untuk berburu gecok.
    Penjual biasanya mangkal di pagi hari, dan jika datang siang atau sore, kemungkinan besar kuliner khas ini sudah habis.
    Namun, beberapa restoran juga menawarkan menu gecok, sehingga pembeli dapat mencari informasi dari kolega, warga lokal, atau melalui internet.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.